Anda di halaman 1dari 26

Pengertian Pulau Kalimantan

Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga di dunia yang terletak di sebelah utara Pulau
Jawa dan di sebelah barat Pulau Sulawesi. Pulau Kalimantan dibagi menjadi wilayah
Indonesia (73%), Malaysia (26%), dan Brunei (1%). Pulau Kalimantan terkenal dengan
julukan "Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya sungai yang mengalir di pulau ini. Dan
dibawah ini adalah nama-nama provinsi di Pulau Kalimantan beserta dengan penjelasannya
yang padat, silahkan disimak baik-baik infonya:

1. Provinsi Kalimantan Barat, provinsi yang beribukota di Kota Pontianak ini menjadi
bagian dari provinsi di Indonesia pada tanggal 7 Desember 1956. Saat ini
diperkirakaan jumlah penduduk yang ada diprovinsi ini mancapai 4,4 juta jiwa
dengan luas wilayahnya yang mencapai 115 ribu kilometer persegi.
2. Provinsi Kalimantan Tengah, provinsi yang resmi menjadi bagian dari NKRI pada
tanggal 2 Juli 1958 ini memiliki ibukota provinsi di Kota Palangkaraya. Menurut data
yang ada jumlah penduduk Kalimantan Tengah sekitar 2,2 juta jiwa yang mendiami
wilayah seluas 153 ribu kilometer persegi.
3. Provinsi Kalimantan Selatan, provinsi yang menjadikan Kota Banjarmasin sebagai
ibukotanya ini resmi menjadi bagian dari provinsi di Indonesia pada tanggal 7
Desember 1956. Saat ini jumlah penduduknya sekitar 3,6 juta jiwa dengan luas
wilayahnya sekitar 36 ribu kilometer persegi saja.
4. Provinsi Kalimatan Timur, provinsi yang memiliki ibukota di Kota Samarinda ini
menjadi bagian dari Indonesia pada tanggal 2 Juli 1958. Menurut sumber yang ada
saat ini jumlah penduduk provinsi tersebut sekitar lebih dari 2,8 juta jiwa dan luas
daerahnya mencapai 194 ribu kilometer persegi.
5. Provinsi Kalimatan Utara, salah satu provinsi baru di Indonesia ini beribukota di
Tanjung Selor dan resmi menjadi sebuah provinsi pada tanggal 25 Oktober 2012.
Provinsi Kalimantan Utara jumlah penduduk sekitar 622 ribu jiwa dengan total luas
wilayah sekitar 71 ribu kilometer persegi.
Tari Tradisional Kalimantan
 Kalimantan Barat
1. Tari Kinyah Uut Danum

Tarian ini memperlihatkan keberanian dan juga teknik bela diri pada saat berperang.
Sesuai dengan namanya, bahwa tarian ini berasal dari sub suku dayak uut danum yang ada
di Provinsi Kalimantan Barat. Tari Kinyah Uut Danum ini awalnya merupakan tarian untuk
persiapan fisik sebelum mengayau, yakni tradisi pemburuan kepala musuh yang dilakukan
oleh suku dayak zaman dahulu.

Tarian ini untuk menunjukan kesiapan dari para laki laki dayak uut danum untuk
dilepaskan dihutan untuk mengayau. Hampir semua dari sub suku dayak memiliki tarian
perang yang seperti ini. Namun setiap sub suku dayak tentunya mempunyai teknik
membunuh rahasia. Suku dayak uut danum ini sendiri dikenal dengan gerakan dan juga
teknik yang berbahaya dalam membunuh para musuhnya.

Seiring perkembangan zaman, tradisi mengayau ini berakhir pada saat perjanjian
tumbang anoi. Perjanjian tumbang anoi ini merupakan perjanjian damai, dimana para
pemimpin setiap sub suku dayak di Provinsi Kalimantan berkumpul dan melakukan
perjanjian damai. Setelah adanya perjanjian damai itu, tradisi mengayau ditinggalkan dan
tari kinyah mulai dijadikan sebagai tarian tradisional. Selain itu juga tarian ini untuk
memperingati sejarah serta keberanian laki laki dayak zaman dahulu.
2. Tari Monong

Tarian Monong ini pada awalnya merupakan tarian penyembuhan yang dilakukan
oleh para dukun suku Dayak dengan membacakan mantra sambil menari. Dalam tarian ini
juga diikuti oleh anggota keluarga dari yang sakit dan dipimpin oleh seorang dukun. Tarian
Monong ini merupakan ritual yang dilakukan untuk memohon penyembuhan kepada Tuhan
supaya warga yang sakit diberikan kesembuhan. Namun dengan seiring perkembangan
zaman, tarian ini tidak hanya digunakan sebagai tarian penyembuhan saja, tetapi juga
sebagai sarana hiburan dan pelestarian kesenian tradisional suku Dayak.

3. Tari Pingan
Tari Pingan merupakan tarian tradisional yang bersifat hiburan untuk rakyat. Dalam
bahasa Dayak Mualang, kata "pingan" dalam nama tarian ini artinya adalah piring yang
terbuat dari bahan dasar batu atau dari tanah liat. Sesuai dengan namanya, dalam
pertunjukannya para penari akan memakai piring sebagai propertinya.

Tari Pingan ini terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu Tari Pingan inok (wanita) dan juga
Tari Pingan laki (laki-laki). Perbedaan dari kedua jenis ini adalah pada gerakannya, dimana
gerakan tersebut memiliki tingkat kesulitan yang berbeda pada gerakan atraksinya. Dalam
hal tersebut Tari Pingan laki memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan Tari Pingan inok.

4. Tari Jonggan
Tarian ini menggambarkan suka cita dan juga kebahagiaan didalam pergaulan
masyarakat dayak. Tarian Jonggan merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari
kebudayaan masyarakat suku Dayak kanayant di Provinsi Kalimantan Barat. Nama jonggan
ini sendiri diambil dari bahasa dayak yang artinya joget atau menari.

5. Tari Bopureh

Tarian ini merupakan tari kreasi yang menceritakan sebuah kisah cinta pemuda Suku
Dayak Jangkang dengan seorang gadis Kanayan yang terhalang oleh adat. Dalam bahasa
Jangkang, bopureh ini mengandung arti silsilah. Tari Bopureh ini coba menggambarkan
silsilah adat memisahkan tali kasih yang telah terikat erat antara dua sejoli.
Sebagai garapan seni kreasi, tari bopureh ini tidak lepas dari unsur-unsur estetika tari
tradisional Dayak pada lainnya. Misalnya pada busana. Penari bopureh ini masih
mengenakan pakaian adat Suku Dayak Provinsi Kalimantan Barat, namun yang telah
dimodifikasi dibeberapa bagiannya. Perlengkapan mahkota burung tingang yang dikenakan
oleh pria penari semakin memperkental identitas dari tari bopureh sebagai bagian dari
kesenian pertujukan Suku Dayak.

6. Tari Jepin

Tari Jepin adalah kesenian tradisional yang berasal dari Kalimantan Barat yang
diadaptasi dari kesenian melayu, agama islam, dan juga budaya lokal. Tarian ini merupakan
salah satu media penyebaran dari agama Islam di Provinsi Kalimantan Barat. Tari Jepin
merupakan kesenian tari gerak dan lagu yang memiliki arti disetiap gerakannya.

Menurut beberapa sumber sejarah yang ada. Tari Jepin ini awalnya merupakan
kesenian yang menjadi media dakwah didalam penyebaran agama islam pada abad ke-13.
Tarian ini pada awalnya ditampilkan di daerah Sambas Provinsi Kalimantan Barat. Kemudian
menyebar dan juga berkembang ke berbagai daerah di Provinsi Kalimantan Barat.

7. Tari Pedang Mualang


Tari Pedang Mualang adalah sebuah tarian tunggal tradisional yang umumnya
dipentaskan untuk menghibur masyarakat, seperti acara Gawai Belaki Bini (pesta
pernikahan), acara Gawai Dayak (pesta panen padi), dan acara lainnya. Dalam
pertunjukannya, tarian ini lebih mengedepankan gerakan yang sangat aktraktif dengan
memakai pedang sebagai propertinya.

Di masa lampau, tarian ini dilakukan oleh para kesatria untuk mendatangkan rasa
semangat dan kepercayaan dalam berperang sebelum melaksanakan ekspedisi Mengayau.
Hal tersebut berguna untuk memperkuat kepercayaan mereka bahwa mereka harus
menang didalam melawan baik itu serangan maupun dalam menyerang lawannya. Tarian ini
umumnya akan diiringi oleh tebah tradional yang disebut dengan tebah Undup Banyur,
namun ada kalanya juga dilakukan dengan Tebah Undup Biasa.
 Kalimantan Tengah
1. Tari Hugo dan Huda.

Tarian Hugo dan Huda ini merupakan tarian tradisional dari Kalimantan Tengah yang
termasuk dalam tarian ritual agar para dewa menurunkan hujan ke bumi. Tarian ini biasanya
dilakukan apabila telah berlangsung musim kemarau yang cukup lama.

2. Tari Putri Malawen

Tari Putri Malawen merupakan salah satu tarian tradisional yang juga berasal dari
Kalimantan Tengah tepatnya di daerah Barito. Tarian ini pada zaman kerajaan dahulu
ditampilkan pada acara-acara besar kerajaan dan ditarikan oleh seorang gadis yang berasal
dari sekitar danau Malawen di Barito.

3. Tari Tuntung Tulus


Tari tuntung tulus adalah tarian tradisional yang berasal dari Kalimantan Tengah.
Tarian ini ditampilkan pada acara perlombaan atau event tertentu di Kalimantan.

4. Tari Giring Giring

Tari Giring-Giring atau disebut dengan tari Gangereng adalah tari tradisional yang
berasal dari masyarakat Ma'anyan di Barito Timur dan Barito Selatan Provinsi
Kalimantan Barat. Tarian ini biasanya ditampilkan untuk menyambut kedatangan tamu
di Barito. Aksesoris yang digunakan para penari yaitu Giring-giring terbuat dari bambu
tipis (telang) yg diisi dengan biji “piding” sehingga menghasilkan suara yang ritmis
dengan alunan kangkanong (gamelan) oleh penarinya.

5. Tari manasai
Tari Manasai adalah tarian pergaulan pemuda dan pemudi masyarakat dayak di
daerah Kalimantan Tengah.Tarian ini dilakukan oleh beberapa orang peserta, pria dan
wanita yang berdiri berselang-seling antara pria dan wanita dalam satu lingkaran. Tarian
Manasai dari Kalimantan Tengah dimulai dengan posisi semua penari menghadap
kedalam lingkaran, kemudian berputar ke arah kanan, sambil melakukan gerak maju
bergerak berlawanan arah jarum jam. kemudian menghadap ke arah luar lingkaran,
berputar lagi ke arah kiri sambil melakukan gerak maju. Begitu seterusnya sambil
berputar terus berlawanan arah jarum jam dengan mengikuti irama lagu pergaulan yang
berjudul sama, lagu manasai. Setiap gerakan kaki dalam tarian ini, mirip dengan gerakan
dalam irama Cha-Cha. Tidak ada batasan usia dalam tarian ini. siapapun dan dalam usia
berapapun boleh bergabung. Bergabung kedalam lingkaran tari dapat dilakukan kapan
saja, mengikuti irama lagu. Dengan bertambahnya peserta yang ikut bergabung, maka
lingkaran tari pun akan semakin membesar. Dan semakin banyak peserta tari, irama
musik pun bisa semakin dipercepat, dan suasana gembira serta meriah pun akan
terbentuk dan tercipta.

6. Tari Belian Bawo


Tari Belian Bawo adalah tarian tradisional dari suku dayak Kalimantan yang
dipertunjukan untuk melakukan pengobatan, menolak penyakit, membayar nazar dan
sebagainya.

Tarian Belian Bawo yang merupakan tradisi suku Dayak benuaq saat ini ditampilkan
untuk menyambut tamu yang datang oleh pemerintah daerah Kalimantan Tengah.
7. Tari Balean Dadas

Seperti halnya tari belian bawo, tari tradisional balean dadas merupakan tari
tradisional dari Kalimantan Tengah yang awalnya dipergunakan untuk meminta
kesembuhan kepada tuhan bagi masyarakat yang sakit. Para penari Balean Dadas dengan
memakai pakaian adat dayak yang khas penuh warna seperti hitam, putih, merah, hijau, dan
kuning melakukan tarian Balean Dadas untuk memohon kesembuhan kepada Ranying
Hatala langit (Tuhan) bagi mereka yang sakit. Selain itu, biasanya seorang dukun perempuan
atau Balean Dadas ikut dalam tarian ini.

Namun pada saat ini tarian Balean Dadas telah dimodernisasi dan menjadi sebuah
tarian pertunjukan yang ditampilkan pada acara-acara penyambutan atau peresmian.
 Kalimantan Selatan
1. Tari Baksa Kambang

Tari Baksa Kambang adalah tarian klasik Banjar yang ditampilkan untuk menyambut
tamu Agung yang datang ke Kalimantan Selatan. Tari Baksa Kambang merupakan tarian
tunggal yang ditarikan oleh wanita, akan tetapi bisa juga ditarikan oleh beberapa penari
wanita.

Tarian Baksa Kambang ini memakai properti sepasang kembang Bogam yaitu
rangkaian kembang mawar, melati, kantil dan kenanga. Kembang bogan ini akan
dihadiahkan kepada tamu pejabat dan isteri, setelah taraian ini selesai ditarikan. Sebagai
gambaran ringkas, tarian ini menggambarkan putri-putri remaja yang cantik sedang
bermain-main di taman bunga. Mereka memetik beberapa bunga kemudian dirangkai
menjadi kembang bogam kemudian kembang bogam ini mereka bawa bergembira ria
sambil menari dengan gemulai. Tari Baksa Kembang memakai Mahkota bernama Gajah
Gemuling yang ditatah oleh kembang goyang, sepasang kembang bogam ukuran kecil yang
diletakkan pada mahkota dan seuntai anyaman dari daun kelapa muda bernama halilipan.

Tarian Baksa Kambang diiringi seperangkat tetabuhan alat musik tradisional


Kalimantan Selatan atau gamelan dengan irama lagu yang sudah baku yaitu lagu Ayakan dan
Janklong atau Kambang Muni. Tarian Baksa Kembang ini di dalam masyarakat Banjar ada
beberapa versi , ini terjadi setiap keturunan mempunya gaya tersendiri namun masih satu
ciri khas sebagai tarian Baksa Kembang, seperti Lagureh, Tapung Tali, Kijik, Jumanang. Pada
tahun 1990-an, Taman Budaya Kalimantan Selatan berinisiaf mengumpul pelatih-pelatih tari
Baksa Kembang dari segala versi untuk menjadikan satu Tari Baksa Kembang yang baku.
Setelah ada kesepakatan, maka diadakanlah workshoup Tari Baksa Kembang dengan
pesertanya perwakilan dari daerah Kabupaten dan Kota se Kalimantan Selatan. Walau pun
masih ada yang menarikan Tari Baksa Kembang versi yang ada namun hanya berkisar pada
keluarga atau lokal, tetapi dalam lomba, festival atau misi kesenian keluar dari Kalimantan
Selatan harus menarikan tarian yang sudah dibakukan.

2. Tari Baksa Tameng

Merupakan jenis tari klasik Banjar dengan menggunakan taming/tameng (perisai).Dalam


tarian ini sebuah perisai kecil yang dinamakan taming, dan sebilah keris terhunus dipegang.
Tarian ini dimulai dengan perlahan-lahan dan dengan penuh hormat dan kemudian sedikit
demi sedikit menjadi lebih cepat dan lebih liar, seolah-olah menggambarkan suatu
pertarungan. Tari Baksa Tameng ditarikan oleh penari laki-laki, diiringi musik tradisional atau
gamelan dan lagu Parang Lima, Parang Capat. Penari Baksa Tameng menggunakan pakaian
tradisional yang menggambarkan seorang ksatria/prajurit.

3. Tari Baksa Dadap

Tari Baksa Dadap merupakan tari klasik Banjar Kalimantan Selatan, tarian ini masih
dipertunjukkan di keraton Banjar menurut laporan orang-orang Belanda yang mengunjungi
keraton Banjar terakhir. Dalam mempersembahkan tarian ini para penari memegang busur
dan anak panah yang dipanggil dadap. Mereka melompat dengan senjata ini, sambil
mengankat sebelah kaki, bergerak dengan amat cepat, seolah-olah mereka terpaksa
mempertahankan diri dari serangan yang datang dari semua sudut.

4. Tari Radap Rahayu

Tari Radap Rahayu adalah tarian klasik yang berasal dari Banjarmasin Kalimantan
Selatan. Tari Radap Rahayu ini bersifat sakral dan merupakan tarian untuk menyambut tamu
sebagai tanda penghormatan. Kata radap berasal dari beradap-adap yang memiliki arti
bersama-sama, berkelompok dan atau lebih dari satu. Rahayu memiliki arti galuh wan
bungas (perempuan yang cantik). Selain itu, Rahayu memiliki arti kebahagian, kesenangan,
kemakmuran.
Pada awalnya, tari Radap Rahayu adalah tarian yang memiliki fungsi sebagai penolak
bala dan bersifat ritual bagi masyarakat Banjarmasin. Tari Radap Rahayu dilakukan pada
upacara seperti kehamilan, perkawinan, dan kematian. Tari Radap Rahayu sebagai tari
penolak bala dan tari meminta keselamatan berasal dari peristiwa di mana kapal Perabu
Yaksa berisi patih Lambung Mangkurat yang pulang berkunjung dari kerajaan majapahit.
Ketika sampai di Muara Mantuil dan akan memasuki Sungai barito, kapal ini kandas di
tengah perjalanan. Perahu oleng dan nyaris terbalik. Situasi itu membuat patih Lambung
Mangkurat memuja Bantam yaitu meminta pertolongan pada yang maha kuasa agar kapal
diselamatkan. Tak lama, turun tujuh bidadari ke atas kapal kemudian mengadakan upacara
beradap-adap. Akhirnya kapal selamat dan para bidadari kembali ke kayangan. Hal itu
ditandai dengan gerakan awal dan akhir tarian Radap Rahayu yaitu gerak terbang layang.
Kini tari Radap Rahayu lebih dilakukan saat acara-acara penyambutan tamu-tamu sebagai
tanda penghormatan.

5. Tari Kuda Gepang

Tari kuda gipang/gepang adalah sebuah seni tari dan budaya yang cukup dikenal luas
dikalangan masyarakat melayu Banjar.Tarian ini dipengaruhi oleh kebudayaan etnis Jawa.
Tari kuda gipang ditampilkan pada upacara perkawinan masyarakat Banjar. Tari ini biasanya
dilengkapi juga dengan diusungnya/bausung kedua pengatin saat menuju pelaminan. Seni
tari kuda gipang masih sering dimainkan oleh masyarakat Banjar terutama di Kabupaten
Tapin ( Rantau ), Hulu Sungai Selatan (Kandangan), Hulu Sungai Tengah ( Barabai ), Hulu
Sungai Utara ( Amuntai ),Dan juga Kabupaten banjar ( Martapura ).

Menurut cerita dahulu Tarian ini berasal dari Lambung Mangkurat yang datang ke
Majapahit untuk bertemu dengan Gajah Mada ketika mau pulang di beri hadiah kuda, ketika
dinaiki kudanya lumpuh, dengan kesaktiannya kudanya di kecilin dan di bawa pakai tangan
untuk dinaikkan ke kapal.

6. Tari Bagandut

Tari Bagandut adalah merupakan tarian rakyat dari Kalimantan Selatan. Tari Bagandut
inin merupakan jenis tari tradisional berpasangan yang di masa lampau dan merupakan tari
yang menonjolkan erotisme penarinya mirip dengan tari tayub dan tari ronggeng . Gandut
artinya tledek (Jawa).
Tari Gandut ini pada mulanya hanya dimainkan di lingkungan istana kerajaan, baru pada
kurang lebih tahun 1860-an tari ini berkembang ke pelosok kerajaan dan menjadi jenis
kesenian yang disukai oleh golongan rakyat biasa. Tari ini dimainkan setiap ada keramaian,
misalnya acara malam perkimpoian, hajad, pengumpulan dana kampung dan sebagainya.
Tari Gandut sejak tahun 1960-an sudah tidak berkembang lagi. Faktor agama Islam
merupakan penyebab utama hilangnya jenis kesenian ini ditambah lagi dengan gempuran
jenis kesenian modern lainnya. Sekarang Gandut masih bisa dimainkan tetapi tidak lagi
sebagai tarian aslinya hanya sebagai pengingat dalam pelestarian kesenian tradisional
Banjar.

7. Tari Mayam Tikar

Tari Mayam Tikar merupakan jenis tari khas dari Kabupaten Tapin yang menggambarkan
remaja putri dari daerah Margasari, Kabupaten Tapin yang sedang menganyam tikar dan
anyaman. Tari berdurasi sekitar 6 menit ini biasanya dibawakan oleh 10 orang penari putri.
Tari ini diciptakan oleh Muhammad Yusuf, Ketua Sanggar Tari Buana Buluh Merindu, dari
kota Rantau, ibukota Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan.
 Kalimantan Timur
1. Tari Burung Enggang

Tarian ini menggambarkan kehidupan dari burung enggang. Tari Burung Enggang atau
yang biasa disebut dengan Tari Enggang ini sangat populer di Provinsi Kalimantan timur,
khususnya pada suku Dayak Kenyah. Dalam bahasa Dayak kenyah, tarian ini biasa di sebut
dengan tari kancet lasan. Tarian ini biasa dimainkan oleh para wanita suku Dayak disana.

Menurut kepercayaan dari masyarakat Dayak kenyah, nenek moyang mereka tersebut
berasal dari langit yang turun ke bumi yang menyerupai burung enggang. Sehingga Tari
Enggang ini dianggap sebagai suatu penghormatan kepada para leluhur mereka. Burung
enggang ini memang sangat dimuliakan oleh masyarakat Dayak terutama pada suku Dayak
kenyah. Bulu-bulu burung enggang ini selalu memegang peranan yang penting disetiap
upacara adat dan juga tariannya. Selain itu bentuk dari burung enggang ini juga banyak
terdapat disetiap ukiran yang dibuat oleh suku Dayak kenyah.

2. Tari Ganjur
Tari Ganjur adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Kutai Kartanegara,
Provinsi Kalimantan Timur. Tarian ini merupakan salah satu tarian penting didalam
rangkaian Festival Erau, dimana tarian ini dibawakan setiap malam sebagai bagian dari
rangkaian ritual bepelas. Selain di Festival Erau, tarian ini juga dapat ditemukan didalam
seremoni penyambutan para tamu agung, upacara penobatan Sultan Kutai, dan juga acara
sakral lainnya.

Tari Ganjur ini biasanya dibawakan oleh para penari pria dan wanita yang berasal
dari kalangan dalam Keraton Kutai. Tarian ini dicirikan dengan sejenis gada kayu yang
berlapis kain atau yang sering disebut dengan ganjur. Ganjur ini dimainkan oleh 2 (dua)
penari pria secara berpasangan dengan gerakan seolah-olah akan saling menyerang. Selain
ganjur, biasanya digunakan pula kipas sebagai perlengkapan bagi penari wanita.

3. Tari Gantar
Tari Gantar adalah salah satu tarian pergaulan para muda-mudi yang berasal dari
suku Dayak Benuaq dan suku Dayak Tanjung di Kalimantan timur. Dalam tarian ini para
penari menggunakan sebuah tongkat serta bambu pendek sebagai properti menarinya.
Tarian ini menggambarkan expresi dari kegembiraan para penari dan juga keramahan dari
masyarakat Dayak dalam penyambutan para tamu. Tarian ini sering difungsikan untuk
penyambutan para tamu atau para wisatawan yang hadir dalam acara adat di Kalimantan
timur.

4. Tari Gong / Tari Kancet Ledo


Tari Gong adalah tarian tradisional dari suku Dayak di Provinsi Kalimantan timur yang
menggunakan gong sebagai media dalam menarinya. Tarian ini dimainkan oleh seorang
gadis yang menari diatas gong dengan penuh keanggunan. Nama Tari Gong ini sendiri
diambil dari alat musik gong yang digunakan dalam menari. Tari Gong ini sering disebut
dengan nama tari kancet ledo oleh masyarakat Dayak disana.

5. Tari Hudoq

Tarian ini menggunakan topeng sebagai perwujudan dari leluhur, binatang, dan
dewa. Tarian ini biasanya ditampilkan pada saat pembukaan lahan pertanian atau pada saat
setelah menanam padi di ladang. Menurut kepercayaan masyarakat Dayak, tarian ini
merupakan ritual permohonan yang ditujukan kepada Tuhan agar hasil pertanian mereka
diberikan hasil yang melimpah ruah.

Nama Tari Hudoq ini sendiri diambil dari kata hudoq yang berarti menjelma. Maka
dalam tarian ini para penari menggunakan topeng sebagai perwujudan dari binatang atau
hama yang dianggap merusak tanaman seperti binatang tikus, gagak, monyet, babi dan
binatang lainya. Selain itu ada juga topeng yang melambangkan burung elang yang dianggap
sebagai pelindung dan memelihara hasil panen dari masyarakat Dayak dan ada pula topeng
manusia yang dilambangkan sebagai para leluhur atau nenek moyang dari mereka.

6. Tari Jepen
Tarian ini terinspirasi dari kebudayaan melayu dan juga budaya islam. Tari jepen ini
berkembang diberbagai daerah pinggiran sungai Mahakam Provinsi Kalimantan Timur. Tari
Jepen ini merupakan salah satu tarian tradisional yang mempresentasikan kebudayaan
melayu yang dinamis, energik, atraktif, dan bersahaja.

Pada dasarnya gerakan dalam Tari Jepen ini sangat kental akan nuansa melayu. Sama
halnya seperti tarian yang ada di Indonesia lainnya, yakni seperti tari zapin, tari dana, dan
tari bedana yang semuanya berasal dari masyarakat suku melayu. Salah satu yang
menunjukkan dari ciri khas melayu terlihat pada tata rias serta busananya. Dalam tata rias
para penari wanita umumnya dibuat minimalis, tanpa menghilangkan sentuhan dari khas
melayu dibusana penari tersebut. Dalam pertunjukannya, tarian ini terdiri dari 2 (dua) jenis
yaitu Tari Jepen eroh dan juga Tari Jepen genjoh Mahakam.

7. Tari Papatai
Tarian ini menggambarkan keberanian dari para lelaki dari suku Dayak pada saat
berperang. Sama halnya dengan kesenian tari perang suku Dayak lainnya, namun pada
tarian ini tidak hanya terdapat seni perang, tapi juga ada seni teatrikal dan seni tari. Dalam
masyarakat suku dayak, tarian ini biasa disebut dengan kancet papatay. Gerakan Tarian
Papatai didominasi oleh gerakan yang gesit, lincah dan akrobatik. Gerakan saling serang
dengan gerakan yang gesit dipadukan dengan seni tari yang indah membuat Tari Papatai ini
terlihat mempesona.
 Kalimantan Utara
1. Tari Magunatip / Lalatip

Tari Magunatip atau Tari Lalatip merupakan tarian tradisional yang berasal dari
daerah Tarakan dan Malinau Kalimantan Utara. Pada jaman dahulu tarian magunatip
digunakan sebagai latihan ketangkasan kaki dalam melompat dan menghindari rintangan.
Hal ini dilakukan karena adanya perang antar suku. Kemudian latihan ketangkasan itu kini
dijadikan sebuah tarian.

Dalam tarian magunatip atau lalatip yang merupakan tarian tradisional Kalimantan
Utara ini terdapat tiga kelompok pemain yaitu kelompok penjepit kaki dengan
menggunakan batang kayu, kelompok penari sambil menari juga menghindari jepitan kayu
dan kelompok pemain musik dengan alat musik tradisional Kalimantan Utara berupa gong
dan kendang.

2. Tari Jugit
Tari Jugit adalah tarian tradisional dari Kabuaten Bulungan Kalimantan utara, yaitu
tarian yang hanya ditampilkan dikalangan istana. Pada dasarnya tari jugit ini dibagi menjadi
dua yaitu Jugit Paman dan Jugit Demaring , kedunya merupakan tari istana yang sakral
walaupun sekilas nampaknya memiliki kesamaan, namun sebenarnya kedua tari itu memiliki
perbedaan yang amat kompleks dari segi alat musik dan syair lagu, warna baju dan kain
yang digunakan, gerak tangan saat memegang kipas dan selendang, serta peruntukannya
untuk apa dan siapa tari itu disuguhkan. Dimasa lampau saking sakralnya tarian ini, tari Jugit
Paman hanya boleh disuguhkan kepada Sultan dan di tarikan didalam kraton sedangkan tari
Jugit Demaring dapat disaksikan oleh rakyat biasa dan boleh disuguhkan diluar kraton.

Menurut legenda, tari jugit ini diciptakan oleh dua orang seniman sekaligus
laksamana kesultanan Bulungan yaitu Datuk Maulana dan Datuk Mahubut. Jadi bisa
dibayangkan umur tarian ini sudah begitu tua, bisa jadi sekitar paruh kedua abad ke-18
Masehi tari ini sudah menemukan bentuknya seperti yang dikenal saat ini.

Dari segi warna baju, Tari Jugit Paman dan Jugit Demaring memiliki perbedaan, yaitu
dalam tarian Jugit Paman, penari harus menggunakan kombinasi warna merah di atas dan
kuning di bawah, jadi jika dalam sebuah tari jugit, warna bajunya seperti diatas bisa
dipastikan ia menarikan tarian Jugit paman. Sebaliknya penari Jugit Demaring menggunakan
kombinasi baju kuning di atas dan hijau di bawah.

Gerak tangan dan kecepatannyapun berbeda, dalam Tari Jugit Paman biasanya
tempo atau gerakan cenderung lebih cepat, sedang dalam tarian Jugit Demaring lebih
lambat geraknya.

3. Tari Blunde / Blundik

Tari Blunde’ atau Blundik adalah tarian tradisional Bulungan Kalimantan Utara. Blunde’
atau blundik merupakan tari tradisional bulungan yang sudah hampir jarang sekali
ditemukan konon bentuk tari ini hampir sama dengan tari enggang dari suku Dayak, tidak
menggunakan bulu enggang seperti umumnya melainkan hanya menggunakan tangan biasa
dan kostumnya yang paling khas adalah ikat kepala, baju kebaya dan tapih (kain) yang
digunakan hingga menutup lutut. Tari ini konon diciptakan oleh Datuk Perdana dan syairnya
menggunakan bahasa Kayan Pimping, barulah kemudian syairnya diciptakan ulang dalam
bahasa melayu oleh Datuk Abdul Aziz yang berjudul “Pinang Sendawar”.

4. Tari Mance / Bemance

Tari Mance atau Bemance, disebut juga tari silat, geraknya hampir sama dengan bentuk
silat pada umumnya namun lebih luwes dan lebih berupa tarian yang disuguhkan sebagai
bentuk hiburan, dimasa lampau Bemance merupakan kegemaran sebagaian besar pemuda
bulungan.
5. Tari Bangun

Tari Bangun merupakan tari magis dan sakral dan tujuannya untuk memanggil kekuatan
alam sebagai media penyembuhan, biasanya diperuntukan untuk mengobati orang-orang
sakit dimasa lampau, walaupun saat ini masih sering dimainkan, sifatnya sudah bergeser
menjadi bagian dari seni tari murni walaupun nuansa magis dan sakral tetap bisa dirasakan.
Tari Bangun memiliki setidaknya tiga bantuk yaitu: Ngala Bedua’ (dimaksud untuk
mengambil semangat si sakit), Betujul (memberi makan sesuatu yang gaib) dan yang
terakhir Persembahan.

6. Tari Jepen

Tari Jepen merupakan tari tradisional suku dayak pada umumnya, salah satunya yang
ada di Kalimantan Utara. Tari Jepen merupakan tari bernuansa islam diiringi musik seperti
musik rebana. Baju yang dikenakan berupa baju berwarna hijau dan kuning. Jumlah
penarinya dalamtari ini dua orang atau lebih pasangan (perempuan dan laki-laki). Tarian ini
didominasi dengan gerakan kaki. Di negeri tetangga tari Jepen juga terkenal disana seperti
Filipina, Brunei Darussalam dan Malaysia. Tari Jepen hampir sama dengan tari-tari yang ada
diwilayah pesisir seperti Riau, dengan sebutan yang berbeda yakni Tari Zapin atau Japin.

7. Tari Kancet Ledo

Tari Kancet Ledo merupakan tarian daerah yang berasal dari Baram-Sarawak, Kalimantan
Utara yaitu suku Dayak Kenyah. Gerakan tari ini menggambarkan kelembutan seorang
gadis, seperti ketika angin berhembus yang mengayunkan padi. Pakaian yang dikenakan
dalam tari ini menggunakan pakaian adat suku Dayak Kenyah dengan rangkaian buket
sejumlah ekor burung enggang.
SENI BUDAYA
TARI TRADISIONAL KALIMANTAN

Kelompok : Kalimantan

Nama Ketua : Syamsul Oma Dhey (16)

Anggota : Muh. Arif Budiman (07)

Aqim Thoyyib Musidi (28)

Wa Ode Rezky Ramadani (35)

Ramadh Alqadry Randy (32)

La Ode Muh. Alfi Sihar (23)

Guru Pembimbing : Yani, S. PD

SMAN 1 BAUBAU

Anda mungkin juga menyukai