Anda di halaman 1dari 20

TAMAN EDUKASI DAN BUDAYA BERBASIS SEMI HIGH TECH DI

KOTA MAKASSAR

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makassar sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia memiliki skala
pembangunan kota yang cukup masif. Pembangunan ini menyebabkan
bertambahnya ukuran kota, baik dari segi luas wilayah maupun dari jumlah
penduduknya. Tingkat kepadatan bangunan di Kota Makassar sudah cukup
tinggi sehingga diperlukan suatu kawasan terbuka atau ruang publik bagi
masyarakat Kota Makassar.
Keberadaan ruang publik ini sangat penting bagi masyarakat kota, selain
sebagai sarana aktivitas luar ruangan, juga dapat menjadi taman edukasi bagi
masyarakat kota, khususnya bagi anak-anak. Taman edukasi ini dapat menjadi
wadah bagi anak-anak untuk mengenal lingkungannya, membagikan dan
menerima pengetahuan, dan belajar nilai-nilai budaya kolektif yang terkandung
dalam masyarakat melalui interaksi sosial dengan orang lain maupun dari
fasilitas yang terdapat di taman edukasi. Kegiatan rekreasi di taman edukasi dan
budaya akan memberi dampak positif bagi anak-anak karena mereka dapat
memperoleh pengalaman dan wawasan yang tidak diperolah dari kegiatan
sehari-hari di sekolah maupun rumah.
Perancangan taman edukasi dan budaya di Kota Makassar ini berbasis
pada semi high-tech. Arsitektur high-tech adalah gaya perancangan suatu
bangunan yang bermuara pada ide gerakan arsitektur modern yang membesar-
besarkan kesan struktur dan teknologi suatu bangunan, dimana karakteristik
yang menajdi referensinya adalah pengunaan material sintetis seperti logam,
kaca, dan plastik ( Colin Davies, 1998). Konsep high-tech sendiri dipadukan
dengan unsur arsitektur tropis kedaerahan Makassar secara khusus dan Indonesia
secara umum sehingga menimbulkan kesan budaya tradisional yang dikemas
dalam modernitas, baik dari segi bangunan maupun lansekapnya.. Gaya
perancangan ini cukup relevan dengan perkembangan kondisi sekarang yang
sangat erat dengan penggunaan teknologi di berbagai bidang, termasuk dalam
bidang edukasi dan budaya yang lebih mudah diterima di kalangan anak-anak.

Perancangan taman edukasi dan budaya di Kota Makassar ini adalah bentuk
perlawanan terhadap pengaruh negatif teknologi sekarang ini yang cenderung
mengembangakn sifat indivisualistik di masyarakat, tak terkecuali di kalangan
anak-anak. Anak-anak sudah jarang melakukan aktivitas sosial luar ruangan
yang dikemas dalam bentuk permainan tradisional yang merangsang
kemampuan motorik maupun kemampuan anak untuk bersosialisasi, baik
dengan masyarakat yang seusia maupun yang tidak.

Perkembangan Kota Makassar adalah suatu peristiwa yang akan terus


terjadi dan berlanjut seiring dengan perkembangan zaman. Pembangunan ini
akan membawa dampak yang signifikan pada masyarakatnya. Namun,
perkembangan Kota Makassar niscaya akan menjadi suatu keberhasilan apabila
dibarengi dengan pembangunan masyarakatnya, utamanya di kalangan anak-
anak yang nantinya akan mengecap buah dari hasil pembangunan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang di atas, maka
muncullah pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas pada karya ilmiah ini
sebagai berikut.
a. Non Arsitektural
1. Bagaimana dampak pembangunan Kota Makassar terhadap
hubungan interaksi sosial di antara masyarakatnya, khususnya di
kalangan anak-anak?
2. Bagaimana kondisi nilai-nilai edukasi dan budaya di masyarakat
Kota Makassar khususnya di kalangan anak-anak?
3. Bagaimana dampak keberadaan suatu taman edukasi dan budaya
terhadap masyarakat Kota Makassar khususnya anak-anak?
b. Arsitektural
1. Bagaimana konsep perancangan suatu ruang public yang nyaman
bagi masyarakat Kota Makassar?
2. Bagaimana konsep perancangan taman edukasi dan budaya yang
nyaman bagi kalangan anak-anak di Kota Makassar?
3. Bagaimana konsep perancangan taman edukasi budaya dengan gaya
desain high-tech dan memiliki unsur arsitektural tropis kedaerahan
Makassar khususnya dan Indonesia umumnya?
1.3 Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan
1. Untuk menjelaskan dampak pembangunan Kota Makassar terhadap
hubungan interaksi sosial di antara masyarakatnya, khususnya di
kalangan anak-anak.
2. Untuk menjelaskan kondisi nilai-nilai edukasi dan budaya di masyarakat
Kota Makassar khususnya di kalangan anak-anak.
3. Untuk mendiskripsikan dampak keberadaan suatu taman edukasi dan
budaya terhadap masyarakat Kota Makassar khususnya anak-anak?
4. Untuk mendeskripsikan konsep perancangan suatu ruang public yang
nyaman bagi masyarakat Kota Makassar.
5. Untuk mendeskripsikan konsep perancangan taman edukasi dan budaya
yang nyaman bagi kalangan anak-anak di Kota Makassar.
6. Untuk mendeskripsikan konsep perancangan taman edukasi budaya
dengan gaya desain high-tech dan memiliki unsur arsitektural tropis
kedaerahan Makassar khususnya dan Indonesia umumnya.
b. Sasaran
1. Upaya untuk mendapatkan suatu konsep perencanaan dan perancangan
taman edukasi dan budaya yang dapat memfasilitasi kegiatan luar
ruangan melalui identifikasi kebutuhan. Berusaha menciptakan suatu
konsep tata ruang yang nyaman bagi penggunanya.
2. Menggunakan teori pendekatan high-tech dan konsep tradisional
Makassar khususnya dan Indonesia umumya dengan cara
mengidentifikasi elemen-elemen dari perancangan dan berusaha
mengimplementasikannya kepada sistem bangunan keseluruhan
sehingga didapat suatu konsep taman edukasi budaya yang baik.
1.4 Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan menitikberatkan pada pemecahan permasalahan pada
aspek arsitektural mengenai sebuah bangunan taman edukasi dan budaya. Dimulai
dari penentuan tapak yang sesuai dengan fungsi bangunan taman edukasi dan
budaya, tata ruang yang menyesuaikan dengan kebutuhan, jenis pendekatan yang
dipakai untuk menentukan konsep bangunan, serta aspek arsitektural pendukung
lainnya. Aspek non arsitektural tidak begitu ditekankan karena hanya sebatas data-
data pelengkap yang membantu dalam merumuskan serta menemukan penyelesaian
masalah secara arsitektural.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, merupakan penjelasan mengenai latar belakang
penulisan, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penulisan, lingkup pembahasan,
dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka, merupakan penjelasan mengenai teori yang akan
dipakai dalam pengembangan konsep. Dalam penulisan ini, teori yang digunakan
meliputi pengertian taman edukasi dan budaya, pengertian gaya high-tech dan
tropis kedaerahan Indonesia khususnya Makassar serta cakupannya.
Bab III Analisis dan Pendekatan, merupakan proses analisis dari data-data
yang telah diperoleh dan teori yang digunakan sehingga timbul keterkaitan yang
dapat dikembangkan menjadi elemen konsep perancangan.
Bab IV Konsep Perancanangan, merupakan konsep bangunan yang meliputi
elemen-elemen dari sistem arsitektural, seperti penataan ruang, sirkulasi, bentukan
dan fasad bangunan, penataan lansekap, struktur dan material yang digunakan, dan
sistem utiliatas.
Bab V Penutup, merupakan penyimpulan dari bab-bab sebelumya yang
disusun untuk hal-hal pokok dari perancangan. Bersifat merangkum variabel-
variabel dalam penulisan serta memudahkan dalam menemukan intisari dari
penulisan ini.
TAMAN EDUKASI DAN BUDAYA BERBASIS SEMI HIGH TECH DI
KOTA MAKASSAR

Tri Haryadi Linggiallo

D051171326

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Taman Edukasi dan Budaya


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), taman merupakan ruang
hijau yang ditanami dengan berbagai macam vegetasi seperti pohon, semak, rumput
dan sebagusnya yang berguna untuk sarasa bersosialisasi. Asal mula pengertian kata
taman dapat ditelusuri pada bahasa Ibrani, yang berarti melindungi dan
mempertahankan; menyatakan secara tidak langsung hal pemagaran atau lahan
berpagar, dan oden atau eden, yang berarti kesenangan atau kegembiraan. Menurut
bahasa Inggris perkataan “garden” memiliki gabungan dari kedua kata-kata tersebut,
yang berarti sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan
kegembiraan. Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bersantai, bermain, bersantai
dan sebagainya. Kesimpulannya bahwa taman adalah sebuah lahan tanah terbuka
dengan luasan tanah tertentu dengan fasilitas penghijauan yang di gunakan sebagai
tempat beraktifitas bagi suatu individu atau kelompok yang berguna untuk
melakukan kegiatan bermain, bersantai, olagraga, bersosialisi pada ruang terbuka.
Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui
teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau
kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri, aktif
memberikan informasi-informasi atau ide baru (Craven dan Hirnle, 1996). Edukasi
merupakan upaya yang ditujukan untuk memberi pengaruh kepada orang lain dengan
nilai-nilai pendidikan baik kepada individu ataupun kepada kelompok agar
terlaksananya edukasi yang baik Dari hal tersebut menunjukan bahwa edukasi
merupakan salah satu proses belajar yang memiliki perubahan perilaku yang
terencana.
Proses belajar merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
sebuah suasana belajar bagi anak.. Usaha yang secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar anak secara aktif
mengembangkan potensi dirinya, sehingga usaha tersebut dalam memberikan
kekuatan pada edukasi pengendalian diri, kepribadian, keterampilan dan sosialisasi
dalam bermasyarakat. Dalam penulisan ilmiah ini, pendidikan yang dimaksud lebih
ke arah pendidikan sosial. Berikut adalah beberapa pengertian mengenai pendidikan
sosial.
1. Pendidikan sosial adalah berarti suatu usaha melalui proses untuk
mempengaruhi dan mengembangkanffferfrgtv sikap sosial pada anak
dalam arti mengarahkan kegiatan (aktifitas) pada sosialisasi anak dalam
lingkungan sosialnya.pendidikan dan belajar anak dan juga dapat
mengembangkan pola pikir dan imajinasi anak dalam belajar. Menurut
(St. Vembriarto, 1984).
2. Pendidikan sosial adalah mendidik manusia sejak kecil agar anak terbiasa
menjalankan perilaku sosial yang baik, dan memiliki nilai dasar-dasar
kejiwaan mulia bersumber pada aqidah dan keimanan yang mendalam,
agar ditengah-tengah masyarakat nanti anak mampu bergaul dan
berperilaku yang baik, mempunyai keseimbangan akal yang matang dan
tindakan yang bijaksana (Ulwan, 1991).

Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa pendidikan sosial adalah


usaha sadar oleh seseorang pendidik terhadap anak untuk mempengaruhi dan
mengarahkan proses sosial.

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya


manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia
dan belajar (Koentjoroningrat, 1985). Pendidikan budaya dapat berfungsi sebagai
upaya mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan
berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai
perpaduannya (Nasbahry, 2014). Multidimensional berarti pendidikan budaya
dapat berfungsi sebagai upaya mengembangkan beragam kompetensi meliputi
konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi
dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan
etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan budaya dapat berfungsi
sebagai upaya mengembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap
beragam budaya nusantara dan mancanegara. Tumbuh kembangnya kesadaran
tersebut merupa-kan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan
seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang
majemuk Oleh pemerintah dikatakan bahwa pendidikan Seni Budaya memiliki
peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan
memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan.
(Depdiknas, 2006).

Dari beberapa penjelasn di atas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan


adalah suatu hasil karya masyarakat dan dijadikan milik manusia dan belajar,
dimana kebudayaan ini bersifat multidimensional yang sangat penting dalam proses
tumbuh kembang anak dalam mencapai multikecerdasan.

2.2 Tinjauan Arsitektur High-tech


High-tech merupakan buah pemikiran modern abad ke-20 yang
mempopulerkan pengunaan material industri. Dalam arsitektur sangat banyak
digunakan istilah high-tech untuk menginterpretasikan sebuah sistem teknologi
yang digunakan pada suatu bnagunan dan semakin populer digunakan pada awal
1970 untuk menggambarkan keberhasilan teknologi canggih yang dicapai pada saat
itu seperti yang terlihat pada arsitektur Pusat Georges Pompidou, Paris (1972-7)
karya Renzo piano dan Richard Rogers yang memperlihatkan penggunaan material-
material kaca dan logam dengan mengekspose secara transparan bentuk bentuk
jaringan dalam bangunan serta berbagai fungsi-fungsi layanan seperti
eskalator,walkways dan ornament-ornamen diluar gedung.
Arsitektur hi-tech dalam arsitektur berbeda dengan dalam industri. Bila
dalam industri high-tech diartikan sebagai teknologi canggih seperti elektronik,
robot, computer, biji silikon , mobil sport dan sejenisnya Sedangkan dalam
arsitektur high-tech diartikan sebagai suatu aliran arsitektur yang bermuara pada ide
gerakan arsitektur modern yang membesar-besarkan kesan struktur dan teknologi
suatu bangunan. Karakteristik yang menjadi referensi arsitektur high-tech adalah
bangunan yang terbuat dari material sintetis seperti logam, kaca dan plastik (Davies,
1998).
Dalam tulisannya mengenai arsitektur high-tech, “The Battle of High-tech,
Great Building with Great Fault”, Charles Jenks menuliskan 6 karakteristik high-
tech, yang intinya sebagai berikut:
1. Inside out, bagian interior yang diperlihatkan keluar dengan penggunaan
material penutup yang transparan seperti kaca.
2. Celebration of process, menekanan terhadap pemahaman mengenai
konstruksinya sehingga muncul suatu pemahaman dari seorang awam
ataupun seorang ilmuwan.
3. Transparan, pelapisan dan pergerakan, kualitas keindahan hampir
selalu ditonjolkan.
4. Pewarnaan yang cerah dan merata, ditujukan untuk memberikan
perbedaan yang jelas mengenai jenis struktur dan utilitas, juga untuk
mempermudah para teknisi dalam membedakannya dan memahami
penggunaannyasecara efektif.
5. A light weight filigree of tensile members, baja tipis penopang
merupakan kolom Doric dari bangunan high-tech, sekelompok kabel
kabel baja penopang dapat membuat mereka lebih ekspresif dalam
pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.
6. Optimistic confidence in a scientific cultural, bangunan high-tech dapat
mewakili kebudayaan/peradaban masa depan yang serba scientific,
sehingga pada saat itu tetap bisa dipakai dan tidak ketinggalan zaman.
Dari beberapa uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa arsitektur high-
tech adalah salah satu gaya arsitektur yang menonjolkan penggunaan material
industry sintetis, seperti logam, kaca, dan plastik. Arsitektur high-tech memiliki
beberapa 6 ciri utama, yakni mengekspose ruang interior, pemahaman akan proses
konstruksinya, mengedepankan kualitas estetika, warna cerah merata, penggunaan
label baja tipis, dan adanya suatu perwakilan akan kebudayaan yang tidak
ketinggalan zaman.
2.3 Tinjauan Arsitektur Tropis

Arsitektur adalah kesatuan dari kekuatan/ kekokohan (firmitas), keindahan


(venustas), dan kegunaan/fungsi (utilitas), (Vitruvius, 1486). Arsitektur
membentuk suatu tautan yang mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi
(Ching, 1979). Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia, yang lebih dari
sekedar fisik, tapi juga menyangkut pranata-pranata budaya dasar, yang meliputi:
tata atur kehidupan sosial dan budaya masyarakat, yang diwadahi dan sekaligus
memperngaruhi arsitektur (Rappoport, 1981).Arsitektur sebagai vastuvidya
(wastuwidya) yang berarti ilmu bangunan, dalam pengertian wastu terhitung pula
tata bumi, tata gedung, tata lalu lintas (dhara, harsya, yana), (Mangunwijaya, 1992).

Arsitektur tropis merupakan salah satu cabang ilmu arsitektur, yang


mempelajari tentang arsitektur yang berorientasi pada kondisi iklim dan cuaca, pada
lokasi di manapun massa bangunan atau kelompok bangunan berada, serta dampak,
tautan ataupun pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar yang tropis (Hidayat,
1995).

Bangunan dengan desain arsitektur tropis memiliki ciri khas atau karakter
menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis, atau memiliki bentuk tropis. Tetapi
dengan adanya perkembangan konsep dan teknologi, maka bangunan dengan
konsep atau bentuk modern/hitech, biasa disebut dengan bangunan tropis, hal ini
diatasi dengan adanya sistem sirkulasi udara, ventilasi, bukaan, view dan orientasi
bangunan, serta penggunaan material modern/ high-tech yang tidak merusak
lingkungan.

Arsitektur tropis meliputi berbagai macam hal yang menyangkut desain


bangunan atau kawasan yang berkarakter bangunan tropis, dengan pengaruh atau
dampak terhadap lingkungannya. Desain bangunan dengan karakter tropis,
memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut, yaitu : harus memiliki view dan
orientasi bangunan yang sesuai dengan standar tropis (building orientation),
menggunakan bahan atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis,
seperti; sun shading, sun protection, sun louver, memperhatikan standar pengaruh
bukaan terhadap lingkungan sekitar (window radiation), serta memiliki karakter
atau ciri khas yang mengekspos bangunan sebagai bangunan tropis, dengan
penggunaan material ataupun warnawarna yang berbeda. Dari segi lansekap tropis,
fungsi tanaman antara lain: penghalang panas matahari, kontrol pandangan,
pembatas fisik, pengendali iklim, pencegah erosi, habitat satwa, dan fungsi estetika.
Dengan memperhatikan tata hijau di suatu kawasan akan mempengaruhi visualisasi
atau pencitraan terhadap suatu kawasan.

Bangunan arsitektur tropis mempunyai ciri-ciri bentuk bangunan secara


umum (Budisetiapraja, 1998), seperti :

a. Atap yang sebagian besar berbentuk runcing ke atas, walaupun ada pula
yang melengkung.
b. Memiliki overstek, yang berfungsi untuk menjaga tempias cahaya yang
berlebihan.
c. Banyak bukaan, baik jendela atau lubang-lubang angin.
d. Banyak menggunakan material alam, seperti kayu, batu, bambu dan lain-
lain.
e. Dinding, lantai dan lain-lain biasanya menggunakan warna-warna alam.
f. Tumbuh-tumbuhan, air dan lain-lain yang terdapat disekitar bangunan.
sedapat mungkin didesain agar menjadi kesatuan dengan bangunan.
g. Ukuran dan tata ruang bangunan disesuaikan dengan kebutuhan.
h. Memaksimalkan pengudaraan dan pencahayaan alami.

Arsitektur tradisional Makassar dan Indonesia sudah menunjukkan semua


ciri-ciri arsitektur tropis di atas. Arsitektur tradisional juga memiliki sisi
fleksisbilitas yang dapat dipadukan dengan gaya arsitektur lainnya, dalam hal ini
adalah gaya high-tech sehingga dapat bertahan di era modern ini. Arsitektur
tradisional juga sarat akan nilai-nilai dan makna filosofis yang merupakan jati diri
bangsa, mengandung nilai luhur, dan dapat menjadi guide line bagi setiap generasi
bagaimana menghadapi suatu permasalahan. Adanya penerapan arsitektur tropis
kedaerahan dalam perancangan taman edukasi dan budaya ini, maka diharapkan
akan terjadi penyaluran nilai-nilai dan makna terhadap generasi-generasi anak-anak
sebagai pemegang masa depan bangsa.
Tabel Tinjauan Pustaka

No. Teori Pengemuka Argumen


1. Pengertian KBBI Taman merupakan ruang hijau yang
Taman ditanami dengan berbagai macam
vegetasi seperti pohon, semak, rumput
dan sebagusnya yang berguna untuk
sarasa bersosialisasi. Asal mula
pengertian kata taman dapat ditelusuri
pada bahasa Ibrani, yang berarti
melindungi dan mempertahankan;
menyatakan secara tidak langsung hal
pemagaran atau lahan berpagar, dan
oden atau eden, yang berarti
kesenangan atau kegembiraan.
2. Edukasi (Craven dan Edukasi adalah penambahan
Hirnle, 1996). pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui teknik praktik
belajar atau instruksi, dengan tujuan
untuk mengingat fakta atau kondisi
nyata, dengan cara memberi dorongan
terhadap pengarahan diri, aktif
memberikan informasi-informasi atau
ide baru.
3. Edukasi sosial St. Vembriarto, Pendidikan sosial adalah berarti suatu
1984. usaha melalui proses untuk
mempengaruhi dan mengembangkan
sikap sosial pada anak dalam arti
mengarahkan kegiatan (aktifitas) pada
sosialisasi anak dalam lingkungan
sosialnya.pendidikan dan belajar anak
dan juga dapat mengembangkan pola
pikir dan imajinasi anak dalam belajar.
4. Edukasi sosial Ulwan, 1991. Pendidikan sosial adalah mendidik
manusia sejak kecil agar anak terbiasa
menjalankan perilaku sosial yang baik,
dan memiliki nilai dasar-dasar
kejiwaan mulia bersumber pada
aqidah dan keimanan yang mendalam,
agar ditengah-tengah masyarakat nanti
anak mampu bergaul dan berperilaku
yang baik, mempunyai keseimbangan
akal yang matang dan tindakan yang
bijaksana.
5. Kebudayaan Koentjoroningrat, Kebudayaan adalah keseluruhan
1985 sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik dari manusia dan belajar.
6. Pendidikan Nasbahry, 2014 Pendidikan budaya dapat berfungsi
budaya sebagai upaya mengembangkan
kemampuan mengekspresikan diri
secara kreatif dengan berbagai cara
dan media seperti bahasa rupa, bunyi,
gerak, peran dan berbagai
perpaduanny.
7. Pendidikan Depdiknas, 2006 Oleh pemerintah dikatakan bahwa
seni budaya pendidikan Seni Budaya memiliki
peranan dalam pembentukan pribadi
peserta didik yang harmonis dengan
memperhatikan kebutuhan
perkembangan anak dalam mencapai
multikecerdasan.
8. Arsitektur hi- Davies, 1998 Karakteristik yang menjadi referensi
tech arsitektur high-tech adalah bangunan
yang terbuat dari material sintetis
seperti logam, kaca dan plastik.
9. Arsitektur hi- Charles Jenks 6 karakteristik high-tech, yang intinya
tech sebagai berikut:
 Inside out, bagian interior yang
diperlihatkan keluar dengan
penggunaan material penutup yang
transparan seperti kaca.
 Celebration of process, menekanan
terhadap pemahaman mengenai
konstruksinya sehingga muncul
suatu pemahaman dari seorang
awam ataupun seorang ilmuwan.
 Transparan, pelapisan dan
pergerakan, kualitas keindahan
hampir selalu ditonjolkan.
 Pewarnaan yang cerah dan merata,
ditujukan untuk memberikan
perbedaan yang jelas mengenai
jenis struktur dan utilitas, juga
untuk mempermudah para teknisi
dalam membedakannya dan
memahami penggunaannyasecara
efektif.
 A light weight filigree of tensile
members, baja tipis penopang
merupakan kolom Doric dari
bangunan high-tech, sekelompok
kabel kabel baja penopang dapat
membuat mereka lebih ekspresif
dalam pemikiran mengenai
penyaluran gaya-gaya pada
struktur.
 Optimistic confidence in a
scientific cultural, bangunan high-
tech dapat mewakili
kebudayaan/peradaban masa depan
yang serba scientific, sehingga
pada saat itu tetap bisa dipakai dan
tidak ketinggalan zaman.
10. Pengertian Vitruvius, 1486. Arsitektur adalah kesatuan dari
arsitektur kekuatan/ kekokohan (firmitas),
keindahan (venustas), dan
kegunaan/fungsi (utilitas).
11. Pengertian Ching, 1979. Arsitektur membentuk suatu tautan
arsitektur yang mempersatukan ruang, bentuk,
teknik dan fungsi.
12. Pengertian Rappoport, 198. Arsitektur adalah ruang tempat hidup
arsitektur manusia, yang lebih dari sekedar fisik,
tapi juga menyangkut pranata-pranata
budaya dasar, yang meliputi: tata atur
kehidupan sosial dan budaya
masyarakat, yang diwadahi dan
sekaligus memperngaruhi arsitektur.
13. Arsitektur Mangunwijaya, Arsitektur sebagai vastuvidya
1992. (wastuwidya) yang berarti ilmu
bangunan, dalam pengertian wastu
terhitung pula tata bumi, tata gedung,
tata lalu lintas (dhara, harsya, yana).
14. Arsitektur Hidayat, 1995. Arsitektur tropis merupakan salah satu
tropis cabang ilmu arsitektur, yang
mempelajari tentang arsitektur yang
berorientasi pada kondisi iklim dan
cuaca, pada lokasi di manapun massa
bangunan atau kelompok bangunan
berada, serta dampak, tautan ataupun
pengaruhnya terhadap lingkungan
sekitar yang tropis.
15. Ciri arsitektur Budisetiapraja, Ciri arsitekur tropis:
tropis 1998),
i. Atap yang sebagian besar
berbentuk runcing ke atas,
walaupun ada pula yang
melengkung.
j. Memiliki overstek, yang berfungsi
untuk menjaga tempias cahaya
yang berlebihan.
k. Banyak bukaan, baik jendela atau
lubang-lubang angin.
l. Banyak menggunakan material
alam, seperti kayu, batu, bambu dan
lain-lain.
m. Dinding, lantai dan lain-lain
biasanya menggunakan warna-
warna alam.
n. Tumbuh-tumbuhan, air dan lain-
lain yang terdapat disekitar
bangunan. sedapat mungkin
didesain agar menjadi kesatuan
dengan bangunan.
o. Ukuran dan tata ruang bangunan
disesuaikan dengan kebutuhan.
p. Memaksimalkan pengudaraan dan
pencahayaan alami.
2.4 Studi Banding
a. Tinjauan Taman Edukasi
No Bangunan/ Fokus Lokasi Kelebihan Kekurangan
Arsitek
1. Parc de la Sebagai Paris Terdapat banyak Tidak ada gaya
Villette kawasan
Di pusat fungsi yang arsitektur yang
kompleks
Arsitek : kebudayaan kota dimiliki oleh mencolok
Bernard modern dan
taman ini (merupakan
taman
Tschumi
rekreatif diantaranya perpaduan dari
untuk
Museum Musik berbagai gaya).
masyarakat
dan Sains
Arena Konser
Pavillion
Ruang teater
2 Taman Mini Sebagai Jakarta Selain bangunan- Memiliki ukuran
Indonesia kawasan Timur bangunan adat yang terlalu luas
Indah lanskap yang ada pula fungsi (150 Ha) sehingga
(TMII) didalamnya rekreasi seperti memerlukan space
terdapat Wahana bermain yang sangat luas
banyak Bangunan pula.
bangunan keagamaan Tidak ada gaya
adat, budaya Teater arsitektur tertentu
dan sejarah yang digunakan,
Indonesia. lebih banyak
menerapkan
ornamen dan nilai-
nilai arsitektur
tradisional.
Sementara
beberapa bangunan
lain seperti gereja
menerapkan gaya
arsitektur Roma
kuno.
3. Pusat Sains Sebagai Singapu- Selain wahana- Tidak ada gaya
Singapura tempat ra wahana ilustrasi arsitektur tertentu
edukatif, dan percobaan yang jelas. Namun
khusunya sains. adapun beberapa bangunan
untuk bidang sarana lainnya menggunakan gaya
sains dan seperti; arsitektur Yunani,
ternologi Taman kinetik beberapa bangunan
yang bersifat Teater Film lainnya
rekreatif. Teater tata surya menggunakan gaya
Restauran arsitektur modern.
Mampu
mengoptimalkan
penggunaan lahan
yang terbatas
(0,75 Ha).
Kesimpulan Sebagian Fasilitas-fasilitas Sebagian besar
besar Taman yang selalu ada pada Taman
Edukasi ini pada Taman Edukasi tidak
sekaligus Edukasi yaitu menerapkan satu
menjadi area restauran, jenis gaya
wahana museum, teater arsitektur. Selain
bermain serta wahana itu, luas lahannya
bermain. juga bervariasi.

b. Tinjauan Arsitektur High-tech

No Bangunan/ Fokus Lokasi Kelebihan Kekurangan


Arsitek
1. Centre Fungsi Paris, Sangat Meskipun
George utamanya Prancis menonjolkan gaya merupakan
Pompidou adalah hi-tech, bahkan bangunan yang
Arsitek sebagai menjadi salah satu menjadi pusat
museum, pioneer di dunia. perkumpulan
selain itu masyarakat,
Renzo Piano juga sebagai bangunan ini tidak
& Richard tempat memiliki lansekap
Rogers wisata dan yang mendukung
berkumpul- kegiatan luar
nya ruangan.
masyarakat
2 Gedung Kantor pusat Hongko- Gaya hi-tech-nya Pernah mengalami
Kantor HSBC ng dominan dengan beberapa
Pusat HSBC struktur bangunan perombakan
Arsitek; yang diekspos. sehingga
Norman merupakan
Foster perpaduan
beberapa gaya,
biaya
pembangunannya
sangat mahal da
kurang relevan
dengan konsep
taman karena
berupa bangunan
high-rise.
3. Sansbury Galeri Seni Norwich Sangat Bangunannya
Centre for dan museum , Inggris menonjolkan gaya bersifat sangat
Visual Art hi-tech dengan modern.
Arsitek; penggunaan
Norman material fabrikasi
Foster & seperti logam dan
Wendy kaca.
Cheesman
Kesimpulan Sebagian Sangat Bersifat sangat
besar berupa menonjolkan gaya modern dengan
museum. desan high-tech tidak adanya
elemen tradisonal
dalam
perancangannya.

Anda mungkin juga menyukai