Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga alhamdulillah
kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Informasi Geografis (SIG)”
ini dengan baik.
Makalah ini berisikan tentang definisi SIG, manfaat SIG, keuntungan SIG dan
materi-materi lain yang erat hubunganya dengan SIG. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Komputer dan diharapkan agar para
pembaca dapat mengetahui apa itu SIG, penerapan SIG, serta keuntungan SIG.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Rani Susanto, S.Kom selaku
dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indnesia
(UNIKOM). Terimakasih juga kepada kawan-kawan kelompok yang telah bekerja keras
dan berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
“Tiada gading yang tak retak” begitupula dengan makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
dosen dan teman-teman yang bersifat membangun , selalu kami harapkan demi lebih
baiknya makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung,20 Desember 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Sejarah SIG
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian SIG
2.2 Konsep SIG
2.3 KOMPONEN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
2.4 PENERAPAN DAN APLIKASI SIG
2.5 TUJUAN DAN MANFAAT SIG
2.6 Keunggulan SIG
2.7 CONTOH SIG
GPS (Global Positioning System)
Pengertian GPS
1. Cara Kerja GPS
2. Konsep Dasar GPS
3. Struktur GPS
3.1. Bagian Angkasa (Segmen Angkasa)
3.2. Bagian Pengguna (Segmen Pengguna)
3.3. Bagian Kontrol (Segmen Kontrol)
4. Akurasi Alat Navigasi GPS
5. Kemampuan GPS
6. Prinsip Penentuan Posisi Dengan GPS
7. Tipe alat (Receiver ) GPS
8. Teknologi GPS
BAB III PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Lampiran 2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Dengan seiring berkembangnya zaman yang semakin maju, perkembangan
teknologi pun seiring dengan perkembangan zaman tesebut. Perekembangan teknologi
tersebut juga berpengaruh pada kemajuan teknologi dalam dunia IT (Information
Technology) yang juga berkembang dengan pesat . Salah satunya adalah dengan
munculnya Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis).

Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) telah berkembang pesat. Saat ini
telah dikenal istilah-istilah Desktop GIS, Web GIS, dan Database Spatial yang
merupakan wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis, untuk
mengakomodir kebutuhan solusi atas berbagai permasalahan yang hanya dapat
dijawab dengan tekhnologi SIG ini.

Konsep dasar SIG sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang
tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. SIG memiliki kemampuan
untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan
menampilkan dan menganalisa data. Applikasi SIG saat ini tumbuh tidak hanya secara
jumlah applikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman applikasinya.
Pengembangan applikasi SIG kedepannya mengarah kepada applikasi berbasis Web
yang dikenal dengan SIG.

1.2 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:


• Mengetahui apa yang dimaksud dengan SIG
• Mengetahui Tujuan dan Manfaat SIG
• Mengetahui Keuntungan Menggunakan SIG
• Mengetahui Website yang Menampilkan SIG
• Mengetahui Contoh Pemanfaatan SIG

1.3 Manfaat

Manfaat yang dirahapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


• Menambah referensi,
• Dapat mengetahui pengertian SIG, tujuan dan manfaat SIG, software
untuk pengembangan SIG (keuntungan menggunakan SIG, Penerapan SIG, contoh
pemanfaatan SIG)
• Dapat memahami dan mengetahui mengenai Sistem Informasi Geografi (SIG) sehingga
dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan.

1.4 Sejarah SIG

35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-
Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute
migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur
pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke
database atribut.
Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan,
termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan “litografi foto” dimana peta
dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer
yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi
multifungsi pada awal tahun 1960.

Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa,
Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan
oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS – SIG Kanada),
digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan
untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI – Canadian land Inventory) – sebuah inisiatif
untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan
memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas
dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga
diterapkan untuk keperluan analisis.
CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi
pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,
pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national
yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang
memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah.
Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut
“Bapak SIG”.
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk
penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi
pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph.
Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI,
CARIS, MapInfo dan berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan
generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan
pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database.
Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan
SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi.
Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan
dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai
mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada
format data dan transfer.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang
UNESCO dalam menyusun “Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap
Kedua (1974-1979)” dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian SIG

Pengertian SIG (Sistem Informasi Geografis) Salah satu model informasi yang
berhubungan dengan data spasial (keruangan) mengenai daerah-daerah di permukaan
Bumi adalah Sistem Informasi Geografi (SIG). Pengertian SIG adalah suatu sistem
yang menekankan pada informasi mengenai daerah-daerah berserta keterangan
(atribut) yang terdapat pada daerah-daerah di permukaan Bumi. Sistem Infomasi
Geografis merupakan bagian dari ilmu Geografi Teknik (Technical Geography) berbasis
komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi data-data keruangan
(spasial) untuk kebutuhan atau kepentingan tertentu.
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan komputer, SIG dewasa ini telah
mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat sehingga merupakan
suatu keharusan dalam perencanaan, analisis, dan pengambilan keputusan atau
kebijakan. Kemajuan dan perkembangan SIG ini didorong oleh kemajuan dan
perkembangan komputer, serta teknologi penginderaan jauh melalui pesawat udara dan
satelit yang telah dimiliki oleh hampir sebagian besar negara maju di dunia.

SIG atau Geography Information System (GIS) memiliki pengertian yang selalu
berubah sesuai dengan perkembagannya. Berikut ini pengertian SIG menurut beberapa
ahli:
 SIG adalah suatu sistem yang dapat melakukan pengumpulan, penyimpanan,
pemanggilan kembali, pengubahan (transformasi), dan penayangan (visualisasi) dari
data-data spasial (keruangan) untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu.
 SIG adalah suatu sistem berbasi komputer yang digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi informasi-informasi geografis.
 SIG adalah sistem komputer untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini
diimplementasikan dengan perangkat keras dan lunak yang berfungsi untuk akuisisi
(perolehan), verifikasi, kompilasi, updating, manajemen, manipulasi, presentasi, dan
analisis.
 SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan,
memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis
 SIG adalah sistem teknologi informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan data spasial, yaitu
data yang memiliki acuan lokasi, atau posisi (geo-referensi) dan disimpan dalam basis
data serta digunakan untuk berbagai aplikasi.

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan ahli tersebut, dapat kita simpulkan


bahwa pengertian SIG adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan
menghasilkan data berferensi geografis atau data geospasial.

2.2 Konsep SIG

Istilah Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok,
yaitu sistem, informasi, dan geografis. Dapat diketahui bahwa SIG merupakan suatu
sistem yang menekankan pada unsur informasi geografis. Informasi geografis tersebut
mengandung pengertian informasi tentang tempat tempat yang berada di permukaan
bumi, pengetahuan tentang letak suatu objek di permukaan bumi, dan informasi tentang
keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya telah
diketahui.

Tumpang susun beberapa peta merupakan tugas terpenting SIG untuk


menghasilkan informasi yang sesuai dengan tujuan. Misalnya, untuk memilih jalur jalan
dapat dilakukan tumpang susun peta yang terdiri atas peta jenis tanah, peta topografi,
peta laju infiltrasi, dan peta tata guna lahan. Tumpang susun beberapa peta tersebut
merupakan SIG secara manual. SIG secara manual mempunyai banyak keterbatasan,
antara lain sebagai berikut.

1. Memerlukan banyak tenaga dan prosesnya sangat lambat. Hal itu disebabkan dalam
proses tumpang susun peta harus dilakukan penyamaan proyeksi dan skala peta. Di
samping itu, tumpang susun peta hanya dapat dilakukan atas tiga atau empat lapis,
masih ditambah satu peta dasar untuk mencapai akurasi spasial dalam tumpang susun
itu.

2. Sulit untuk melakukan penghitungan statistik karena pengukuran luas harus dilakukan
secara manual.

3. Tidak sesuai untuk menciptakan kombinasi baru yang rumit dari lapis sebelumnya
karena SIG secara manual tidak dilengkapi dengan proses numerik untuk kombinasi
lapis.

4. Diperlukan ruang lebih banyak untuk tempat penyimpanan data. Di dalam upaya
menangani informasi-informasi spasial atau yang bereferensi geografi, sejak 1970an
telah dikembangkan suatu SIG otomatis. SIG tersebut antara lain digunakan untuk
menangani pengorganisasian data dan informasi, menempatkan informasi pada lokasi
tertentu, melakukan komputerisasi, serta memberikan ilustrasi hubungan antara satu
objek dan objek lainnya. Oleh karena itu, SIG merupakan suatu teknologi informasi
yang dapat digunakan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan bidang-bidang spasial, khususnya untuk membuat suatu model data spasial.
Hal itu karena SIG mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam menggambarkan
data-data spasial dan data-data atributnya. Melalui penggunaan SIG, modifikasi warna,
bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan untuk menggambarkan suatu gejala di
permukaan bumi dapat dilakukan secara mudah. Sehubungan dengan itu, SIG dapat
digunakan sebagai alat bantu yang sangat menarik dalam meningkatkan pengertian,
pemahaman, pembelajaran, dan pendidikan mengenai ide-ide atau konsep-konsep
lokasi, ruang, kependudukan, dan. unsur-unsur geografis yang terdapat di permukaan
bumi beserta data-data atribut yang menyertainya.

Dikembangkannya SIG menggunakan perangkat komputer mengakibatkan


keterbatasan SIG manual dapat diatasi. Kemampuan SIG menggunakan perangkat
komputer antara lain sebagai berikut,

1. Penggabungan dua berkas data spasial atau lebih, baik daerah yang berbeda dengan
atribut sama maupun daerah dan atribut yang sama sehingga dimungkinkan konversi
proteksi, ukuran pixel, kode, dan simbol.

2. Pencuplikan sebagian berkas data spasial, baik dengan cara dibatasi segi empat
maupun menutup bagian yang tidak dikehendaki atau batas tak teratur.

3. Mampu melakukan penyuntingan berkas data atribut antara lain meliputi berikut ini:
a. Pengolahan berkas basis data
b. Menayangkan informasi yang dihasilkan sesuai permintaan pengguna.
c. Memungkinkan analisis statistik.
d. Memungkinkan penggunaan basis data SIG.
e. Menyajikan hubungan antarbasis data.

4. Tidak memerlukan banyak tuang untuk penyimpanan data dan pengambilan kembali
data dapat dilakttkan secara cepat dan akurat. Ribuan peta topografi dapat disimpan
secara digital pada satu komputer.

5. Mampu mengolah sejumlah besar data secara cepat. Seiring dengan perkembangan
komputer, perkembangan SIG juga mengalami peningkatan yang sangat pesat.
Peningkatan itu terutama terdorong oleh perkembangan pengindraan jauh, komputer,
dan global positioning system (GPS). Perkembangan SIG sangat menarik bagi berbagai
pihak untuk keperluan yang sangat beragam. Oleh karena itu, penggunaan SIG
mengalami peningkatan yang sangat pesat sejak 1980-an. Peningkatan penggunaan
SIG terjadi terutama di negara-negara maju, baik di kalangan militer, pemerintahan,
akademis, maupun untuk kepentingan bisnis.

Kita ketahui bahwa salah satu fungsi peta adalah untuk menyimpan data geografis.
Pada mulanya data-data geografis tersebut disajikan dengan menggunakan simbol-
simbol tertentu. Oleh karena itu, peta dapat dianggap sebagai media yang efektif untuk
menyimpan dan menginformasikan data geografis.

Namun, seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, data-data informasi geografis
dapat disimi dan disampaikan dengan menggunakan perangkat komputer. Data-data
dalam komputer itu dikenal dengan istilah data digital.

2.3 KOMPONEN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

1. Perangkat Keras (Hardware)


Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari
sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan. Perangkat keras
SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan
yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar
secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data,
mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses :

 Input data: mouse, digitizer, scanner

 Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card


 Output data: plotter, printer, screening.

2. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa,


memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang
harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:
 Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG

 Data Base Management System (DBMS)

 Alat untuk menganalisa data-data

 Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa

3. Data

Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG yaitu :
 Data Spasial dan Data Non Spasial (Atribut)

4. Manusia

Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan
pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi
lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola sistem sampai pada
pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaannya sehari-hari.
5. Metode

Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan.
SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan kenyataannya.

2.4 PENERAPAN DAN APLIKASI SIG

Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam


mendapatkan data-data yang telah diolah dan Tersimpan sebagai atribut suatu
lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data
spasial dan data atribut dalam bentuk dijital. Sistem ini merelasikan data spasial
(lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat
membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan
alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara
dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak,
table, atau dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat
pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan.

Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perlu menggunakan SIG,


menurut Anon (2003, dalam As Syakur 2007) alasan yang mendasarinya adalah:

1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintergarsi.


2. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data.
3. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsure-unsur yang ada dipermukaan bumi ke
dalam beberapa layer atau coverage data spasial.
4. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menggambarkan data spasial
berikut atributnya.
5. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif.
6. SIG dengan mudah menghasilkan peta -peta tematik.
7. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitanya dengan bidang spasial dan
geoinformatika.

Posisi GIS dengan segala kelebihannya, semakin lama semakin berkembang


bertambah dan bervarian. Pemanfaatan GIS semakin meluas meliputi pelbagai
disiplin ilmu, seperti ilmu kesehatan, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu pertanian,
militer dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah beberapa contoh aplikasi SIG:

1. Pengelolaan Fasilitas
Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan untuk pengolaan
fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah penempatan pipa dan kabel bawah tanah,
perencanaan fasilitas perawatan ,pelayanan jaringan telekomunikasi.

2. Pengolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan


Untuk tujuan ini pada umumnya digunakan citra satelit, citra Landsat yang
digabungankan dengan foto udara, dengan teknik overlay. Contoh aplikasinya adalah
studi kelayakan untuk tanaman peranian, pengelolaan hutan dan analisis dampak
lingkungan

3. Bidang Transportasi
Untuk fungsi ini digunakan peta skala besar dan menengah dan analisis
keruangan, terutama untuk manajemen transit perencanaan rute, pengirimsn teknisi,
analisa pelayanan, penanganan pemasaran dan sebagainya.
Gambar. Contoh aplikasi SIG dalam 3 dimensi

Gambar . Contoh Aplikasi SIG jalan di GPS

4. Jaringan telekomunikasi GIS digunakan untuk memetakan Sentral.


5. MDF (Main Distribution Poin), kabel primer, Rumah Kabel, kabel Sekunder, Daerah
Catu Langsung dan seterusnya sampai ke pelanggan. Dengan GIS kerusakan yang
terjadi dapat segera diketahui.

6. Sistem Informasi Lahan


Untuk keperluan ini yang digunakan adalah peta kadastral skala besar atau peta persil
tanah dan analisi keruangan untuk informasi kadatral pajak.
2.5 TUJUAN DAN MANFAAT SIG

Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk


mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut
suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem
Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data
dasar yang belum dispesifikasi. Tidak hanya itu, Teknologi Sistem Informasi
Geografis dapat juga digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan
sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute.
Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu
tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari
lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.
Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan
data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan
adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang
berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data
atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek
sebagai data spasial. Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam
bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan
tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa
ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan
sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai,
jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh
suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas
penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya. Struktur data spasial dibagi dua yaitu
model data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam
bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data
vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan,
menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area
(polygon).
Manfaat SIG :

 SIG dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha
meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-
unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.
 SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi
kedalam beberapa layer atau coverage data spasial.

 SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial
dan geoinformatika.
2.6 Keunggulan SIG
1. Data Dapat dikelola dalam Format yang jelas.
2. Biaya lebih murah dari pada harus Survey ke lapangan.
3. Pemanggilan data cepat dan dapat diubah dengan cepat.
4. Data spasial dan Non-spasial dapat dikelola bersama.
5. Analisa data dan perubahan dapat dilakukan secara efisien.
6. Data yang sulit dilakukan secara manual dapat ditampilkan dengan gambar 3 Dimensi.
7. Dapat untuk perencangan secara cepat dan tepat.

2.7 CONTOH SIG


Berikut merupakan Contoh dari SIG :
 Web Gis Marketing
 Map Info
 Inteligence Tracking System (i-Ts)
 Google Earth
 Web Gis on Google Maps
 Web Gis Simpotenda
 Web Gis News and information
 GPS
Dalam makalah ini kita akan menitikberatkan pada pembahasan tentang GPS,
yang merupakan salah satu dari penerapan konsep Sistem Informasi Geografis.
GPS (Global Positioning System)

Pengertian GPS

Sistem Pemosisi Global atau dalam bahasa inggris disebut sebagai Global
Positioning Global (GPS) adalah sebuah system yang digunakan untuk menentukan
posisi di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Sistem ini
menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi, sinyal ini
diterima oleh alat penerima di permukaan dan digunakan untuk menentukan posisi,
kecepatan, arah dan waktu.

1. Cara Kerja GPS

Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang
memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga
bagian penting dari sistim ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian
pengguna.

2. Konsep Dasar GPS

Sebuah Penerima GPS menghitung posisinya dengan tepat waktu sinyal yang
dikirim oleh GPS satekit tinggi di atas bumi. Setiap satelit menstransmisikan pesan
terus-menerus yang meliputi :
 Pada saat pesan dikirim.
 Tempat orbital informasi (Ephemersi).
 Kesehaatan umum system dan orbit kasar dari semua satelit GPS(Almanac).
Penerima menggunakan pesan-pesan yang diterimanya untuk menentukan
waktu transit dari setiap pesan dan menghitung jarak ke setiap satelit. Jarak ini
bersama dengan lokasi satelit digunakan dengan bantuan Trilateration, tergantung
pada algoritma yang digunakan untuk menghitung posisi penerima. Posisi ini kemudian
ditampilkan, dengan peta bergerak atau dengan garis lintang dan garis bujur, sehingga
informasi elevasi dapat dimasukkan. Banyak GPS unit menampilkan informasi yang
diperoleh seperti arah dan kecepatan yang dihitung dari perubahan posisi.
Tiga sateli dirasa sudah cukup untuk memecahkan posisi karena suatu ruang
memiliki tiga dimensi dan posisi dekat dengan permukaan bumi yang dapat
diasumsikan.

3. Struktur GPS
3.1. Bagian Angkasa (Segmen Angkasa)

Pada bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi,
berjarak sekitar 12.000 mil di atas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur
sedemikian rupa sehingga alat nvigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit dari
empat satelit. Sinyal satelit ini dapat melewati awan, kaca atau plastic, akan tetapi tidak
dapat melewati gedung ataupun gunung. Satelit mempunyai jam atom dan juga akan
memancarkan informasi waktu sekarang.

Gambar.
Satelit di Orbit Bumi

Data ini
dipancarkan dengan
psedo-random, masing-masing satelit memiliki kodenya sendiri-sendiri. Nomer kode ini
biasanya akan di tampilkan di alat navigasi, maka kita dapat melakukan identifikasi
sinyal satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi
untuk mengukur jarak antara alat navigasi dengan satelit yang akan digunakan untuk
mengukur koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat dalam
perhitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit, sebuat alat akan
menerima sinyal lebih kuat daripada satelit yang berada di atasnya (“bayangkan lokasi
satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang”) dibandingkan dengan satelit yang
berada di garis cakrawala (“bayangkan seperti matahari terbenam di sore hari atau
pada saat terbit di pagi hari”).
Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipergunakan sebagai alat navigasi yang
berbasi satelit pada umumnya, yang pertama lebuh dikenal dengan sebutan L1 pada
1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan diterima oleh alat navigasi. Satelit ini juga
mengeluarkan gelombang L2 pada frekwensi 1227.6 MHz. Gelombang L2 ini digunakan
untuk tujuan militer dan bukan muntuk umum.

3.2. Bagian Pengguna (Segmen Pengguna)

Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan
data almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data
almanak berisikan perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang dipancarkan
terus menerus oleh satelit. Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk
sekitar 4-6 jam. Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi
memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan data
ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit
lagi.

Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi
akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat posisi
alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan
membuat alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat.

3.3. Bagian Kontrol (Segmen Kontrol)

Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit
diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan.
Sinyal-sinyal dari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali
ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris,
yang nantinya akan di kirimkan kepada alat navigasi kita.

4. Akurasi Alat Navigasi GPS

Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan koordinat


sebuah titik/lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai faktor kesalahan, yang
lebih dikenal dengan tingkat akurasi. Misalnya, alat tersebut menunjukkan sebuah titik
koordinat dengan akurasi 3 meter, artinya posisi sebenarnya bisa berada dimana saja
dalam radius 3 meter dari titik koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi
(artinya akurasi makin tinggi), maka posisi alat akan menjadi semakin tepat. Harga alat
juga akan meningkat seiring dengan kenaikan tingkat akurasi yang bisa dicapainya.
Pada pemakaian sehari-hari, tingkat akurasi ini lebih sering dipengaruhi oleh
faktor sekeliling yang mengurangi kekuatan sinyal satelit. Karena sinyal satelit tidak
dapat menembus benda padat dengan baik, maka ketika menggunakan alat, penting
sekali untuk memperhatikan luas langit yang dapat dilihat.
Ketika alat berada disebuah lembah yang dalam (misal, akurasi 15 meter), maka
tingkat akurasinya akan jauh lebih rendah daripada di padang rumput (misal, akurasi 3
meter). Di padang rumput atau puncak gunung, jumlah satelit yang dapat dijangkau
oleh alat akan jauh lebih banyak daripada dari sebuah lembah gunung. Jadi, jangan
berharap dapat menggunakan alat navigasi ini di dalam sebuah gua.

Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit
menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal
ketika ada gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi
kekuatan sinyal satelit:
 Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat
langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
 Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
 Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
 Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
 Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
 Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung, berada di antara 2 buah gedung
tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
 Sinyal yang memantul, misal bila berada di antara gedung-gedung tinggi, dapat
mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan
posisi yang salah atau tidak akurat.

Gambar. Ilustrasi sinyal satelit terhadap kondisi geografis


5. Kemampuan GPS

Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi,
kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa
tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem
navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki
kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk
ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa
nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung
pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian
data, dan metode pengolahan datanya.

6. Prinsip Penentuan Posisi Dengan GPS

Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak,
dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah
diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat
parameter yang harus ditentukan : yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan
satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan
jam di receiver GPS. Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat
satelit.

7. Tipe alat (Receiver ) GPS

Ada 3 macam tipe alat GPS, dengan masing-masing memberikan tingkat ketelitian
(posisi) yang berbeda-beda. Tipe alat GPS pertama adalah tipe Navigasi (Handheld,
Handy GPS). Tipe nagivasi harganya cukup murah, sekitar 1 – 4 juta rupiah, namun
ketelitian posisi yang diberikan saat ini baru dapat mencapai 3 sampai 6 meter. Tipe
alat yang kedua adalah tipe geodetik single frekuensi (tipe pemetaan), yang biasa
digunakan dalam survey dan pemetaan yang membutuhkan ketelitian posisi sekitar
sentimeter sampai dengan beberapa desimeter. Tipe terakhir adalah tipe Geodetik dual
frekuensi yang dapat memberikan ketelitian posisi hingga mencapai milimeter. Tipe ini
biasa digunakan untuk aplikasi precise positioning seperti pembangunan jaring titik
kontrol, survey deformasi, dan geodinamika. Harga receiver tipe geodetik cukup mahal,
mencapai ratusan juta rupiah untuk 1 unitnya.
8. Teknologi GPS

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi yang paling populer
dan paling banyak diaplikasikan di dunia pada saat ini, baik di darat, laut, udara,
maupun angkasa. Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-bidang aplikasi GPS yang
cukup marak saat ini antara lain meliputi survai pemetaan, geodinamika, geodesi,
geologi, geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi, pertanian,
kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi. Di Indonesia sendiri
penggunaan GPS sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu dan terus berkembang
sampai saat ini baik dalam volume maupun jenis aplikasinya.

BAB III
PENUTUP

3. 1. Kesimpulan
3.1.1. SIG

Definisi SIG adalah suatu sistem yang bertugas mengumpulkan, mengelola, dan
menyajikan data atau informasi yang berkaitan dengan geografi. Data tersebut memuat
data atau fakta permukaan bumi secara lengkap, misalnya, keadaan geologi, topografi,
jenis tanah, hidrologi, iklim, dan budaya. Wujud data tersebut disajikan dalam bentuk
peta sehingga sistem informasi geografi tidak terlepas dari peta sebagai basis data.

3.1.2. Manfaat SIG


a. Manajemen tata guna lahan
b. Inventaris sumber daya alam
c. Untuk pengawasan daerah bencana alam
d. Untuk perencanaan wilayah dan kota

3.2. Tujuan

Untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai
atribut suatu lokasi atau obyek.

3.3. Keunggulan SIG


1. Data dapat dikelola dalam format yang jelas
2. Biaya lebih murah daripada harus survey lapangan
3. Pemanggilan data cepat dan dapat diubah dengan cepat
4. Data spasial dan nonspasial dapat dikelola bersama
5. Analisa data dan perubahan dapat dilakukan secara efisien
6. Data yang sulit dilakukan secara manual dapat ditampilkan dengan gambar 3 dimensi
7. Dapat untuk perancangan secara cepat dan tepat

3.4. Penerapan SIG

a. Dalam bidang sumberdaya


seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata guna lahan,
pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.

b. Bidang perencanaan ruang


seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar,
kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan

c. Bidang management atau sarana-prasarana suatu wilayah


seperti manajemen sistem informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan
jaringan listrik

d. Bidang pariwisata
seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah.

e. Bidang transportasi
seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute alternatif,
perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan
kecelakaaan.

f. Bidang social dan budaya


seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk suatu wilayah, mengetahui
luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan
dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan,
pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah,
rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.
DAFTAR PUSTAKA
Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Informasi Geografis : Konsep-Konsep Dasar.
Bandung:Informatika.

http://joelieouzt.wordpress.com/2012/12/26/sejarah-perkembangan-sistem-informasi-
geografi.

Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-konsep Dasar Sstem Informasi Geografis. Bandung :


Informatika.

Abidin, HZ, dkk. 2001. Survey dengan GPS. Institut Teknologi Bandung. Jawa Barat

http.www. g-excess.com. 28 Desember 2011

http.www.id-wikipedia.org. 28 Desember 2001

http.www.navigasi.net 28 Desember 2011

http.www.Priscomline.com. 28 Desember 2011

http.www.techno.infospcesial.net 28 Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai