(KJ001 5965)
MODUL SIG02-002
Perkembangan Teknologi SIG dalam Solusi Perencanaan Kota dan Wilayah
(Urban and Regional Planning)
DISUSUN OLEH
DR. SUPRAJAKA, MT
Pendahuluan
Pengetahuan dan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu
cabang ilmu dalam bidang teknologi informasi dimana dalam pengembangannya lebih
kepada pengembangan perangkat lunak sebagai alat. Banyak perusahaan maupun
institusi pendidikan berlomba lomba mengembangkan perangkat lunak menurut
caranya masing-masing dan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Contoh
perangkat lunak SIG yang berkembang cukup pesat adalah ArcInfo, ArcView,
MapInfo, Ilwis, Autocad dan Geomedia, dan yang sekarang banyak digunakan yaitu
ArcGIS.
Demikian pesatnya perkembangan perangkat lunak ini sehingga bagi orang awam
terkesan bahwa Sistem Informasi Geografis adalah perangkat lunak itu sendiri, seperti
ArcView, ArcInfo, MapInfo dan seterusnya. Dampak yang muncul dari gejala ini
adalah bahwa muncul orang orang yang ahli dalam ArcView, namun tidak bisa
berbuat banyak ketika disodorkan software lain, sehingga muncul ketergantungan pada
perangkat lunak.
Gejala seperti ini jelas kurang menguntungkan bagi perkembangan pembangunan SIG
suatu organisasi atau lembaga, terutama bagi organisasi atau lembaga yang
menggandalkan suplai perangkat lunak pada suplier. Oleh karena itu pemahaman akan
konsep atau pemikiran dasar pengetahuan SIG merupakan modal utama untuk
memahami suatu SIG tanpa terpengaruh oleh keberadaan perangkat lunak .
Maksudnya tidak lain agar kita tidak terjebak oleh paradigma yang salah bahwa SIG
adalah ArcGIS, dan kalau bukan ArcGIS maka bukan SIG.
Perkembangan SIG
GIS (Geographic Information System) atau Sistem Informasi Geografis adalah sistem
informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali,
mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data bereferensi geografis atau geospatial,
untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan. Dengan
Awal dikenalnya SIG tidak lepas dari adanya kemajuan dalam bidang teknologi
terutama komputer. Selama perang dunia kedua pemrosesan data mengalami kemajuan
yang pesat terutama untuk memenuhi kebutuhan militer dalam memprediksi trayektori
balistik. Pada awal tahun 1960-an perkembangan dalam ilmu komputer semakin pesat
dan siap digunakan untuk bidang lain di luar militer. Para ahli meteorologi, geologi,
dan geofisika mulai menggunakan komputer dalam pembuatan peta.
Pada Tahun 35000 terdapat artefak di dinding gua Lascaux, Perancis, para
pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang
dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan
dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini,
arsip grafis yang terhubung ke database atribut.
Pada tahun 1967 merupakan tonggak sejarah dalam pengembangan SIG, yaitu
ketika para ilmuan dan pratisi pemetaan di Ottawa, Ontario oleh Departemen
Energi, Pertambangan dan Sumber Daya mengembangkan sistem informasi
geografis. Seorang Geograf yanti Roger Tomlinson, meletakan dasar-dasar GIS
yang kemudian disebut dengan Canadian GIS (CGIS). Sistem ini digunakan
untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk
Inventarisasi Tanah Kanada Canadian land Inventory (CLI). Ini merupakan
sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah Pedesaan
Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian,
pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000.
Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk
keperluan analisis.
Pada Dasarnya, GIS / SIG bukanlah elemen tunggal dan homogen yang mana,
huruf “S” memiliki penjabaran berbeda. Pemanfaatan dan perkembangannya
terdiri atas berbagai elemen yang saling terkait, dalam menguatkan teknologi
geospasial. Yang meliputi: GIScience (Sains Informasi Geografis), GIStudies
(Studi Informasi Geografis),GI System (Sistem Informasi Geografis),
GIServices (Layanan Informasi Geografis).
Hal yang harus menjadi catatan penting adalah bahwa sebagai Sains
Informasi Geografis bukan sekadar ketrampilan menggunakan komputer.
Karena esensi keilmuannya mangacu pada kaidah segala sesuatu terjadi
pada ruang dan waktu. Cara pandang ini memicu para ahli dan peperhati
Sains Informasi Geografis untuk dapat memanfaatkan dan memadukan
segala tool analisa spasial. Secara mendalam sesuai dengan bidangnya.
Dalam hal ini adalah perencanaan dan pembangunan kewilayahan - GIS
Pengenalan dan pengelolaan data spasial dapat dilakukan dengan belajar sig sejak dini.
Belajar harus mencangkup praktek penggunaan tools beserta ekseskusinya. Hal ini
dikarenakan data spasial berbeda dengan data biasa pada umumya karena memiliki
informasi spasial dan memiliki informasi lainnya yang tercantum pada atributnya.
Disamping pengenalan mengenai peran SIG dalam segala bidang, pemahaman
mengenai konsep spasial juga sangat diperlukan. Nantinya pemahaman konsep ini
yang akan menuntun dalam analisis spasial menggunakan SIG.
PUSTAKA
Armstrong, M. P., Rushton, G., Honey, R., Dalziel, B. T., De, S. and Densham, P.
(1991) Decision support for regionalization: a spatial decision support system
for regionalizing service delivery systems. Computers, Environment and Urban
Systems, 15, 37-53.
Aronoff, S. (1989) Geographic information systems: a management perspective.
Ottawa: WDL Publications.
Befort, W. A., Luloff, A. E. and Morrone, M. (1988) Rural land use and demographic
change in a rapidly urbanizing environment. Landscape and Urban Planning,
16(4), 345-356.
Bracken, I. and Webster, C. (1989) Towards a topology of geographical information
systems. International Journal of Geographical Information Systems, 3(2), 137-
152.
Brail, R. K. (1989) The evolution of spatial modeling in the USA. Ekistics, 56, 249-
253.
Branch, M. C. (1988) Regional planning: introduction and explanation. New York:
Praeger.
Bromley, R., Hall, P., Dutt, A., Mookherjee, D. and Benhart, J. E. (1989) Regional
development and planning. In Geography in America (G. L. Gaile and C. J.
Willmott, eds).
Colombus, OH: Merrill. Burchell, R. W. and Steinlieb, G. (eds) (1978) Planning
theory in the 1980s. New Brunswick: Center for Urban Policy Research, Rutgers
University.