Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tempat Bersejarah

Kata bersejarah merupakan kata yang berasal dari kata Sejarah yang di

mana sejarah dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang terjadi pada peristiwa masa

lampau merupakan salah satu unsur yang dapat menjamin kelangsungan budaya

dari masyaraktat itu sendiri. (Suwanto,Dkk. 1997). Jadi yang di maksud dengan

tempat bersejarah adalah tempat yang di dirikan pada masa lampau.

Di Provinsi Gorontalo, menurut data yang di peroleh dari dinas Pariwisata

Provinsi Gorontalo tentang tempat bersejarah yang terdapat di Provinsi Gorontalo

yakni:

1. Telapak Kaki Lahilote

2. Patung Nani Wartabone

3. Makam Kramat Ta Ilayabe

4. Makam Kramat Pulubunga

5. Goa Baya Lo Milate

6. Makam Kramat Jupanggola

7. Makam Kramat Haji Buulu

8. Makam Kramat Ta Jailoyibuo

9. Mesjid Hunto

10. Pendaratan Pertama Kali Bapak Soekarno

11. Benteng Orange

4
5

12. Pulau Lampu

13. Rumah adat dulohupa

14. Rumah adat Bandayo Pomboide

15. Rumah adat Gobel

16. Rumah seorang perempuan yang di sayangi dan di segani (Bele Li Mbui)

17. Makam Kramat Hubulo

18. Benteng Orange

19. Makam Seseorang Berdada tujuh jengkal

20. Makam Nani Wartabone

21. Jembatan Merah

22. Kantor Pos

Informasi tentang tempat bersejarah ini juga diperkuat dengan wawancara

yang di lakukan terhadap tokoh – tokoh masyarakat, yang mengetahui tentang

tempat bersejarah di Provinsi Gorontalo.

2.2 Sistem Informasi Geografis

Untuk lebih memperkenalkan tempat bersejarah di Gorontalo secara luas,

di perlukan sistem informasi sebagai suatu sarana untuk mencari letak dan

mengenal tempat bersejarah di Gorontalo. Di dalam penelitian ini sistem

informasi yang akan di bangun adalah Sistem Informasi Geografis (SIG), agar

penyajian informasi tentang tempat bersejarah akan di sajikan dalam bentuk peta

yang akan di rancang di sebuah WEB

5
6

Sistem informasi geografis merupakan system informasi yang dirancang

untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat

geografis (Foote dalam Prahasta 2009), sedangkan menurut (Demer dalam

Prahasta 2009) SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisis informasi-

informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi.

Fungsi SIG adalah meningkatkan kemampuan menganalisis informasi

spasial secara terpadu untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. SIG dapat

memberikan informasi kepada pengambil keputusan untuk analisis dan penerapan

database keruangan (Prahasta. 2002, dalam Dukalang, 2013). Aplikasi SIG dapat

digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi

geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat

disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan.

2.2.1 Komponen Sistem Informasi Geografis

(Prahasta, 2009) Sistem Informasi Geografis (SIG) terdiri dari beberapa

komponen dengan berbagai karakteristiknya yaitu :

1. Perangkat Keras yang sering digunakan untuk aplikasi SIG adalah komputer

(PC), mouse, monitor (Plus VGA-card grafik) yang beresolusi tinggi,

digitizer, printer, receiver GPS. Fungsionalitas SIG tidak terikat ketat pada

karakteristik-karakteristik fisik perangkat kerasnya sehingga keterbatasan

memori pada suatu PC-pun dapat di atasi.

6
7

2. Perangkat Lunak. Dari sudut pandang yang lain, SIG bisa juga merupakan

sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular di mana sistem basis

datanya memegang peranan kunci.

3. Data dan Informasi Goegrafi SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data

atau informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung (dengan cara meng-

import-nya dari format-format perangkat lunak SIG yang lain) maupun secara

langsung dengan cara melakukan dijitasi data spasialnya di atas tampilan layar

monitor, atau manual dengan menggunakan peta analog dan kemudian

memasukkan data atributnya dari tabel-tabel atau laporan dengan

menggunakan keyboard.

4. Manajemen . Suatu proyek SIG akan berhasil jika di kelola dengan baik dan di

kerjakan oleh orang-orang yang memiliki keakhlian (kesesuaian dengan job-

description yang bersangkutan) yang tepat pada semua tingkatan.

2.2.2 Overview Aplikasi SIG Berbasis Layanan WEB

Sistem Informasi Goegrafis (SIG),hingga saat ini merupakan sistem yang

sangat menarik. Sistem yang selalu di buat untuk interaktif ini dapat

mengintegrasikan data spasial seperti peta vektor dan citra dijital, atribut seperti

tabel sistem basis data dan properties penting dalam bentuk lainnya. Seiring

dengan kemajuan teknologi pendukung SIG dan aplikasi basis data spasial,

teknologi-teknologi internet, telekomunikasi dan informasipun berkembang pesat.

Oleh sebab itu, meskipun dengan motif-motif yang beragam, sistem SIG-pun

mengalami ekspansi yang jauh hingga dapat dipublikasikan dan bisa dinikmati

7
8

melalui jaringan internet. Dengan demikian, pada saat ini, manfaat apkikasi SIG

tidak hanya dapat dibuktikan oleh orang-orang yang berkumpul di sekitar sistem

komputer di mana aplikasi yang bersangkutan diaktifkan, tetapi juga bisa dilihat

oleh komunitas yang berada di belahan bumi lainnya (Prahasta, 2009).

2.2.3 Alasan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Ke Dalam

Internet

Berikut ini adalah uraian singkat yang menjelaskan sebagian pengaruh,

alasan atau sebab baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung, yang

bersifan minor maupun major, yang cederung bersifat teknis maupun non-teknis,

termasuk isu dan standar terkait yang berkembang sedemikian rupa hingga

menyebabkan banyak pihak termotifasi untuk merancang dan kemudian

mengembangkan aplikasi SIG tersebut hingga saat ini.(Prahasta, 2009)

1. Kebutuhan pengambang. Pada saat ini banyak pihak yang memerlukan

publikasi atas produknya-produknya baik barang atau jasa yang bersifat

komersial maupun non-komersial). Apalagi yang menyangkut produk

informasi spasial, banyak produsen yang memerlukan sarana & pelayanan

distribusi, publikasi global dan komunikasi yang relatif, efisien, dan murah.

Secara alamiah, mereka akan memilih internet dalam hal ini webbased GIS

sebagai pilihan pertama dalam merambah dunia di era globalisasi ini. Dengan

demikian, produsen dapat menghadirkan produk barang dan jasa terutama

yang bersifat GIS-related-nya kehadapan calon konsumenya tanpa harus

berpindah posisi secara fisik.

8
9

2. Kebutuhan pengguna (clients). Sebaliknya, pihak pencari (clients) barang

dan jasa khususnya yang terkait aspek spasial demikian. Sebelum beranjak

posisi fisiknya secara signifikan, ia dapat terlebih dahulu menggunakan

koneksi internet (browser dan web-based GIS) untuk mencari apa yang

diperlukannya. Dengan dukungan web-based GIS ia bisa mendapatkan

informasi terbaru mengenai hasil-hasil penelitian dan pengembangan terkait

spasial secara interaktif dan juga terkadang tersedia fasilitas download :

utility/AMFM, sensus, statistik, bencana alam, perencanaan, analisis,

lingkungan, permodelan (3 dimensi), pengembangan data dan perangkat lunak

terkait dan lain sebagainya. Dengan demikian, calon konsumen (client) dapat

memperoleh (informasi) produk GIS-related-nya tanpa harus mendatangi

lokasi produsen secara fisik.

3. Pintu dayatarik. Selama ini, sangat familiar dengan bidang-bidang

geodasi/geomatika, militer, utilitas, perencanaan, kemudian, kemudian

bisnis-bisnis terkait spasial, dan lain sejenisnya. Oleh karena itu, aplikasil SIG

yang berbasis internet khususnya web merupakan ‘pintu’ dayatarik dan entry-

point bagi terbinanya kebiasaan berkomunikasi di antara bidang-bidang ini.

Singkatnya, dengan hadirnya aplikasi SIG berbasis internet, SIG menjadi

semakin menarik dan komonitasnya makin luas dari waktu-ke-waktu web-

based GIS berada di persimpangan dimana berbagai human interest bermuara.

4. Eksistensi & Aktualisasi. Di era globalisasi ini, penggunaan aplikasi web-

based-GIS selain digunakan dengan tujuan atau orientasi objektif yang cukup

jelas, terkadang, digunakan sebagai alat untuk menyatakan sebuah eksistensi

9
10

atau merepresentasikan aktualisasi suatu pihak (baik sebagai pribadi maupun

sebagai organisasi).

5. Menghasilkan uang. Pada era teknologi informasi ini,tidak sedikit orang

yang telah berhasil mencari uang dengan memanfaatkan layanan-layanan

internet. Apalagi pada saat ini sudah tersedia beberapa host gratis dan

perangkat lunak content management system(CMS) yang bersifat open-source

hingga memungkinkan para penggunanya untuk membuat sendiri website atau

bahkan portal (dimana didalamnya bisa disisipkan artikel, forum diskusi, dan

aplikasi terkait peta/data spasial yang sangat menarik) yang berkualitas,

mudah, tanpa pemrograman, dan dengan biaya minim. Website seperti ini

sangat berpeluang untuk mengundang iklan atau layanan komersial lainnya.

Makin banyak pihak yang mengakses (hit-count), makin besar potensi

pendapatannya.

6. Konsep client-server. Aplikasi SIG juga ikut mengalami ‘evolusi’ dengan

hadirnya konsep pengembangan aplikasi perangkat lunak dengan arsitektur

client-server, standlone GIS, remote-harddisk (file server), database server

(DBMS), kemudian web-server (map/GIS server). Adalah hampir tidak

mungkin jika aplikasi SIG berbasis web dikembangkan tanpa terlebih dahulu

diperkenalkannya konsep-konsep ini.

7. Teknologi perangkat keras. Aplikasi SIG berbasis web sudah tentu juga

dipicu oleh kemajuan di bidang teknologi perangkat keras. Terutama

pendukung untuk sistem komputer di server atau client-nya: kecepatan proses

processor (mulai dari..XT, AT-286,AT-386,AT-486, Pentium 1,2,3,4, dan

10
11

seterusnya); kepasitas memorti (mulai dari 640 KB, 16 MB, 32 MB, 64MB,

128MB, 1GB, dan seterusnya); kapasitas dan kecepatan akses ke harddisk

(mulai dari 20 MB, 40MB, 40GB, 80GB, dan seterusnya); bentuk, ukuran, dan

resolusi (kartu grafis mulai dari monocrome, CGA, EGA, VGA, SVGA, dan

seterusnya) Layar monitor, lan atau network card, dan lain sebagainya. Tanpa

dukungan semua ini, nampaknya, tidak mungkin aplikasi SIG berbasis internet

dapat berkembang seperti pada saat ini.

8. Teknologi Perangkat Lunak. Aplikasi SIG berbasis internet sudah pasti juga

didukung oleh kemajuan di bidang teknologi perangkat lunak baik di sisi

server main di client-nya. Teknologi perangkat lunak ini antara lain

mencakup: sistem operasi (mulai dari Unix, Mac, Linux, Ms. Dos 1, 2, 6.0

Ms. Windows 1, 2, 3.1, 95, 98, NT, 2000, XP, Vista dan lain yang lebih baru

lagi); bahasa pemrograman komputer berikut compiler-nya (mulai dari

Asambler, Basic, Forten, C, Pascal, Ms. VB, Ms. Visual C++, C#, Borland

Delphi, Java, dan sebagainya), aplikasi perkantoran (mulai dari wordstar,

lotus-123, chiwriter, multiplan, dbase, Ms. Project, Visio, power point, hingga

Ms. Office yang terdiri dari beberapa aplikasi dan tools pendukungnya);

drawing CAD/CAM (mulai dari AutoCad versi DOS hingga AutoCad Map

versi Ms. Windows, Catia, dan lain sebagainya); Dekstop GIS (Mulai dari

ArcInfo, MapInfo, Idrisi, ArcGis, MapWindow, dan lain sebagainya); dan

image processing (photoshop, Corel-Draw, erdas, ERMapper, PCI, dan lain

sebagainya). Tanpa dipicu dan kemudian didukung oleh teknologi perangkat

11
12

lunak semua ini, nampaknya aplikasi SIG berbasis internet akan mustahil

terwujud.

9. Sistem Manajemen Basis Data. Aplkasi SIG (khususnya yang berbasi web)

tidak dapat di pisahkan dengan sistem manajemen basisdata yang sudah

melekat secara inherent di dalamnya. Oleh kerana itu, proggres pada bidang

ini juga merupakan suatu kemajuan pada aplikasi SIG yang berbasis web itu

sendiri. Dengan demikian dapat di pastikan bahwa teknologi aplikasi SIG

berbasis web didukung oleh konsep dan teknologi di bidang sistem

manajemen basis data (mulai dari dbase, access, SQL Server, Oracle, DB2,

Informix, FiredBird, MySQL, PostGreSQL, dan lain sebagainya).

10. Pengembangan Tipe Data Spasial. Aplikasi SIG berbasis internet tidak

memiliki tipe data spasial khusus yang baru atau tersendiri, melainkan

menggunakan yang sudah ada (yang terbaca oleh desktop-based atau

workstation: vektor [mulai dari coverage Arcinfo, shapefile ArcView, Table

dan MIF MapInfo, DXF/DWG-nya AutoCad, GeoDatabase-nya, Arc Gis, dan

lain sebagainya] atau raster [TIF, JPG, PNG, BMP, LAN/GIS, ALG, IMG,

BIP/BIL/BSQ.] Beberapa perangkat lunak SIG bahkan menggunakan

(mengadopsi) tipe vektor format produk perangkat lunak dekstop GIS tertentu

sebagai default masukan data spasilanya. Demikian pula dengan output-nya,

beberapa perangkat lunak webbased GIS menggunakan format file image

tertentu sebagai bentuk keluaran default. Setiap format ini memiliki,

spesifikasi dan keistimewaan tersendiri. Dengan demikian, segala progress

pada pengembangan tipe data spasial juga akan memberikan impact pada

12
13

aplikasi SIG berbasi internet karena format-formatnya yang perlu

diakomadasi, apalagi juka format tersebut di jadikan sebagai sebuah standard

yang berlaku di suatu komunitas.

11. Globalisasi. Di era globalisasi ini, dengan sarana transportasi dan media

komunikasi yang ada, terjadi peningkatan yang pesat pada mobilitas atau

perpindahan barang, jasa, tenaga kerja,n teknologi, dan modal dari dan ke

negara-negara di belahan dunia ini. Walaupun bukan suatu pengembangan

baru, tetapi langkah-langkahnya telah memacu gerak jantungnya seiring

dengan penemuan teknologi-teknologi baru, khususnya di bidang

telekomunikasi dan informasi. Hal ini juga sejalan dengan perkembangan

internet. Meskipun antara globalisasi dan internet tidak terdapat hubungan

yang pasti, tetapi yang jelas, keduanya saling mendukung. Internet yang hadir

yang hadir seteleh globalisasi bisa merupakan salah satu bentuk pendukung

globalisasi. Akibatnya dengan globalisasi (plus layanan internet), kebanyakan

perkembangan yang terjadi di suatu tempat juga di ketahui oleh orang lain

yang bermukim di belahan dunia lainnya. Hal ini tentu saja memicu

pihak-pihak pengembang aplikasi untuk mengevolusikan aplikasi SIG-nya

sedemikian rupa hingga bersifat “global” pada saat yang berasamaan (online)

12. Teknologi Telekomunikasi & Internet. Kemajuan teknologi telekomunikasi,

makin rapatnya distribusi alat pendukung jaringan terkait (BTS/RBS,

repeater, kabel, modem, hand-phone plus kabel datanya, dan media lainnya,

mkin banyak jumlah ISP yang beroprasi di Indonesia dengan bandwith yang

cenderung makin besar, makin murahnya biaya telepon/akses internet, dan

13
14

tersedianya broadband access sangat mendukung pertumbuhan minat

pemanfaatan internet di dunia. Demkian pula dengan dukungan teknologi

internet yang pada umumnya merujuk pada aristektur, protokol, dan services

terkait. Semuanya berkembang dengan cepat, terutama yang berkaitan dengan

aplikasinya baik di sisi server maupun di sisi client (HTML, Web, XML,

ActiveX, aplikasi content management system [CMS]. Tanpa dukungan semua

ini internet akan lumpuh, apalagi SIG berbasis web yang melibatkan data

spasial berukuran relatif besar hingga memerlukan proses

rendering images-nya. Sebaliknya dengan aplikasi SIG ini, keterlibatan publik

secara interaktif makin lebih baik.

13. Masa depan SIG. Dengan berkembang pesatnya teknologi-teknologi terkait,

para pengguna aplikasi SIG terobsesi dengan suatu harapan masa depan SIG

yang cemerlang. Harapan masa depan SIG tersebut setidaknya dapat di bagi

ke dalam beberapa komponen :

1. Perangkat keras

2. Perangkat lunak

3. Karakter apliksai yang di butuhkan.

Perangkat keras yang diperlukan adalah yang dapat mendukung

geo-processing yang cepat. Jika perlu dengan pemrosesan paralel,

terdistribusi, berikut memori (RAM dan disk) yang besar dan dapat

ditingkatkan. Semantara di bidang perangkat lunak pengembangan aplikasi

cenderung menggunakan DBMS relasional (yang berarsitektur ‘terbuka’), dan

keterlibatan bahasa generasi ke-empat. Semantara itu, beberapa karakter

14
15

aplikasi yang diperlukan adalah keterlibatan multi-media, mendukung

pemodelan yang luas, dan dapat mendukung aplikasi real-tim. Sebagian dari

ini sejalan dengan pengembangan aplikasi SIG berbasis internet.

14. OpenSource. Munculnya terminologi opensource di dunia perangkat lunak.

Dengan menggunakan produk jenis ini, pengguna dapat secara bebas

memperoleh source-code secara legal dan gratis (via jaringan internet) untuk

mengembankannya lebih lanjut dan kemudian mendistribusikannya tanpa

mengabaikan hak cipta sourc-code yang bersangkutan. Banyak software yang

dikembangkan bersama setelah inroduksi open-source. Termasuk salah satu

aplikasi SIG berbasis layanan web yang andal dan banyak penggunaanya;

MapServer. Oleh karena itu, introduksi perangkat lunak open-source juga

memacu perkembangan web-based GIS.

15. Infrastruktur Data Spasial (Nasional). Dengan isu dan standard yang

berkaitan dengan masalah ini yang merujuk pada teknologi, kebijakan,

standard, dan sumber daya manusia yang diperlukan unutk menghasilkan,

menyimpan, memperoses, mendistribusikan, dan meningkatkan utilitas data

geospasial banyak pihak yang kemudian mengembangkan aplikasi SIG

berbasis internet.

16. OGC & OpenGIS. OGC merupakan organisasi (internasional) non-profit

yang mempelopori pengembangan standard-standard yang berlaku untuk

geospasial dan location-based services (LBS). Dengan program-programnya,

OGC bekerja sama dengan pemerintah, perusahaan swasta dan para akademis

untuk mengembangkan antarmuka pemrograman aplikasi perangkat lunak

15
16

(yang bersifat terbuka dan dapat diperluas) untuk SIG dan teknologi lain yang

tengah menjadi mainstream. OpenGIS adalah produk OGC yang

mendefinisikan standard (requirements dasar): lingkungan apliksasi

inter-operable (lingkungan pengguna yang dapat dikonfigurasikan sedemikian

rupa hingga aplikasi dan data terkait dapat di gunakan untuk memecahkan

masalah keheterogenan format data spasial), share-data space (model data

generik yang dapat mendukung berbagai aplikasi analisis dan kartografis), dan

heterogenous resource browser (metode untuk mengekslore dan mengakses

informasi yang tersedia di jaringan). Inter-operability yang didirikan oleh

standard-standard OpenGIS akan memungkinkan para pengguna web (aplikasi

internet) untuk mengombinasikan data-data yang berasal dari banyak lokasi

(web milik institusi, atau institusi itu sendiri) dengan cara mengeliminasi

masalah-masalah yang bermula dari perbedaan platform.

2.2.4 Kemampuan SIG

Tak lengkap rasanya apabila membicarakan SIG tanpa mengetahui

Kemampuan SIG. Berikut adalah contoh kemampuan-kemampuan SIG (Prahasta,

2009):

a) Memasukkan dan mengumpulkan data unsur-unsur geografis (spasial dan

atribut).

b) Mengintegrasikan data unsur-unsur geografis (spasial dan atribut).

c) Memeriksa, meng-update (meng-edit) data unsur-unsur geografis (spasial dan

atribut).

16
17

d) Menyimpan dan memanggil kembali (retrieve) data unsur-unsur geografis

(spasial dan atribut).

e) Merepresentasikan atau menampilkan data unsur-unsur goegrafis (spasial dan

atribut).

2.3 Haversine Formula

Haversine formula adalah persamaan yang penting pada navigasi,

memberikan jarak lingkaran besar antara dua titik pada permukaan bola (Bumi)

berdasarkan bujur dan lintang. Penggunaan rumus ini mengasumsikan pengabaian

efek ellipsoidal, cukup akurat untuk sebagian besar perhitungan, juga pengabaian

ketinggian bukit dan kedalaman lembah di permukaan bumi. Sudut pada rumus

menggunakan satuan radian untuk menggunakan fungsi trigonometri.

Berikut rumus Haversine Formula

Δlat = lat2− lat1 Δlong = long2− long1 a = sin²(Δlat/2) +

cos(lat1).cos(lat2).sin²(Δlong/2) c = 2.atan2(√a, √(1−a)) d = R.c

Keterangan :

R = jari-jari bumi sebesar 6371(km)

Δlat = besaran perubahan latitude

Δlong = besaran perubahan longitude

c = kalkulasi perpotongan sumbu

d = jarak (km)

(Gintoro,dkk. 2010)

17
18

2.4 Spherical Law of Cosines

Metode haversine formula di atas diciptakan ketika tingkat presisi hasil

penghitungan masih sangat terbatas. Namun sekarang, penghitungan komputer

dapat memberikan tingkat presisi yang sangat akurat sehingga dengan

menggunakan rumus spherical law of cosine sederhana, kita dapat menentukan

posisi dengan cukup akurat (Veness dalam Dukalang. 2013)

d = acos(sin(lat1).sin(lat2)+cos(lat1).cos(lat2).cos(long2−long1)).R

Keterangan :

R = jari-jari bumi sebesar 6371(km)

d = jarak (km)

Penerapan rumus Sepherical Law of Cosines pada penelitian ini digunakan

untuk menghitung jarak dari Satu tempat bersejarah ke tempat sejarah lain untuk

menentukan tempat terdekat yang akan di kunjungi.

2.5 Penelitian Terkait

Pada penelitian ini di cantumkan beberapa penelitian yang di jadikan

literatur untuk penelitian yang di lakukan sekarang. Dari setiap penelitian

sebelumnya terdapat berbagai perbedaan.

Pada tahun 2010, penelitian yang dilakukan Chandra, merancang sebuah

Sistem Informasi Geografis Bangunan Bersejarah yang dimana Sistem tersebut

dijadikan sebagai Sarana publikasi kepada masyarakat luas mengenai sejarah

bangunan tua dan bersejarah di bandung sehingga dapat mempercepat dan

mempermudah proses pencarian informasi bagi para pencari informasi sejarah

18
19

dalam mencari mencari letak lokasi bangunan. Dalam penelitiannya, aplikasi di

buat hanya menampilkan rute namun tidak menampilkan jarak antara objek yang

satu ke objek yang lainnya selain itu penyampaian informasi tentang bangunan

bersejarah yang dilakukan masih menggunakan text.

Dukalang (2013) membangun sebuah Sistem Informasi Geografis Bus

yang dapat memberikan informasi mengenai setiap rute dari bus tersebut. Sistem

ini merupakan sistem informasi yang menampilkan informasi rute dan jarak dalam

bentuk peta dan serta penyampaian intormasi yang berbentuk text.

Untuk penelitian lain yang telah di lakukan oleh Suparwoko. Dkk, (2010)

yaitu tentang Sistem Informasi Konservasi tentang bangunan bersejarah yang

berbasis Stakeholders yang dimana sistem ini hanya menyediakan informasi

tentang pengelolaan bangunan.

Dari beberapa penelitian yang di paparkan di atas, peneliti melakukan

pengembangan terhadap penelitan-penelitan tersebut, di mana penelitian yang

dilakukan sekarang ini dapat menampilkan rute dan jarak dari objek yang satu ke

objek yang lainnya, dan untuk informasinya menggunakan video yang berfungsi

sebagai pemandu virtual.

19

Anda mungkin juga menyukai