Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346486328

Mengenal Arsitektur Fala Kanci dan Rumah Bangsawan di Ternate

Article · January 2017

CITATIONS READS

0 751

1 author:

Maulana Ibrahim
Khairun University
14 PUBLICATIONS   7 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

urban heritage View project

Pelestarian Kota Pusaka View project

All content following this page was uploaded by Maulana Ibrahim on 30 November 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BPCB-TTE
EDISI IV TAHUN 2017

DUKA LARA BENTENG KOLONIAL


DI PULAU KISAR
Helmi Yanuar

MENGENAL ARSITEKTUR FALA KANCI DAN


RUMAH BANGSAWAN DI TERNATE
MAULANA IBRAHIM

KEDATANGAN BANGSA ARAB DI TERNATE


LAILA ABDUL JALIL

CAGAR BUDAYA KAIMANA


DI TENGAH LALU LINTAS PESAWAT UDARA
FIKA NURIAVI

WORKSHOP PEMBINAAN JURU PELIHARA


SE-PROVINSI MALUKU UTARA 2017
KOMANG AYU SUWINDIATINI

PUBLIKASI CAGAR BUDAYA


Buletin MELALUI PAMERAN DI KOTA TERNATE
korakora SAHARUN DIN
Edisi IV
Tahun 2017

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA TERNATE
korakora menyusuri cakrawala warisan budaya

Foto Sampul :
Tampak anak SD sedang berdiskusi sambil
menunjuk salah satu bastion di benteng Oranje

Penanggung Jawab
Drs. Nuralam

Pemimpin Redaksi
Drs. Malessy Edward

Anggota Redaksi
Linda Agustin Hidayati, S.S

Penyuntin/Editor
Ujon Sujana, S.S
Komang Ayu Suwindiatini, S.S

Sekretariat Redaksi
M. Yasser Darwis, S.S
Faujia Rasyid, S.S

Desain Grafis
I Putu Kelana Asmarajaya, S.S

Penerbit
Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara (BPCB Malut)

Alamat : Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara


Jl. Raya Pertamina, Kel. Jambula, Kec. Pulau Ternate, Kota Ternate ,
Maluku Utara
Kode Pos 97751
Telepon : (0921) 3120104 Fax: (0921) 3120105
Email: bp3.ternate@gmail.com

edisi III - 2016 1


dari redaksi
Salam Budaya, Utara saja namun juga harus melibatkan
banyak pihak baik dari pemerintahan,
Puji syukur kepada Tuhan Yang akademika, maupun masyarakat umum.
Drs. NURALAM Maha Esa atas rahmat dan karunia- Oleh karenanya kami mengangkat tema
KEPALA BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA MALUKU UTARA Nya sehingga Buletin Kora-Kora ini sebagai cerminan diri sejauh mana
(BPCB MALUT) edisi IV ini dapat diterbitkan dan kita telah berupaya untuk peduli dan
turut memberikan andil dalam usaha terus melestarikan tinggalan budaya

P
Assalamu’alaikum Wr. Wb. mencerdaskan kehidupan bangsa. nenek moyang.
ada tahun 2017 ini, BPCB Melibatkan instansi-instansi Buletin Kora-Kora edisi IV Akhir kata, kami mengucapkan
berupaya membuat terkait di daerah melalui koordinasi, tahun 2017 ini mengangkat tema terima kasih kepada semua pihak
gebrakan baru untuk sosialisasi hingga FGD (Focus Group “Refleksi”, mengetengahkan persoalan- yang telah membantu selama proses
semakin dekat dengan Discussion), melakukan pameran persoalan yang dihadapi oleh penulisan hingga penerbitan bulletin
masyarakat, membawa bersama untuk memperkenalkan Cagar Budaya di berbagai wilayah. ini. Kami juga meminta maaf jika ada
keberadaan Cagar keberadaan Cagar Budaya, memperjelas Memberikan gambaran tinggalan kesalahan dalam penulisan di dalam
Budaya agar lebih dikenal. Belajar status lahan melalui sertifikasi lahan masa lalu yang masih bisa disaksikan bulletin ini karena kami sadar bahwa
untuk mengenal Cagar Budaya niscaya beberapa benteng hingga workshop bagi hingga saat ini dengan kondisi dan kami hanyalah manusia biasa yang tak
akan menumbuhkan rasa kepedulian juru pelihara dan masih banyak lagi permasalahan yang dihadapi, sebagai luput dari kesalahan, saran dan kritik
yang nantinya bermuara pada upaya kegiatan yang sudah terlaksana tahun bahan renungan dan bahan diskusi sangat kami harapkan untuk perbaikan
pelestarian cagar budaya tersebut.Wilayah ini. bagi khalayak umum untuk sama-sama dalam edisi selanjutnya.
kerja yang luas meliputi wilayah Maluku, Saya berharap yang telah memikirkan dan turut serta dalam Selamat membaca…….
Maluku utara, Papua, dan Papua barat dilakukan tahun ini dan yang akan upaya pelestraian Cagar budaya di
tidak membatasi BPCB Maluku Utara dijalankan tahun depan, dapat Indonesia. Salam,
dalam menangani berbagai Cagar Budaya bermanfaat bagi masyarakat luar. Kami sadar bahwa pelestarian Pimpinan Redaksi
yang tersebar di wilayah tersebut. Cagar Budaya tidak bisa dilakukan oleh Drs. Malessy Edward
Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku
Wassalam

2 KoraKora edisi I - 2014 3


KONTRIBUTOR DAFTAR ISI
Publik
Maulana Ibrahim
Dosen pada program studi Arsitektur, 04 20
Universitas Khairun
PUBLIK FOKUS
Laila Abdul Jalil, S.S. M.A. 04. Mengenal Arsitektur 20. Duka Lara Benteng
Fala Kanci dan Rumah Eropa di Pulau Kisar
Kasi Sejarah dan Nilai-Nilai Budaya Bangsawan di Ternate
Dikbud Kota Ternate 12. Kedatangan Bangsa
Arab di Ternate

Fokus
Helmi Yanuar DP, S.S
Staf BPCB Malut Unit Kerja Pemugaraan dan
Pemetaan 32 44
FieldNotes FIELDNOTES SINTESA
Fika Nuriavi, S.S 32. Workshop Pembinaan Juru 44. Publikasi Cagar
Komang Ayu Suwindiatini, S.S Pelihara Se-Provinsi Maluku Budaya Melalui
Utara 2017 Pameran di Kota
Staf BPCB Malut Unit Kerja Pemeliharaan dan 38. Cagar Budaya kaimana Ternate
konservasi di Tengah Lalu Lintas Pesawat
Udara

Sintesa
Saharun din, S.S
Staf BPCB Malut Unit Kerja Umum
Publik Publik

Mengenal Arsitektur Galvao (dalam Jacobs, 1970 : 106-107)


menjelaskan bahwa Rumah para penguasa dan
sangaji kebanyakan terletak di daerah pesisir

Fala Kanci dan Rumah Bangsawan pantai maupun pesisir sungai, dengan bentuk
rumah pangung yang memiliki tangga depan yang
dapat ditarik ke dalam rumah ketika malam hari.
di Ternate

‘‘
Rumah satu lantai ini memiliki pintu masuk yang
sangat besar, seperti jendela kebesaran, dengan
Teks & Foto : Maulana Ibrahim ruang tamu di tengah yang luas dan dua buah
kamar. Lantai terbuat dari bambu yang diikat
Kadato : hunian Sultan rotan, dan atap memiliki dua, tiga, atau empat
Fala : hunian rakyat sisi yang dikencangkan dengan serat aren (ijuk).
atau selain Sultan Penghuninya tidur di tempat tidur berkaki yang
diperkenalkan dari India, dengan penutup, karpet
dan kulit bantal. Rumah yang dikelilingi pagar
bambu rendah ini terlihat beda dengan rumah
rakyat biasa yang hanya terletak di atas tanah
atau berlantai tanah dengan dinding bambu dan
penghuninya tidur langsung beralaskan tikar.
Rumah di Ternate pun berkembang sesuai
kemajuan zaman. Saat ini, terdapat beberapa tipe
hunian, yang dibedakan berdasar fungsi utama,
Rumah Bangsawan bentuk atau penampakkan bangunan, bahan
Ternate -Kadato ici baku yang digunakan atau material dan sistem
di Soa Sio Ternate. strukturnya. Berdasarkan fungsi utama hunian,
Penggunaan kolom dikenal sebutan Kadato, dan Fala. Kadato hanya
gaya eropa
Tampak depan, Fala Kanci dihuni oleh Sultan, sedangkan Fala adalah hunian
di Soa Sio Ternate rakyat atau selain Sultan. Dari aspek bentuk,
terdapat Fala Gaku, yang berarti rumah tinggi
atau lebih lazim disebut rumah pangung; Fala

T
erbukti dengan sebagian besar perantau Boga, yaitu rumah yang bentuk atapnya seperti
asal Ternate yang menghendaki kembali dipatahkan (atap khas hunian tradesional di
ke Ternate di masa akhir hidupnya, atau Maluku Utara). Fala Mafana Romtoha, yaitu rumah

‘‘
minimal dimakamkan di Ternate. Rumah Ternate dengan atap limasan yang membentuk lima garis
juga didesain sesuai kebutuhan orang sakit, orang jika dilihat dari atas. Jika dilihat dari bakan baku
tua dan pengurusan jenazah, yaitu dengan desain atau material yang dominan, dikenal istilah Fala
Rumah bagi orang & denah rumah yang sangat memudahkan proses Gaba-gaba, Fala Tabadiku dan Fala Seng. Yaitu
jenazah diurus hingga menuju liang lahat. rumah dengan material dominan berupa Gaba-
Ternate bukan hanya
Periode awal bermukim orang Ternate gaba atau batang pohon Sagu, Bambu (tabadiku)
tempat pulang usai yang tercatat dalam bukti sejarah adalah ketika dan Rumah yang memiliki atap dari material seng
beraktifitas,melainkan periode Kesultanan Ternate masih beribukota di (Fala Seng). Sedangkan jika dikelompokkan sesuai
juga tempat berpulang Sampalo, dekat Kelurahan Kastela saat ini. Menurut sistem strukturnya maka dikenal istilah Fala Kanci.
meninggalkan dunia pengamatan dan catatan Antonio Galvao, seorang Rumah yang dibangun dengan struktur rangka kayu
(Ibrahim, 2016) Gubernur Portugis di Ternate pada 1536-1545, tipe yang terkancing satu sama lainya tanpa sambungan
hunian di Ternate terbagi jelas antara hunian kaum paku, melainkan menggunakan pasak yang disebut
bangsawan dan hunian bukan bangsawan atau pen.
rakyat biasa.

6 KoraKora edisi IV - 2017 7


Publik Publik
Fala Kanci

Rumah dengan tipe Fala Kanci masih banyak


ditemukan di Ternate, tersebar di berbagai penjuru
pulau. Rumah ini juga masih dapat dijumpai di
Tidore dan pulau-pulau lainya di Maluku. Mirip
juga dengan rumah kayu di beberapa daerah di
Sulawesi dan Sumatera. Jika dilihat sekilas memang
mirip dengan rumah kayu Bangsa Melayu, namun
ada perbedaan pada material pengisi dindingnya.
Rumah Melayu tetap menggunakan kayu sebagai
dinding atau pembatas ruang, sementara Fala Kanci
umunya menggunakan anyaman Bambu yang
disebut Patate yang dilapisi material campuran 1
antara kapur (kalero), pasir, getah pohon, dan telur.
Proses pembuatan kalero pun dilakukan secara
tradisional, yaitu dengan membakar batu apung.
Beberapa fala kanci juga menggunakan pelebah
batang sagu (gaba-gaba) sebagai pengisi dinding,
dan papan.
Selain semua material struktur nya
menggunakan kayu, ciri khas lainya adalah atap
rumah yang umumnya berbentuk atap limasan, 2
dengan tinggi atap tidak melebihi sepertiga

‘‘
lebar atap. Lantai rumah ini pada umumnya
menggunakan lantai adonan semen yang dihaluskan 1 Fala kanci dengan dinding dari Gaba-
permukaannya. Pada beberapa rumah ada yang gaba di Kampung Falajawa

Sistem rangka
menggunakan ubin. Meski saat ini keberadaannya Fala Kanci dengan material dinding
sudah mulai jarang akibat perubahan jaman dan 2 Gaba-gaba di kampung Falajawa
kayunya sangat
berubahnya pemahaman masyarakat, Fala Kanci
masih banyak dijumpai di pusat kota Ternate yaitu Fala Kanci dengan dinding pengisi dari

bersahabat dengan
di Soa Sio, kampong Makassar, Gamalama, dan
3 Papan kayu di kampung Falajawa

gempa karena
Muhajirin. Dan hanya tersisa sedikit di bagian lain
kota Ternate. 4 Sudut Fala Kanci di rumah kayu di 3
Ternate

sambungan
Fala kanci memiliki denah yang membujur,
terbagi atas dua ruang, kiri dan kanan, sesuai lebar

kayu yang ikut


satu kali sambungan kayu. Pembagian ruang ini
selalu berpola antara ruang tamu dan kamar tidur di
bagian depan dan tengah, sementara ruang makan
bergerak ketika
terjadi guncangan.
terletak paling belakang. Dapur umumnya terpisah
atau kalaupun tergabung maka selalu terletak di

Menjadikan rumah
bagian paling belakang dekat ruang makan.

ini sangat cocok bagi


wilayah kepulauan
Maluku yang rentan
bencana gempa bumi. 4

8 KoraKora edisi IV - 2017 9


Publik Publik

pintu terbuat dari kayu, dan memiliki terbuat dari kayu berukir, juga
ventilasi yang berukir motif kembang. pada lubang angin di atas kusen
Dapur selalu terpisah di bagian belakang, pintu, dipadukan dengan warna
yang dilengkapi tungku batu besar yang cokelat kemerahan pada jendela
disebut forno. Sumur selalu tersedia di dan pintu yang secara tidak sengaja
Rumah Bangsawan Tampak depan Kadato ici yang juga dikenal
1 dengan nama Fala Seng di Soa Sio Ternate samping dapur, dan uniknya, beberapa rumah menunjukkan pengaruh kebudayaan
bangsawan memiliki tambahan sebuah sumur di Cina (Nas, 2007: 124).
Kategori ini merujuk kepada rumah-rumah
salah satu sudut halaman depan. Sumur ini dibuat Alfred Russel Wallace, seorang ilmuan
milik Sultan dan saudaranya, yang hingga saat ini 2 Teras depan Kadato Ici di Soa Sio
untuk area semi-publik, yaitu melayani tamu atau dari Inggris juga menguraikan tentang rumah
masih dapat ditemukan peninggalannya di ibu kota
Teras depan Rumah bekas Letnan Arab orang yang sedang melintas, untuk mengambil air yang dihuninya selama menetap di Ternate pada
kesultanan Ternate, Soa Sio. Istilah bangsawan juga
di Kampung Tenga Ternate. Lantai khas wudhu atau membersihkan diri. Salah satu ciri 1858 – 1861, sebuah rumah milik Bangsawan
merujuk kepada status sosial dalam kehidupan di 3 gaya Eropa dengan pintu gaya Melayu dan menarik yang dimiliki rumah bangsawan adalah Duivenboden : ’’ Rumah ini hanya satu lantai.
suatu tempat. Di Ternate pada periode awal ibukota
ornamen pengaruh Cina gerbang masuk ke pekarangan yang terbuat dari Batu setinggi tiga kaki menjadi dinding, yang
di Soa Sio saat ini, bangsawan juga termasuk kepada
susunan batu dan kapur yang memiliki atap, dalam kemudian ditambah dengan pelepah sagu yang
para pemuka bisnis atau saudagar dan pemuka
bahasa Ternate gerbang ini disebut Fala Jawa. menopang atap. Bagian serambi terbuat dari
Agama atau guru agama Islam (Ibrahim, 2016).
Rumah bangsawan kesultanan Ternate pelepah sagu yang dipotong mengikuti kerangka
Rumah jenis ini berbeda dengan rumah rakyat 2
dengan struktur dinding pemikul dan kolom kayu. Lantainya plesteran stucco, sedangkan
kebanyakan, yang masih dapat dijumpai di daerah
mendapat pengaruh kolonial, diperkirakan mulai plafonnya dari bahan yang sama dengan dinding.
kelurahan Soa Sio, Makassar Barat, dan Makassar
dibangun sejak abad ke 18, karena rumah seperti Rumah ini luasnya 40 x 40 kaki persegi, terdiri
Timur.
ini juga yang diceritakan oleh Valentijn ketika dari empat kamar, sebuah ruang tengah dan
Secara arsitektural, ciri khas rumah
menetap di Ambon pada 1707: rumah memiliki dua serambi Pohon buah-buahan lebat tumbuh
Bangsawan adalah memiliki beranda selebar rumah
beranda besar di bagian depan dan belakang, dapur mengelilingi rumah ini’’ (Wallace, 1869).
di bagian depan dan belakang, struktur dinding
yang terpisah dan barak untuk budak. Rumah
batu yang direkatkan satu sama lainya dengan
sangat nyaman karena sejuk, dibangun satu lantai
kapur (kalero) yang juga berfungsi sebagai pemikul
karena sering terjadi gempa (Valentijn IVA:230)
atap atau dinding pemikul, sedangkan atap yang
Sejak awal kedatangan VOC, orang-orang
dipanjangkan ke depan dan belakang membentuk
Belanda mencoba beradaptasi dengan iklim tropis,
teras depan dan belakang, ditopang oleh kolom
sehingga membangun rumah yang memiliki
bergaya kolonial. Atap pelana cukup tinggi yang
beranda luas dan jendela banyak dan besar. Rumah-
membedakannya dengan rumah lainnya. Denah
rumah ini memiliki lantai keramik merah yang
simetris dengan lantai keramik merah sementara
dibuat di Jawa, kemudian munculah lantai marmer
pondasi menggunakan susunan batu. Jendela dan
asal Ormuz di Teluk Persia. Pilar-pilar dan baluster

10 KoraKora edisi IV - 2017 11


Publik Publik

Interior Fala Kanci yang dimanfaat-


kan kembali sebagai restoran. adaptif
re-use- di Soa Sio Ternate

Kondisi Saat Ini dan Upaya Pelestarian

Kedua rumah tipe ini masih dapat ditemui mempertahankan pusaka arsitektur dapat berjalan Budaya, Karena memiliki keunggulan dan keunikan Daftar Pustaka
di Kota Ternate, namun beberapa diantaranya selaras. arsitektur, nilai sejarah dan budaya.
telah mengalami perubahan, yaitu perubahan Tuntutan ekonomi yang menyebabkan 1. Ibrahim, Maulana. 2016. A Study on Historic
fungsi, perubahan struktur, tata ruang , dan yang perubahan fungsi sebaiknya jangan sampai Hal di atas perlu segera dilakukan, jika didamkan Urban Landscape as Urban Heritage in
terbanyak adalah perubahan material. Rumah berubah juga keaslian arsitekturnya, mengingat saja, maka dalam beberapa tahun ke depan, pusaka Ternate City, Indonesia. Disertasi Doktor,
bangsawan di ibukota Kesultanan Ternate yang kedua rumah tipe ini adalah Pusaka Arsitektur arsitektur di Ternate akan semakin tergilas oleh Graduate School of Human Environment,
paling banyak mengalami perubahan, termasuk (Architecture heritage) sebagai bagian dari warisan pembangunan yang tidak menghargai pelestarian, Osaka Sangyo University.
rusak dan berganti dengan bentuk rumah model budaya bangsa, sekaligus menjadikan Ternate kerusakan dan ketidakpedulian; sebagaimana saat
baru atau tidak mempertahankan lagi bentuk asli. semakin kuat karakteristiknya sebagai kota tua ini telah menimpa beberapa rumah tersebut, yaitu 2. Nas, J.M. Peter. 2007. Masa Lalu dalam Masa
Ada juga yang masih mempertahankan denah asli bersejarah. beberapa rumah bangsawan yang rusak di Soa Sio Kini, Arsitektur di Indonesia. Gramedia
namun sudah berubah sistem strukturnya, material Di sisi lain, biaya perawatan yang cukup dan Kampong Makassar. Olehnya itu, Pemerintah Pustaka Utama. Jakarta
dinding, lantai dan atap. tinggi, sehingga peran pemerintah juga diperlukan. Kota Ternate diharapkan segera menyusun
Sementara Fala Kanci masih tergolong Bentuk pelestarian yang dapat dilakukan peraturan daerah tentang pelestarian Pusaka 3. Valentijn, Francoise. Oud en Niew Oost
asli meski sedikit berubah dengan adanya pemerintah adalah dengan menjaga keaslian Ternate dan aktif melaksanakan upaya pelestarian Indie IV A:230 dalam Nas, J.M. Peter. 2007.
tambahan ruang baru. Beberapa fala kanci telah arsitektur melalui subsidi biaya perawatan, nya, baik pusaka alam, pusaka budaya dan pusaka Masa Lalu dalam Masa Kini, Arsitektur di
dimanfaatkan dengan fungsi baru, menjadi Resto, menjalankan aturan terkait pelestarian bangunan saujana. Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.
hotel dan kamar kos; demikian juga dengan rumah bersejarah, sebagaimana amanah Undang-undang Masyarakat diharapkan aktif berperan Jakarta
bangsawan, beberapa diantaranya telah berubah. Cagar Budaya, bahwa setiap pemerintah daerah dalam pelestarian, seperti kegiatan-kegiatan belajar
Perubahan fungsi ini sah saja selama tidak merusak wajib menetapkan status Cagar Budaya, untuk pengenalan dan pelestarian yang dilakukan oleh 4. Wallace, Alfred Russel. 1869. Kepulauan
atau menghilangkan keaslian arsitektur, konsep kepentingan pelestarian, hal yang belum dilakukan Ternate Heritage Society, aktif melaporkann kepada Nusantara, sebuah Kisah Perjalanan, Kajian
ini dikenal dengan adaptif re-use, yaitu upaya pemerintah Provinsi Maluku Utara, Pemerintah kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Manusia dan Alam. Terjemahan dari judul asli
memanfaatkan kembali bangunan atau kawasan Kota Ternate, dan kabupaten/kota lainya. Fala Utara perihal segala sesuatu yang diduga Cagar The Malay Archipelao. The Land of Orang-
tua dengan fungsi baru untuk meningkatkan Kanci yang tersebar di hampir semua bagian kota Budaya, serta peran lembaga professional dan utan and the bird of paradese, a narrative
nilai ekonomi, sosial dan budaya. Dengan adaptif Ternate dan Rumah Bangsawan yang terletak di perguruan tinggi untuk bersama melakukan upaya of travel, with studies of man and nature,
re-use, kesulitan biaya perawatan dan upaya pusat kota sangat layak ditetapkan sebagai Cagar pelestarian demi kesejahteraan masyarakat. 1869. Komunitas Bambu, Jakarta 2009.

12 KoraKora edisi IV - 2017 13


View publication stats

Anda mungkin juga menyukai