Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ADAT PADANG

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Media dan Kajian Budaya
Dosen Pengampu : Drs. Hamidi, S.Sos. M.Ikom

Oleh :
Muhammad Rizqi Anugrah
2170201301

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadiratnya,

yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Budaya Dasar tentang “Budaya

Padang”.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat

memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi

dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata

bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki

makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Ilmu Budaya Dasar tentang “Budaya Padang”, dapat memberikan manfaat maupun

inspirasi terhadap pembaca.

Tangerang,11 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penulisan.....................................................................1

2.2. Rumusan Masalah.................................................................................2

3.3.Tujuan Penulisan.....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sumatra Barat ......................................................................................

2.2. Sejarah Suku Padang ....................................................................

2.3. Cara Hidup Suku Padang .....................................................................

2.4. Kesenian, Kuliner, Alat Musik, dan Tradisi Suku Padang .....................

2.4.1. Rumah Adat, Pakaian Tradisional, dan Senjata ...................................

2.4.2. Kuliner Padang ....................................................................................

2.4.3. Alat Musik ...........................................................................................

2.4.4. Tari Tradisional ...................................................................................

2.4.5. Tradisi Orang Padang .........................................................................

2.5.Tata cara pernikahan adat Padang ..........................................................

2.6.Tata cara Berbicara Orang Padang ........................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................

3.2. Saran .....................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu budaya dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar dan pengertian tentang konsep yang dikembangkan untuk

mengkaji masalah-masalah kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari

istilah bahasa Inggris The Humanities.

Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang

lazim dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh

masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap menyimpang.

Budaya Minangkabau adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau dan berkembang di seluruh kawasan

berikut daerah perantauan Minangkabau. Budaya ini merupakan salah satu dari dua kebudayaan besar di Nusantara yang sangat menonjol dan

berpengaruh. Budaya ini memiliki sifat egaliter, demokratis, dan sintetik, yang menjadi antitesis bagi kebudayaan besar lainnya, yakni budaya

Jawa yang bersifat feodal dan sinkretik.

Oleh karena itu, perlu sekiranya Penulis membahas masalah tersebut dalam Penulisan Makalah ini dengan judul Adat Padang

Penulis menggangap bahwa pembahasan ini sangat penting dan bermanfaat bagi Pembaca khususnya untuk Penulis dan umumnya bagi

Pembaca untuk mengetahui makna yang sesungguhnya dari tradisi Adat Padang ini.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Budaya Padang(Minangkabau)?

2. Apa saja yang terdapat di budaya Padang?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sejarah Budaya Padang

2. Untuk mengetahui kerajinan, budaya Padang itu seperti apa

3. Untuk mengenal lebih jauh tentang budaya Padang


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sumatra Barat

Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Sumatera dengan Padang sebagai ibu kotanya.

Sesuai dengan namanya, wilayah provinsi ini menempati sepanjang pesisir barat Sumatera bagian tengah dan sejumlah pulau di lepas

pantainya seperti Kepulauan Mentawai. Dari utara ke selatan, provinsi dengan wilayah seluas 42.297,30 km² ini berbatasan dengan empat

provinsi, yakni Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.

Sumatera Barat adalah rumah bagi etnis Minangkabau, walaupun wilayah adat Minangkabau sendiri lebih luas dari wilayah

administratif Provinsi Sumatera Barat saat ini. Provinsi ini berpenduduk sebanyak 4.846.909 jiwa dengan mayoritas beragama Islam. Provinsi

ini terdiri dari 12 kabupaten dan 7 kota dengan pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di seluruh kabupaten (kecuali kabupaten

Kepulauan Mentawai) dinamakan sebagai nagari.

2.2. Sejarah Suku Padang

Budaya Minangkabau(Padang) adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau dan berkembang di seluruh

kawasan berikut daerah perantauan Minangkabau. Budaya ini merupakan salah satu dari dua kebudayaan besar di Nusantara yang sangat

menonjol dan berpengaruh. Budaya ini memiliki sifat egaliter, demokratis, dan sintetik, yang menjadi antitesis bagi kebudayaan besar lainnya,

yakni budaya Jawa yang bersifat feodal dan sinkretik.[1]

Berbeda dengan kebanyakan budaya yang berkembang di dunia, budaya Minangkabau menganut sistem matrilineal baik dalam

hal pernikahan, persukuan, warisan, dan sebagainya.


2.2.1. Sejarah Gunting

Berdasarkan historis, budaya Minangkabau berasal dari Luhak Nan Tigo, yang kemudian menyebar ke wilayah rantau di sisi

barat, timur, utara dan selatan dari Luhak Nan Tigo.[2] Saat ini wilayah budaya Minangkabau meliputi Sumatera Barat, bagian barat Riau

(Kampar, Kuantan Singingi, Rokan Hulu), pesisir barat Sumatera Utara (Natal, Sorkam, Sibolga, dan Barus), bagian barat Jambi (Kerinci,

Bungo), bagian utara Bengkulu (Mukomuko), bagian barat daya Aceh (Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Barat, Nagan Raya, dan

Kabupaten Aceh Tenggara), hingga Negeri Sembilan di Malaysia.

Budaya Minangkabau pada mulanya bercorakkan budaya animisme dan Hindu-Budha. Kemudian sejak kedatangan para reformis

Islam dari Timur Tengah pada akhir abad ke-18, adat dan budaya Minangkabau yang tidak sesuai dengan hukum Islam dihapuskan. Para

ulama yang dipelopori oleh Haji Piobang, Haji Miskin, dan Haji Sumanik, mendesak Kaum Adat untuk mengubah pandangan budaya Minang

yang sebelumnya banyak berkiblat kepada budaya animisme dan Hindu-Budha, untuk berkiblat kepada syariat Islam. Budaya menyabung

ayam, mengadu kerbau, berjudi, minum tuak, diharamkan dalam pesta-pesta adat masyarakat Minang.

Reformasi budaya di Minangkabau terjadi setelah Perang Padri yang berakhir pada tahun 1837. Hal ini ditandai dengan adanya

perjanjian di Bukit Marapalam antara alim ulama, tokoh adat, dan cadiak pandai (cerdik pandai). Mereka bersepakat untuk mendasarkan adat

budaya Minang pada syariat Islam. Kesepakatan tersebut tertuang dalam adagium Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Syarak

mangato adat mamakai. (Adat bersendikan kepada syariat, syariat bersendikan kepada Al-Quran). Sejak reformasi budaya di pertengahan

abad ke-19, pola pendidikan dan pengembangan manusia di Minangkabau berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Sehingga sejak itu, setiap

kampung atau jorong di Minangkabau memiliki masjid, selain surau yang ada di tiap-tiap lingkungan keluarga. Pemuda Minangkabau yang

beranjak dewasa, diwajibkan untuk tidur di surau. Di surau, selain belajar mengaji, mereka juga ditempa latihan fisik berupa ilmu bela diri

pencak silat.

2.3. Cara Hidup Suku Padang

Cara hidup orang Padang berbeda sedikit dari orang daerah lain, dikarenakan orang padang sejak kecil sudah ditanamkan prinsip

hidup mandiri dan biasanya hidupnya merantau. Pada dasarnya orang Padang menanamkan beberapa prinsip untuk hidup mandiri di daerah

perantauan agar sebagai pedoman ketika di daerah perantauan. Ini adalah beberapa prinsip dan pepatah Orang-orang Padang dan maknanya:

1. Alam takambang jadi guru. Orang Minang percaya bahwa alam dan pengalaman adalah guru terbaik. Meski tak menimba ilmu

hingga ke perguruan tinggi, mereka tetap bisa mereguk manisnya kesuksesan .


Pepatah ini mengajarkan pada kita bahwa ilmu tak melulu didapatkan dari bangku kuliah. Bahwa pelajaran tentang

kehidupan bisa diperoleh dari alam dan pengalaman. Tak ayal jika banyak pengusaha yang sukses meski tidak pernah mengecap

pendidikan tinggi.

2. Adat Basandi Syarak, syarak basandi kitabullah. Pepatah yang mengajarkan untuk selalu jujur dan mengedepankan kualitas.

Nggak heran kalau orang Minang mudah sukses dalam berbisnis.

Orang Minang dikenal sebagai muslim yang religius. Peraturan adat mereka pun berpijak dari kitab Allah Al Quran.

Karenanya orang Minang meyakini bahwa untuk mencapai kesuksesan, seseorang tak hanya harus keras berupaya tapi juga

taat menjalani perintah agama.

Begitu pun dalam hal menjalani bisnis, siapa yang menerapkan kejujuran dan menjunjung tinggi kualitas, maka

akan mudah meraih kesuksesan.

3. Dima Bumi Dipijak Disinan Langik Dijunjuang. Kemampuan beradaptasi orang Minang yang jempolan, memudahkan mereka

dalam luwes bergaul di ranah rantau.

Meski masih menjalin silaturahmi yang erat dengan sesamanya, orang Minang tetap menjalin persahabatan dengan

kawan-kawan dari daerah lain. Yup, kemampuan beradaptasi orang Minang memang jempolan. Kemana pun mereka merantau,

mereka selalu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Menghargai dan bahkan mencoba menyelami

budaya ranah rantau.

4. Baraja ka Nan Manang, Mancontoh Ka Nan Sudah, bermakna jadikan mereka yang sukses sebagai panutan dan memetik hikmah

dari setiap kegagalan

Sedari kecil, orang Minang sudah dididik untuk menjadi pribadi yang tangguh dan berani menghadapi tantangan.

Mereka juga diajari untuk tidak ciut nyali ketika mengalami kegagalan karena selalu ada hikmah di baliknya. Maka dari itu

kegagalan bukan dianggap sebagai momok, yang seringkali menghalangi orang untuk mencoba hal-hal baru. Padahal di tanah

rantau, keberanian mencoba hal-hal baru adalah modal utama untuk bisa berhasil bertahan hidup.

2.4. Kesenian, Kuliner, Alat Musik, dan Tradisi Suku Padang

2.4.1. Rumah adat, Pakaian, dan senjata

1. Rumah Adat
Rumah Gadang merupakan Rumah adat yang berasal dari Sumatera Barat, berasal dari suku Minangkabau. Rumah

adat ini biasanya didirikan diatas tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun. Bentuk Rumah

Gadang ini empat persegi panjang dan terbagi atas dua bagian yaitu muka dan belakang, Rumah Gadang terbuat dari bahan kayu,

dan kalau dilihat sekilas hampir menyerupai rumah panggung. Salah satu kekhasan dari rumah adat ini dalam proses

pembuatannya adalah tidak memakai paku besi tapi hanya menggunakan pasak yang terbuat dari bahan kayu.

2. Pakaian Adat

Sumatera Barat memiliki pakaian adat dari daerah ini, Pakaian Tradisional Adat Sumatra Barat untuk wanita disebut

dengan Baju Kurung sedang untuk Pakaian Tradisional Adat Sumatra Barat pada pria disebut dengan Pakaian adat Penghulu.

3. Senjata Tradisional

Senjata Tradisional dari daerah ini bernama karih, bentuknya seperti keris, biasanya dipakai oleh kaum laki-laki dan

diletakkan di sebelah depan, saat sekarang hanya dipakai bagi mempelai pria sebagai pelengkap pakaian adat pria. Bentuknya

seperti keris tapi tidak berlekuk.

2.4.2. Kuliner Padang

Kuliner yang ada di Padang tentu sudah terkenal di seluruh Indonesia, bahkan beberapa diantaranya diakui oleh dunia

Internasional dikarenakan Kuliner Khas Padang terkenal dengan makanan khasnya yang menggugah selera dan tentu saja rasanya dijamin

enak dan diterima oleh lidah orang Indonesia. Berikut ini adalah 10 makanan khas daerah Padang, Sumatra Barat:

1. Ikan Balado

Balado merupakan salah satu sambal dari Sumatera Barat (dari daerah Minang). Kebanyakan Restoran Padang

memiliki resep balado khasnya sendiri. Bahan dasar dari sambal ini adalah bawang merah, cabe, tomat, air jeruk nipis, garam dan

gula. Tak hanya di Indonesia, masakan ini juga sangat digemari oleh masyarakat negeri tetangga, khususnya Malaysia dan

Singapura.

Biasanya, sambal balado tersebut dicampur dengan ikan goreng serta sayuran rebus. Ikan yang dicampur dengan

balado yang memiliki rasa pedas-manis yang tajam terasa lebih spesial di lidah dan mampu membangkitkan selera makan kita.

2. Sate Padang

Sate Padang adalah sate yang dibuat dengan berbagai resep khusus dari Padang, Sumatera Barat. Masakan ini dibuat

dari daging sapi yang dipotong dadu kecil dengan saus pedas di atasnya. Karakteristik utamanya adalah saus kuning yang terbuat
dari tepung beras dicampur dengan kaldu jeroan pedas, kunyit, jahe, bawang putih, ketumbar, lengkuas akar, jinten, bubuk kari

dan garam. Di Medan, Sate Padang tidak hanya menggunakan daging sapi tetapi juga daging ayam dan kambing. Makanan yang

lezat ini memiliki kandungan kolesterol yang tinggi sehingga tidak baik jika disantap terlalu sering. Sate Padang paling nikmat

disantap bersama sepiring nasi putih dan segelas es teh dingin.

3. Gulai Itiak

Bebek atau itik adalah salah satu bahan masakan yang menjadi primadona di berbagai negara. Bahan makanan ini

juga merupakan salah satu dari bahan untuk membuat masakan Cina paling lezat, yaitu Bebek Panggang Peking. Di daerah

Padang, itik juga diolah menjadi salah satu makanan khas paling enak yang bernama “Gulai Itiak”. Pada dasarnya, Gulai Itiak

adalah daging bebek yang diiris tipis-tipis, dimasak bersama dengan berbagai bumbu dan rempah-rempah seperti cabe keriting

hijau, laos, kunyit, dan jahe. Masakan ini berasa pedas, dan memiliki warna kehijauan ketika disajikan.

4. Karupuak Sanjai

Renyah, lezat, dan memiliki rasa yang ringan. Karupuak atau Kerupuk Sanjai adalah camilan ringan yang sangat

cocok untuk mendampingi berbagai menu utama masakan khas Padang yang dikenal memiliki rasa yang sangat berat. Kerupuk

ini seolah menjadi penyeimbang cita rasa sekaligus pembangkit selera yang cocok disantap kapan saja.

Karupuak Sanjai terbuat dari singkong yang diparut, dibentuk adonan, lalu digoreng. Bumbu dari kerupuk ini

sebenarnya cukup sederhana, hanya berupa garam secukupnya. Meskipun demikian, bumbu yang sederhana ini mampu

menyajikan citarasa yang mengagumkan.

5. Teh Talua

Teh adalah sebuah minuman yang kelezatannya sudah diakui di seluruh dunia. Berbeda daerah, berbeda pula cara

penyajian teh. Di Indonesia saja, ada bermacam-macam jenis teh yang biasa disajikan di berbagai restoran. Nah, jika kita

berbicara tentang Restoran Padang, maka Teh Talua adalah salah satu menu yang wajib ada.

Teh ini cukup unik karena penggunaan kuning telur yang dicampurkan saat proses penyajiannya. Telura ayam atau

bebek dapat dipilih untuk dicampurkan ke dalam Teh Talua. Bahan-bahan lain selain teh dan kuning telur juga ditambahkan,

antara lain adalah gula dan jeruk nipis.

6. Gulai Paku
Dikenal juga dengan nama “Gulai Pakis”, gulai paku, adalah hidangan klasik Indonesia yang lezat dan

memiliki cita rasa yang unik. Bahan makanan khas Padang ini adalah daun pakis yang dimasak dalam saus kelapa yang dibumbui

dengan cabai, lengkuas, dan jahe. Gulai Paku adalah salah satu menu vegetarian khas Padang yang layak dicoba.

Tentu saja, membayangkan menyatap daun pakis mungkin terasa aneh bagi anda. Namun jangan salah, bahan

tersebut ternyata sangat enak untuk disantap. Biasanya, Gulai Paku disajikan bersama ketupat dan disajikan untuk menyambut

Hari Raya.

7. Kalio Dagiang

Tak lengkap rasanya apabila sudah mengunjungi Restoran Padang tanpa menyantap masakan khas yang satu ini.

Kalio Dagiang memiliki rasa dan tekstur yang benar-benar memuaskan lidah para pecinta kuliner Indonesia. Kelezatan masakan

ini tak bisa ditandingi oleh makanan Padang lainnya dan juga memiliki kandungan nutrisi dan kalori yang cukup tinggi.

Kalio Dagiang adalah sebuah gulai yang terbuat dari daging sapi. Dimasak bersama dengan berbagai rempah-

rempah dan cabai, daging direbus dalam waktu yang cukup lama sehingga memiliki tekstur yang sangat lembut dan sudah

menyerap rasa dan aroma dari berbagai bumbu. Sekali gigit, anda pasti akan terhipnotis oleh kelezatannya.

8. Dendeng Balado

Dendeng adalah irisan tipis daging kering yang sering digunakan sebagai bahan utama dalam masakan Indonesia.

Dendeng awalnya ditemukan oleh masyarakat Minangkabau. Pada awalnya mereka membuat masakan dari daging sapi dan

membuatnya kering sehingga dapat dimakan selama berhari-hari dan dibawa pergi saat melakukan perjalanan.

Dendeng Balado adalah hidangan dendeng yang paling populer di Indonesia. Masakan ini disebut juga dengan nama

Dendeng Batokok dan terbuat dari daging sapi yang dipotong tipis kemudian dikeringkan dan digoreng sebelum ditambah

dengan cabai dan bahan-bahan lainnya yang disebut dengan nama “balado”.

9. Soto Padang

Soto adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang bisa ditemui di seluruh penjuru tanah air. Dari ranah Sumatera,

Soto Padang bisa dianggap sebagai salah satu jenis soto paling populer dengan cita rasa yang sangat lezat. Masakan ini bahkan

sudah disajikan ke berbagai restoran internasional dengan rasa dan metode memasak yang sudah dimodifikasi.

Soto Padang terbuat dari irisan daging sapi. Daging sapi yang dipergunakan tidak sembarangan, melainkan hanya bagian has

dalam saja, sehingga memiliki tingkat kekenyalan yang pas namun tetap terasa empuk. Masakan ini cocok dijadikan sebagai

hidangan pembuka atau sebagai menu utama.


10. Rendang

Kelezatan masakan yang satu ini sepertinya sudah mendunia. Rendang adalah sebuah menu yang wajib ada di setiap

Restoran Padang. Masakan ini kelezatannya bahkan sudah diakui kelezatannya oleh kalangan internasional, bahkan beberapa

waktu yang lalu dicantumkan ke dalam daftar masakan paling enak di dunia versi CNN.

Rendang terbuat dari daging sapi yang dimasak bersama kuah santan dan bumbu-bumbu khas Padang lainnya.

Menyantap masakan ini ditemani dengan sepiring nasi hangat dan segelas es teh adalah salah satu hal paling nikmat yang bisa

dirasakan di Indonesia.

2.4.3. Alat Musik

Alat Musik Tradisional

Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatra Barat jika dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan

terlihat dan terasa jelas dari setiap karya lagu yang beredar di masyarakat, karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun

sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Beberapa alat musik tradisional Padang

1. Saluang

Alat music ini termasuk alat musik tiup yang terbuat dari bambu tipis atau talang

2. Bansi

Alat music inin memiliki 7 lubang dan dapat memainkan lagu-lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar

3. Talempong

Bentuknya hampir sama dengan gamelan dari Jawa. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang

terbuat dari kayu dan batu. Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tari piringyang khas, tari pasambahan, tari

gelombang,dll. Talempong juga digunakan untuk menyambut tamu istimewa

4. Rabab

Rabab merupakan kesenian di Minangkabau yang dimainkan dengan menggesek seperti biola.

2.4.4. Tari Tradisional

1. Tari Piring
Tarian tradisional pertama adalah tari piring, dimana jumlah penari biasanya bersifat ganjil antara 3-7 orang, penari

pun bisa laki-laki atau perempuan, bahkan bisa berpasang-pasangan. Awalnya tarian ini dibuat untuk ucapan terima kasih dari

masyarakat setempat karena hasil panennya melimpah.

Ritual pun akan dilakukan dengan membawa sesajen. Namun ketika agama Islam masuk, ritual itu dijadikan sebuah

tarian yang bersifat menghibur saja.

Gerakan tarian ini bersifat dinamis, ciri khasnya para penari membawa 1 piring di setiap telapak tangannya dan

diayun-ayunkan seperti pada gambar, dimulai dari gerakan lambat hingga gerakan cepat. Diiringi musik sarunai, talempong,

bansi dan saluang.

Namun ada syaratnya, piring-piring tersebut diusahakan tidak boleh jatuh atau lepas. Ditengah tarian, biasanya

penari akan menginjak pecahan piring yang telah disediakan. Walau berkesan menyeramkan namun inilah sesi yang sangat

menarik, dan anehnya para penari tidak terluka. Konon katanya sebelum tarian dipentaskan, pecahan piring tersebut diberi doa

agar tidak menyakiti kaki para penari.

Kostum dalam tarian ini adalah kostum adat Bundo Kanduang, tengkuluk, dan minsia untuk pernak pernik dalam

baju penari. Sedangkan untuk warnanya diutamakan berwarna cerah.

2. Tari Payung

Tari Payung juga salah satu tarian tradisional dari Minangkabau, Sumatera Barat. Tarian ini biasanya berjumlah 4-8

orang penari yang berpasang-pasangan. Tarian ini melambangkan kasih sayang, hal ini terlihat dari media yang digunakannya.

Menurut masyarakat sekitar, payung adalah wujud perlindungan dari hujan dan panasnya terik matahari.Jadi makna

yang terkandung dalam tarian ini adalah sepasang kekasih yang sedang membina kehidupan rumah tangga, biasanya gerakan

penari laki-laki seolah sedang melindungi kepala penari wanita. Sedangkan kain selendang yang digunakan oleh wanita

mengartikan ikatan cinta suci yang sedang terjalin. Romantis bukan?

Dalam gerakan tari payung di zaman sekarang sudah dimodifikasi sesuai perkembangan zaman, walau begitu dalam

beberapa gerakannya masih ada yang tidak diubah dalam artian masih murni warisan dari nenek moyang.

Lagu pengiring dalam tarian ini berjudul Babendi-bendi ke Sungai. Alat musik yang digunakan masih alat musik

tradisional seperti rebana, akordion, gamelan padang, gendang, dan gong.

3. Tari Indang
Tarian tradisional berikutnya sudah tidak asing lagi ditelinga kita, tari Indang yang saya sebut di awal artikel, tari ini

ternyata kadang disebut tari badindin.

Biasanya ditarikan dengan jumlah 7 orang dan dibawakan oleh pria, namun seiring dengan zaman, wanita pun

banyak yang menarikan tarian ini. Sejarahnya, tarian ini dibuat untuk menyebarkan dakwah agama Islam ketika dibawa Syekh

Burhanudin. Namun sekarang, tarian ini diadakan bila ada seminar budaya dan bersifat hiburan saja.

Makna yang terkandung didalamnya mengajarkan kita kerja sama dengan orang lain. Hal ini terlihat dari

gerakannya yang sangat dinamis, ceria dan kompak.Dan mengenai lagu latar yang berjudul “Dindin Badindin” mengandung

makna yang mengajak orang-orang untuk bertegur sapa.

4. Tari Lilin

Sudah kebayang kan tarian tradisional berikutnya pasti menggunakan lilin sebagai media utamanya. Asal

muasalnya, tari lilin diambil dari cerita rakyat ketika seorang gadis yang ditinggal tunangannya berdagang, selama ditinggal gadis

tersebut kehilangan cincin pertunangannya dan ia berusaha mencarinya ditengah malam dengan membawa lilin di atas piringan

kecil di tangannya, akhirnya gerakan gadis tersebut dijadikan tarian dan lahirlah tari lilin.

Gerakan dalam tarian tersebut diantaranya meliak liuk, membungkuk, dan memutar-mutar lilin. Hanya saja lilin

tidak boleh padam dan piringannya pun tidak boleh jatuh. Jenis lilin pun tidak sembarangan. Kostum yang digunakan busana adat

Minangkabau, dengan khiasan kepala dan baju batabur serta sarung.

5. Tari Pasambahan Minang

Tarian tradisional berikutnya adalah tari pasambahan minang, jangan salah mengeja ya. Karena saat saya pertama

kali baca seperti “Persembahan” tarian ini bertujuan untuk menyambut tamu istimewa sebagai ucapan selamat datang dan juga

ungkapan rasa hormat pada tamu yang diundang. Biasanya sebagai penyambutan pengantin pria ke rumah wanita, dan akan

dilanjutkan dengan suguhan daun sirih.

Gerakan tari yang digunakan mencakup gerakan silat, langkah berserak dan membungkuk. Seiring dengan zaman,

tarian ini selalu ada dalam pementasan seni dan bersifat untuk hiburan saja.

Tari ini tidak diharuskan ditarikan oleh wanita, laki-laki pun bisa menarikannya. Alat musik yang digunakan adalah

telempong, serunai, bansi, gandang tambui, dan tassa. Kostum yang digunakan pun dipilih dari warna-warna yang kuat seperti

merah, hitam dan hijau.

6. Tari Rantak
Tarian daerah berikutnya berasal dari Kabupaten Kerinci, berbeda dengan tarian lainnya. Bila tarian lain

mengandung gerakan lunggak lenggok dan keanggunan, tari rantak justru memiliki ciri ketegasan dalam setiap gerakan, disertai

hentakan kaki yang dapat menimbulkan bunyi, dan beberapa gerakan pencak silat.

Tarian ini bisa dibilang tarian pertama yang mengambil dari gerakan pencak silat.Tarian ini bisa dibawa oleh wanita

ataupun laki-laki, dan diperkirakan telah berumur sangat lama. Namun karena kurangnya perhatian, tarian ini pernah terkubur.

Untungnya, tarian ini dipertahankan oleh daerah Minang walau masih kurang pementasannya. Kostum yang digunakan biasanya

menggunakan warna tegas seperti merah dengan kostum adat Minangkabau.

7. Tari Ambek-ambek Koto Anau

Nama tariannya, Koto Anau diambil dari nama daerah di Sumatera Barat. Karena dipercayai tarian ini berasal dari

daerah tersebut. Tarian ini bisa dibawakan oleh wanita ataupun laki-laki.

Sejarah singkatnya, tarian ini diambil dari kegiatan anak-anak yang sedang bermain dengan teman-temannya dan

dijadikan tarian. Gerakannya pun ada yang duduk, berkeliling, berjalan-jalan, berhadapan, adapun sedikit gerakan pencak silat.

Kostum yang digunakan untuk laki-laki biasanya kostum adat penghulu, untuk wanita menggunakan Buno Kanduang. Namun

bisa saja menggunakan pakaian adat lainnya.

8. Tari Randai

Tarian ini lumayan menarik para wisatawan asing, di beberapa negara tarian ini dipertunjukan sebagai seni

mancanegara. Jumlah penari utamanya satu orang dimana ia akan memberi aba-aba pada teman-teman se-penarinya untuk

gerakan selanjutnya. Total penarinya tidak disyaratkan karena tergantung dari cerita rakyat yang akan dibawakan.

Sejarah singkatnya, dulunya tari ini adalah sebagai media penyampaian tentang cerita rakyat melalui syair yang

dilantunkan dan gerakan-gerakan tarian tersebut. Tidak aneh, bila ada sebagian penari yang menambahkan dialog ditengah tarian

tersebut.

Awalnya ketika saya melihat gerakan tari randai sangat membuat terkesima. Pasalnya, gerakan tarian tersebut sangat

unik. Terdapat gerakan pencak silat, gesekan kaki, kuda-kuda, jalan-jalan dan gerakan yang paling menarik buat saya adalah

gerakan ketika penari menabuh kostum celana diantara kaki mereka yang menghasilkan suara gebukan seperti pada gambar,

selain itu terdapat gerakan tepuk tangan yang selaras dan kompak.

Buat saya pribadi tarian ini sangat menarik, karena memberi 2 ilmu bagi para penonton. Pertama tentang tarian

tradisionalnya, yang kedua tentang cerita rakyat yang dibawa oleh para penari. Tidak heran tarian ini telah merambah ke
mancanegara seperti Hawaii dan Thailand. Mirisnya, sekarang tari randai sangat asing di Minangkabau, karena kurangnya

perhatian terhadap tarian ini.

9. Tari Alang Babega

Tari tradisional selanjutnya bernama Tari Alang Babega, jumlah penarinya tidak disyaratkan namun biasanya tarian

ini ditarikan oleh 2-6 orang. Penaripun bisa laki-laki atau wanita. Bisa juga disatukan wanita dan laki-laki. Tarian ini sangat

sederhana namun ternyata sudah merambat ke luar negeri dalam acara kebudayaan.

Sejarah singkatnya, tarian ini diambil dari seekor Elang yang sedang mencari mangsa dan dijadikan menjadi sebuah

tarian. gerakannya pun sangat sederhana, dinamis dan atraktif. Dimana para penari akan melentangkan tangan dan seolah sedang

mencari mangsa. Wajar saja, gerakannya pun diambil dari seekor elang.

Sekarang tarian ini dianggap lebih kontemporer dibanding tarian lainnya. Dan menjadi tarian sekolah Sumatera

Barat. Tarian ini menjadi salah satu tarian yang dibanggakan oleh masyarakat Sumatera Barat dan lebih sering dipertunjukan bila

ada acara tertentu seperti pertunjukkan seni, kebudayaan, dan pertunjukan hiburan.

2.4.5. Tradisi Orang Padang

Sumatera Barat (Sumbar) memiliki kebudayaan dan tradisi yang sangat beragam, terutama etnis Minangkabau yang sebagian

besar warga Sumbar. Ditengah gempuran budaya asing yang terus masuk, etnis Minangkabau sampai hari ini ternyata masih menjunjung

tinggi kearifan lokal mereka dan masih menjalankan berbagai tradisi yang sudah turun temurun sejak dulu. Seperti 11 Tradisi Unik di

Sumatera Barat ini, yang sampai sekarang masih tetap eksis:

1. Tabuik

Salah satu tradisi unik yang ada di Sumatera Barat adalah Pesta Tabuik. Perayaan Tabuik merupakan tradisi

masyarakat Pariaman, Sumatera Barat untuk memperingati meninggalnya cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husein. Prosesi ini

biasanya berlangsung selama satu minggu dengan perayaan puncak yang dinamakan “Hoyak Tabuik” yang dilaksanakan pada

tanggal 10 Muharram setiap tahunnya. Salah satu kalimat tentang Pariaman dan Tabuik adalah sebuah Pantun yang berbunyi:

“Pariaman tadanga langang, batabuik mangkonyo rami.”

Pada puncak perayaan Tabuik ini biasanya masyarakat dari seluruh penjuru Sumatera Barat akan memenuhi Kota

Pariaman untuk menyaksikan “Hoyak Tabuik”. Tidak hanya dari Sumatera Barat, mereka yang menyaksikan prosesi Pesta

Tabuik bahkan juga datang dari luar negeri. Event tahunan Kota Pariaman ini memang selalu dinanti setiap tahunnya.
2. Pacu Jawi

Salah satu tradisi unik yang menjadi favorit dari Sumatera Barat adalah Pacu Jawi. Pacu Jawi merupakan tradisi

unik yang dilakukan masyarakat Tanah Datar khususnya masyarakat di kecamatan Sungai Tarab, Rambatan, Limo kaum, dan

Pariangan. Selain itu Pacu Jawi juga dilaksanakan di wilayah Kabupaten Limapuluh Kota dan Payakumbuh.

Sekilas, Pacu Jawi mirip dengan Karapan Sapi di Madura. Namun yang membedakan keduanya adalah lahan yang

digunakan. Jika Karapan Sapi menggunakan sawah yang kering, maka Pacu Jawi menggunakan sawah yang basah dan

berlumpur. Selain itu untuk mempercepat lari sapi, joki Pacu Jawi tidak menggunakan tongkat seperti Karapan Sapi, mereka

biasanya menggigit ekor sapi.

3. Pacu Itiak

Pacu Itiak (Balapan Itik) adalah salah satu tradisi unik dari Sumatera Barat khususnya di daerah Payakumbuh dan

Limapuluh Kota. Event Pacu Itiak biasanya dilaksanakan di 11 tempat berbeda di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh

Kota.

Tata cara perlombaan Pacu Itiak ini adalah dengan melemparkan Itiak sehingga Itiak pun terbang menuju garis

finish. Itiak yang paling cepat mencapai garis finish akan dinyatakan sebagai pemenang. Jarak tempuh satu lintasan Pacu Itiak ini

biasanya sepanjang 800 meter.

2.5.Tata Cara Pernikahan Adat Padang

Tata cara pernikahan adat Minang cukup banyak bagian-bagiannya. Walaupun terlihat “ribet” tapi hal ini menunjukkan adat

Minang sangat kaya akan adat istiadatnya. Dan tentu saja setiap bagian dalam pernikahan adat Minang ini memiliki makna dalam bagi pasangan

pengantin. Mau tahu seperti apa tata cara pernikahan adat Minang? Yuk kita intip keunikannya di bawah ini:

1. Maresek

Kegiatan ini menjadi proses awal tata cara pernikahan adat Minang. Pihak keluarga wanita akan mendatangi pihak

keluarga pria, dan hal ini sesuai dengan sistem kekerabatan di adat Minangkabau. Pihak keluarga yang diutus adalah beberapa

wanita yang sudah berpengalaman dalam mencari tau apakah calon pengantin prianya coock dengan calon pengantin wanitanya

tidak. Pihak keluarga yang diutus juga biasanya akan membawa buah tangan bagi keluarga calon pengantin pria sebagai simbol

sopan santun.

2. Menimang dan Batimbang Tando


Batimbang Tando memiliki arti bertukar tanda. Menjadi simbol pengikat perjanjian yang tidak bisa dibatalkan oleh

sebelah pihak. Biasanya yang ditukarkan adalah benda pusaka seperti keris, kain adat, atau benda lainnya yang memiliki nilai

sejarah bagi keluarga. Setelah ini dilanjutkan dengan acara berembuk mengenai penjemputan calon mempelai pria. Adapun

tahapannya yaitu keluarga calon mempelai wanita mengunjungi kediaman keluarga calon mempelai pria. Pada acara tersebut

akan melibatkan orangtua, ninik mamak, dan para sesepuh dari kedua belah pihak. Rombongan yang datang akan membawa sirih

pinang lengkap dan disusun dalam carano (tas yang dibuat dari daun pandan).

3. Mahanta Siriah

Acara ini di mana mempelai meminta izin atau memohon doa restu kepada mamak-mamaknya, saudara ayah, kakak

yang telah berkeluarga dan sesepuh yang dihormati. Ritual ini memiliki tujuan untuk memohon doa dan memberitahukan rencana

pernikahan. Calon mempelai pria pada acara ini akan membawa selapah yang berisi daun nipah dan tembakau. Namun sekarang

ini diganti dengan rokok. Sedangkan calon memperlai wanita akan menyertakan sirih lengkap.

4. Babako- Babaki

Acara ini akan diadakan beberapa hari sebelum acara akad nikah berlangsung. Bako berarti pihak keluarga dari ayah

calon mempelai wanita. Dan pihak keluarga ini ingin menunjukkan kasih sayangnya dengan ikut memikul biaya sesuai

kemampuannya.

Acara ini dimulai dengan calon mempelai wanita dijemput dan dibawa ke rumah keluarga ayahnya. Di sana para

tertua akan memberikan nasihat. Dan keesokan harinya, calon mempelai wanita akan diarak kembali ke rumahnya diiringi

keluarga pihak ayah dengan membawa berbagai macam barang bantuan tadi.

Perlengkapan yang disertakan biasanya berupa sirih lengkap (sebagai kepala adat), nasi kuning singgang ayam

(makanan adat), antaran barang yang dibutuhkan calon mempelai wanita seperti pakaian, perhiasan, lauk pauk yang sudah

matang maupun mentah, sampai kue dan lainnya.

5. Malam Bainai

Acara ini dilakukan pada malam sebelum akad nikah. Bainai menjadi ritual untuk melekatkan jasil tumbukan daun

pacar merah (daun inai) di kuku calon pengantin. Tradisi ini memiliki makna sebagai ungkapan kasih sayang dan doa restu para

sesepuh keluarga mempelai wanita. Lalu terdapat juga air yang berisikan keharuman tujuh bunga, daun iani tumbuk, payung

kuning, kain jajakan kuning, kain simpai, dan kursi bagi calon pengantin. Calon pengantin wanita pun dibawa keluar dari kamar

diapit teman sebayanya dengan menggunakan baju tokoh dan bersunting rendah. Selanjutkan akan berlangsung acara mandi-
mandi secara simbolik dengan memercikkan air harum tujuh kembang oleh para sesepuh dan kedua orangtua. Selanjutnya kuku-

kuku calon pengantin wanita pun diberi inai. Saat inai dipasang maka akan diiringi syair tradisi Minang di malam bainai disertai

bunyi seruling.

6. Manjapuik Marapulai

Acara ini menjadi ritual paling penting dalam tata cara pernikahan adat Minang. Prosesinya bermula dari calon

pengantin pria dijemput dan dibawa ke rumah calon pengantin wanita untuk melangsungkan akad nikah. Lalu pada acara ini pun

akan dilakukan pemberian gelar pusaka pada calon pengantin pria sebagai simbol kedewasaan.

Selanjutnya rombongan dari keluarga calon pengantin wanita akan menjemput calon pengantin pria dengan

membawa perlengkapan berupa sirih lengkap dalam cerana, pakaian pengantin pria lengkap, nasi kuning singgang ayam, lauk

pauk, dan lainnya. Setelah prosesi sambah mayambah dan mengutarakan maksud kedatangan, barang-barang pun diserahkan.

Lalu calon pengantin pria beserta rombongan akan diarak menuju kediaman calon pengantin wanita.

7. Penyambutan di Rumah Anak Daro

Acara ini akan diiringi musik tradisional khas Minang, yaitu talempong dan gandang tabuuk lalu barisan Gelombang

Adat timbal balik. Terdiri dari para pemuda berpakaian silat dan disambut para dara berpakaian adat yang menyuguhkan sirih.

Keluarga mempelai wanita akan memayungi calon mempelai pria dan disambut dengan tari Gelombang Adat Timbal Balik.

Selanjutnya para sesepuh wanita akan menaburi calon pengantin pria dengan beras kuning. Dan sebelum memasuki pintu rumah,

kaki calon pengantin pra akan diperciki air sebagai simbol mensucikan, lalu berjalan menapaki kain putih menuju tempat akad.

8. Akad Nikah

Akad nikah ini akan dilangsungkan sesuai syariat agama Islam. Diawali dengan pembacaan ayat suci, ijab kabul,

nasihat perkawinan dan doa. Acara ini umumnya dilakukan pada hari Jumat siang.

9. Basandiang di Pelaminan

Setelah akad nikah berlangsung maka kedua pengantin akan bersangding di rumah anak dari. Anak daro dan

marapulai akan menanti tamu alek salinga alam dan diwarnai musik dari halaman rumah.

10. Tradisi Usai Akad Nikah

Setelah akad nikah berlangsung sang pengantin harus melewati beberapa acara adat lainnya, yaitu:
1. Mamulangkan Tando. Setelah resmi menjadi pasangan suami istri, maka tanda yang diberikan sebagai ikatan janji saat lamaran

akan dikembalikan oleh kedua belah pihak.

2. Malewakan Gala Marapulai. Acara ini mengumumkan gelar untuk pengantin pria sebagai tanda kehormatan dan kedewasaan

yang disandang sang pengantin pria.

3. Balantuang Kaniang (Mengadu Kening). Acara ini akan dipimpin oleh sesepuh wanita dan sang pengantin akan saling

menyentuhkan keningnya. Di mana mereka diharuskan duduk berhadapan dengan wajah dipisahkan kipas, lalu kipas diturunkan

perlahan. Maka barulah boleh saling menyentuhkan kening.

4. Mangaruak Nasi Kuniang. Acara ini diawali dengan sang pengantin saling berebut daging ayam yang tersembunyi di dalam nasi

kuning. Memiliki simbol kerjasama antara suami istri dan harus saling menahan diri serta melengkapi.

5. Bamaian Coki. Sebuah permainan tradisional Minang serupa catur yang dimainkan dua orang dengan papan mirip halma.

Memiliki makna agar sang pengantin bisa saling meluluhkan kekauan dan egonya masing-masing agar terus mesra.

6. Tari Payung. Tarian ini dipercaya sebagai tarian pengantin baru. Memiliki salah satu syair berbunyi “Berbendi-bendi ke sungai

tanang” yang memilki arti pasangan yang baru menikah pergi ke kola yang dinamai sungai Tanang dan mencerminkan bulan

madu. Penari akan menggunakan payung yang melambangkan peranan suami sebagai pelindung istri.

11. Manikam Jajak

Pernikahan adat Minang belum usai walaupun acara pernikahannya sudah selesai loh. Satu minggu setelah akad

nikah, sang pengantin akan pergi ke rumah orangtua serta ninik mamak pengantin pria dengan membawa makanan. Tujuannya

untuk menghormati dan memuliakan orangtua serta ninik mamak pengantin pria.

Indonesia memang kaya akan adat dan budaya sehingga menjadikan masing-masing daerahnya unik. Salah satunya

tata cara pernikahan adat Minang ini. Ritual adat ini selain penting untuk dilestarikan juga akan menjadikan hari pernikahan kamu

lebih berwarna.

2.6.Tata cara Berbicara Orang Padang

Berbicara adalah kebutuhan kita sebagai manusia. Berbicara merupakan salah satu cara yang efektif bagi kita untuk

berkomunikasi. Dengan berbicara kita bisa menyampaikan maksud dan tujuan serta buah pikiran kita dengan cepat.

Namun alangkah bijaksananya jika kita memperhatikan cara berbicara maupun isi dan materi yang kita bicarakan. Jangan sampai ungkapan

“banyak bicara banyak berdosa” sampai menjangkiti kita. Maksud kita hendak mengkomunikasikan sesuatu malah menjadi ajang

memperpanjang daftar dosa. Semoga kita terhindar dari hal yang demikian. Ada banyak etika, adab dan sopan santun dalam berbicara yang

diketahui dan dianut oleh masyarakat. Salah satu acuan yang dapat kita pedomani adalah adab berbicara di Minang Kabau Sumatera Barat
yang dikenal dengan “Kato nan Ampek” yaitu adab berbicara dibedakan atas empat (ampek) jenis audience atau lawan komunikasi kita,

sebagai berikut:

1. Kato Mandaki

Kata dan adab yang digunakan bila kita berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau dituakan dan lebih dihormati karena

jabatan dan kedudukannya.

2. Kato Mandata

Kata dan adab yang digunakan bila kita berkomunikasi dengan teman sebaya atau rekan kerja.

3. Kato Malereng

Kata dan adab yang digunakan bila kita berkomunikasi dengan orang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan

kita dan keluarga seperti ipar, besan, sumando, mamak rumah.

4. Kato Manurun

Kata dan adab yang digunakan bila kita berkomunikasi dengan orang yang lebih muda ataupun kepada bawahan.

Selain adab dan pemilihan kata dalam berkomunikasi, perhatikan juga materi atau isi pembicaraan kita. Berikut ini ada beberapa

materi yang suka dijadikan topik dalam pembicaraan dan dikhawatirkan dapat menjerumuskan kita pada pembicaraan yang

berpotensi dosa.

5. Membicarakan kelebihan diri sendiri

Pembicaraan jenis ini disatu sisi diyakini bisa meningkatkan rasa percaya diri/self esteem. Dan baik juga untuk meningkatkan

citra positif yang bisa memacu semangat dalam beraktifitas. Namun harus diwaspadai jika pembicaraan ini terlalu berlebihan bisa

menimbulkan kesombongan. Membicarakan kekurangan diri sendiri

Pembicaraan jenis ini berguna untuk introspeksi diri sehingga dengan menyadari kekurangan kita bisa mengupayakan perbaikan

diri untuk meningkatkan kualitas hidup selanjutnya. Namun jika berlebihan dan sampai pada penyesalan-penyesalan yang

keterlaluan apalagi meratapi nasib akan berakibat buruk terhadap tingkat percaya diri yang bisa membuat kehilangan semagat

hidup.

6. Membicarakan kelebihan orang lain


Kelebihan orang lain dapat memotivasi kita untuk berbuat hal yang sama jika kita dan lingkungan menganggapnya

sebagai sesuatu yang baik dan layak ditiru. Tapi jika terlalu berlebihan dan sampai mengidolakan. apalagi sampai mengkultuskan

seseorang akan berakibat tidak sehat untuk jiwa.

7. Membicarakan kekurangan orang lain

Topik ini merupakan yang paling senang dibicarakan orang dimana. Infotainment yang memuat berbagai skandal

dan kebobrokan moral sangat digemari dan mempunyai rating yang tinggi. Pembicaraan ini yang lebih populer disebut gosip,

gunjing atau ghibah sering menjadi topik sehari-hari dan sebagian dari kita sangat senang dan bahkan menikmati pembicaraan

ini. Alangkah bijaksananya jika kita menyikapi fenomena ini sebagai ajang introspeksi bukannya malah menu utama untuk

dijadikan pembicaraan hangat setiap harinya.

Banyak sekali pepatah dan ungkapan bijak yang mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati dalam bertutur kata agar

kita tidak terlibat dalam pembicaraan yang mengandung dosa. Jika tidak terlalu penting “Silent is Gold” sangat bijak diterapkan.

Ataupun kalau harus ada kata-kata yang hendak disampaikan pilihlah kata-kata yang tepat, jangan sampai menyakiti perasaan

orang lain yang mendengarnya karena “Kata-kata bisa lebih tajam dari pedang”.

Komunikasikanlah sesuatu dengan kata-kata yang tepat dan dengan cara yang baik jangan sampai menjadi bumerang bagi diri

sendiri sebagaimana ungkapan “Mulutmu harimaumu akan menerkam kepalamu”. Apalagi kalau kata-kata yang diucapkan merupakan ucapan

yang tidak benar atau berupa kebohongan dan sampai menimbulkan fitnah karena “Fitnah lebih kejam dari pembunuhan”. Alangkah besar

dampak suatu kebohongan yang dituduhkan pada orang lain bahkan lebih buruk dari menghilangkan nyawa sekalipun. Jadi, walau “lidah tak

bertulang” tapi pengaruhnya sangat besar pada keharmonisan hubungan antar sesama manusia. Jagalah lisan, perhatikan etika ketika

berbicara, semoga kita semua menjadi lebih bijaksana karenanya.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah diatas adalah bahwa kebudayaan Padang Sangat beragam. Mulai dari Pakaian Tradisionalnya, musik

tradisionalnya, keseniannya, dan masih banyak lagi keberagaman budaya Padang itu sendiri. Selain itu Prinsip-prinsip orang padang dalam
menjalankan kehidupannya juga bagus untuk kita tiru sehari-hari agar suatu saat kita sebagai penerus bangsa harus hidup mandiri dan harus

berjiwa teguh dalam pendirian kita masing-masing agar supaya kita tidak jatuh atau terjerumus kedalam kehidupan yang tidak baik

3.2. Saran

Kebudayaan Padang adalah salah satu dari banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia. Alangkah baiknya dengan adanya

makalah tentang kebudayaan padang masyarakat bisa lebih mengenal jauh tentang kebudayaan Padang itu seperti apa dan juga berguna untuk

dunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Padang

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Budaya_Minangkabau

http://khantydwi.blogspot.co.id/2013/05/kesenian-dan-kebudayaan-sumatra-barat.html?m=1

http://www.top10indo.com/2013/12/10-masakan-khas-padang-terlezat.html?m=1

http://www.hipwee.com/sukses/8-prinsip-hidup-orang-minang-yang-bikin-mereka-sukses-menaklukan-tanah-rantau/

http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.ragamseni.com/9-tarian-tradisional-dari-sumatera-barat-yang-harus-dipertahankan/

&ei=PB7fTLxF&lc=id-ID&s=1&m=485&host=www.google.co.id&ts=1499595790&sig=ALNZjWmBSy81gtYnL1-JOJVTm5jCvmpWeQ

https://www.infosumbar.net/artikel/ini-dia-11-tradisi-unik-yang-ada-di-sumatera-barat/

http://thebridedept.com/24763-2/

http://syarifmoklet45.blogspot.co.id/2012/08/etika-berbicara-minang-kabau.html?m=1

http://rinyyunita.wordpress.com/2008/04/09/etika-berbicara/

Anda mungkin juga menyukai