Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Salam sejahtera. Puji syukur atas rahmat Allah SWT,
berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul ‘Budaya
Daerah; Kalimantan’ dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kelompok X DPIB 2 yang telah
di berikan oleh Ibu Maria Margareta Darini bidang studi seni budaya dan
ketrampilan. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan
kepada pembaca tentang kebudayaan yang terdapat pada daerah Kalimantan.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Maria Margareta Darini
selaku guru mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan. Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang
diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.

Rabu, 5 Mei 2022


Unsur budaya merupakan sistem kekerabatan dan organisasi sosial. kehidupan
berbagai kelompok masyarakat diatur oleh adat istiadat di dalam lingkungan. Kesatuan
sosial yang paling dekat adalah keluarga inti dan kerabat dekat yang lainnya. Unsur
budaya menurut para ahli;

E.B Taylor 

Menurut Taylor, budaya merupakan hal kompleks yang mencakup beberapa hal di
dalamnya seperti kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat istiadat serta kemampuan
yang dapat diperoleh manusia sebagai bagian dari kelompok masyarakat tersebut.

Ki Hajar Dewantara

Menurut Ki Hajar Dewantara, pengertian budaya adalah buah budi dari manusia yang
muncul karena adanya hasil alam serta kodrat masyarakat. Hal ini juga bentuk dari
kejayaan dari masyarakat yang mampu mengatasi kesulitan-kesulitan serta menjadi awal
dari munculnya tata tertib di masyarakat.

Koentjaraningrat

Pengertian budaya merupakan keseluruhan dari perilaku makhluk seperti manusia serta
hasil yang dapat diperoleh makhluk tersebut melalui berbagai macam proses belajar serta
tersusun dengan sistematis dalam kehidupan bermasyarakat.

Macam-macam unsur budaya;

- Rumah adat

- Pakaian

- Bahasa

- Senjata

- Kesenian

- Dll
RUMAH ADAT
Macam-macam rumah adat di Kalimantan;

1. Kalimantan Timur
A. Lamin

Rumah Lamin merupakan rumah adat dari propinsi Kalimantan Timur. Rumah Lamin
yang merupakan rumah adat suku Dayak dikenal sebagai rumah panggung yang panjang
dan sambung menyambung dan terdiri banyak kamar.Panjang Rumah Lamin sekitar 300
meter dengan lebar 15 meter dan tinggi kurang lebih 3 meter. Kebanyakan rumah Lamin
terbuat dari kayu ulin dan kayu besi yang cukup kuat dan tahan lama. Rumah Lamin
sebagai identitas dari masyarakat Dayak Kalimantan Timur dapat dihuni oleh beberapa
keluarga yakni sekitar 25 hingga 30 kepala keluarga.

B. Bulungan
Rumah adat Bulungan ini memiliki arsitektur yang lebih condong ke gaya colonial
namun masih disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Rumah ini bisa ditemui di daerah
Tanjung Selor yang juga masih menjadi bagian dari Kalimantan Timur. Rumah adat ini
hanya difungsikan untuk pertemuan penting pada masa kesultanan Bulungan. Arsitektur
yang terdapat pada bangunan rumah ini diperoleh karena adanya kegiatan perdagangan
hindia Belanda.
C. Betang

Rumah betang adalah rumah adat di Kalimantan yang menjadi tempat tinggal


suku Dayak yang ada di seluruh Pulau Kalimantan. Lazimnya Rumah Betang dapat
banyak dilihat di perkampungan suku Dayak yang berada di sekitar hulu sungai.[1] Ciri
khas dari rumah Betang adalah bentuknya yang memanjang lebih dari 100 meter
menggunakan struktur kayu. Suku Dayak menempatinya secara komunal, yang terdiri
atas puluhan keluarga.

D. Paser

Atap rumah ini terbuat dari daun nipah atau kulit kayu sungkai.Pada area lantai bangunan
ini menggunakan pohon niung atau bambu, yang dijalin menggunakan rotan dan anak
anak kayu bundar.Dalam satu rumah, biasanya terdapat 3 kepala keluarga yang
merupakan orang Rumah adat milik suku Paser ini terletak disekitar sungai dan
membuatnya harus berada 2 meter tingginya dari permukaan tanah.Suku Paser percaya
berada di sekitar aliran sungai bisa memberikan mereka kelimpahan pangan, seperti ikan,
kerrang, umbi-umbian, buah, juga binatang hutan yang melimpah. Rumah adat Paser
memiliki bentuk atap bangunan berbentuk limas segitiga dengan masing-masing sudut
kiri dan kanan sebesar 45 derajattua, anak, dan menantu.
E. Wahea

Rumah adat Kalimantan Timur milik Suku Dayak Wehea yang merupakan suku pertama
kali yang mendiami wilayah-wilayah di Sungai Wehea atau Long Msaq Teng dan Sungai
Tlan. Namun, Suku Dayak Wehea tidak mengenal rumah betang atau rumah lamin seperti
halnya suku dayak lainnya di Kalimantan Timur.Suku ini memiliki rumah adat yang
dikenal dengan istilah eweang, yang berbentuk rumah panggung yang saling terhubung
dengan jembatan. Struktur bangunan rumah adat umumnya direkatkan dengan
menggunakan rotan dan juga pasak kayu.

2. Kalimantan Barat
A. Betang Radakng
Betang Radakng merupakan rumah panjang yang menjadi rumah adat bagi Suku Dayak
yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Ini merupakan rumah adat terbesar yang ada
di Indonesia dan menjadi sebuah landmark bagi kota Pontianak setelah Tugu
Khatulistiwa. Rumah Radakng memiliki ukuran panjang 138 meter dengan tinggi 7
meter. Lokasinya berada di Jalan Sutan Syahrir Kota Baru Pontianak.
3. Kalimantan selatan
A. Bubungan tinggi

Dalam sejarah masyarakat setempat, rumah adat Kalimantan Selatan ini sudah ada sejak
abad 16, tepatnya pada masa pemerintahan Pangeran Samudera atau yang dikenal juga
dengan nama Sultan Suriansyah. Di awal masa pembuatannya, rumah adat Banjar ini
dilengkapi dengan konstruksi sederhana berbentuk segi-empat yang cenderung
memanjang dari depan ke balakang. Namun, seiring berjalannya waktu, rumah adat
Banjar ini kemudian dimodifikasi sesuai kebutuhan si pemilik dengan menambahkan
bagian rumah di samping kiri dan kanan. Istilah yang digunakan untuk rumah adat
Bubungan Tinggi yang ditambahkan bagian tertentu tersebut dengan “disumbi”. Pada
mulanya, rumah adat Bubungan Tinggi ini hanya bisa dijumpai di lingkungan kraton
Banjar, namun lama kelamaan, masyarakat di luar kraton juga turut membangun rumah
dengan mengadopsi bangunan di lingkungan istana. Sejak itu persebarannya rumah
Bubungan Tinggi hampir merata bahkan hingga ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Timur

4. Kalimantan Tengah

A. Huma Betang
Huma betang atau rumah besar dalam arti harafiah ialah sebuah rumah adat berukuran
besar. Sejumlah keluarga yang berbeda status sosial, ekonomi, dan agama, tinggal
bersama-sama dan hidup harmonis. Huma betang sebagai rumah suku dipimpin kepala
suku. Huma betang di Kalimantan Tengah disebut lamin di Kalimantan Timur atau uma
dadoq di Kalimantan Barat. Saat ini, di Kalimantan Tengah, tidak ada lagi keluarga yang
tinggal di huma betang. Rumah panjang masih bertahan sebagai cagar budaya.

Sementara di Kalimantan Barat, sejumlah uma dadoq masih berfungsi sebagai rumah
bersama. Huma memiliki panjang lebih dari 100 meter dan lebar 30 meter serta tinggi 3
meter. Rumah dibuat dari kayu ulin sebagai material utama. Kayu terpasang tanpa paku.
Satu huma betang dihuni beberapa keluarga. Untuk melakukan sesuatu, seluruh penghuni
harus bermusyawarah. Karena tinggal dan hidup dalam lingkungan keluarga besar, rumah
adat berfungsi sebagai sarana pemupukan nilai-nilai budaya komunal. Ikatan solidaritas
dan toleransi tinggi bagi sesama penghuni.

5. Kalimantan Utara
A. Baloy Mayo
Baloy adalah salah satu rumah adat yang ada di Provinsi Kalimantan Utara, atau lebih
tepatnya milik Suku Dayak Tidung. Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, nama tidung diambil dari kata tiding atau tideng yang
artinya gunung atau bukit. Suku Tidung memang berasal dari gunung. Mereka hidup
nomaden hingga akhirnya menetap di wilayah Kalimantan Utara dan membangun Rumah
Baloy.

Rumah Baloy dibangun menggunakan kayu ulin yang terkenal keras dan tahan air. Alih-
alih membusuk, kayu ulin akan semakin kuat saat berada di dalam air. Itulah sebabnya,
ulin sering disebut kayu besi. Kayu-kayu ini diberi ornamen dan ukiran bermotif burung,
bunga, sulur, gajah, naga dan berbagai jenis tumbuhan. Adapun ukiran-ukiran ini
berhubungan dengan kehidupan laut, mengingat Suku Tidung adalah nelayan dan pelaut.

Di dalam Rumah Baloy, terdapat empat ruang utama yang biasa disebut Ambir. Fungsi
dari keempat ruangan ini selalu berkaitan dengan kehidupan sosial Suku Tidung,
misalnya untuk menerima dan menyelesaikan perkara atau masalah adat
PAKAIAN ADAT

1. Kalimantan Timur

A. Ngaju

Pakaian adat Kalimantan Timur jenis pertama ini biasa dibuat dari bahan material
kayu menyamun atau kulit siren yang kemudian dibentuk dan diberi corek serta
warna khas Dayak. Bahan tersebut berasal dari alam dan warna yang digunakan juga
berasal dari alam. Hal ini dimaksudkan agar membuat tampilannya menjadi lebih
cantik dan menawan.

B. Kustin
Pakaian tradisional jenis ini merupakan pakaian yang biasa dikenakan oleh suku
Kutai. Baju ini tergolong jenis baju takwo untuk pengantin. Pakaian adat Kustin
mengandung makna kebesaran. Sehingga tidak heran, jika pakaian adat Kustin
cenderung pakaian untuk golongan masyarakat menengah ke atas. Biasanya pakaian
ini dikenakan pada saat upacara adat pernikahan. Nama kustin diambil dari bahasa
daerah Kutai yang memiliki makna berarti busana.
C. Miskat
Pakaian adat Miskat merupakan salah satu pakaian adat Kalimantan Timur. Pakaian
tradisional ini adalah pakaian dengan model desain semacam baju di zaman Tiongkok
kuno. Desainnya unik dan menarik. Pemerintah provinsi Kalimantan Timur telah
menetapkan bahwa pakaian adat Miskat sebagai baju PNS Kalimantan Timur.
Pakaian ini hanya boleh dikenakan pada hari-hari tertentu. Hal ini didukung dengan
wujud dan desainnya yang semi-casual membuat pakaian adat Kalimantan Timur ini
sangat cocok dikenakan untuk acara atau perayaan tertentu.

D. Bulung Kuurung
Pakaian adat Kalimantan Timur selanjutnya adalah pakaian adat Dayak Bulang
Kuurung. Pakaian tradisional yang satu ini menambah keunikan kebudayaan di
provinsi Kalimantan Timur. Pakaian adat Dayak dibagi menjadi beberapa jenis,
Bulang Kuurung ini akan dibedakan berdasarkan pada desain lengannya. Ada busana
yang sengaja didesain tanpa lengan, busana dengan lengan panjang atau lengke, serta
ada juga busana dengan lengan pendek atau dokot tangan. Baju adat ini merupakan
pakaian yang paling sering dikenakan oleh dukun yang ada di Kalimantan Timur.
E. Bulang Burai King
Bulang Burai King biasa dikenakan ketika upacara adat. Yang membuat pakaian
tradisional ini unik adalah ciri khasnya yang terlihat mencolok. Hal ini didukung
dengan adanya hiasan aksesoris manik-manik dan juga bulu burung Enggang.
Bulu Burung Enggang ini akan dikenakan pada bagian kepala dan ditata dengan rapi,
sehingga membuat pakaian adat Bulang Burai King terlihat lebih menawan dengan
perpaduan manik-manik khas dan juga bulu burungnya.

F. Takwo
Pakaian adat Kalimantan Timur yang merupakan warisan dari Kesultanan Kutai
disebut dengan baju Takwo. Dahulu diceritakan bahwa pakaian tradisional ini hanya
diperuntukkan bagi kalangan bangsawan maupun tokoh kerajaan, namun seiring
berjalannya waktu masyarakat umum juga diperbolehkan untuk memakainya di
momen tertentu. Pakaian adat Takwo sendiri dibedakan menjadi 3 macam, yakni
baju takwo biasa, baju takwo kustim dan baju takwo sebelah. Busana takwo
untuk laki-laki disebut baju takwo laki, dan untuk perempuan disebut dengan
baju takwo bini.
G. Antakusuma
Pakaian adat Antakusuma merupakan salah satu pakaian adat Kalimantan Timur.
Pakaian ini kerap dikenal dengan sebutan Kutai Kuning yang merupakan baju
pengantin kebesaran kerajaan Kutai Kartanegara. Dahulu, umumnya pakaian adat.
Kalimantan Timur ini hanya dikenakan keturunan ningrat kerajaan, namun sekarang
ini masyarakat dari kalangan umum juga bisa memakainya. Sesuai dengan namanya
kutai kuning, busana adat ini memiliki warna dasar kuning dengan aksesoris
pelengkap berwarna keemasan.

H. Sarung Khas Samarinda

Pakaian adat Kalimantan Timur juga tidaklah lengkap tanpa adanya sarung khas
Samarinda. Sarung ini juga biasa dikenal dengan tajong Samarinda yang merupakan
kain tenun khas Kalimantan Timur. Sejarah dari sarung ini menceritakan bahwa
sarung ini dibawa oleh suku Bugis dari Sulawesi yang suka mencari suaka ke
kerajaan Kutai Kartanegara di zaman dahulu. Sarung Samarinda dibuat dengan alat
tenun tradisional yang keseluruhannya dikerjakan dengan tangan manusia secara
tradisional.

2. Kalimantan Barat

A. King Baba

King Baba adalah pakaian adat Kalimantan Barat untuk pria dari suku Dayak. King dalam bahasa
Dayak artinya pakaian. Sedangkan Baba artinya laki-laki. King Baba adalah pakaian adat
Kalimantan Barat dari suku Dayak untuk pria. Terbuat dari serat kayu ampuro yang merupakan
pohon asli di Pulau Kalimantan. Serat kayu tersebut dijemur hingga lentur dan dilukis dengan
motif khas suku Dayak yaitu burung enggang. King Baba memiliki aksesoris pelengkap yakni
ikat kepala dari bulu burung enggang dan mandau yang merupakan senjata khas suku Dayak.

B. King Bibinge

King Bibinge adalah pakaian adat Kalimantan Barat untuk wanita dari suku Dayak. Terbuat dari
bahan dan motif serta corak yang sama dengan King Baba. Bedanya, King Bibinge ukurannya
lebih panjang untuk menutup tubuh. King Bibinge memiliki aksesoris ikat kepala berbentuk
segitiga yang dihias bulu burung enggang. Wanita suku Dayak juga melengkapi King Bibinge
dengan gelang dan kalung yang terbuat dari akar-akaran pohon serta tulang hewan.

C. Buang Kuureng

Buang kuureng merupakan pakaian adat Kalimantan Barat khas dari suku Melayu, dimana
pakaian ini akan digunakan oleh kaum wanita dengan bentuk yang serba panjang. Nama Buang
Kuureng merupakan nama lain dari baju kurung yang ternyata juga dipakai oleh suku Melayu,
Malaysia dan juga Brunei. Tetapi tentunya buang kuureng ini mempunyai ciri khas pada desain
dan juga bahannya. Baju buang kuureng juga terdiri dari dua jenis yang semuanya juga digunakan
khusus untuk para kaum perempuan, dimana jenis tersebut adalah baju dengan berlengan panjang
dan juga baju dengan berlengan pendek

D. Teluk Belanga

Teluk Belanga merupakan pakaian adat Kalimantan Barat Suku Melayu yang khusus digunakan
untuk para kaum laki-laki. Dimana baju ini akan digunakan pada saat acara resmi seperti pesat
pernikahan atau acara-acara adat. Pakaian teluk belanga juga dibuat dengan menggunakan bahan
satin yang pada umumnya berwarna kuning emas, warna tersebut merupakan warna identik dari
kejayaan Melayu. Baju ini akan dipasangkan dengan celana panjang dan juga kain atau sarung
dengan Corak insang.
E. King Babo

King kabo merupakan pakaian adat Kalimantan Barat tepatnya pada suku Dayak yang sudah
mengalami berbagai modifikasi. Dimana meskipun baju tersebut sudah beberapa kali
dimodifikasi, tapi tetap mempertahankan ciri khas yang asli. King Kabo merupakan pakaian adat
hasil modifikasi dari pakaian king baba yang digunakan oleh kaum pria dulu Dayak. Apabila king
baba terbuat dari bahan kulit pohon, maka king baba terbuat dari kulit pohon yang
dikombinasikan dengan menggunakan kain khas milik Brunei Darussalam, sehingga pakaian
akan lebih memukau dan juga cantik.

3. Kalimantan Selatan
A. Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan

Dalam buku Busana Pengantin Adat Banjar Dari Abad ke Abad (2019) oleh Kawang Yoedha,
baju adat Kalimantan Selatan ini menggambarkan masuknya pedagang Gujarat dan pedagang
China di Kalimantan Selatan. Memiliki bentuk baju yang hampir mirip dengan pakaian adat
Betawi. Baju adat Babaju Kun Galung Pacinan mulai diperkenalkan pada abad ke-19. Untuk
pengantin pria menggunakan baju gamis sebagai atasan yang dilengkapi jubah panjang seperyi
pedagang Gujarad.

B. Pengantin Baamar Galung Pancaran Matahari

Dalam busana Baamar Galung Pancaran Matahari rentengan bunga melati dan mawar membuat
aura pengantin lebih memancar. Busana ini merupakan perpadanan dari budaya Hindu dan Jawa
yang dapat dilihat dari dekorasi mahkota dan kain yang digunakan. Baca juga: Baju Jawi Jangkep
dan Kebaya, Pakaian Tradisional Jawa Tengah Pengantin perempuan akan mengenakan baju
poko dengan lengan pendek dan hiasan manik-manik. Baju poko dilengkapi dengan penutup dada
berbentuk segi lima yang disebut Kida. Untuk bawahannya, pengantik wanita menggunakan kain
batik dengan motif naga dan kelabang yang menjadi cerminan budaya Hindu.

C. Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut


Bagajah Gamuling Baular Lulut merupakan pakaian pengantin Banjar pertama yang dipengaruhi
budaya Hindu. Hal ini terlihat dari bentuk busana yang terbuka pada bagian dada. Ciri khas dari
pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut yaitu menggunakan mahkota Bagajah Gamuling
Baular Lulut yang terbuat dari lingkaran logam bundar. Dibentuk menjadi badan dua ekor ular
lidi dipertemukan menjadi satu. Di mana bagian kepala ular terdapat naga dan disebelah ekornya
terdapat garuda.

4. Kalimantan Tengah
A. Sangkarut
Nama pakaian tradisional ini sebenarnya memiliki makna tersendiri yang diambil dari bahasa
Dayak “Sangkarut” yang berarti ropi. Sehingga tidak heran jika pakaian ini berupa rompi
sederhana yang biasa dikenakan oleh pria maupun wanita karena tidak dilengkapi aksesoris
khusus. Bagian bawahan pakaian adat Kalimantan Tengah ini berupa cawat atau celana yang
bagian depannya ditutup dengan kain nyamu berbentuk persegi panjang. Penutup tersebut
biasa dikenal dengan sebutan ewah.

B. Berantai
Baju Berantai merupakan baju dari Dayak Ngaju yang menurut penelitian merupakan pakaian
untuk zirah. Terbuat dari besi menunjukkan jika baju ini digunakan untuk aktivitas seperti
perang. Besi bersi tersebut dalam bentuk potongan yang kemudian dirangkai hingga menjadi
baju. Baju ini diperkirakan menjadi pakaian yang telah dipengaruhi oleh budaya dari luar.
Dalam hal ini yang paling diutamakan adalah pengaruh budaya dari suku Moro Filiphina.
C. Pawang
Baju Pawang merupakan pakaian yang digunakan hanya untuk ulama maupun dukun.
Terutama dalam perayaan Kaharingan untuk memanjatkan doa doa. Dimana di dalam
kepercayaan suku Dayak, dukun merupakan orang yang diyakini bisa membantu untuk
melindungi diri dari roh jahat, menyembuhkan penyakit hingga bisa membantu
mendatangkan hujan. Pakaian pawang sendiri terbuat dari serat kayu dengan hiasan dari
manik manik atau umbaian.

D. Tenunan
Selain suku Dayak yang mendominasi wilayah Kalimantan, terdapat suku lainnya yang juga
mendiami tanah Kalimantan yang juga memberikan pengaruhnya seperti suku Mandar dan
suku Melayu. Masyarakat Kalimantan Tengah sejak mengenal adanya seni menenun
kemudian menjadikan kegiatan tersebut untuk menghasilkan pakaian adat tradisional. Salah
satu baju yang dihasilkan adalah baju tenunan.
E. Anyaman Tikar
Baju tradisional ini merupakan salah satu pakaian adat suku Dayak. Baju adat Kalimantan
Tengah ini merupakan pakaian yang biasa dikenakan di medan perang.
Baju adat Anyaman Tikar merupakan pakaian adat yang dibuat dari bahan serat kayu yang
dilapisi dengan hiasan tulang belulang, ukiran kayu serta ukiran kerang.

F. Upak Nyamu
Sesuai dengan namanya baju adat Opak Nyamu, pakaian adat Kalimantan Tengah ini
dinamakan dari bahan materialnya yakni dari kulit kayu nyamu. Kulit nyamu ditempa dan
kemudian dibentuk menjadi baju berbentuk rompi, cawat, dan ewah. Baju Opak Nyamu
cenderung mirip dengan baju Sangkarut. Meskipun begitu baju ini berbeda karena baju adat
Opak Nyamu dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni baju rompi dengan lengan atau baju
tanpa lengan. Sama halnya seperti baju sangkarut, baju opak nyamu juga tergolong ke dalam
pakaian yang langka. Oleh karena itu perlu dilakukan agar pakaian ini dilestarikan dan dijaga
sehingga dapat dikenal oleh banyak orang.
5. Kalimantan Utara
A. Sapei sapaq
Pakaian adat sapei sapaq merupakan pakaian yang hanya akan digunakan oleh kaum pria
saja. Dimana pada awalnya baju ini hanya berupa kain selendang yang digulung kemudian
dililitkan sehingga akan membentuk seperti celana dalam. Tetapi karena seiring dengan
perkembangan zaman menjadi sangat maju, maka bentuk celana dalam ini juga akan
dimodifikasi menjadi celana pendek atau biasanya masyarakat setempat akan menyebutnya
dengan abet kaboq. Modifikasi tersebut bertujuan agar penggunaan celana lebih praktis dan
juga terlihat semakin bagus.

B. Ta’a
Pakaian adat Kalimantan Selatan Baju ta’a merupakan baju adat yang juga berasal dari suku
Dayak Kenyah, tapi khusus digunakan oleh perempuan. Dimana pakaian adat khusus
perempuan ini terbuat dari bahan kain beludru yang berwarna hitam.Dimana warna hitam
merupakan warna yang memang menjadi ciri khas dan akan terlihat cantik apabila dipadu
padankan dengan berbagai macam hiasan dan hug pernak-pernik. Biasanya pernak-pernik
tersebut akan dipasarkan yang dengan menggunakan manik-manik dan akan dijahit dengan
cantik.
C. Suki Tidung dikenal akan mayoritas penduduknya yang beragama Islam. Dimana suku ini
juga mempunyai pakaian adat yang terdiri dari berbagai macam jenis, seperti pelimbangan
dan kurung buntut yang digunakan dalam keseharian, kemudian selampoy yang digunakan
untuk acara adat atau acara resmi dan yang terakhir adalah sina branti yang digunakan oleh
para pengantin. Pada umumnya baju suku Tidung ini mempunyai warna kuning atau orange
dengan tambahan warna merah pada bagian dadanya. Dimana para pengantin pria biasanya
akan menggunakan basahan berupa celana panjang dengan balutan kain songket selutut.
Sedangkan untuk para pengantin wanita biasanya akan menggunakan bagian bawah berupa
full kain songket khas yang akan digunakan hingga ujung kaki. Pakaian adat ini juga
dilengkapi dengan penutup kepala berupa mahkota yang bernama Tandung Gulung.

Anda mungkin juga menyukai