Anda di halaman 1dari 16

Suku Banjar, Dayak Bakumpai, Dayak Baraki, Dayak Maanyan, Dayak Lawangan,

Dayak Bukit Ngaju, Melayu Jawa, Bugis, Cina dan Arab Keturunan.
Penduduk asli yang menjadi mayoritas di Kalimantan Selatan adalah Suku Banjar.
Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk suku Banjar sebanyak
2.686.627 jiwa (74,34%), dari 3.613.992 jiwa penduduk.[24] Suku Banjar terdiri atas 3
kelompok utama, yaitu :

Suku Banjar Kuala, mendiami hilir Sungai Barito dan anak-anak sungainya, seperti
Sungai Martapura, Sungai Alalak, Sungai Kuin, Sungai Kelayan, Sungai Riam Kanan,
Sungai Riam Kiwa sampai Sungai Tabanio yang meliputi kawasan Banjar Bakula
Suku Banjar Pahuluan, mendiami kawasan hulu Banua Anam atau aliran-aliran sungai
yang berhulu di Pegunungan Meratus.
Suku Banjar Batang Banyu, mendiami kawasan hilir Banua Anam pada aliran Sungai
Nagara sampai Sungai Tabalong.
Kawasan Banjar Bakula meliputi Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Kota
Banjarbaru, Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Tanah Laut dimana penduduknya
adalah Suku Banjar Kuala. Sedangkan kawasan Banua Anam terdiri dari Kabupaten
Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten
Hulu Sungai Utara, Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong dimana di bagian
hulunya didiami Suku Banjar Pahuluan dan bagian hilirnya didami Suku Banjar
Batang Banyu.

Suku bangsa lainnya lainnya yaitu suku Jawa (14,51%) yang menempati kawasan
transmigrasi, suku Bugis (2,81%) yang mendiami kawasan pesisir pantai, suku Dayak
(2,23%) yang banyak bermukim di kawasan pegunungan Meratus dan hulu Sungai
Barito
Rumah
1. Rumah Bubungan Tinggi

Rumah adat ini adalah rumah khas suku Banjar yang sebagian besar mendiami
wilayah Kalimantan Selatan.
 Home
 Sekolah
 Perguruan Tinggi
 Beasiswa
 Edutainment
 Seleksi Masuk PT
 Detikpedia
 Foto
 Video
 Infografis
 Indeks


o


detikEduDetikPedia

15 Rumah Adat Kalimantan dan Karakteristiknya, Kamu Perlu


Tahu
Fahri Zulfikar - detikEdu

Jumat, 16 Jul 2021 17:45 WIB

Share
 Komentar
Foto: d'Traveler
Jakarta - 

Rumah adat Kalimantan menjadi salah satu keanekaragaman rumah tradisional


yang ada di Indonesia. Apa nama rumah adat di Kalimantan?

Berdasarkan wilayahnya, Kalimantan terdiri atas lima provinsi, yaitu Kalimantan


Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan
Utara. Kelima provinsi tersebut memiliki beragam suku dan budaya, termasuk rumah
adat.

Dikutip dari laman resmi Kemdikbud, berikut ini 15 rumah adat


Kalimantan:

1. Rumah Bubungan Tinggi

Rumah adat ini adalah rumah khas suku Banjar yang sebagian besar mendiami
wilayah Kalimantan Selatan.

Rumah bubungan tinggi terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. Kayu ini terkenal
sangat kuat. Kayu ini dapat bertahan sampai dengan ratusan tahun dan antirayap.
2. Rumah Gajah Baliku
Rumah ini juga termasuk rumah tradisional suku Banjar. Pada masa Kesultanan
Banjar, rumah ini merupakan tempat tinggal para saudara sultan bentuk fisiknya
mirip dengan rumah bubungan tinggi.

Perbedaan antara rumah bubungan tinggi dan rumah ini terletak pada ruang tamu
kedua jenis rumah. Pertama, pada ruang tamu rumah bubungan tinggi, lantainya
berjenjang, sedangkan pada rumah ini lantainya tidak berjenjang.

Perbedaan kedua, pada rumah bubungan tinggi, atap ruang tamu tidak memakai
kuda-kuda, sedangkan rumah gajah baliku memakai kuda-kuda.

3. Rumah Palimasan

Rumah ini masih termasuk rumah tradisional suku Banjar, Kalimantan Selatan.
Bahan dasarnya adalah kayu ulin yang lebih besar.

Salah satu ciri utama rumah ini adalah semua bagian atap sirapnya menggunakan
atap model perisai. Penggunaan atap model ini membentuk atap berwujud limas.
Karena itulah, rumah ini dinamakan rumah palimasan.

Bahasa yang digunakan dalam keseharian oleh suku Banjar sebagai bahasa ibu dan

sebagai lingua franca bagi masyarakat Kalimantan Selatan umumnya adalah Bahasa


Banjar yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala[26] dan dialek Banjar
Hulu.[27] Kawasan penutur dialek Banjar Kuala meliputi Kota Banjarmasin, Kabupaten
Banjar, Kota Banjarbaru, Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Tanah Laut. Sedangkan
kawasan penutur dialek Banjar Pahuluan terdiri dari Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu
Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten
Balangan dan Kabupaten Tabalong.
Masyarakat Dayak di kawasan selatan Pegunungan Meratus menuturkan bahasa Dayak
Meratus (d/h Bahasa Bukit)[4] yang juga termasuk bahasa Melayik, seperti bahasa
Banjar. Sedangkan Suku Dayak rumpun Dusun-Maanyan-Lawangan yang
menuturkan bahasa Barito Timur mendiami kawasan utara Pegunungan Meratus
menuturkan bahasa Dayak Maanyan Warukin,[6] bahasa Dayak Dusun Halong,[7]
[28] bahasa Dayak Samihin (Dusun Tumbang),[8] bahasa Dayak Deah/Dusun Deyah,
[9] bahasa Dayak Lawangan[29] dan bahasa Dayak Abal. Suku Dayak rumpun Biaju
yang menuturkan bahasa Barito Barat mendiami aliran sungai Barito menuturkan
bahasa ibu antara lain bahasa Dayak Bakumpai[30] dan bahasa Dayak Barangas.
[31] Termasuk pula bahasa Dayak Ngaju, bahasa yang berasal dari Kalimantan Tengah
digunakan sebagai bahasa liturgi di lingkungan sinode Gereja Kalimantan
Evangelis yang berkantor pusat di Kota Banjarmasin.

Pakaian
Pakaian adat Kalimantan selatan pada dasarnya terbagi menjadi 4 jenis yang hingga saat ini masih
terus dilestarikan dan terus digunakanya diantara pakaian adat tersebut adalah.

Pakaian pengatin bagajah gamuling baular lulut, pakaian adat pancaran matahari, pakaian adat
galung modifikasi, dan pakaian adat galung pacinan.

Tarian

Tarian Daerah Kalimantan Selatan

1. Tari Tajun Tandang

Tari Tajun Tandang melalui jurnal Makna Gerakan dan Fungsi Tari Tajun Tandang Dalam Upacara
Batutangkal di Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan (2020) oleh Aprina Sentia Dewi adalah tari

daerah yang berasal dari Kabupaten Tanah Laut dan ditarikan oleh Suku Dayak Ngaju untuk upacara
adat bernama Batatungkal.

Tari daerah ini mengandung nilai-nilai filosofis karena merupakan tari pengobatan untuk warga yang
mengalami sakit berbulan-bulan dan tak kunjung sembuh. Masyarakat Dayak Ngaju percaya hal
tersebut disebabkan oleh kemarahan para leluhur nenek moyang karena ada larangan yang
dilanggar.

Tari Topeng Banjar asal Kalimantan Selatan dalam jurnal Kajian Etnokoreologi Tari Topeng Banjar
yang ditulis Putri Yunita Permata Kumala Sari adalah tari yang dipentaskan pada upacara
Manopeng/Manopeng.
Upacara tersebut merupakan ritual untuk membersihkan peralatan warisan, mengobati penyakit
gaib, mengucapkan rasa syukur setelah panen, membersihkan kampung, dan memohon
perlindungan dari bencana.

Tari Topeng Banjar akan ditampilkan dalam bentuk wayang topeng, di mana para penarinya akan
memakai topeng dan diiringi oleh seperangkat gamelan salendro. Seperti tari topeng yang berasal
dari daerah lain di Indonesia, tari Topeng Banjar juga memiliki karakter topeng tersendiri, yakni
Tujuh Bidadari, Panji, Gunung Sari, Kelana, Patih, Tumenggung, Lambang Sari, Tambam dan Pantul,
dan Sangkala.

Alat musik

Panting merupakan alat musik tradional yang berasal dari suku Banjar, panting bukan hanya alat
musik, melainkan sebuah kesenian alat musik yang berisikan alat musik panting, layaknya marawis.

Kesenian musik panting

Panting, alat musik ini menyerupai gambus arab, namun memiliki ukuran yang lebih kecil.

Babun, alat musik ini terbuat dari dari kayu dengan lubang pada bagian tengahnya. Sedangkan untuk
bagian sisi kanan dan kirinya dilapisi dengan kulit hewan, cntohnya kulit kambing.
Gong, alat musik yang paling umum, sebagian besar dari masyarakat Indonesia telah mengenalnya
sejak lama.

Biola, alat musik yang dimainkan dengan cara digesek.

Suling bambu, alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup.

Ketipak, alat musik yang menyerupai terbang, namun sedikit lebih kecil.

Taburin, alat musik yang terbuat dari logam tipis, dimainkan dengan cara dipukul.

Panting pada umumnya digunakan untuk mengiringi tarian adat atau tarian tradisional, dan juga
dimanfaatkan sebagai hiburan pada acara-acara pernikahan.

Kalimantan selatan setidaknya memiliki 11 alat musik tradisional, diantaranya;

Panting

Kintung

Kalangkupak

Kalampat

Bumbung

Kuriding

Kurung-kurung

Terbang Madihin

Serunai Banjar

Gamelan Banjar Kerakyatan

Gamelan Banjar Keraton

Senjata
5 jenis senjata tradisional Kalimantan Selatan lengkap penjelasannya

Sungga.

Mandau.

Sarapang.

Keris Banjar.

Parang.

Sungga adalah salah satu senjata yang dipakai masyarakat Tradisional Kalimantan pada Perang
Banjar di daerah Benteng Gunung Madang, Kandangan, Hulu Sungai Selatan. Senjata tersebut
dipasang di bawah jembatan yang berfungsi sebagai jebakan, sehingga jika dilewati oleh musuh
(tentara Belanda), maka jembatan ini akan runtuh dan musuh tertancap pada sungga tersebut.

Dengan demikian, Sungga merupakan sebuah senjata bersejarah yang erat kaitannya dengan
perjuangan para pahlawan bangsa Indonesia khususnya daerah Kalimantan Selatan pada masa silam.

Lagu tradisional
Ampar ampar pisang,Pisangku balum masak,Masak bigi di hurung bari-bari,Masak bigi di hurung
bari-bari…

Manggalepak manggalepok,Patah kayu bengkok,Bengkok dimakan api,apinya cang curupan…

Nang mana batis kutung,Dikitipi dawangDikitipi dawangAmpar ampar pisang,Pisangku balum


masak…

Masak bigi di hurung bari-bari,Masak bigi di hurung bari-bari…

Teman-teman tentu sudah tidak asing dengan lagu daerah Kalimantan Selatan yang berjudul Ampar-
Ampar Pisang ini, bukan?

Biasanya, lagu daerah ini dinyanyikan sambil memainkan permainan tradisional anak-anak.

Lagu Ampar-Ampar Pisang ini sebenarnya dahulu dinyanyikan saat masyarakat Kalimantan Selatan
sedang membuat makanan khas yang berbahan dasar pisang.

Upacara
Upacara tradisional Kalimantan Selatan tidak melulu harus disajikan pada lembaga pendidikan saja.
Ada kalanya tradisi tersebut bisa dikemas untuk dikenalkan kepada para turis atau wisatawan yang
datang dari manca negera. Dengan disulap jadi destinasi wisata, akan menambah daya tarik
Kalimantan Selatan untuk didatangi. Selain itu, upacara adat yang ada akan terus mendapat
perhatian banyak orang dan dengan sendirinya akan lestari.

Daftar Isi

1. Babalian Tandik

2. Mallasuang Manu

3. Aruh Baharin

4. Basunat Kalimantan Selatan

5. Aruh Ganal

6. Baayun Mulud

7. Mandi Pengantin (Badudus)

8. Maccera Tasi

9. Mandi Tian Mandaring

Tradisi Babalian Tandik merupakan kegiatan ritual yang dilakukan oleh Suku Dayak selama kurun
waktu seminggu. Dan puncak acara biasanya dilakukan di depan mulut Goa dengan sesembahan
pemotongan hewan qurban. Kemudian, upacara ini diakhiri dengan Upacara Badudus atau
penyiraman Air Dudus. Biasanya yang didudus (disiram) seluruh pengunjung yang hadir sehingga
mereka basah semua.

Mallasuang Manu termasuk upacara adat Kalimantan Selatan. Tradisi ini adalah sebuah upacara
melepas sepasang ayam untuk diperebutkan kepada masyarakat sebagai rasa syukur atas
melimpahnya hasil laut di Kecamatan Pulau Laut Selatan. Kebiasaan ini dilakukan Suku Mandar yang
mendominasi kecamatan tersebut dengan waktu setahun sekali, tepatnya pada bulan Maret
menurut kalender Masehi. Dalam pelaksanaanya, upacara ini berlangsung hampir seminggu dengan
beberapa kegiatan hiburan rakyat sehingga berlangsung meriah.

Ada atraksi dimana lima balian (tokoh adat) yang memimpin upacara ritual Aruh Baharin berlari kecil
sambil membunyikan gelang hiang (gelang terbuat dari tembaga kuningan) mengelilingi salah satu
tempat pemujaan sambil membaca mantra yang dihadiri warga Dayak sekitarnya.

Inilah sebuah prosesi adat yang dikenal dengan Aruh Baharin. Sebuah tradisi pesta syukuran yang
dilakukan gabungan keluarga besar ketika berhasil panen padi di pahumaan (perladangan). Waktu
pelaksanaannya selama 7 hari dan terasa sakral karena para tokoh adat yang seluruhnya delapan
orang itu setiap malam menggelar prosesi ritual pemanggilan roh leluhur untuk ikut hadir dalam
pesta tersebut dan menikmati sesaji yang dipersembahkan.
Makanan khas

Sate Tulang Banjar. Jika kamu pecinta sate, kamu wajib banget cobain sate tulang banjar yang satu
ini! ...

Soto Susu Banjar. ...

Soto Banjar. ...

Nasi Itik Gambut. ...

Mie Bancir. ...

Lontong Orari. ...

Laksa Banjar.

Sate yang satu ini merupkan salah satu sate yang unik, penyajiannya menggunakan daging ayam
yang di ambil bagian tulang mudanya.

Soto susu banjar merupakan soto yang sajiannya berupa irisan daging ayam kampung yang di
campur dengan menggunakan mie putih, dan di beri taburan daun seledri.
Iwak Pakasam atau Iwak Basamu adalah ikan yang diawetkan. Teknik mengawetkan ikan ini adalah
dengan menggunakan bahan kunyit, garam dan juga beras yang telah disangrai sebelumnya dan
kemudian ditumbuk kasar.

Jenis ikan yang biasa dibuat menjadi iwak pakasam adalah ikan sepat, gabus, saluang dan juga
papuyu. Setelah diawetkan ikan-ikan ini kemudian bisa digoreng.

Kerajinan

Kalsel banyak karya kerajinan tangan khas mulai lampit rotan, kain sasirangan, sapu ijuk, tas purun,
batu akik, sulam air guci, batu intan, arguci.

Lampit adalah salah satu barang kerajinan tikar buatan tangan khas Kalimantan Selatan. Lampit
Banjarmasin ini memiliki motif yang etnik dan unik. Biasanya digunakan dalam pembuatan karpet,
gorden, tas, dan sebagainya.

Lampit rotan ini juga dapat digunakan untuk sejadah dengan tampak depan dilapisi kain bermotif
dan belakangnya rotan. Lampit rotan ini mudah digunakan, mudah dibersihkan dan banyak ditemui
di daerah Martapura, Kalimantan Selatan.

Jika karpet identik dengan karakternya yang hangat, lampit justru menawarkan permukaan yang
dingin karena dapat menyerap udara dingin.

Lampit yang bernuansa etnik tradisional umumnya digunakan untuk pelengkap dekorasi rumah,
restoran, resort dan hotel. Bentuk lampit yang sederhana memberi kesan hangat dan cantik untuk
menghiasi ruangan dengan perpaduan furniture rotan lainnya.
Bentuk lampit yang sangat sederhana dan warnanya yang natural, sangat mudah untuk dikreasikan
diberbagai sudut ruangan sesuai selera. Pakaian adat kalimantan selatan bisa anda jadikan sebagai
informasi tambahan.

Anda mungkin juga menyukai