Anda di halaman 1dari 12

Kawasan Seribu Rumah Gadang

Laporan Kuliah Lapangan


Diajukan sebagai tugas laporan mata kuliah Pendekatan Sejarah Sosial

Disusun oleh

Erlangga Marta Ramadhani

(2111020018)

Dosen pengampu

Efrizal Nasutuon, M.Pd.

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji beserta syukur atas kehadiran Allah SWT yang telahmemberikan
rahmad dan karuni-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kuliah lapangan yang
merupakan salah satu tugas mata kuliah yag diikuti.

Laporan ini merupkan pengalaman dan pembelajaran penulis selama melakukan


kegiatan kuliah lapangan yang mana kegitan lapangan ini dilakukan di Solok Selatan, di
kawasan seribu rumah gadang yang menjadi objek dari pembelajaran penulis.

Penyusunan laporan ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan dukunan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu,penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing dan dosen pengampu mata pelajaran mata kuliah Pendekatan Sejarah Sosal yaitu
bapak Efrizal Nasution,M.Pd. yang telah memberikan arhan, saran, dan masukan yang
berharga. Dan jug terimakasih kepada pihak-pihak terkait telahmemberi izin dan kerjasama
dalam pelaksanaan kegiatan laanngan pda saat itu.

Semog laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sehingga ilmu yang ada dapat
diberikan kepada orang lain agar bermanfaat kepada semua orang. Penulis jugamenerima
kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat tiakenglngi kesalahan yang sama di
masa yanng akan datang.akhir kata terimakasih.

Padang, 25 November 2023

Penulis
BAB I

PENAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia merupakan sebuah negara yangmana memiliki banyak ragam budaya yang
tersebar di indonesia. Sehingga kita sebagai masyarakat Indonesia harus menjaga dan
melastarkan budaya yang telah ada agar tidak hilang dikemudan hari. Salah satunya adalah
kawasan seribu rumah gadang yang merupakan salah satu udaya yang berasal di
Minangkabau yang telah ada sejak dulu dan dilestrikan.kawasan seribu rumah gadang ini
terletak di Sumater barat, kabupaten Solok selatan.

Rumah gadang merupakan sebuah simbol Minangkabau yng memiliki karakteristik


yang mencerminkan nilai-nilai lokal. Kawasan seribu rumah gadang ini yang terletaki di
kabupaten solok selatan, memberi kesan yang berbeda disana karena hanya disana yanng
merupakan kawasan yang memiliki banyak sekali rumah gadang dalam satu tempat. Oleh
karena itu kita dapat mempelajari dan memahami tentang kebudayaan dan nila-nilai yang ada
disana.

Kegatan kuliah lapanngan yang kami laksanakan ini dilaksanakan pda tanggal 10-12
November yang memakan waktu selama 3 hari yang dilakukan oleh mahasiswa sejarah
peradaban islam angkatan 2021. Tujuan kami melakukan kegitan lapangan ini adalahkawasan
seribu rumah gadang di Nagari Koto Tuo, Kecamtan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan.

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang tersebut dapat penulis membuat rumusan masalahnya yaitu

1. Bagaimana sejarah dari kawasan seribu rumah gadang?


2. Bagaimana teori pendukunggerakan kawasan seriburumah gadang?
3. Bagaimana setting sosial,ekonomi, budaya dan politik?
4. Bagaimana dampaknya dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, dan politik?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah kawasan seribu rumah gadang.
2. Mengetaahui teori pendukung gerakan seribu rumah gadang.
3. Mengetahui setting sosial, ekonomi, budayadan politik.
4. Mengetahui dampaknya dalam aspek ekonomi, sosial,budaya dan politik.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah seribu rumah gadang

Rumah gadang merupakan sebuah rumah adat yang ada di Sumatera Barat dan
menjadi kebanggaan bagi masyarakat Minangkabau dan rumah gadang ini juga merupakan
simbol bagi masyarakat Minangkabau. Rumah gadang merupakan rumah yang cukup besar
dan luas yang mana rumah tersebut terbuat dari kayu dan pemasangannya itu menggunakan
pasak dan tidak dipaku. Rumah gadang ini memiliki atap yang cukup unik yang mana
atapnya itu atap gonjong seperti tanduk kerbau. Rumah gadang ini merupakan kepunyaan
suatu kaum tersendiri karena tidak semua kaum suku memiliki rumah gadang. Rumah gadang
selain dari menjadi tempat tinggal, disana juga menjadi tempat dilakukannya musyawarah,
tempat berkumpul, dan tempat event-event dan acara yang dilakukan dalam kaum tersebut.
Sehingga rumah gadang ini menjadi sebuah harta pusako tinggi yang mana akan diturunkan
kepada generasi ke generasi. Rumah gadang ini di turunkan melewati perempuan karena
sistem Minangkabau yaitu matrilineal dan hanya kepada perempuan dari keluarga yang
memiliki pusako tinggi sedangkan laki-laki tidak dapat memilikinya.

Daerah solok selatan merupakan daerah yang terletak di Sumatera Barat yang mana
memiliki cukup sejarah budaya yang lama karena dapat kita lihat disana terdapat suatu
tempat destinasi wisata di kawasan yang memiliki sejarah Minangkabau yang dapat kita lihat
dan pelajari akan ceritanya. Kawasan tersebut dinamakan sebagai kawasan seribu rumah
gadang. Dan kawasan ini juga masuk ke dalam UNESCO sebagai cagar budaya warisan
dunia yang patut untuk dilindungi. Sehingga menjadi penarik bagi orang-orang luar untuk
melihatnya, baik dari luar negeri ataupun dari dalam negeri. Kawasan wisata ini juga dapat
dijadikan oleh para sejarawan dan bahkan para siswa dan mahasiswa sebagai bahan
pembelajarannya.

Kali ini kami mahasiswa melakukan studi lapangan ke sebuah tempat yang berada di
solok selatan Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan. Disana
merupakan sebuah kawasan yang akan dipelajari yaitu kawasan seribu rumah gadang.
Dinamakan kawasan seribu rumah gadang tampa alasan karena disana memiliki banyak
sekali rumah gadang yang terletak tidak berjauhan. Kawasan seribu rumah gadang ini
menjadi kawasan wisata yang cukup diminati untuk berkunjung disana karena disana
mengandung sejarah. Dinamakan sebagai kawasan seribu rumah gadang tentu rumah gadang
yang ada disana tidak berjumlah seribu, hal ini merupakan kiasan atau ungkapan karena di
kawasan tersebut memiliki banyaknya rumah gadang dan rumah gadang tersebut masih
terjaga. Menurut wawancara pada penelitian saat kesana oleh narasumber yaitu Ozi Rahmana
Putra, Rumah gadang yang ada di Solok Selatan di kawasan seribu rumah gadang ini
berjumlah sekitar 141 yang masih ada dan 5 rumah gadang yang telah rata dengan tanah atau
hancur. Namun dalam beberapa jurnalyang telah saya lihat jumlah rumah gadang dalam
kawasanseribu rumah gadang ini berjumlah sebanyak174/175 dan dalam jurnal yang ditulis
oleh Susiyanti Meilina dengan judul “dampak sosial ekonomi pembangunan di kawasan
seribu rumah gadang bagi masyarakat nagari koto baru kabupaten Solok Selatan” menulis
kalau jumlah rumah gadangsebanyak 174.1

Penamaan kawasan seribu rumah gadang ini di rencanakan oleh ibuk Meutia Hatta
selaku sebagai menteri memberi nama kawasan tersebut dengan sebutan kawasan seribu
rumah gadang pada tahun 2014. Setelah itu daerah tersebut menjadi darma wisata dan
menjadi kawasan wisata untuk dikunjungi oleh orang-orang yang mana objeknya adalah
rumah gadang dan disana juga terdapat sebuah menara yang bernama menara songket.
Sehinggadengan adanya kawasanwisata tersebut membuat masyarakat lokal yang ada disana
dapat memanfaatkannya dan menaikkan taraf kehidupan masyarakat.

Salah satu rumah gadang yang ada disana adalah rumah gadang gajah maram. Rumah
gadang ini merupakan rumah gadang tertua dari banyaknya rumah gadang yang ada disana.
Rumah gadang gajah maram ini dimiliki oleh suku melayu buah anao yang sekarang
dipimpin oleh datuak Lelo Panjang. Rumah gadang gajah maram ini memiliki rangkiang
yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil panen yang mana rangkiang tersebut
sekarang tidak lagi dipakau karena telah tua dan rapuh. Rumah gadang ini masih
berdiridengan kokoh dan dijaga dan dilestaikan agar tidak rusak arenarumah gadanggajah
maram inimerupakan salah satu rumag gadang yang terdaftar dalam UNESCO sebagai cagar
budaya yang dilindungi.

1
Susiyanti Meilina dan Roni Russandi, “DAMPAK SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN DI KAWASAN SERIBU
RUMAH GADANG BAGI MASYARAKAT NAGARI KOTO BARU KABUPATEN SOLOK SELATAN,” Ensiklopedia of
Journal 3, no. 2 (1 Januari 2021): 9.
2. Teori pendukung gerakan kawasan seribu rumah gadang

Seperti yang kita ketahui kalau kawasan seribu rumah gadang merupakan suatu upaya
dalam membuat suatu perubahan dalam masyarakat kearah yang baik. Yang mana berawal
dari ibuk mutia hatta yang mengusulkan kawasan masyarakat menjadi kawasan wisata yang
bernama kawasan seibu rumah gadang. Dengan adanya perubahan tentunya adanya berupa
teori yang menjadi pendukung dalam gerakan kawasan serbu rumah gadang tersebut. Jadi
teori yang menjadi pendukungnya adalah teori new social movements ( teori gerakan sosial
baru). Teori gerakan sosial baru ini muncul pada abad ke 20.

Teori new social movements ini merupakan sebuah teori yang memfokuskan kepada
non materialistik dan bersifat beragam berfokus kepada identitas, kepentingan, gerakan
linngkungan, dan lain-lainnya. Dalam gerakan ini mereka lebih mengambil jalan yang damai
tampa dimulainya kekerasan yang mana dalam gerakan ini mereka lebih banyak responsif
dan parisipasi.2 Dari penjelasan tadi dapat kita ambil kalau teori ini untuk dengan gerakan
seribu rumah gadang karena dalam melestarikan kawasan seribu rumah gadang ini diperlukan
prtisipasi masyarakat untuk melestrikan dan merawatnya. Dengan menjadi kawasan wisata,
masyarakat mengalami perubahan yang mana mereka membuat dan menjaga idenitas mereka
sebagai masyarakat di kawasan seribu rumah gadang agar tidak tercemar dan masyarakat juga
dalam menjaga lingkungan mereka tetap dalam adat istiadat mereka, jadi mereka melakukan
musyawarah agar lingkungan mereka tetap dalam adat istidat maka mereka sepakat dengan
beberapa aturan untuk para wisatawan patuh dalam kawasan tersebut.

3. Setting dikawasan seribu rumah gadang


1) Setting sosial

Dalam setting sosial kawasan seribu rumah gadang ini tidak lepas dari peran
masyarakat lokalyang hidup di kawasan tersebut. Dalam kehidupan sosial masyarakat yang
ada disana memiliki toleransi yang baik dan berhubungan dengan baik terhadap sesama dan
hal ini juga tidak lepas dari kehidupan mereka yang menjunjung nilai adat dan sopan santun
di rumah gadang yang menjadi simbol mereka. Dan kehidupan sosial mereka sebelum dan
sesudah wilayah kawasan mereka dijadikan kawasan wisata seribu rumah gadang mereka
tetap berhubungan seperti biasanya walaupun ada sedikit perubahan.

2
Bambang Atmojo dan Yumalaksmi Safara, “New Social Movements (A Case Study of Aksi Kamisan in Jakarta),”
Forum Ilmu Sosial 48, no. 1 (21 Juni 2021): 2–5.
2) Setting ekonomi

Dalam setting ekonomi di seribu rumah gadang ini, awalnya masyarakat yang hidup
di sana ini memiliki kegiatan ekonomi yang berada di sektor petanian dan perkebunan
sehingga masyarakat disana kebanyakan bertani dan pekebun. Dijadikannya wilayah
masyarakat menjadi wilayah kawasan wisata membuat kehidupan ekonomi mereka
bertambah sehingga adanya sektor pariwisata. Dengan adanya pariwisata ini masyarakat
mendapatkan pekerjaan lebih seperti menjadi pemandu wisata, penyediaan transportasi. Dan
menyediakan homstay buat penginapan bagi para wisatawan yang datang
kesan.denganadanya parwisata ini menjadi penggerak ekonomi mereka dan menaikkan taraf
ekonomi mereka disana.

3) Setting budaya

Kawasan seribu rumah gadang ini merupakan kawasan wsata yang menampilkan
corak kebudayaan minangkabau yang memiliki nilai sejarahnya tersendiri. Minangkabau
memiliki sistem kekerabatan matrinilial yangmana sistem ekerabatan mereka berdasarkan
garis keturunan ibu dan dilihat kebudayaan di kawasan di seribu rumah gadangyang memiliki
banyaknya rumah gadang dalam satu kawasan ini menampilkan kalau budaya minangkabau
ini memiliki sistim kekerabatan yang kental dan kuat.

Dan tidak hanya itu, kebudayaan minangkabau dapat dilihat dari seribu rumah
gadang tersebut dapat kita lihat disana terdapat 5 buah rangkiang yang terbuat dari kayu dan
bambu yang mana tiap-tiap rangkiang ini memiliki fungsi masing-masing dan di tiap-tiap
rumah gadang tersebut terdapat berbagai ukiran yang indah menghiasi rumah gadang tersebut
yang mana dalam ukiran -ukiranyang berbeda tersebut memiliki makna yang cukup
mendalam dan masih ada yang lain budaya mereka seperti adat istiadatnya, tradisinya,dan
lain-lain. Hal ini menunjukan kalau budaya yang ada di kawasan saribu rumah gadang ini
masih banyak kebudayaan disana.

4) Setting politik

Dalam seting politik ini, kawasan saribu rumah gadang ini merupakan kawasan
wisata yang akan dikunjung oleh para wisatawan dari berbagai daerah luar. Oleh karena itu,
seting politk juga berpengaruh hal ini dapat kita lihat dengan adanya kawasan wisata saribu
rumh gadangini membuat terjadinya perubahan politik baik itu dari pemerintah atau daerah
membbuat peraturan baru dan juga ikut serta dalam pengembangan pariwisata dan
infrasruktur tersebut ke lebih baik dan tidak berpengaru kepada budaya yang telah ada.

4. Dampak dari gerakan seribu rumah gadang


a) Ekonomi

Dari segi ekonomi, tentunya pasti akan berdampak jelas bagi masyaraat karena
dengan berbagnya kawasan mereka menjadi kawasan wisata maka mereka memiliki
pendapatan lain dari selain pertanian dan perkebunan yaitu dari pariwisata. Disana meeka
mendapat pendapara dari homstay untuk para wisatawan, menjadi pemandu wisata, dan lain-
lainnya. Dan adanya rumah gadangyanng dijadikan homestay juga membangkitkan ekonomi
mereka.3 Dengan adanya sektor pariwiasta ini dapat menambahkan taraf ekonomi
masyarakat ke lebih baik jika dimanfaatkan dengan baik. Namun agak susah untuk memuat
masyarakat untuk melihat potensi pemanfaatan kawasan seribu rumah gadang sebagai objek
wisata seperti membangun tempat oleh-oleh untuk para wisatawan yang berkunjung ke
kawasan seribu rumah gadang.

b) sosial

Dalam kehidupan sosial masyarakat di kawasan seribu rumah gadang juga


berdampak, karena dengan dijadikannya kawasan tempat mereka menjadi kawasan wisata
maka mereka akan mengalami perubahan sosial. Dikatakan dari bang ozi selalu ketua
POKDARWIS, beliau mengatakan dengan dijadikannya kawasan wisata masyarakat disini
dituntut dan bahkan harus untuk mengikuti perubahan sosial yang terjadi. 4 Mereka juga
diajarkan bagaimana bersosialisasi dengan masyarakat yang berwisata ke tempat kawasan
Seribu rumah gadang agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Jadi dengan dijadikan
kawasan wisata maka mereka mengalami perubahan sosial di dalam masyarakat

c) Budaya

Dampak yang terjadi di bidang budaya tentu ada. Dengan dimasukkannya wilayah
tersebut menjadi kawasan wisata seribu rumah gadang oleh buk mutia hatta pada tahun 2014.
Kawasan seribu rumah gadang ini yang mengandung nilai budaya Minangkabau yang tinggi
yang patut untuk dijaga oleh masyarakat yang bahkan masuk kedalam UNESCO sebagai

3
Yusda Noviantti, “TRANSFORMASI NILAI BUDAYA DI KAWASAN SERIBU RUMAH GADANG PADA ETNIS
MINANGKABAU DI KABUPATEN SOLOK SELATAN,” Jurnal berbasis sosial 1, no. 2 (t.t.): 5.
4
Ozi Rahmana putra, dampak dari kawasan seribu rumah gadang, 11 November 2023.
salah satu cagar budaya warisan dunia dan masyarakat juga ikut turut andil dalam perawatan
dan pemeliharaan objek budaya tersebut, sehingga kawasan seribu rumah gadang tidak
terawat dengan baik. Dan dengan dibukanya kawasan seribu rumah gadang menjadi kawasan
wisata maka hal itu memberi masyarakat untuk menyebarkan kebudayaan minangkabau
kepada seluruh manusia bahwa ini adalah warisan minangkabau yang masih ada dan perlu
kita jaga agar tidak hilang.

d) Politik

Adanya kawasan seribu tahun gadang juga memiliki dampak terhadap aspek politik
yaitu pemerintah melakukan suatu kerja sama dengan masyarakat sekitar kawasan seribu
rumah gadang untuk membuat kegiatan yang menarik dalam konteks budaya serta memahami
akan kewajiban masing-masing serta mengawasi satu sama lain dalam pengelolaan kawasan
seribu rumah gadang. Sehingga dalam pengelolaan kawasan seribu rumah gadang ini berjalan
dengan baik.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kawasan seribu rumah gdang ini merupakan warisan budaya yang berasal dari
minangkabau yang terdaftar dalam UNESCO sebagai cagar budaya warisan dunia,
sehinggakita sebagai masyaarakat minangkabauharus menjaga dan melestrikan warisan
budaya kita yanng mana kawasan seribu rumah gadang ini memiliki nilai budaya yan patut
dipelajari dan kita juga dapat mempelajari nilai-nilai udaya berasal dari sana.dalamkawasan
seribu rumah gadang ini darisumberkita yaitu ketua POKDRWIS mengatakan kalau jumlah
rumah gadang yang ada disana berjumlah 141 rumah gadang dan 5 rumah gadang terlah rata
dengan tanah.

Dengan dijadikan kawasan seribu rumah gadang membuat perubahan dalam ehidupan
masyarakat yang ada disana baik itu dari segi ekonomi,sosial,dan budaya mereka terrjadi
perubahan atau dampak dengan adanya kawasan wisata.

SARAN

Penulis berusaha untuk memberikan hasil yang tebaik dalam penyusunan laporan
studi lapangan ini. jadi penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar penulis dapat menjadi lebih baik dalam masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Atmojo, Bambang, dan Yumalaksmi Safara. “New Social Movements (A Case Study of Aksi
Kamisan in Jakarta).” Forum Ilmu Sosial 48, no. 1 (21 Juni 2021): 2–5.
Meilina, Susiyanti, dan Roni Russandi. “DAMPAK SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN
DI KAWASAN SERIBU RUMAH GADANG BAGI MASYARAKAT NAGARI
KOTO BARU KABUPATEN SOLOK SELATAN.” Ensiklopedia of Journal 3, no. 2
(1 Januari 2021): 9.
Noviantti, Yusda. “TRANSFORMASI NILAI BUDAYA DI KAWASAN SERIBU RUMAH
GADANG PADA ETNIS MINANGKABAU DI KABUPATEN SOLOK SELATAN.”
Jurnal berbasis sosial 1, no. 2 (t.t.): 5.
putra, Ozi Rahmana. dampak dari kawasan seribu rumah gadang, 11 November 2023.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai