Anda di halaman 1dari 2

Nama: M indra Ahmad

Npm: 07262111057

1. Arsitektur tradisional Indonesia merangkum keragaman bentuk dan teknologi yang


mencerminkan ciri daerah dan kayanya warisan sejarah. Namun, di balik keragaman
tersebut, terdapat ciri umum yang menandai arsitektur tradisional Indonesia.

Rumah panggung dapat ditemui di hampir setiap daerah di Indonesia. Khusus di Jawa
dan Bali, pengaruh India pada zaman Hindu-Buddha mengubah bentuk rumah dengan
fondasi tiang menjadi rumah yang dibangun di atas lempeng batu yang ditinggikan.
Namun, sebuah relief di candi Borubudur menjadi bukti adanya bangunan rumah
panggung di pulau Jawa masa silam.

2. Neraca. Rumah tradisional (sekarang sering disebut dengan vernakular) adalah


bangunan rumah yang memiliki bentuk, ruang, fungsi, struktur, ragam hias, dan cara
pembuatan yang diwariskan secara turun-temurun sesuai dengan tradisi dan digunakan
sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Maka, rumah (tradisional) Jawa mempunyai
bentuk tertentu yang diwariskan secara turun temurun sesuai dengan tradisi budaya
Jawa.

Secara umum ada tiga macam bentuk atap rumah tradisional Jawa, yaitu tipe kampung,
limasan, dan joglo. Sebetulnya ada juga bentuk-bentuk atap lain, yaitu atap tajug/masjid
dan panggang-pe, yang biasa digunakan untuk bangunan-bangunan bukan rumah tinggal.

3. Rumah tradisional Jawa, atau biasa disebut sebagai omah adat Jawa, mengacu pada
rumah-rumah tradisional di pulau Jawa, Indonesia. Arsitektur rumah Jawa ditandai
dengan adanya aturan hierarki yang dominan seperti yang tercermin pada bentuk atap
rumah. Rumah tradisional Jawa memiliki tata letak yang sangat mirip antara satu
dengan lainnya, tetapi bentuk atap ditentukan pada status sosial dan ekonomi dari
pemilik rumah.

4. Arsitektur Tradisional Bali dapat diartikan sebagai tata ruang dari wadah kehidupan
masyarakat Bali yang telah berkembang secara turun-temurun dengan segala aturan-
aturan yang diwarisi dari zaman dahulu, sampai pada perkembangan satu wujud dengan
ciri-ciri fisik yang terungkap pada lontar Asta Kosala-Kosali, Asta Patali dan lainnya,
sampai pada penyesuaian-penyesuaian oleh para undagi yang masih selaras dengan
petunjuk-petunjuk dimaksud.

5. Rumah merupakan salah satu dari tiga kebutuhan utama dalam kehidupan. Demikan
bagi masyarakat Jawa, rumah adalah tempat tinggal dengan salah satu tujuan hidup
idealnya (Ronald 1990, 185). Rumah sendiri memiliki arti penting dalam kehidupan
masyarakat Jawa. Arti penting ini dapat ditelusuri dari filosofi orang Jawa sendiri yaitu,
sandhang, pangan, dan papan. Ketiga unsur tersebut diartikan sebagai pakaian,
makanan, dan tempat tinggal. Sebagai kebutuhan utama ketiga setelah pakaian dan
makanan, tempat tinggal menentukan nyaman atau tidaknya sebuah keluarga (Wibowo
1998, 25).

6. Rumah adat dari Bali memiliki bagiannya tersendiri yang membuatnya semakin unik dan
berbeda dari rumah adat kebanyakan. Mulai dari penampakan luar hingga bagian
belakang rumah. Bagian-bagian rumah Bali terletak secara terpisah-pisah. Masing-
masing bagian rumah Bali memiliki fungsi dan makna filosofisnya tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai