SMPN 1 MUNCAR
2024
1. Adat Istiadat
Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki kebudayaan dan upacara adat yang masih dipegang hingga
saat ini. Perbedaan dan keanekaragaman bentuk dan tata upacara adat di setiap daerah di Indonesia
bergantung kepada adat yang berlaku. Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai 4
upacara adat Kalimantan Barat yang ada hingga saat ini.
Penduduk Indonesia terdiri atas beberapa suku bangsa, kebudayaan, dan memiliki berbagai
bahasa daerah. Keragaman tersebut menjadi keunikan dari bangsa Indonesia dan tidak
boleh menjadikan bangsa kita terpecah belah. Keragaman ini justru harus menjadi dasar
untuk membina persatuan dan kesatuan negara.
Setiap suku memiliki upacara adat yang khas dimiliki oleh masing-masing daerah. Dikutip
dari buku Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi) untuk
Kelas VII yang ditulis oleh Mila Saraswati & Ida Widaningsih (2008: 77), perbedaan dan
keanekaragaman bentuk dan tata upacara adat di setiap daerah di Indonesia bergantung
pada adat istiadat yang berlaku di setiap daerah tersebut. Berikut adalah 4 upacara adat
Kalimantan Barat yang ada hingga saat ini:
• Wadian/Bulian
Wadian merupakan kegiatan upacara pengobatan pada suku Dayak Bawo atau Belian pada
suku Melayu. Upacara ini dilakukan dalam rangka pengobatan terhadap orang sakit. Ya,
pengobatan medis zaman dahulu memang tidak semaju sekarang, sehingga masyarakat
memanfaatkan upacara ini untuk mengobati orang sakit.
• Nyangahatan
Upacara ini biasanya dipimpin oleh petugas adat yang menangani padi, yang disebut dengan
Tuha Tahu. Adapun tradisi ini dilakukan untuk menghindari gangguan saat proses menanam
padi dan supaya padi tumbuh subur.
Upacara ini dilakukan untuk menyambut musim buah dalam kehidupan masyarakat Pesaguan.
Tujuannya adalah agar mendapat hasil panen yang melimpah dan bersyukur kepada Tuhan.
2. Suku Bangsa
Suku Kalimantan Barat dihuni oleh penduduk asli Dayak dan aneka ragam suku bangsa. Suku
Kalimantan Barat dominan yaitu Dayak, Melayu dan Tionghoa, yang melebihi 90% penduduk
Kalimantan Barat. Selain itu, suku Kalimantan Barat lainnya terdapat juga suku-suku bangsa lain
seperti Bugis, Jawa, Madura, Minangkabau, Sunda, Batak dan lain-lain yang jumlahnya di bawah
10%.
Sementara itu, berdasarkan sensus tahun 2010, suku Kalimantan Barat paling dominan yaitu Dayak
(34.93%) dan Melayu (33,84%). Suku Dayak mayoritas tinggal di daerah Landak, Bengkayang,
Sanggau, Sintang, Sekadau. Sementara itu, suku Melayu mayoritas di kawasan pesisir, seperti
Sambas, Kayong Utara, Ketapang, Mempawah dan Kota Pontianak. Di Kabupaten Kapuas Hulu, suku
Kalimantan Barat hampir seimbang jumlahnya antara Dayak dan Melayu.
Suku Kalimantan Barat terbanyak ketiga yaitu suku Jawa (9,72%) yang memiliki basis pemukiman di
daerah-daerah transmigrasi yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota. Di urutan keempat yaitu etnis
Tionghoa (8,15%) yang banyak terdapat di perkotaan seperti Singkawang dan Pontianak. Di Kota
Singkawang, 37% penduduknya adalah keturunan Tionghoa dan 32% Melayu, sedangkan di Kota
Pontianak 32% penduduknya suku Melayu dan 18% Tionghoa. Budaya dasar Kalimantan Barat
dibentuk atas tiga tungku utama, yaitu Dayak, Melayu dan Tionghoa.
Suku Kalimantan Barat ini tentunya berpengaruh terhadap penggunaan bahasa. Bahasa yang
digunakan oleh masyarakat Kalimantan Barat secara umum adalah Bahasa Indonesia. Selain itu
terdapat pula bahasa-bahasa daerah yang juga banyak dipakai seperti Bahasa Melayu, beragam jenis
Bahasa Dayak. Menurut penelitian Institut Dayakologi terdapat 188 dialek yang dituturkan oleh suku
Dayak dan Bahasa Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/hakka. Bahasa Melayu di Kalimantan Barat
terdiri atas beberapa jenis, antara lain Bahasa Melayu Pontianak, Bahasa Melayu Sanggau dan Bahasa
Melayu Sambas. Bahasa Melayu Pontianak sendiri memiliki logat yang hampir mirip dengan bahasa
Melayu Malaysia dan Melayu Riau.
3. Rumah Istiadat
Dengan aneka ragam budaya serta adat istiadatnya, rumah adat Kalimantan Barat memiliki sejarah
panjang, filosofi, simbol dan makna yang mendalam pada setiap inci bangunanya.
Nah, berikut ini keunikan rumah adat Kalimantan Barat yang penting untuk diketahui.
Rumah adat Kalimantan Barat satu ini memiliki ukuran panjang sekitar 138 m dengan tinggi
sekitar 7 m.
Dengan ukuran sebesar itu membuat rumah satu ini menjadi bangunan yang paling mewah
dan sangat kental dengan corak Dayak.
Dalam buku berjudul Rumah Sehat Jubata, Radakng, Etnik Dayak Kanayatn – Kabupaten
Landak disebutkan bahwa Rumah Radakng tak hanya dikenal sebagai rumah adat terpanjang.
Namun, rumah adat Kalimantan Barat ini juga memiliki ketinggian yang tak seperti rumah
lainnya yakni mencapai 3 – 7 m.
Hal ini dibuat untuk mengantisipasi banjir dan supaya terhindar dari binatang buas juga
musuh.
Rumah adat Kalimantan Barat satu ini sengaja dibangun sebagai replika dan tidak ada suku
Dayak yang menempatinya.
Tidak hanya dijadikan sebagai destinasi wisata, berbagai kesenian suku Dayak juga kerap di
lakukan di rumah adat ini.
Betang Radakng sendiri merupakan rumah adat khas Kalimantan Barat yang juga disebut
dengan nama rumah betang atau rumah panjang.
Dirancang khusus, rumah adat ini bisa menampung penghuni hingga 600 orang pada bagian
ruang utamanya.
Dilengkapi dengan halaman luas yang mirip sehingga dijadikan sebagai pusat pertunjukkan
hingga budaya lokal lengkap dengan ciri khas Dayak yang kental.
Bagi masyarakat Suku Dayak, Rumah Radakng tak hanya ditinggali namun juga digunakan
sebagai pusat kebudayaan.
Lantaran banyaknya kepala keluarga yang tinggal di rumah adat Kalimantan Barat ini,
tentunya tersebut menjadi media atau sarana interaksi bermasyarakat yang apik.
Selain itu, Rumah Radakng juga dipakai untuk rapat atau pertemuan hingga musyawarah adat
dalam menentukan sanksi, nilai, dan norma adat.
2. Rumah Adat Betang
Rumah Adat Betang ini juga memiliki ukuran yang sangat besar.
Karena umumnya rumah adat Betang akan dihuni oleh keluarga besar dari Suku Dayak.
Bahkan ada juga yang ukurannya lebih besar lagi dari ukuran tersebut.
Yang membuat rumah adat satu ini unik, bentuk dari rumahnya sangat bervariasi tergantung
jumlah keluarga yang menempatinya.
Rumah adat Kalimantan Barat satu ini memiliki desain rumah panggung yang ketinggian dari
permukaan tanah sekitar 3 hingga 5 meter.
Tentunya pemilihan desain satu ini ada maknanya, yakni untuk mengantisipasi adanya banjir
maupun gangguan dari hewan buas.
Mengingat alam Kalimantan masih rimbun dan terjaga hingga kini.
Umumnya masyarakat yang menempati rumah ini akan hidup dengan cara berkelompok
dalam satu rumah.
Hal tersebut sudah menjadi tradisi dan juga turun temurun sehingga penghuni dalam satu
rumah beragam.
Nantinya dalam satu ruangan atau bilik dihuni oleh satu rumah tangga.
Kemudian di sekat sekat karena memang ukuran dari Rumah Betang sendiri begitu luas.
Bukan hanya Rumah Betang, masyarakat suku Dayak juga memiliki rumah tunggal yang
dibangun hanya untuk sementara waktu.
3. Rumah Adat Baluk
Rumah Adat Baluk menjadi rumah adat suku Dayak yang bentuknya sangat berbeda
dibandingkan dengan yang lainnya.
Inilah yang menjadikan rumah adat Baluk begitu unik dan menarik untuk diketahui.
Untuk bentuknya sendiri memiliki bentuk bundar dengan diameter sekitar 10 m dan tinggi 10
meter.
Namun tingginya juga bisa mencapai 12 meter karena akan disanggah dengan menggunakan
20 tiang kayu dan juga beberapa kayu untuk penopang bagian lainnya.
Terdapat juga satu batang tiang yang digunakan sebagai tangga yang bentuknya seperti titian.
Membuat rumah adat Kalimantan Barat yang satu ini semakin unik saja jika dilihat dari
bentuknya.
Rumat Adat Baluk ini juga memiliki makna tersendiri di balik ketinggiannya yang dimiliki.
Dimana rumah satu ini memberikan gambaran perihal kedudukan atau Tempang Kamang
Triyuh yang merupakan tempat yang harus dihormati.
Hingga kini masih bisa menemui rumah adat yang unik yakni di Kec. Siding, Desa Hli Buei.
Untuk menuju desa ini memang terbilang jauh karena dari Bengkayang jaraknya sekitar 134
KM dan bisa ditempuh menggunakan motor air.
4. Rumah Adat Melayu
Di Kalimantan yang juga ditinggali oleh suku Melayu menjadikan rumah adatnya juga
semakin beragam.
Suku Melayu memiliki rumah ada yang bentuknya rumah panggung dan bisa ditemui di
Pontianak.
Salah satu rumah adat Kalimantan Barat ini dijadikan sebagai Balai Kerja yang fungsinya
untuk sekretarian Pertemuan Bali Rakyak, kios penjualan dan juga taman bermain.
Masing masing ruangan memiliki fungsi yang berbeda, mulai dari penginapan hingga acara
adat.
Rumah Adat Melayu ini juga dijadikan sebagai pusat kebudayaan Melayu dan sudah
diresmikan sebagai destinasi wisata.
Dari segi bangunan, rumah adat Kalimantan Barat ini pada bagian atap terpengaruh dari
bangunan Jawa.
Dimana atap segitiga yang tingginya 30 derjat ini berfungsi sebagai mengalirnya udara.
Keberadaan rumah adat panjang ini saat ini semakin sedikit bahkan bisa dikatakan hampir
mendekati kepunahan.
Hal ini disebabkan pada tahun 1960an, pemerintah menghancurkan beberapa rumah sebab
dicurigai menganut komunis.
Padahal rumah adat panjang merupakan pusat dari kehidupan masyarakat Dayak Kalbar.
Jika dilihat dari bentuknya, rumah satu ini mirip dengan rumah adat yang ada di Kalimantan
Tengah.
Dari namanya yang merupakan rumah Panjang, ukuran yang dimiliki rumah tradisional ini
juga tidak biasa.
Dibangun dari bahan kayu, rumah panjang biasanya memiliki ukuran hingga mencapai 180
meter dengan lebar mulai dari 6 hingga 30 meter.
Bentuk rumah adat Kalimantan Barat yang satu ini adalah rumah panggung sehingga harus
menaiki tangga untuk bisa sampai di dalam rumah.
Biasanya tangga tersebut jumlahnya ganjil dan disesuaikan berdasarkan luas rumah.
Tangganya akan dibuat dari kayu uln yang sudah terkenal akan kekokohan dan kekuatannya.
Untuk bagian lantainya terbuat dari bahan belahan bambu ataupun kayu kau belahan pinang
yang dibentuk bulat.
Pada dindingnya akan disekat sekat menggunakan papan dengan beberapa ruangan di
dalamnya.
Dengan bangunan yang begitu luas dan jumlah ruangan yang banyak, Rumah Panjang di
Kalimantan Barat biasanya dihuni oleh beberapa keluarga.
4. Pakaian Adat
Pakaian adat Kalimantan Barat memiliki variasi yang kaya. Contohnya, pakaian adat Melayu biasanya
terdiri dari baju kurung dengan aksen warna cerah dan motif tradisional. Sementara suku Dayak
memiliki pakaian khas dengan hiasan sulaman dan ornamen alam.
- **Pria:** Pria Melayu Kalimantan Barat biasanya mengenakan baju kurung dengan warna-warna
cerah seperti merah, biru, atau kuning. Baju kurung ini seringkali dipadukan dengan celana panjang
dan sorban.
- **Wanita:** Wanita Melayu Kalimantan Barat mengenakan baju kurung dengan potongan longgar
dan panjang. Baju tersebut sering dihiasi dengan sulaman dan payet. Mereka juga menggunakan
selendang sebagai aksesori.
- **Pria:** Pria suku Dayak sering mengenakan baju berlengan panjang yang dihiasi dengan motif
tradisional. Selain itu, mereka juga memakai celana panjang dan kepala ditutupi dengan hiasan
tradisional seperti mahkota atau topi khas.
- **Wanita:** Wanita suku Dayak sering mengenakan pakaian yang terdiri dari baju panjang
dengan detail sulaman yang rumit. Rok panjang dengan motif etnik dan aksesori seperti kalung dan
gelang khas Dayak juga sering digunakan.
Penting untuk dicatat bahwa setiap sub-suku atau kelompok etnis di Kalimantan Barat mungkin
memiliki variasi pakaian adat yang unik. Pakaian adat tidak hanya mencerminkan identitas budaya,
tetapi juga seringkali memiliki makna simbolis yang dalam.
Pakaian Adat Melayu Kalimantan Barat. Pakaian Adat Suku Dayak
5. Bahasa Adat
2. **Bahasa Dayak:**
- Setiap suku Dayak di Kalimantan Barat memiliki dialek dan bahasa
sendiri. Contohnya, suku Dayak Iban memiliki Bahasa Iban, sedangkan
suku Dayak Kendayan memiliki Bahasa Kendayan.
3. **Bahasa Sambas:**
- Di wilayah Sambas, terdapat Bahasa Sambas yang juga sering
digunakan oleh penduduk setempat.
5. **Bahasa Tidung:**
- Bahasa Tidung umumnya digunakan oleh suku Tidung yang
mendiami wilayah perbatasan Kalimantan Barat dengan Malaysia.
6. Makanan Khas
1. **Ulam:**
- Ulam adalah hidangan tradisional Kalimantan Barat yang terdiri dari
sayuran mentah seperti daun ubi, kacang panjang, atau daun kemangi
yang disajikan dengan sambal atau saus.
2. **Soto Banjar:**
- Soto Banjar adalah sup khas Kalimantan Barat yang menggunakan
bumbu rempah-rempah khas Banjar. Biasanya disajikan dengan
potongan daging sapi, ayam, atau jeroan.
3. **Patin Bakar:**
- Patin bakar adalah hidangan ikan patin yang dibakar atau dipanggang
dengan bumbu rempah khas Kalimantan Barat. Biasanya disajikan
dengan sambal atau saus pedas.
4. **Sambal Lado Mudo:**
- Sambal lado mudo adalah sambal pedas khas Kalimantan Barat yang
terbuat dari cabai hijau muda yang diulek bersama bawang dan bumbu
lainnya. Sambal ini sering disajikan sebagai pelengkap hidangan.
5. **Ketupat Kandangan:**
- Ketupat kandangan adalah hidangan khas Kalimantan Barat berupa
ketupat yang disajikan dengan kuah kental berbahan dasar kelapa dan
daging sapi atau ayam.
6. **Rendang Sapi:**
- Rendang sapi adalah hidangan daging sapi yang dimasak dalam
santan dan rempah-rempah hingga menghasilkan rasa kaya dan gurih.
Meskipun asalnya dari Minangkabau, rendang juga populer di
Kalimantan Barat.
7. **Kue Cincin:**
- Kue cincin adalah kue tradisional Kalimantan Barat yang terbuat dari
tepung beras dan gula. Kue ini memiliki tekstur yang renyah dan manis,
seringkali dijadikan camilan atau hidangan penutup.
1. Ulam:
2. Soto Banjar:
3. Patin Bakar
6. Rendang Sapi
7. Kue Cincin
7. Seni Daerah
Seni daerah khas Kalimantan Barat mencakup beragam ekspresi budaya yang
mencerminkan kekayaan dan keragaman masyarakat setempat. Beberapa bentuk
seni tradisional yang khas untuk Kalimantan Barat antara lain:
1. **Tarian Enggang:** Tarian ini melibatkan gerakan gemulai yang
menggambarkan burung enggang, yang merupakan simbol keberanian
dan keindahan. Kostum yang digunakan dalam tarian ini juga sangat
indah dan berwarna-warni.
3. **Seni Ukir Kayu:** Kalimantan Barat dikenal dengan seni ukir kayu
yang sangat indah. Ornamen tradisional seperti hewan, tumbuhan, dan
motif-motif geometris sering digunakan untuk menghiasi berbagai
barang, termasuk rumah tradisional.
Seni daerah ini tidak hanya memperkaya warisan budaya Kalimantan Barat
tetapi juga menjadi bagian integral dari identitas masyarakat setempat.
8. Senjata Daerah
Senjata tradisional yang khas untuk Kalimantan Barat mencerminkan
keberagaman suku-suku yang mendiami wilayah tersebut. Salah satu
senjata tradisional yang sangat terkenal adalah:
Senjata ini juga sering digunakan dalam tarian tradisional Mandau, yang
mencerminkan keseimbangan antara kehidupan sehari-hari dan
kebudayaan suku Dayak.