Anda di halaman 1dari 21

KLIPING SENI DAN BUDAYA

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DISUSUN OLEH
HASIFA HUSNE ARA
KELAS V B

SEKOLAH DASAR NEGERI 002 TANJUNG REDEB


BERAU
Kebudayaan Provinsi Kalimantan
Selatan
A. Sejarah Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan
Kalsel ini merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
terletak di pulau Kalimantan, selain Kalimantan Utara,
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah. Ibu
kotanya sendiri adalah Banjarmasin. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas
36.985 Km² serta, penduduknya yang mencapai angka 3,626,616 Jiwa (sensus
2010).

Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan 2 kota. DPRD Kalimantan Selatan


dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14
Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus
1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal
dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah pembubaran yang dilakukan tentunya
oleh Republik Indonesia Serikat (RIS), spesifiknya, oleh gubernur Dokter Moerjani.

Kawasan Kalimantan Selatan pada masa lalu merupakan bagian dari 3 kerajaan
besar teman-teman, yang diantaranya adalah Kerajaan Negara Daha, Negara
Dipa, dan Kesultanan Banjar. Setelah Indonesia merdeka, Kalimantan akhirnya
dijadikan provinsi tersendiri dengan Gubernur Ir. Pangeran Muhammad Noor.
Sejarah pemerintahan di Kalimantan Selatan juga diwarnai dengan terbentuknya
organisasi Angkatan Laut Republik Indonesia ( ALRI ) Divisi IV di Mojokerto, Jawa
Timur yang mempersatukan kekuatan dan pejuang asal Kalimantan yang berada di
Jawa.

Dengan ditandatanganinya Perjanjian Linggarjati menyebabkan Kalimantan


terpisah dari Republik Indonesia. Dalam keadaan ini pemimpin ALRI IV mengambil
langkah untuk kedaulatan Kalimantan sebagai bagian wilayah Indonesia, melalui
suatu proklamasi yang ditandatangani oleh Gubernur ALRI Hasan Basry di
Kandangan 17 Mei 1949 yang isinya kurang lebih menyatakan bahwa rakyat
Indonesia di Kalimantan Selatan memaklumkan berdirinya pemerintahan Gubernur
tentara ALRI yang melingkupi seluruh wilayah Kalimantan Selatan. Wilayah itu
dinyatakan sebagai bagian dari wilayah RI sesuai Proklamasi kemerdekaaan 17
agustus 1945. Upaya yang dilakukan dianggap sebagai upaya tandingan atas
dibentuknya Dewan Banjar oleh Belanda.

B. Sistem Kekerabatan di Kalimanatan Selatan


Sistem kekerabatan di Kalimanatan Selatan, pada (suku Banjar) pada
umumnya adalah sama, untuk daerah seluruh Kalimantan Selatan. Suku Banjar
sendiri mendasarkan kekerabatan mereka menurut garis dari keturunan ayah
dan garis keturunan ibu atau bilateral. Tetapi, memang di akui bahwa dalam
hal-hal tertentu terutama yang menyangkut masalah kematian, perkawinan,
yang menjadi wali asbah adalah garis dari pihak ayah. Dalam hal masalah
keluarga besar dan pengertian keluarga besar, maka berlaku garis keturunan
ayah dan garis keturunan ibu, keduanya diberlakukan sama atau seimbang.
Masyarakat suku Banjar mengenal istilah Bubuhan, istilah bubuhan dalam
masyarakat Banjar ini adalah kelompok kekerabatan yang merupakan
kumpulan dari keluarga batih yang merupakan satu kesatuan. Bentuk dari
kelompok bubuhan ini paling sedikit mempunyai lima unsur atau ciri sebagai
berikut :
1. Mempunyai suatu sistem norma yang mengatur kelakuan warga
kelompok.
2. Mempunyai rasa kepribadian kelompok yang didasari rasa kesadaran
oleh semua warganya
3. Aktivitas berkumpul warga kelompok bubuhan pada waktu-waktu
tertentu.
4. Adanya suatu sistem hak dan interaksi serta kewajiban dari warga
bubuhan.
5. Adanya satu orang yang ditokohkan dalam kelompok bubuhan ini.

A. Rumah Adat Baanjung

Seperti halnya dalam kegiatan jual beli, aktivitas masyarakat Kalimantan


Selatan memang lebih banyak dilakukan di atas sungai. Berdasarkan hal ini,
maka rumah yang mereka tinggali konstruksinya juga sering disesuaikan
dengan aktivitasnya tersebut, contohnya seperti pada konstruksi rumah adat
Baanjung yang berupa rumah pangung.
Rumah adat Baanjung adalah nama dari rumah adat Kalimantan Selatan, salah
satu rumah adat yang cukup unik gaya arsitekturnya

B. Pakaian Adat
Pria : Mengenakan rompi lengan panjang
yang dihias dengan motif khusus serta dipadu
celana panjang warna serupa. Di bagian
pinggang memakai sarung sampai bagian
dengkul. Kepala pria memakai destar yang
bagian ujungnya agak naik. Sedangkan sebilah
keris diselipkan didepan perut.

Wanita : Bagi kaum wanita memakai baju


kurung basisit lengkap dengan tapihnya.
Disebut baju kurung basisit lenngkap karena di
bagian leher dan tangan dilengkapi tali pengikat
(tali penyisit). Bahan baju ini dapat dibuat dari kain sutra. Baju ini dikombinasi
dengan tapih di bagian kepala, rambutnya di sanggul serta memakai hiasan
kembang goyang yang di sebut sumping. Pakaian pengantin ini berdasarkan
adat Banjar.
C. Senjata Tradisional
1. Bujak Beliung

Merupakan senjata tradisional khas banjar dalam bentuk keris yang terbuat
dari campuran besi dan logam dengan panjang sekitar 30 cm Bentuknya
memang hampir sama dengan keris keris dari daerah lainnya, hanya saja
yang membedakannya adalah ukuran serta motif ukiran dan lekukan
kerislah yang membedakannya dengan keris dari daerah lain

2. Sarapang

Merupakan senjata tradisional khas dalam bentuk tombak bermata lima


yang terbuat dari baja yang di belah menjadi lima bagian yang pada
sebagian ujungnya di tempelkan bambu yang di runcingkan yang biasa di
gunakan oleh orang banjang untuk berburu maupun untuk menangkap ikan
ikan yang cukup besar

3. Mandau
Sama halnya dengan kalimantan tengah, kalimantan selatan juga memiliki
senjata khas berupa mandau, hanya saja yang membedakannya adalah
dari bentuk dan motif gagang ( hulu mandau). Dimana setiap daerah di
kalimantan memiliki ciri khasnya tersendiri

4. Parang

Mungkin kita semua sudah sangat familiar dengan senjata yang satu ini,
karena memang hampir di setaiap daerah di indonesia kita bisa dengan
mudah menemukan parang ini, begitu juga di kalimantan selatan, parang
merupakan salah satu senjat khas yang biasa di gunakan oleh masyarakat
untuk keperluan rumah tangga, berburu maupun pertanian

5. Sungga

Merupakan senjata trdisional yang dulu pernah di gunakan dalam perang


banjar. Senjata ini biasanya di gunakan sebagai senjata jebakan layaknya
ranjau, misalnya di taruh di bawah jembatan atau kayu yang rapuh, yang
jika di lewati oleh musuh, mak amusuh akan tertancap pada sungga ini
D. Alat Musik Tradisional

Babun adalah alat musik yang terbuat dari kayu berbentuk bulat, di tengahnya
terdapat lubang, dan sisi kanan serta kirinya dilapisi dengan kulit kambing.
Cara memainkannya dengan cara dipukul atau ditabuh.
Panting adalah sejenis gambus yang memakai senar. Cara memainkannya
adalah dipetik.

E. Seni dan Budaya Kalimantan Selatan


a) Tari tarian Daerah Kalimantan Selatan

1. Tari Baksa Kembang, merupakan tari selamat datang pada tamu


agung dengan menyampaikan untaian bunga.
2. Tari Radap Rahayu, dipertunjukkan pada upacara tepung tawar, sebelum
pengantun pria dan wanita dipersandingkan dipelaminan.
3. Tari Mantang Gandut, tari gandut merupakan jenis tari garapan yang
diangkat dari tari tradisional Kalimantan Selatan. Tari ini termasuk jenis
tari pergaulan, dimana penari wanita, yang dinamakan Gandut, berusaha
menarik simpati penonton, sedangkan penari pria (Mantang) menyambut
tantangan itu dengan memilih pasangannya.
4. Kuda Gepang adalah tarian khas dari Kalimantan Selatan. Tarian ini
dulunya digunakan saat upacara menyambut para raja, Kuda Gepang
menceritakan tentang kegagahan pasukan berkuda yang dipimpin oleh
seorang raja.
5. Tari Japin Kuala, adalah salah satu Tari Tradisional daerah Kalimantan
Selatan. Tari ini menceritakan masyarakat tentang pergaulan muda - mudi
di daerah pesisir yang maka masyarakat yang mana para muda– mudi ini
tetap menjaga kaidah-kaidah agama khususnya Agama Islam.

6. Tari
Japin

Bujang Marindu Merupakan jenis tari berpasangan yang diambil dari


gerak tari zafin yang bernafaskan Islam dan Melayu. Tari mengambarkan
kerinduan seorang kekasih setelah lama pergi merantau kemudian
kembali ke kampung halaman.
7. Ladon, merupakan nama pasukan kerajaan Banjar. Tarian ini
menggambarkam tari keprajuritan dan semua penarinya laki-laki. Tari ini
sering dibawakan sebagai tari pembuka pada kesenian mamanda yaitu
teater tradisonal Banjar, yang pertama kali berkembang dari daerah
Margasari, Kabupaten Tapin.
8. Tari Sinoman Hadrah Rudat
Tarian ini merupakan salah satu bentuk paduan seni tari dan musik khas
Banjar yang paling dikenal. Sinoman hadrah rudat bersumber dari budaya
yang dibawa oleh pedagang dan pendakwah Islam dari Arab dan Persia.
Budaya asing ini diterima dan berkembang menjadi kebudayaan pada
masyarakat pantai pesisir Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Timur.
Kesenian ini sangat dipengaruhi nilai-nilai Islam. Puja dan puji kepada
Allah swt. serta Rasul Muhammad saw. mengisi syair dan pantun yang
dilagukan bersahutan dalam irama kasidah yang merdu. Para penarinya
melakukan gerakan dinamis dengan dilindungi payung ubur-ubur. Payung
ini merupakan lambang keagungan dalam kehidupan tradisional di
Indonesia. Sinoman hadrah rudat biasanya ditampilkan untuk mengiringi
pengantin Banjar dan untuk menyambut kedatangan tamu.

b) Seni Teater
Seni teater yang dimiliki oleh suku Banjar biasa disebut dengan “Mamanda”.
Mamanda merupakan sejenis teater rakyat yang menyuguhkan setting
kerajaan melayu Banjar. Setting kerajaan melayu nampak kental pada teater
Mamanda karena seni teater ini pada mulanya berasal dari warga Melayu
yang datang ke tanah Banjar. Karena kemenarikannya kemudian kesenian ini
diadopsi oleh masyarakat asli suku Banjar. Selain unsur hiburannya,
keberadaan Mamanda di tengah-tengah masyarakat suku Banjar juga
memiliki kegunaan lain sebagaimana fungsi seni pertunjukan
c) Tradisi Lisan
Kesenian lisan suku Banjar biasa dikenal dengan seni “Madihin”. Madihin
sendiri berasal dari serapan bahasa Arab yang artinya nasihat. Seni Madihin
merupakan seni berpantun atau bersyair yang memiliki rima-rima tertentu dan
biasa disajikan dengan cara bersaut-sautan antar satu pamadihin (sebutan
bagi seniman madihin) dengan pamadihin lainnya. Dalam satu pementasan
biasanya terdapat 2 – 4 orang pamadihin yang saling unjuk kebolehan.

d) Upacara Adat Pernikahan


1. Basasuluh
Basasuluh merupakan kegiatan untuk saling mengenal antar calon
mempelai. Kegiatan ini seperti tradisi ta’aruf dalam Islam dimana
mempelai pria yang didampingi oleh keluarga berusaha untuk
mendapatkan informasi mengenai calon yang ingin dinikahinya. Bila
kedua calon telah mendapatkan informasi satu sama lainnya dan merasa
cocok maka bisa dilanjutkan dengan upacara badatang.
2. Badatang
Badatang merupakan kegiatan dimana mempelai pria dan beserta
keluarganya mendatangi keluarga calon mempelai wanita yang ingin
diperistri. Tradisi badatang hampir sama dengan tradisi lamaran. Calon
mempelai pria dan keluarga menyampaikan maksud dan tujuannya untuk
meminang calon istri. Di dalam acara badatang kemudian akan
ditetapkan pula waktu untuk melaksanakan pernikahan.

3. Nikah
Acara nikah suku Banjar biasa disebut juga dengan ‘Meantar Jujuran’.
Pada acara nikah, mempelai pria dan mempelai wanita dinikahkan sesuai
dengan hukum agama yang berlaku. Bila calon mempelai beragama
Islam maka pernikahan dilakukan sebagaimana hukum pernikahan dalam
Islam dengan menghadirkan penghulu, mahar, ijab qabul dan juga saksi-
saksi.
4. Batimung
Batimung merupakan upacara mandi uap yang dilakukan oleh pengantin
pria dan pengantin wanita. Biasanya dilakukan 3 hari sebelum upacara
pernikahan dan resepsi pernikahan. Upacara mandi uap dilakukan untuk
menguras keringat kedua calon agar lebih bersih dan wangi, sehingga
ketika nanti tiba waktu persandingan, kedua mempelai pengantin tidak
akan mengeluarkan keringat lagi.
5. Badudus
Tradisi badudus adalah kegiatan mandi kembang yang dilakukan oleh
mempelai wanita. Mirip seperti tradisi siraman pada masyarakat suku
Jawa. Tradisi badudus dilakukan pada pagi hari sebelum acara
persandingan. Mempelai wanita dimandikan dengan air yang telah
dilengkapi dengan berbagai macam taburan bunga. Pada saat tradisi
badudus ini pula dilakukan tradisi yang namanya Belarap, yakni tradisi
mencukur dan membentuk rambut pengantin wanita.

6. Batapung Tawar
Upacara Batapung Tawar dilakukan bersamaan dengan upacara
badudus. Upacara batapung tawar dilakukan sebagai bentuk penebusan
atas berakhirnya masa perawan dari seorang wanita yang akan menikah.
Dalam upacara batapung tawar disediakan berbagai perangkat yang
melambangkan keperluan pokok rumah tangga. Diantara perangkat yang
disiapkan adalah seperti beras, kelapa, gula merah, ayam, telur ayam,
pisau, lilin, uang koin (receh), jarum dan benang, sirih, rokok daun dan
berbagai rempah-rempah dapur. Masing-masing perangkat memiliki
kandungan makna filosofisnya sendiri-sendiri yang menggambarkan
makna kehidupan berumah tangga. Berbagai perangkat tersebut
dimasukkan kedalam sebuah keranjang yang kemudian diserahkan
kepada tetua adat kampung yang memimpin jalannya upacara badudus.

7. Walimahan Upacara walimahan merupakah acara resepsi atau pesta


pernikahan yang dilaksanakan oleh keluarga pengantin dengan
mengundang sanak keluarga dan kerabat untuk memberikan restu
kepada pengantin. Pada acara walimah suku Banjar, kegiatan gotong
royong sangat kental terasa. Dalam tradisi mereka, tuan rumah
penyelenggara resepsi tidak diperbolehkan untuk mengurus kepanitiaan
pernikahan, para tetanggalah yang kemudian secara gotong royong
membentuk semacam kepanitiaan guna mengurusi segala macam
keperluan pesta pernikahan yang akan diselenggarakan, mulai dari
kebutuhan tenda, sajian kesenian, sajian makanan bagi para tamu
undangan dan berbagai urusan dan kebutuhan pesta lainnya.
8. Petataian Petataian merupakan kursi dan hiasan pelaminan khas Banjar
yang disiapkan sebagai tempat pengantin untuk menerima para tamu
undangan. Petataian biasanya diberi hiasan dibagian belakang kursi
pengantin maupuan di sisi kanan dan sisi kirinya, seperti hiasan ornamen
kain, maupun gucci dan tanaman sebagai pemanis dan pengindah
pelaminan.
9. Batataian Batataian merupakan kegiatan puncak pernikahan. Pengantin
pria dan wanita bersanding di kursi petataian dan kemudian keduanya
menerima para tamu undangan. Namun sebelum pengantin menerima
tamu undangan biasanya didahului dengan upacara sujud pada orang tua
serta makan bersama, baru kemudian pengantin diarak untuk duduk di
petataian.

F. Tradisi Pasar Terapung


Pasar terapung merupakan tradisi perdagangan suku Banjar yang sudah turun
temurun. Pasar terapung berada di sungai besar Barito. Seperti halnya pasar
pada umumnya, kegiatan pasar terapung juga merupakan kegiatan jual beli
seperti jual beli sayuran, ikan-ikanan, makanan, maupun jual beli berbagai
kebutuhan masyarakat harian lainnya. Kegiatan jual beli pasar terapung
dilakukan di atas perahu yang tengah terapung di perairan sungai, oleh sebab
itu pasar terapung menyimpan keunikannya sendiri karena ketika melakukan
transaksi jual beli baik penjual maupun pembeli harus terus menjaga
keseimbangan perahu yang selalu dimainkan oleh gelombang air sungai.

G. Suku Suku dan marga yang terdapat didaerah Kalimantan Selatan adalah :
Suku dan marga yang terdapat didaerah Kalimantan Selatan adalah : Banjang
Hulu dan Banjang Kuala, serta Banjar, Dayak, Melayu, Mugis.

H. Bahasa Daerah
Sedangkan Bahasa Daerah diantaranya : Banjar, Dayak, Melayu, Mugis.

I. Lagu Daerah
Sapu Tangan Bapucu Ampat, Ampar Ampar Pisang.

J. Makanan Khas
Berbagai masakan khas Banjar, inilah beberapa lokasi yang seingat penulis
untuk bisa dikunjungi.
a. longtong Banjar yang paling dikenal adalah lontong orari terletak di Jalan
Pahlawan atau Kampung Melayu Banjarmasin, serta beberapa lokasi lain
dipinggir jalan.
b. Soto Banjar juga menyebar di mana-mana tetapi paling dikenal adalah Soto
Yana Yani Sungai Jingah, atau soto Bang Amat dan soto Bawah Jembatan
Banua Anyar. Soto Banjar yang juga enak sambil menikmati di atas sungai
berada di tengah Pasar Terapung.
c. Makanan karih kambing terkenal adalah warung Mami Pasar Ujung Murung
serta beberapa tempat lain.
d. Itik Panggang juga menyebar dimana-mana tetapi paling banyak dikunjungi
warung Ma Haji pertigaan Jalan Jati.
e. Masakan laksa, serabi, lupis, dan kue 41 macam bisa dinikamati di
beberapa lokasi pasar ahad Kertak Hanyar.
f. Sementara masakan Banjar secara umum, atau paling lengkap ada gangan
waluh, sambal acan, papuyu dan haruan baubar, urap iwak bapais, iwak
basanga adalah warung Idah Jalan S Parman, Warung Kaganangan dan
Cendrawasih di Kertak Baru, warung Sederhana Pelabuhan Trisakti dan
beberapa lokasi lainnya.
g. lokasi lain selain di Banjarmasin juga terdapat di beberapa lokasi di kota-
kota Kalsel, kalau menyusuri jalan trans Kalimantan arah Kaltim maka akan
ketemu di sentra warung makan masakan Banjar di Pulau Pinang, Binuang,
atau Tambarangan.
K. Kain Sasirangan, kerajinan khas daerah Kalimantan Selatan
Kain sasirangan yang merupakan kerajinan khas daerah Kalimantan Selatan
(Kalsel) menurut para tetua masyarakat setempat, dulunya digunakan sebagai
ikat kepala (laung), juga sebagai sabuk dipakai kaum lelaki serta sebagai
selendang, kerudung, atau udat (kemben) oleh kaum wanita. Kain ini juga
sebagai pakaian adat dipakai pada upacara-upacara adat, bahkan digunakan
pada pengobatan orang sakit. Tapi saat ini, kain sasirangan peruntukannya
tidak lagi untuk spiritual sudah menjadi pakaian untuk kegiatan sehari-hari, dan
merupakan ciri khas sandang dari Kalsel. Di Kalsel, kain sasirangan
merupakan salah satu kerajinan khas daerah yang perlu dilestarikan dan
dikembangkan. Kata “Sasirangan” berasal dari kata sirang (bahasa setempat)
yang berarti diikat atau dijahit dengan tangan dan ditarik benangnya atau dalam
istilah bahasa jahit menjahit dismoke/dijelujur. Kalau di Jawa disebut jumputan.
Kain sasirangan dibuat dengan memakai bahan kain mori, polyester yang
dijahit dengan cara tertentu. Kemudian disapu dengan bermacam-macam
warna yang diinginkan, sehingga menghasilkan suatu bahan busana yang
bercorak aneka warna dengan garis-garis atau motif yang menawan.
L. Objek Wisata di Kalimantan Selatan

Museum Wasaka

Museum Wasaka adalah singkatan dari Waja Sampai Kaputing


yang merupakan motto perjuangan rakyat Kalimantan Selatan.
Tempat wisata sejarah ini berada di Jalan H. Andir, Kampung
Kenang Ulu, Banjarmasin Utara. Arsitektur bangunannya adalah
rumah adat Banjarmasin yang berbentuk panggung dengan atap
tinggi.

Di dalamnya, terdapat berbagai koleksi foto, mesin ketik,


seragam perjuangan, dan senjata yang digunakan untuk
melawan penjajah seperti keris dan senjata api milik Belanda
yang berhasil dirampas. Selain itu, ada sebuah sepeda tua yang
dahulu digunakan untuk mengantar surat secara sembunti-
sembunyi.

Yang menarik adalah adanya teks proklamasi yang dibuat pada


tanggal 17 Mei 1949. Isi teks ini berbeda dengan teks
proklamasi yang banyak diketahui rakyat Indonesia selama ini.
Hal ini dikarenakan menurut Perjanjian Linggarjati, Kalimantan
tidak masuk dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Meskipun demikian, rakyat Kalimantan masih
terus berjuang untuk menjadi bagian dari NKRI dan berhasil
menyatakan kemerdekaannya empat tahun setelah Bung Karno
membacakan teks proklamasi.

Museum Wasaka buka setiap hari kecuali Senin dan hari libur
nasional, mulai pukul 08:30 sampai 12:30. Anda tidak dikenakan
biaya untuk masuk ke sini.

Pasar Terapung

Tak lengkap rasanya jika membahas Banjarmasin tanpa pasar


terapung. Pasar ini sudah menjadi ciri khas kota Banjarmasin.
Pasar terapung ini merupakan proses jual-beli yang dilakukan di
atas perahu yang mengapung. Saat ini, pasar terapung telah
menjadi salah satu tempat wisata di Banjarmasin yang paling
banyak dikunjungi wisatawan.

Salah satu pasar terapung yang populer adalah yang ada di muara
Sungai Barito, tepatnya di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin.
Pasar ini diperkirakan sudah ada sejak 400 tahun yang lalu. Barang
yang dijual pun beragam mulai dari hasil kebun, makanan sampai
pakaian. Untuk bisa menyaksikan kegiatan di pasar ini, Anda harus
datang pagi hari karena pasar ini hanya berlangsung dari jam 05:00
sampai 07:00.
Dahulu, yang terjadi di sini adalah barter atau saling tukar barang
tanpa menggunakan uang. Meskipun sekarang sudah menggunakan
uang sebagai alat tukarnya, namun ada beberapa yang masih
melakukan barter barang. Yang menarik di pasar terapung ini
adalah adanya tongkat dengan ujung kawat untuk mengambil
barang yang dibeli karena sulitnya mendekatkan perahu yang
dinaiki.

Pulau Kembang

Pulau Kembang merupakan sebuah pulau yang berada di tengah


Sungai Barito. Tempat wisata ini menjadi habitat monyet dan
beberapa jenis burung. Menurut warga, di pulau ini terdapat seekor
monyet besar yang merupakan raja monyet.

Saat berada di pulau ini, berhati-hatilah dengan barang bawaan


Anda. Monyet-monyet seringkali penasaran dan ingin melihat apa
saja yang Anda bawa. Sebaiknya bawa makanan ringan atau buah-
buahan untuk mengalihkan perhatian mereka dari tas Anda.

Menariknya, di pulau ini terdapat sebuah kuil dan altar dengan arca
berbentuk monyet putih atau Hanoman. Altar ini, oleh warga
Tionghoa, digunakan untuk meletakkan sesaji pada saat-saat
tertentu.

Tempat wisata ini berjarak sekitar 1,5 km dari pusat kota


Banjarmasin. Untuk dapat melihat aktifitas monyet-monyet ini dari
dekat, Anda harus membayar sebesar 5.000 Rupiah untuk
wisatawan domestik dan 25.000 Rupiah untuk wisatawan
mancanegara.
Masjid Sultan Suriansyah

Masjid ini disebut juga dengan Masjid Kuin karena lokasinya yang
berada di Kelurahan Kuin Utara. Dibangun antara tahun 1526 –
1550, masjid ini menjadi masjid tertua d Banjarmasin.

Seperti bangunan khas Banjarmasin lainnya, Masjid Sultan


Suriansyah berbentuk rumah panggung dengan ukiran khas
Kalimantan Selatan dan atap tumpang. Beberapa bagian dari
masjid terlihat mirip dengan Masjid Agung Demak terutama di
bagian atapnya yang berundak dan mengerucut ke atas. Hal ini
dimungkinkan karena hubungan kedua kesultanan pada zaman
dahulu.

Yang unik dari masjid ini adalah mihrab atau tempat imam salat
memiliki atap sendiri yang terpisah dari atap bangunan utama.
Masjid Sabilal Muhtadin

Masjid Sabilal Muhtadin disebut sebagai masjid terbesar di


Banjarmasin. Masjid dengan lima buah menara ini mampu
menampung sebanyak 15.000 orang jamaah.

Namanya diambil dari nama kitab yang ditulis oleh Syeikh


Muhammad Arsyad Al Banjary yang merupakan ulama besar di
Kalimantan Selatan. Masjid yang dibangun pada tahun 1981 ini
menjadi salah satu tempat wisata religi yang banyak dikunjungi
wisatawan baik dari dalam maupun dari luar kota.

Masjid Sabilal Muhtadin berada di tepi barat Sungai Martapura,


tepatnya di Kelurahan Antasan Besar, Banjarmasin Tengah.
Pasar Intan Martapura

Pasar intan ini berada di Jalan Ahmad Yani, Martapura, atau sekitar
45 km dari pusat kota Banjarmasin. Pasar ini menjadi tempat
wisata yang tepat bagi penggemar batu permata. Martapura
dikenal sebagai kota dengan hasil tambang batu permata terbesar
di Indonesia. Batu permata di sini memiliki kualitas yang baik.

Di pasar ini, terdapat sekitar 87 toko batu permata. Selain


membelinya dalam bentuk batuan, Anda juga bisa membeli batu
permata yang telah diolah menjadi berbagai bentuk seperti kalung,
gelang, cincin dan juga bros. pengunjung pasar ini bukan hanya
wisatawan domestik, banyak wisatawan dari Malaysia, Brunei
dan Singapura yang datang ke sini.

Anda mungkin juga menyukai