SISTEM
INFORMASI
Tentang
Sistem Informasi Geografis
KELOMPOK 2:
JURUSAN TEKNOLOGI
INFORMASI POLITEKNIK
Nama Anggota :
1. Fitratul Hayati
2. Hanifah Firzi
3. Lili Nur Aulia
4. Nada Yuliani
5. Nina Widianti
6. Rezky Purnama Sarta
GIS (Geographic Information System) atau Sistem Informasi Geografis adalah sistem
informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah,
menganalisa, dan menghasilkan data bereferensi geografis atau geospatial, untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan. Dengan menggunakan SIG maka akan lebih
mudah bagi para pengambil keputusan untuk menganalisa data yang ada. Karena dengan
adanya SIG maka akan digambarkan juga posisi penyebaran data pada kondisi sesungguhnya.
Awal dikenalnya SIG tidak lepas dari adanya kemajuan dalam bidang teknologi
terutama komputer. Selama perang dunia kedua pemrosesan data mengalami kemajuan yang
pesat terutama untuk memenuhi kebutuhan militer dalam memprediksi trayektori balistik. Pada
awal tahun 1960-an perkembangan dalam ilmu komputer semakin pesat dan siap digunakan
untuk bidang lain di luar militer. Para ahli meteorologi, geologi, dan geofisika mulai
menggunakan komputer dalam pembuatan peta.
Tahun 1963 di Kanada muncul CGIS (Canadian Geographic Information System), dan
selanjutnya menjadi SIG pertama di dunia. Dua tahun kemudian di Amerika Serikat beroperasi
sistem serupa bernama MIDAS yang digunakan untuk memproses data-data sumber daya alam.
35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon
menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi
hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem
informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.
Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan,
termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan “litografi foto” dimana peta
dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer
yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi
multifungsi pada awal tahun 1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa,
Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan
oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS – SIG Kanada),
digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan
untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI – Canadian land Inventory) – sebuah inisiatif
untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan
berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan
penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga
diterapkan untuk keperluan analisis.
GIS dengan gvSIG.CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan
aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,
pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national
yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang
memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas
terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian
disebut “Bapak SIG”.
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan
setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil
yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras
mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI dan CARIS berhasil membuat
banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi
spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut
menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an
memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada
akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan
distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor
menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan
transfer.
B. DEFENISI
Sistem Informasi Geografis berasal dari gabungan 3 kata: Sistem, Informasi, dan
Geografis. Dari ketiganya, dapat dipahami bahwa Sistem Informasi Geografis adalah
penggunaan sistem berisi informasi mengenai kondisi Bumi dalam sudut pandang keruangan.
Masukan data SIG banyak diperoleh dari citra penginderaan jauh. Semua informasi itu
diproses dengan menggunakan komputer yang kemudian dapat dikombinasikan menjadi
informasi yang diinginkan. Jadi singkatnya, SIG merupakan sistem yang berfungsi untuk
mengumpulkan, mengelola, menyimpan, dan menyajikan segala data yang berkaitan dengan
kondisi geografis suatu wilayah.
i. ARC View
ARC View merupakan salah satu perangkat lunak desktop SIG dan
pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI (Enviromental System
Reasearch Institute.Inc). ARC View adalah salah satu solusi yang popular
didalam dunia pemetaan dan telah lebih dari 500.000 copy dipergunakan
diseluruh dunia
Saat ini ESRI telah mengeluarkan 3 seri ARC View yaitu : ARC View
3.1, ARC View 3.2, ARC View 3.3 dimana setiap pengeluaran seri terbaru
dilakukan penyempurnaan penyempurnaan di dalamnya
Didalam ARC View memuat tool dan data yang dapat digunakan kapan
saja dalam bentuk platform dan seni pemetaan serta bekerja tabulasi data base
yang bekerja sendiri dan dapat di aplikasi dengan MS excel. disamping itu, ARC
View mampu memanage zona local, pemanfaatkan lahan dan berbagai macan
keperluan yang berbasis geografi. Untuk indonesia sendiri, pemanfaatkan ARC
View hanya sebatas pada pemanfaatan pengguna lahan oleh badan dan
perusahaan swasta seperti, BPN,Kehutanan,perkebunan, dsb.
1. membuka file dBASE, foxBASE, ASCIL, Lotus 1-2-3 dan ms excel secara
bersamaan.
2. dapat menginpor file gratis dalam berbagai format
3. dapat di operasikan dengan mengunakan pc,workstation atau mainflame
4. dapat dijlankan pada berbagai macam system informasi
5. dapat mengubah peta untuk ditampilkan atau di dizitasi
6. dapat melakukan OLE
7. dapat menampilkan data dengan spesifikasi tertentu sesuai dengan kebutuhan
pengguna
8. mempunyai kemampuan untuk membuat peta berdasarkan tema tertentu
9. mampu melakukan SQL Querly yang melibatkan banyak nfile untuk
mendapatkan analisa berdasarkan kriteria tertentu
D. Contoh SIG di dunia nyata
SIG menggabungkan peta digital dengan berbagai jenis data yang relevan sehingga
penyajian informasi pemetaan menjadi jauh lebih efisien. Misalnya, mengutip publikasi ITS,
SIG dapat membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat
terjadi bencana alam. Sistem Informasi Geografis (SIG) tak hanya dapat diaplikasikan untuk
dokumentasi beragam fenomana alam, tapi bisa pula dimanfaatkan untuk bermacam bidang
dengan jangkauan luas. Mengutip laman LPPPTK KPTK, SIG dapat digunakan untuk
keperluan penataan kota, perencanaan wilayah, hingga memetakan sebaran penularan Covid-
19.
Contoh penggunaan SIG untuk pemetaan sebaran Covid-19 ialah Portal WebGIS (peta
daring) yang dibangun oleh gabungan tim ahli dan peneliti Universitas Indonesia (UI). Portal
WebGIS itu memuat informasi persebaran lokasi pasien yang positif Covid-19, gambaran zona
wilayah berdasar kerawanan penularan Covid-19, hingga jarak para pasien dengan fasilitas
kesehatan. Portal WebGIS bernama SiCOVID-19 itu bisa diakses via link ini.
Contoh aplikasi SIG lainnya, Badan Pusat Statistik (BPS) membangun Sistem Informasi
Geospasial-BPS dalam bentuk website. Situs itu menyajikan berbagai informasi terkait dengan
data statistik Indonesia dalam bentuk peta. Alamat situs web BPS itu adalah sig.bps.go.id.
Dalam sig.bps.go.id, peta yang disajikan ada 2 jenis utama yaitu Peta Interaktif dan Peta
Analog. Peta Interaktif terdiri atas:
1) Peta Tematik (peta statistik) yang menyajikan informasi dengan tema sosial dan
kependudukan, pertanian serta ekonomi;
2) Peta Indeks yang menyajikan kerangka wilayah kerja statistik dalam bentuk spasial.
Sementara Peta Analog merupakan kumpulan peta tematik yang disimpan dalam format
siap cetak.
Sedangkan pada ArcView dapat melakukan beberapa hal yang peta biasa tidak dapat
melakukannya. Arc View biasa digunakan antara lain sebagai berikut:
ArcView mengorganisasikan project beserta tools yang tersedia ke dalam bentuk sistem
windows, menu, button, dan icon. Setiap tipe dokumen (view, table, chart, layout, dan script)
ArcView memiliki tampilan yang berbeda. Struktur tampilan pada ArcView terdiri sebagai
berikut:
1. Tampilan Project: Project merupakan window yang paling awal muncul untuk bekerja
dengan ArcView. Menu-menu yang terdapat pada window menyediakan fasilitas-
fasilitas untuk mengatur project yang akan dibuat.
2. Tampilan View: View merupakan representasi grafis informasi spasial dan dapat
menampung beberapa layer/theme informasi spasial (titik, garis, poligon, atau citra
raster).
3. Tampilan Table: Dokumen Tabel dilengkapi dengan fasilitas menu, button, dan toolbar.
Sebuah tabel merupakan representasi data ArcView. Tabel berisi informasi deskriptif
mengenai layer tertentu yang terdiri dari baris data (record) dan kolom (field). Baris
data (record) mendefinisikan sebuah entry, sedangkan kolom (field) mendefinisikan
atribut atau karakteristik dari entry.
4. Tampilan Chart: Chart merupakan representasi grafis dari resume tabel data. Chart juga
bisa merupakan hasil suatu query terhadap suatu tabel data.
5. Tampilan Layout: Layout digunakan untuk menggabungkan semua dokumen (view,
table, dan chart) ke dalam suatu dokumen yang siap cetak (hardcopy).