Anda di halaman 1dari 20

IaMAKALAH SEJARAH INDONESIA DAN DUNIA

“Pengantar Sejarah”

Dosen Pengampu : Amalia Taufik. S. HUM, MA

DISUSUN OLEH

Kelas 7/B kelompok 1

Etik Agustiana :(200106040)

Sasua Septia Parina Nazira :(200106048)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH


DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Sejarah Indonesia dan Dunia ini dengan judul “Pengantar Sejarah” dengan baik dan
tepat waktu meskipun jauh dari kata sempurna.

Sholawat dan salam tak lupa pula penulis sampaikan atas junjungan alam
Nabi Muhammad S.A.W. yang telah mempelopori perbaikan akhlak di zaman jahiliyyah
dahulu sehingga penulis saat ini bisa hidup di zaman yang bisa membedakan antara baik
dan buruk, salah dan benar.

Tak lupa pula penulis haturkan terimakasih kepada ibu Dosen yang telah
memberikan kesempatan untuk menulis makalah Sejarah Indonesia dan Dunia
Pembelajaran. Penulis sadar, dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulisan
makalah di kemudian hari.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................2

Daftar Isi........................................................................................................3

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................5

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Sejarah.................................................................................5
B. Manfaat dan Fungsi Sejarah..................................................................6
C. Teori -Teori Sejarah...............................................................................7
D. Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni............................................................12
E. Ilmu Bantu Sejarah..............................................................................12

BAB III Penutup


A. Kesimpulan ......................................................................................17
B. Saran ................................................................................................17
Daftar Pustaka............................................................................................18

3
Bab 1
Pendahuluan
A.Latar Belakang

Mengapa suatu bangsa atau masyarakat mengangkat sejarah sebagai satu


bagian proses edukasi, baik secara formal maupun informal? Ada banyak jawaban
dari pertanyaan ini. Jawaban yang sering dikemukakan adalah: pertama, bahwa
sejarah diajarkan sebagai sarana pewarisan budaya dalam rangka proses sosialisasi
dan enkulturasi untuk mewujudkan penumbuhan jati diri generasi baru (generasi
penerus). Kedua, pengajaran sejarah merupakan sumber nilai dan arena itu
memberikan “moral precepts” yang mengatur dan mengikat kelakukan kelompok
sehingga integritas kelompok terjamin kelangsungannya. Ketiga, pengajaran sejarah
sebagai media penting untuk memahami masa lampau sebagai landasan timbulnya
pengertian/pemahaman akan masa kini yang sekaligus menjadi bekal menghadapi
masa yang akan datang

Landasan berpikir seperti di atas mengundang keragu-raguan di kalangan


sejarawan. Dalam kerangka berpikir seperti ini sangat dimungkinkan muncul
kecenderungan pemujaan yang berlebihan terhadap masa lampau yang pada
gilirannya memberi peluang bagi kekaburan realitas sejarah demi kepentingan masa
kini. Pengaburan seperti ini bisa mendorong generasi baru hanya terpesona masa
lampau tanpa pernah berpikir secara kreatif merencanakan bangunan masa depannya.
Seyogyanya pengajaran sejarah mengedepankan pengembangan kemampuan nalar.

B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sejarah ?
2. Apa saja manfaat dan fungsi sejarah?
3. Apa saja teori-teori sejarah?
4. Apa yang dimaksud dengan sejarah sebagai ilmu dan seni ?
5. Apa saja ilmu bantu sejarah?
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sejarah.
2. Untuk mengetahui manfaat dan fungsi sejarah.

4
3. Untuk mengetahui teori-teori sejarah.
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan sejarah sebagai ilmu dan seni.
5. Untuk mengetahui ilmu bantu sejarah.

5
Bab II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab (‫ةرجش‬: šajaratun) yang artinya pohon.
Dalam bahasa Arab, kata sejarah disebut tarikh (‫) خيرات‬. Adapun kata tarikh dalam
bahasa Indonesia artinya waktu. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu
historia yang berarti ilmu. Dalam bahasa Inggris berasal dari history, yakni masa
lalu. Dalam bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte,
yang berarti yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.1
Sartono Kartodirdjo yang dikutip Haryono berpendapat bahwa Sejarah
menceritakan kejadian dengan membuat kembali peristiwa tersebut secara verbal. 2
Sedangkan Daniel dan Banks berpendapat bahwa sejarah adalah kenangan
pengalaman manusia. Sedangkan Banks berpendapat bahwa kejadian di masa lalu
adalah sejarah dan sejarah adalah aktualitas.3
M Yamin berpendapat bahwa Sejarah adalah ilmu yang berhubungan dengan
cerita sebagai hasil penafsiran kejadian masa lalu. Gustafson berpendapat bahwa
Sejarah merupakan puncak gunung pengetahuan manusia.4Sedangkan Benedetto
Croce berpendapat bahwa sejarah merupakan rekaman kreasi baik teoritikal maupun
praktikal. Baverley Southgate berpendapat bahwa sejarah didefinisikan sebagai
“studi tentang peristiwa di masa lalu.
Pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut
waktu dan peristiwa. Oleh karena itu masalah waktu penting dalam memahami
peristiwa, sejarawan cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodisasi.
Sejarah, babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lalu atau silsilah,

1
Tengku Iskandar, Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka,(Kuala Lumpur : 1996) hlm. 1040.
2
Hariyono. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. (Jakarta : Pustaka Jaya, 1995), hlm. 121
3
Garraghan, Gilbert J. Pendekatan A Guide to Historical Method East Fordham Road, (
New York : Fordham University Press : 1996). hlm 6.
4
Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. (Yogyakarta : Bentang : 1995). Hlm. 33.
6
terutama bagi raja-raja.5

B. Manfaat dan Fungsi Sejarah


Adapun manfaat sejarah adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kesadaran waktu, kesadaran waktu yang dimaksud ialah kehidupan
dengan segala perubahan, pertumbuhan, dan perkembangannya terus berjalan
melewati waktu.
2. Memberi Pelajaran. Peristiwa sejarah pada masa lalu, baik yang positif maupun
negatif dijadikan hikmah.
3. Sumber Inspirasi. Inspirasi berarti memberikan semangat yang berkaitan dengan
sejarah tentang semangat nasionalisme dan patriotisme. Dapat juga dikatakan
sejarah berfungsi untuk menumbuhkan semangat nasionalisme, cinta bangsa dan
tanah air.6
Adapun fungsi sejarah adalah sebagai berikut:

1. Secara unik dapat memuaskan rasa ingin tahu tentang orang lain, tentang kehidupan
para tokoh/pahlawan, perbuatan, dan cita-citanya dan juga dapat membangkitkan
kekaguman tentang kehidupan manusia masa lampau.

2. Melalui pengajaran sejarah dapat dibandingkan kehidupan zaman sekarang dengan


masa lampau.

3. Melalui pengajaran sejarah dapat diwariskan kebudayaan umat manusia.

4. Lewat pengajaran sejarah di sekolah-sekolah dapat membantu mengembangkan


cinta tanah air di kalangan para siswa.7

5. Sebagai sumber pengetahuan. Sejarah (sebagai kisah) merupakan media untuk


mengetahui masa lampau, yaitu mengetahui peristiwa-peristiwa penting dengan
berbagai pemasalahannya.

6. Sebagai ilmu terbuka, artinya siapa saja dapat mengaku sebagai sejarawan secara
syah asal hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sebagai ilmu dan sejarah
menggunakan bahasa sehari-hari serta tidak mengunakan istilah teknis.8

5
Tengku Iskandar, Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka,( Kuala Lumpur : 1996) hlm. 1041
6
Zaki.. Menggali Sejarah Menimba Ibrah. (Mataram : Arga Puji Press : 2007), 171.
7
Carr E.H., What Is History. (London : Pelicon Book : 1965). Hlm. 99.
8
Taufik Abdullah, dan Abdurrahman S (ed.). Ilmu Sejarah dan Historiografi. Arah dan
Perspektif ( Jakarta: Gramedia : 1983). Hlm. 65.
7
7. Sebagai cara mengetahui masa lalu. Bangsa yang belum mengenal tulisan
mengandalkan mitos dan bangsa yang sudah mengenal tulisan biasanya
mengandalkan sejarah.9

8. Sebagai pernyataan pendapat. Banyak penulis sejarah menggunakan ilmunya untuk


menyatakan pendapat. Misalnya, di Amerika Serikat ada dua aliran yang sama-
sama menggunakan sejarah untuk menyatakan pendapat, yaitu consensus dan
konflik.10

C. Teori-Teori Sejarah

Teori merupakan unsur esensial dari semua disiplin ilmu pengetahuan dimana
dalam mengkaji sebuah fenomena empirik karena berlakunya teori akan menjadi hokum
absolut terhadap fenomena yang diteliti oleh disiplin ilme tersebut.

Dalam ilmu sejarah persoalan teori di perdebatkan sangat sengit dari berbagai
aliran, terutama dari aliran emppirisme dan idealism, khusunya mengenai penerapan hukum
umum (generallaw), dan teori generalisasi (generalizing theory ). Adanya kontrofersi dari
dua aliran ini berimplikasi pada sedikitnya teori-teori sejarah yang dihasilkan.

1. Teori Gerak Siklus Sejarah ( Ibnu Khaldun 1332-1406 )

Ibnu khaldun lahir di tunisiah 1332 M, beliau merupakann filsuf islam dan
sekaligus penggagas pertama teory gerak siklus sejarah dalam bukunya al muqaddima ibn
khadun dengan pokok-pokok pikiran sebagai berikut :

a. Kebudayaan adalah masyarakat yang memiliki landasan diatas hubungan antara


manusia dengan tanah di satu sisi serta hubungan manusia dengan manusia dengan
manusia lainaya di sisi yang lain yang menimbulkan upaya mereka untuk
memecahkan kesulitan-kesulitan lingkungan serta mendapatkan kesenangan dan
kecukupan dengan membangun industry, menyusun hukum dan menertibkan
transaksi.

b. Kebudayaan tersebut berkembang di semua bangsa mellalui empat fase yakni;

 Fase Primitif dimana manusia pada mulanya masih berkehidupan sederhana


dan nomaden kemdian berkembang membentuk kelompok social yang
9
Ibid., hlm. 66.
10
Adam W. Asvi. Seabad Kontroversi Sejarah. (Yogyakarta : Ombak : 2007). Hlm. 89.
8
terdiri dari beberapa kelompok social pada proses ini timbul keinginan dari
kelompok yang satu ke kelompok yang lainya untuk menguasaiya dan
proses penguasaan ini sangat di tentukann oleh kekuatan utuk bertahan dan
menghancurkan.

 Fase Urbanisasi. pada fase ini menusia setelah mampu menguasai kelompok
lain maka di mulailah proses pembangunan dan perkemabngan
kebudayaanpun semakin meju dan terjadi pembangunan yang terus menerus
dan berkelanjutan khususnya di kota-kota.

 Fase Kemewahan. pada fase ini merupakan puncak dari pembangunan tadi
dengan beberapa indikator, seperti ketangguhan mempertahankan diri,
memperoleh kemewhan dan kekayaan, keinginan untuk hidup bebas, serta
mengejar nafsu kepuasan dan kesenangan.

 Fase Kemunduran Dan Kehancuran. Pada fase kelalaian pada urusan


kerajaan dan Negara serta kemasyarakatanya mempengaruhi proses
kemunduran dan menandai adanya ketidak mampuan mempertahankan diri
dari serangan kelompok dan Negara lain.11

2. Teori Daur Cultural Spiral Giambastita Vico (1668-1744)

Menurut teorinya Giambastita Vico membagi sejarah kedalam tiga periode yakni
sebaga berikut :

a. Periode para dewa. Pada periode ini manusia manusia percaya bahwa manusia di
kendalikan oleh kekuatan yang berada di uar dirinya, yakni tuhan. Pada periode ini
manusia cenderung berpikir abstrak dan irrasional dimana mitos dijadikan
pandangan hidup untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Pada periode ini
manusia da individu-individu yang di anggap bisa berkomunikasi dengan tuhan,
mereka inilah yang di aklamsikan menjadi penguasa dalam kehidupan masyakat
tersebut.

11
Ahmad Syafii Maarif. (1996) Ibn Khaldun Dalam Pandangan Penulis Barat dan Timur (Jakarta:
Gema Insani Press,1996) hlm.23
9
b. Periode kepahawanan. Pada periode ini individu yang dianggap istimewah tadi
kehilangan kekuasaanya dikarenakan obsolutnya penguasaan mereka dan sering
menimbulkan ketidak adilan, hal ini kemudian menjadi dasar perubahan pola pikir
masyarakat dari yang abstrak ke sesuatu yang material dimana masyarakat mulai
menuntut adanya system politik yang bersifat manusiawi bukanlah dewa.

c. Periode manusia. Pada periode ini seiring dengan pperkembangan pemikiran


manusia yang material tadi maka kemudian berkembanlah penegtahuan untuk
menciptakan lingkungan persemakmuran dan struktur organisasi yang jelas dalam
bentuk Negara dan kerajaan.12

3. Auguste Comte (1798-1857)

Auguste Comte dilahirkan di prancis pada tahun 1789 M, pemikiran auguste comte
tentang sejarah ialah menempatkan sejarah sebuah hokum untuk memahami hukum-hukum
dinamika sosial dimana sejarah akan mampu menjelaskan proses perkembangan
masyarakat dari waktu ke waktu. Aguste comte merumuskan hukum – hukum
perkembangangan sejarah manusia menjadi stadia yakni :

a. Theologi. Menurut comte manusia merupakan mahluk yang memiliki naluri


ketuhanan dimana pada proses perkembanganya manusia meyakini adanya sebuah
kekuatan supranatural yang di tempatkan pada semua aspek kehidupan di dunia dan
merupakan asal dan tujuan dari kehidupanya, dimana masyarakat primitive
mempercayai bahwa benda-benda yang ada masing-masing mmemiliki kekuatan
supranatural (fetisisme), pada proses selanjutnya pemahaman supranatural mereka
berkembang dengan mempercayai bahwa semua hukum-hukum alam seperti
matahari, air, api, dll itu masing-masing ada yang mengaturnya (politeisme), titik
terakhir kepercayaan manusia yakni dengan mengakui tuhan yang satu yakni
(monoteisme).

12
Biyanto. (2004). Teori Siklus Peradaban Perspektif Ibnu Khaldun, (Surabaya:

Lembaga Pengkajian Agama dan Masyarakat,2004) hlm.45

10
b. Metafisik. Pada tahap ini merupakan peraliihan pemahaman manusia dari bentuk
yang supranatural ke dalam bentuk hukum-hukum alam yang abstrak dan benar-
benar melekat pada semua benda-benda dan menghasilkan semua gejala. Akal budi
merupakan fakultas utama untuk menjeaskan dan fenomena-fenomena abstrak dari
hukum-hukum alam tersebut.

c. Positifistik. Proses pencarian asal usul kehidupan yang dimulai dengan kepercayaan
yang supranatural dan berkembang ke yang abstrak tadi, maka kemudian pada tahap
ini proses pencarian kebenaran mengenai asal usul dan tujuan manusia yang di
tempatkan pada yang absolut tadi berubah dan manusia mulai menempatkan sebuah
kebenaran yang absolute dan hukum-hukum yang tetap tadi pada data empirik dan
rasionalitas manusia.

4. Karl Marx.

Karl Marx merupakan seorang filsuf terkenal dengan dialektika materialismenya


beliau lahir di jerman pada tahun 1818 M. menurut marx perkembangan masyakat dan
sosial akan sangat bergantung pada pola perekonomianya maka kemudian lahirlah teori
kapitalisme, sosialisme dan komunisme.

Perkembangan masyarakat dalam pandangan marx dapat dibagi ke dalam lima


tahap yakni primitive, kuno, feudal, kapitalis dan komunis.

a. Masyarakat primitive dalam pandangan marx pola perekonomianya bersifat


komunal dan berdasarkan atas kepemilikan bersama, dalam memenuhi kebutuhan
perekonomianya pekerjaan kolektif dalam berburu dan mengumpulkan makanan
dilakukan secara bersama.

b. Masyarakat kuno. Menurut marx pola perkembangan masyarakat primitive tersebut


kemudian berkembang yang namanya proses produksi dan perdangan, seiring
berkembangya produksi maka sedikit demi sedikit dibutuhkan pekerja yang
kemudian terbentuk system perbudakan.

c. Masyarakat feodal. Menurut karl marx masyakat feodal ini lebih dulu lahir di desa,
seiring dengan produksi pertanian maka kemudian terciptalah tuan- tuan tanah dan
proses perkembangan perbudakan semakin berkembang.
11
d. Masyarakat kapitalis. Perkembangan masyakat yang di pengeruhi oleh dinamika
perekonomian tadi, kemudian memberikan memberikan ruang yang besar bagi
kaum-kaum saudagar untuk memproduksi barang sebanyak mungkin dan
menyediakan tempat kerja bagi kaum-kaum budak dan buruh tadi, maka kemudian
lahirlah kelas – kelas sosial yakni kelas borjuis dan kelas buruh, pada tahap ini
mulai timbulah kesenjangan sosial akibat adanya kelas sosial tadi, dimana
terjadinya penguasaan yang besar dalam tatanan perekonomian masyarakat.

e. Masyarakat komunis. Masyarakat komunis ini lahir seiring dengan berkembangnya


kaum kapitalis tadi, dimana kesenjangan sosial akibat dominasi kaum bojuis dan
kelas – kelas sosialnya, maka kemudian lahirnya komunisme ini untuk meawan
kapitalis dan menghapus kelas- kelas sosial yang di ciptakan tadi.

5. Oswald Spengler.

Menurut Oswald Spengler sejarah merupakan serangkaian peristiwa dari


kebudayaan yang transformasinya tak berkesudahan, dimana menurutnya dari semua
kebudayaan yang ada pasti mengalami berbagai fase seperti hanya manusia, tumbuhan,
waktu, bahkan musim pasti akan melalui empat fase tersebut.

Kebudayaan. Menurut Oswald Spengler empat fase yang akan di lalui oleh
kebudayaan itu sendiri ialah pertumbuhan yang merupakan proses awal lahirnya
kebudayaan tersebut, perkembangan, kejayaan dan kemuduran, proses seperti ini kemudian
juga akan dialami oleh manusia seperti masa muda, masa tua, masa puncak, sampai masa
tua.

6. Arnold joseph Toynbee (1889 – 1975 )

Menurut Arnold Joseph Toynbee sejarah dan hukum – hukumnya pasti akan
melewati 4 proses yakni lahir, tumbuh, mandek dan hancur. Dimana proses tersebut
sanagat di pengaruhi oleh proses interaksi antara manusia dengan alam dan
lingkunaganya.13

13
Toto Suharto. Epistemologi Sejarah Kritis Ibnu Khaldun, (Yogyakarta: Fajar

Pustaka Baru,2003) hlm. 71


12
D. Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni

Sejarah sebagai ilmu adalah suatu susunan pengetahuan tentang peristiwa dan
cerita yang terjadi di dalam masyarakat pada masa lampau yang disusun secara
sistematis dan menggunakan metode yang didasarkan atas asas-asas, prosedur dan
metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah.
Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari masa lampau manusia. Sebagai
ilmu, sejarah merupakan ilmu pengetahuan ilmiah yang memiliki seperangkat
metode dan teori yang dipergunakan untuk meneliti dan menganalisa serta
menjelaskan kerangka masa lampau yang dipermasalahkan.14
Sejarawan harus menulis apa yang sesungguhnya terjadi sehingga sejarah
akan menjadi objektif. Sejarah melihat manusia tertentu yang mempunyai tempat dan
waktu tertentu serta terlibat dalam kejadian tertentu sejarah tidak hanya melihat
manusia dalam gambaran dan angan-angan saja.
Sejarah sebagai seni merupakan suatu kemampuan menulis yang baik dan
menarik mengenai suatu kisah/ peristiwa di masa lalu.15 Sejarah sebagai seni,
memiliki ciri-ciri yakni ntuisi, emosi, gaya bahasa, imajinasi.

E. Ilmu Bantu Sejarah

Adapun yang termasuk sebagai ilmu ilmu bantu sejarah adalah sebagai berikut:

a. Paleontologi

Ilmu yang mengkaji bentuk-bentuk kehidupan purba terutama fosil. Kata


fosil berasal dari bahasa Yunani fissilis yang artinya sesuatu yang digali dan
dikeluarkan dari dalam tanah. Jadi fosil adalah sisa-sisa binatang dan tumbuhan
yang terpendam di dalam tanah selama ratusan juta tahun dan tetap terpelihara
bentuknya karena telah membatu.16
b. Paleoantropologi

Objek kajian paleoantropologi adalah mempelajari fosil manusia purba.

14
Ersis Warmansyah Abbas,, Memahami Sejarah (sebuah Tanggung Jawab),
(Banjarmasin (Antra EWA Book Company, 1996), hlm. 321.
15
Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat sejarah, Sejarah Filsafat
& Iptek, (Jakarta : Rineka Cita, : 1999), hlm. 331
16
Rustam E. Tamburaka. Pengantar ilmu sejarah, teori filsafat sejarah, sejarah
filsafatdan Iptek. (Jakarta: Rineka Cipta. 1999), hlm. 99.
13
Ilmu ini berusaha mengkaji, merekonstruksi asal usul manusia, evolusinya,
persebarannya, lingkungannya, cara hidup dan budayanya. Fosil-fosil manusia
ditemukan pada kala pleistosen.

Di Indonesia kajian manusia purba dilakukan sarjana Eropa sejak abad


19. Eugene Dubois menemukan tulang rahang di daerah Trinil tepi Bengawan
Solo. Setelah direkonstruksi fosil itu diberi nama Pithecantropus Erectus yang
artinya manusia kera berdiri tegak. GHR. Von Koeningswald yang berhasil
merekonstruksi fosil Homo Soloensis (Manusia Solo), Homo Mojokertensis
(Manusia Mojokerto) dan Pithecantropus Mojokertensis (Manusia kera dari
Mojokerto) dan Meganthropus Paleojavanicus (Manusia besar Jawa purba).17
c. Arkeologi
Arkeologi atau juga disebut ilmu purbakala berkaitan dengan bekas atau
warisan masa lalu berupa artefak (benda visual). Warisan itu dapat berupa
bangunan dan monumen yang masih terdapat di atas permukaan tanah, bekas
yang tersimpan dalam tanah. Selain itu, penggalian peninggalan arkeologis yang
tersimpan di bawah Iaut berupa bangkai kapal, aneka barang (keramik dan
perhisana emas), dan sebagainya.18
Arkeologi tidak mewariskan bahan tertulis pada periode pra sejarah. Di
Sulawesi Selatan dapat ditelusuri melalui peninggalan arkeologi berupa gua-gua
alam seperti Leang-leang dan Sumpang Bita. Melalui penggalian diketahui jejak
manusia. Misalnya, tumpukan kerang yang bercampur tanah dan lukisan pada
dinding gua.19
Korelasi antara sumber tertulis dan tidak tertulis sangat membantu dalam
penggalian arkeologi. Misalnya, pada abad ke-17 hingga abad ke-18 perdagangan
maritim berkembang pesat seiring dengan upaya perolehan rempah-rempah
langsung di Kepulauan Maluku dan Makassar. Dengan sumber tertulis ini para
arkeolog dapat melakukan penggalian laut Makassar yang banyak ditemukan
bangkai kapal dan barang-barang muatannya, seperti keramik dan aneka perhiasan.
d. Oorkondoleer atau ilmu piagam.

17
Helius Sjamsuddin,. Metodologi Sejarah. (Yogyakarta : Yayasan Ombak : 2007), hlm.
107.
18
Ibid., hlm. 108.
19
Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar Ilmu
Sejarah,( Yogyakarta: Ombak. 2011)., hlm. 25-26.
14
fosil Homo Soloensis (Manusia Solo), Homo Mojokertensis (Manusia
Mojokerto) dan Pithecantropus Mojokertensis (Manusia kera dari Mojokerto) dan
Meganthropus Paleojavanicus (Manusia besar Jawa purba).
Ilmu bantu ini memungkinkan sejarawan untuk membaca, mengartikan, dan
menguji kredibilitas piagam. Piagam ialah kesaksian hukum tertulis dalam bentuk
yang sesuai dengan tujuannya yang tersebut di dalamnya. Ia lebih bersifat yuridis,
sehingga penting dalam studi sejarah hukum.
Piagam diwariskan dalam bentuk asli atau salinan dan dapat juga tertulis
dalam register. la dapat diteliti dari bentuk Iuar maupu dalamnya yang akrab
disebut kritik eksternal (luar/bahan) dan kiritik internal (dalam/isi). Aspek luar yang
diteliti dari piagam ialah jenis kertas, segel, tulisan, atau tanda tangan. Aspek dalam
dari piagam yang diteliti berkaitan dengan isi dan rumusan, atau dengan kata Iain
keabsahan informasi yang terkandung dalam piagam itu.20

d. Paleografi

Paleografi adalah ilmu membaca, menentukan waktu, menganalisis


tulisan- tulisan kuno yang ditulis di atas papirus, tablet-tablet tanah liat,
tembikar, kayu, perkamen (vellum) kertas dan daun lontar.
e. Epigrafi
Epigrafi lebih fokus ke objek tempat menulis. Epigrafi adalah pengetahuan
tentang cara membaca, menentukan waktu dan menganalisis tulisan atau inskripsi
pada benda yang bertahan lama seperti batu, logam atau gading. Secara sederhana
Epigrafi adalah ilmu membaca prasasti.
Tokoh-tokoh epigraf asing yang banyak melalukan penelitian di Indonesia
adalah Casparis, Bosch, Coedes. Sementara epigraf Indonesia yang terkenal adalah
Purbacaraka, Buchori, Sukarto K. Atmojo.21
f. Ikonografi
Ikonografi adalah ilmu tentang arca atau patung. Patung dan arca banyak
ditemukan di tempat peribadatan. Patung ditemukan di beberapa tempat yang
memiliki peradaban besar seperti Mesir, Mesopotamia, Persia, India, Yunani,
Romawi dan Cina. Sedang di Indonesia, patung terbuat dari tanah liat, batu dan
20
Ibid., hlm. 89.
21
Helius Sjamsuddin,. Metodologi Sejarah. (Yogyakarta : Yayasan Ombak : 2007), hlm.
107.

15
logam. Patung yang dibuat pada masa prasejarah ditemukan di Pasemah. Umumnya
patung yang ditemukan di Indonesia merupakan personifikasi tokoh-tokoh sejarah
seperti: patung Rajasa (Ken Arok), Prajna Paramita (Ken Dedes), Kertanegara,
Gajah Mada, Tribuwana Tunggadewi.
g. Ilmu Keramik
Keramik adalah nama umum untuk tembikar, cina dan porselin. Kajian
tentang keramik akan diketahui waktu, pemilik atau pendukung, lalu lintas
perdagangan dan interaksi antar daerah dan bangsa.
Tembikar di Indonesia biasanya berupa alat-alat dapur yang terbuat dari
tanah liat yang dibakar. Pecahan tembikar ini telah ditemukan pada masa
mesolitikum (batu madya) seperti sampah dapur (kjokkenmoddinger) yang
ditemukan di pantai timur Sumatra. Pada masa neolitikum tembikar ditemukan
telah dihias dan diperhalus.
d. Filologi
Ilmu ini berkaitan dengan bahasa dan kesusasteraan. Plato adalah orang
yang pertama kali menggunakan istilah filologi (philos artinya kawan, dan logos
berarti ilmu). Karena fokusnya pada warisan kesusasteraan, maka dibutuhkan bahan
naskah dari kesusasteraan itu. Dengan demikian, ahli filologi bekerja dengan
naskah lama. Metode yang diterapkan dalam pekerjaannya ialah kritik dan
komentar serta menafsirkan isi naskah.
Kisah lama di Sulawesi SeIatan ditulis menggunakan huruf lontarak.
Sebagian naskah kuno lontarak ditulis menggunakan bahasa Bugis-Makassar.
Tulisan (tanda) dan bahasa (penanda) dalam hal ini, merupakan aspek utama yang
harus dikuasai oleh mereka yang ingin memahami sejarah dan budaya masyarakat
Sulawesi Selatan, khususnya pada periode klasik.
e. Paleografi
Kata paleografi berasal dari dua suku kata, yakni "paleo” berarti kuno dan
”graf'i" yang artinya gambaran. Jadi paleografi ialah ilmu tentang tulisan kuno.
Aspek yang penting diperhatikan dalam kaitan ini, ialah usia dan tempat asal tulisan
kuno.
f. Kronologi
Kronologi ialah ilmu yang berkaitan dengan perhitungan waktu.
Perhitungan yang berhubungan dengan suatu kejadian atau peristiwa banyak
16
digunakan dalam ilmu sejarah.
g. Numismatik
Nimismatik ialah ilmu yang mengkaji tentang mata uang. Mata uang dibuat
dari bahan yang dapat bertahan lama. Karena itu, mata uang banyak memberikan
bahan bagi sejarah

17
h. Genealogi
Genealogi ialah ilmu yang mempelajari tentang hubungan individu
berdasarkan garis keturunan. Allan Bernard, menjelaskan bahwa genealogi adalah
penguatan secara verbal dari hubungan kekerabatan, yang kadang-kadang
dilengkapi dengan afiliasinya. Dalam antropologi, genealogi selalu dijadikan
indikator hubungan sosial yang bisa bersifat biologi. Ruang cakupannya ditentukan
oleh apa-apa yang relevan menurut nilai budaya. Umumnya berkaitan dengan
kerabat dari kedua belah pihak dalam satu keluarga. Pengetahuan tentang ikatan
golongan-golongan keturunan penting dalam sejarah sosial dan politik. Kedudukan
sosial tidak ditentukan oleh kesanggupan atau prasasti, tetapi oleh garis
keturunan.22

22
Abdul Rahman Hamid & Muhammad Saleh Majid. pengantar Ilmu Sejarah, loc. Cit.,
hlm. 66.
18
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia yang hidup pada zaman pra-sejarah adalah manusia yang belumb
mengenal tulisan. Pada zaman pra-sejarah terdapat empat zaman menurut geologis yaitu,
pada zaman pra-sejarah juga terdapat empat zaman menurut arkeologis yaitu, zaman batu
dan zaman logam. Dimana zaman batu yakni zaman batu tua / palacolithikum, zaman batu
pertengahan / mesolithikum, zaman batu muda / neolithikum, dan zaman batu besar /
megalithikum. Zaman logam yakni, zaman tembaga, zaman perunggu dan zaman besi.
Bangunan keilmuan sejarah ditopang oleh konsep-konsep, seperti waktu, ruang,
manusia, peristiwa, einmaliq, dan kausalitas. Dengan memahami konsep-konsep tersebut,
maka orang akan mudah membuat definisi sejarah. Di samping itu, terdapat pengertian
yang bersifat “menolak” yaitu sejarah bukan mitos, sejarah bukan sastra, sejarah bukan
filsafat, dan sejarah bukan ilmu alam. Dimensi sejarah dapat menyentuh kawasan ilmu,
seni, peristiwa dan kisah. Sebagai ilmu, sejarah memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu,
seperti memiliki objek, tujuan, metode, kegunaan, sistematika, kebenaran, generalisasi,
dan prediksi. Sebagai ilmu tentang manusia, sejarah mempunyai karakteristik tersendiri
yang berbeda dengan
ilmu alam. Sejarah sebagai seni karena sejarah memerlukan intuisi, imajinasi,
emosi, dan gaya bahasa. Sejarah sebagai peristiwa menunjukan pada apa yang benar-benar
terjadi. Peristiwa ini meninggalkan bukti-bukti. Jejak atau bukti ini selanjutnya dianalisis,
diberi interpretasi kemudian menghasilkan sejarah sebagai kisah.

B.Saran
Diharapkan agar kita dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan manusia zaman pra-sejarah pada
zaman dahulu. Diharapkan bagi penulis lain untuk mencari referensi yang lebih relevan
sebagai bahan dalam pembuatan makalah guna menciptakan karya tulis yang lebih
bermanfaat mengenai kehidupan manusia homo sapiens pada zaman dahulu.

19
Daftar Pustaka

Fauzia, An, Sejarah Kebudayaan Indonesia, CV.Berkah Prima, Padang, 2021

Maman ruhimat dkk, ilmu pengetahuan social (geografi, sejarah, sosiologi, ekonomi)
untuk kelas menega pertama, PT grafindo media pratama, Jawa Barat, 2019

Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Ombak.
2011

Adam W. Asvi. Seabad Kontroversi Sejarah, Yogyakarta, Ombak 2007

Abdul Rahman Hamid & Muhammad Saleh Majid. pengantar Ilmu Sejarah, loc. Cit.

Ahmad Syafii Maarif, Ibn Khaldun Dalam Pandangan Penulis Barat dan Timur, Jakarta, Gema
Insani Press,1996

Biyanto, Teori Siklus Peradaban Perspektif Ibnu Khaldun, Surabaya, Lembaga Pengkajian Agama
dan Masyarakat,2004

Carr E.H., What Is History. London, Pelicon Book, 1965

Ersis Warmansyah Abbas,, Memahami Sejarah (sebuah Tanggung Jawab), Banjarmasin, Antara
EWA Book Company, 1996

Garraghan, Gilbert J. Pendekatan A Guide to Historical Method East Fordham Road, New York,
Fordham University Press ,1996

Hariyono. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Jakarta, Pustaka Jaya, 1995

Helius Sjamsuddin,. Metodologi Sejarah. Yogyakarta, Yayasan Ombak, 2007

Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta, Bentang, 1995

Rustam E. Tamburaka. Pengantar ilmu sejarah, teori filsafat sejarah, sejarah filsafat dan Iptek.
Jakarta, Rineka Cipta. 1999

Taufik Abdullah, dan Abdurrahman S (ed.). Ilmu Sejarah dan Historiografi. Arah dan Perspektif,
Jakarta, Gramedia, 1983

Tengku Iskandar, Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 1996

Toto Suharto. Epistemologi Sejarah Kritis Ibnu Khaldun, Yogyakarta, Fajar Pustaka Baru,2003

Zaki.. Menggali Sejarah Menimba Ibrah. Mataram, Arga Puji Press, 2007

20

Anda mungkin juga menyukai