Bendera Lambang
Ibu Pangkalpinang
kota
Area
-% 79,99%
daerah
perairan
Populas
i
- Total 1223296
Pemeri
ntahan
- Kabu 6
paten
- Kota 1
- Keca 36
matan
- Kelur 326
ahan
APBD
Demogr
afi
Situs http://www.babelprov.go.id
web
Asosiasi Podsolik:
Warnanya coklat kekuning-kuningan dengan bahan induk kompleks batu pasir kwarsit dan
batuan plutonik masam.
Tellie Gozelie, SE
Hj.Noorhari Astuti
Drs.H.Rosman Johan
Bahar Buasan, ST
N Mulai Akhir
Foto Nama Prd. Ket. Wakil
o Jabatan Jabatan
2 Syamsuddin
26 April 2007 26 April 2012
Eko Maulana
(2007) Basari
2 Ali
(1951–2013)
[ket. 2]
26 April 2012 30 Juli 2013 Rustam Effendi
3
(2012)
12 Agustus 23 September [ket. 3]
— Lowong
2013 2013
Rustam
Effendi
(l. 1956)
23 September
3 Petahana Hidayat Arsani
2013
Yo Miak
Alam Wisata Pulau Bangka
Men Sahang Lah Mirah
Prasarana Transportasi[sunting | sunting sumber]
Rumah Panggung
Secara umum arsitektur di Kepulauan Bangka Belitung berciri Arsitektur Melayu seperti yang
ditemukan di daerah-daerah sepanjang pesisir Sumatera dan Malaka.
Di daerah ini dikenal ada tiga tipe yaitu Arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang dan
Melayu Bubung Limas. Rumah Melayu Awal berupa rumah panggung kayu dengan material
seperti kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang tumbuh dan mudah
diperoleh di sekitar pemukiman.
Bangunan Melayu Awal ini beratap tinggi di mana sebagian atapnya miring, memiliki beranda di
muka, serta bukaan banyak yang berfungsi sebagai fentilasi. Rumah Melayu awal terdiri atas
rumah ibu dan rumah dapur yang berdiri di atas tiang rumah yang ditanam dalam tanah.
Berkaitan dengan tiang, masyarakat Kepulauan Bangka Belitung mengenal falsafah 9 tiang.
Bangunan didirikan di atas 9 buah tiang, dengan tiang utama berada di tengah dan didirikan
pertama kali. Atap ditutup dengan daun rumbia. Dindingnya biasanya dibuat dari pelepah/kulit
kayu atau buluh (bambu). Rumah Melayu Bubung Panjang biasanya karena ada penambahan
bangunan di sisi bangunan yang ada sebelumnya, sedangkan Bubung Limas karena pengaruh
dari Palembang. Sebagian dari atap sisi bangunan dengan arsitektur ini terpancung. Selain
pengaruh arsitektur Melayu ditemukan pula pengaruh arsitektur non-Melayu seperti terlihat dari
bentuk Rumah Panjang yang pada umumnya didiami oleh warga keturunan Tionghoa. Pengaruh
non-Melayu lain datang dari arsitektur kolonial, terutama tampak pada tangga batu dengan
bentuk lengkung.
Rumah Limas
Rumah Rakit
Atraksi/Event Budaya[sunting | sunting sumber]
Perang Ketupat
Buang Jong
Mandi Belimau
Ruwah
Kongian
Sembahyang Rebut
Sembahyang Kubur
Kawin Masal
Nganggung
Maulid Nabi Muhammad
Isra' Mi'raj
Muharoman
Selikur
Nyukur
Idul Fitri/Hari Raya Puasa
Idul Adha/Hari Raya Haji
Kain tradisional[sunting | sunting sumber]
Kain Cual
Senjata tradisional[sunting | sunting sumber]
Dambus
Suling
Gendang Melayu
Tari Tanggai
Tari Zapin
Tari Campak
Rebana
Rudat
Tari Bahtera Bertiang Tujuh
Sekapur Sirih
Masakan/makanan tradisional[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Masakan Bangka Belitung, Masakan Bangka,
dan Masakan Belitung
Teritip
Tetirip adalah sejenis tiram kecil yang biasanya hidup di tepi pantai dan melekat pada bebatuan.
dagingnya sangat kecil tetapi memiliki rasa da tekstur seperti tiram pada umumnya. biasanya
dimakan segar atau di asinkan dengan garam jika ingin disimpan.Teritip sangat nikmat jika
ditambahkan dengan cabe merah dan jeruk kunci (sejenis jeruk asam khas bangka).
Wakwak
Belacan
Tembiluk
Kempelang
Kerupuk
Lempah Darat
Empek-empek Bangka
Lakso
Tempoyak
Bergo
Tekwan
Laksan
Otak-otak
Sambellingkung
Martabak Bangka atau Kue Van De Cock/Hok Lo Pan
Lempok, makanan sejenis dodol yang terbuat dari campuran
gula pasir dan buah-buahan tertentu (umumnya cempedak,
nangka dan durian). Buah yang digunakan dilembutkan sampai
memyerupai bubur, kemudian dicampur dengan gula pasir
dengan perbandingan tertentu dan dipanaskan di atas api
sampai kecoklatan dan mudah dibentuk. Selama pemanasan,
campuran harus selalu diaduk.
Empek-empak udang, dibuat hanya oleh masyarakat nelayan
yang tinggal di pesisir pantai, seperti di Desa Belo Laut
Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat, memiliki cita rasa
khas udang yang sangat jarang ditemui di wilayah-wilayah lain
yang memproduksi makanan khas empek-empek.
Masyarakat keturunan Tionghoa dari daerah ini terkenal karena masakannya serta kue-kue
basahnya. Mie Bangka, Martabak Bangka atau Hok Lopan atau Van De Cock, Ca Kwe dan
berbagai jenis makanan lainnya sering kali dijual oleh kelompok masyarakat ini yang merantau
ke kota-kota besar di luar provinsi ini.
Riski Novriansyah
Suyoso Karsono
Sobron Aidit
Andrea Hirata
Freddy P. Zen
Artika Sari Devi
Sandra Dewi
Delon
Febri Yoga Sapta Raharjo
Windy Yunita Ghemary
Yendri Huddami
Aidil KDI
Mega Jayana
Rafika Duri
Tommy Ali
Musa (Hafiz)
Adri Manan
Jessica Aurelia Tji
Ajeng Kamaratih
Kanty Widjaja
Natasha Mannuela Halim
Ranty Purnamasari
Rosiana Silalahi
S.Shena
Idang Rasjidi
Ruth Pelupessy
Rora Ayu Suzen
Elis Stania
Desi Trisnawati
Gamma1
Cameria Happy Pramita
Rizman Adhi Nugraha
Zulfanny
Ferdian
Verrys Yamarno
Dewi Ratih Ayu Safitri
Suhendri
Marcella El Jolia Kondo
Febriansyah
Yogi Nugraha
M. Syukur Ramadan
Suharyadi Syah Ramadhan
Levina
Dylan Carr
Pahlawan Bangka[sunting | sunting sumber]
Depati Amir
Depati Bahrin
Depati Hamzah
Hamidah
Batin Tikal