Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MUSEUMOLOGI

FORMAT LAPORAN

DI SUSUN OLEH:

Erni Erawati S (19020043)

DOSEN: Noviyanty Awaluddin, SH.MM.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................


1.1.1 Silabus...............................................................................
1.1.2 Surat izin kunjungan............................................................
1.2 Tanggal Pelaksanaan.......................................................................
1.3 Dosen Pendamping.........................................................................
1.4 Lokasi Pelaksanaan.........................................................................

BAB II MATERI KUNJUNGAN

2.1 Pengelolaan...................................................................................

2.1.1 Pengadaan.....................................................................................

2.1.2 Inventaris dan Registrasi.................................................................

2.1.3 Perawatan......................................................................................

2.1.4 Tata Pameran.................................................................................

2.1.5 Penyimpanan..................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................

3.2 Saran............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan kunjungan museum merupakan program kegiatan wajib kunjungan


museum yang diajukan oleh kampus STKIP PGRI SUMBAR. Kunjungan museum ini diikuti
oleh seluruh mahasiswa Jurusan Sejarah yang mengambil matakuliah Museumologi, yang
semuanya terdiri dari angkatan 19. Dipilihnya Museum Adityawarman karena tempat ini
adalah tempat yang tepat sebagai objek kegiatan pengamatan bagi mahasiswa karena dapat
memberikan pengetahuan mengenai semua informasi yang berkaitan dengan budaya yang
terdapat di Sumatera Barat.

Dipilihnya objek Museum Adityawarman karena disana sebagai wahana pelestarian


budaya Sumatera Barat masa lalu yang luhur yang harus dilestarikan. Hal ini juga sangat
penting bagi para pelajar/masyarakat karena selain berlibur para pelajar/masyarakat juga
dapat berwisata dan juga bisa menambah wawasan dan pengetahun.

1.1.1 Silabus

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


STKIP PGRI SUMATERA BARAT
Jl. Gunung Pangilun Padang Telp. (0751) 7053731

SILABUS
A. Identitas Mata Kuliah.

Mata Kuliah : Museomologi


Komponen : MKP
Fakultas : -
Jurusan : -
Program Studi : Program Studi Sejarah
Bobot : 3 SKS
Semester : Ganjil / 2020
Dosen : Noviyanty Awaluddin, SH.MM.
Deskripsi Mata Kuliah.
Mata kuliah Museologi akan memberikan pengetahuan tentang konsep-konsep yang
berhubungan dengan permuseuman, museum dan museologi. Dimulai dengan
pemahaman sejarah, pengertian dan ruang lingkup permuseuman, museum dan
museologi, yang dilanjutkan dengan manajemen museum mencakup pemahaman tentang
konsep pendirian,  pengelolaan museum, dan metode penanganan koleksi permuseuman
serta bagaimana memasarkan museum kepada publik.

B. Kualifikasi dan Tujuan

1. Menerangkan pengertian museologi, museum dan


permuseuman, serta ruang lingkup museologi.

2. Menerangkan sejarah permuseuman, dan


pengkategorian jenis permuseuman.

3. Menjelaskan peranan museum bagi pengembangan


ilmu pengetahuan.

4. Menjelaskan manajemen pengelolaan museum, melakukan pelestarian, perawatan dan


pemeliharaan koleksi museum, serta marketing museum di ruang publik.

5. Mengamati secara langsung melalui media cetak, elektronik dan kunjungan ke


museum-museum di Kabupaten/Kota Sumatera Barat, Indonesia bahkan Internasional.

C. Strategi Pembelajaran

Perkuliahan Museomologi dilakukan melalui 2 strategi yaitu : ekspository dan inquiry.


Ekspository dilakukan dalam membahas materi-materi inti yang lebih bersifat teoritis,
sedangkan inquiry dilakukan untuk mengkaji lebih dalam materi-materi yang bersifat
aplikatif.
Metode yang digunakan dalam perkuliahan ini terdiri dari berbagai metode diantaranya
ceramah, tanya jawab, diskusi kelas/kelompok, resitasi dan observasi lapangan.

D. Media/Alat Bantu/Sumber Belajar.

Media/Alat Bantu/Sumber Belajar yang digunakan dalam perkuliahan ini berupa laptop,
LCD dan dokumen silabus yang ada dan diperoleh berdasarkan observasi

E. Evaluasi Hasil Belajar.

Evaluasi perkuliahan dilakukan dengan memperhatikan


unsur-unsur penilaian sebagai berikut :
1. Kehadiran minimal 80 %, aktivitas perkuliahan.
2. UTS.
3. Tugas-tugas.
4. UAS

F. Rincian Materi Perkuliahan Tiap Pertemuan.

Materi perkuliahan untuk setiap kali pertemuan disajikan dan dilaksanakan sebagai
berikut :

BOBOT
MINGGU SASARAN MATERI / TOPIK STRATEGI INDIKATOR
NILAI
KE : PEMBELAJARAN KAJIAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
(%)

1 Mengidentifikas Pengertian dan - Kuliah - Kesiapan


i ruang lingkup ruang lingkup: - Penelusuran dan 5
dan dasar-dasar 1. Pengertian pustaka dan penguasa
museologi, museum, tugas an suatu
peran dan museologi. perorangan materi
fungsi museum. 2. Ruang lingkup - Kualitas
Museologi, jawaban
peran dan dan
fungsi pertanya
museum serta an
jenis
museum.

2 s.d 3 Menjelaskan Pemahaman


Kenapa tentang
Museum museomologi/mu - Diskusi 10
- Kesiapan
Menjadi Sangat seologi : - Kuliah
dan
Penting 1. Museum dan
penguasa
Peradaban
an suatu
Dunia
materi
2. Contoh
- Kualitas
Peradaban
jawaban
Besar dan
dan
Peradaban
pertanya
Masa Silam
an
3. Museum
Memang
Sangat
Penting
4. Fenomena
Museum di
Indonesia
4 s.d 6 Menjelaskan 1. Sejarah - Kuis - Kesiapan 10
Sejarah Museum - Kuliah dan
Museum dan Dalam - Diskusi penguasa
Peradaban Peradaban an suatu
Dunia. materi
2. Perintis dan - Kualitas
Penyebaran jawaban
Museum dan
Modern di pertanya
Eropah. an
3. Sejarah
Museum di
Indonesia.
4. Kebudayaan
dan
Permuseuma
n

7 s.d 8 Menjelaskan Pengelolaan


Pendirian dan Museum 5
- Kesiapan
Pengelolaan 1. Museum - Kuliah dan
Museum Tuanku - Diskusi penguasa
Imam Bonjol - Makalah an suatu
2. Museum materi
Rumah - Kualitas
Kelahiran jawaban
Buya Hamka dan
3. Museum pertanya
PDIKM Kota an
P. Panjang.
4. Museum
Rumah
Kelahiran
Bung Hatta.
5. Museum
Bagindo Azis
Chan.
6. Museum
Goedang
Ransoem.

9 Mid Tes Ujian Tertulis Kualitas 10


Jawaban

10 Menjelaskan Strategi Promosi - Kuliah - Kesiapan 10


bagaimana dan Pemasaran - Diskusi dan
mempromosika Museum. penguasa
n museum an suatu
dengan teknik materi
pemasaran - Kualitas
jawaban
dan
pertanya
an
11 s.d 12 Menjelaskan Pengertian,
Standardisasi Prinsip dan
Pelayanan Komponen
Minimum Standardisasi 10
Museum Museum
1. Standardisasi
Pelayanan - Kesiapan
Minimum dan
Museum. penguasaa
n suatu
2. Dokumen - Kuliah
materi.
Persyaratan - Diskusi
- Kualitas
Museum
jawaban
3. Tata Cara
dan
Standardisasi
pertanyaa
Museum
n
4. Instrumen
Standardisasi
Pelayanan
Minimum
Museum.

- Kesiapan
13 s.d 14 Menjelaskan 1. Mengapa dan
pentingnya Manajemen penguasaa 10
manajemen Museum n suatu
museum. menjadi materi.
- Kuliah
penting? , - Kualitas
- Diskusi
Apa saja jawaban
Kebijakan dan
Pengembang pertanyaa
an n
Manajemen
Museum.
- Kuliah
15 s.d 16 Menjelaskan 1. Strategi - Diskusi - Kesiapan 10
manajemen Pengembang - Study lapangan dan
strategi an Museum, penguasaa
museum. inventarisasi n suatu
potensi materi.
museum dan - Kualitas
revitalisasi jawaban
museum. dan
pengelolaan pertanyaa
koleksi, n
pengadaan - Keaktifan
koleksi dan
administrasi dalam
koleksi. praktek
2. Study
lapangan
D
Dosen
Dosen

Noviyanty Awaluddin SH,.MM

Daftar Pustaka
1. Moh. Amir Sutaarga : Studi Museologia.
2. Direktorat PCBM : Museomologi
3. DR. Kresno Julianto : Pilar-pilar Museum
4. Azrial, Noviyanty : Pengantar Museologi
5. Azrial, Noviyanty : Manajemen Museum
6. Azrial, Noviyanty : Manajemen Museum
1.1.2 Surat Izin Kunjungan
1.2 Tanggal Pelaksanaan

Kunjungan Museum Adityawarman dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Januari 2021


(09.00- Selesai ).

1.3 Dosen Pendamping

Kunjungan Museum Adityawarman di dampingi oleh dosen pembimbing mata kuliah


Museumologi Noviyanty Awaluddin, SH.MM.

1.4 Lokasi Pelaksanaan

Kunjungan Museum dilaksanakan di Museum Adityawarman, Kota Padang, Sumatera


Barat.
BAB II

MATERI KUNJUNGAN

2.1 Pengelolaan Koleksi Museum

Pengelolaan koleksi adalah serangkaian kegiatan yang menyangkut beberapa aspek


kegiatan, dimulai dari pengadaan koleksi, registrasi dan inventarisasi, perawatan, penelitian
sampai koleksi tersebut disajikan di ruang pamer atau disimpan di ruang penyimpanan.

2.1.1 Pengadaan Koleksi

Pengadaan merupakan suatu kegiatan pengumpulan (collecting) berbagai benda yang


akan dijadikan koleksi museum, baik berupa benda asli (realia) ataupun tidak asli (replika).
Pengadaan koleksi dapat dilakukan dengan cara: (1) Hibah (hadiah atau sumbangan); (2)
Titipan; (3) Pinjaman; (4) Tukar menukar dengan museum lain; (5) Hasil temuan (dari hasil
survei, ekskavasi, atau sitaan); dan (6) Imbalan jasa (pembelian dari hasil penemuan atau
warisan). Museum dalam proses pengadaan sebaiknya memiliki peraturan yang menyangkut
kebijaksanaan pengadaan koleksi, dan juga menyangkut kelanjutannya: penempatan,
pengamanan, perlindungan dan penyediaan tempat.

Pengadaan koleksi memiliki 2 tujuan pokok, yaitu:

1. Penyelamatan warisan sejarah alam dan sejarah budaya;

2. Sebagai bahan penyebarluasan informasi mengenai kekayaan warisan sejarah alam dan
sejarah budaya dengan melalui pameran museum baik pameran tetap, maupun temporer.

Sebelum dilakukan pengadaan koleksi, objek yang akan dijadikan koleksi museum
terlebih dahulu diseleksi dan diproses melalui suatu sistem penilaian, kaidah/aturan, tertentu,
yang semuanya dituangkan dalam kebijaksanaan pengadaan koleksi. Pengadaan koleksi harus
bersifat sistematis dan aktif, maka museum tidak cukup dengan hanya menyusun
kebijakasanaan pengadaan dan tanpa melakukan tindakan apapun, tetapi museum harus aktif
menyusun program pengadaan koleksi. Pengadaan koleksi ini sebaiknya tidak bersifat
ambisius yang berlebihan, namun harus disesuaikan dengan pagu anggaran yang dimiliki oleh
museum. Seringkali pengadaan koleksi merupakan inisiatif manajer museum, sehingga sering
mengabaikan hal-hal penting terkait, seperti dokumentasi dan penataan. Manajer museum
yang baik harus dapat menyusun program pengadaan koleksi yang merupakan implementasi
dari kebijakan pengadaan formal. Penyusunan program pengadaan koleksi harus bersifat
realistik, pengelola museum harus mempertimbangkan jumlah tenaga (staf) dan dana yang
tersedia. Siapa yang akan dilibatkan dalam program pengadaan koleksi? Dan berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pengadaan koleksi?

Proses pengadaan koleksi tersebut sebaiknya menyebutkan secara jelas cara dan
dokumentasi yang harus dibuat, serta tempat dokumentasi itu disimpan. Kurator dalam
kegiatan pengadaan koleksi bekerja sama dengan registrer. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam kegiatan pengadaan koleksi, antara lain:

(1) Direncanakan dan dilakukan secara baik dan benar, objek harus konsisten dengan koleksi
yang menjadi tujuan (visi dan misi) museum;

(2) Sesuai dengan kebutuhan pemilikan koleksi di museum, dilaksanakan dengan tujuan
untuk melengkapi koleksi, tata pameran tetap atau temporer. Sebuah perencanaan pameran
dapat menjadi salah satu sasaran dalam melakukan kegiatan pengadaan koleksi;

(3) Peraturan yang menyangkut kebijaksanaan pengadaan koleksi, dan juga menyangkut
kelanjutannya: penempatan, pengamanan, perlindungan dan penyediaan tempat.

(4) Penyelamatan suatu benda, sebagai contoh suatu objek yang langka kemungkinan akan
hilang jika pengelola museum tidak segera menjadikannya sebagai koleksi museum;

(5) Bila ada penawaran objek untuk dijual harus dapat dibandingkan dengan objek yang
diperoleh dari hibah atau warisan;

(6) Objek harus sesuai dengan kempampuan museum dalam melakukan perawatan;

(7) Objek dapat digunakan sebagai koleksi pada masa yang akan datang.

2.1.2 Registrasi dan Inventarisasi

Pengertian registrasi dan inventarisasi koleksi adalah suatu kegiatan pencatatan


mengenai keadaan koleksi (keluar-masuknya koleksi) serta pendeskripsian koleksi, baik
secara verbal (tertulis) dan pictorial (foto/gambar) yang diuraikan secara singkat dan jelas.

1. Registrasi

Registrasi adalah kegiatan pencatatan suatu benda, setelah benda tersebut ditentukan
secara resmi menjadi koleksi museum, ke dalam buku induk registrasi. Pencatatan dilakukan
pula terhadap dokumen-dokumen yang terkait dengan koleksi tersebut, seperti berita acara,
surat wasiat, dsb. Hasil pencatatan ini sangat diperlukan untuk penelitian koleksi lebih lanjut,
karena merupakan sumber informasi awal dari koleksi tersebut.

Registrasi diperlukan dalam proses pinjam-meminjam koleksi atau koleksi yang untuk
sementara meninggalkan pengawasan museum, untuk beberapa maksud, misalya untuk
pengujian atau identifikasi. Registrasi sebaiknya disusun untuk membantu menginspeksi
secara periodik terhadap koleksi untuk terjaminnya ketepatan dalam menangani koleksi, serta
untuk mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki, titipan, atau yang dikeluarkan. Sehingga
dapat dicegah adanya penipuan atau pengakuan dari seseorang atas kepemilikan koleksi
tersebut, dan dapat membantu ilmuan dalam penelitian.

Pencatat registrasi koleksi disebut registrar. Data koleksi yang dicatatat dalam buku
registrasi dalam format sebagai berikut:

1. nomor registrasi

2. nomor invetarisasi

3. nama koleksi (umum atau khusus)

4. uraian singkat

5. tempat pembuatan

6. tempat perolehan

7. cara perolehan

8. ukuran

9. tanggal/tahun masuk

10. harga

11. keterangan

2. Inventarisasi

Inventarisasi merupakan suatu kegiatan pencatatan benda-benda yang dijadikan


koleksi museum ke dalam buku inventarisasi koleksi. Data dari buku registrasi sebagian besar
dimasukan ke dalam buku inventarisasi. Selain dicatat dalam buku inventarisasi, setiap
koleksi juga harus dibuatkan kartu inventarisasi. Kegiatan inventarisasi koleksi meliputi: a.
pemberian nomor; b. klasifikasi berdasarkan jenis, bahan, nama benda, fungsi, periode, dan
teknik pembuatan; c. identifikasi yang meliputi: tempat asal dibuat, tempat asal ditemukan,
tempat penyimpanan, cara didapat, tanggal masuk, keadaan benda, keterangan singkat,
tanggal dikerjakan, dikerjakan oleh, dan keterangan lainnya. Kurator dalam melaksanakan
inventarisasi bekerjasama dengan Bagian Registrasi dan Dokumentasi, serta Konservasi
untuk mengetahui keadaan koleksi. Koleksi yang telah diinventarisir dibuatkan katalog
koleksi, selain itu, untuk memberikan informasi yang lengkap dan canggih perlu dilakukan
pembuatan database atau komputerisasi dari koleksi-koleksi yang dimiliki oleh sebuah
museum. Data koleksi yang dicatat dalam buku inventarisasi meliputi:

1. Nomor registrasi

2. Nomor inventarisasi

3. Nama koleksi

4. Uraian singkat

5. Tempat pembuatan

6. Tempat perolehan

7. Cara perolehan

8. Ukuran

9. Tanggal/tahun masuk

10. keterangan

Keterangan tentang data koleksi yang dicatat dalam buku dan kartu inventarisasi

berbeda dengan data koleksi yang ditulis dalam buku dan kartu registrasi, yaitu tidak

mencantumkan harga, tetapi uraian koleksi lebih lengkap dari buku registrasi. Dalam

kegiatan registrasi dan inventarisasi dilakukan hal-hal sebagai berikut:

A.Penomoran
B.Klasifikasi

C. Katalogisasi Koleksi

D.Pengukuran Koleksi

E.Pemotretan Koleksi

F. Berita Acara

2.1.3 Perawatan Koleksi

Koleksi yang dimiliki oleh sebuah museum agar tetap terjaga kelestariannya perlu
dilakukan perawatan yang sesuai dengan karakteristik dan material koleksi. Dalam hal ini
kurator bekerjasama dengan Bagian Konservasi. Selain konservasi, perlu tindakan
pencegahan terhadap kerusakan koleksi atau preservasi sehingga koleksi tetap terjaga
kelestariannya, dalam kegiatan tersebut dituntut peran aktif konservator dan preservator dan
sebaiknya memiliki keahlian yang cukup tentang seni koleksi yang menjadi tanggung
jawabnya, sehingga tidak menggantungkan masalah kelestarian koleksi sepenuhnya kepada
kurator. Dalam hal perawatan, konservator harus benar-benar yakin bahwa benda tersebut
tidak akan rusak, misalnya hilangnya lapisan patina pada logam.

Selain itu, koleksi-koleksi yang mengalami kerusakan atau fragmentaris perlu


diperbaiki atau direkonstruksi supaya dapat diperoleh bentuk seperti semula. Dalam kegiatan
ini kurator bekerjasama dengan Bagian Restorasi. Dalam proses merekonstruksi koleksi yang
bersifat fragmentaris, sebaiknya kurator yang dibantu oleh Bagian Restorasi mengadakan
studi perbandingan dengan koleksi lain yang masih utuh dan diperkirakan sejenis dengan
koleksi tersebut, serta direkonstruksi di atas kertas terlebih dahulu, sebelum dilakukan
restorasi terhadap koleksi.

2.1.4 Tata Pameran Koleksi

Koleksi-koleksi yang dimiliki oleh sebuah museum perlu dipamerkan untuk


diinformasikan kepada umum. Agar pameran ini dapat menarik perhatian pengunjung, perlu
dilakukan penataan yang baik. Untuk kegiatan ini kurator bekerjasama dengan Bagian
Preparasi. Pada Museum adityawarman ini memiliki dua lantai ruang pameran tetap

2.1.5 Penyimpanan Koleksi


Koleksi yang tidak dipamerkan harus disimpan dengan baik di ruangan penyimpanan
(storage). Agar tidak terjadi kebosanan terhadap pengunjung perlu diadakan pergantian
koleksi yang dipamerkan dengan yang disimpan. Koleksi yang berada baik di ruang pamer
maupun di ruang simpan harus cukup terlindung dari api, coretan dan bencana alam. Perlu
ditetapkan prosedur penanganan dalam keadaan darurat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Museum merupakan suatu badan tetap yang bersifat edukatif-kultural dan rekreatif.
Museum terbuka untuk umum dan kehadiran serta fungsi-fungsinya adalah untuk
kepentingan masyarakat dan kemajuan. Museum dibedakan berdasarkan jenis koleksinya
menjadi museum umum dan museum khusus.

Pengelolaan koleksi museum berhubungan erat dengan kegiatan kuratorial yang


terdiri dari: (1) Pengadaan/Pengumpulan koleksi; (2) Inventarisasi dan registrasi (3) Tata
Pameran koleksi (4) penyimpanan koleksi dan (5) Perawatan koleksi.Dalam menjalankan
tugas-tugas tersebut kurator bekerjasama dengan bagian-bagian lain yang berkaitan.
Suksesnya pengelolaan koleksi sebuah museum sangat ditentukan oleh kerjasama tersebut.

Dengan adanya kegiatan kunjungan ke museum adityawarman ini,sangat bermanfaat


bagi para mahasiswa sejarah, terkhususnya mahasiswa yang mengambil mata kuliah
museumologi. Dengan adanya kegiatan kunjungan ini mahasiswa dapat menambah ilmu
pengetahuan, pengalaman, dan dapat mengembangkan potensi dirinya. Kegiatan ini juga
dapat menambah rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.

3.2 Saran

Sebaiknya koleksi-koleksi yang ada di museum adityawarman dilindungi oleh kaca


semua, tidak hanya sebagian karena hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada koleksi
museum. Selain itu juga harus disediakan banyak tong sampah di sekitar taman museum,
karena saya kemarin sangat susah mencari tempat sampah.

Anda mungkin juga menyukai