Anda di halaman 1dari 3

Program Studi Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan

Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro

LEARNING JOURNAL
Mata Kuliah : Topografi dan Fotogrametri
Angkatan : 2019
Program Studi : S.Tr Perencanaan Tata Ruang Dan Pertanahan
Nama Peserta : Tri Wijiatun
NIM/Kelas : 40030619650082/PTRP B

POLIGON TERTUTUP

SOAL DAN JAWABAN!


1. Jelaskan beda pengertian poligon dan traverse?
Jawab:
Poligon adalah segi banyak yang sering digunakan dalam pengadaan kerangka
dasar pemetaan karena sifatnya yang fleksibel dan kesederhanaan
hitungannya. Fleksibel dalam arti bahwa pengukuran poligon dapat
mengikuti berbagai bentuk medan pengukuran, mulai dari yang paling
sederhana misalnya berupa segitiga; sampai bentuk kompleks, misalnya
segi n dengan variasi loop (n adalah jumlah sisi poligon yang tak terbatas).
Hitungannya sederhana dalam arti bahwa seorang Surveyor dapat
menghitung koordinat ukuran poligon hanya dengan menggunakan
kalkulator dan pengetahuan matematis dasar setingkat SMU dan sedikit
pelatihan. Namun, sering ditemui para Juru ukur masih kurang terampil
dan merasa sulit dalam penghitungan poligon ini. Duggal (1996)
menyatakan traverse berarti “melintas” yang dalam konteks pengukuran
berarti penentuan jarak dan arah garis-garis terangkai yang dibedakan
menjadi traverse tertutup dan traverse terbuka. Sedangkan menurut Cavill
(1995) traverse didefinisikan sebagai sebuah bentuk geomeris yang arah-
arah dan jarak-jaraknya telah diukur. Selain sebagai bentuk, Ia juga
menyatakan traverse sebagai sebuah metode untuk penentuan serangkaian
titik-titik dengan pengukuran arah dan jarak setiap titik secara berurutan,
yang selanjutnya titik-titik itu dinamakan stasiun traverse dan sisi-sisinya
dinamakan kaki-kaki traverse. Bentuk traverse dibagi menjadi traverse loop,
berawal dan berakhir pada satu titik yang diketahui atau traverse yang
berawal dan berakhir pada dua titik yang diketahui.
Jadi, baik poligon maupun traverse merupakan kedua istilah yang
identik. Bentuk poligon adalah bentuk traverse, metoda poligon adalah
metoda traverse, pengukuran poligon adalah pengukuran traverse. Atas
pertimbangan itu, dan dengan mencermati penggunaannya oleh praktisi-
praktisi di Indonesia, istilah poligon lebih sering digunakan sehingga yang
dimaksud poligon sama dengan traverse.
Program Studi Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro

2. Untuk apa poligon diadakan?


Jawab:
Poligon diadakan karena poligon merupakan metode untuk
menentukan posisi horizontal dari titik-titik dilapangan yang berupa segi
banyak dengan melakukan pengukuran sudut serta jarak. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan data-data lapangan yang berupa koordinat
horizontal (x,y).
3. Dengan alat apa jarak – jarak poligon dan sudut – sudut poligon diukur?
Jawab:
Alat yang digunakan untuk mengukur jarak-jarak polygon dan sudut-
sudut polygon adalah Teodolit dan TS (Total Station). Teodolit merupakan
alat ukur dalam ilmu ukur tanah yang dapat menghasilkan sudut
horisontal, sudut vertikal serta jarak dan elevasi optis. Namun pada masa
kini, pengukuran poligon banyak mempergunakan TS (Total Station) dimana
sudut dan jarak diukur bersamaan kemudian datanya direkam dalam
peranti khusus (disket, Chip) dan dapat langsung di proses oleh komputer.

4. Apakah kita dapat bebas memilih alat ukur jarak dan sudut pada
pengukuran poligon?
Jawab:
Tidak, karena pengukuran jarak maupun sudut harus sesuai dengan
alat yang akan digunakan mislanya untuk mengukur sudut maka alat
teodolit yang lebih sesuai sedangkan untuk mengukur jarak, arah dan
koordinat maka penggunaan TS yang lebih sesuai.

5. Jika diinginkan pengukuran poligon dengan ketelitian linear 1: 10000, alat


apa yang cocok digunakan untuk keperluan itu?
Jawab:
Alat yang cocok untuk pengukuran linear 1: 10000 yaitu teodolit
karena untuk kesalahan linear maka kesalahan sudut yang diperoleh sudut
21” dengan kesalahan 5 mm per 50 m atau 10 mm per 100m nya.

6. Ketelitian pengadaan titik dasar teknik orde 4 adalah 1: 6000, alat apa yang
cocok digunakan untuk keperluan itu?
Jawab:
Alat yang cocok untuk ketelitian pengadaan dasar teknik orde 4
adalah teodolit karena dengan ketelitian 1: 6000 maka diperoleh sudut 34”
dengan kesalahan 8,3 mm per 50 meter atau 16,7 mm per 100 meter.

7. Ketelitian pengadaan titik dasar teknik perapatan adalah 1: 3000, alat apa
yang cocok digunakan untuk keperluan itu?
Jawab:
Alat yang cocok digunakan untuk pengadaan titik dasar teknik
perapatan ketelitian relatif 1: 3000 adalah teodolit karena dengan ketelitian
1: 3000 maka diperoleh sudut 69” dengan kesalahan 16,7 mm per 50 meter
atau 33,33 mm per 100 meter.

8. Dalam meratakan hasil ukuran poligon, selain metoda bowditch, metoda


apa lagi yang Saudara ketahui? Apa kelemahan dan kelebihan metoda-
metoda tersebut?
Jawab:
Program Studi Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro

Metode Tachymetri memiliki kelebihan yaitu metode tersebut relatif


cepat dan mudah, paling cocok digunakan untuk pemetaan daerah yang
luas dan untuk detai yang tidak beraturan juga paling bermanfaat dalam
penentuan lokasi detail topografik, baik horizontal maupun vertikal.

9. Apa yang dimaksud reference object pada pengukuran poligon?


Jawab:
Yang dimaksud dengan reference object pada pengukuran polygon
adalah sebuah titik acuan atau titik dimulainya suatu pengukuran yang
memiliki fungsi dalam menentukan posisi titik dalam sebuah pemetaan.

10.Mengapa sebaiknya membidik reference object diset 000‘0”?


Jawab:
Membidik reference object diset 000‘0” karena 000‘0” merupakan hasil
dari seting bacaan horizontal sebagai awal seri pertama yang dimulai
dengan panah 1 dan diakhiri dengan panah 3 sehingga membuat kontrol
data lapangan kuat karena bacaan horizontal sekaligus sudut AOB.

11.Apa yang Saudara lakukan jika pada saat membidik sudut dengan metoda
dua seri rangkap limbus terputar?
Jawab:
Saat memutar teodolit diperlukan kehati hatian yang tinggi jangan
sampai piringan horizontal tergerakkan, misal tidak sengaja memutar kenop
penggerak lingkaran atau membuka klem limbus maka hasil hitung sudut
yang dibentuk dari dua bacaan tersebut tidak lagi benar sehingga harus
menyeting limbus kembali dengan perlahan.

12.Mengapa analisis data awal ukuran poligon dan sudut ukuran perlu
dilakukan sejak dini?
Jawab:
Analisis data awal ukuran poligon dan sudut ukuran perlu dilakukan
pada saat pengukuran mulai dilakukan karena untuk menghindari
kesalahan kasar, sebab apabila terdapat kesalahan sistematis maupun
kasar dalam pengukuran maka hitungan poligon tidak dapat dilanjutkan.

13.Darimanakah diperoleh asimut awal poligon?


Jawab:
Azimut awal dapat ditentukan dari perhitungan koordinat yang sudah
ada. Azimut awal ini mutlak harus diketahui sehubungan dengan arah
orientasi dari sistem koordinat yang dihasilkan dan pengadaan datanya
dapat ditempuh dengan 2 cara yiatu Hasil hitungan dari korrdinat titik –
titik yangtelah diketahui dan akan dipakai sebagai titik acuan sistem
koordinatnya.

Anda mungkin juga menyukai