Anda di halaman 1dari 3

PERJANJIAN KERJASAMA

PEKERJAAN PERANCANGAN RUMAH TINGGAL

Pada hari ini Rabu, tanggal 24 Mei tahun 2023, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

(1) Ar. Wiliarto Wirasmoyo, S.T., M.Sc, IAI, bertindak selaku Pemberi Pekerjaan, selanjutnya disebut:
PIHAK PERTAMA
1. BAZZAK Building Construction, bertindak sebagai Arsitek/Designer. Dalam hal ini bertindak sebagai Tim,
selaku Penerima Pekerjaan untuk selanjutnya disebut :
PIHAK KEDUA

Para pihak terlebih dahulu menerangkan:


2. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Client yang memberikan pekerjaan perancangan Rumah Tinggal.
3. Bahwa PIHAK KEDUA adalah seorang tenaga ahli dalam bidang perencanaan dan perancangan arsitektur;
4. Bahwa obyek pembangunan adalah "Rumah Tinggal" .

Sehubungan dengan hal hal yang diterangkan di atas, dengan ini kedua belah pihak telah bersepakat dan setuju
untuk membuat perjanjian kerjasama dengan syarat dan ketentuan sebagaimana diatur dibawah ini:

Pasal 1.
DASAR PERJANJIAN KERJA

(1) Permintaan jasa konsultasi perancangan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA;
(2) Surat Penawaran PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 2
TUGAS, RUANG LINGKUP PEKERJAAN DAN KELUARAN

(1). PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan Pekerjaan Perancangan Rumah
Tinggal.
(2). Rincian Tugas Perancangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah sebagai berikut:
• Konsep massa bangunan dan material bangunan
• Denah
• Tampak dan Potongan Bangunan
• Perspektif Eksterior
(3). Semua hasil pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) di atas, wajib diberikan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam bentuk cetakan (hardcopy) dan file (softcopy).

Pasal 3
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN TUGAS DAN ASISTENSI

(1) Jangka waktu pelaksanaan tugas Perencanaan dan Perancangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2),
diselesaikan oleh PIHAK KEDUA selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kalender terhitung dari tanggal
ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama ini.
(2) Perubahan hasil rancangan yang dilakukan PIHAK KEDUA dilakukan maksimal 1 (satu) kali, apabila terjadi
perubahan rancangan atas inisiatif dan usulan dari PIHAK PERTAMA, mengingat singkatnya waktu
perancangan yang diberikan.

Hal 1 dari 3
Pasal 4
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA

(1). PIHAK PERTAMA wajib memberikan petunjuk yang jelas kepada PIHAK KEDUA tentang maksud, tujuan serta
konsep perancangan yang diinginkan.
(2). PIHAK PERTAMA wajib menyiapkan dan memberikan data, informasi, rekomendasi dan atau mengambil
tindakan-tindakan yang diperlukan oleh PIHAK KEDUA untuk keperluan / kelancaran pelaksanaan tugas.
(3). PIHAK PERTAMA wajib memberikan fasilitas secukupnya kepada PIHAK KEDUA dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan ini, termasuk pemberian ijin untuk setiap waktu masuk ke lokasi proyek dan pemberian surat
pengantar dalam rangka menghubungi instansi-instansi yang terkait.
(4). PIHAK PERTAMA wajib membayar Imbalan Jasa sehubungan dengan pekerjaan Perencanaan Perancangan ini
kepada PIHAK KEDUA sesuai yang tersebut dalam Pasal 6 Perjanjian Kerjasama ini.

Pasal 5
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA

(1). PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas hasil perencanaan perancangan Arsitektur dan Interior yang dibuat
untuk kepentingan PIHAK PERTAMA.
(2). PIHAK KEDUA wajib melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan, keahlian dan pengalaman yang
dimilikinya sehingga pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Perancangan sesuai dengan Pedoman / Persyaratan
dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
(3). PIHAK KEDUA wajib memenuhi permintaan dari PIHAK PERTAMA untuk mengadakan pertemuan konsultasi
dalam rangka pembahasan Proyek.
(4). PIHAK KEDUA wajib mengamankan kepentingan PIHAK PERTAMA dan berusaha mencapai hasil Perencanaan
Perancangan yang terbaik dalam jangka waktu dan anggaran biaya yang tersedia.
(5). PIHAK KEDUA wajib memperhatikan semua peraturan dan undang-undang yang berlaku sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan ini, termasuk kebiasaan, tradisi dan tata laksana yang lazim berlaku.
(6). PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mengalihkan tugas yang diterimanya kepada pihak lain, kecuali dengan
persetujuan PIHAK PERTAMA.
(8). PIHAK KEDUA wajib menjaga kerahasiaan proyek ini dan ikut memastikan agar informasi proyek tidak
disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan.

Pasal 6
BIAYA PERENCANAAN PERANCANGAN

Besarnya Imbalan Jasa / Biaya Perencanaan Perancangan adalah Rp. 2.000.000 (Dua juta rupiah).

Pasal 7
TATACARA DAN PELAKSANAAN PEMBAYARAN

Tatacara pelaksanaan pembayaran Imbalan Jasa / Biaya Perencanaan Perancangan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA diatur, sebagai berikut :
a. Pembayaran Tahap Pertama
Sebesar 40 % (empat puluh persen) dari Jumlah biaya Perencanaan Perancangan atau sebesar Rp.
800.000,- (Delapan ratus ribu rupiah) dibayar setelah ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama ini ;
b. Pembayaran Tahap Kedua
Sebesar 60 % (enam puluh persen) dari Jumlah biaya Perencanaan Perancangan atau sebesar Rp.
1.200.000,- (Satu juta dua ratus ribu rupiah) dibayar PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah
PIHAK KEDUA menyerahkan hasil pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2);

Pasal 8
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

Untuk pekerjaan tambah dan kurang selain dari paket pekerjaan seperti tercantum dalam Pasal 2 Perjanjian
Kerjasama ini, maka Imbalan Jasanya diperhitungkan berdasarkan musyawarah KEDUA BELAH PIHAK atau akan
diadakan negosiasi kembali antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang akan dituangkan dalam bentuk
perjanjian tambahan (addendum) yang akan menjadi satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian Kerjasama ini.

Hal 2 dari 3
Pasal 9
SANKSI DAN DENDA

(1). Bila PIHAK KEDUA terlambat menyelesaikan pekerjaan seperti tersebut pada pasal 3 diatas, maka kepada
PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar 0,2 % dari jumlah biaya Perencanaan Perancangan untuk setiap
hari keterlambatan.
(2). Jumlah denda maksimal adalah sebesar 5% dari jumlah biaya Perencanaan Perancangan atau sebesar Rp.
100.000,- ( Seratus Ribu Rupiah).

Pasal 10
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Bila denda telah mencapai maksimal, dan PIHAK KEDUA tidak dapat memberi alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka PIHAK PERTAMA dapat memutuskan hubungan kerja secara sepihak dengan PIHAK
KEDUA dan dapat menunjuk Konsultan lain untuk melanjutkan pekerjaan tersebut.

Pasal 11
FORCE MAJEURE

(1). Ketentuan untuk melaksanakan jasa sesuai dengan jadwal seperti diatur dalam Pasal 3 Perjanjian kerja ini
tidak berlaku bila terjadi Keadaan Memaksa / Force Majeure.
(2). Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa / Force Majeure menurut Perjanjian Kerja ini adalah : Bencana
alam, Perang, Pemogokan umum, Sabotase, Wabah, Kebakaran, Blokade, Revolusi dan Huru-hara atau
keadaan yang secara wajar tidak dapat dihindari serta berada diluar kemampuan manusia, kebijaksanaan /
peraturan pemerintah di bidang moneter, dll.
(3). Segera setelah mengetahui adanya Force Majeure, PIHAK KEDUA akan menyampaikan kepada PIHAK
PERTAMA secara tertulis tentang hal tersebut selambat-lambatnya dalam 7 (tujuh) hari kalender, untuk dapat
diadakan pemecahan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Pasal 12
PERSELISIHAN

Apabila timbul perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian ini, maka kedua belah pihak akan menyelesaikan secara
musyawarah untuk mufakat.

Pasal 13
PENUTUP

(1). Setiap perubahan dalam perjanjian ini harus merupakan kesepakatan bersama kedua belah pihak.
(2). Segala sesuatu yang belum diatur dalam perjanjian ini atau adanya perubahan-perubahan yang dipandang
perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian Tambahan (addendum) dan
merupakan Perjanjian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(3). Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam rangkap 2 (dua) dan bermeterai cukup
sehingga masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, serta berlaku sejak tanggal
ditandatanganinya perjanjian ini.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

BAZZAK Building Construction Ar. Wiliarto Wirasmoyo, S.T., M.Sc, IAI


Arsitek/Designer Client

Hal 3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai