Disusun oleh :
Rozana Berlianti Ramadhani
(202269110015)
BAB I ………………………………………………………………………………………....2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................2
BAB II ………………………………………………………………………………………..4
BAB IV ……………………………………………………………………………………....8
KESIMPULAN ………………………………………………………………………………9
3. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetahui adat istiadat suku maluku tentang upacara fengnea kidabela
b. Untuk memberikan nilai nilai kepada masyarakat setempat agar bisa menghargai
sesama suku dan budaya adat istiadat.
c. Untuk mengembangkan dan tetap melestarikan adat istiadat suku maluku agar bisa
berkembang pesat.
BAB II
UPACARA FANGNEA KIDABELA
Upacara adat Fangnea Kidabela digelar oleh masyarakat Kepulauan Tanimbar,
Maluku, sebagai sarana memperkokoh hubungan sosial antarwarga.
Pada era modern ini, masih banyak tradisi yang tetap dipertahankan secara turun
temurun dari nenek moyang hingga ke anak cucu pada suatu masyarakat. Demikian juga yang
terjadi di Desa Pantai Timur Kecamatan Teor Kabupaten Seram Bagian Timur. Tradisi yang
kemudian diatur dan ditata oleh masyarakat, sesuai dengan tujuan dan harapan yang
didambakannya.
“Suatu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem tradisi fatresin
tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama”.3 Sungguh luar
biasa keanekaragaman tradisi yang dimiliki bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya. ada
sistem religi maupun sistem kepercayaan yang hidup dan dihayati oleh masyarakat di setiap
suku bangsa. Selain merupakan salah satu akar bagi tumbuh kembangnya tradisi Indonesia,
kepercayaan masyarakat juga memberi ciri kebudayaan daerah setempat, yang lebih hakiki
lagi, dan memberikan kepercayaan-kepercayaan kepada masyarakat yang mengandung
makna dan nilai-nilai yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
4 Tradisi adalah kebiasaan yang turun temurun dalam suatu masyarakat. Tradisi
merupakan mekanisme yang dapat membantu untuk memperlancar perkembangan pribadi
anggota masyarakat, misalnya dalam membimbing anak menuju kedewasaan. Tradisi juga
penting sebagai pembimbing pergaulan bersama di dalam masyarakat. Jika tradisi mulai
absolut bukan lagi sebagai pembimbing, melainkan merupakan penghalang kemajuan. Oleh
karena itu, tradisi yang kita terima perlu kita renungkan kembali dan kita sesuaikan dengan
zamannya.
Tradisi adalah kebiasaan, suatu aktivitas turun temurun dari leluhur kita, yang
biasanya dilakukan warga masyarakat dengan melakukan semacam ritual. Sesuatu yang telah
dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,
informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa
adanya ini suatu tradisi akan punah.
Tradisi juga berarti segala sesuatu yang disalurkan atau diwariskan dari masa lalu ke
masa kini.5 Tidak terlepas dari maluku yang merupakan daera kepulauan yang di dalamnya
terdapat berbagai macam tradisi yang di pegang erat ole masyarakat setempat, misalnya
Budaya Kalwedo berasal dari masyarakat Maluku Barat Daya (MBD), Budaya Hawear
bersumber dari sejarah yang dipercaya keberadaanya oleh masyarakat kepulauan Kei secara
turun temurun.
Upacara Fangnea Kidabela berasal dari masyarakat kepulauan Tanimbar atau yang
sekarang disebut dengan Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Arumbae adalah simbol dari
budaya orangorang Maluku yang senang berlayar karena sebagian besar masyarakatnya
berprofesi sebagai nelayan.
Makan Patita adalah kebudayaan yang sampai saat ini masih dilestarikan dengan baik
oleh Masyarakt Maluku, Tradisi Pukul Sapu (Manyapu) adalah sebuh tradisi yang diadakan
setiap tahun oleh masyarakat Mamala dan Morela.6 Sedang tradisi fatresin berasal dari
Tradisi Teor dan terletak di teor.
Selain itu Tradisi Fatresin merupakan salah satu tradisi dari sekian banyak
keanekaragaman tradisi di Indonesia khususuya di maluku. Tradisi Fatresin merupakan
tradisi yang dilaksanakan di Pantai Timur Kecamatan Teor Kabupaten Seram Bagian Timur.
Dalam masyarakat Maluku Desa Pantai Timur, tradisi Fatresin masih dipertahankan,
dilestarikan, diyakini, dan dikembangkan,benar-benar dapat memberikan pengaruh terhadap
sikap, pandangan, dan pola pemikiran bagi masyarakat yang menganutnya.
Salah satunya, Tradisi Fatarisin yang sudah berlangsung sejak lama. Tradisi Fatresin
dalam bahasan tanah masyarakat pantai timur kecamatan Teor Kabupaten Seram Bagian
Timur diartikan sebagai, diatas batu atau batu keramat. Tradisi Fatresin dilaksanakan satu
tahun sekali dan dihadiri oleh beberapa desa tetangga untuk melaksanakan tradisi Fatresin.
Tradisi fataresin dimaknai sebagai proses pernikahan antara Bapa raja yang berasal
dari marga rumakelrat dengan batu keramat atau Fatresin, yang sering di lakukan pada
setahun satu kali sesudah lebaran idul fitri. Dari Latar Belakang Tersebut penulis tertarik
untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Tradisi Fatresin di Desa Pantai Timur
Kecamatan Teor Kabupaten Seram Bagian Timur”.
BAB III
UPACARA FENGNEA KIDABELA
A. PENGARUH UPACARA ADAT BAGI MASYARAKAT
Upacara Fangnea Kidabela menjadi sarana untuk memperkukuh persatuan dan
kesatuan hidup masyarakat Tanimbar, baik internal maupun eksternal dalam setiap
situasi. Fungsinya sama dengan upacara Panas Pela di Ambon, Lease, dan Maluku
Tengah. Upacara ini menciptakan suasana hidup bermasyarakat yang kokoh dan kuat
untuk mencegah konflik dan perpecahan warga.