dan Asalnya
Berikut adalah macam-macam tarian daerah dan penjelasannya dari 34 provinsi di
Indonesia:
1. Tarian Daerah Nanggroe Aceh Darussalam
Nanggroe Aceh Darussalam memiliki beberapa jenis tarian nusantara yang sangat
terkenal seperti tari guel, tari didong, tari bines, tari saman, tari seudati dan masih banyak
lagi yang akan kami jelaskan satu per satu.
Tari Guel
Tari guel merupakan tarian adat yang berasal dari Aceh namun memiliki tampilan yang
berbeda dengan tarian Aceh lain khususnya dari gerakannya. Tari guel ini memiliki kesan
mistik dan setiap gerakannya sarat akan makna sehingga membuat setiap penonton bisa
terhipnotis dan terbawa suasana. Tarian guel ini umumnya akan ditampilkan dalam acara
adat atau budaya yang dilakukan di Aceh.
Sangeda menari mengikuti irama musik dan melakukan gerakan seperti mengepakkan
sayap, berputar dan meliuk liuk mengitari makan sehingga akhirnya tercipta taru guel
tersebut. Tarian biasanya dilakukan oleh sekelompok pria dan wanita dengan jumlah 8
penari wanita dan juga 2 penari pria namun bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan acara.
Tari baris tunggal adalah salah satu dari tarian daerah 34 provinsi beserta gambarnya
yang sudah ada sejak abad pertengahan yakni abad ke-16. Tarian ini merupakan tarian
bagian dari ritual keagamaan ketika dulu. Jenis tarian baris yang berhubungan dengan
ritual keagamaan yang disebut dengan tari baris upacara atau tari baris gede.
Penari yang menarikan tarian ini berjumlah 8 hingga 40 orang secara berkelompok. Para
penari akan dilengkapi dengan berbagai pernak pernik seperti senjata tradisional
bervariasi tergantung dari jenis tarian yang dibawakan.
Tari Kejei
Ini merupakan kesenian rakyat Rejang yang dilakukan setiap musim panen raya. Tarian
dilakukan muda muda ketika malam dengan penerangan lampion yang diiringi dengan
alat musik seruling, kulintang dan gong.
Tari Cokek
Tarian daerah beserta asalnya dan gambarnya selanjutnya adalah tari cokek yang masih
bisa sering dilihat di Tangerang. Tarian ini merupakan hasil perpaduan dari budaya
Betawi, Cina dan juga Banten yang sudah ada sejak abad ke-19 di Teluknaga, Tangerang
yang dibawa saudagar Cina bernama Tan Sio Kek.
Pada awalnya, tarian dilakukan 3 penari perempuan namun sekarang bisa dilakukan oleh
5 orang penari perempuan dan beberapa pria untuk bermain musik. Para wanita akan
memakai selendang di pinggang bernama cokek yang dipadukan dengan kebaya
berwarna mencolok.
Tari Inai
Tari inai adalah salah satu dari macam macam tarian daerah Jambi lebih tepatnya berasal
dari Desa Teluk Majelis. Tari inai ini berfungsi sebagai ritual menjaga calon mempelai
wanita dari gangguan supranatural manusia atau makhluk halus.
Gerakan tarian ini terdiri dari gerakan pembuka, isi dan juga penutup. Gerakan tarian ini
juga dikombinasikan antara gerakan hewan atau kejadian alam sehingga terlihat seperti
gerakan silat.
Ketika dipertunjukkan, para penari mengenakan busana khas Melayu yakni baju gunting
cina atau baju kecak musang. Bagian kepala ditutup dengan peci, celana panjang yang
longgar, kain sarung atau songket di bagian pinggang atas lutut.
Tari Jaipong
Tari jaipong atau disebut dengan jaipongan adalah tarian yang diciptakan pada tahun
1961 oleh Gugum Gumbira. Ketika itu, Presiden Soekarno melarang musik rock n roll
dan musik barat lain sehingga akhirnya diciptakan tari jaipong yang merupakan
perpaduan dari gerakan ketuk tilu, pencak silat dan juga topeng banjet.
Dulu, tarian jaipong lebih mengutamakan kehalusan dan sopan santun dimana akan
menundukkan pandangan dan tidak boleh menatap pasangan penari perempuan
Tari Kukila
Tari kukila merupakan tarian tradisional yang memperagakan gerakan burung. Dari irama
hingga gerak terlihat sangat dinamis sekaligus lincah. Tari kukila ini merupakan tarian
tradisional Jawa Tengah yang diambil dari tingkah laku hewan yang umumnya dilakukan
para wanita lengkap dengan pakaian berwarna warni.
8. Tarian Daerah Jawa Timur
Jawa Timur yang juga termasuk Pulau Madura memiliki antropologis kebudayaan yang
sedikit berbeda dengan kebudayaan Jawa Timuran. Provinsi Jawa Timur memiliki
kebudayaan yang terbilang maju sejak zaman dulu seperti yang ditemukan pada prasasti
dan juga candi peninggalan kerajaan terdahulu seperti Medang Kamulan, Majapahit,
Kanjuhuran dan sebagainya. Hal ini juga terlihat pada peninggalan kebudayaan
kebendaan seperti senjata, rumah adat alat musik tradisional, pakaian adat dan juga pada
tarian adat seperti berikut ini.
Tarian ini terinspirasi dari kota Pacitan yang dalam perjuangannya senang minum sari
mengkudu atau pace. Tarian ini diciptakan Anang seorang pendiri Sanggar Biarak
Pacitan dimana tarian ini mengakomodasi sejarah buah pace dan juga untuk
memperkenalkan batik pace.
Tari Kanjar
Tari dengan kepercayaan Kaharingan peninggalan leluhur. Tarian daerah ini umumnya
akan ditampilkan dalam selamatan banih ringan dan banih barat kanjar atau kakanjaran
adalah tarian dari Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan yang menjadi tarian hiburan
adat suku Dayak.
Banih ringan merupakan padi yang baru saja panen di kelompok persawahan dengan
curah hujan yang sedikit dan menjadi benih padi yang cepat panen. Sedangkan banih
barat adalah padi tunggal di tanah pegunungan yang biasanya hanya digarap dan ditanami
padi setiap 7 sampai 10 tahun yang kemudian menjadi inspirasi dari tari kanjar.
Pada awalnya, tarian daerah ini berasal dari suku Dayak Ma’anyan yang kemudian mulai
berkembang di Kalimantan Tengah serta Kabupaten Barito. Kata giring giring atau dalam
bahasa Kalimantan disebut dengan gangerang merupakan bambu yang diisi dengan biji
piding.
Masyarakat Kalimantan Tengah dan Kabupaten Barito menganggap tarian ini sebagai
bentuk luapan ekspresi, kegembiraan dan rasa senang yang terlihat dari hentakan tongkat
gantar yang dipegang di tangan kiri ke lantai. Sementara tangan kanan penari akan
memegang bambu yang diisi kerikil dan digoyangkan sehingga terdengar bunyi yang
sangat khas. Kaki para penari nantinya akan mengikuti irama musik sambil bergerak
maju dan mundur.
Tari burung enggang atau juga disebut dengan tari enggang menjadi salah satu tarian
yang sangat terkenal di Kalimantan Timur terutama suku Dayak Kenyah. Tarian ini
umumnya ditampilkan oleh wanita suku Dayak. Menurut kepercayaan masyarakat Dayak
Kenyah, nenek moyang mereka berasal dari langit yang turun ke bumi menyerupai
burung enggang sehingga tarian ini dianggap sebagai penghormatan pada para leluhur
mereka.
Burung enggang juga menjadi burung yang sangat dimuliakan oleh masyarakat Dayak
khususnya suku Dayak Kenyah. Bulu burung enggang juga selalu ada di setiap acara adat
dan juga tarian seperti salah satunya tari burung enggang tersebut.
Tari Bedana
Tarian daerah ini merupakan tarian bernafaskan ajaran agama Islam yang mencerminkan
kehidupan masyarakat Lampung yang ramah dan juga terbuka sehingga dijadikan simbol
persahabatan dan pergaulan muda mudi Lampung dengan tetap berkomitmen pada
agama.
Dari catatan sejarah, tari bedana ini berkembang di Lampung bersamaan dengan
masuknya ajaran Islam. Pada awalnya, tarian ini hanya dilakukan oleh pria secara
berpasangan atau kelompok serta hanya bisa dilihat oleh keluarga yakni ketika ada
anggota keluarga yang hatam Al-Quran. Akan tetapi seiring dengan berkembangnya
zaman, tarian bedana ini kini bisa dilihat oleh masyarakat umum.
Tari Lenso
Tari lenso adalah tarian yang dilakukan para wanita dengan menggunakan sapu tangan
serta selendang sebagai properti khas ketika menari. Menurut sejarah, tari ini sudah ada
sejak bangsa Portugis berkunjung ke Maluku dan berasal dari Portugis yang kemudian
tetap masih ditarikan sesudah Portugis meninggalkan Maluku.
Tari Cakalele
Ini merupakan salah satu dari macam macam tarian daerah jenis tari perang yang
dilakukan para pria namun juga ada beberapa wanita yang ikut menjadi penari
pendukung. Tarian ini dulu berasal dari tradisi masyarakat Maluku Utara ketika para
prajurit akan menuju medan perang atau sesudah pulang berperang yang sekarang ini
dijadikan sebagai bagian tradisi upacara adat.
15. Tarian Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB)
Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi yang terdiri dari beberapa pulau dengan 2
pulau berukuran besar yakni Lombok dan juga Pulau Sumbawa. Di Pulau Lombok dihuni
dengan mayoritas suku Sasak dan untuk Pulau Sumbawa dihuni mayoritas suku Bima.
Salah satu kebudayaan yang masih bisa kita lihat hingga sekarang adalah aneka jenis
tarian daerah Nusa Tenggara Barat seperti beberapa yang akan kami ulas berikut ini.
Tari buja kadanda merupakan tarian tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat yang
menceritakan tentang dua prajurit yang sedang berperang. Tarian ini dibawakan oleh 2
orang pria berpakaian layaknya prajurit lengkap dengan tombak dan perisai.
Dari sejarahnya, tarian ini berkembang di luar istana kerajaan sehingga bisa dikatakan
jika tarian ini adalah murni ciptaan rakyat yang kemudian dikenal di masyarakat luas.
Buja kadanda adalah tombak berumbai bulu ekor kuda yang dipakai para penari ketika
menari sehingga tarian ini disebut dengan tari buja kadanda atau juga disebut dengan
mpa’a buja kadanda.
Atoni Meto
Atoni meto merupakan salah satu dari macam macam tarian daerah NTT yang
menggambarkan para pemuda Suku Dawa yang pintar berburu dengan daun lontar. Suku
Dawan menjadi salah satu suku tertua dan terbesar di Pulau Timor, NTT yakni sebuah
kawasan kering dan curah hujan rendah setiap tahunnya namun tetap banyak ditumbuhi
dengan pohon silawan.
Tarian ini biasanya dilakukan oleh 4 hingga 6 pasang pria dan wanita mengenakan
pakaian adat khas Nusa Tenggara Timur yang sudah dimodifikasi pada beberapa bagian.
Daun lontar dijadikan properti utama yakni digunakan sebagai pelengkap pakaian seperti
hiasan kepala wanita penari.
Tarian ini tidak membatasi jumlah penari sama seperti tari yospan. Tarian akan diiringi
dengan musik dinamis, menghentak dan juga gembira sehingga semakin memperkuat
kebersamaan dan pergaulan para masyarakat.
Tari suanggi adalah tarian daerah Papua Barat yang berkisah tentang suami yang
ditinggal mati oleh sang istri karena sudah menjadi korban angi angi atau jejadian. Tarian
ini biasanya diawali dengan sebuah ritual sama seperti tari perang yang memang
mengandung nuansa magis yang kental.
Tari Pa’gellu
Gambar tarian daerah dan asalnya diatas adalah tari pa’gellu yang berasal dari Tana
Toraja yang biasanya dilakukan pada rangkaian upacara adat Pa’gellu atau ma’gelly yang
dalam bahasa setempat berarti menari dengan gembira dan meliuk liuk sambil
menggoyangkan badan dan tangan dengan gemulai sebagai ucapan kegembiraan dan
sukacita.
Gerakan dasar tarian ini adalah gambaran kehidupan yang diisi dengan semangat,
kesopanan, keseimbangan dan juga kebersamaan. Upacara rambu tuka atau acara
syukuran juga selalu dimeriahkan dengan tari pa’gellu ini.
Tari Pamonte
Pamonte adalah tarian dari Sulawesi Tengah yang menceritakan tentang kebiasaan gadis
Suku Kaili ketika menyambut panen padi. Tarian ini dilakukan para wanita dengan
pakaian petani yang menurut sejarahnya sudah ada sejak tahun 1957. Tarian ini
diciptakan oleh seorang seniman besar, putra asli daerah Sulawesi Tengah bernama
Hasan. M. Bahasyua yang terinspirasi dari kebiasaan para gadis suku Kaili tersebut.
Tari Balumpa
Tari balumpa ini adalah tarian daerah Wakatobi, Sulawesi Tenggara terutama daerah
Binongko dan Buton. Tarian merupakan jenis tari pergaulan yang dilakukan para wanita
ketika sedang menyambut tamu. Dulu dikatakan jika tarian ini menceritakan tentang
sekelompok gadis yang sangat senang berdendang diiringi dengan lagu daerah serta
musik gambus.
Meski tarian ini biasa dilakukan oleh penari wanita, akan tetapi dalam beberapa
pertunjukan juga bisa dilakukan oleh pria dan wanita sebagai variasi. Sedangkan untuk
jumlah penarinya adalah antara 6 hingga 8 orang penari namun juga bisa disesuaikan
dengan kebutuhan.
Tari gunde merupakan tarian daerah Sangihe, Sulawesi Utara yang dipentaskan oleh
wanita dengan gerakan khas dan musik tradisional. Dalam bahasa Sulawesi Utara, gunde
berarti lambat atau pelan yang bisa terlihat dari gerakan para penari yang lemah gemulai.
Tarian ini juga melambangkan kesucian wanita yang juga dianggap sakral karena
memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Sulawesi Utara.
Salah satu jenis tarian yang sering masuk dalam kliping tarian daerah adalah tari dana
dana dari Gorontalo. Kata dana dana diambil dari bahasa daerah Daya Dayango yang
berarti menggerakan semua anggota badan sambil berjalan. Tarian ini termasuk jenis tari
pergaulan Gorontalo yang umumnya dilakukan 2 hingga 4 orang pria dengan gerakan
dinamis dan lincah.
Tarian ini biasanya akan diiringi dengan alat musik rebana dan gabus serta lagu
berpantun tema cinta atau nasihat kehidupan remaja. Tarian sering ditampilkan ketika
menyambut tamu dan juga perayaan hari besar atau perayaan adat Gorontalo.
Tari Pasambahan
Tari pasambahan adalah salah satu dari macam macam tarian daerah yang berasal dari
Sumatera Barat. Seperti namanya, tarian ini merupakan ungkapan selamat datang ketika
menyambut tamu tidak hanya untuk pejabat namun juga untuk pesta pernikahan adat.
Tari Moyo
Tari moyo merupakan tarian daerah Nias, Sumatera Utara yang juga disebut dengan tari
elang sebab gerakannya terlihat seperti gerakan burung elang meski tarian ini dilakukan
oleh wanita. Tarian moyo dikatakan sudah ada sejak ratusan tahun lalu yang dulu hanya
ditampilkan untuk masyarakat bangsawan saja.
Seiring perkembangan zaman, tari moyo ini kini juga sudah mulai dikenal oleh.
masyarakat bawah dan masih terus dilestarikan hingga sekarang ini dalam berbagai acara
seperti acara adat, hiburan dan juga acara budaya
Tarian Yogyakarta selanjutnya bernama tari golek menak yang terinspirasi dari wayang
golek menak. Tarian yang memiliki nilai seni ini diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX karena kecintaannya terhadap wayang golek menak.
Seperti nama, gerakan, alur cerita, tata busana dan juga tokoh, tarian ini diwujudkan
sebagai tari golek menak yang tetap terus dilestarikan hingga sekarang sehingga masih
bisa kita saksikan dengan mudah.
Tari Persembahan
Tarian persembahan merupakan tarian tradisional dari Riau yang biasanya dipentaskan
ketika akan menyambut tamu penting dalam beberapa acara tertentu. Tarian ini
mengisahkan tentang masyarakat Melayu provinsi Riau yang selalu bisa menghargai
tentang kekerabatan dan juga persahabatan.
Tandak Sedati
Tandak sedati merupakan salah satu dari macam macam tarian daerah Kepulauan Riau
yang sangat disukai masyarakat setempat sebab menjadi media untuk saling
bersilaturahmi dan tempat bertemunya para muda mudi antar kampung. Tarian ini
merupakan gabungan dari unsur tari dan juga sastra yang dibawakan oleh pria dan wanita
ketika malam hari.
Tarian daerah ini merupakan jenis tari perang dari Mamasa, Sulawesi Barat yang
dibawakan penari pria berpakaian lengkap dengan senjata khas prajurit zaman dulu.
Seperti tari perang lain, tari bulu londong juga bisa dikatakan sudah semakin sulit
ditemukan bahan sudah hampir tidak pernah ditampilkan lagi sebab tidak ada lagi perang
seperti zaman dulu.
Ini merupakan tari rampak bedug yang digarap kembali dengan tambahan musik khas
Banten dan mengambil pijakan gerak bedug pamarayan serta silat trumbu. Tarian ini
terlihat sangat dinamis yang bisa disajikan sebagai tarian pembuka acara atau pertunjukan
untuk menyambut tamu.
Tari Magunatip
Tari magunatip atau disebut dengan tari lalatip adalah tarian daerah Tarakan dan juga
Malinau, Kalimantan Utara. Dulu tarian ini dipakai sebagai latihan ketangkasan kaki saat
melompat dan juga menghindari rintangan.
Dalam tarian ini dibagi menjadi dalam 3 kelompok yakni kelompok penjepit kaki
memakai batang kayu, kelompok penari sambil menghindari penjepit kayu dan juga
pemain musik dengan alat musik tradisional seperti kendang dan juga gong.
Tari Campak
Tari campak adalah tarian yang memperlihatkan keceriaan para remaja yang dibawakan
pria dan wanita. Tari campak biasanya akan dibawakan pada acara penyambutan tamu
besar, pernikahan dan beberapa acara lainnya. Pada awalnya, tarian ini berasal dari Riau
yang kemudian dikembangkan kembali di Kepulauan Bangka Belitung oleh Nek Campak
sehingga tari ini disebut dengan tari campak.
Tari Monong
Pada awalnya, tarian ini adalah tarian penyembuhan dukun Suku Dayak dengan cara
membaca mantra sambil menari. Pada tarian ini akan diikuti juga dengan keluarga yang
sakit dan dipimpin oleh seorang dukun. Monong merupakan ritual yang dilakukan untuk
meminta penyembuhan pada tuhan agar yang sakit bisa diberikan kesembuhan.