Anda di halaman 1dari 2

JURNAL 1

ANALISIS AKURASI PEMETAAN MENGGUNAKAN DIRECT GEOREFERENCING

Direct georeferencing adalah teknik untuk menentukan parameter exterior orientation (EO) di
kamera secara real-time menggunakan integrasi sensor GPS/IMU (Tanathong & Lee, 2014). Akurasi dari
direct georeferencing dipengaruhi oleh beberapa faktor. Direct georeferencing berdasarkan space
intersection dipengaruhi oleh skala foto dan akurasi EO, sedangkan akurasi direct georeferencing
berdasarkan persamaan kesegarisan (collinearity equations) hanya dipengaruhi oleh skala proyeksi, dan
keduanya sama-sama tidak dipengaruhi oleh terrain (Yuan & Zhang, 2008)(Susetyo and Gularso, 2018).

JURNAL 2

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR GEOREFERENCING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN


PENENTUAN REFERENSI SPASIAL DATA RASTER

Kurangnya materi georeferencing menyebabkan permasalahan pada mahasiswa. Permasalahan


yang timbul adalah sulitnya mendapatkan data raster yang mempunyai referensi spasial dari berbagai
sumber data. Dengan materi georeferencing, mahasiswa mudah mendapatkan data raster, sehingga
untuk proses pemetaan mudah dilakukan. (Groot, 2018)

JURNAL 3

ANALISIS AKURASI KETELITIAN VERTIKAL MENGGUNAKAN FOTO UDARA HASIL PEMOTRETAN


PESAWAT TANPA AWAK UNTUK PEMBENTUKAN DIGITAL TERRAIN MODEL (DTM)

Untuk mewujudkan akurasi yang baik dibutuhkanlah suatu teknologi yang dapat
menghasilkan data output yang memiliki keakuratan tinggi, cepat dan menjangkau daerah yang
luas. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi fotogrametri kamera non metrik hasil
pemotretan dengan menggunakan pesawat tanpa awak salah satunya ialah Unmanned Aerial
Vehicle (UAV).

Melalui foto udara hasil pemotretan UAV nantinya akan didapatkan tiga data primer
yaitu peta ortofoto, Digital Surface Model atau biasa disebut DSM dan data kontur. Pembuatan
kontur detail umumnya diperoleh dengan melakukan pemetaan secara terestrial dan metode
konvensional untuk mengekstrak Digital Terrain Model hasil manual stereoplotting.Pengerjaan
dengan metode tersebut memerlukan waktu yang lama sehingga belum bisa memenuhi
kebutuhan akan data geospasial yang terus bertambah. Melihat dari kelemahan metode
tersebut, maka diperlukan upaya percepatan untuk menyediakan data dan informasi geospasial,
dalam hal ini DTM sebagai unsur dasar yang dibutuhkan dalam pemetaan, sehingga
diperlukanlah metode pembentukan DTM yang cepat dan efisien.(Rachma, Prasetyo and
Yuwono, 2018)
Daftar Pustaka
Groot, K. de (2018) ‘No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共
分散構造分析 Title’, World Development, 1(1), pp. 1–15. Available at:
http://www.fao.org/3/I8739EN/i8739en.pdf%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
j.adolescence.2017.01.003%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.childyouth.2011.10.007%0Ahttps://
www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/23288604.2016.1224023%0Ahttp://pjx.sagepub.com/lookup/
doi/10.
Rachma, Y. S., Prasetyo, Y. and Yuwono, B. D. (2018) ‘Analisis Akurasi Ketelitian Vertikal Menggunakan
Foto Udara Hasil Pemotretan Pesawat Tanpa Awak Untuk Pembentukan Digital Terrain Model (Dtm)’,
Jurnal Geodesi Undip, 7(4), pp. 244–253.
Susetyo, D. B. and Gularso, H. (2018) ‘Analisis Akurasi Pemetaan Menggunakan Direct Georeferencing’,
Geomatika, 24(2), p. 99. doi: 10.24895/jig.2018.24-1.826.

Anda mungkin juga menyukai