Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KKN ETNOGRAFI

Kelompok : 60

Unit : Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara

Universitas : Muhammadiyah Purwokerto

Dosen Pembimbing Lapangan :. Yudhistira Pradhipta A., S.E., M.M

Ketua : Tohidin Saeful Aji 1611020180

Anggota :

1. Anik Larasati 1601030001


2. Dekawati Dwi Saputri 1601050087
3. Elia Irma Sari 1601100137
4. Lusiana Dwi Safitri 1602010243
5. Raka Dwi Pangestu P. 1602030123
6. Resta Diah Ayu P. 1602030224
7. Wahyu Giri Pambudi G. 1603040074
8. Rizky Anggaresta W. 1611020143
9. Diyah Sulistiyani 1611050023
BAB I

PENGANTAR

Indonesia merupakan negara dengan berbagai suku bangsa,agama dan budaya, dimana

setiap daerah yang ada mempunyai ciri khas masing – masing. Dari hasil observasi KKN

(Kuliah Kerja Nyata) UMP kelompok 60 pada tahun 2019 di Desa Gembongan Kecamatan

Sigaluh Kabupaten Banjarnegara. Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi

tugas KKN untuk meneliti lokasi tempat KKN, serta untuk mengetahui keragaman budaya

setempat yang nantinya akan ditindak lanjuti oleh pihak LPPM UMP.

Desa Gembongan adalah desa yang mempunyai penduduk sebanyak 3487 jiwa

(berdasarkan data desa) yang berada di Kecamatan Sigaluh Kabupaten Banjarnegara .

Hampir seluruh warga desa merupakan warga asli hanya beberapa warga saja yang

merupakan pendatang dari luar kota. Penduduk dari Desa Linggapura rata – rata

menggunakan bahasa Jawa ngapak atau bahasa setempat tapi disana lebih menekankan ke

bahasa Jawa Krama.

Seluruh penduduknya memeluk agama Islam yang didominasi oleh warga NU. Anak –

anak setempat sebagian besar sudah menyenyam pendidikan dasar hingga menengah,

beberapa juga lulusan Perguruan Tinggi. Mata pencaharian penduduk juga beragam ada yang

bekerja sebagai petani, wiraswasta, pedagang, sebagai tukanag parkir.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh sebanyak mungkin informasi tentang kondisi

etnis suatu daerah, meliputi sumber daya alam dan manusianya, aspek sosiokultural, spiritual,

ekonomi serta hal – hal lain yang menjadi ciri pembeda daerah tersebut dengan daerah

lainnya. Laporan ini disusun sesuai dengan keadaan sebenarnya dan diperkuat dengan

wawancara yang dilakukan kepada warga masyarakat sekitar.


BAB II

METODE PENGAMBILAN DATA

A. Observasi

Observasi dilakukan oleh mahasiswa KKN di desa Gembongan, yang diamati yaitu

berupa kebiasaan masyarakat setempat, mata pencaharian masyarakat, bentuk

bangunan yang ada di desa tersebut. Observasi juga dilakukan dengan terlibat dalam

kegiatan – kegiatan yang ada di desa secara langsung. Dengan ini mahasiswa dapat

melihat dan memahami fenomena yang ada di dalam desa tersebut.

B. Wawancara

Wawancara adalah proses pengambilan data dengan cara memperoleh informasi

secara langsung dari narasumber. Narasumber yang diwawancarai merupakan tokoh

masyarakat setempat yang mempunyai informasi secara lengkap.

C. Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan cara melihat gambar – gambar yang ada di desa, untuk

menelusuri sejarah dan kebiasaan masyarakat, serta melihat peta desa. Dokumentasi

juga dapat menjadi bukti tentang suau peristiwa di masa lalu yang dapat membantu

kami dalam menyusun laporan etnografi.


BAB III

DESKRIPSI

A. Kondisi Geografis dan Lingkungan

a) Deskripsi Lokasi/Letak Geografis

Desa Gembongan merupakan desa yang terletak di Kecamatan Sigaluh

Kabupaten Banjarnegara. Pusat pemerintahan Kecamatan Sigaluh berada di Desa

Gembongan. Kecamatan Sigaluh memiliki 14 desa 1 Kelurahan, dengan luas

wilayah 39,55 Km2 yang terdiri dari 14 Desa 1 Kelurahan. Salah satu desa yang

ada di kecamatan Sigaluh yaitu Desa Gembongan yang merupakan salah satu desa

yang menjadi lokasi KKN mahasiswa UMP tahun 2019. Desa Gembongan

memiliki luas wilayah sekitar 288.900 hektar dengan batas-batas:

Sebelah selatan : Desa Kemiri

Sebelah barat : Desa Sigaluh

Sebelah utara : Desa Sempol/ Sungai Serayu

Sebelah timur : Desa Prigi

Di desa Gembongan terdapat 4 , yaitu Dusun Gembongan (Dusun 1), Dusun

Siweru (Dusun 2), Dusun Brayut (Dusun 3) dan Dusun Limbangan (Dusun 4).

b) Peta Desa Gembongan


Gambar 2.1 (Peta DesaGembongan)

c) Orbitasi

Jarak dari Desa Ke Kantor Kecamatan Kecamatan 7,1 km

Lama jarak tempuh ke Ibu Kota Kecamatan dengan Kendaraan 13 menit

Bermotor

Lama jarak tempuh ke Ibu Kota Kecamatan dengan Non 45 menit

Kendaraan Bermotor/Jalan Kaki

Jarak ke Ibu Kota Kabupaten 30 km

Lama jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten dengan Kendaraan 38 menit

Bermotor

Lama jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten dengan Non 2 jam

Kendaraan Bermotor
d) Keadaan Alam

Desa Gembongan terletak didaerah dataran tinggi. Letaknya yang berada

di dataran tinggi membuat sebagian besar wilayahnya merupakan wilayah

perkebunan., khususnya perkebunan buah salah pondoh. Dengan banyaknya

perkebunan membuat sebagian besar warga masyarakat Desa Gembongan

berprofesi sebagai petani buah khususnya buah salak. Namun tidak hanya itu

terdapat juga lahan persawahan, perkebunan buah lainnya seperti contohnya

adalah durian. Desa gembongan juga terletak di dekat sungai Serayu. Letaknya

yang berada di dataran tinggi membuatnya warga Desa Gembongan mengalami

beberapa masalah, khususnya krisis air saat musim kemarau. Di Bulan Juli 2019

ini banyak petani yang mengalami kerugian karena kekeringan. Beberapa warga

di Desa Gembongan juga menanam kopi di kebun mereka dan menumbuknya

sendiri untuk dijadikan kopi yang bisa diminum sehari-hari.

B. Asal Mula dan Sejarah

Dikala jaman Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Sultan Agung

Hanyokrakusuma yang pada tahun 1628 dan tahun 1629 telah berani dan mampu

melakukan penyerangan besar kompeni Belanda di Batavia (sekarang Jakarta),

banyak tokoh, pendekar dan prajurit yang disebar luaskan ke berbagai pelosok

wilayah guna membangun kekuatan angkatan perang dan ketahanan kerajaan. Dari

sekian banyak tokoh, pendekar dan prajurit yang menyebar luas banyak juga yantidak

kembali ke kerajaan tetapi malah menetap dan atau membuka wilayah-wilayah


pemukiman dan lahan pertanian di berbagai pelosok, diantaranya ad beberapa orang

tokoh yang memiliki jasa besar bagi wilayah dan masyarakat Gembongan.

Sebagian besar dari wilayah desa Gembongan yang sekarang ini, dulunya adalah

termasuk wilayah ibukota Kadipaten Sigaluh. Adapun nama / sebutan

GEMBONGAN semula adalah nama suatu pedukuhan tempat ditemukan dan

dimakamkannya bagian tubuh (GEMBUNG) dari seorang tokoh prajurit sandi

(wanita) dari kerajaan Mataram yang tewas secara mengenaskan karena dimuntilasi

oleh orang-orang suruan kompeni yaiyu Nyai GONDHAR al GONDHARI al Nyai

SEKAR KENCANA. Sebutan GEMBONGAN berasal dari kata GEMBUNG dan

PANGAN, karena masyarakat yang pada saat itu menemukan dan memakamkan

bagian tubuh Nyi GONDHAR berpendapat dan berharap bahwa pada dasarnya

GEMBUNG atau badan itu harus diisi makanan (pangan) sehingga harapannya

semoga masyarakat kelak dalam kehidupannya selalu digembong pangan artinya

dicukupkan pangan/ tanah pertanian subur kehidupan makmur.

Pada masa perang Diponegoro tahun 1825 sampai dengan tahun 1830 Adipati

Sigaluh beserta pasukannya yang bernama pasukan BALERAGAS bergabung dengan

pasukan Kadipaten Panje Roma Kebumen untuk membantu perjuangan Pangeran

Diponegoro melawan Kompeni Belanda namun hingga pepeprangan terhenti Adipati

Sigaluh tidak kembali ke Kadipaten Sigaluh, sehingga kursi Kadipaten komplang

(kosong). Mengingat bahwa tidak adanya putra pengganti dan pada saat

ditinggalkannya dipercayakan kepada seorang demang untuk menjaga keamanan

rumah Kadipaten maka atas kesepakatan para sesepuh dan tokoh Kadipaten serta

restu dari Kesultanan Mataram wilayah Kadipaten Sigaluh dipecah menjadi beberapa
desa dan berada dibawah kekuasaan Kadipaten Banjarkulon (Banjar Watu Lembu)

yang salah satunya adalah wilayah sekitar pedukuhan Gembongan berdiri menjadi

sebuah desa yaitu desa GEMBONGAN, dengan dipimpin oleh seorang Kepala desa/

Lurah yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Kesultanan bahwa Raden SERGI JAYA

MENGGALA sebagai lurah/ Kepala desa GEMBONGAN (yang menjabat sejak

tahun 1829 – 1854).

C. Bahasa

Desa Gembongan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Sigaluh,

Banjarnegara yang Banjarnegara sendiri merupakan kota yang terkenal dengan bahasa

jawa “Ngapak” nya. Bahasa yang digunakan di Desa Gembongan dalam kehidupan

sehari-hari adalah bahasa jawa, namun di desa Gembongan tetap mengutamakan

kesopanan. Bagi orang yang lebih muda akan menggunakan bahasa jawa krama

kepada orang yang lebih tua. Di Sekolah Dasar di desa gembongan pun siswanya

berbicara menggunakan bahasa krama kepada guru-gurunya. Begitu pula di rumah,

para anak berbicara menggunakan krama kepada orang tuanya. Bahkan di dusun

limbangan pun ada beberapa anak yang bahkan kurang fasih dan lancar berbahasa

indonesia, karna dari kecil dia dibiasakan untuk memakai bahasa jawa krama.

D. Potensi Desa

1. Data Desa

Tahun : 2019

Kode PUM : 3304072009

Nama Desa : Gembongan

Kecamatn : Sigaluh
Kabupaten : Banjarnegara

Provinsi : Jawa Tengah

Kepala Desa : Nur Mubin

Luas Desa (Ha) : 288.900,0000

2. Lembaga Pemerintahan

Dasar Hukum Pembentukan : Keputusan bupati

Dasar Hukum Pembentukan BPD : Perda

Jumlah Aparat Pemerintahan (orang) : 19

Jumlah Perangkat Desa (orang) : 12

Dusun : 4

Kepala Dusun : 4

3. Badan Permusyawaratan Desa

Keberadaan BPD : 2

Anggota BPD : 7

4. Lembaga Kemasyarakatan

a.) LKMD/LKMM

b.) PKK

c.) Rukun Warga

d.) Rukun Tetangga

e.) Karang Taruna

f.) Kelompok Tani

g.) Badan Usaha Milik Desa

h.) Yayasan Ponpes Miftahussolihin


5. Usaha Jasa, Hiburan dan lain-lain

No Jenis Usaha Jumlah

1 Toko/Kios 43

2 Swalayan 1

3 Toko Kelontong 1

4 Usaha Air minum 1

6. Lembaga Pendidikan

No Jenis Sekolah Status Jumlah Jumlah

Sekolah Siswa

1 TK Terakreditasi 1 55

2 Radhatul Athfal Terakreditasi 1 35

3 Tsanawiyah Terakreditasi 1 79

4 Aliyah Terakreditasi 1 45

5 Ponpes Terdaftar 1 155

6 SD Terakreditasi 2 297

7 SMA Terakreditasi 1 308

8 Play Group Terdaftar 3 120

E. Keadaan Demografi Desa

1. Jumlah Penduduk

Desa Gembongan terdiri dari total 3487 jiwa yang detailnya ada pada tabel sebagai

berikut :
Jumlah laki-laki (orang) 1746

Jumlah Perempuan (orang) 1741

Jumlah total (orang) 3487

Jumlah Kepala Keluarga (KK) 1012

Kepadatan Penduduk (per Km) 1206

2. Usia Penduduk

Berikut detail usia penduduk di Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten

Banjarnegara.

a) Laki-laki

0 tahun 49 8 tahun 40 16 thn 31 24 thn 29

1 tahun 42 9 tahun 67 17 thn 31 25 thn 17

2 tahun 34 10 thn 4 18 thn 31 26 thn 17

3 tahun 37 11 thn 5 19 thn 31 27 thn 17

4 tahun 19 12 thn 7 20 thn 29 28 thn 17

5 tahun 41 13 thn 8 21 thn 29 29 thn 86

6 tahun 14 14 thn 146 22 thn 29 30 thn 25

7 tahun 13 15 thn 31 23 thn 29 31 thn 26


32 thn 28 40 thn 21 48 thn 21 56 thn 13

33 thn 31 41 thn 23 49 thn 22 57 thn 13

34 thn 35 42 thn 24 50 thn 17 58 thn 13

35 thn 22 43 thn 26 51 thn 17 59 thn 12

36 thn 25 44 thn 27 52 thn 17 60 thn 9

37 thn 27 45 thn 19 53 thn 17 61 thn 9

38 thn 30 46 thn 20 54 thn 17 62 thn 9

39 thn 32 47 thn 21 55 thn 13 63 - >75 93

thn

b) Perempuan

0 tahun 14 8 tahun 37 16 thn 22 24 thn 36

1 tahun 23 9 tahun 41 17 thn 30 25 thn 16

2 tahun 33 10 thn 24 18 thn 39 26 thn 18

3 tahun 42 11 thn 26 19 thn 48 27 thn 19

4 tahun 51 12 thn 28 20 thn 23 28 thn 21

5 tahun 25 13 thn 30 21 thn 26 29 thn 83

6 tahun 29 14 thn 56 22 thn 30 30 thn 4


7 tahun 33 15 thn 13 23 thn 33 31 thn 12

32 thn 28 40 thn 21 48 thn 21 56 thn 12

33 thn 43 41 thn 23 49 thn 21 57 thn 12

34 thn 59 42 thn 24 50 thn 17 58 thn 12

35 thn 20 43 thn 26 51 thn 17 59 thn 11

36 thn 23 44 thn 27 52 thn 17 60 thn 10

37 thn 22 45 thn 30 53 thn 17 61 thn 10

38 thn 31 46 thn 20 54 thn 16 62 thn 9

39 thn 34 47 thn 21 55 thn 13 63 - >75 115

thn

3. Kewarganegaraan

Semua masyarakat di desa gembongan merupakan Wrga Negara Indonesia

asli yang berjumlah 3487 jiwa dan terdiri dari 1746 laki-laki dan 1741

perempuan.

4. Etnis/Suku

Dari 3487 jiwa di desa gembongan, 3461 jiwanya merupakan suku Jawa asli

yang terdiri dari 1733 laki-laki dan 1726 perempuan, sedangkan 11 orang

lainnya merupakan suku Sunda yang terdiri dari 3 laki-laki dan 8 perempuan.

5. Cacat Mental dan Fisik


No Jenis Cacat Laki-laki Perempuan Jumlah

(orang) (orang) (orang)

1 Tuna Rungu 3 0 3

2 Tuna Wicara 3 0 3

3 Tuna netra 0 1 1

4 Lumpuh 0 1 1

5 Cacat Kulit 1 0 1

6 Tuna Daksa lainnya 8 2 10

7 Idiot 0 1 1

8 Stress 2 0 2

F. Tingkat Ekonomi Desa

Desa gembongan merupakan desa yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai

petani, tapi ada juga beberapa yang merupakan pedagang atau wiraswasta, Pegawai

Negeri Sipil (PNS), dan lain-lain. Berikut merupakan daftar mata pencaharian pokok

masyarakat desa gembongan dalam bentuk tabel :

No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

(orang) (orang) (orang)


1. Petani 390 155 545

2. Pedagang Keliling 9 14 23

3. Tukang Jahit 2 9 11

4. Buruh Tani 150 20 170

5. Tukang Kayu 15 0 15

6. Tukang Rias 0 1 1

7. Pegawai Negeri Sipil 125 97 222

8. Tukang Batu 35 0 35

9. Tukang Cukur 3 0 3

10. Montir 4 0 4

11. Dukun Tradisional 0 3 3

12. Karyawan Perusahaan Swasta 114 52 166

13. Pelaut 3 0 3

14. Ahli Pengobatan Alternatif 1 0 1

15. Dukun/paranormal/supranatural 2 0 2

16. Apoteker 1 2 3

17. Dokter Swasta 2 0 2

18. TNI 4 0 4

19. Sopir 14 0 14

20. POLRI 2 0 2

21. Pemulung 3 0 3

G. Sistem Religi / Agama


Mayoritas masyarakat desa gembongan menganut agama Islam. Aktivitas

keagamaan yang rutin dijalankan oleh penduduk di Desa Gembongan yaitu pengajian,

yasinan dan tahlil rutin/mingguan yang diadakan di setiap RT di semua dusun di

rumah warga secara bergilir. Setiap setelah pengajinan, yasin dan tahlil para ibu-

ibu/atau bapak yang mengikuti kegiatan tersebut disajikan makanan atau jajan oleh

tuan rumah yang disantap bersama-sama. Dusun 1 (Gembongan) dan Dusun 3

(Brayut) mengadakan pengajian,yasinan dan tahlil rutin setiap hari Jum’at pukul 2

siang. Sedangkan di Dusun 2 pengajinan, yasinan dan tahlilan dilakukan setiap hari

Rabu sore pukul 3.30. Dusun 4 ( Limbangan ) mengadakan pengajian, yasinan,

tahlilan rutin setiap hari kamis sore setelah ashar sekitar pukul 4 sore. Kegiatan

keagamaan yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Desa Gembongan seperti

sholat berjamaah di Masjid/Mushola dan Pengajian rutin baik ibu-ibu maupun bapak-

bapak. Terdapat juga aktivitas keagamaan yang bersifat Harian yaitu sholat

berjamaah di Masjid/Mushola sekitar, Mingguan seperti sholat jumatan di Masjid dan

Pengajian Rutin , Tri wulan seperti hari-hari besar islam, dan Tahunan seperti Sholat

Idul fitri dan Idul Adha.

Ritual agama yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu juga ada seperti sholat

gerhana bulan. Aktivitas keagamaan yang banyak diikuti oleh masyarakat adalah

pengajian baik yang rutin ataupun yang tidak. Kegiatan keseharian masyarakat ada

juga yang dihindari yaitu TBC (Tahayul, Khurafat, dan Bidah). TBC merupakan

penyakit yang harus dihindari karena Allah SWT sangat membencinya. Masyarakat

yang aktif dalam kegiatan keagamaan kebanyakan berumur 30 tahun ke atas.

Kegiatan keagamaan yang diikuti oleh laki-laki diantaranya : Pengajian malam Jumat
diikuti oleh ibu-ibu dan bapak-bapak. Pengajian ibu-ibu dilaksanakan sendiri dan

pengajian bapak-bapak juga dilaksanakan sendiri. Sebagain besar masyarakat di Desa

Kecepit taat dalam beribadah dan komitmen mereka dalam beragama bagus. Mereka

sangat antusias dalam kegiatan agama dan prinsip mereka amar maruf nahi munkar.

Respon masyarakat terhadap pemuka agama yang ada di setempat baik, tidak terdapat

perselisihan diantara mereka karena mereka sadar tujuan mereka sama yaitu islam.

Masyarakat sangat rukun sehingga kehidupan disekitar terlihat sangat harmonis.

Kegiatan TPQ di desa gembongan juga termasuk sangat aktif, di semua RT disetiap

dusun memiliki program TPQ sendiri dengan waktu yang berbeda-beda. Seperti

contohnya di Dusun Limbangan TPQ dimulai pukul setengah 3 sampai ashar

sedangkan di Dusun Brayut TPQ dimulai pukul 4 sore sampai selesai. Kebanyakan

pengampu/ustadzah/ustadz yang membimbing anak anak di TPQ adalah kisaran umur

30 tahun keatas.

H. Kebudayaan, Adat dan Tradisi

Desa Gembongan merupakan desa yang masih menjunjung tinggi adat Jawa di desa

tersebut (kejawen). Hampir setiap rumah di Desa Gembongan terpasang kentong di

depan rumahnya. Menurut narasumber, kentongan yang terpasang di hampir semua

rumah di desa gembongan ditunjukan untuk memanggil masyarakat apabila ada acara

atau bahkan ada sesuatu yang darurat di rumah tersebut. Tradisi yang masih rutin

dilaksanakan adalah tradisi adat perayaan pernikahan jawa dan juga tradisi perayaan

hasil panen karena kebanyakan masyarakat desa gembongan berprofesi sebagai petani.

Mitoni juga masih dilaksanakan di desa gembongan. Tradisi keagamaan yang dilakukan
rutin di Desa Gembongan adalah Pengajian rutin ibu-ibu dan pengajian rutin bapak-

bapak di semua RT di setiap Dusun, Albarjanjen oleh Ibu-Ibu dan juga yasin tahlil.

Adat yang masih berjalan adalah adat Jawa, kebanyakan anak pertama di Desa

Gembongan yang akam menikah juga pesta perayaannya biasanya akan dipertontonkan

begalan dan kuda kepang sebagai hiburan. Tek-tek juga masih menjadi adat dan tradisi

yang dilakukan oleh remaja-remaja di Desa Gembongan.

I. Tingkat Pendidikan

Masyarakat di Desa Gembongan memiliki tingkatan pendidikan yang bervariasi setiap

individu. Masyarakat Gembongan di dominasi dengan lulusan SMA. Berikut daftar

tingkatan pendidikan masyarakat Desa Gembongan dalam bentuk tabel :

No Tingkatan Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

(orang) (orang) (orang)

1 Usia 3-6 tahun yang belum 25 15 40

masuk TK

2 Tamat SMA/sederajat 294 285 579

3 Usia 3-6 tahun yang sedang 43 40 83

TK/Playgriup

4 Tamat D1/sederajat 2 4 6

5 Usia 7-18 tahun yang tidak 3 2 5

pernah sekolah

6 Tamat D2/sederajat 16 9 25

7 Usia 7-18 tahun yang sedang 150 137 287


sekolah

8 Tamat D3/sederajat 22 17 39

9 Usia 18-56 tahun tidak pernah 110 105 215

sekolah

10 Tamat S1/sederajat 25 20 45

11 Usia 18-56 tahun pernah SD 200 230 430

tapi tidak tamat

12 Tamat S-2/Sederajat 4 3 7

13 Tamat SD/sederajat 331 441 772

14 Tamat SMP/sederajat 267 240 507

J. Kesenian

Desa Gembongan merupakan Desa yang sangat menjunjung tinggi kesenian Jawa.

Banyak sekali kesenian yang masih dilaksanakan di Desa Gembongan seperti Kesenian

Kuda Kepang, Ebeg alat musik tek-tek dan juga Tari Tradisional.

K. Organisasi Sosial

Ada beberapa Organisasi Sosial yang ada di desa Gembongan, seperti Karang Taruna,

Kelompok Tani dan Ibu-ibu PKK. Organisasi-organisasi sosial ini cukup aktif di Desa

Gembongan seperti contohnya Karang Taruna yang aktif dalam menyiapkan berbagai

kegiatan di Desa Gembongan, contohnya Kepanitiaan HUT RI. Karangtaruna juga

sangat aktif di kesenian tek-tek. Bahkan diadakan setiap minggu latihan tek-tek oleh

Karang Taruna. Kumpulan Tani juga dilaksanakan rutin setiap sebulan sekali. Begitu
juga kegiatan PKK yang rutin setiap sebulan sekali. Mahasiswa KKN juga turut ikut

serta dalam beberapa pertemuan dan acara organisasi sosial yang ada di desa

Gembongan tersebut.
BAB IV

DESKRIPSI ORGANISASI KEAGAMAAN

Organisasi keagamaan adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik

yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana

partisipasi masyarakat dalam lingkup suatu agama tertentu. Di Gembongan ada satu

Organisasi Keagamaan yaitu Nahdatul Ulama (NU)

A. Nahdatul Ulama (NU)

Di Desa Gembongan terdapat organisasi Nahdatul Ulama yang jumlah anggotanya

banyak. Organisasi ini tidak memiliki cabang ranting akan tetapi memiliki Pimpinan

Anak Cabang (PAC). Dalam kehidupan sehari-hari, organisasi ini cukup terlihat, hal ini

dibuktikan salah satunya saat sholat subuh menggunakan doa Qunut.


BAB V

KESIMPULAN

A. Persepsi

Setelah penulis mewawancarai semua mahasiswa KKN mengenai etnografi yang

berada di Desa Gembongan, semua memiliki persepsi yang hampir sama. Desa

Gembongan merupakan Desa yang semuanya beragama Islam dan mengikuti ajaran

Nahdatul Ulama (NU), sehingga tidak ada Ranting Muhammadiyah di Desa tersebut.

Semua Mahasiswi KKN setuju bahwa Desa Gembongan merupakan Desa yang sangat

mnjunjung tinggi kekompakan dan nilai keagamaannya juga sangat bagus. Kegiatan

keagamaan di desa tersebut sangat rutin seperti pengajian yasin dan tahlil yang diadakan

seminggu sekali di setiap RT di semua Dusun. Ibu-ibu di Desa tersebut juga rutin

menghadiri Albarjanjen yang merupakan ciri khas wanita-wanita Nahdatul Ulama.

Potensi yang dimiliki Desa Gembongan terlihat pada tempatnya yang merupakan

datran tinggi dan banyak sekali perkebunan buah., khususnya buah salah pondoh. Ada

juga beberapa warga yang juga menanam buah salak madu yang merupakan salak terenak

di Indonesia. Selama KKN berlangsung di Desa Gembongan, semua mahasiswa KKN

disandingi salak dimana-mana, bahkan ada beberapa Kepala Dusun yang mengajak

mahasiswa KKN ke kebun salaknya dan memetikannya untuk mahasiswa KKN. Selain

salak pondoh dan salah madu, Durian juga merupakan produk terbaik dari Desa

Gembongan, namun pada saat KKN UMP 2019 berlangsung di Desa Gembongan, durian

sedang tidak panen sehingga Mahasiswa KKN UMP tidak dapat mencicipi Buah Durian

dari Desa Gembongan.


Desa Gembongan terdiri dari 4 Dusun 23 RT dan 6 RW dan merupakan desa terluas

di kecamatan Sigaluh. Semua Mahasiswa KKN setuju bahwa Desa Gembongan

merupakan desa yang paling mudah di capai karena termasuk Desa yang dekat dengan

Jalan Raya, namun ada beberapa daerah di Desa Gembongan yang sulit dicapai karena

jalannya yang kurang baik dan cukup jauh dari jalan raya, yaitu di Dusun Limbangan dan

Dusun Siweru.

Mata Pencaharian rata-rata warga Desa Gembongan adalah petani buah, karena di

Desa Desa Gembongan ini sebagian besar lahanya merupakan lahan perkebunan buah,

khususnya salak pondoh dan durian. Selain petani juga terdapat warga yang berdagang/

berwiarausaha, PNS atau Pengrajin industry Rumah tangga.

Aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat masih sangat bagus karena sangat

kental akan aroma gotong royong dengan sangat baik. Dengan adanya itu semua,

masyarakat masih sangat baik menjaga silaturahmi dengan mudah dari berbagai sumber

elemen masyarakat disana. Desa Gembongan adalah desa yang sangat menjunjung tinggi

agama dan budaya dengan sangat baik namun juga sangat terbuka dengan budaya baru

yang masuk di desa tersebut, hal itu ditandai dengan masuknya anak – anak KKN dan

disambut dengan sangat baik oleh warga masyarakat sekitar. Ada 2 hal yang sangat

mencolok di desa ini, keramah tamahan budaya yang masih di junjung tinggi sehingga

menghasilkan orang-orang yang sopan dan santun tata kramanya dan juga orang tua yang

masih sangat menjunjung tinggi nilai tradisi tanpa harus menghilangkan syariat islam

yang dianut.
Persepsi tentang kehadiran Muhammadiyah disini adalah sangat kurang karena di

Desa Gembongan tidak ada ranting Muhammadiyah dan semuanya mengikuti ajaran

Nahdatul Ulama.

B. Kesimpulan

Dari beberapa uraian diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa desa Gembongan

merupakan desa yang memiliki keindahan dan merupakan salah satu desa yang memiliki

cerita bersejarah yang cukup populer dikalangan masyarakat. Selain daripada itu desa

Gembongan juga masih menyimpan berbagai cerita yang menarik dan keberagamaan

masyarakat yang unik yang menyelimuti desa tersebut.

Desa Gembongan merupakan Desa yang terkenal dengan produksi Salak dan

duriannya. Masyarakat di Desa Gembongan juga banyak menginovasikan produk

unggulannya tersebut.

Di Desa Gembongan sangat menjunjung tinggi nilai keagamaan dan kekompakan

serta kesatuan antar masyarakar. Banyak sekali kegiatan keagamaan rutin yang berjalan

di Desa Gembongan. Kegiatan Sosial seperti Gotong Royong juga masih rutin dilakukan

di Desa Gembongan guna mempererat kekeluargaan antar masyarakat di Desa

Gembongan.

C. Saran

Berkaitan dengan kesimpulan diatas, ada suatu makna yang terkandung di

dalamnya yang harus kita makna,sehingga di sarankan agar dalam menjalin hubungan

bermasyarakat agar senantiasa gotong royong dan tetap melestarikan budaya kearifan

lokal yang terdapat di daerah tempat tinggal kita


LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. PETA DESA

B. FOTO-FOTO

A. Kesenian

1. Gamelan

Kegiatan musik gamelan yang biasanya dilakukan oleh warga dimulai pada

malam minggu pukul 19.00 sampai 22.00 wib.


2. Kuda Kepang

Tarian Tradisional yaitu tarian kuda kepang yang masih dilestarikan oleh

warga Desa Gembongan.

3. Ebeg

Tarian Ebeg yang masih dilestarikan oleh warga dan selalu ditampilkan pada

saat acara acara tertentu.

4. Tek-Tek

Kesenian musik Tek-Tek ,Tek-Tek ini masih di lestarikan oleh warga dan

selalu latihan musik tek-tek di sanggar .


B. Organinasi Sosial

5. Kegiatan Ibu PKK

Kegiatan Ibu PKK dilakukan rutin setiap bulan dirumah ketua Ibu PKK.
6. Karang Taruna

Mahasiswa KKN sedang membantu kegiatan Karang Taruna untuk membuat

lapangan volly.

Anda mungkin juga menyukai