KOTA MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makassar sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia memiliki skala
pembangunan kota yang cukup masif. Pembangunan ini menyebabkan
bertambahnya ukuran kota, baik dari segi luas wilayah maupun dari jumlah
penduduknya. Tingkat kepadatan bangunan di Kota Makassar sudah cukup
tinggi sehingga diperlukan suatu kawasan terbuka atau ruang publik bagi
masyarakat Kota Makassar.
Keberadaan ruang publik ini sangat penting bagi masyarakat kota, selain
sebagai sarana aktivitas luar ruangan, juga dapat menjadi taman edukasi bagi
masyarakat kota, khususnya bagi anak-anak. Taman edukasi ini dapat menjadi
wadah bagi anak-anak untuk mengenal lingkungannya, membagikan dan
menerima pengetahuan, dan belajar nilai-nilai budaya kolektif yang terkandung
dalam masyarakat melalui interaksi sosial dengan orang lain maupun dari
fasilitas yang terdapat di taman edukasi. Kegiatan rekreasi di taman edukasi dan
budaya akan memberi dampak positif bagi anak-anak karena mereka dapat
memperoleh pengalaman dan wawasan yang tidak diperolah dari kegiatan
sehari-hari di sekolah maupun rumah.
Perancangan taman edukasi dan budaya di Kota Makassar ini berbasis
pada semi high-tech. Arsitektur high-tech adalah gaya perancangan suatu
bangunan yang bermuara pada ide gerakan arsitektur modern yang membesar-
besarkan kesan struktur dan teknologi suatu bangunan, dimana karakteristik
yang menajdi referensinya adalah pengunaan material sintetis seperti logam,
kaca, dan plastik ( Colin Davies, 1998). Konsep high-tech sendiri dipadukan
dengan unsur arsitektur tropis kedaerahan Makassar secara khusus dan Indonesia
secara umum sehingga menimbulkan kesan budaya tradisional yang dikemas
dalam modernitas, baik dari segi bangunan maupun lansekapnya.. Gaya
perancangan ini cukup relevan dengan perkembangan kondisi sekarang yang
sangat erat dengan penggunaan teknologi di berbagai bidang, termasuk dalam
bidang edukasi dan budaya yang lebih mudah diterima di kalangan anak-anak.
Perancangan taman edukasi dan budaya di Kota Makassar ini adalah bentuk
perlawanan terhadap pengaruh negatif teknologi sekarang ini yang cenderung
mengembangakn sifat indivisualistik di masyarakat, tak terkecuali di kalangan
anak-anak. Anak-anak sudah jarang melakukan aktivitas sosial luar ruangan
yang dikemas dalam bentuk permainan tradisional yang merangsang
kemampuan motorik maupun kemampuan anak untuk bersosialisasi, baik
dengan masyarakat yang seusia maupun yang tidak.
D051171326
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bangunan dengan desain arsitektur tropis memiliki ciri khas atau karakter
menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis, atau memiliki bentuk tropis. Tetapi
dengan adanya perkembangan konsep dan teknologi, maka bangunan dengan
konsep atau bentuk modern/hitech, biasa disebut dengan bangunan tropis, hal ini
diatasi dengan adanya sistem sirkulasi udara, ventilasi, bukaan, view dan orientasi
bangunan, serta penggunaan material modern/ high-tech yang tidak merusak
lingkungan.
a. Atap yang sebagian besar berbentuk runcing ke atas, walaupun ada pula
yang melengkung.
b. Memiliki overstek, yang berfungsi untuk menjaga tempias cahaya yang
berlebihan.
c. Banyak bukaan, baik jendela atau lubang-lubang angin.
d. Banyak menggunakan material alam, seperti kayu, batu, bambu dan lain-
lain.
e. Dinding, lantai dan lain-lain biasanya menggunakan warna-warna alam.
f. Tumbuh-tumbuhan, air dan lain-lain yang terdapat disekitar bangunan.
sedapat mungkin didesain agar menjadi kesatuan dengan bangunan.
g. Ukuran dan tata ruang bangunan disesuaikan dengan kebutuhan.
h. Memaksimalkan pengudaraan dan pencahayaan alami.