Anda di halaman 1dari 18

INTERPRETASI SEJARAH PERADABAN DAN KEBUDAYAAN ISLAM

Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Fitriyatul Hanifiyah, S.Pd.I, M.Pd

Disusun oleh :

Silvi Nadia Nur Wahdah (2103805091022)


Achmad Dhani Setiawan (2103805091023)
Nabila Safiroh (2103805091027)
Noval Kurniawan (2103805091030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayah nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul "Interpretasi Sejarah Peradaban dan
Kebudayaan Islam" mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.

Sholawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman ilmiah
seperti sekarang ini.

Tidak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Fitriyatul Hanifiyah,
S.Pd.I, M.Pd selaku dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah menyerahkan
kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan nya dengan tepat waktu.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
demi terciptanya makalah yang lebih baik untuk selanjutnya, Dan semoga dengan adanya
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jember, 16 September 2022

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................I
DAFTAR ISI..............................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah Peradaban Islam................................................................2
a) Pengertian Sejarah.....................................................................................2
b) Pengertian Peradaban................................................................................4
c) Pengertian Sejarah Islam...........................................................................6
d) Batasan Sejarah Peradaban Islam..............................................................7
e) Dasar Sejarah Peradaban Islam.................................................................8

B. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam............................................................9


a) Pengertian Kebudayaan............................................................................9
b) Kebudayaan Islam....................................................................................10
c) Contoh Kebudayaan Islam.......................................................................11
d) Masjid Sebagai Pusat Peradaban..............................................................12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran pendidikan agama Islam.
Yang dimaksud dengan sejarah kebudayaan Islam ialah studi tentang riwayat hidup
Rasulullah Saw, sahabat-sahabat dan imam-imam pemberi petunjuk yang diceritakan kepada
murid-murid sebagai contoh teladan yang utama dari tingkah laku manusia yang ideal, baik
dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial1.
Sejarah merupakan bagian penting dari perjalanan sebuah umat, bangsa, Negara,
maupun individu. Keberadaan sejarah merupakan bagian dari proses kehidupan itu sendiri.
Oleh karena itu tanpa mengetahui sejarah, maka proses kehidupan tidak akan dapat diketahui.
Melalui sejarah pulalah manusia dapat mengambil banyak pelajaran dari proses kehidupan
suatu umat, bangsa, Negara dan sebagainya. Diantara pelajaran penting yang dapat diambil
dari sejarah adalah mengambil sesuatu yang baik dari umat, bangsa dan Negara untuk
senantiasa dilestarikan dan dikembangkan.Sedangkan terhadap hal-hal yang tidak baik,
sedapat mungkin ditinggalkan dan dihindari2.2
Hari ini tidak akan ada tanpa hari kemarin, dan esok tidak akan hadir tanpa melalui
hari ini, begitulah sejarah tak pernah usai dan tak berujung sepanjang hidup manusia. Sejarah
tanpa manusia adalah bohong dan manusia tanpa sejarah adalah kemustahilan. Karena itulah
sejarah selalu membahas kehidupan manusia dimanapun ia berada.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Yang Dimaksud Sejarah Peradaban Islam?
2. Apakah Yang Dimaksud Sejarah Kebudayaan Islam?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Arti Sejarah Peradaban Islam
2. Untuk Mengetahui Arti Sejarah Kebudayaan Islam

1
Chabib Thoha, Dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Semarang: Pustaka Pelajar, cet II, 2004), h. 215.
2
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2011), h. 3.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERADABAN ISLAM


1) Pengertian Sejarah

Secara etimologi, kata sejarah dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu
yang dapat mengambil alih dari bahasa Arab yaitu kata syajarah. Kata tersebut masuk ke
dalam perbendaharaan bahasa Indonesia semenjak abad XIII, dimana kata itu masuk ke
dalam bahasa Melayu setelah akulturasi kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Islam.
Adapun macam-macam kemungkinan arti kata syajarah, adalah: pohon, keturunan, asal-usul,
dan juga diidentikkan dengan silsilah, riwayat, babad, tambo, dan tarikh3.

Akulturasi kedua antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Barat terjadi sejak
abad ke-XV. Akibatnya, kata sejarah mendapatkan tambahan perbendaharaan kata-kata:
geschiedenis, historie (Belanda), history (Inggris), histore (Perancis), dan geschicte (Jerman).
Kata history yang lebih populer untuk menyebut sejarah dalam ilmu pengetahuan sebenarnya
berasal dari bahasa Yunani (istoria) yang berarti pengetahuan tentang gejala-gejala alam,
khususnya manusia yang bersifat kronologis. Sementara itu, pengetahuan serupa yang tidak
kronologis diistilahkan dengan scientia atau science. Jadi, sejarah dalam perspektif ilmu
pengetahuan menjadi terbatas hanya mengenai aktivitas manusia yang berhubungan dengan
kejadian-kejadian tertentu (unik) yang tersusun secara kronologis4. Hal ini senada dengan
pengertian history is the past experience of mankind5 (sejarah adalah kejadian-kejadian masa
lampau yang terjadi pada umat manusia).

Secara harfiah, kata history yang diekuivalenkan dengan sejarah mengandung empat
pengertian, yaitu:
1. Sesuatu yang telah berlalu, suatu peristiwa, suatu kejadian;
2. Riwayat dari sesuatu yang telah berlalu, suatu peristiwa, suatu kejadian;
3. Semua pengetahuan tentang masa lalu;
4. Ilmu yang berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan6.
3
Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah sebagai Ilmu, Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1981. h. 1.
4
Ibid., dan Siti Maryam, dkk. (ed), Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta:
Jurusan SPI Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga dan LESFI, 2003), h. 4.
5
Encyclopedia Americana, jilid I4, U.S.A.: Grolier Educational, 2002, h. 226.
6
Sidi Gazalba, op. cit. h. 2.

2
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa sejarah mengandung
tiga pengertian: (1). Kesusasteraan lama: silsilah, asal usul; (2). Kejadian dan peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau; (3). Ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang
kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau serta riwayat7.

2) Pengertian Peradaban

7
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1952, h. 646.

3
Bila membahas peradaban maka tidak akan terlepas dari kebudayaan, karena antara
keduanya saling terkait dan tak dapat dipisahkan. Kata peradaban dan kebudayaan dalam
bahasa Indonesia sering dipahami sama artinya. Namun, dalam bahasa Inggris terdapat
pengertian yang berbeda dari kedua kata tersebut; yaitu civilization untuk peradaban dan
culture untuk kebudayaan. Dalam bahasa Arab pun terdapat perbedaan, yaitu kata tsaqofah
(kebudayaan), kata hadlarah (kemajuan), dan kata tamaddun (peradaban)8. Sementara itu,
Badri Yatim mengatakan bahwa “Peradaban Islam” merupakan terjemahan dari kata al-
Hadharah al-Islamiyyah (bahasa Arab) yang sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
dengan “Kebudayaan Islam”9.

Kata “kebudayaan” dalam bahasa Indonesia berasal dari kata Sangsekerta yang asal
katanya “budh” berarti akal, kemudian “budhi”, jamaknya “budhaya”, selanjutnya
mendapat awalan ke- dan akhiran -an, menjadi kata “kebudayaan”. Di samping itu, ada uraian
bahwa kata “kebudayaan” asal katanya: “budhi” dan “daya”. Budhi adalah kekuatan
rohani/batin dan daya adalah kekuatan jasmani/lahir.
Sutan Takdir Alisyahbana sebagaimana dikutip Jaih Mubarok, menjelaskannya
beberapa pengertian kebudayaan sebagai berikut: (a). Kebudayaan, suatu keseluruhan yang
kompleks yang terjadi dari unsur-unsur yang berbeda dan segala kecakapan yang diperoleh
manusia sebagai anggota masyarakat, (b). Warisan sosial atau tradisi, (c). Cara, aturan, dan
jalan hidup manusia, (d). Penyesuaian manusia terhadap alam sekitarnya, (e). Hasil perbuatan
atau kecerdasan manusia, (f). Hasil pergaulan atau perkumpulan manusia10.
Selanjutnya, Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menjelaskan bahwa
kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat
menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan (material culture) yang diperlukan oleh
manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat digunakan
untuk keperluan masyarakat.
Badri Yatim mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan hasil dari peradaban.
Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani mengungkapkan bahwa kebudayaan muncul dari suatu
peradaban (sekumpulan persepsi tentang kehidupan) tertentu. Peradaban tersebut muncul dari
suatu akidah tertentu yang khas11.

8
Siti Maryam, dkk, op. cit. h. 8.
9
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003. h. 1.
10
Jaih Mubarok. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. 2004, h. 2.
11
Taqiyuddin an-Nabhani. Peraturan Hidup dalam Islam. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah. 1993. h. 76.

4
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa definisi peradaban adalah
segala hasil kegiatan yang dilakukan oleh manusia, yang dipandang memiliki nilai tinggi
dalam kehidupan manusia. Contohnya adalah mesin tik ketika baru ditemukan dianggap alat
modern untuk menulis, kemudian komputer, dan kini laptop yang kemanfaatannya sangat
besar bagi manusia. Contoh lainnya adalah HP sebagai alat komunikasi merupakan
kelanjutan dari surat dan telefon kabel, kompor gas sebagai alat memasak merupakan
kelanjutan dari tungku dan kompor minyak tanah, mobil sebagai alat transportasi darat
merupakan kelanjutan dari dokar, sepeda, dan motor, dll.

3) Pengertian Sejarah Peradaban Islam

Setelah memahami pengertian sejarah, peradaban, dan Islam, kini dapat dirumuskan
bahwa pengertian Sejarah Peradaban Islam adalah segala peristiwa yang dialami manusia

5
pada masa lalu sebagai manifestasi atau penjelmaan kegiatan muslim yang didasari ajaran
Islam. Dengan demikian, peristiwa-peristiwa yang dialami umat Islam sejak lahirnya agama
Islam sampai sekarang merupakan kajian Sejarah Peradaban Islam.
Peristiwa-peristiwa yang dialami umat Islam dikaji secara keseluruhan, tidak hanya
membahas yang baik-baiknya saja, yang bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti
pembukuan al-Qur’an, pembangunan tempat-tempat ibadah, penemuan dan pengembangan
berbagai disiplin ilmu yang mencapai puncaknya pada masa Dinasti Abbasiyah, atau yang
lainnya. Namun, peristiwa-peristiwa negatif yang dialami umat Islam masa lalu seperti
terjadinya peperangan antar sesama umat Islam (perang Jamal dan perang Shiffin pada masa
Khalifah Ali Ibn Abi Thalib), pembunuhan dalam perebutan kekuasaan (Abu Abbas as-
Shaffah membunuh semua keturunan Dinasti Umayyah kecuali Abdurrahman ad-Dakhil),
peristiwa Mihnah pada masa pemerintahan Khalifah al-Ma’mun dari Dinasti Abbasiyah, dan
yang lainnya juga dibahas agar menjadi ibrah (pelajaran) bagi umat Islam di masa yang akan
datang.

4) Batasan Sejarah Peradaban Islam

Pembatasan terhadap bahasan materi Sejarah Peradaban Islam sangat diperlukan guna
kepastian dalam pengkajiannya. Adapun batasan Sejarah Peradaban Islam adalah sejak

6
agama Islam lahir yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. sampai dengan sekarang. Arab
pra Islam menjadi kajian pengantar untuk mengetahui situasi dan kondisi Arab sebelum
risalah Islam lahir. Kajian selanjutnya adalah masa Nabi Muhammad saw., Khulafaur
Rasyidin, Dinasti Umayyah, Islam di Andalusia, Dinasti Abbasiyah, Dinasti-dinasti Kecil,
Perang Salib, Tiga Kerajaan Besar, Dunia Islam Abad 19 dan 20, Gerakan Pembaharuan
dalam Islam, Islam di Asia Tenggara, dan Negara Islam pada Periode Modern.

Tentang Islam di Andalusia merupakan bagian dari Dinasti Umayyah sejak dikuasai
Islam sampai Muluk al-Thawaif dan Dinasti Abbasiyah ketika dikuasai oleh Dinasti
Murabithun dan Dinasti Muwahhidun. Adapun bahasan tentang Dinasti-dinasti Kecil
merupakan bagian dari Dinasti Abbasiyah karena dinasti-dinasti itu terbentuk ketika Dinasti
Abbasiyah berada pada masa kemunduran dan mereka masih mengakui Abbasiyah sebagai
pusat kekhalifahannya. Sementara itu, Perang Salib terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah dan
merupakan penyebab eksternal kemunduran Dinasti Abbasiyah itu.

5) Dasar-dasar Peradaban Islam

Umat Islam mencapai puncak keemasan pada masa Dinasti Abbasiyyah. Pada masa
tersebut, tumbuh dan berkembang berbagai bidang ilmu pengetahuan, baik ilmu agama

7
maupun ilmu umum tanpa adanya dualisme. Oleh karena itu, umat Islam memiliki peradaban
yang tinggi pada masa Dinasti Abbasiyah tersebut. Peradaban yang tinggi itu dihasilkan oleh
umat Islam setelah melewati perjalanan panjang sejak masa Nabi Muhammad saw.
Dasar-dasar yang merupakan pondasi umat Islam sehingga dapat menggerakkannya
untuk berkarya dalam kehidupan di dunia ini dan menghasilkan Peradaban Islam adalah:
1. Iman, merupakan keyakinan yang dimiliki setiap manusia. Rasulullah Muhammad saw.
sebagai peletak dasar, pembawa risalah Islam yang mengajak umat manusia menyembah
Allah swt. Berkat kegigihan perjuangannya dan rahmat Allah swt, beliau berhasil
menegakkan Islam, agama rahmatan lil ‘alamin, di muka bumi ini. Kini sebagian besar umat
manusia dari berbagai penjuru dunia telah memilih Islam sebagai anutannya. Dengan
keimanannya, umat Islam mengisi hidupnya dengan tuntunan ilmu.
2. Ilmu, merupakan pengetahuan yang dimiliki umat Islam yang bersumber pada al-Quran
dan al-Hadis. Dengan keuletan dan semangat berijtihad, menyebabkan timbulnya berbagai
macam ilmu pengetahuan terutama ilmu agama, filsafat, dan sain. Dengan ilmu-ilmu itu,
umat Islam mengekspresikan dirinya dan membaktikan hidupnya demi kemaslahatan umat
manusia.

3. Amal, merupakan sesuatu yang telah dihasilkan oleh umat Islam berdasarkan ilmu yang
dimilikinya. Sepanjang sejarah, umat Islam telah menjadi pelopor kemajuan peradaban dunia.
Hal ini terbukti dengan ditemukannya angka 0 (aljabar) oleh al-Khawarizmi yang sangat
berpengaruh pada percepatan perubahan dunia terutama kemajuan sain dan teknologi. Tokoh
lainnya seperti al-Razi dan Ibnu Sina ahli kedokteran, Jabir Ibn Hayyan ahli ilmu kimia, al-
Biruni ahli astronomi, Ibn Haitsam ahli optik, al-Khazini ahli fisika, Zamakhsyari ahli
geografi, dll.

B. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

1) Pengertian Kebudayaan

8
Kata “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Tetapi di
Indonesia masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “Kebudayaan” (Arab,
al-Tsaqafah; Inggris, Culture) dan “Peradaban” (Arab, al-Hadharah ;Inggris,
Civilization). Dalam ilmu Antropologi sekarang, kedua istilah itu dibedakan.
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud, (1)
wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks, ide-ide, gagasan, nilai
nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya, (2) wujud kelakuan, yaitu wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat, dan (3) wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil
karya.12

2) Kebudayaan Islam
Secara garis besar,defenisi kebudayaan islam dikelompokkan kedalam enam
kelompok sesuai dengan tinjauan dan sudut pandang masing-masing membuat

12
Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan (Jakarta:
Gramedia, 1985), hlm. 5.

9
defenisi. Kelompok pertama menggunakan pendekatan deskriptif dengan
menekankan pada sejumlah isi yang terkandung didalamnya seperti definisi yang
dipakai oleh tailor bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan yang amat kompleks
meliputi ilmu pengetahuaan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan
berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diterima manusia sebagai anggota
masyarakat.
Kelompok kedua menggunakan pendekatan historis dengan menekankan pada
warisan sosial dan tradisi kebudayaan seperti definisi yang dipakai oleh Park dan
Burgess yang menyatakan bahwa kebudayaan suatu masyarakat adalah sejumlah
totalitas dan organisasi dan warisan sosial yang diterima sebagai sesuatu yang
bermakna yang dipengaruhi oleh watak dan sejarah hidup suatu bangsa. Dari
berbagai tujuan dan sudut pandangan tentang definisi kebudayaan, menunjukkan
bahwa kebudayaan itu merupakan sesuatu persoalan yang sangat luas.

3) Contoh Kebudayaan Islam di Indonesia

10
Indonesia sebagai bangsa yang besar yang terdiri dari suku, agama maupun ras yang
beragam, tentu juga mempunyai beragam tradisi dan kebudayaan yang beragam pula.
Berbagai tradisi dan kebudayaan ini tentu ada sejara sendiri. 
Sebagai rakyat Indonesia yang beragama Islam, sepatutnya kita juga harus mengetahui
apa saja tradisi dan budaya Islam yang ada di Indonesia ini. Hal ini harus kita ketahui, agar
supaya kita tidak melupakan tradisi dan budaya Islam tersebut yang disebabkan oleh
banyaknya perkembangan tradisi atau budaya dari luar negeri yang saat ini berkembang
dengan begitu cepat dan pesat yang mulai masuk ke Indonesia. Dan juga dapat melestarikan
tradisi dan budaya Islam agar tidak hilang.
Hal ini sangat diperlukan agar kelak ketika kita sudah tua nanti masih bisa menceritakan
dan menjelaskan betapa pentingnya menjaga dan melestarikan sejarah tradisi dan budaya
yang ada di nusantara ini bagi generasi selanjutnya. Terutama, sebagai rakyat Indonesia yang
beragama Islam tentu sangatlah banyak sejarah tradisi dan budaya Islam yang mana sampai
saat ini masih diteruskan oleh generasi umat Islam sekarang hingga nanti.
Dari sekian banyak budaya dan tradisi Islam yang ada di Indonesia, ada beberapa budaya
lokal yang ada pada sebuah masyarakat masih merupakan bagian dari tradisi dan budaya
Islam. Tradisi dan budaya Islam di Indonesia terdiri dari berbagai macam seni. Mulai dari
kesenian dan budaya lokal itu sendiri, seni bangunan, seni ukir atau seni lukis, seni musik dan
seni tari, kemudian seni sastra atau aksara. Dan masih banyak lagi.
Berikut adalah macam-macam kebudayaan Islam yang ada di Indonesia :
1. Tradisi Tabot atau Tabuik
2. Kupatan atau Bakdo Kupat
3. Tradisi Grebeg: Grebeg pasa-syawal, grebeg besar, dan grebeg maulud
4. Grebeg besar di Demak
5. Tradisi halal bihalal
6. Kerobok Maulid di Kutai dan Pawai obor di Manado
7. Rabu Kasan di Bangka
8. Dugderan di Semarang
9. Hadrah
10. Sekaten di Yogyakarta13

4) Masjid Sebagai Pusat Peradaban Islam

13
https://www.kompasiana.com/hulaima1202/5ef6e636d541df1cf7139933/kebudayaan-islam-di-indonesia-
itu-beragam?page=all#section1 tanggal 18 Sep. 22

11
Masjid biasanya dipahami oleh sebagian besar masyarakat bahkan umat islam
merupakan rumah ibadah terutama untuk shalat. Masjid yang semestinya / idealnya memiliki
fungsi yang demikian luas daripada sekedar untuk kegiatan kegiatan ritual. Sejak awal
berdirinya masjid belum berpindah dari fungsi yang utama yaitu untuk melakukan shalat.
Namun perlu diketahui bahwa masjid pada zaman Rasulullah saw dimanfaatkan sebagai
pusat peradaban dan kebudayaan Islam. Nabi Muhammad saw menyucikan jiwa kaum
muslimin, mengajarkan Al Qur‟an, bermusyawarah dalam usaha menyelesaikan berbagai macam
persoalan umat Islam, membina sikap dasar umat Islam kepada orang-orang yang berbeda agama
dan suku, hingga meningkatkan kesejahteraan umat justru dilakukan di masjid. Hal ini artinya
segala usaha untuk mwujudkan kesejahteraan manusia baik lahir dan batin ketika itu
dilaksanakan di masjid.
Pada waktu Nabi Muhammad saw masih hidup, perpustakaan belum tersedia, tetapi
secara keseluruhan berdasarkan pada wahyu pertama sebagaimana termaktub dalam Al
Qur‟an yaitu surat al-„Alaq ayat 1-5, mengisyaratkan agar umat islam gemar membaca.
Membaca adalah pintu dibukanya ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca pada masa nabi
banyak dilakukan di masjid. Mereka yang berkeinginan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan memperdalam ilmu, maka masjid merupakan perpustakaan sekaligus sebagai gudang
ilmu (Gazalba, 1975: 119). Masjid berfungsi sebagai tempat sosial, yang dipergunakan
seperti hotel bagi seseorang sedang mengadakan perjalanan (musafir), hal itu juga pernah
dialami oleh seorang budak wanita yang baru dibebaskan, karena tidak memiliki rumah
kemudian ia mendirikan kemah di halaman masjid.
Fungsi masjid sebagai rumah ibadah dan lembaga pendidikan berjalan secara
harmonis, paling tidak dalam beberapa abad. Pada umumnya masjid dibangun sebagai tempat
ibadah, dengan fungsi akademis sebagai fungsi sekunder. Kemudian, tak jarang masjid di
bangun dengan niat awal sebagai lembaga pendidikan dengan tidak mengabaikan fungsinya
sebagai tempat ibadah, dengan bukti ada masjid yang diberi nama dengan nama-nama sarjana
yang biasa mengajar didalamnya, seperti Masjid al-Syafi'i, Masjid al-Syarqamani dan Masjid
Abu Bakar al-Syami.
Dalam hubungannya dengan pengembangan pendidikan Islam di Indonesia, sejak
awal penyebaran Islam masjid telah memegang peranan yang cukup besar. Kedatangan
orang-orang Islam ke Indonesia yang pada umumnya berprofesi sebagai pedagang, mereka
hidup berkelompok dalam beberapa tempat, yang kemudian tempat-tempat yang mereka
tempati tersebut menjadi pusat-pusat perdagangan. Di sekitar pusat-pusat dagang itulah,

12
mereka biasanya membangun sebuah tempat sederhana (masjid), dimana mereka bisa
melakukan shalat dan kegiatan lainnya sehari-hari. Memang tampaknya tidak hanya kegiatan
perdagangan yang menarik bagi penduduk setempat. Kegiatan para pedagang muslim selepas
dagang-pun menarik perhatian masyarakat. Maka sejak itulah pengenalan Islam secara sistematis
dan berlangsung di banyak tempat.
Awal penyebaran Islam tidak bisa terlepas dari jasa besar masjid, yang menjadi tempat
bertemunya ulama dengan masyarakat umum. Keterlibatan dua pihak yang saling bersepakat
untuk bertemu di sebuah tempat yang bernama masjid. Masjid sangat diperlukan, mengingat tidak
ada tempat yang lebih memadai dalam mewadahi proses itu. Bahkan dimasa lampau sebelum
dikenalnya sekolah dan lembaga lainnya, masjid itulah merupakan satu-satunya pusat kegiatan
pendidikan bagi penduduk pedesaaan.
Pada generasi awal muslim Indonesiapun, mulai dirintis melalui proses pendidikan Islam
di masjid. Merekalah yang nantinya membuka jalan baru dalam membentuk masyarakat muslim
di Indonesia dan menyebar sampai seluruh pelosok tanah air hingga terbentuknya kerajaan Islam
di Indonesia. Konsepsi tentang masjid tidak akan pernah berubah dari awal didirikan oleh
rasulullah saw sampai sekarang. Jika paradigma yang digunakan adalah al-Quran, maka masjid
yang didirikan berdasarkan taqwa tidak akan berubah dari tujuan dan misinya.
Lembaga pertama dan utama agama adalah masjid. Rasulullah memberikan fungsi kepada
masjid sebagai pusat peribadatan dan pusat kemasyarakatan. Masyarakat diatur dan merupakan
pejelmaan kebudayaan, maka masjid disamping pusat peribadatan juga menjadi pusat kebudayaan
(sidi gazalba, 1994 :395). Oleh karena itu idealnya masjid harus mampu mendatangkan dua
fungsi tersebut dalam kehidupan bermasyarkat. 14

14
Suparno, “ Keterkaitan Kebudayaan Islam Dengan Karakter Orang Jepang, “ 14.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kata agama dan kebudayaan merupakan dua kata yang seringkali bertumpang tindih,
sehingga mengaburkan pemahaman kita terhadap keduanya. Banyak pandangan yang
menyatakan agama merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi tak sedikit pula yang
menyatakan kebudayaan merupakan hasil dari agama. Hal ini seringkali membingungkan
ketika kita harus meletakkan agama (islam) dalam konteks kehidupan kita sehari-hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Chabib Thoha, Dkk. 2004. Metodologi Pengajaran Agama. (Semarang: Pustaka Pelajar)

Fatah Syukur. 2011. Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra)

Sidi Gazalba. 1981. Pengantar Sejarah sebagai Ilmu, Jakarta: Bhratara Karya Aksara

Ibid., dan Siti Maryam, dkk. (ed), 2003. Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga
Modern, (Yogyakarta: Jurusan SPI Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga dan LESFI)

Encyclopedia Americana, 2002. U.S.A.: Grolier Educational.

W.J.S. Poerwadarminta, 1952. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Badri Yatim. 2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jaih Mubarok. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Taqiyuddin an-Nabhani. 1993. Peraturan Hidup dalam Islam. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah.

Koentjaraningrat, 1985. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan (Jakarta:


Gramedia)

15

Anda mungkin juga menyukai