Anda di halaman 1dari 5

Nama : DANURI

Kelas : XI 5
Mapel : Geografi

Topografi

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terletak pada 104°50’ sampai 109°30’ Bujur Timur dan
0°50’ sampai 4°10’ Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

 Di sebelah Barat dengan Selat Bangka

 Di sebelah Timur dengan Selat Karimata

 Di sebelah Utara dengan Laut Natuna

 Di sebelah Selatan dengan Laut Jawa

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari enam kabupaten dan satu kota, terletak di dua
pulau besar:

 Pulau Bangka: Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka


Tengah, Kabupaten Bangka Selatan, Kota Pangkalpinang

 Pulau Belitung: Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur

Total, luas wilayah daratan dan wilayah lautan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai
81.725,06 kilometer persegi. Luas daratan setidaknya mencapai 16.424,06 kilometer persegi,
atau 20,10 persen dari total wilayah. Sementara luas laut kurang lebih 65.301 kilometer
persegi, atau 79,90 persen dari total wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Iklim
Kepulauan Bangka Belitung memiliki iklim tropis yang dipengaruhi angin musim yang
mengalami bulan basah selama tujuh bulan sepanjang tahun dan bulan kering selama lima bulan
terus menerus.
Kondisi Tanah

Keadaan tanah Kepulauan Bangka Belitung secara umum mempunyai PH atau reaksi tanah
yang asam rata-rata di bawah 5, akan tetapi memiliki kandungan aluminium sangat tinggi. Di
dalamnya mengandung banyak mineral biji timah dan bahan galian berupa pasir, pasir kuarsa,
batu granit, kaolin, tanah liat, dll.
Sosial Budaya, Suku dan Adat Istiadat
Kabupaten Belitung juga terbagi atas wilayah desa dan kelurahan. Sampai saat ini, Kabupaten
Belitung memiliki 42 Desa dan 7 Kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan.Masyarakat Belitung
yang bermacam-macam etnis telah sekian lama berbaur dan bisa hidup berdampingan.
Keanekaragaman adat istiadat yang ada membuat pulau Belitung begitu kaya akan seni budaya.
Masyarakat Belitung pada umumnya terdiri dari berbagai suku seperti melayu, tionghoa, bugis
dan berbagai suku lainnya. meskipun didominasi oleh suku melayu, namun demikian untuk
perkembangan seni budaya dari masing-masing suku tetap terpelihara dengan baik.

Corak budaya yang dominan di Kabupaten Belitung dan Pulau Belitung pada umumnya adalah
budaya Melayu Belitong. Beberapa ekspresi kebudayaan yang khas di Kabupaten Belitung
diantaranya: Maras Taun, Nirok Nanggok, Selamat Kampong, Pantun Berebut Lawang, Beripat
Beregong, Campak Darat, Dul Mulok, Stambul Fajar, Gambus, Tari Sepen, Hadra, Rudat, dan
Tari Zapin Belitong. Kabupaten Belitung memiliki keragaman etnis yang masing-masing
memiliki ekspresi kebudayaan yang khas, diantaranya: Suku Sawang/Suku Laut dengan Ritual
Muang Jong, Etnis Cina/Tjonghoa dengan Tradisi Sembayang Rebut dan Barongsai, Suku Bugis
yang masih memegang erat Tradisi perkawinan Bugis, serta Suku Jawa dengan budaya yang
pada mulanya hanya di lingkungan keturunan bangsawan, seperti Tangga Tebu.

Selain budaya Melayu, Belitung juga memiliki Budaya Tionghoa. di Bangka agak sedikit
berbeda dengan Tionghoa di Belitung. Orang Tionghoa di Bangka didatangkan pada awal abad
ke-18 ketika pertambangan resmi dibuka. Mereka umumnya tidak membawa istri sehingga
menikahi penduduk bumiputera, sehingga Tionghoa di Bangka sebagian besar merupakan
peranakan yang berbicara Bahasa Hakka yang bercampur Bahasa Melayu. Sebagian besar etnis
Tionghoa di Bangka Belitung didominasi Orang Hakka dengan minoritas Orang Minnan
(Hokkian). Meski memiliki keberagaman budaya yang berbeda, kedua etnis ini dapat hidup
berdampingan dengan damai. Mereka saling menghargai budaya masing-masing, termasuk
dalam menjalankan ibadah dan kepercayaannya.

Flora dan Fauna


Flora dan fauna khas provinsi Bangka Belitung adalah sepasang tumbuhan dan hewan khas yang
ditetapkan sebagai maskot Bangka dan Belitung. Pemilihan sebagai flora dan fauna khas
tentunya didasarkan pada berbagai pertimbangan. Tumbuhan dan hewan khas ini lebih jamak
disebut sebagai Flora dan Fauna Identitas Provinsi.
Layaknya provinsi-provinsi lainnya di seluruh Indonesia, Bangka Belitung pun memiliki
sepasang tumbuhan dan hewan yang ditetapkan sebagai Flora dan Fauna Identitas Provinsi
Bangka Belitung. Adapun Flora dan Fauna Identitas atau tumbuhan dan binatang khas provinsi
ini adalah Nagasari (Palaquium rostratum) dan Mentilin (Tarsius bancanus).
Nagasari (Palaquium rostratum) adalah tumbuhan asli Bangka Belitung, meskipun bukan flora
endemik. Tersebar secara alami di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Kepulauan Sunda Kecil,
Sulawesi, dan Maluku (Indonesia), Thailand, dan Malaysia. Nagasari kerap disebut juga sebagai
Nyatuh Pucung atau Nyatoh Pisang. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Gutta percha. Nama
latin tumbuhan ini adalah Palaquium rostratum (Miq.) Burck.
Tumbuhan Nagasari berukuran besar dengan ketinggian hingga 30 meter dengan diameter batang
mencapai 120 cm. Pohon dari keluarga sowa-sawoan (Sapotaceae) ini dimanfaatkan kayunya
sebagai perabot di dalam rumah, lantai, mebel, dan pembuatan perahu. Selain itu juga dikenal
sebagai salah satu kayu bertuah. Beberapa pihak meyakini bermanfaat untuk keselamatan,
kewibawaan, pengobatan, perlindungan terhadap orang dan jin jahat, binatang berbisa, hingga
anti tenung.

Tidak mengherankan jika provinsi Bangka Belitung kemudian memilih Nagasari (Palaquium
rostratum) sebagai tumbuhan khas mereka.

Mentilin merupakan salah satu jenis tarsius di Indonesia. Nama latin binatang ini adalah Tarsius
bancanus Horsfield, 1821 yang bersinonim dengan Tarsius natunensis Chasen, 1940. Dalam
bahasa Inggris di kenal sebagai Horsfield’s Tarsier, Western Tarsier, atau Horsfield’s Tarsier.
Sedangkan di Indonesia selain disebut sebagai Mentilin juga kerap dinamai sebagai Tarsius
Bangka.
Binatang primata kecil ini terdiri atas empat subspesies. Keempatnya adalah Tarsius bancanus
saltator (endemik pulau Belitung), Tarsius bancanus natunensis (Kep. Natuna), Tarsius
bancanus borneanus (Kalimantan -Indonesia, Brunei, dan Malaysia), dan Tarsius bancanus
bancanus (Sumatera dan Bangka).
Berukuran mungil, panjang tubuhnya berkisar antara 12-15 cm dengan berat tubuh sekitar 128
gram. Layaknya jenis tarsius lainnya, Mentilin atau Tarsius Bangka merupakan hewan nokturnal.
Mentilin atau Tarsius Bangka ini lah yang kemudian ditetapkan sebagai Fauna Identitas atau
hewan khas Provinsi Bangka Belitung.

Anda mungkin juga menyukai