Anda di halaman 1dari 16

TEORI ARSITEKTUR

DOSEN:

HERY PURNOMO ST. M, ARS

DISUSUN OLEH:

NAMA: Alya Hajar Raniputri


NPM: 07262111023

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS KHAIRUN
Ringkasan-ringkasan tentang arsitektur klasil:

1. Arsitektur Yunani

A. Latar Belakang

Arsitektur Yunani Kuno adalah karya arsitektur yang dihasilkan oleh orang
berbahasa Yunani (orang Helenik) yang budayanya berkembang di daratan Yunani
dan Peloponnesos, Kepulauan Aegea, serta koloni-koloninya di Anatolia dan Italia
sepanjang suatu periode dari ca. 900 SM sampai abad ke-1 M, yang mana karya-karya
arsitektural paling awal yang masih terlestarikan berasal dari sekitar tahun 600 SM.

Arsitektur Yunani Kuno terkenal karena kuil-kuilnya, banyak diantaranya yang


ditemukan di seluruh wilayah tersebut, kebanyakan berupa reruntuhan tetapi banyak
yang pada dasarnya utuh. Jenis bangunan penting kedua yang bertahan sepanjang
dunia Helenik adalah teater ruang terbuka, dengan tarikh tertua sekitar tahun 350 SM.
Bentuk-bentuk arsitektural lainnya yang dapat menjadi bukti adalah gerbang
prosesional (propylaea), alun-alun publik (agora) yang dikelilingi deretan pilar
bertingkat (stoa), gedung dewan kota (bouleuterion), monumen publik, makam
monumental (mausoleum), dan stadium.

Arsitektur Yunani Kuno dapat dibedakan dari karakteristiknya yang sangat formal,
baik struktur maupun dekorasi. Hal ini khususnya terjadi dalam kasus kuil-kuil di
mana masing-masing bangunan tampaknya dipahami sebagai suatu entitas pahatan di
dalam lanskapnya, kebanyakan dibangun di dataran tinggi sehingga keanggunan
proporsinya dan efek cahaya pada permukaannya dapat terlihat dari semua sudut.
Nikolaus Pevsner menunjuk pada "bentuk plastis dari kuil [Yunani] tersebut ada di
hadapan kita dengan suatu kehadiran secara fisik yang lebih intens, lebih hidup
daripada bangunan apapun di kemudian hari".

B. Karakteristik Arsitektur Yunani

NO. ELEMEN BANGUNAN KARAKTEISTIK GAYA


ARSITEKTUR YUNANI

1. Denah

Denah pada arstitektur yunani


berbentuk kotak dan kubus terlihat
sangat sederhana karena hanya
brbentuk kotak.
2. Tian-tiang Pilar

Di bangunan arsitektur yunani terdiri


banyak tiang yang berukuran besar

3. Ornamen-ornamen Arsitektur Yunani

Di bangunan arsitektur yunani


mempunyai ornamen yang berbeda-
beda di setiap banguan yang ada
pada tiang-tiang bangunan.

4. Tampak Bangunan

Tampak bangunan arsitektur yunani


terlihat megah dan besar.

C. Bangunan arsitektur yunan yang ada di Indonesia


2. Arsitektur Romawi

A. Latar belakang

Arsitektur Romawi Kuno mengembangkan berbagai aspek berbeda dari arsitektur


Yunani Kuno dan teknologi-teknologi baru seperti pelengkung dan kubah untuk
menciptakan suatu gaya arsitektural baru. Arsitektur Romawi berkembang di
seluruh Kekaisaran selama periode Pax Romana. Penggunaan material-material baru,
khususnya beton, merupakan suatu ciri yang sangat penting.

Arsitektur Romawi mencakup periode dari berdirinya Republik Romawi pada tahun
509 SM sampai sekitar abad ke-4 M, yang mana setelah itu menjadi diklasifikasi
ulang sebagai Abad Kuno Akhir atau arsitektur Bizantium. Sebagian besar contoh
yang masih terlestarikan berasal dari periode belakangan. Gaya arsitektural Romawi
terus mempengaruhi bangunan di bekas kekaisaran tersebut selama berabad-abad, dan
gaya yang digunakan di Eropa Barat sejak sekitar tahun 1000 disebut arsitektur
Romanesque untuk mencerminkan ketergantungannya pada bentuk-bentuk Romawi
dasar.

Bangsa Romawi Kuno memberikan kontribusi terhadap perkembangan-


perkembangan penting dalam perumahan dan sanitasi publik, misalnya jamban dan
pemandian partikelir juga publik yang mereka buat, pemanas bawah lantai dalam
bentuk hypocaustum, kaca mika (contohnya di Ostia Antica), juga air dingin dan
panas yang disalurkan melalui pipa (contohnya di Pompeii dan Ostia).

B. Karakteristik arsitektur romawi

No. Elemen bangunan Karakteristik bangunan arsitek romawi


1. Denah
Denah pada arsitektur romawi
terkesan lebih ramai dari arsitektur
yunani, bentuk bangunannya lebih
bervariasi .

2. Fasade

Desain bagian luar arsitektur romawi


terlihat sama ukurannya atau simetris
disetiap bangunannya
3. Bagian atap arsitektur romawi
Atap pada bangunan arsitektur romawi
berbentuk tempat ibadah umat
muslim yaitu masjid atau yang biasa
disebut dengan bentuk kubah,

4. Material yag digunakan


Material yang digunakan di arsitektur
yunani adalah beton dan bebatuan
yang kokoh.

C. Bangunan arsitektur romawi yang ada di Indonesia

3. Arsitektur gothic

A. Arsitektur gothic

Pada umumnya arsitektur gaya Gothik dipahami sebagai satu warisan budaya yang
telah eksis sejak hampir 500 tahun lalu. Paham Renaissance mempercayai bahwa
jatuhnya kekaisaran Romawi mengakibatkan munculnya era kemerosotan (degradasi)
kebudayaan, sebelum kemudian seni budaya bangkit kembali pada abad ke 15.
Untuk menandai pencapaian tersebut, para penulis paham Renaissance
menggambarkan bahwa seni abad pertengahan bagaikan lentera yang suram :
“Masa Kegelapan” datang ketika kaum barbar dari utara menginvasi dan
‘meruntuhkan’ budaya zaman purba dan menggantikannya dengan kebudayaan
mereka. Kaum Goth, yang sesungguhnya membuat sedikit kerusakan fisik ketika
mereka mengambil alih kekuasaan Romawi pada tahun 410 adalah suku yang
dianggap bertanggung jawab atas malapetaka ini. Karenanya terminologi Gothik
dibuat oleh paham Renaissance sebagai bagian dari definisinya sendiri.

B. Karakteristik arsitektur gothic

No. Elemen bangunan Karakteristik bangunan arsitektur


gothic
1. Ujung lancip pada eksterior
Bangunan yang tinggi, megah, dan menara
dengan ujung yang lancip pada gereja identik
dengan arsitektur Gotik. Dekorasi pada
tampilan façade dibuat dengan sangat detail.
Karakteristik ini sangat bertolak belakang
dengan gaya arsitektur Romanesque yang
datar dan bangunan yang tidak terlalu tinggi.

2. Flying butters
Arsitektur Gotik menerapkan solusi untuk
menyangga bangunan-bangunannya yang
memiliki struktur tinggi dengan sistem flying
buttress. Flying buttress tidak hanya
berfungsi sebagai penyangga struktur
bangunan tapi juga terlihat sangat dekoratif
dengan desainnya yang memberikan efek
kemegahan.

3. Lengkungan runcing (pointed arch)


Lengkungan yang runcing berfungsi
menahan beban dari desain langit-langit
bangunan yang sangat berat dan tebal.
Lengkungan ini juga menjadi dekorasi
tersendiri untuk interior bangunan.
Desain lengkungan yang runcing seperti
ini sebenarnya meminjam gaya arsitektur
Islam yang saat itu banyak digunakan di
Spanyol. Arsitektur ini juga
memungkinkan ukuran pilar penyangga
di bawahnya menjadi lebih ramping.
4. Vault Sistem vault pada atap bangunan
menjadi salah satu ciri khas dari gaya
Gotik. Vault memiliki fungsi yang sama
dengan lengkungan runcing untuk
menahan beban dari lantai diatasnya.
Desain melengkung memberikan kesan
tinggi dan kemegahan,
sedangkan vault memberikan kesan
keagungan dan keanggunan. Jajaran
pilar yang tergabung
dengan vault menjadi unsur utama dari
konstruksi bangunan.

5. Pencahayaan dan interior luas

Pencahayaan yang digunakan juga sangat


sedikit sehingga terkesan gelap dan
lusuh. Arsitektur Gotik menekankan
kepada pencahayaan, jendela-jendela
yang besar, dan interior yang luas,
mengubah istana dan gereja terlihat
lebih megah dan menyenangkan untuk
ditempati.

6. Gargoyle
Gargoyle merupakan sebuah monster
kecil yang biasanya diletakkan di
sepanjang atap atau benteng bangunan
dan istana. Gargoyle digunakan sebagai
sistem drainase air hujan yang jatuh dari
atap bangunan dan kemudian keluar dari
mulut mereka. Tujuan lain dari
penggunaan Gargoyle adalah menakut-
nakuti petani jahat pada abad
pertengahan Gargoyle biasanya
berbentuk menyeramkan, seperti iblis
atau monster dan diletakkan menghadap
ke bawah. Pada masa itu manusia
dipenuhi dengan ketakutan dan takhyul.
7. Penekanan dekorasi dan ornamen Arsitektur Gotik merupakan gaya
arsitektur pertama yang menggabungkan
unsur keindahan dan estetik pada desain
bangunan. Arsitektur tidak lagi hanya
bersifat fungsional, tapi juga mempunyai
makna dan arti tersendiri. Semakin
bertumbuhnya ambisi dari para arsitek
pada masa itu dalam pembuatan
ornamen pada katedral dan istana,
membuat terjadinya persaingan dan
kompetisi antar kelompok untuk
membuat konstruksi yang lebih megah.

8. Rose window Secara arsitektural rose


window digunakan untuk pencahayaan
dan memberikan kesan estetis pada
bangunan. Sedangkan dari segi
religi, rose window dipakai sebagai
simbol firman Tuhan yang disimbolkan
sebagai cahaya yang masuk dan
menerangi isi hati para jemaat gereja.

C. Bangunan arsitektur gothic di indonesia

Gereja katedral
4. Arsitektur renaisans

A. Latar belakang

Arsitektur Renaissance merupakan arsitektur Eropa antara awal abad ke-15 dan awal
abad ke-17, tepatnya ketika Eropa memasuki masa Renaissance.

Munculnya gaya arsitektur ini menunjukkan kebangkitan kembali budaya klasik yang
dimulai dari Florence, Italia, hingga menyebar ke seluruh benua Eropa.

Kehadiran arsitektur renaisans kemudian menggantikan gaya arsitektur gotik Abad


Pertengahan.

Dilihat dari gaya bangunannya, arsitektur renaisans terinspirasi dari gaya arsitektur
klasik yang berasal dari prinsip bangunan pada masa peradaban Yunani
dan Romawi kuno.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penamaan dari gaya arsitektur ini
mengikuti nama dari era Renaisans yang terjadi di Eropa.

‘Kata ‘Renaisans’ berasal dari bahasa Perancis yang berarti ‘terlahir kembali’, karena
pada era tersebut orang Eropa tertarik untuk kembali mempelajari peradaban
Yunani dan Romawi kuno.

Pada era tersebut, arsitektur Renaisans memiliki peran lebih dari sekadar arsitektur
bangunan, sebab arsitektur ini menjadi cahaya di tengah carut-marutnya Abad
Pertengahan.

B. Karakteristik arsitektur renainans

No. Elemen bangunan Karakteristik bangunan arsitektur


renaisans
1. Denah Denah bangunan Renaisans
memiliki tampilan persegi dan
simetris di mana proporsinya
didasarkan pada sebuah kisi.

2. Fasade Fasad dari bangunan dengan


arsitektur Renaisans dibuat secara
simetris di sekitar sumbu vertikal
bangunannya.
3. Kolom dan pilaster Arsitektur ini erat dengan
penggunaan kolom sebagai pondasi
bangunan dan pilaster sebagai
elemen dekoratifnya.

Desain kolom dan pilaster yang


digunakan merujuk kepada gaya
yang digunakan pada arsitektur
Yunani dan Romawi kuno.

4. Lengkungan Bangunan Renaisans


menggunakan arch atau
lengkungan yang digunakan sebagai
jalan penghubung antara ruangan.

5. Pintu Bagian pintu biasanya memiliki


ambang persegi yang dapat
dipasang pada lengkungan (arch)
atau berbentuk persegi dengan
tambahan pedimen di atasnya.

6. Jendela Mirip dengan pintu, jendela


bangunan Renaisan biasanya
dipasang pada lengkungan dan
bentuknya mengikuti lengkungan
tersebut atau juga menggunakan
pedimen.

7. Tembok Karakteristik dinding luar umumnya


menggunakan batu bata dengan
batu atau menggunakan bata
ashlar.Sedangkan karakteristik
dinding dalamnya diplester dengan
halus dan permukaannya dilapisi
kapur.Untuk dinding dalam yang
formal, umumnya ditambahkan
dekorasi berupa lukisan.
8. Langit-langit Bagian langit-langit dari bangunan
Renaisans umumnya dihias dengan
lukisan, seperti yang sering
digunakan pada langit-langit gereja
pada era tersebut.

9. Kubah Kubah merupakan salah satu


karakteristik ikonik dalam arsitektur
Renaisans, namun penggunaannya
sangat terbatas dan hanya
digunakan pada beberapa
bangunan saja.

Biasanya, bangunan Renaisans yang


menggunakan kubah adalah
bangunan-bangunan berukuran
besar seperti gereja.

C. Bangunan arsitektur renaisans

Museum bank indonesia


5. Arsitektur Barok

A. Latar belakang

Gaya arsitektur dan seni Baroque pertama kali muncul di Roma pada akhir abad ke
16. Baroque sendiri muncul akibat perkembangan gerakan Protestanisme. Pada saat
itu, gereja Katolik ingin membuat arsitektur gereja yang dapat menjadi media
pembawa pesan yang ingin disampaikan oleh gereja dengan cara yang lebih dramatis.
Maka dari itu, seni yang dibuat pada era ini harus berkaitan dengan tema-tema yang
religius dan penuh emosi.

Para arsitek era Baroque merancang bangunan keagamaan yang monumental dan
kaya akan detail. Arsitekturnya identik dengan desain yang berlebihan, dramatis, dan
lepas dari aturan. Bangunan Baroque menunjukkan kemegahan dan kekuasaan, agar
masyarakat pada saat itu tunduk dan patuh pada monarki dan gereja. Arsitekturnya
yang rumit juga dimaksudkan untuk membayar upeti kepada lembaga dan keyakinan
iman Katolik.

Bangunan yang dibangun pada era Baroque memiliki penekanan atau aksen yang
kuat pada bagian pilar yang berbentuk memutar, kubah, pencahayaan dramatis yang
langsung menyorot karya-karya seni di dalam gereja agar terlihat teatrikal, lukisan
dinding atau fresco pada langit-langit bangunan, serta efek tiga dimensi dari
banyaknya pahatan yang rumit di permukaan bangunannya. Karakteristik yang paling
terlihat dari arsitektur ini adalah bentuk dinding-dinding yang cekung dan cembung
yang mampu menciptakan motion atau pergerakan pada bangunan.

Era Baroque terbagi menjadi tiga bagian, yaitu early Baroque, high Baroque,
dan late Baroque. Baroque mulai berkembang di Roma, Italia sejak early Baroque
hingga high Baroque, dan berakhir di Prancis mulai dari late Baroque hingga akhirnya
digantikan dengan kemunculan gaya Rococo.

B. Karakteristik Arsitektur Barok

NO. Elemen Bangunan Karakteristik bangunan arsitektur


barok

1. Pilar

Bangunan arsitektur barok memiliki


pilar-pilar yang menjulang tinggi dan
banyak di bangunannya.
No. Elemen bangunan Karakteristik bangunan arsitektur barok

2. Kubah

Di arsitektur barok ada kubah di


bangunannya.

3. Cahaya yang kontras

Cahaya di bangunan arsitektur barok


memiliki kontras yang sangat terlihat

4. Lukisan di langit-langit bangunan

Arsitektur barok memiliki ciri khas yang


unik yaitu memiliki lukisan di langit-langit
bangunan yang menggambarkan bahwa
bangunan tersebut adalah arsitektur
barok.

5. Pahatan Bangunan arsitektur barok memiliki


karakteristik lain juga yaitu memiliki
pahatan di bangunannya.
C. Bangunan Arsitektur barok di Indonesia

Lawang Sewu

6. Arsitektur Rococo

A. Latar belakang

Gaya arsitektur rococo merupakan perkembangan lanjut dari arsitektur Barok, di


mana bentuk-bentuk yang digunakan masih belum berubah. Gaya Rococo pertama
kalinya muncul pada abad ke-18 di Paris. Kemudian, menyebar ke seluruh Perancis
dan Eropa sebelum akhirnya digantikan oleh gaya Neo Klasik.

Di daratan Eropa, rococo merupakan penggambaran suatu bentuk gaya artistik yang
bersifat fancy atau mewah. Nama Rococo berarti batu dan kerang dalam bahasa
Prancis dan kombinasi kata rocaille dan coquillage. Batu dan kerang memang kerap
digunakan sebagai motif dekorasi dari gaya satu ini.

Desain arsitektur rococo ini secara estetika juga mempengaruhi musik, seni, furnitur,
dan bahkan peralatan makan di Eropa.

Puncak gaya Rococo terjadi pada pertengahan tahun 1700-an, ketika Jean-Honoré
Fragonard ( The Swing, 1767) dan Francois Boucher (Potret Madame de Pompadour,
1759), dua pelukis Rokoko paling terkenal dalam sejarah seni, menciptakan banyak
karya ikonik.

Banyak orang menganggap bahwa rococo sudah ketinggalan zaman di Prancis.


Meskipun demikian, ciri khas arsitektur rococo seperti kurva bergulir, palet warna-
warni, dan asimetri lembut arsitektur rococo tersebar luas di seluruh Eropa dan
sekitarnya dan masih banyak digunakan hingga saat ini.
B. Karakteristik Arsitektur Rococo

No. Elemen bangunan Karakteristik bangunan arsitektur rococo

1. Kurva

Rococo memiliki gaya berenda yang


penuh dengan lekukan berkelok-kelok,
spiral, dan bergelombang. Kurva ini
merupakan ‘pemberontakan’ dari garis
lurus klasikisme yang terkenal di Prancis.

2. Gaya yang tidak biasa Pada penerapannya, gaya rococo


cenderung penuh kejutan tetapi
menyenangkan. Bukan hal yang aneh jika
Pins menemukan sebuah tangga besar
yang menjadi pusat dari sebuah ruangan.
Kemudian di dalamnya terdapat lukisan
indah di langit-langitnya.

3. Material semen Semen adalah bahan umum yang


digunakan dalam gaya Rococo. Plesteran
dapat dibentuk menjadi bentuk dan
desain untuk memukau penonton.

4. Warna-warna pastel Kecerahan warna pastel adalah elemen


kunci lain dari desain Rococo. Palet ini
akan terdiri dari beberapa warna seperti
krem, abu-abu mutiara, kuning muda,
lilac, dan biru pucat.

5. Hiasan asimetris

Arsitektur rococo akan menampilkan


hiasan asimetris pada segala hal, seperti
di bagian furnitur dan cermin.

Anda mungkin juga menyukai