Antara
SANI
dengan
WILLY GUNARDI
TENTANG
Perjanjian ini, dibuat dan ditandatangani di Lombok Timur pada hari selasa tanggal tiga puluh April
Tahun Dua Ribu Sembilan Belas (30/04/019), dibuat dan dilangsungkan
Oleh dan antara :
I. SANI, warga penerima dana bantuan stimulant dari pemerintah berdasarkan SK Bupati yang
beralamat di Dusun KEMONG, TARUM Desa Labuhan Pandan Kecamatan Sambelia sebagai
Pemberi Kerja atau Owner ( selanjut nya disebut “PIHAK PERTAMA“)
II. WILLY GUNARDI, yang beralamat di BABATAN PANTAI 6/8 SBY, RT.02 RW0001 DESA DUKUH
SUTOREJO KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA dan dalam perbuatan hukum ini sebagai
Pemborong ( Selanjutnya disebut “PIHAK KEDUA”)
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, bersama-sama selanjutnya disebut “PARA PIHAK”
PARA PIHAK, terlebih dahulu menerangkan sebagai berikut:
Bahwa, PIHAK PERTAMA, dengan ini bermaksud membangun Rumah Tahan Gempa yang
terletak di Dusun Labu pandan Desa Labuhan Pandan Kecamatan Sabelia, dan untuk
maksud tersebut, PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA untuk melaksanakan pekerjaan
pembangunan meliputi pekerjaan persiapan, struktur, bangunan finishing, dan pekerjaan
lainnya untuk menjadikan unit rumah yang utuh dan sesuai design, sebagaimana disepakati
dalam ruang lingkup pekerjaan (Selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai ‘Poyek’),
Berdasarkan hal tersebut PARA PIHAK sepakat untuk melangsungkan perjanjian ini (Selanjutnya
disebut sebagai ‘Kontrak’) berdasarkan syarat dan ketentuan sebagai berikut :
1
PASAL 1
ISTILAH DAN PENGERTIAN
1. “Berita Acara Serah Terima Pekerjaan” (atau BAST) adalah dokumen tertulis yang disebut
dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak dari PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, di
atas materai yang cukup yang menyatakan bahwa pekerjaan telah selesai dengan
sempurna dengan memperhatikan catatan-catatan seperlunya yang dicantumkan dalam
Berita Acara tersebut.
2. Hari berarti hari kalender;
3. Harga Kontrak berarti imbalan yag akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA atas proyek sebagaimana diataur dalam perjanjian ini;
4. Jadwal pelaksanaan berarti waktu sesungguhnya yang disepakati oleh para pihak
sebagaimana diatur dalam pasal-pasal perjanjian ini;
5. Kontrak berarti perjanjian ini, yang dilaksanakan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
dalam rangka pemborongan berupa pekerjaan persiapan, struktur, bangunan, finishing dan
seluruh dokumen sebagimana dimaksud dan ditetapkan dalam perjanjian ini;
6. Peristiwa keadaan memaksa (Force Majeure) berarti berkaitan dengan PIHAK PERTAMA
atau PIHAK KEDUA atas suatu keadaan sebagaiman diatur dalam pasal 12 perjanjian ini;
7. Surat Perintah Kerja (SPK) adalah dokumen yang dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA yang merupakan pesanan kerja yang berisikan model rumah/bangunan,
lokasi, dan waktu pelaksanaan.
8. Tanggal Mulai Berlakunya Kontrak berarti tanggal ditanda tanganinya perjanjian ini oleh
PARA PIHAK.
PIHAK 2
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
PASAL 3
PEDOAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang dalam hal ini adalah PUPR.
PASAL 4
KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
1. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyediakan lokasi dan area pembangunan unit rumah
untuk PIHAK KEDUA sesuai dengan design atau gambar perencanaan.
2. PIHAK PERTAMA telah menyelesaikan segala dokumen administrasi yang berkaitan dengan
rumah yang dimaksud.
2
3. PIHAK PERTAMA menyediakan saluran listrik, lokasi sarana prasarana, lokasi air kerja untuk
PIHAK KEDUA.
4. PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk melakukan pembayaran sesuai kesepakatan dalam
kontrak ini.
PASAL 5
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1. PIHAK KEDUA berkewajiban membangun rumah tahan gempa sesuai dengan petunjuk
teknis.
2. PIHAK KEDUA menyediakan/mengadakan tenaga kerja yang ahli dan terampil dibidang
masing-masing untuk dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat yang
ditentukan.
3. PIHAK KEDUA menyediakan/mengadakan material yang sesuai dengan spesifikasi, jumlah,
dan kwalitas yang telah ditentukan.
4. PIHAK KEDUA menyediakan sarana dan peralatan kerja untuk terlaksananya pekerjaan
yang dimaksud.
5. PIHAK KEDUA akan memobilisasi/demobilisasi seluruh suber daya baik tenaga kerja,
sarana, peralatan, material, dan lainnya untuk terlaksananya pekerjaan yang dimaksud.
6. PIHAK KEDUA berkesanggupan bekerja sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 perjanjian ini.
PASAL 6
PEKERJAAN TAMBAH ATAU KURANG
PASAL 7
PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan mengalihkan pekerjaan ini kepada pihak lain tanpa
sepengetahuan dan seizin PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA diperbolehkan untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain dengan
sepengetahuan dan persetujuan terlebih dahulu dari PIHKA PERTAMA.
3
3. Kerja sama yang tersebut pada ayat 2 pasal ini akan menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
PASAL 8
BIAYA PEKERJAAN KESELURUHAN
1. Biaya pelaksanaan pekerjaan adalah Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupaiah)
2. Haraga tersebut di atas adalah lumpsum price dan tidak ada eskalasi harga, kecuali
terdapat pekerjaan tambah/kurang.
3. Haraga tersebut sesuai dengan lingkup kerja yang ditetapkan.
PASAL 9
CARA PEMBAYARAN
PASAL 10
DENDA DAN SANKSI-SANKSI
PASAL 11
PEMUTUSAN PERJANJIAN KONTRAK KERJA
1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa menggunakan
ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undan-undang Hukum Perdata setelah PIHAK
PERTAMA meberikan Surat Peringatan sebanyak 2 (dua) kali tetapi PIHAK KEDUA tidak
mengindahkannya/mengabaikannya dalam hal :
a. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan segala kewajibannya dan /atau melanggar ketentuan
sebagaimana yang ditentukan dan/atau dipersyaratan pada perjanjian kontrak ini.
b. Dala kurun waktu 14 (empat belas) hari kalender dari tanggal yang telah ditetapkan
ternyata PIHAK KEDUA belum memulai pekerjaannya, sebagaimana dimaksud dalama
Pasal 2 (dua).
4
c. PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaannya secara tidak benar dan/atau tidak sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang diberlakukan/ditetapkan dalam perjanjian kontrak
kerja ini sehingga pada akhirnya dapat berakibat merugikan PIHAK PERTAMA.
d. PIHAK KEDUA melakukan kelalaian yang dianggap PIHAK PERTAMA dapat berakibat
dan/atau menibulkan kerugian baik kepada PIHAK PERTAMA ataupun PIHAK KETIGA
lainnya.
2. Perjanjian ini berakhir dengan sendirinya setelah selesai.
3. Dalam hal adanya pemutusan perjanjian kontrak ini secara sepihak karena salah satu atau
beberapa alasan lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, maka PIHAK KEDUA
tidak berhak menuntut ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA dari pekerjaan sisa yang belum
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan nilai pebayaran untuk tahapan selanjutnya diangap
tidak pernah ada.
4. Selain dikarenakan keadaan memaksa (force majeure) dan sebab-sebab yang tercakup
dalam ayat 1 asal ini, maka perjanjian ini hanya bisa dibatalkan dengan persetujuan tertulis
dari kedua belah pihak.
PASAL 12
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majeure) adalah keadaan atau peristiwa
yang terjadi diluar dugaan, kemapuan dan kekuasaan para pihak yang mengakibatkan
terhambatnya pelaksanaan kewajiban salah satu atau para pihak sesuai dengan ketentuan
perjanjian ini, yaitu :
a. Gempa bumi, tanah longsor, kebakaran, banjir, wabah penyakit, hujan badai, angin
topan dan bencana alam lainnya.
b. Peperangan, huru-hara, terorisme, pemberontakan, sabotase, embargo, revolusi,
pemogokan umum.
c. Perintah otoritas berwenang dan/atau penegak hukum.
2. Keadaan memaksa harus diberitahukan secara tertulis oleh pihak yang mengajukan kepada
pihak lainnya dalam waktu 2 (dua) hari kalender, 7 (tujuh) hari kalender setelah menerima
peberitahuan tersebut pihak yang menerima surat harus memberikan jawaban apakah
keadaan memaksa tersebut dapat diakui atau tidak. Apabila dalam 7 (tujuh) hari kalender
Pihak yang menerima surat tidak memberikan jawaban kepada pihak yang mengajukan,
maka dianggap menyetujui/mengakui adanya keadaan memaksa seperti yang disampaikan
oleh pihak yang mengajukan.
PASAL 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Setiap perselisihan yang terjadi antara kedua belah pihak sehubungan dengan perjanjian ini
pada dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat.
2. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, dengan waktu 30 (tiga
puluh) hari sejak dimulainya acara musyawarah, kedua belah pihak sependapat untuk
menyelesaiakan perselisihan tersebut kepada instansi yang memiliki kewenangan dengan
permasalahan terkait.
5
PASAL 14
PERJANJIAN TAMBAHAN
1. Jika terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam perjanjian ini, akan dibuat perjanjian
tambahan (ADENDUM) yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan merupakan satu
kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Setiap pemberitahuan yang berhubungan dengan perjanjian kontrak kerja ini wajib dibuat
secara atertulis dan dikirim langsung kepada pihak yang bersangkutan melalui faxiile(email)
atau surat tercatat dengan alamat surat.
3. Surat Perjanjian Kontrak Pekerjaan Borongan ini, apabila dinyatakan perlu oleh salah satu
pihak, dapat didaftarkan/ dicatatkan dan/atau dilegalisir oleh pejabat notaris yang ditunjuk
atas biaya masing-masing.
Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak pada hari dan
tanggal sebagaimana di atas dengan penuh kesadaran bertanggung jawab dan tanpa adanya
tekanan maupun unsur pemaksaan dari pihak manapun juga, dibuat dalam 2 (dua) rangkap,
kedua-duanya bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.