Anda di halaman 1dari 10

PEMAKNAAN RUANG TERBUKA PUBLIK TAMAN

NOSTALGIA KOTA KUPANG

Yoseph Liem1, Reginaldo Ch. Lake2


1
Program Studi Magister Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Universitas Kristen Duta Wacana,
2
Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira
Email: 1liem_architecs@yahoo.com, 2egilake@unwira.ac.id

Abstrak
Taman Nostalgia Kota Kupang menjadi salah satu ciri kota Kupang sebagai satu-satunya taman yang
cukup representatif di kawasan Kota Kupang. Namun jiwa tempat merupakan kekuatan nonfisik yang
mampu membentuk kesan dalam kota. Apakah taman Nostalgia berhasil memberi makna sebagaimana
konsep awal perencanaan dan pembangunannya guna membawa manfaat yang luas bagi Kota Kupang
dan warganya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
pemanfaatan taman Nostalgia sebagai ruang publik dan bagaimana maknanya bagi warga kota.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Pengamatan dilakukan diruang taman
pada waktu-waktu yang telah ditentukan untuk mendapatkan gambaran pola pemanfaatannya. Adapun
hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan ruang terbuka publik taman Nostalgia masih belum
maksimal sesuai konsep awal, dimana tujuan pemanfaatan taman pada skala yang lebih besar belum
tercapai ditandai dengan belum berhasilnya upaya menjadikan taman sebagai paru-paru kota/hutan
kota dan belum memberi makna yang demokratis bagi pengunjung taman sebagai ruang terbuka publik
yang bebas dan bisa diakses oleh semua warga terutama oleh pengunjung lanjut usia dan balita.

Kata kunci: pemaknaan, ruang terbuka publik, taman nostalgia

Abstract

Title: The Meaning of Public Space of Kupang City Nostalgia Park

Kupang City Nostalgia Park became one of the characteristics of the city where the park is located in
the city center and became the only representative representative park in the city of Kupang. But the
soul is unreliable. Is Nostalgic Park able to give meaning to the initial concept of planning and
development in order to provide broad benefits for the city of Kupang and its citizens. Therefore, the
purpose of the study is to know the extent to which Nostalgia parks as a public space and how its
meaning for the citizens of the city. This research was conducted by qualitative descriptive method.
Observations were made in the park room at predetermined times to get an overview of the utilization
pattern. The results show that the utilization of open space Nostalgia public park is still not maximized
according to the initial concept, where the purpose of utilization of the park on a larger scale has not
been integrated with the unsuccessful efforts to make the park as the lung of the city / forest city and
has not given a democratic meaning to visitors park as a public open space that can be accessed by the
visitors.

Keywords: meaning, public open space, Nostalgia park

77
Jurnal Teknik Arsitektur ARTEKS, Volume. 2, Nomor 2, Juni 2018
ISSN 2541-0598

Pendahuluan berinisiatif pula untuk menjaga,


memelihara dan merawat tanamannya
Sebuah ruang kota seharusnya tidak sebagai kenangan atau nostalgia
hanya hadir secara fisik saja akan tetapi dikemudian hari kelak. Gerakan positif
dapat memberi nilai lebih atau makna ini diawali dengan penanaman
lain bagi kota tersebut. Perkembangan tanaman/pohon oleh beberapa Walikota
pembangunan sebuah kota tidak lepas seIndonesia pada saat pencanangannya.
dari kebutuhan warga kota akan sarana Karakter ruang terbuka publik sebagai
ruang publik/public space. Kota Kupang tempat interaksi warga sangat penting
awalnya memiliki beberapa ruang publik dalam menjaga dan meningkatkan
yang representatif diantaranya arena kualitas kawasan perkotaan. Ruang
pameran Fatululi dan Taman Nostalgia. publik di Indonesia memiliki arti yang
Namun dengan dalil meningkatkan sangat penting dan strategis secara
pendapatan asli daerah serta memacu hukum yaitu dengan ditetapkannya
pembangunan dan perkembangan kota Undang-undang No. 26 tahun 2007
maka yang terjadi kemudian adalah, Tentang Penataan Ruang. Dimana dalam
beberapa ruang terbuka publik beralih pasal 28 ditegaskan perlunya penyediaan
fungsi menjadi ruang terbuka privat ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang
yang berada di bawah kendali terbuka non hijau (RTNH) didalam suatu
konglomerasi. Ruang terbuka publik kota.
arena pameran Fatululi yang tadinya Kota Kupang saat ini masih belum bisa
berdampingan dengan lokasi Taman memenuhi kewajiban 30% ruang terbuka
Nostalgia perlahan tapi pasti tidak hijau sesuai amanat Undang-undang.
berbekas lagi. Saat ini Taman Nostalgia Ruang-ruang publik yang selama ini
menjadi satu-satunya taman yang menjadi tempat warga berkumpul dan
representatif di kawasan Fatululi. melakukan interaksi, seperti lapangan
Awalnya Taman Nostalgia olah raga, taman kota, arena wisata,
diproyeksikan sebagai taman hutan kota arena kesenian perlahan tapi pasti mulai
sekaligus menjadi paru-paru kota, dan menghilang dan digantikan oleh mall,
arena pameran Fatululi sebagai fungsi pusat-pusat perbelanjaan dan ruko-
ruang publik kota. Namun setelah lebih rukan. Disamping itu kondisi ruang
kurang 12 tahun beroperasi semenjak publik juga menghadapi masalah
dibangun ternyata Taman Nostalgia kualitas. Menurut William H. Whyte
masih belum menampakkan dalam tulisannya yang berjudul ”Why
pertumbuhan hutan kota sekaligus many public spaces fail” menyatakan
sebagai taman edukasi bagi warga Kota bahwa ruang publik sering terlihat rapi,
Kupang. Taman hutan kota dengan bersih dan sepi/kosong. Kondisi ini
konsep taman edukasi yang partisipatif terkesan seolah-olah hendak mengatakan
sebagai tujuan pemerintah kota. Pola ”no people, no problem” (Whyte, 1979).
yang ingin diterapkan pada taman ini Tetapi ketika ruang publik kosong/sepi
adalah pemerintah sebagai inisiator akan atau dirusak maka ruang publik tersebut
menyediakan bibit-bibit tanaman untuk mungkin ada yang salah dengan desain
ditanam oleh pengunjung sebagai dan manajemennya. Bagaimana dengan
kenangan akan kunjungan mereka. Taman Nostalgia di Kecamatan Kelapa
Diharapkan warga masyarakat akan Lima yang berada dipusat Kota Kupang

88
Yoseph Liem, Reginaldo Ch. Lake,
Pemaknaan Ruang Terbuka Publik Taman Nostalgia Kota Kupang

dan merupakan satu-satunya taman kota pengamatan dan pengukuran serta


yang representatif? apakah sudah kuisioner dipaparkan dalam bentuk
berfungsi dengan baik sebagaimana laporan wawancara dan laporan
proyeksi awalnya?. Istilah ruang publik pengamatan. Masing-masing informasi
(public space) pernah dilontarkan oleh yang diperoleh dikumpulkan dan
Kevin Lynch dengan menyebutkan diberikan koding dan dikategorikan
bahwa ruang publik adalah nodes dan menurut judul kejadian tertentu. Melalui
landmark yang menjadi alat navigasi interpretasi ditemukan konsep-konsep
didalam kota (Lynch, 1960). pemikiran informan untuk menjawab
Mungkinkah Taman Nostalgia bisa pertanyaan penelitian tentang: terbuka
dijadikan nodes atau landmarknya Kota publik Taman Nostalgia Kota Kupang;
Kupang? Sudahkah Taman Nostalgia seperti apa maknanya bagi Kota Kupang
menjadi ruang yang responsif, dan warga kota.
demokratis dan bermakna?. Tujuan
penelitian ini adalah ingin dilihat sudah
sejauhmana ruang terbuka publik Taman Hasil dan Pembahasan
Nostalgia memberi makna bagi Kota
Kupang dan warganya. Letak Taman Nostalgia Kota Kupang
yang strategis berada di pusat kota pada
kawasan yang perkembangannya cukup
Metode Penelitian padat sebagai pusat pemerintahan dan
bisnis. Sisi sebelah Timur taman
Metode yang digunakan dalam berbatasan dengan lokasi kantor Dewan
melaksanakan penelitian ini adalah Perwakilan Rakyat Daerah Kota
metode deskriptif kualitatif. Data dan Kupang, sebelah Utara berbatasan
informasi dikumpulkan melalui kegiatan dengan permukiman penduduk, sisi
survei, wawancara, pengamatan, sebelah Barat berbatasan dengan
pemetaan dan dokumentasi visual. kantor/pos polisi dan patung kirab,
Untuk menguji keabsahan informasi sedangkan sebelah selatan berbatasan
dilakukan verifikasi baik terhadap dengan jalur jalan Frans Seda, gedung
informan itu sendiri maupun kepada keuangan negara dan Terminal bus antar
narasumber. Informasi dianggap valid kota.
apabila verifikasi mencapai tahap jenuh,
yaitu peneliti mendapatkan jawaban
yang sama atau mirip dari sejumlah
informan dan narasumber atas
pertanyaan yang sama. Hasil penelitian
tidak berlaku general (umum) akan
tetapi berlaku hanya untuk lokasi
penelitian itu sendiri. Batasan lokasi
penelitian adalah kawasan ruang terbuka
publik Taman Nostalgia di Kawasan Gambar 1. Peta batasan wilayah studi kasus
Fatululi Kecamatan Kelapa Lima Kota taman nostalgia kota Kupang
Kupang. Data dan informasi yang
didapat di lapangan berdasarkan survei,

13
Jurnal Teknik Arsitektur ARTEKS, Volume. 2, Nomor 2, Juni 2018
ISSN 2541-0598

Lokasi ini awalnya merupakan kawasan Arsito (2004), mencatat ada tiga tradisi
kosong yang hanya ditumbuhi pohon- konsep partisipasi terutama bila
pohon flamboyan dan semak belukar. dikaitkan dengan pembangunan
Kondisi tanah berbatu dengan luas total masyarakat yang demokratis yaitu: 1)
area 5,1 Ha. Taman Nostalgia partisipasi politik Political
merupakan upaya pemerintah Kota Participation, 2) partisipasi sosial Social
Kupang Untuk menumbuhkan semangat Participation dan 3) partisipasi warga
budaya menanam bagi seluruh warga Citizen Participation/Citizenship
kota. Selain menikmati arena taman aktif (Aristo, 2004). Untuk keterlibatan dalam
(tempat bersosialisasi, berolah raga dll), menjaga dan merawat keberadaan dan
pengunjung juga terlibat langsung dalam keberlangsungan Taman Nostalgia
urusan perlindungan dan konservasi masyarakat lebih kepada partisipasi
hutan, dimana setiap pengunjung berhak sosial atau Social Participation dimana
menanam satu atau dua bibit pohon masyarakat terutama yang dipandang
anakan dan memberinya nama. Kegiatan sebagai beneficiary atau pihak di luar
tersebut diharapkan muncul rasa proses pembangunan dan hanya sebagai
tanggungjawab untuk merawat dan penerima hasil pembangunan semata.
menjaga tumbuhannya hingga besar.
Pola yang ingin diterapkan dalam
pembuatan Taman Nostalgia sebetulnya
adalah pola partisipatif, yakni
masyarakat diajak terlibat dalam
membangun, terutama dalam hal
merawat dan menikmati taman
sebagaimana Slamet (2003: 8) Gambar 2. Layout taman Nostalgia kota
menyatakan bahwa, partisipasi Kupang
masyarakat dalam pembangunan adalah
sebagai ikut sertanya masyarakat dalam Tema partisipatif dalam konsep Taman
pembangunan, ikut dalam kegiatan- Nostalgia yang direncanakan akan
kegiatan pembangunan, dan ikut serta sangat menunjang keberadaan Taman
memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil sebagai tempat rekreasi di tengah Kota
pembangunan (Slamet, 2003). Untuk Kupang yang representatif karena bisa
keterlibatan dalam menjaga dan merawat mendatangkan kesejukan dan
keberadaan dan keberlangsungan Taman kenyamanan bagi pengunjung yang
Nostalgia masyarakat lebih kepada berkunjung ke Taman Nostalgia. Dengan
partisipasi sosial atau Social demikian dapat meningkatkan fungsi
Participation dimana masyarakat ekologis sebagai paru-paru kota. Sejak
terutama yang dipandang sebagai awal pembangunan hingga saat ini
beneficiary atau pihak di luar proses Taman Nostalgia telah dilengkapi
pembangunan dalam konsultasi atau dengan fasilitas atau sarana penunjang
pengambilan keputusan dalam semua kegiatan rekreasi di dalam taman seperti
tahapan siklus proyek pembangunan dari adanya plaza, kolam air mancur, arena
evaluasi kebutuhan sampai penilaian, bermain anak, lapangan basket mini,
implementasi, pemantauan dan evaluasi. joging track, lampu taman, tempat
Gaventa dan Valderama (1999) dalam sampah, lopo atau gazebo juga pos

88
Yoseph Liem, Reginaldo Ch. Lake,
Pemaknaan Ruang Terbuka Publik Taman Nostalgia Kota Kupang

keamanan. Namun beberapa sarana yang merupakan penghias ruang kota.


disediakan di taman masih belum ramah Sedangkan elemen street furniture
bagi pengunjung taman terutama bagi merupakan elemen pengisi yang dapat
orang lanjut usia dan anak-anak maupun memperkuat citra kawasan. Dari segi
balita yang datang. Terutama pedestrian sarana dan prasarana kawasan ruang
sebagai joging track dengan level terbuka publik selain menjadi tempat
permukaan yang cukup tinggi dari berkumpul, bermain, berolah raga dan
permukaan tanah, kurangnya softscape bercengkerama bersama keluarga dan
pada area bermain anak. Selain tidak teman-teman. Ruang publik atau taman
nyaman untuk beraktifitas dapat menurut perannya memiliki peran
berbahaya sebagai sarana rekreasi aktif. ekonomi, yakni memberi nilai yang
Sarana berupa toilet umum hanya positif pada nilai properti, mendororng
berjumlah 3 buah dan dalam kondisi performa ekonomi regional, dan dapat
yang kurang terawat sehingga menjadi bisnis yang baik. Disamping
membutuhkan perhatian penuh dari masih ada peran Kesehatan, peran sosial,
pemerintah Kota Kupang. Fasilitas peran lingkungan, peran methapora dan
sarana kebersihan yang memadai sangat peran literal (Carmona, 2003).
diharapkan dalam kawasan taman,
karena sebagai taman umum dan terbuka
akan banyak sekali faktor penyebab
kumuh seperti banyaknya kotoran dan
sampah bertebaran dan menyebabkan
pemandangan yang tidak menarik dalam
taman.
Kenyamanan adalah rasa nyaman untuk
tinggal atau beraktifitas di kawasan yang
dibentuk termasuk taman didalam Gambar 3. Tampilan ornamen taman
beraktifitas membuang sampah yang nostalgia kota Kupang
lebih menarik dengan seting fasilitas
yang tidak kaku dan menarik perhatian.
Ruang publik yang responsif menurut
Carr (1992) didesain dan diatur untuk
melayani kebutuhan pemakainya (Carr,
1992). Selain itu, ruang publik menjadi
suatu tempat menemukan hal-hal baru
akan dirinya atu orang lain. Di dalam
Hidayat (2010) elemen ruang terbuka
publik dapat didefinisikan sebagai
elemen pembentuk atau pelingkup dan
elemen pengisi. Dan vegetasi merupakan
elemen yang membentuk dan
melingkupi ruang terbuka publik sebagai
arah pergerakan, melindungi dari
pengaruh sinar matahari angin, penyatu Gambar 4. Fasilitas/sarana taman nostalgia
pemandangan terhadap bangunan dan kota Kupang

13
Jurnal Teknik Arsitektur ARTEKS, Volume. 2, Nomor 2, Juni 2018
ISSN 2541-0598

Pada peran ekonomi dengan semakin


berkembangnya pengunjung dan
pemanfaatan taman sebagai sarana
berkumpul, berolah raga dan berekreasi
maka yang tidak kalah pentingnya
adalah tumbuh dan berkembangnya
pedagang kaki lima. Saat ini pun
pertumbuhan dan perkembangan
pedagang kaki lima mulai mewarnai
aktifitas lingkungan taman.
Pertumbuhan pedagang kaki lima di
Taman Nostalgia terutama pada malam Gambar 5. Tampilan taman nostalgia kota
hari merupakan fenomena tersendiri Kupang
disekitar taman karena sebetulnya sejak
awal keberadaan seting pedagang kaki
lima belum diakomodir sebagai bagian
dari unsur taman sehingga kemudian
terlihat malah tidak teratur dan liar
disekitar taman. Kebutuhan dasar ruang
publik seperti kenyamanan, relaksasi,
penggunaan pasif, penggunaan aktif dan
pengalaman ruang terutama
petualangan/keanekaragaman fitur.
Pengalaman ruang ini dapat terwujud
berupa desain lansekap yang unik,
penampilan panorama alami yang Gambar 6. Fasilita/sarana indikasi tidak
menarik, pertunjukan kesenian, kios, dan aman dalam area taman nostalgia kota
sebagainya. Perlu sarana dan prasarana Kupang
dengan perlengkapan ruang publik yang
lebih memadai lagi, sehingga dapat Seperti bangku-bangku sebagai tempat
memberikan kenyamanan pada melepas lelah sejenak setelah
pengunjung. berkeliling; shelter sebagai pelindung
hujan maupun panas bagi pengunjung
yang bermaksud menunggu angkutan
umum maupun ketersediaan lavatory
umum yang memadai serta terawat dan
representatif di kawasan Taman
Nostalgia. Taman Nostalgia Kota
Kupang secara fisik tidak dilengkapi
dengan pagar pembatas masif sejak awal
hal ini memungkinkan karena taman ini
menjadi benar-benar ruang terbuka yang
bisa diakses dengan mudah dari setiap
sisinya.

88
Yoseph Liem, Reginaldo Ch. Lake,
Pemaknaan Ruang Terbuka Publik Taman Nostalgia Kota Kupang

Keamanan pada ruang publik tidak dengan tanaman pelindung dan penyejuk
semata hanya faktor fisik saja karena serta terkait sistem penerangan taman
sebagaimana salah satu dari lima dimalam hari dikarenakan area taman
dimensi tampilan (five performance yang sangat terbuka dari segala sisi
dimensional) Kevin Lynch (1981) yaitu sehingga apabila penerangannya kurang
Vitality merupakan suatu kriteria umum maksimal maka akan memberi rasa tidak
yang menitik beratkan pada sistem aman bagi pengunjung yang ingin
keamanan, kecocokan ukuran, atau berkunjung disore maupun malam hari.
kelayakan antara tuntunan manusia Hamid Shirvani (1985) menetapkan
dalam hal temperatur, anatomi tubuh enam kriteria desain tak terukur antara
(Lynch, Good City Form, 1981). lain pencapaian, kecocokan,
Kebutuhan akan tingkat kenyamanan pemandangan, identitas, rasa dan
pengunjung pada Taman Nostalgia kenyamaan (Shirvani, 1985). Dari
adalah merupakan hal yang utama kegiatan survei lapangan berupa survei
dikarenakan tujuan dan keinginan fisik dengan pendataan dan pengukuran
berkunjung ke sebuah ruang publik atau serta survey kuesioner dengan
ruang terbuka publik adalah untuk penjaringan pendapat dan saran dari
menikmati ruang tersebut. pengunjung maupun warga sekitar
Dalam hal ini kenyamanan ruang publik Taman Nostalgia Kota Kupang, didapat
antara lain dipengaruhi oleh; informasi dan data yang beragam yang
kenyamanan lingkungan berupa berhubungan dengan tingkat
perlindungan dari pegaruh alam seperti kenyamanan yang tercipta di dalam area
sinar matahari, angin dan kenyamanan ruang terbuka publik. Taman Nostalgia.
fisik yang berupa ketersediaanya fasilitas Letak taman yang strategis
penunjang yang cukup seperti tempat memungkinkan untuk mengalami
duduk serta keamanan dan kenyamanan peningkatan dimasa yang akan datang,
secara sosial psikologi. Kondisi Taman kondisi ini tidak saja dipicu oleh
Nostalgia ada dua aspek yang semakin padatnya kawasan ini akan
mempengaruhi keamanan aktifitas taman tetapi juga karena keberadaan beberapa
terutama bagi pengunjung taman, fasilitas seperti; adanya lingkungan
diantaranya kondisi jalur jalan utama permukiman disisi utara taman, adanya
(jalan Frans Seda yang adalah jalur terminal bus antar kota antar negara
cepat) yang harus diantisipasi agar bisa disisi sebelah selatan dan beberapa
lebih memberi rasa aman bagi fasilitas publik lainnya disebelah barat
pengunjung. taman.
Baik itu rasa man dari insiden
kecelakaan maupun rasa aman dari
adanya polusi udara dari kendaraaan
bermotor di jalan raya. Sedangkan dari
internal taman ada banyak fasilitas yang
perlu menyesuaikan dengan vitalitasnya
Kevin Lynch dimana adanya suatu
sistem keamanan, kecocokan ukuran
pada sarana atau fasilitas penunjang,
temperatur atau penyesuaian suhu udara

13
Jurnal Teknik Arsitektur ARTEKS, Volume. 2, Nomor 2, Juni 2018
ISSN 2541-0598

ruang publik tersebut memiliki daya


tarik tersendiri bagi masyarakat untuk
Keamanan dalam taman
memanfaatkan dan beraktifitas. Apakah
berupa faslitas penunjang
yang memadai dan sesuai
Taman Nostalgia dapat dikatakan
Demokratis? Taman Nostalgia secara
fisik tampil sebagaimana klasifikasi
taman dan ruang terbuka yang menurut
Steiner dan Butler dalam Suparyanti
(2008) adalah: Community Park,
merupakan taman kota dengan lingkup
pelayanannya lebih besar dari taman
lingkungan (Neighborhood Park).
Pengaruh faktor eksternal berupa
Fungsi utama sebagai tempat pertemuan,
jalur jalan dan akibat polusi dari
kendaraan bermotor di jalur jalan
pemenuhan terhadap sarana rekreasi
untuk melindungi keunikan lansekap dan
ruang terbuka kawasan. Atau parkway,
yang merupakan taman berbentuk linier
sepanjang koridor jalan yang
Gambar 7. Fasilitas/sarana indikasi tidak
nyaman dalam area taman nostalgia kota menghubungkan taman umum,
Kupang monument, instansi, dan pusat bisnis
(Suparyanti, 2008). Taman ini dapat
Aktifitas di taman Nostalgia saat ini berupa ruang hijau atau disesuaikan
lebih didominasi Activity support, dengan karakter alamiahnya. Hasil
dimana semua kegiatan yang survei menunjukan dari profil responden
memperkuat ruang publik. Bentuk, yang muncul keterwakilan kunjungan
lokasi dan karakteristik dari area untuk terbesar diwakili oleh kelompok
memberikan fungsi dan penggunaan mahasiswa (dewasa) 52% yang sesuai
serta aktifitas yang spesifik. pengamatan adalah dengan aktifitas pasif
Hal ini terlihat dari fasilitas maupun duduk-duduk bercengkerama dan
pergerakan alur kegiatan di dalamnya aktifitas aktif dengan berolah raga dan
yang lebih mengarah dan joging dijalur pedestrian. Sedangkan
mengakomodasi kegiatan-kegiatan urutan kedua adalah pegawai swasta
aktifitas aktif atau berolah raga bagi yang terdiri dari anak-anak muda juga
pengunjung. Menurut Cooper. 1998:23 sebesar 14% dengan aktifitas berkumpul
menyatakan bahwa Ukuran utama dan melepas lelah setelah berkegiatan
keberhasilan dari ruang publik adalah dikantor dan lapangan. Yang berikut
pemanfaatannya, sedangkan adalah profil dari kelompok pelajar dan
pemanfaatan dan kepopuleran sebuah pengusaha yang berada di posisi 12%
ruang publik tergantung lokasi dan detail mereka ini mengisi waktu luang dan
dalam rancangannya (Cooper, 1998). berolah raga di dalam area Taman
Dalam hal ini keduanya harus lebih Nostalgia. Dari tabulasi hasil kuesioner
terkomunikasikan yaitu keterkaitan yang telah dihimpun dan dianalisa sesuai
antara rancangan seting fisik dengan pertanyaan yang diajukan mengenai
pemanfaatan ruang publik, sehingga kriteria taman dengan indikator
optimalisasi pemanfaatannya maka

88
Yoseph Liem, Reginaldo Ch. Lake,
Pemaknaan Ruang Terbuka Publik Taman Nostalgia Kota Kupang

respon atas pertanyaan kuisioner adalah inspirasi. Sebaliknya sebagai ruang


sebagaimana ditunjukan dalam chart publik yang mempunyai arti atau makna
berikut: Pendapat yang sangat setuju maka Taman Nostalgia sebagai satu-
pemanfaatan taman secara optimal satunya taman di lokasi yang strategis
adalah sebesar: 32, 60% sedangkan dan memiliki akses yang luas menjadi
yang menjawab cukup setuju: 7, 20% pilihan pertama karena warga belum
menjawab setuju : 28, 60% yang punya alternatif taman lain yang
memberi jawaban netral sebesar: 16, memiliki kriteria yang sama.
20% Tidak setuju: 3,00% kurang setuju: Menjawab Taman Nostalgia sebagai
7, 80% dan yang menjawab sangat tidak taman atau ruang publik yang
setuju : 4,60% Dari jawaban diketahui demokratis, sejauh ini taman ini masih
bahwa Taman Nostalgia masih menjadi belum bisa melindungi hak-hak
satu-satunya taman yang cukup kelompok pemakainya. Karena
representatif di Kota Kupang baik seharusnya ruang publik dikatakan
karena letaknya dan aksesnya. Minat demokratis apabila ruang publik tersebut
berkunjung pengguna tamanpun tidak dapat dipakai oleh semua kelompok dan
dalam volume yang tinggi karena memberikan kebebasan bertindak bagi
kebanyakan responden hanya pemakainya sehingga untuk sementara
mengunjungi taman di akhir pekan atau mereka dapat memiliki ruang publik
hari libur selain karena aktifitas rutin tersebut. Taman Nostalgia masih belum
lainnya, juga dikarenakan pengunjung bisa diakses dan dinikmati apalagi
merasa tidak ada hal luar biasa atau merasa memiliki oleh orang-orang lanjut
menarik yang bisa didapat lagi pada usia atau lansia dan anak-anak dibawah
kunjungan-kunjungan berikutnya. lima tahun atau balita. Hal ini
Responden juga merespon pertanyaan disebabkan karena desain taman dengan
akan fasilitas taman yang masih belum fasilitasnya. Selanjutnya catatan
memadai diantaranya kondisi vegetasi tambahan yang dapat menambah
yang merupakan pelindung, peneduh, kesimpulan diatas adalah: pemaknaan
penyejuk dan sebagai petualangan ruang publik kota yang ada pada taman
didalam taman. Kondisi fasilitas taman Nostalgia Kota Kupang bisa berubah
yang kurang terawat, kondisi toilet karena perubahan pemanfaatan dan
umum yang masih terbatas jumlahnya pemaknaan tempat yang bersangkutan
serta tidak tersedianya air. Kebanyakan sehingga kekuatan pemahaman tentang
responden hanya menikmati aktifitas obyek pada tingkatan perencanaan awal
aktif didalam taman dengan berolahraga yang dilakukan untuk membangun,
dan duduk di sekitar taman. membentuk, dan menghasilkan
pewadahan dalam ruang publik taman
Nostalgia sesuai pemaknaannya yaitu
Kesimpulan sebagai taman edukasi hutan kota belum
berhasil diwujudkan saat ini.
Taman Nostalgia masih belum bisa
dikatakan responsif karena tidak bisa
menjadi tempat untuk menemukan hal-
hal baru atau ide-ide baru sehingga layak
dikatakan sebagai tempat untuk mencari

13
Jurnal Teknik Arsitektur ARTEKS, Volume. 2, Nomor 2, Juni 2018
ISSN 2541-0598

Daftar Pustaka
Aristo, D. A. (2004). Rejuvinasi Peran
Perencana Dalam Menghadapi Era
Perencanaan Partisipatif "Sebuah
Tahapan Awal dalam Pembentukan
Kultur Masyarakat Partisipatif".
Seminar Tahunan ASPI (Asosiasi
Sekolah Perencanaan Indonesia).
Malang: Universitas Brawijaya.
Carmona, M. (2003). Public Place -
Urban Spaces the Dimensions of
Urban Design. Amsterdam:
Amsterdam Architectural Press.
Carr, S. (1992). Public Space.
Cambridge: Press Syndicate of
University.
Cooper, C. (1998). All People Place:
Design Guidelines For Urban
Design Open Space. New York:
Van Nostrand Reinhold.
Lynch, K. (1960). The Image of the City.
Cambridge: The MIT Press.
Lynch, K. (1981). Good City Form.
Massachusetts, EEUU: The MIT
Press.
Shirvani, H. (1985). The Urban Design
Process. New York: Van Nostrand
Reinhold.
Slamet, M. (2003). Membentuk Pola
Perilaku Manusia Pembangunan.
Bogor: IPB Press.
Suparyanti, Y. (2008). Arah
Pengembangan Taman Untuk Anak
Usia Prasekolah Di Kota Surabaya.
Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.

88

Anda mungkin juga menyukai