Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan teknologi tersebut mulai marambat ke dalam industri pemetaan diantaranya

perkembangan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk membuat, mengolah dan
menyajikan data agar menghasilkan informasi pemetaan yang berkualitas, akurat dan relevan
sehingga dapat digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis dan pemerintahan sebagai informasi yang
strategis untuk pengambilan keputusan.

ketersediaan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) tersebut diharapkan dapat


meningkatkan kinerja agar lebih efektif dan efisien serta mudah dalam penerapan informasi
pemetaan yang ingin disampaikan. Namun apabila dikaitkan dengan konsep-konsep yang
mendasarinya sampai dengan terbentuk suatu sistem informasi pemetaan yang dikenal luas, rasanya
belum banyak yang menyediakan dan memahaminya sehingga hal tersebut dapat membingungkan
para pengguna-pengguna Sistem Informasi Geografis (SIG), baik dikalangan mahasiswa atau-pun
masyarakat luas, terutama di Indonesia.(Kurniawan, Purnawan and Apriyanti, 2016)

Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG merupakan suatu sistem berbasis komputer
yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengatur, mentransformasi, memanipulasi, dan
menganalisis data-data geografis. Data geografis yang dimaksud disini adalah data spasial yang ciri-
cirinya adalah:

1. Memiliki geometric properties seperti koordinat dan lokasi.

2. Terkait dengan aspek ruang seperti persil, kota, kawasan pembangunan.

3. Berhubungan dengan semua fenomena yang terdapat di bumi, misalnya data, kejadian, gejala
atau objek.

4. Dipakai untuk maksud-maksud tertentu, misalnya analisis, pemantauan ataupun pengelolaan.


Beberapa kelebihan penggunaan peta digital dibandingkan dengan peta analog (yang disimpan
dalam bentuk kertas atau media cetakan lain), antara lain dalam hal:

1. Peta digital kualitasnya tetap. Tidak seperti kertas yang dapat terlipat, memuai atau sobek ketika
disimpan, peta digital dapat dikembalikan ke bentuk asalnya kapanpun tanpa ada penurunan
kualitas.

2. Peta digital mudah disimpan dan dipindahkan dari satu media penyimpanan yang satu ke media
penyimpanan yang lain. Peta analog yang disimpan dalam bentuk gulungangulungan kertas
misalnya, memerlukan ruangan yang lebih besar dibanding dengan jika peta tersebut disimpan
sebagai peta digital dalam sebuah hard disk, CD-ROM atau DVD-ROM.

3. Peta digital lebih mudah diperbarui. Penyuntingan untuk keperluan pemutakhiran data atau
perubahan sistem koordinat misalnya, dapat lebih mudah dilakukan menggunakan perangkat lunak
tertentu.(Susilawati and Sunarhadi, 2017)
DAPUS

Kurniawan, J., Purnawan, B. and Apriyanti, D. (2016) ‘Perbandingan Fungsi Software Arcgis 10.1
Dengan Software Quantum GIS 2.14.5 untuk Ketersediaan Data Berbasis Spasial’, Jurnal Program
Studi Teknik Geodesi, 1(1), pp. 1–11.

Susilawati, S. A. and Sunarhadi, M. A. (2017) ‘Implementasi Model Peta (Pembelajaran Kompetensi


Spasial) Dalam Mata Pelajaran Geografi Bagi Guru Sma Di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah’,
Warta LPM, 20(2), pp. 128–137. doi: 10.23917/warta.v20i2.4530.

Anda mungkin juga menyukai