Anda di halaman 1dari 29

Sejarah Berdirinya Museum MPU Tantular Jawa Timur Pasca Kemerdekaan 1947-

1999

PROPOSAL PENELITIAN

Di Susun Oleh

Amar Zarkasy (121911433084)

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PRODI ILMU SEJARAH

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur alhamdulillah kehadirat allah swt. Yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian inj sebagai hasil penelitian di Museum Negeri Provinsi Jawa Timur Surabaya.

Yang mana penulisan penelitian ini berjudul “Sejarah Berdirinya Museum Mpu Tantular
Provinsi Jawa Timur pasca Kemerdekaan 1947- 1999” guna dalam menyelesaikan tugas
Proposal Penelitian.

Penulis menyadari akan keterbatasan, kemampuan, dan waktu yang ada, sehingga sajian yang
ada masih jauh dari dari sempurna. Untuk otu, segala saran dan kritik akan sangat diharapkan
demi kesempurnaanya.

Semoga dengan adanya proposal yang saya tulis ini agar kedepannya bisa bermanfaat
khususnya bagi Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya

2
Daftar isi

Kata Pengantar ...................................................................................... 2

Daftar Isi ................................................................................................. 3

Pendahuluan

Bab I

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................6

1.4 Manfaat Peneltian .............................................................................6

1.5 Tinjauan Pustaka............................................................................... 7

Bab II

1.6 Landasan Teori ................................................................................. 9

1.7 Metode Penelitian ............................................................................. 9

1.8 Sistematika Penulisan ....................................................................10

Bab III Metodologi Penelitian

A Definisi Konsep ...............................................................................15

B. Lokasi Penelitian .............................................................................15

C. Penentuan Sampel penelitian ......................................................15

D. Pengumpulan data........................................................................15

E. Analisis Data .................................................................................16

3
Bab IV Penyajian Dan Analisa Data

1. Sejarah Berdirinya Museum Negeri Mau Tantular .....17


2. Latar Belakang pemberian nama Mau Tantular..20
3. Struktur Organisasi Museum Mau Tantular............23

Bab V

Kesimpulan ...................................................................................26

Daftar Pustaka...............................................................................27

1.1 Latar Belakang Masalah

Derasnya pengaruh yang datang dari luar dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran dan

perubahan nilai nilai , norma sosial dan pandang hidup masyarakat. Untuk itulah perlu

adanya filter yang dapat menyaring dan mampu membedakan pengaruh budaya asing yang

positif dan negatif pengaruh positif k dapat kita serap demi memperkaya apa yang telah kita

miliki sementara pengaruh yang negatif harus kita tolak. Salah satu filteryang ampuh adalah

memelihara dan memperkembangkan nilai-nilai luhur yang dikandung dalam budaya lama

dan asli agar mampu menjadi pilar-pilar penyangga ketahanan budaya nii Salah satunya

Museum Provinsi merupakan salah satu unit pemaksaan teknis kebudayaan daerah

mempunyai peran yang sangat penting dalam melestarikan dan me per kembangkan nilai-

nilai luhur budaya bangsa seperti yang dimaksud diatas namun dalam kenyataan apresiasi

dalam masyarakat terhadap keberadaan museum sebagai pengelola benda-benda budaya

sangatlah rendah hal ini demikian dapat kita lihat dan sedikitnya jumlah pengunjung yang

berada di Museum Provinsi di Indonesia apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk

setempat akan semakin terasa memprihatinkan apabila dibandingkan dengan apresiasi

masyarakat negara lain, seperti di Amerika dan Eropa1

1
Drs. J. Matytaputy, “Pentingnya Museum Bagi Pelestarian Warisan Budaya Dalam Pembangunan” 2007

4
museum masih rendah ? Kita tidak menyalahkan masyarakat atau museum serpihak di

negara kita museum tidak di perkenalkan secara khusus melalui jalur pendidikan atau

tugasnya ilmu tentang permuseuman tidak ada dalam kurikulum pendidikan. Begitu juga

tidak ada lembaga-lembaga khusus yang mengajarkan materi permuseuman Media cetak dan

Media elektronik seperti televisipun sangat minim dalam menayangkan informasi museum

sehingga secara eksternal informal museum baik secara lisan, tulisa. Mapjn gambar masih

sangat kurang yang disadap oleh masyarakat. Mengacu dari fungsi museum pada tahun 1983-

1999 sebagai pembinaan pendidikan kesenian dan ilmu pengetahuan, maka peran museum

dalam proses pengembangan kebudayaan dirasakan oleh masyarakat belum begitu maksimal

pernyataan yang demikian ini harus dapat dimengerti karena pada kenyataannya masih

banyak masyarakat umum Maupun lembaga pendidikan enggan memanfaatkan museum

sebaik mungkin untuk menunjang kepentingannya sampai sekarang pun juga masyarakat

cenderung memandang museum sebagai tempat menyimpan benda-benda rongsokan/kuno

yang tidak berguna lagi dan dikelola oleh orang-orang yang berpaham konservatif. Demikian

juga apabila dilihat dari bentuk bangunannya ,gedung museum saat ini banyak yang bergaya

tradisional sementara disana sini banyak bermunculan bangunan tempat hiburan dan pusat

perbelanjaan,2

yang menggunakan gaya modern begitu juga teknik penyajian pusat hiburan dan

perbelanjaan relatif lebih menarik lagi daripada yang ditampilakn museum.

2
Buku Panduan Museum Jatim” Pentunjuk Singkat Museum Negereri Jawa Timur MPU Tantular” Jawa Timur 1976

5
Tema- tema pameran selama kurang mengangkat tema aktual sementara ditempat pusat

hiburan dan perbelanjaan berlomba-lomba untuk menyajikan kesenian/ hiburan yang lagi

“marak” menawarkan mode-mode yang trendy dan peralatan yang berteknologi canggih

kondisi yang kontras ini membuat masyarakat kurang tertarik untuk datang ke museum

sebagai contohnya museum Mpu Tantular. Meskipun tempatnya strategis ditengah kota

Surabaya yang besar yang sangat ramai, tetapi kepedulian masyarakat terhadap museum

sangat renda

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini secara umum

dapat dirumuskan sebagai berikut

Sejarah Berdirinya Museum Mau Tantular Provinsi Jawa Timur Pasca Kermedekaan 1947-

1999 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai pernanan wali koleksi

didalam meningkatkan sumber daya sejarah untuk disajikan pada museum negeri provinsi

jawa timur Mpu tantular surabaya disamping itu ingin mengetahui tugas-tugas apa saja yang

silakuka. Oleh para wali koleksi tersebut dalam penyajiannya .

1.4 Manfaat Penelitian

6
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan sesuai dengan

disiplin ilmu yang telah ditekuni

2. Bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa Universitas Airlangga prodi Ilmu Sejarah

diharapkan dapat memberikan apresiasi pengetahuan khususnya dalam bidang

permuseuman.

3. Dan juga khusus bagi kalangan umum, juga diharapkan penelitian ini dapat

memberikan wawasan baru dalam bidang permuseuman.

1.5 Tinjauan Pustaka

Buku yang ditulis oleh Mustadji yang berjudul “Pendayagunaan Museum sebagai Pusat

Sumber Belajar “Menurut R. Proyoga Kartamihardja istilah Museum berasal dari kata

Yunani Kuno Mouseion yang berarti bangunan suci atau kuil untuk dewi Mau se yaitu salah

seorang puteri dari dewa zeus yang dianggap sebagai dewi pelindung seni ilmu pengetahuan

sementara yang menehenai dewa Zeus diterangkan oleh Muhammad Yamin sebagai berikut

Para dewa Zeus berkendudukan di puncak gunung Olympus ; mereka hidup abadi tetapi

mempunyai sifat manusia yang baik yang sempurna ataupun yang buruk yang menjadi maha

dewa nya ialah Zeus yang menguasai bumi dan langit dan yang selanjut Badan Musyawarah

Museum Daerah istimewa Yogyakarta menerangkan bahwa dewa zeus dengan dewi

moemovue berputra sembilan yaitu: Dewi Cilo. Dewi pelindung ilmu sejarah, Dewi Enterpe,

Dewi pelindung dan penguasa seni musik Dewi Talio, Dewi pelindung dan menguasai seni

komidi Dewi Melphamone, Dewi yang menguasaai tragedi, Dewi Terpsischome, dewi

pelindung dan menguasai seni tari, seni rupa Dewi Erata , Dewi yang menguasai elegi (seni

syair dan rindu dendam)

7
Dewi Polyhemzie, Dewi yang menguasai dan pelindung seni puisi dan lirik, Dewi Uranie,

dewi yang menguasai ilmi filsafat, Dewi Galliope, dewi pelindung dan menguasai syair

pahlawan. (Muatadji,1996:1)

Selanjut nya buku yang di tulis Mustadji yang berjudul “Museum dan peawrisan Nilai-Nilai

Perjuangan” Marsudi S menerangkan bahawa : “Museum pertama-tama hanya merupakan.

Kamar Khasanah kepunyaan orang-orang kaya, para bangsawan, maha guru dari tiada

dipmaerkan kepada semua orang tetapi kepada yang memenuhi syarat ilmiah sementara itu

juga menurut H. Sprapto museum berarti “Candi untuk para Muse” dan menurut Habeyb,

Museum adalah “gedung tempat penyimpanan barang-barang kuno Hal serupa senanda

dengan yang diterangkan Adi Negoro yaitu tempat menyimpang barang yang lama-lama.3

dan aneh, asalnya candi muse, dan akhirnya diterngakan menurut Ensikolpedia indonesia

bahwa “Museum di jaman purba merupakan suatu ruangan yang di peruntukkan bagi dewi-

dewi kesenian.

Sejak jaman Raenaisance merupakan gedung yang memuat benda-benda mengenenai seni

ukir, seni pahat, dan mineralogi apabila diperhatikan pengertian museum tersebut diatas

dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa pada hakekatnya semua tidak jauh menyimpang dari kata

mousenion dan muse yaitu tempat pengabdian. Kepada ilmu dan seni dalam arti luas ilmu

yang mencakup tentang manusia, hasil karyanya dan alam sekitarnya.

Menurut dalam buku nya Edi Iriyanto” Pendayagunaan Sumber daya Lingkungan sebagai

upadaya peningkatan apresiasi masyarakat di museum MPu Tantular”dalam media

komunikasi museum "Nawasari Warta" Museum Negeri Provinsi Jawa Timur Mpu Tantular

3
Moh. Amir Sutaarga, “Pola Pembinaan dan Pengembangan Museum Jawa Timur dan Proyek Pembangunan
Permuseuman” Jawa Timur 1985-1998

8
Edisi IV februari 1997 juga di dalam buku tersebut dijelaskan bahwa museum sebagai

pendayagunaan dan bagi penelitian ilmu pengetahuan ataupun para ilmuwan dan juga tempat

belajar bagi para pelajar dan juga sebagai gudangnya ilmu pengetahuan menyimpan bend-

benda hasil kebudayaan dari masa lalu kemudian benda tersebut di interprasikan sehingga

menghasilkan sejarah dan juga ada salah satu kerja museum dalam penelitian ilmiah

mengumpulkan bahan-bahan kenyataan atau data dan fakta berupa benda-benda yang

dianggap termasuk ruang lingkup tujuan penelitiannya disamping itu juga museum

merupakan tempat tempat kerja para ilmuwan karyawan museum, tempat tersebut juga

terbuka bagi para sarjana, mahasiswa dan para murid yang mengadakan penelitian.

Dan juga didalam bukunya Moh Amir Sutaarga yang berjudul “pedoman penyelenggaraan

dan pengelolaan Museum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan”

yang menjelaskan tentang Konservasi yang dapat mencakup dua pe gertiab yaitu yang disebut

treatment part dan maintenance part treatment part adalah melakukan pekerjaan dalam hal

pemeliharaan,perawatan perbaikan serta penjagaan terhadap koleksi museum yang secara

langsung diserang oleh segala macam penyakit , sehingga obyek museum tersebut mengalami

kerusakan tidak hanya yang dimaksud koleksi saja tetapi juga gedung museum sendiri.

Sedangkan maintenance part adalah melakukan pekerjaan yang sama tetapi ditujukan kepada

lingkungan museum.

Dan juga didalam laporan Mustadji, yang berjudul” laporan hasil survai pengadaan koleksi

surabaya,1984/1985” yaitu ya g menjelaskan tentang peranan para petugas Museum dalam

hal ini wali koleksi di dalam meningkatkan sumber koleksi ini untuk saja. Yang dibutuhkan.

Oleh museum adalah tidak mudah. Hal ini juga dibuktikan dengan selektif nya para petugas

tersebut untuk memilih berbagai koleksi yang memang layak dan patut menjadi benda koleksi

museum, sebagaimana telah diterangkan dalam bab ini juga bahwa didalam memilih benda

yang akan dijadikan koleksi museum haruslah memenuhi syarat-syarat yang diantaranya

9
harus mempunyai nilai sejarah, dapat dijadikan dokumentasi, memiliki nilai keunikan, juga

merupakan barang langka dan harus dapat dijadikan sebagai sebuah monumen dengan

demikian tidak mudah bagi para Wali Koleksi untuk mendapatkan benda-benda koleksi untuk

dijadikan sajian didalam museum. Seperti apabila dalam hal-hal tertentu untuk mendapatkan.

Berbagai benda yang dianggap dapat memberikan nilai-nilai yang diungkapkan diatas

nampaknya juga pelaksana atau tugas museum khususnya tim koleksi dan tim pengadaan

koleksi pada museum Mau Tantular tidak segan-segan untuk selalu mengadakan kegiatan

survey ke daerah-daerah pelosok untuk mendapatkan berbagai temuan benda koleksi yang

sekiranya dapat menjadi kekayaan koleksi museum dapat bertambah banyak dan bernilai

sesuai dengan standart permuseuman.

1.6 Landasan Teori

Dalam pembahasan ini dalam si peneliti tersebut terpacu dalam pengertian museum yaitu

dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya semua tidak jauh dari menyimpang nya dari kata

mouseion dan muse , yaitu tempat pengabdian kepada ilmu dan seni dalam arti luas, ilmu

yang mencakup tentang manusia, hasil karyanya dan alam sekitarnya

Dan juga kali ini akan membahas tentanv museum yaitu sebagai badan yang tetap, museum

merupakan unsur penting dalam rangka menemukan dan memupuk saling pengertian antar

manusia. Menurut H. Suprapto diungkapkan bahwa museum adalah lembaga / badan yang

menhimpun ,merawat dan memamerkan dengan cara yang menarik benda-benda yang

bersifat kultural dan alamiah untuk maksud penikmatan dan studi sementara itu dijelaskan

lagi oleh Uka Tjandrasasmitra mengenai fungsi museum sebagai berikut: yaitu sebagai pusat

dokumentasi dan penelitian ilmiah, pusat penyaluran untuk umum, pusat penikmatan

kesenian, pusat perkenalan kebudayaan anatara daerah dan antar bangsa, obyek pariwisata,

media pembinaan pendidikan kesenian dan ilmu pengetahuan, suaka alam dan suaka budaya,

10
cermi sejarah manusia, dan kebudayaan, media untuk bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Dan apapun juga hal yang lain yang disampaikan oleh Suyonan

Wisnuwardhana yang mengutip penjelasan dari Daed Joesoef menerangkan bahwa museum

sebagai suatu lembaga hendaknya bener-bener berfungsi sebagai alat media pembinaan

pendidikan terutama sebagai alat peraga bagi sekolah-sekolah dalam pelajaran sejarah dari

uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi museum ialah sebagai lembaga/badan yang

menhimpun. Merawat dan memamerkan benda-benda yang bersifat kultural dan alamiah

untuk studi penikmatan.

Yang selanjut membahas dengan adanya perawan wali koleksi dalam menyajikan. Museum

yaitu dalam perencanaan permuseumab di indonesia adalah bagian policy pendidikan ke

udayaan nasional diharapkan museum sebagai media pendidikan dapat membantu masyarakat

untuk mencapai kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan karena museum dapat digunakan

sebagai tempat karyawisata bagi sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah

menengah atas benda-benda koleksinya merupakan salah satu bagian atau salah satu alat

peraga sejarah yang baik untuk mencapai tujuan kulikuler dijelaskan oleh Moh. Amir

Sutaarga bahwa peranan museum itu “serba guna” meskipun peranan museum serba guna

tetapi ada pokonya tidak menyimpang dari museum sebagai tempat ilmu pengetahuan dan

penikmatan dan juga bagai pernanan wali koleksi harus lebih aktif lagi adalah dengan cara

melakukan kegiatan pameran baik permanen yang bersifat permanen, acidental maupun

pameran keliling yang dikoordinir oleh seksi pembimbing edukatif yang intinya

masyarakatnya museum. Hal ini sangat diperlukan untuk mempublikasikan, sebagaimana

telah diungkapkan dan juga pada bab ini bahwa kegiatan pameran tersebut sengaja diadakan

tidak bersifat monoton menurut program tetap, melainkan berorientasi pada apresiasi

masyarakat apabila museum tidak memperhatikan dan memanfaatkan masyarakat maka akan

mengakibatkan secara lamabat laun masyarakat semakin tidak peduli kepada berbagai usaha

11
museum untuk melestarikan kekayaan budaya yang dimiliki bangsa indonesia ini. Dalam hal

ini peranan wali koleksi didalam mendukung kegiatan berbagai macan pameran tersebut erat

katanya dengan pengadaan koleksi sangat menguasai akan keberadaan benda-benda koleksi

Secara regristatif maupun fungsi dan deskriptif dari benda-benda koleksi yang dibutuhkan

adapun peridoe 1997/1998 kegiatan pameran yang dilakukan oleh museum negeri provinsi

jawa timur Mau Tantular telah mengadakan 5 (lima) yaitu pameran pada pekan budaya dan

pariwisata jawa timur di malang pada tanggal 10-15 juli 1997 dan yang kedua pameran yang

bersama museum sejawa yang berjudul “Busana panganten Tradisional se jawa” pada

tanggal 4-10 Aguatu 1997 yang diselenggarakan Ronggo Warsito semarang, dan yang ketiga

ialah pameran koleksi peninggalan masuknya islam si jawa timur tanggal 13-15 september

1998 gedung Grahadi surabaya dan yang keempat yaitu pameran seni rupa dan benda

purbakala tanggal 18-23 desember 1998 bertempat di taman budaya,, dan yang terakhir yaitu

pameran wayang yang diselenggarakan pada tanggal 18 februari – 19 maret 1998 diruang

pameran temporer museum Mpu Tantular.

yang selanjutnya membahasa tugas museum dalam menjalankan peranannya yang menjadi

tugas pokok dari museum yaitu mengumpulkan benda berdasarkan jenis dari museum itu

sendiri misalnya museum ilmu alam museum arkeologi dan sejarah museum seni rupa dan

sebagainya . benda-benda yang dapat disimpan dari dikumpulkan dalam museum harus

memenuhi syarat untuk dijadikan koleksi museum dengan memenuhi persyaratan yang telah

ditentukan, dan setelah itu dirawat agar benda koleksi dalam museum tetap bain sepanjang

masa harus dilindungi dan dirawat dari kerusakan-kerusakan jadi diusahakan supaya tetap

awet. dari tercegahnya segala kemungkinan permusnahan atau hilang, dan selanjutnya

dilanjutkan.4

4
Buku panduan Museum “Profil dan Koleksi Museum MPU Tantular” Jawa Timur1999

12
Mencatan benda-benda yang baru ditemukan maupun dimasukan ke dalam museum harus

diadakn pencatatan meliputi; umur benda selama ditempat, cara memperoleh penggalian,

pemberian, nama dan alamat yang ketempatan benda tersebut, tanggal pengambilan

benda,nama jenis benda ukuran benda, pencipta benda dll, dan dilanjutkan lagi meneliti

museum sebagai pusat penyidikan dan penelitian. Ilmu pengetahuan bagi para ilmuwan dan

tempat belajar bagi para pelajar sebagai gudang ilmu pengetahuan menyimpan hasil-hasil

kebudayaan.

Koleksi tersebut diatur dalam ruang pameran dalam museum diauaun sedemikan suka sehingga

pengunjung tertarik serta senang menikmatinya dan yang terkahir adalah menerbitkan hasil penelitian

penerbitan hasil penelitian adalah merupakan. Salah satu cara yang dilakukan oleh dinasmuseum

untuk mempopulerkan. Oleh mendidik masyarakat. Dengan diterbitkannya karya-karya ilmiah

terpopuler agar isi koleksi museum itu dapat dijangkau publik luar.

Yang selanjutnya tujuan museum menurut Nugrohi Notosusanto di kemukakam bahwa tujuan

museum adalah sebagai suatu lembaga sosial, museum bertujuan memberikan pembelajaran

kepada masyarakat sebagai sumber informasi, pendiskan, ilmu dan memberikan perubahan

suasana hati dan pikiran yang biasanya sibuk karena tugas sehari-hari ke dalam suasana lain

yang dan mengagumkan tentu saja berhasil atau tidaknya museum untuk mencapai tujuan

tersebut tergantung dari banyak faktor organisasi, tenaga, pengelolaan, penyajian, obyeknya,

tempat dan kondisi serta lingkungan museum itu sendiri, sarana lain, dan pembiyayaan.

Dan yang terakhirnya ialah membahas pengertian koleksi menurut Moh. Amir Sutaarga

koleksi museum mulai dari pengadaan pencatatan pengkajian dan pemanfaatannya adalah

pusat kegiatan penyelnggraan dan pengelolaan museum ditambahkannya bahwa koleksi

merupakan. Komponen utama dari seluruh komponen yang terdapat dalam jaringan sistem

tersebut tetapi sistem itu baru berfungsi bildegerakannya, Degerakannya oleh suatu sistem

lain sistem pemberian hidup dan gerak yanlkni sistem museum yang berupa suatu organisasi

13
yang komponen-komponennya terdiri dari seluruh staf dan karyawan museum. Adapun

kebijakan pengadaan koleksi menurut pengamatan Moh. Amir Surtaarga benda koleksi

museum ternyata melalui berbagai cara, ada yang datang sebagai kegiatan pengumpulan

dalam rangka kegiatan riset lapang, tetapi ada juga yang datang melalui pembelian ,

pemberian atau hibah, wasiat sebagai barang aitaan dari pengadilan dan mungkin juga

sebagai pinjaman kenijkan umum untuk pengadaan koleksi bagi museun-museun ilmu hayat,

museum ilmu arkeologi dan museum etnografi ialah menghimpun benda koleksi pada waktu

riset lapangan atau pada waktu diadakannya ekspedisi atau eksplorasi sedangkan koleksi

museum seni rupa mendatangkannya berdasarkan hasil koleksi museum dengan sistem

penilaian dan sistem norma yang menentukan cara seleksi dan kaidah sejarah seni rupa

demikian pula seleksi benda koleksi suatu museum teknologi penilaian dan kaidahnya berasal

dari sistem penilaian kaidah sejarah perkembangan teknologi.

1.8 Sistematika Penulisan

Dalam pembahasan penelitian yang berjudul “perkembangan tugas dan fungsi peranan wali

koleksi jawa timur sebagai lembaga pelestarian benda dalam meningkatkan sumber daya

sejarah dan budaya sebagai sajian museum tahun 1983-1999” diperlukan dengan tulisan

yang sistematis karena adanya tulisan sistematis hasil penelitian tersebut bisa mudah di

pahami dan mudah untuk di baca oleh si pembaca dan bisa tersusun rapi dalam melakukan

penelitian ini dan juga adapun beberapa bab yang sekiranya telah dijelaskan yang diatas

yaitu;

Bab 1 (satu) menjelaskan latar belakang ini menjelaskan tentang museum tersebut

mempunyai peran yang sangat penting bagi masyarakat yang mana museum tersebut

mengalami minimnya peminat dalam mengunjungi museum tersebut dan dilanjut lagi dengan

14
rumusan masalah yang sesuai dengan pertanyaan diatas, dan juga setelah perumusan masalah

di lanjut sebagai tujuan penelitian jadi di jelaskan kenapa apa tujuan nya untuk dalam sebuah

peneltian, dan ada juga manfaat dari hasil penelitian tersebut.

Bab 2 (dua) menjelaskan tentang landasan teori isi kata pengertian museum tujuan apa untuk

di telitinya dan di bab ini menjelaskan tentang adanya pengertian, fungsi,peranan, dan tugas

museum seperti apa terua melanjutkan yang tadinya pengertiannya museum dan pengertian

dalam koleks

Dilanjut lagi di bab 3 (tiga) yaitu menjelaskan tentang rumusan masalah yang sudah tertera

yang ada dalam isinya tersebut tentang penjelasan bagamaina peran wali koleksi dalam

menyajikan benda yang dapat disajikan museum dengan cara seperti apakah dia menyajikan

dan itu sudah di jelaskan di bab 3 ini.

Bab 4 menjelaskan penyajian data atau analisa data

Untuk di bab 5 menjelaskan tentang kesimpulan pada pembahasan proposal ini sehingga

jugaa dapat disimpulkan sehingga mudah dapat di mengerti.

Bab III
METODOLOGI PENELITIAN
Yang pertama yaitu, Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang mencoba
memaparkan data-data serinci mungkin sekaligus melakukan analisis terhadap data-data yang
diperoleh dan jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dari sifat populasi tertentu dengan tipe deskriptif
dicoba diidentifikasi variabel-varibel yang berpengaruh dan relevan untuk akhirnya dianalisis
adapaun mengenai tipe penelitian deskriptif ini beberapa para ahli mengemukakan

15
pendaptnya misalnya seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi bahwa penelitian
deskriptif bertujuan melukiskan keadaan obyek atau peristiwa tanpa maksud mengambil
kesimpulan yang berlaku secara umum pendapat lain juga mengemukakan bahwa penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya
tidak perlu merumuskan hipotesis.

A. Denifisi Konsep

yaitu untuk menghindari salah pengertian terhadap konsep yang ada dalam tulisan ini, maka
perlukirannya disini dikemukakan pengertian-pengertian / batasan-batasan akan konsep-
konsep tersebut wali koleksi adalah petugas / pelaksana yang mengumpulkan sumber daya
sejarah menjadi suguhan yang menjadi koleksi pada museum, baik untuk menjadi kekayaan
materialnya itu sendiri maupun untuk bahan permanen yang tujuannya untuk menjadi
pengetahuan orang banyak dan yang dimaksud dengan peranan wali koleksi sendiri adalah
suatu rangkaian perilaku yang teratur sebagai penyelenggaraan dan penanggung jawab utama
di bidang penyajian. Berbagai koleksi pada museum

B. Lokasi Penelitian

yaitu sesuai dengan topik dalam penelitian ini maka lokasi untuk penelitian ditentukan secara
purposive (berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian)
untuk keperluan tersebut maka ditetapkanlah” Museum Negeri Provinsi Jawa Timur”.

C. Penentuan Sampel

yang dipakai dalam penelitian ini dilakukan dengan cara snowball (bola salju yang
menggelinding) yaitu penelusuran informasi secara secara mendalam melalui tahap-tahap
tertentu. Sehingga akan terkumpul informasi yang semakin padat. Karena hal ini berkaitan
dengan prosedur memburu informasi sebanyak karakteristik elemen yang berkaitan dengan
apa yang di ketahui peneliti perlu “start” dari informan tertentu. Jadi dalam teknik ini dijaring
sebanyak mungkin i forman dari berbagai sumber, sehingga data yang di gunakan bukanlah
terletak pada derajar keterwakilan sampel melainkan justru pada informasi yang selengkap
mungkin oleh karena itu pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak tetapi yang ada yaitu
sampel bertujuan dalam singkatnya, untuk mendapatkan data kualitatif yang sesuai dengan
fokus penelitian jumlah informan ditentukan berdasarkan pertimbangan sperti mangan
informasi yang diperlukan, sehingga tidak ada lagi informasi yang dapat diharing atau mulai
terjadi pengulangan informasi atau informasi tersebut dirasa cukup untuk memenuhi

16
kebutuhan meng analisis maka tidak perlu lagi dicari informan. Dengan berdasarkan pada
pertimbangan -pertimbangan diatas maka sampe (informan) tidak ditentukan terlebih dahulu
tetapi di sesuaikan dengan perkembangan dilapangan.5

Pengumpulan Data

yaitu pengumpulan data dalam koleksi data merupakan rangkaian penting dalam proses
peneltian karena dengan data yang diperoleh kita mengolah dan menganalisisnya untuk
menghasilkan. Suatu laporan peneletian. Data yang dipakai dalam analisis data berasal dari
data primer dan data sekunder dalam peneltian kualitatif sumber data yang diperoleh melalui
wawancara langsung dengan pihak-pihak yang termasuk dalam jaringan “pelaksana
penyajian koleksi” dalam hal ini adalah aparat dan seksi koleksi serta kepala museum untuk
memperoleh data sekunder diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang berasal dari kantor
Pendidikan dan Kebudayaan bidang pembinaan Permuseuman Jawa timur. Dan buku-buku
penunjang yang merupakan studi kepustakaan.

D. Menganalisa Data

yaitu data-data tersebut yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kualitatif agar
dapat memberikan. arti jawaban terhadap masalah yang diajukan hingga dapat dirumuskan
simpulannya, dan dalan metode kualitatif ini tidak diteliti atau dihitung hal-hal yang
bersangkut paut dengan jumlah pengguna angka-angka.

5
Faisal,1990:4 “Buku Panduan Museum Mpu Tantular 1990

17
BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

A. Penyajian Data

Sejarah berdirinya Museum Negeri Mpu Tantular

Museum Negeri Mpu Tantular ini sebenarnya merupakan kelanjuta. Dari Stedelijk Historich
Museum Surabaya yang didirikan oleh Von Faber Usaha – Usaha Von Faver untuk
mendirikan Museum ini sebenarnya sudah dirintis Sejak 1922 Tetapi baru tahun 1933 usaha
Pendirian Museum ini bisa terwujud sedangkan pembukaan museum ini secara resmi
dilaksanakan pada 25 Juni 1837

Pada tanggal 30 aempetember 1935 Von Faber meninggal dunia kemudian museum ini
dikelola oleh yayasan Pendidilan Umum yang pada tahun 1964 Setelah kemerdekaan di
Ketua i yayasannya di pegang oleh Prof . Dr . M. Soetopo. Mengingat kurang mampunya
untuk Mengelola Museum tersebut maka terdapat inisiatif untuk menyerahkan kepada
pemerintah dalam proses penegerianya Yayasan Pendidikan Umum Tersebut maka dapat
inisiatif untuk menyerahkannya Kepada Pemerintah. Dalam prsoses penegerianya Yatasan
Pendidikan umun bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan terutama
kantor pembinaan permuseuman Jawa Timur adapun hasil yang dicapai adalah S. K Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 13 pebruari 1974 dengan upacara serah terima dari
R Banoe iskandar kepada Direktur Jenderal Kebudayaan Prif. Dr. I.B. Mantra Kemudia
tanggal 12 Agustus 1977 Museum Negeri Mpu Tantular di buka secara resmi oleh Gubernur
Jawa Timur Soenandar priyosudarmo.

Latar Belakang Pemberian Nama Mpu Tantupar


18
Pemakaian nama Mpu Tantular Terhadap Museum inj yaitu mempunyai latar belakang
sebagai berikut

a. Menampilkan seorang tokoh Pujangga yang termasyur pada jaman Kejayaan


Majapahit yang mengarang kitab Arjuna wiwaha dan sutasoma didalan kitab
sutasoma ini lah yang tercantum kata kata Bhineka Tunggal Ika yang sampai sekarang
dipakai semboyan oleh bangsa indonesia
b. Nama Mpu Tantular mengandung pengertian yang tersembunyi mendukung
pandangan hidup maha tinggi sesuai dengan tujuan agana yang dianutnya Mpu berarti
ibu yaitu titik pusat segala geraj daei pandangan hidup Tantular beraeti tertulari tak
terpengaruhi, tak menyimpang tak berubah tak tergoyangkan jadi tetap
mengkhususkan diri tetap tekun pada ahara. Agama untuk mencapai kehidupan yang
asli.Jadi Mpu Tantular adalah seorang pujangga jaman majapahit tempat segenap
masyarakat mengarahkan pengedengarannta dusuk mendampingi mengharapkan
waranugraha ajarab keagamaan yang dapat mengatur segala gerak dan pandangan
hidup masyarakat memiliki keteguhab hatu dan penuh kekhusukan seperti tercemin
dalam buky Sotasuma.

Struktur Organisasi Museum Mpu Tantular Berdsarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 093/0/1979, struktur organisasi Museum Negeri
Provinsi Jawa Timur Sebagai Berikut:

KEPALA

SUB. BAG TATA USAHA

19
3.1 Sub Bagian Tata Usaha Museum Negeri Mpu Tantupar

Sub bagian Tata Usaha di Museum Negeri Mpu Tantular Surabaya mempunyai pernana yang
penting dan mempunyai tugas yang cukup berat kelancaran pekerjaan tugas administrasi di
Museum ini juga tergantung Sun bagian Tata Usaha oleh sebab itu di Museum di tuntut
adanya administrasi yang cukup tertib.

Mengingat tugas dari sub bagian tata usaha yang cukup banyak demi kelancaran pekerjaan
yang di tanganu selain jabatan yang bersifat akurat masih diangkat lagi jabatan jabatan non
struktural yang mempunyai tugas dan bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan
jabatan non struktural ini terduru dari

 Urusan Kepegawaian
 Urusan Keuangan
 Urusan Dalam
 Urusan Perpustakaan
 Urusan Registrasi dan Dokumentaai Koleksi
1. Tugas dan Urusan Kepegawaian
 Melakukam urusan surat menyurat yang meliputi pengetikan, pengadaan, agenda,
ekspedisi, dan kearsipan,
 Menyusun usul informasi pegawai
 Mempersiapkan usul mutasi kepegawaian
 Mempersiapkan ujian dinas
2. Tugas urusan keuangan
 Menyusun rencana anggaran permintaan UUDP dan mengurus
pe.geluarannya

20
 Melakukan tata usaha pengurusan keuangan dan pertanggung jawab
pengguna keuangan
 Melakukan penyusunan gaji uang lembur dan honirarium
3. Tugas bagian urusan dalan
 Melakukan urusan barang perlengkapan yang meliputi perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian penggunaan perawatan investasi
 Melakukan urusan keamanan, ketertiban, kebersihan kantor
 Melakukan urusan kprotokolan penerima tamu dan upacara
4. Tugas Urusan Perpustakaan
 Melakukan Kegiatan pengaturan registrasi buku buku untuk koleksi non
koleksi
 Melakukan kegiatan penerimaan klasifikasi pelayanan dan pemeliharaan buku
perpustakaan
 Melakukan pengaturan penataan tempat penyimpanan dan administrasi
perpustakaan
 Melakukan kegiatan pengisian formulir buku induk koleksi
5. Kegiatan Registrasi dan dokumentasi
 Registrasi koleksi merupakan pencatatan koleksi dalam buku induk registrasi
yang memuat seluruh koleksi dengan melihat buku registrasi ini dapat
mengetahui jumlah koleksi secara keseluruhannya
 Yang perlu diperhatikan dalam registrasi ialah pencatatan koleksi dalan buku
registrasi pemberian nomor rwgitraai pada koleksi, pengisian kartu registrasi.
 Dokumen koleksi adalah keterangan tertulis rekaman suara rekaman visual
mengenai koleksi dan latar belakangnya tujuannya dokumentasi adalah
mengumpulkan identitas benda yang dapat dijadikan bahan pembuktian
kehadiran dan koleksi informasi yang diperlukan untuk penelitian dan
pameran.

3.2 Seksi Koleksi

 Seksi koleksi mempunyai tugas mengumpulkan meneliti dan mengelola


koleksi sejarah kebudayaan dan sejarah alam
 Pengumpulan koleksi ialah suatu kegiatan pengumpulan benda benda realita
atau pembuatan replika yang dapat dijadikan koleksi museum dan berguna

21
sebagai bahan pembuktian sejarah alam dan budaya manusia dan
lingkungannya adapun tujuan pengadaan koleksi adalah untuk menghimpun
memcatan melestarikan dan mengkomunikasikan benda benda bersejarah
alam dan budaya untuk kepentingan studi.

3.3 seksi konservasi preparasi

 Seksi konservasi dan preparasi mempunyai tugas melakukan konservasi


preparasi restorasi dan reprokduksi serta preparasi tata pameran

3.3 Kegiatan Konservasi

 Konservasi adalah suatu istilah yang sudah lazim bagi yang telah mendalami
nya Konservasi sangat erat hubungannya dengan museum , tugasnya
laboratorium konservasi itu harus ada karena diperlukan untuk menunjang
keselamatan koleksi museum ini khususnya, serta memberikan petunjuk
akan bahaya kerusakan yang akan datang dilingkungan benda benda itu.

3.4 Seksi Bimbingan Edukatif

 Seksi bimbingan mempunyai tugas melakukan kegiatan bimbingan metode


dan sistem edukatif kultural untuk pengenalan koleksi dalam rangka
menanamkan daya apresiasi dan penghayatan nilai nilai warisan budaya dan
ilmu pengetahuan serta melakukan publikasi tentang koleksi museum pada
hakekatnya Sekai bimbingan itu meliputi Bimbingan edukatif kultural dan
publikasi
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengumpulan Benda Koleksi Hasil Pembelian atau Pemberian Imbalan
 Benda benda koleksi yang berada pada museum Negeri Provinsi Jawa Timur
Mau Tantular Surabaya Sampai dengan tahun anggaran tahun 1997/1998
telah terkumpul sebanyak 12.961 buah dari berbagai jenis sementara itu dari
hasil pengumpulan benda koleksi khusus periode anggaran 1997 / 1998 telah
terkumpul sebanyak 289 buah yang seluruhnya didapat dari hasil pembelian
imbalan dan penyerahan dari pembinaan proyek Permuseuman Jawa Timur
Karena dalam periode ini tidak terdapat koleksi hasil hibah atau wasiat jadi
ini sesuai tabel berikut :

22
23
Nama/ Jenis Jumalah Keterangan

1. Arkeologi 44 Imbalan
2. Numismatika 17 Sda
3. Etnografika 74 Sda
4. Karemologi 13 Sda
5. Teknologika 4 Sda
6. Filologika 6 Sda
7. Geologika 50 Pembelian
8. Biologika 22 Sda
9. Historika 1 Sda
10. Gramaphon 1 Imbalan
11. Penutup kepala 1 Sda
penari wanita
cina
12. Seni rupa 6 Sda
13. Stesifika 48 Proyek pembina
permuseuman Jawa
Timur

Jumlah 289 6

Dari data tabel diatas tampak bahwa koleksi yang termasuk jenis etnografika lebih banyak
dari yang lainnya yaitu berjumlah 74 buah dengan nilai harga besar Rp. 9.746.500,- disusul
dengan jenis Geologika dengan jumlah koleksi sebanyak 50 buah dengan nilai sebesar

6
Sumber :Data Koleksi Museum Mpu Tantular 1998

24
2.155.000,- jenis koleksi Arkeologi sebanyak 44 buah dengan nilai Rp. 15.130.00,- Jenis
Koleksi Biologika Sebanyak 22 Buah dengan nilai Rp. 5.545.000,-jenis koleksi
Nurmismatika sebanyak 17 buah dengan nilai Rp. 857.000,- jenis koleksi keremologi
sebanyak 13 buah dengan nilai Rp. 9.245.000,- jenis filologika sebanyak 6 buah dengan nilai
Rp. 900.000,- seni rupa sebanyak 6 buah dengan nilai Rp. 935.000,- jenis Teknologi ka
sebanyak 4 buah dengan nilai Rp. Rp. 90.000,- Seni rupa sebangak 6 buah dengan nilai Rp.
18.100.000,- jenis Historika sebanyak 1 buah dengan nilai Rp. 375.000,- dan penutup kepala
Penari Wanita Cina sebanyak 2 buah dengan nilai 150.000,- yang apabila di total
seluruhannya berjumlah Rp. 75.315.500,- yang keseluruhannya dana biaya tersebut adalah
merupakan. Anggaran rutin museum sementara untuk benda benda koleksi yang berjumlah
48 buah adalah merupakan distribusi dari pembina Permuseuman Jawa Timur yang selalu
diterima Oleh museum Mau Tantular

2. Koleksi Dalam Penelitian dan Survei untuk mendapatkan Benda koleksi

Petugas museum dalam hal ini wali koleksi didalam meningkatkan sumber koleksi untuk
sajian yang dibutuhkan oleh museum adalah tidak mudah , hal ini dibuktikan dengan selektif
nya para petugas tersebut untuk memilih berbagai koleksi yang memang layak dan patut
menjadi benda koleksi museum sebagaimana telah diterangkan dalam bab ini juga bahwa
didalam memilih benda yang akan di jadikan koleksi museum adalah memnuhibsyarat syarat
yang diantaranya harus mempunyai nilai sejarah dapat dijadikan dokumentasi, memiliki nilai
keunikan juga merupakan barang langk, dapat dijadikan sebuah monumen.

Dengan demikian tidak lah mudah sebagai wali koleksi untuk mendapatkan benda benda
koleksi tersebut untuk dijadikan sajian didalam museum dari hasil survei tim pengadaan
koleksi yang pernah dilakukan di berbagi tempat seperti kabupaten ngawi kabupaten magetan
kabupaten ponorogo kabupaten pacitan kabupaten blitar telah ditemukan dalam penelitian
dan survei tersebut di masing-masing kabupaten. Dan dapat dilihat uraian sebagai berikut:7

Nama : Batu Tertulis

Jenis: Arkeologi

Jumlah : 1 buah

Lokasi : Watu Alang Kecamatan ngawi kabupaten Dati II Ngawi

7
Edi Cahyono Kuncoro, “Benda Pameran Museum dan Informasi Kebudayaan, Buletin Museum Negeri Provinsi
Jawa Timur Mau Tantular Media Komunikasi dan Informatika Museum” 5 February 1998

25
Nama Benda : Wayang Kulit

Jenis : Etnografi

Bahan : Kayu jati

Jumlah :100 buah

Lokasi : Desa Pandan sari Kecamatan Ngawi

Nama Benda : Wayang Thengul

Jenis : Etnografi

Bahan : Kayu

Jumlah : 6 buah

Lokas :i Desa ampel Kec Geneng kabupaten ngawi

Nama Benda : Piring

Jenis : Keramik

Bahan : Saladon

Jumlah : 1 Buah

Lokasi : Dk Timang desa waduk Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan

Nama Benda : Kendi

Jenis : Arkeologi

Bahan : Perunggu

Jumlah: 1 buah

Lokasi: Desa Kadipaten Kecamatan Babadan

Kabupaten Ponorogo

Nama Benda : Dasa Muka (Wayang)

Jenis : Etnografi

Bahan : Kulit

26
Jumlah : 1 Buah

Lokasi : Desa Wonongondi Kecamatan Kebon Agung Kabupaten Pacitan

Nama Benda : Spuier

Jenis : Arkeologi

Bahan : Batu

Jumlah : 1 Buah

Lokasi : Kali Lahar, Desa Sukerejo Kabupaten Blitar

3. Kegiatan Pameran Yang di lakukan Museum Negeri Provinsi Jawa Timur Mau
Tantular di Malang pada Tahun 1997-1998

Pameran pada pekan Budaya pariwisata Jawa Timur Malang tanggal 10-15 july tahun 1997

Pameran Bersama Museum se Jawa “ Judul Busana Penganten Tradisional se Jawa tanggal 4-
10 agustus 199+ di selenggarakan Ronggowarsito semarang.

Pameran. Seni Rupa dan Benda Purbakal tanggal 18-23 Desember 1997 bertempat di taman
budaya Pemare. Wayang tanggal 18 februari- 19 Maret 1998 diruang pameran temporer
Museum Mau Tantular.

Dari uraian diatas koleksi tidak sebatas mengumpulkan meneliti dan mengadakan survei serta
mendukung berbagai kegiatan pameran yang diselenggarakan pihak museum.

BAB V

KESIMPULAN

Museum merupakan suatu lembaga yang bersifat tetap tidak mencari keuntungan melayani
masyarakat dan pengembangan nya terbuka untuk umum yang memperoleh,
merawat,menghubungkan dan memarkan untuk tujuan studi pendidikan dan kesenangan
barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya karena keberadaan demikian tersebut

27
dapat dimengerti bahwa peranan yang penting dalam museum adalah mengkomunikasikan
Benda-benda budaya yang dipamerkan. Tersebut pada masyarakat luas .baik pendidikan.,
penelitian maupun untuk kepentingan sekedar kesenangan semata.

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat jendral kebudayaan Proyek Pembinaan


Permuseuman Jakarta pedoman Pemeliharaan dan pemugaran bangunan museum jakarta
1991/1992

Bagian proyek pembinaan permuseuman jawa timur, seri mengenal koleksi museum negeri
provinsi Jawa Timur MPu tantular surabaya 1996/1997

Edi Iriyanto, “Pendayagunaan Sumber daya Lingkungan sebagai upadaya peningkatan


apresiasi masyarakat di museum MPu tantular dalam media komunikasi museum
"Nawasari Warta" Museum Negeri Provinsi Jawa Timur Mpu Tantular Edisi IV februari
1997

Mustadji,”Pendayagunaan Museum Sebagai Pusat Sumber Belajar”, Makalah Ceramah


Pada Museum Negeri Provinsi Jawa Timur Mpu Tantular 20 Maret 1996

Mustadji, “Museum dan Pewarisan Nilai - Nilai perjuangan "Ceramah Pada Museum
Negeri Provinsi Jawa Timur 10 November 1997

Mustadji, Proyek Pembangunan Permuseuman Jawa Timur, Pola Pembinaan dan


Pengembangan Museum Jawa Timur Surabaya 1985/1986

Edi Cahyono Kuncoro, “Benda Pameran Museum dan Informasi Kebudayaan, Buletin
Museum Negeri Provinsi Jawa Timur Mau Tantular Media Komunikasi dan Informatika
Museum” 5 February 1998
Moh. Amir Sutaarga, “pedoman penyelenggaraan dan pengelolaan museum depaertemen
pendidikan dan kebudayaan direktorat jenderal kebudayaan proyek pembinasaan
Permuseuman” jakarta, 1997/1998

Nugroho Notosusanto, “laporan Hasil Survey pengadaan koleksi Surabaya” 1984/1985

28
29

Anda mungkin juga menyukai