Anda di halaman 1dari 5

SURAT PERJANJIAN KERJA

Nomor : 01/RI/I/2020

Pada hari ini …….. Tanggal …………… bulan …………….. tahun ………………. Yang bertanda tangan
dibawah ini

Nama : TOIYANTA S.Ars

Alamat Kantor : Jl. R. A Kartini No. 41

Jabatan : CEO dan Direktur Utama PT. TEKNOVASI KARYA INDONESIA

(REBUILTH INDONESIA), selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

Nama : KINTAMANI

Alamat Kantor :-

Jabatan : Mitra REBUILTH selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan bangunan maka dengan ini sepakat bahwa
PIHAK PERTAMA memberikan pekerjaan secara daring/online kepada PIHAK KEDUA
sebagai mitra REBUILTH dengan jangka waktu yang tidak ditentukan, dengan kesepakatan
sebagai berikut

Pasal 1

INFORMASI UMUM

1. Mempertemukan antara tenaga ahli konstruksi (tukang,kontraktor & arsitek)


dengan buyer (pengguna jasa) agar dapat bertransaksi dengan aman serta nyaman.
2. Memberikan fasilitas “Konsultasi” untuk semua buyer agar mendapatkan
kepercayaan.
3. Memberikan fasilitas kepada tenaga ahli konstruksi (tukang, kontraktor dan arsitek)
berupa mengoptimasi layanan agar bisa dilihat oleh para calon pengguna
4. Memberikan fasilitas aplikasi interaksi kepada para pemberi jasa dan pengguna agar
memudahkan transaksi.
5. Memberikan lapangan kerja bagi semua masyarakat yang belum mempunyai
pekerjaan.

Pasal 2

PROSEDUR KERJA

1. Ketika ada pesanan masuk akan diinformasikan melalui aplikasi “Mitra REBUILTH”
a. Buka notifikasi di Aplikasi “Mitra REBULTH”
b. Klik “ORDER”
c. Kemudian lihat detail pemesanan
2. Setelah menerima pemasanan maka :
a. PIHAK KEDUA menghubungi pengguna via telpon/whatsapp guna
mengkonfirmasi pemesananan
b. Menanyakan kepastian jenis layanan yang diambil oleh pengguna
c. Konfirmasi jenis layanan yang diambil oleh pengguna
d. Melakukan survey/assessment data awal kepada pihak pengguna untuk
mengumpulkan informasi terkait pekerjaan yang akan dilakukan

Pasal 3

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MITRA

Selaku Mitra REBUILTH mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut

1. Melaksanakan pekerjaan (Desain, Pembangunan, Renovasi, Pembiayaan dan


administrasi pelaporan yang telah diserahkan oleh PIHAK PERTAMA.
2. Memberikan pelayanan secara maksimal sesuai dengan kaidah teknis yang berlaku
kepada PIHAK KETIGA
3. Membantu pemecahan masalah yang dihadapi oleh pengguna dalam proses
pekerjaan
4. Membuat dokumentasi dan hasil pelaporan pelaksanaan pekerjaan (diperlukan
dalam penginputan diaplikasi pelaporan)
5. Berkoordinasi rutin dengan PIHAK PERTAMA jikakau terdapat hal-hal penting lainnya

Pasal 4

HAK

PIHAK KEDUA menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA sesuai dengan model pekerjaan
yang diterima secara non tunai kerekening PIHAK KEDUA dan biaya transfer dibebankan
kepad PIHAK KETIGA.

(1) Ketentuan tata cara pembayaran upah PIHAK KEDUA ditetapkan sebagai berikut
a. Upah yang dibayarkan kepada PIHAK KEDUA diberikan secara bertahap sesuai
dengan kesepakatan Bersama
b. PIHAK PERTAMA akan membayarkan upah kepada PIHAK KEDUA selambat-
lambatnya diakhir pekerjaan telah selesai
c. Pada saat hubungan kerja berakhir, PIHAK PERTAMA tidak akan memberikan
pesangon ataupun bonus kepada PIHAK KEDUA
(2) PIHAK KEDUA berhak tidak mengambil pekerjaan atau mengakhiri pekerjaan, dengan
ketentuan dan tata cara yang ditetapkan sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA berhak tidak mengambil pekerjaan apabila yang bersangkutan
sedang dalam proses pekerjaan lain
b. Pelaksanaan waktu tidak mengambil pekerjaan tersebut harus disetujui PIHAK
PERTAMA

Pasal 4

LOKASI PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA akan membrikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA pada lokasi di KOTA
PALU

Pasal 5

SANKSI

PIHAK PERTAMA akan memberikan sanksi kepada PIHAK KEDUA jikalau terjadi hal-hak
sebagai berikut ;

(1) PIHAK KEDUA berhenti melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh PIHAK
PERTAMA ditengah-tengah proses pekerjaan
(2) PIHAK PERTAMA menerbitkan surat peringatan, apabila PIHAK KEDUA melakukan
perbuatan sebagai berikut
a. PIHAK KEDUA tidak menjalankan tugas tanpa alasan yang jelas dan dapat
diterima serta tanpa izin selama 5 (lima) hari kerja berturut turut
b. PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu sesuai jadwal
kegiatan program tanpa alasan yang jelas dan diterima oleh PIHAK PERTAMA
c. PIHAK KEDUA tidak memenuhi tugas dan tanggung jawab pada tahap kegiatan
yang telah berlangsung sebagaimana disebut pada pasal 1 tanpa penjelasan yang
dapat diterima sesuai hasil penilaian yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA atau
pihak lain yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA
d. PIHAK PERTAMA tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana disebut pada Pasal
2 tanpa penjelasan yang dapat diterima PIHAK PERTAMA

Pasal 6

BERAKHIRNYA PERJANJIAN KERJA

(1) Perjanjian kerja berakhir apabila ;


a. PIHAK KEDUA meninggal dunia
b. PIHAK KEDUA bangkrut ataupun tidak sanggup memenuhi perjanjian yang
diisepakati
c. PIHAK KEDUA menjalin kerjasama diluar kesepakatan PIHAK PERTAMA
d. PIHAK KEDUA melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan program dan
peraturan pemerintah
a. Adanya kebijakan pemerintah yang mengharuskan berhentinya pekerjaan yang
telah disepakati
(2) PIHAK KEDUA dapat mengajukan inisiatif pemutusan perjanjian kerja apabila PIHAK
PERTAMA tidak melakukan atau lalai dalam memenuhi hak PIHAK KEDUA
(3) Pada saat pengakhiran hubungan kerja, PIHAK KEDUA wajib menyerahkan seluruh
barang inventaris program pendampingan percepatan ppembangunan perumahan
pasca bencana kepada PIHAK PERTAMA

Pasal 7

FORCE MAJURE

(1) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dibebaskan dari kewajiban untuk melaksanakan
isi perjanjian ini apabila terjadi kegagalan atau keterlambatan dalam melaksanakan
kewajiban tersebut yang disebabkan force majure/keadaan memaksa
(2) Yang dimaksud dengan force majure adalah segala keadaan atau peristiwa yang
terjadi diluar kekuasaan KESEMUA PIHAK termasuk, akan tetapi tidak terbatas pada
huru hara, epidemi, kebakaran, banjir, gempa bumi, tsunami, likuifaksi, pemogokan,
perang, keputusan pemerintah atau instansi berwenang yang menyebabkan
pelaksanaan perjanjian ini menjadi terlambat atau tidak dapat dilakukan sama sekali
(3) Setelah berakhir atau dapat diatasinya keadaan force majure tersebut, pihak yang
mengalami force majure wajib segera melaksanakan kewajiban-kewajiban yang
tertunda
(4) Segala kerugian yang yang timbul akibat force majure menjadi tanggungan masing-
masing PIHAK.

Pasal 8

PENYELESAIAN PESELISIHAN

(1) Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara kekeluargaan
(2) Apabila kedua belah pihak tidak dapat menyelesaikan secara musyawarah , maka
dengan sepakat perselisihan diselesaikan melalui pengadilan
(3) Kedua belah pihak akan memilih tempat kedudukan hukum yang tetap dan umum
domisili PIHAK PERTAMA di Pengadilan Negeri Palu
(4) Biaya penyelesaian perkara akan ditanggung pihak yang kalah dalam pengadilan

Pasal 9

PENUTUP
Surat perjanjian kerja ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada
Tanggal, bulan dan tahun diatas dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) terdiri dari 2 (dua)
lembar asli dan bermaterai secukupnya

Surat perjanjian kerja ini berlaku ………………………………… dengan ketentuan bahwa segala
sesuatunya akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari
ternyata ada kekeliruan dalam surat perjanjian kerja ini.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


DIREKTUR REBUILTH INDONESIA MITRA REBUILTH

TOIYANTA S.Ars CIHUAHUA

MENGETAHUI MENYETUJUI
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

SIBERIAN HUSKY

Anda mungkin juga menyukai