Anda di halaman 1dari 54

ISLAM & Alam

DI Gawang Ulu

PENULIS:
Syaumi Syafitri, Muhammad Hafiz Ilham Akbar, Nia
Apri Soqdiah

Perpustakaan Nasional:
Katalog dalam Terbitan (KDT)

~1~
GAWANG ULU

Hak cipta dilindungi undang-undang


All rights reserved
© 2019, Indonesia: Pontianak

PENULIS:
Syaumi Syafitri, Muhammad Hafiz Ilham Akbar, Nia
Apri Soqdiah
Editor:

Cover dan Layout:


Syaumi Syafitri & Muhammad Hafiz Ilham Akbar

Diterbitkan Oleh:
IAIN Pontianak Press
Jl. Letjend. Soeprapto No.19 Pontianak 78121
Telp./Fax. (0561) 734170

Cetakan Pertama:
(190 hal : 14.8 x 21 cm)

~2~
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami haturkan kepada Allah swt atas segala


kenikamatan, kemudahan dan hidayah yang telah diberikan. Hanya
dengan karunia-Nyalah pada akhirnya buku ini telah terselesaikan.
Buku yang ada di tangan pembaca merupakan hasil
kolaborasi tulisan naratif populer tentang Sejarah, Profil dan
perkembangan desa yang ditempati selama program
Pengabdian Pada Masyarakat (PPM). Dalam Buku ini terdapat
8 bagian tema tulisan: Pertama tentang gambaran umum desa
(Sejarah Kampung), Bagian kedua Data Penduduk Muslim,
Bagian Ketiga tentang Program Kerja, Bagian Keempat Data
Perkembangan Kegiatan, Bagian Kelima Sosial Masyarakat,
Bagian Keenam Kebudayaan, Bagian Ke Tujuh Keagamaan
dan Bagian Kedelapan Problematika Dakwah.
Akhirnya, karena buku ini hanyalah produk ijtihadi
pemikiran manusia yang memiliki banyak kekurangan, maka
Tim Penulis menyadari tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membanggun dari
semua pihak sangat diharapkan demi tercapainya sebuah
kesempurnaan atau paling tidak mendekati kesempurnaan
karena kesempurnaan yang sebenarnya hanyalah milik Allah
semata.

Pontianak,

Januari 2020

~3~
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii
Bagian 1. SEJARAH KAMPUNG
Syaumi Syafitri……………….…………………7
Bagian 2. KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT
Syaumi Syafitri ……………………..…………13
Bagian 3. PENDIDIKAN
Muhammad Hafiz Ilham Akbar ……………..20
Bagian 4. TOKOH MASYARAKAT
Muhammad Hafiz Ilham Akbar ……………..24
Bagian 5. EKONOMI DESA
Muhammad Hafiz Ilham Akbar ……………..30
Bagian 6. KULINER
Muhammad Hafiz Ilham Akbar ……………..33
Bagian 7: ADAT KEBUDAYAAN
Muhammad Hafiz Ilham Akbar ……………..35
Bagian 8: ETNIK, RAKYAT & KEAGAMAAN
Nia Apri Soqdiah………………………………37
Bagian 9: Realisasi Program Kerja ............45

~4~
Bagian 1
GAMBARAN
UMUM DESA

~5~
1
PROFIL KAMPUNG GAWANG ULU

Oleh : Syaumi Safitri

A. Gerografi Kampung Gawang Ulu

Sarawak terletak di Timur Malaysia di Pulau


Borneo, dan merupakan satu dari dua propinsi yang
membentuk timur Malaysia. Dengan luasnya
124,449.51 kilometer persegi, Sarawak menjadi
propinsi yang terbesar dan mencakup 37,5 persen dari
seluruh Malaysia. Sarawak adalah daerah tropis
dengan iklim khatulistiwa. Daerah ini cukup panas dan
lembab sepanjang tahun dengan min suhu 23 celcius
sampai 32 celcius. Hutan Sarawak adalah sumber dan
aset yang paling penting.
Pada 2002, bagian di Sarawak telah ditambahkan,
yaitu bagian Mukah dan Betong. Sejauh ini Sarawak
memiliki 11 bagian keseluruhan. Setiap bagian

~6~
administrasi dipimpin oleh seorang Residen dan dibagi
menjadi dua ke empat daerah. Kuching adalah daerah
pertama dan berikutnya adalah Sri Aman, Sibu, Miri,
Limbang, Sarikei, Kapit, Kota Samarahan, Bintulu,
Mukah dan Betong. Kota-kota utama di negeri
Sarawak adalah kota Kuching, Bau, Kota Miri,
Mukah, Sibu, Bintulu, Sri Aman dan Limbang.
Terletak tepat di utara Ekuator di antara lintang 0°
50° dan 5° N dan bujur 109° 36’ dan 115° 40’ E,
Sarawak membentang sepanjang 800km barat daya
pinggir laut pulau Borneo. Sarawak terasing dari
Semenanjung Malaysia ke barat dengan Laut Cina
Selatan yang sekitar 600km dan dicantum ke negeri
Sabah langsung ke timur laut di mana kesultanan
Brunei ditengah-tengahnya. Sedangkan daratannya,
negeri ini bersepadanan dengan Kalimantan,
Indonesia.
Desa Simunjan secara umumnya termasuk dalam
kawasan Samarahan yang terletak kira-kira 176 km
melalui jalan darat dan 103 km melalui jalan air dari
pusat Bandar Kuching (Ibu Negeri Sarawak). Desan
Simunjan mempunyai keluasan lebih kurang 2,077 km

~7~
persegi. Bentuk muka bumi desa Simunjan secara
keseluruhannya adalah berbukit bukau. Namun begitu,
ada beberapa bagian desan Simunjan mempunyai
kawasan paya di pedalaman dan tanah rendah di
pesisiran pantai dan tebingan sungai Batang Sadong.
Sungai Batang Sadong merupakan sungai utama di
desa Simunjan.

B. Bentuk Dan Pola Perkampungan

Kampung Gawang tepatnya Kampung Gawang


Ulu terdiri dari 2 buah rumah panjang dan ada juga
rumah yang dibangun menyendiri atau terpisah.
Rumah panjang disebut juga rumah panjai dalam
bahasa keseharian kampung tersebut yaitu bahasa
iban. Rumah panjang adalah tradisi kaum Iban yang
terdiri daripada satu deret berpuluh-puluh rumah
lamin. Di bagian depan ialah serambi dan di bagian
belakangnya dapur. Orang-orang di rumah panjang
mempunyai anggota utama yang mana berada di
bagian tengah rumah panjang yaitu kepala kampung
bernama Keke.

~8~
Bangunan yang ada di Kampung Gawang Ulu
adalah satu buah surau. Model atap rumah penduduk
umumnya adalah melancip keatas dari samping
tampak jelas dengan pola segitiga.
Dinding rumah atau tembok rumah penduduk pada
umumnya adalah dinding yang terbuat dari semen.
Kemudian lantai pada rumah penduduk biasanya
menggunakan lantai porselen dan sebagian
menggunakan semen pada teras rumahnya. Selain
terdapat satu pintu rumah utama pada rumah-rumah di
Kampung Gawang Ulu juga terdapat satu pintu
samping untuk rumah ujung dan depan rumah panjang
dan ada juga rumah yang terdapat pintu belakang atau
pintu dapur.
Di dalam rumah terdapat dua, tiga ruangan atau
lebih,satu ruang tamu dan merangkap menjadi ruang
keluarga untuk bersantai dan menyaksikan televisi,
satu atau dua buah kamar tidur, satu ruangan untuk
dapur, dan satu WC yang biasa merangkap menjadi
kamar mandi

~9~
2
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
KAMPUNG GAWANG ULU

Oleh : Syaumi Safitri

Gawang Ulu terdapat dari 2 kata Gawang dan Ulu,


menurut sejarahnya dulu di kampung terdapat banyak
gawang. Sedang Ulu, merupakan sebutan suatu daerah
yang paling jauh. Menurut cerita beberapa tokoh
masyarakat Kampung Gawang dapat diuraikan dengan
singkat bahwa Kampung Gawang berdiri sejak ada
penjajah. Pada saat itu kondisi kampung masih banyak
hutan sehingga jumlah penduduk belum begiitu
banyak.
Masyarakat Gawang Ulu ini merupakan
masyarakat yang bersuku iban, dan kebiasaan sehari-
hari juga menggunakan bahasa iban. Orang iban
merupakan kumpulan pribumi yang terbesar di
serawak. Sebenarnya bagi orang qiban istilah iban itu
bukan digunakan untuk merujuk kepada bangsa mereka
sendiri bermaksud orang atau manusia. Kini iban secara
resminya digunakan untuk merujuk kepada satu suku,

~ 10 ~
yaitu kaum iban saja. Menurut cerita dari berbagai
tokoh, suku iban berasal dari Lembah Kapuas
Kalimantan Barat, Indonesia. Mereka berhijrah ke
Serawak kira-kira lima belas generasi yang lalu, yaitu
bermula pada pertengahan kurun ke 16 (1630-an).
Mereka masuk ke Serawak melalui Lembah Kumpang,
lalu kemudian berpecah ke beberapa tempat di negeri
Serawak.
Salah satu aspek penting dalam masyarakat Iban
adalah kehidupan di dunia rumah panjang yang unik
dan sehingga kini kekal sebagai suatu identitas dan
lambang perpaduan mereka, walaupun di sesetengah
negeri ramai orang Iban tidak lagi berumah panjang.

~ 11 ~
Bagian 2
KEHIDUPAN
SOSIAL
MASYARAKAT

~ 12 ~
3
RUMAH PANJANG
Oleh : Syaumi Safitri

Perkataan rumah panjang ini lahir dari bentuk


rumah itu sendiri. Ia didirikan secara memanjang dengan
tujuan untuk memuat seluruh keluarga suku Iban di bawah
satu atap. Menurut penelitian, hampir semua suku kaum
etnik yang tinggal di Serawak mendirikan rumah panjang
sebagai tempat mereka berteduh, yang berbeda hanyalah
dari segi bentuk dan ukuran, kekuatan bahan yang
digunakan, pembagian ruang dan cara-cara
pembangunannya.
Bila orang Iban mendirikan rumah panjang, berarti
mereka sedang mewujudkan sebuah perkampungan
ataupun lebih tepat lagi sebuah negeri. Hal ini berdasarkan
kepada penggunaan perkataan oleh orang Iban sendiri
bahwa rumah panjang tersebut senantiasa bersedia untuk
membantu tetangga-tetangganya yang memerlukan
pertolongan atau bantuan mereka. Mereka senantiasa
patuh kepada ketua mereka yang dipanggil tuai rumah.
Menurut penelitia W.R. Geddes mengatakan bahwa

~ 13 ~
dengan hidup cara begini, masyarakat telah dapat
menyelesaikan beberapa masalah sosial bagaimana untuk
mandiri dan tidak pernah dijauhi oleh orang lain. Kita pun
pasti bisa membedakan masyarakat yang tinggal di rumah
yang berdekatan dengan yang terpisah secara tidak
langsung jelas berpengaruh.
Sebuah rumah panjang dihuni oleh saudara dan
kerabat mereka sendiri. Kehidupan rumah panjang
merupakan bukti nyata tentang kekukuhan perhubungan
kekeluargaan dan kerjasama dalam kalangan mereka.
Kehidupan secara berkelompok mengakrabkan mereka,
ketegangan mungkin tercetus sekali-kali tetapi semangat
kekeluargaan dan kewibawaan tradisi (suara orang tua)
selalu dapat meredakan perselisihan. Dalam struktur
organisasi yang demikian, kebanyakan aktivitas yang
dilakukan bersifat kerjasama. Masyarakat lebih memilih
untuk bergotongroyong dari melakukan pekerjaan itu
secara sendiri.
Kerjasama dalam melakukan sesuatu tidak saja
kami lihat sesekali, namun sangat sering dilakukan
masyarakat. Ketika perayaan Maulid Nabi Muhammad
SAW., masyarakat ramai bergotong royong. Kaum wanita

~ 14 ~
terbagi dengan tugas memasak, ada bagian yang
mengupas bahan-bahannya, ada bagian yang menyiapkan
api dengan kayu bakar, ada bagian yang memasak bahan,
ada bagian yang merebus air, ada bagian yang mencuci
piring, dan ada juga bagian yang membersihkan sisa-sisa
sampah dari bahan-bahan tadi. Itu semua mereka lakukan
dengan senang hati dibuktikan dengan canda tawa mereka
sembari mengerjakannya.
Selain itu kaum pria pun juga tidak kalah. Ketua
kampung ingin membuatkan pagar untuk surau karena di
daerah itu banyak binatang-binatang berkeliaran. Jadi,
ketua kampung pun dengan semangat menyeru kaum pria
untuk bergotongroyong membuat pagar surau. Setiap pagi
mereka memulainya. Pembagian tugas tersebut ada yang
membuat semen, membawa semen menggunakan gerobak
tangan, memberi tanda hingga membentangkan kawat.
Kegiatan tersebut mereka lakukan setiap hari, hingga
gerimis datang mereka tetap bekerja. Walaupun turun
hujan, semangat mereka tidak luntur karenanya.
Surau harus selalu bersih dan rapi. Oleh karenanya,
kaum wanita mengadakan program membersihkan surau
setiap hari jum’at dimulai pukul 15.00. Disitu para ibu-ibu

~ 15 ~
dan sebagian remaja perempuan berkumpul dan
bergotongroyong membersihkan surau.
Kaum wanita dan kaum pria disejajarkan, mereka
mendapat peranan yang sama di beberapa kegiatan,
misalnya pertemuan. Emansipasi wanita pun disini
diterapkan, bahkan ada ketua dari bagian perempuannya.
Masyarakat pasti memiliki perbedaan, termasuk
pada rumah panjang. Walaupun dalam satu atap, tidak
mesti selalu sama. Namun setiap perbedaan bisa diatasi
dengan saling menghargai. Begitu pun dengan masyarakat
Kampung Gawang Ulu. Ada yang berbeda kebiasaan, ada
pula berbeda keyakinan namun mereka tetap hidup rukun
dan menjunjung tinggi toleransi.

~ 16 ~
4
TAMU
Oleh : Syaumi Safitri

Masyarakat sangat memuliakan tamunya.


Ketika menyambut tamu, masyarakat sangat
menitikberatkan kepuasan dan hubungan persaudaraan
juga silaturrahim antara mereka. Hal itu kami rasakan
sendiri ketika pertama kalinya kami berkunjung ke rumah
ketua kampung hingga di rumah terakhir, semua rumah
memperlakukan kami dengan baik dan ramah.
Ketika kami berkunjung ke rumah warga,
penghuni rumah bergegas menghidangkan makanan dan
minuman untuk kami. Kami berbincang-bincang sambil
merendam biskuit ke dalam gelas berisi teh.
Memperkenalkan diri hingga bercerita tentang kampung
tersebut. Memang dirasakan, ketika perut terisi maka otak
akan bekerja dengan baik sehingga saat berbincang-
bincang menjadi lebih menyenangkan.
Ketika kami rasa perbincangan sudah
cukup dan mengingat waktu, kami pun menyudahi

~ 17 ~
pertemuan. Kami berpamitan dengan penghuni rumah.
Penghuni rumah bergegas lagi menuju dapur. Kami pun
heran dan bertanya-tanya. Rupanya kami diberikan buah
durian untuk dibawa pulang. Buah durian itu sebagai buah
tangan yang diberikan kepada tamu yang menunjukkan
bentuk rasa senang menerima kehadiran tamu tersebut.

~ 18 ~
5
BUDAK-BUDAK
Oleh : Syaumi Safitri

Walaupun masyarakat tidak mempunyai


tingkatan kelas, namum mereka sangat kompetitif untuk
mencapai prestasi dimana status dan gengsi merupakan hal
yang utama. Hal tersebut sudah ditanamkan kepada anak-
anak. Anak-anak dititipkan di sekolah hari senin hingga
jum’at. Mereka menetap di asrama sekolah. Pada hari
pengambilan raport, orang tua sangat berharap anaknya
bisa mencapai prestasi yang baik.
Anak-anak kampung Gawang Ulu
memiliki jiwa kompetitif saat mengikuti program
sukaneka yang kami buat. Mereka sangat bersemangat
mengikuti lomba adzan, tahfiz Al-Qur’an hingga lomba
memakan donat. Namun begitu mereka tidak melupakan
kerjasama ketika mengikuti lomba lempar slipa, bola
racun dan cerdas cermat.
Saat bermain bersama, anak-anak akrab
dipanggil dengan nama panggilan mereka. Nama

~ 19 ~
panggilan bukan berasal dari nama aslinya, melainkan dari
kebiasaan yang identik dengan anak tersebut. Diantaranya
ada tintek, kun, tuan, bundung, abiey, gambol dan lain-
lain. Hal ini membuat anak menjadi lebih akrab dan
bermain pun menjadi menyenangkan.
Ketika anak-anak menginjak usia remaja,
anak-anak pria dikirim keluar daerah untuk bekerja dan
mendapat pengalaman. Sedangkan anak-anak wanita tidak
bepergian dan ketertutupan mereka dengan budaya luar
membuat mereka dan hasil kerajinan tangan menjadi
sangat konservative. Kerajinan tangan tersebut ada yang
berupa anyaman hingga aksesoris.

~ 20 ~
Bagian 3
PENDIDIKAN

~ 21 ~
3
PENDIDIKAN

Oleh Muhammad Hafiz Ilham Akbar

Pendidikan di kampong Gawang Ulu secara umum


belum memadai. Hanya terdapat sebuah SK (Sekolah
Kebangsaan) atau yang bisa kita sebut dengan sekolah rendah
yang mana anak-anak disana sudah banyak yang duduk
disekolah menengah dan atas, oleh sebab ini banyak anak-
anak disana yang melanjutkan sekolah mereka ke Bandar
(kota) seperti kota terdekat: Balai Ringin, Serian bahkan
Kuching.
Sekolah didesa ini umum nya memiliki asrama untuk
ditinggali para anak-anak. System pendidikan seperti ini
sangatlah bagus, karena dengan adanya asrama para anak-
anak akan tingal dilingkungan sekolah selama 5 hari yaitu
mulai dari hari Senin sampai dengan Jum’at, pada hari Sabtu
mereka akan pulang kembali kerumah masing-masing.
Adapun kegiatan asrama beragam-ragam. Meliputi sholat
berjamaah, baca Al qur’an dll.

~ 22 ~
Kami pun tidak heran ketika mengajar anak-anak di
desa ini mereka sudah pandai akan baca Al Qur’an dan dasar-
dasar Islam, semoga kedepannya system asrama ini bisa selalu
bertahan dan bisa terus berkembang.

~ 23 ~
Bagian 4
PROFIL
MASYARAKAT

~ 24 ~
4
PROFIL MASYARAKAT

Oleh Muhammad Hafiz Ilham Akbar

Di desa Gawang ini terdapat istilah Keke yang artinya


kepala kampong, ketika kami datang ke kampong ini kami
langsung di suruh ke rumah keke di kampong ini. Kami
menjelaskan tujuan dari kedatangan kami dan program yang
kami canangkan ketika sudah mendapatkan izin dari beliau
mulailah kami menjalankannya.
Para perempuan sana pun ada yang bergelar keke,
jadi keke disana ada yang laki-laki dan juga ada yang
perempuan. Mereka bisa dipanggil Pak Cik Keke dan Mak
Cik Keke.
Keke pada kampong gawang ini sangatlah berjasa
dalam hal pengadaan air bersih, beliau menceritakan kampong
gawang ketika belum ada tersedia air bersih di rumah.
Walaupun sumber air sangat lah dekat dengan perkampungan
akan tetapi juga perlu tenaga untuk mengambil nya dan
mngangkutnya ke rumah. Mana kala turun hujan air sungai itu
pun tidak bisa di minum karena bercampur dengan lumpur
kata Pak Cik Keke.

~ 25 ~
Pak Cik Keke mulai menyerahkan proposal ke
kerajaan Malaysia untuk dibangunkan DAM di kampong
Gawang sejak tahun 2005, dan pada tahun 2010 baru lah di
kabulkan keingan beliau. Sekarang pun di kampong Gawang
terdapat susunan organisasi pengurus dari dam tersebut agar
selalu bermanfaat bagi warga kampong.
Mengenai dam ini terletak jauh di atas gunung
kampong gawang, kami pun tidak sempat untuk melihat nya
karena terkendala oleh jalur yang ekstrem.
Selain gelar keke, ada juga gelar Ustadz dan ustadzah
di kampong ini, seperti umum nya mereka mengajarkan dasar-
dasar Islam di kampong ini. Akan tetapi mereka tidak menetap
di kampong ini, apabila ada program tertentu baru lah mereka
ke kampong ini. Ini yang sangat menjadi catatan bagi
kampong ini, karena tidak ada dai atau ustadz ustadzah yang
menetap menjadikan ke imanan mereka dan ke ilmuan mereka
akan islam sangat lah minim.

~ 26 ~
Bagian 5
EKONOMI DESA

~ 27 ~
5
EKONOMI DESA

Oleh Muhammad Hafiz Ilham Akbar

Warga di kampong Gawang kebanyakan bekerja


sebagai petani dan peternak, di buktikan dengan banyak
nya terdapat perkebunan warga seperti kebun sawit,
durian, lada hitam, karet/getah dan lain-lain. Adapun
ternak seperti ternak ayam, bebek, sapid an babi (bagi non
muslim). Makanan sehari warga kampong ini di dapatkan
juga dari alam kampong ini seperti paku, ubi dan lain-lain.
Adapun kebutuhan sehari-hari warga kampong ini
mereka membelinya di kota, seperti di Balai Ringin,
Serian hingga Kuching. Pernah sekali kami ikut mak cik
kami membeli kebetuhan sehari-hari di Central Kuching,
dari sini lah kami sangat terkejut akan ekonomi warga di
kampong gawang. Mereka sangat banyak membeli bahan
makanan, kami kira ini karena bahan makanan disana
lebih murah, ternyata kami salah, harga bahan makanan
disana kurang lebih dengan di Indonesia, akan tetapi kata
Mak Cik kami membeli bahan makanan untuk kurun

~ 28 ~
waktu sebulan atau lebih, karena letak pasar ke kampong
sangatlah jauh.

~ 29 ~
Bagian 6
KULINER

~ 30 ~
6
KULINER

Oleh Muhammad Hafiz Ilham Akbar

Kuliner yang terkenal di kampong Gawang adalah


ayam pansuh. Cara membuat dengan memansuh ayam
pada sebuah batang bamboo sampai ayam tersebut
matang, makanan ini sangat lah lezat dan nikmat, kami
selalu bersemangat untuk membuat pansuh ayam ini.
Awalnya kami harus mencari bambu muda di hutan
dengan abang – abang di kampong, kemudian untuk ayam
nya sendiri haruslah ayam muda.
Adapun kuliner yang lain yang terkenal adalah
tempuyak, terbuat dari buah durian yang dimasak hingga
matang. Makanan ini selalu ada disetiap waktu makan ini
untuk penambah rasa makanan. Adapun kelebihan
tempuyak bisa di simpan di dalam peti ice / kulkas selama
satu tahunan.
Pernah kami heran ketika mak cik kami bilang
sangat suka dengan ikan pakasam, yang mana ikan
pakasam ini juga sangat di minati oleh orang Indonesia

~ 31 ~
seperti kami khususnya di Banjarmasin dan sekitarnya.
Alhasil memang sama ikan pakasam yang di maksud mak
cik kami. Ikan pakasam ini kalo ada pasti para warga
semangat makannya.

~ 32 ~
Bagian 7
ADAT
KEBUDAYAAN

~ 33 ~
7
ADAT KEBUDAYAAN

Oleh Muhammad Hafiz Ilham Akbar

Gawai Dayak di Kalimantan merupakan ungkapan


wujud rasa syukur dan terima kasih
kepada “PETARA” (Sang Pencipta) atas hasil panen telah
diperoleh selama setahun dan mengharapkan hasil yang
berlimpah pada tahun selanjutnya. Dayak Iban di Sarawak,
Malaysia mempunyai penanggalan yang sudah tetap yaitu
1 Juni. Sebelum melaksanakan Hari Gawai, masyarakat
biasanya menyiapkan makanan-makanan tradisional
seperti pulut, rendai, tumpe, kembang goyang dan
minuman tradisional seperti air tuak yang akan
dihidangkan pada saat gawai. Beberapa rangkaian acara
sebelum Gawai: “NGEMAPAS” dilakukan pada malam
hari sebelum Gawai agar pelaksanaannya tidak terganggu
oleh roh-roh jahat. Pada prosesi ini, ritual dipimpin oleh
tetua adat dan semua masyarakat berkumpul. “NIRI
KEMBUNG” dilakukan subuh hari pada saat Gawai, yaitu
proses mendirikan bendera sekaligus
membuat teresang dari bambu yang dihiasi

~ 34 ~
daun isang yang akan digunakan untuk
menyimpan pedara, dan ini dilakukan serentak oleh
masyarakat sepanjang Rumah Betang. NGALU
KETEMUAI DATAI” dilakukan pada saat pagi hari ini
untuk menyambut tamu-tamu yang datang pada hari
Gawai, disambut dengan acara adat dan disuguhkan
minuman tradisional, selanjutnya duduk di Ruai sambil
berbincang-bincang dan minum, makan yang telah
disediakan. Ada juga sebagian tamu yang melakukan
tradisi ngetas pintu. Ngetas Pintu berarti mengetuk pintu
untuk mengunjungi yang ada di Rumah Betang. Setelah
semua tamu hadir, acara gawai tersebut segera di mulai.
Di dalam Gawai, biasanya ada Gawai khusus yang
dilakukan oleh beberapa kepala keluarga. Gawai khusus
tersebut dilakukan tergantung keluarga masing-masing.
Maksudnya ialah Gawai yang mempunyai tingkatan dan
ada juga gawai yang bisa dilakukan apabila kita
memperoleh tanda atau mimpi.

Nama-nama gawai tersebut berbeda-beda begitu


juga prosesnya. Ada yang di sebut Gawai Sandau Ari,

~ 35 ~
Gawai Kelingkang, Gawai Kenyalang, Babi Lemai,
Tambak Bulu, dan lain-lain.

~ 36 ~
Bagian 8
ETNIK,
PERMAINAN
RAKYAT DAN
KEAGAMAAN

~ 37 ~
ETNIK, PERMAINAN RAKYAT DAN
KEAGAMAAN

Oleh Nia Apri Soqdiah

Kemajemukan masyarakat kampung gawangulu


menjadikan daerah ini unik, selain bertempat di daerah
perbatasan, keunikan tersebut juga disebabkan karena
keberagaman suku yang tinggal di kampung gawangulu.
Suku Asli yang mendominasi adalah Bangsa Iban dari
suku Dayak, dan suku Melayu menjadi suku terbanyak
kedua yang tinggal di kampung gawangulu. Selain kedua
Suku asli tersebut, kampung gawangulu juga menjadi
tempat yang strategis bagi perantau dari luar daerah,
sehingga sekarang banyak terdapat beragam suku yang
sudah menetap di kampung gawangulu. Islam menjadi
agama minoritas di kampung gawangulu, karena memang
penduduk Asli kampung gawangulu bukanlah suku
keturunan nenek moyang yang sudah mengenal Islam.
Melainkan Bangsa Iban dari suku Dayak yang
nenek moyangnya memegang keyakinan Aninisme dan
Dinanisme, meskipun saat ini sudah jarang keyakinan
tersebut dan berganti menjadi agama Katholik dan

~ 38 ~
Kristen. Dari hal tersebut maka bisa kita ketahui bahwa
Islam terlambat hadir di kampung gawangulu, hal ini yang
membuat penyebaran Islam di kampung gawangulu
mengalami kendala karena minimnya pihak-pihak yang
melakukan kegiatan penyiaran Islam lintas Agama.
Sehingga buku ini bertujuan untuk memecahkan
permasalahan terhadap kendala yang di alami Penyiaran
Islam di kampung gawangulu supaya menjadi perhatian
bagi pihak-pihak yang mempunyai wewenangnya dalam
kegiatan Penyiaran dan Dakwah Islam juga untuk
generasi-generasi Islam yang akan datang agar berkenan
menyumbangkan usaha dan ide-ide untuk melakukan
penyiaran Islam di kampung gawangulu.
Selain itu, dengan hadirnya buku ini bertujuan
untuk memotret wilayah perbatasan kampung gawangulu,
yang bertujuan untuk menyampaikan pada masyarakat
Indonesia dan Dunia bahwa kampung gawangulu adalah
wilayah yang penuh dengan keberagaman yang kuat
dalam memegang toleransi. Sehingga meskipun kampung
gawangulu adalah wilayah yang bermasyarakatkan
majemuk, namun keamanan disini tetap terjaga karena
masyarakat kampung gawangulu tidak terpengaruh

~ 39 ~
terhadap isu-isu yang beredar di masyarakat luas. Oleh
karena itu hal tersebut pantas untuk menjadi contoh bagi
masyarakat Indonesia sepenuhnya yang memang seperti
kita ketahui bahwa keberagamanlah yang membuat
Indonesia kaya, karena Indonesia sebagai pemilik jenis
suku terbanyak di dunia.
Dan disini penulis ingin menyampaikan sesuatu
yang di harapkan mampu memberikan dampak bagi
masyarakat kampung gawangulu (khususnya masyarakat
yang ber agamakan Islam) dari semua kalangan yang
membaca buku ini. Bahwa ternyata terhambatnya
penyiaran Islam di kampung gawangulu bukan tanpa
alasan, melainkan penyiaran Islam di kampung gawangulu
mengalami beberapa kendala yang nantinya di harapkan
menjadi perhatian bagi pihak-pihak yang bersangkutan,
khususnya dalam lingkungan pendidikan yang berbasis
Islam seperti IAIN Pontianak, UIN Banjarmasin, dan
IAIN Palopo.
Kampung gawangulu meiliki banyak kesan. Yang
dapat kami pelajari dari kampung gawangulu,
masyarakatnya sangat antusias dalam bersosialisasi. Oh
iya disana memiliki permainan yang beragam seperti

~ 40 ~
lempar selepa, balap goni, dan masih banyak lagi.
Mungkin sama saja dengan di indonesia permainannya
Cuma beda nama jadi terlihat unik dan beda. Anak-anak
sangat gembira diajak bermain, mandi kesungai, dan jalan-
jalan mengelilingi kampung gawangulu. Eh kalau diajak
belajar pasti mereka jawab taakkk naaak!.. lucu yaa tapi
mereka anak-anak pintar semua bahkah hapalan mereka
sudah banyak MasyAllah. Tetapi sayangnya disana tidak
ada ustadz menetap jadi anak-anak kalau tidak dibaca lagi
hapalannya bisa lupa.
Ada seorang anak yang bernama tintek (fahmi) dia
gemar sekali bermain anak tikus yang masih merah, kalau
digangguin ipul dan adzam dia kerap sekali menanggis
hehee. Tintek ini punya suara yang unik lho lucu banget.
Dibalik sifat nakal, dia termasuk anak yang mudah di
ajarkan dalam mengaji dan menghapal surah-surah
pendek, yaa memang anak nya kalau diajarkan agak susah
nyebut huruf tapi dia tetap semangat belajar. Ada lagi yang
gemar belajar seperti tintek, nama skun (hafiz) dia
saudaranya tintek. Sifat mereka memang berbeda tapi
semangat belajarnya sama kok. Sih skun ini anaknya

~ 41 ~
senang juga bermain tapi dia tidak terlalu nakal seperti
adiknya tintek.
Oh iya ada yang lucu cerita di kampung gawangulu
gini gini dia seorang anak prempuan umurnya sudah
cukup matang sih, Cuma kata orang di kampung
gawangulu memang dia peranggainya macam budak-
budak berteman juga sama anak-anak. Nama sonti kita
orang panggil dia akak sonti. Orang sangat baik, rajin
bekerja pulak. Dia memang memiliki kekurangan tetapi
alhadulillah dia ada kemauannya buat belajar agama
meskipun awalnya tak nak, tapi pada akhirnya nak juga
semangat akak sonti. Akak sonti naksir berat sama hafiz
buka hafiz abangnya tintek tetapi abang hafiz anak PPM
Indonesia hahaa. Kerap sangat akak sonti di cie ciein dan
dia sangat senang (main-main jee) buat hiburan.
Singkat cerita ada juga ni anak yang memiliki
kekurangan namanya Mizi walaupun dia miliki
kekurangan dia anak yang pintar menghapal dan cepat
beda sih sama akak sonti. Dan mizi tidak pandai membaca
tetapi untuk menghapal ayat-ayat Al-qur’an dia pintar
sangat. Begitu juga kakaknya sih abie (adawiyah) dia
banyak sangat hapalannya. Oh iya asraf, adam, fatin sama

~ 42 ~
seperti mizi dan abie hapalan mereka sudah banyak
masyaAllah. Kita do’akan ya mereka supaya makin
banyak hapalan dan bisa menjadi anak yang sholeh
sholeha dan bisa menjadi hafiz Al-qur’an agar kelak bisa
membawa kedua orangtua beserta saudaranya ke surga
amin.
Semoga kelak kita bisa berjumpa lagi yaa anak-
anak sholeh sholeha. Salam manis dari akak syaumi akak
nia dan abang hafiz, semangat belajar yaa.

~ 43 ~
Bagian 9
Realisasi Program
Kerja

~ 44 ~
A. Realisasi prokja

1. Program Keagamaan

NAMA
N SASAR EMP HAMBATA
TUJUAN WAKTU
o KEGIATAN AN AT N
A
Mengajar
nak- S
kan anak-anak Terka
Kelas anak urau
mengenai tata Setiap dang anak-
Iqro
1 dan Al- Kampu Ar-
cara membaca Hari anak malas
Qur’an ng Rahm
Iqra dan Al- untuk belajar.
Gawang an
Qur’an
ulu
Mengajar
A S Sulitn
kan anak-anak
nak- urau ya mengubah
Kelas mencintai Nabi Setiap
2 anak Ar- kebiasaan
Sholawat Muhammad Hari
Kampu Rahm anak
SAW. dengan
ng an mendengarka
bersholawat

~1~
Gawang n lagu yang
ulu kurang baik
A
Jaran
Mengajar nak- S
Bimbi g pengamalan
kan anak-anak anak urau
ngan Fiqh Setiap membuat
3 mengenai tata Kampu Ar-
(Wudhu dan Hari anak-anak
cara berwudhu ng Rahm
Sholat) melupakanny
dan sholat Gawang an
a.
ulu
Penge
P
S ras suara dan
endudu
Sholat Mendekat urau tidak ada
k Setiap
4 5 waktu ka n diri Kepada Ar- penduduk
kampun Hari
berjamaah Allah SWT Rahm yang ikut
g dan
an sholat
peserta
berjamaah
A S
` Bimbi Menamba Setiap Terka
nak- urau
5 ngan do’a h wawasan Hari dang anak-
anak Ar-

~2~
mengenai doa Kampu Rahm anak malas
seharisehari ng an untuk belajar.
Gawang
ulu
A
nak- S
Bimbi Membimb Terka
anak urau
ngan Hafalan ing anak-anak Setiap dang anak-
6 Kampu Ar-
surah- untuk menambah Hari anak malas
ng Rahm
surah pendek hafalan untuk belajar.
Gawang an
ulu
A
nak- S
Mengajar Terka
anak urau
Bimbi ka n anak-anak Setiap dang anak-
7 Kampu Ar-
ngan Azan mengenai tata Hari anak malas
ng Rahm
cara azan untuk belajar.
Gawang an
ulu

~3~
a
Mengajar S Masih
nak-
Penga kan anak-anak urau banyak
anak Setiap
8jaran Al- dan orang tua Ar- penduduk
dan Hari
fatihah mengenai bacaan Rahm yang tidak
orang
Al-Fatihah an ikut
tua
A
nak- S
Mengajar Terka
anak urau
Bimbi kan anak-anak Setiap dang anak-
9 Kampu Ar-
ngan Adab tentang adab Hari anak malas
ng Rahm
kepada orang tua untuk belajar.
Gawang an
ulu
Mengajak P S Masih
penduduk untuk endudu urau banyak
1 Yasin Mala
mengamalkan k Ar- penduduk
0 an m Jum’at
membaca Surah Gawang Rahm yang enggan
Yasin Ulu an mengikuti

~4~
kegiatan
tersebut.
Pendu
Mengajar P S
duk belum
Kursu kan kepada endudu 4 urau
1 bisa
s Pengurusan penduduk tata k Desember Ar-
1 mempraktekk
Jenazah cara pengurusan Gawang 2019 Rahm
an secara
jenazah Ulu an
langsung.

2. Program Sosial Kemasyarakatan


T
N NAMA TUJ SA W HAM
EMPA
O KEGIATAN UAN SARAN AKTU BATAN
T
Pen
Menj
duduk K R
Ramah alin
1 kampung ondisiona umah
Tamah silaturahim
Gawang l Panjang
dengan
Ulu

~5~
penduduk
sekitar
Menj
Pen
alin
duduk S
Masak silaturahim
2 kampung urau Ar- -
bersama dengan
Gawang Rahman
penduduk
Ulu
sekitar
Kelili
ng tempat
destinasi dan
dan kebun, Ana K
K
Tadabbur sebagai k-anak dan ampung
3 ondisiona -
alam refreshing peserta gawang
l
time dari PPM ulu
kegiatan
yang
dilakukan.

~6~
Mena
Ana
namkan S
Gotong k-anak dan S
4 kebersamaan urau Ar- -
Royong peserta etiap hari
dan Rahman
PPM
kebersihan
S K
Menghadiri Silatu Ka abtu, 21 ampung
5 -
undangan rahmi mpung lain Desembe Nyelitak
r 2019
Berkebun Pen K
Mem K
dan memanen duduk ebun
6 bantu ondisiona -
(Buah-buahan dan kampung pendudu
penduduk l
Sayuran) gawang ulu k
Pen
Mem K K
Memberi duduk
7 bantu ondisiona andang -
makan lembu kampung
penduduk l Lembu
gawang ulu

~7~
Pen
H
Menj duduk
K alaman
Pembuatan aga kampung
8 ondisiona Surau
Pagar Surau keamanan gawang ulu
l Ar-
surau dan kepala
Rahman
kampung

3. Program Khusus
NA
N TUJ SAS W TE HAM
MA
O UAN ARAN AKTU MPAT BATAN
KEGIATAN
Ana
24 Sur
Suka Meng k-anak
1 Desember au Ar- -
neka asah bakat kampung
2019 Rahman
gawang ulu
Meng Pend
Khat 24 Sur
ajarkan akan uduk
2 aman Al- Desember au Ar-
cinta Al- kampung
Qur’an 2019 Rahman
Qur’an gawang ulu

~8~
Maje
Pend
lis Perpisahan 24 Sur
Berpa uduk
3 dan Desember au Ar-
mitan kampung
Pembagian 2019 Rahman
gawang ulu
Hadiah
Pend
Pertu Meng 24 Sur
uduk
4 njukan Islami hibur Desember au Ar-
kampung
(Sholawatan) penduduk 2019 Rahman
gawang ulu

~9~

Anda mungkin juga menyukai