Anda di halaman 1dari 10

GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN :0000-0000)

MUSEUM ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK) DI KOTA KENDARI


DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HYBRID
1
La Ode Abdul Hakim, 2La Ode Abdul Syukur, 3Siti Belinda Amri
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo Kendari
1
laodeabdulhakimbangunana@gmail.com , 2laodeabd@gmail.com ³belinda.amri@yahoo.com

ABSTRAK

Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) didesain dengan pendekatan Arsitektur Hybrid, yang mana
berusaha menggabungkan dua atau lebih teori, fungsi dan bentuk yang berbeda menjadi suatu fungsi serta bentuk baru.
Elemen yang di gabungkan tersebut dalam penelitian ini yakni pola bentuk arsitektur lokal yang dimodifikasi dan
digabungkan dengan teknologi bangunan terbarukan sehingga memiliki ciri khas desain tersendiri. Penelitian ini ditujukan
untuk merencanakan desain bangunan yang bisa menggambarkan karakter Arsitektur Hybrid pada Museum Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, serta merencanakan ruang-ruang yang dapat memicu perkembangan Inovasi dan Kreatifitas.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dalam ranah perancangan arsitektur. Data primer yakni mengenai
bentukan arsitektural rumah Adat Suku Tolaki dan data tapak. Data sekunder yakni mengenai Arsitektur Hybrid dan
Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Studi Literatur, Wawancara
Terstruktur, dan Studi Banding. Adapun kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut : pertama, elemen-elemen
arsitektural rumah Adat Suku Tolaki yang dipilih (bentuk atap, dinding, konvigurasi panggung, serta ornamen)
dimodifikasi bentuknya kemudian disesuaikan dengan penerapan teknologi bangunan terkini seperti pada konstruksi yang
digunakan, utilitas bangunan, dan penerapan teknologi pameran yang canggih. Kedua, untuk merencanakan ruang-ruang
yang dapat memicu perkembangan inovasi dan kreaktivitas maka diperlukan pengaturan elemen ruang dalam seperti
penerapan warna, model sirkulasi, pencapaian ruang, pengaturan pencahayaan, penyajian materi IPTEK, serta penggunaan
Diorama.

Kata Kunci: Museum IPTEK, Arsitektur Hybrid.

ABSTRACT

The Museum of Science and Technology (Science Center) is designed with a Hybrid Architecture approach, which seeks to
combine two or more different theories, functions and forms into a new function and form. The elements that are combined
in this study are local architectural forms that are modified and combined with renewable building technology so that they
have their own distinctive design characteristics. This research is aimed at planning building designs that can describe the
character of Hybrid Architecture at the Science Center, as well as planning spaces that can trigger the development of
Innovation and Creativity. This study uses qualitative research methods in the realm of architectural design. Primary data
is about the architectural formation of the Tolaki Tribe traditional house and site data. Secondary data is about Hybrid
Architecture and the Science Center. Data collection techniques were carried out by Literature Studies, Structured
Interviews, and Comparative Studies. The conclusions of this study are as follows: first, the architectural elements of the
selected Tolaki Traditional house (roof shape, walls, stage configuration, and ornaments) were modified in shape and then
adapted to the application of the latest building technology such as the construction used, building utilities, and the
application of advanced exhibition technology. Second, to plan spaces that can trigger the development of innovation and
creativity, it is necessary to arrange internal space elements such as the application of colors, circulation models, space
achievements, lighting arrangements, presentation of science and technology materials, and the use of dioramas.

Keywords: Science Center, Hybrid Architecture.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang sebagai alat yang bisa dijadikan sumber belajar, sebagai
Penguasaan akan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi alat bantu dan fasilitas pembelajaran, sebagai pendukung
(IPTEK) menjadi sangat penting dalam kehidupan manajemen pembelajaran, memberikan ilustrasi berbagai
manusia. Kemajuan yang terjadi pada bidang Pertanian, fenomena Ilmu Pengetahuan untuk mempercepat
Manufaktur, Pertambangan, Transportasi serta penyerapan bahan ajar, rasio antara pengajar dan peserta
Teknologi, yang kemudian memberikan dampak pada didik sebagai proses pemberian fasilitas.
perkembangan Sosial, Ekonomi, dan Budaya di dunia Indonesia sebagai sebagai negara berkembang juga
membuat penguasaan akan IPTEK merupakan cara yang tidak mau ketinggalan dalam persaingan global. Pada
paling efektif untuk menghadapi persaingan global di era tahun 2018 Indonesia resmi menetapkan targetnya untuk
sekarang ini. Fungsi IPTEK dikemukakan oleh Munir mencapai 10 besar ekonomi dunia melalui Roadmap
(2008:185) adalah sebagai infrastruktur pembelajaran, Making Indonesia 4.0 oleh pemerintah. Hal mendasar
Volume 6 No. 2 | Agustus 2021 111
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN :)
yang harus dilakukan tentu dengan mulai memperbaiki pameran dalam bangunan Museum IPTEK. Arsitektur
kualitas masyarakat Indonesia khususnya para generasi Hybrid merupakan aliran arsitektur Post-Modern yang
muda dengan meningkatkan kualitas pelayanannya menitik beratkan karateristiknya pada pengolahan bentuk
dibidang IPTEK. dan pola geometri. Arsitektur Hybrid menerapkan
Besarnya manfaat dan pengaruh dari perkembangan teknologi-teknologi terbaru dalam sebuah bangunan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mendasari dengan fasad yang unik. Sehingga dengan demikian
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi penerapan Arsitektur Hybrid kedalam tema perencanaan
Republik Indonesia (Kemristekdikti) membentuk sebuah bangunan museum IPTEK bisa mendukung dan
Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pemasyarakatan dan memaksimalkan kegiatan yang terjadi dalam bangunan.
Pembudayaan IPTEK yang memiliki misi untuk B. Tujuan
merintits pembangunan dan pengembangan masyarakat 1. Untuk merencanakan desain bangunan yang bisa
di daerah seluruh Indonesia dengan harapan dapat menggambarkan karakter Arsitektur Hybrid pada
menjadi wahana pembudayaan IPTEK yang dinamis dan Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Kota
berperan aktif untuk mendorong tumbuhnya masyarakat Kendari.
yang inovatif. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri 2. Untuk merencanakan ruang-ruang yang dapat
Negara Ristek No. 75/M/Kp/IX/2001 menyatakan bahwa memicu perkembangan Inovasi dan Kreatifitas
setidaknya ada satu Pusat Peragaan IPTEK di setiap pengunjung saat berada pada Museum Ilmu
daerah di Indonesia guna menggugah kesadaran Pengetahuan dan Teknologi.
masyarakat akan manfaat dan pentingnya IPTEK dalam
kehidupan. Sudah ada beberapa kota seperti Yogyakarta KAJIAN LITERATUR
dan Jepara (Jawa Tengah), Palembang (Sumatera A. Tinjauan Museum IPTEK
Selatan), Bandung (Jawa Barat), Malang (Jawa Timur), Museum IPTEK (Science Center) adalah wahana
Sawahlunto (Sumatera Barat), Medan (Sumatera Utara), pembudayaan IPTEK non formal untuk masyarakat
Belitung (Bangka Belitung), dll yang memiliki bangunan umum khususnya peserta didik melalui media alat peraga
peragaan IPTEK di daerahnya masing-masing. sentuh-mainkan (hands-on interactive) dan pendidikan
Kota kendari memiliki salah satu tujuan ingin sains (Subarman, 2018: 1). Kelebihan science center
membangun kota yang berbasis teknologi dan informasi adalah anak lebih banyak praktek, bereksplorasi, dan
sehingga bisa mengikuti perkembangan untuk bisa learning by doing sehingga terciptalah fun learning
bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia. Kota (skripsi Afidh, 2018).
Kendari sebenarnya telah mempunyai bangunan Sains adalah ilmu alam memiliki konsep sebagai
peragaan/pameran seperti Museum Umum yang hasil respon dari manusia terhadap gejala alam yang
memperkenalkan tentang sejarah dan budaya di Sulawesi telah dibuktikan dalam suatu eksperimen. Dalam
tenggara khususnya Kota Kendari. Namun jika dilihat penelitian Sains terbagi menjadi ilmu fisika, kimia,
pada kota-kota lain di Indonesia yang memiliki biologi, kebumian dan astronomi. Teknologi merupakan
bangunan museum yang lebih dari sekedar museum suatu metode ilmiah yang digunakan untuk mencapai
umum maka wajar bila ada tambahan pelayanan tujuan praktis, dan merupakan salah satu ilmu
pendidikan baru seperti Museum IPTEK. Selain itu pngetahuan terapan. (skripsi Afidh, 2018).
jumlah pengunjung museum umum kendari tahun 2016 Berdasarkan pengertian diatas, maka Museum Ilmu
(1.853), tahun 2017 (4.100), tahun 2018 (5.813), tahun Pengetahuan dan Teknologi adalah bangunan yang
2019 (1.493 sedang renovasi) mengalami peningkatan menyajikan mengenai Pengetahuan dan perkembangan
yang signifikan beberapa tahun terakhir, menandakan Teknologi yang telah dicapai didunia ini mencakup
antusiasme masyarakat kota kendari dalam hal semua pemahaman tentang gejala alam dan peralatan/
pembelajaran pada museum cukup tinggi. perlengkapan dengan benda pameran yang bisa disentuh
Unsur Ilmu Pengetahuan dapat digambarkan sebagai dan diperagakan secara langsung oleh pengunjung.
sesuatu yang dinamis karena sifatnya yang terus B. Tinjauan Arsitektur Hybrid
berkembang sedangkan unsur teknologi digambarkan Arsitektur Hybrid adalah teori yang menggabungkan
sebagai alat yang pada hakekatnya membuat sesuatu serta mempersenyawakan (adaptif blending) 2 atau lebih
menjadi lebih mudah pengerjaanya dan kadang kala teori, fungsi dan bentuk yang berbeda menjadi suatu
membuat para penggunanya merasa kagum akan fungsi serta bentuk baru (Pujantara, 2014:5). Konsep
pencapaian yang didapat dengan bantuan teknologi. Hybrid itu sendiri muncul pertama kali pada akhir abad
Berangkat dari kedua hal tersebut pendekatan ke-19 di kota-kota Amerika (Gringhuis dan Taylor
perencanaan yang dibutuhkan harus mempunyai ,2013:13). Arsitektur Hybrid mulai dipopulerkan pada
bentukan yang unik dan menarik untuk menggambarkan masa Post-Modern oleh beberapa tokoh arsitek ternama
sifat IPTEK itu sendiri sehingga tema yang dipilih yaitu seperti Robert Venturi (1966), Charles Jencks (1990),
Arsitektur Hybrid. Kisho Kurokawa (1991) (Ikhwanuddin 2005).
Pendekatan Arsitektur Hybrid dalam pengertiannya Metode Hybrid menurut Jencks (1982) dilakukan
merupakan sebuah Konsep Arsitektur yang melalui tahapan-tahapan yaitu : (Ikhwanuddin 2005: 92-
menggabungkan unsur-unsur dan elemen Arsitektural. 93)
Penerapan Hybrid itu sendiri sangat cocok kedalam 1. Eklektik dan quotation, artinya menelusuri dan
bangunan Museum IPTEK karena penggabungan dalam memilih perbendaharaan bentuk dan elemen
Arsitektur Hybrid sendiri sangat beragam sehingga dapat Arsitektur dari masa lalu yang dianggap potensial
menyesuaikan terhadap masing-masing tema ruang untuk diangkat kembali. Quotation adalah mencuplik
Volume 6 No. 2 | Agustus 2021 112
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN :0000-0000)

elemen atau bagian dari suatu karya arsitektur yang B. Pengolahan Tapak
telah ada sebelumnya. 1. Orientasi Tapak Terhadap Matahari
2. Manipulasi dan modifikasi, dimana elemen-elemen
atau hasil quotation tersebut selanjutnya dimanipulasi
atau dimodifikasi dengan cara-cara yang dapat
menggeser, mengubah dan atau memutarbalikkan
makna yang telah ada.
3. Penggabungan (kombinasi atau unifikasi), yaitu
penyatuan beberapa elemen yang telah dimanipulasi
atau dimodifikasike dalam desain yang telah
ditetapkan ordernya.
Gambar 2. Orientasi Tapak Terhadap matahari
METODE PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan metode perancangan Panas matahari secara normal bisa memiliki dampak
arsitektur dengan pendekatan kualitatif. Data Primer positif dan negatif terhadap keberlangsungan kegiatan
meliputi data hasil dari survei, dan dokumentasi pribadi dalam bangunan. Pemanfaatan dan pengendalian panas
terkait pembahasan mengenai bentukan arsitektural matahari yang mengarah pada bangunan secara tepat bisa
rumah Adat Suku Tolaki, data tapak, dan data bangunan bermanfaat terhadap bangunan itu sendiri (Gambar 2).
Museum IPTEK. Data sekunder antara lain teori Adapun pengolahan tapak terhadap sinar matahari yaitu:
mengenai Arsitektur Hybrid dan Bangunan Museum a. Pengaturan orientasi bangunan Museum IPTEK yang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Teknik pengumpulan membelakangi matahari dengan memfokuskan
data dilakukan dengan cara Studi Literatur, Wawancara bukaan mengarah pada Tugu Tank (Gambar 3).
Terstruktur, dan Studi Banding.

PEMBAHASAN DAN HASIL RANCANGAN


A. Lokasi Proyek

Gambar 3 Pengaturan Orientasi Bangunan

b. Pemanfaatan ruang terbuka hijau dengan vegetasi


Gambar 1. Tapak Terpilih peneduh untuk mereduksi panas matahari terhadap
kawasan Museum IPTEK.
1. Peruntukan : Kawasan Pusat Pendidikan Tinggi c. Pemanfaatan kolam air pada ruang luar bangunan.
2. Luas Tapak : 23.500 m² (2,35 Ha) d. Penggunaan Grass Block pada lantai taman.
3. KDB : 30% e. Penggunaan Secondary Skin pada fasad bangunan
4. Topografi : Tanah Datar untuk mereduksi sinar matahari.
Lokasi tapak terletak pada sisi barat perempatan f. Pemanfaatan perangkat solar panel sebagai wujud
Bundaran Tank atau bersebelahan dengan SPBU. Daerah penerapan arsitektur hybrid sehingga dapat
pada tapak merupakan daerah rawa dimana pada saat menghemat energi listrik untuk penggunaan kegiatan
terjadi hujan daerah sekitar Bundaran Tank mengalami pada kawasan Museum IPTEK.
genangan karena kondisi drainase yang kurang baik 2. Orientasi Tapak Terhadap Arah Angin
menyebabkan aliran air mengarah pada tapak karena Pada suatu waktu kecepatan angin bisa menyebabkan
lebih rendah dari jalan. Batas tapak sebelah Timur kerusakan baik pada properti kawasan maupun
dengan Ruko, Jalan Malaka dan Bundaran Tank. Sebelah bangunan, namun secara umum untuk daerah tapak
Barat dengan Area Rawa, Kios,dan Perumahan. Sebelah kawasan Museum IPTEK kecepatan angin tidak terlalu
Utara SPBU Andonuhu. Sebelah Selatan Jalan A.H. berbahaya. Adapun pengolahan Tapak terhadap angin
Nasution, Kampus Terbuka dan Bundaran Tank (Gambar yaitu :
1). a. Penggunaan elemen komponen ruang luar seperti
sculpture dan tiang pagar serta perletakan vegetasi
dengan bentuk yang bisa memecah dan mengarahkan
angin pada kawasan Museum IPTEK.
b. Pengaturan konvigurasi bentuk dan fasad bangunan
yang dapat mengalihkan angin (Gambar 4).

Volume 6 No. 2 | Agustus 2021 113


GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN :)
sehingga pada tapak termasuk daerah dengan
aksesibilitas cukup tinggi. Untuk menanggapi hal
tersebut maka dibuatlah pintu masuk kawasan pada dua
jalan yang berbeda yaitu :
a. Pembuatan dan pemisahan pintu masuk utama
kawasan Museum IPTEK khusus untuk pengunjung
pada arah jalan A.H. Nasution untuk menghindari
Gambar 4. Orientasi Arah Angin antrian panjang yang mengisis BBM di SPBU
Andonuhu dan diletakan sejauh mungkin dari
3. Pengolahan Tapak Terhadap Air Hujan perempatan Bundaran Tank dengan area masuk dan
keluar dalam satu gerbang dan jalurnya dipisahkan
untuk masuk atau keluar.
b. Pembuatan dan pemisahan pinti masuk kawasan
khusus pengelola pada arah jalan Malaka yang
disatukan dengan service entrance sejauh mungkin
dari perempatan Bundaran Tank.
c. Pembuatan dan pemisahan jalur masuk khusus
pesepeda, pedestarian, dan kaum difabel.
Gambar 5. Tanggapan Terhadap Hujan d. Pembuatan halte angkutan umum dekat pintu masuk
pedestarian (Gambar 7).
Kondisi Drainase pada kawasan tapak belum efektif
untuk menanggulangi debit air yang mengalir ketika 6. Kebisingan
hujan turun sehingga menyebabkan sebagian area tapak
dijadikan sebagai lahan resapan air untuk kawasan
sekitar Bundaran Tank. Beberapa pengolahan Tapak
terhadap air hujan yaitu :
a. Penggunaan kolam retensi untuk menampung air
hujan.
b. Pemanfaatan air hujan yang difilter dan disimpan
dalam bak penampungan khusus air hujan untuk Gambar 8. Analisa Kebisingan
menyiram taman dan hidran taman.
c. Pengaturan konvigurasi bangunan dengan atap miring Tingginya aksesibilitas tranportasi darat pada
untuk mengalirkan air hujan dengan cepat serta kawasan Bundaran Tank membuat hampir semua sisi
sebagai perwujudan elemen arsitektur rumah adat kawasan menghasilkan suara bising. Penanggualangan
tolaki (Gambar 5). suara bisisng yang dapat mengganggu pada kawasan
Museum IPTEK yaitu:
4. View a. Menjauhkan kegiatan privat jauh dari kebisingan.
View kedalam terbaik berasal dari arah jalan seputar b. Penggunaan secondari skin dan material ACP pada
bundaran Tank sehingga pembentukan fasad bangunan fasad bangunan Museum IPTEK.
lebih diutamakan menghadap arah tersebut (Gambar 6). c. Penggunaan barier vegetasi khususnya pada daerah
yang berdekatan dengan jalan dan pertamina
Andonuhu.
d. Penggunaan kolam yang ditanami teratai untuk
mereduksi bising.
e. Penggunaan pagar semi tertutup untuk membatasi
suara bising yang terjadi (Gambar 8).

7. Penzoningan
Gambar 6. View Dari Arah Bundaran Tank

5. Aksesibilitas

Gambar 7. Aksesibilitas Kawasan Gambar 9. Penzoningan Tapak

Letak kawasan museum IPTEK sangat strategis Untuk pembagian zoning/ pendaerahan pada
karena berada pada pertemuan empat jalan Provinsi Kawasan Museum IPTEK didasarkan atas pertimbangan
Volume 6 No. 2 | Agustus 2021 114
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN :0000-0000)

kondisi lingkungan di sekitar tapak Bundaran Tank Pola pencapaian parkiran pada tapak Museum IPTEK
sehingga kegiatan yang di ususng bangunan sebagai yaitu dimana setiap pengguna bangunan yang masuk
infrastruktur pendidikan sekaligus wisata dapat benrjalan khusus untuk pengunjung dengan melewati dahulu area
dengan lancar. Penzoningan pada kawasan Museum droop off pada area entrance bangunan lalu kemudian
IPTEK yaitu: menuju untuk memarkir kendaraan. Pada parkiran
a. Zona publik, terletak di bagian depan yang kendaraan ditanami pohon peneduh untuk melindungi
berdampingan dengan jalan A.H. Nasution dan jalan kendaraan dari panas matahari. Pada Parkiran dibuat
Malaka yaitu merupakan fasilitas parkir dan beberapa menarik dengan ditanami pohon peneduh dan tanaman
fasilitas penunjang. yang menarik serta pada area lantai dibuat motif dan
b. Zona semi publik, terletak di bagian tengah Tapak marka jalan yang membedakan area sirkulasi dan
yaitu merupakan area taman dan sebagian area parkiran (Gambar 11).
entrance bangunan.
c. Zoning private, Terletak paling belakang jauh dari 10. Pertimbangan Penerapan Arsitektur Hybrid
kebisingan yaitu merupakan area taman belajar dan (Arsitektur Lokal) Pada Museum IPTEK
bangunan. Tabel 1. Penerapan Arsitektural Rumah Adat Tolaki Pada
d. Zoning service, Terletak berdampingan dengan Rancangan
pertamina Andonuhu yaitu merupakan area parkiran No. Elemen Pertimbangan
pengelola dan kegiatan servis (Gambar 9). 1. Bentuk Atap Bentuk atap Arsitektur Rumah Adat
Tolaki memiliki bentuk yang unik
8. Sirkulasi karena merupakan penggabungan
tipe atap perisai.
2. Dinding Konvigurasi dinding rumah adat
Tolaki yang miring memberi kesan
yang tidak biasa dan menarik untuk
diterapkan pada bangunan.
3. Panggung Kovigurasi panggung pada rumah
adat Suku Tolaki digunakan pada
area parkiran karena untuk
mempertahankan fungsi kawasan
sebagai lahan resapan air.
Gambar 10. Sirkulasi Dalam Tapak 4. Ragam Hias Ragam hias yang digunakan yaitu
Loe-Loe(1) dan Sulura Pakis(2)
karena bentuk dari keduanya terlihat
Sirkulasi pada tapak kawasan Museum IPTEK secara menarik dengan pahatan dan pola
keseluruhan khususnya pada arah datangnya pengunjung geometri yang meliuk-liuk
dan pengguna bangunan lain yaitu dengan pengaturan
sirkulasi yang mengantarkan pengunjung untuk Sumber : Analisa Penulis 2021
menikmati fasad bangunan terlebih dahulu. Pengaturan
sirkulasi pada kawasan Museum IPTEK yaitu: C. Bentuk Dasar dan Tampilan Bangunan
a. Penerapan sirkulasi pencapaian langsung khususnya 1. Bentuk dasar
untuk jalur kendaraan bermotor dan pencapaian tidak Bentuk dasar yang digunakan merupakan
langsung untuk pedestarian. penggabungan antaran bentuk persegi dan lingkaran
b. Untuk kelancaran sirkulasi serta keamanan untuk dengan maksud untuk menggambarakan penerapan
pengguna kendaraan dan pedestarian sirkulasinya IPTEK itu sendiri dimana persegi dengan karakter
dipisahkan.
memiliki sifat lurus, pasti, mudah, terstruktur sebagai
c. Untuk membuat sirkulasi menjadi lebih estetik dan
menarik khususnya pada sirkulasi pedestarian maka representasi dari unsur Teknologi. Kemudian bentuk
pada motif lantai ruang luar dibuat lebih menarik dan lingkaran yang memiliki sifat estetis, seimbang ,dinamis,
ditanami vegetasi dengan bentuk daun yang yang merepresentasikan unsur Ilmu Pengetahuan
menarikserta dengan adanya jembatan (Gambar 12).
penyebarangan pada kolam retensi membuat suasana
menjadi tidak monoton (Gambar 10).

9. Parkir

Gambar 11. Parkiran Museum IPTEK


Gambar 12. Transformasi Bentuk Dasar

Volume 6 No. 2 | Agustus 2021 115


GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN :)
2. Tampilan Bangunan E. Ruang Dalam
Pengaplikasian elemen Arsitektur Tolaki pada 1. Ruang Pameran Tata Surya
tampilan bangunan Museum IPTEK yaitu pada dinding Pada ruang dalam Pameran Tata Surya warna yang
bangunan yang dimiringkan (tilting) pada beberapa sisi digunakan didominasi warna abu-abu gelap pada lantai
untuk menciptak garis vertical dan horizontal yang lebih dan dinding sebagai representasi dari galaksi itu sendiri
dinamis sehingga mencirikan sifat dari IPTEK itu yang gelap. Penggunaan warna putih pada plafond untuk
sendiri. Penerapan hybrid selanjutnya pada fasad yaitu menetralkan suasana sehingga cahaya lampu dapat
dengan mencuplik atau mengambil elemen bentuk dari terpantulkan dan menerangi ruangan. Penggunaan
bentuk atap rumah adat Suku Tolaki. Penggunaan warna material kayu berwarna coklat untuk menambah kesan
pada fasad didominasi warna grey dan putih dengan natural sebagai representasi penggunaan material lokal
kombinasi warna coklat kayu (motif serat kayu) untuk arsitektur Hybrid (Gambar 15).
menciptakan kesan dingin dan netral pada kawasan
Bundaran Tank karena warna-warna bangunan pada
kawasan yang sangat beragam. Penggunaan ragam hias
dan ornamaen tambahan seperti loe-loe dan sulura pakis
pada ujung atap dan secondari skin dengan motif tenun
tolaki (Gambar 13).
Gambar 15. Ruang Pameran Tata Surya

2. Ruang Pameran Temporer

Gambar 16. Pameran Temporer

Pada ruang pameran Temporer yang setiap tahunnya


isi pameran dapat diubah-ubah kombinasi warna yang
digunakan yaitu warna abu-abu gelap dengan ekspos
material batu alam dan HVL motif batu alam sebagai
warna yang sifatnya menetralkan suasana karena
Gambar 13. Transformasi Tampilan Bangunan beragamnya model obyek pameran yang
diselenggarakan. Penerapan warna kuning untuk
D. Ruang Luar menimbulkan kesan ceria pada tiang-tiang kolom dan
Ruang luar bangunan terdiri dari tempat parkiran juga hal ini dapat membuat ruangan menjadi terang
kendaraan, zona Solar Panel dan kolam retensi, taman (Gambar 16).
dan tempat bermain edukatif, serta mushollah. Material
ruang luar yang digunakan yaitu grass block, paving 3. Ruang Food Court
block, aspal, lantai keramik dan cor beton. Vegetasi yang Pada ruang food court warna warna yang digunakan
digunakan yaitu rumput jepang dan gajah mini, tanaman lebih dominan terhadap warna coklat dan abu-abu hal ini
Palm Raja, Glodokan tiang, Bambu Kuning, Bunga dengan pelapisan dinding dengan material HVL kayu
Bugenvil, Ketapang kencana, Pohon Flamboyan, Pohon yang di ekspos sehingga menimbulkan kesan hangat
Tanjung, Bunga Kembang sepatu, Bunga Lili, Bunga pada pengunjung yang sedang beristirahat untuk makan
Matahari, Teratai, Bunga Geranium, dan tanaman Pisang (Gambar 17).
Hias (Gambar 14).

Gambar 17. Area Food Court

Gambar 14. Parkiran Kendaraan


Volume 6 No. 2 | Agustus 2021 116
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN :0000-0000)

4. Ruang Hall
Pada Ruang dalam hall terlihat perwujudan dari kapal
luar angkasa UVO yang berdiri ditengah-tengah ruang
hall. Penerapan warna pada ruang hall ini seperti
Penerapan warna abu-abu dari penerapan material batu
alam yang mencerminkan dari material sebuah kapal luar
angkasa yang telah termakan usia karna sering
melakukan perjalanan mengelilingi galaksi. Penerapan
warna kuning untuk menghidupkan suasana. Penerapan
warna Putih untuk menetralkan suasana ruang dalam hall
(Gambar 18). Gambar 20. Sirkulasi Pameran

c. Pengaturan Penyampaian Materi Pameran

Gambar 18. Ruang Hall

5. Pengaturan Pencahayaan Gambar 21. Penyampaian Materi

Penggunaa Graphics Panel dan Audio Visual, untuk


memberikan penjelasan mengenai isi pameran. Panel
penjelasan yang terletak pada dinding maupun xbanner,
untuk memberikan penjelasan mengenai alur cerita suatu
pameran. Iluminasi Box Panel, yang transparan
digunakan sebagai “eye catching” yang akan
Gambar 19. Pencahayaan Ruang Tata Surya menjelaskan alur cerita kepada pengunjung. Stand on
floor, dimana benda yang dipamerkan diletakan pada
Model pencahayaan yang digunakan pada ruang lantai dan biasanya merupakan alat peraga yang
pameran tata surya yaitu : ukuranya besar (Gambar 21).
a. Penggunaan LED streep warna biru dan putih yang d. Penggunaan Karakter Patung
digunakan pada lantai, dinding, dan plafond untuk
menguatkan kesan sebuah teknologi yang berasal dari
masa depan.
b. Penggunaan Down Light & Spot Light untuk
memberikan cahaya yang lebih jelas khususnya untuk
pengunjung yang ingin membaca materi pameran.
c. Penggunaan Box Light untuk memberikan kesan
pencahayaan yang lebih fariatif karena model Gambar 22. Area Patung
pencahayaan dapat menyesuaikan seperti bentuk e. Pembuatan Bentuk Interior Yang Membuat Rasa
model yang diinginginkan. Penasaran
d. Penggunaan Natural Light dengan membuat bukaan Dengan membuat bentukan interior yang seperti
pada atap dan dinding dengan Secondary Skin kapal luar angkasa (UVO) dan di atanya diletakan lampu
bermotif kain tenun Tolaki (Gambar 19). led titik sebagai refleksi dari bintang-bintang diluar
6. Pengaturan Elemen Bangunan Untuk angkasa sehingga pengunjung merasa terkagum-kagum
Perkembangan Inovasi Dan Kreaktivitas (Gambar 23).
Pengunjung
a. Penggunaan Diorama
Penggunaan diorama dengan mengatur ketinggian
elevasi lantai untuk menciptakan alur pameran yang
lebih dinamis. Penerapan Diorama Pada Dinding Dan
Plafond geometri dari dinding sampai plafond pada
untuk menciptakan ruang yang tidak monoton.
b. Pengaturan Sirkulasi Pameran Gambar 23. View Area Plafond Pada Hall
Teknik sirkulasi yang digunakan yaitu teknik tur
putaran searah (linear loop) yang diaplikasikan khusus
untuk area pameran IPTEK dimana untuk mencapai
sebuah ruang hanya jika melalui ruang yang ada
sebelumnya (Gambar 20).
Volume 6 No. 2 | Agustus 2021 117
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN :)
F. Besaran Ruang
Tabel 2. Rekapitulasi Besaran Ruang
No. Nama Zona Ruang Acuan Laporan
(m²) (m²)
1. Besaran Ruang Zona
2.360 m² 2.468 m²
Pengenalan IPTEK
2. Besaran Ruang Bagian 321 m²
237 m²
Perpustakaan
3. Besaran Ruang Bagian 1.365 m²
1.384 m² Gambar 24. Upper Struktur
Penunjang
4. Besaran Ruang Bagian 633 m²
678 m² H. Utilitas Bangunan
Pengelola
Besaran Ruang Bagian
1. Keamanan Bangunan
5. 506 m² 539 m² Kemanan bangunan museum IPTEK menggunakan
Servis
sistem yang dikontrol secara otomatis oleh komputer
6. Besaran Ruang Bagian 253 m²
345 m² melalui ruang kontrol dengan perangkat sensor otomatis
Penerimaan
seperti Visitor Management, Access Control, CCTV, dan
7. Selasar (tambahan) - 390 m² Alarm penanda bahaya (Gambar 25).
Total Rekapitulasi Besaran
Ruang Bangunan Museum 5.510 m² 5.969 m²
IPTEK
Sumber : Analisa Penulis 2021

Berdasarkan perhitungan besaran ruang dan hasil


rancangan didapat Besaran Ruang Zona Pengenalan
IPTEK 2.360 m² (acuan) dan 2.468 m² (laporan),
Besaran Ruang Bagian Perpustakaan 237 m² (acuan) dan
321 m² (laporan), Besaran Ruang Bagian Penunjang
1.384 m² (acuan) dan 1.365 m² (laporan), Besaran Ruang
Bagian Pengelola 678 m² (acuan) dan 633 m² (laporan),
Besaran Ruang Bagian Servis 506 m² (acuan) dan 539 Gambar 25. Sistem Keamanan Bangunan
m² (laporan), Besaran Ruang Bagian Penerimaan 345 m²
2. Pemadaman Kebakaran
(acuan) dan 253 m² (laporan), serta ada tambahan selasar
sebesar 390 m² (laporan). Sehingga rekapitulasi besaran
ruang 5.510 m² (acuan) dan 5.969 m² (laporan), dengan
Deviasi Perancangan sebesar 8,37%, nilai Open Space
(OS) sebesar 85,56%, nilai Building Coverage (BC)
sebesar 14,44%. (Tabel 2).

G. Sistem Struktur Bangunan


Kondisi topografi tapak tergolong tanah rawa
sehingga jenis sistem Sub Struktur yang cocok
digunakan yaitu Pondasi Sumuran yang dikombinasikan
dengan Pondasi Tapak dan Pondasi Garis. Sistem Super Gambar 26. Sistem Pemadaman Kebakaran
Struktur yang digunakan yaitu sistem Rigid Frame
dikombinasikan dengan Sistem Plat Dua Arah dengan Penanggulangan kebakaran dalam bangunan Museum
Balok Induk dan Balok Anak dengan konstruksi beton IPTEK menggunakan air yang dikombinasikan dengan
bertulang karena bangunan terdiri dari dua lantai. Sistem gas nitrogen (hybrid) sehingga partikel air yang
Upper Struktur yang digunakan yaitu sistem Rangka memadamkan api tidak akan merusak obyek peragaan
Batang ( Baja C dan Baja L ) dengan sistem sambungan karena ukuran partikel yang lebih kecil. Perangkat
menggunakan Plat Simpul dan rangka Pipa Baja penanggulangan kebakaran bangunan selain secara
Galvanis dengan sistem sambungan las. Sistem Dilatasi manual (APAR) juga menggunakan teknologi penyiram
yang digunakan yaitu Sistem Dilatasi dengan pemisah otomatis melalui smoke detector yang kemudian
antar kolom untuk mendapatkan pembagian beban yang menyalakan alarm sekaligus splinker penyiram. Air yang
merata pada setiap ujung yang diberi pemisah yang digunakan berasal dari bak penampungan air hujan
dimaksud. Sistem modul yang digunakan yaitu dibawah bangunan sehingga dapat meminimalisisr
kombinasi modul grid dan radial (Gambar 24). penggunaan air tanah (Gambar 26).

Volume 6 No. 2 | Agustus 2021 118


GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN :0000-0000)

3. Penangkal Petir

Gambar 27. Sistem Penangkal Petir


Gambar 29. Sistem Plumbing Air Kotor
Pada penangkal petir bangunan menggunakan sistem
Sangkar Faradai untuk mendapatkan perlindungan yang
6. Konsep Penggunaan Energi Pencahayaan dan
menyeluruh pada setiap sisi bangunan yang
penghawaan
dikombinasikan dengan alat Vlash Vetron yang Sumber energi bangunan mengkombinasikan listrik
mempunyai kemampuan menarik petir agar tidak dari PLN dan panas matahari yang dikonversi menjadi
mengenai bagian bangunan (Gambar 27). energi listrik melalui perangkat solar panel lalu di
arahkan pada baterai untuk menjadi energi cadangan.
4. Plumbing Air Bersih Pemilihan pemakaian energi listrik dari baterai dan PLN
diatur melalui power unit yang berjalan secara otomatis
untuk mengatur suplai listrik bangunan (Gambar 30).

Gambar 28. Sistem Plumbing Air Bersih

Penggunaan sistem plumbing bangunan yang


mengutamakann efisiensi penggunaan air. Proses
penyediaan air bersih pada bangunan menggunakan Gambar 30. Sistem Pencahayaan
sistem pengaliran air secara vertikal dengan
menggunakan tangki yang diletakkan di atap lantai KESIMPULAN
fungsi bangunan. Sumber air yang digunakan berasal Untuk menciptakan desain bangunan yang
dari air PDAM dan air hujan yang kemudian menuju bak menggambarkan karakter Arsitektur Hybrid maka
kontrol untuk difilter dan menuju tempat penampungan diterapkan penggabungan bentuk yang mengambil
masing-masing. Dalam penggunaannya air dipompa oleh elemen dari Rumah Adat Tolaki dengan menerapkan
mesin menuju tandon air diatas bangunan lalu dialirkan bentuk atap, dinding, konfigurasi panggung, penggunaan
dengan bantuan gravitasi untuk dipakai pengguna ornamen pada fasad dan ruang luar. Pada kelengkapan
bangunan. Sebelum sampai pada kran, air diarahkan bangunan digunakan teknologi seperti solar panel,
dahulu pada tiap-tiap unit perangkat penghemat air konstruksi menggunakan panel pabrikasi yang lebih
modern pada masing-masing unit yang mengeluarkan air ringan dan kuat, pengolah air secara efisien, dan
bersih.(Gambar 28). teknologi keamanan intelegen system berbasis
5. Plumbing Air Kotor komputerisasi.
Limbah padat yang berasal dari toilet akan langsung Untuk menciptakan ruang yang dapat memicu
dibuang pada bak septik tank. Sedangkan air berkas dari Inovasi dan Kreaktivitas yaitu: Dengan mengatur
kegiatan cuci tangan dan air watafel dapur akan diolah penyajian materi tentang IPTEK, pengaturan penerapan
kembali dengan difilter lalu digunakan untuk menyiram aspek warna, dengan mengatur sirkulasi atau gerak
tanaman pada taman (Gambar 29). langkah pengunjung, penggunaan Diorama pada elemen
lantai, dinding, dan palfond dengan membuat permainan
bidang dan ketinggian elevasi yang menyesuakan
terhadap tema pameran, pengaturan pencahayaan untuk
manambah estetika dan membuat suasana ruang menjadi
lebih dramatis.

Volume 6 No. 2 | Agustus 2021 119


GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN :)
DAFTAR REFERENSI
Afidh, A. (2018). Makassar Science Center Dengan
Pendekatan Arsitektur Kontemporer [Skripsi].
Makassar (ID): Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Gatot, L. (2017). Sistem Keamanan Untuk Gedung.
http://safeandsecure.id/Sistemkeamanan.html.
(Diakses 1 september 2020).
Gringhuis, R. dan Taylor Wiesner (2013). An
Exploration into The Quallities of True Hybrid
Building. Delft. Architecture And Dwelling
Graduation Studio.
Ibnur95. (2015). Penggunaan Air Bersih Dalam
Bangunan.
http://ibnur95.blogspot.com/2015/03/makalah-
utilitas-sistem-keamanan-gedung.html. (Diakses 1
september 2020).
Ikhwanuddin. (2005). Menggali Pemikiran
Posmodernisme dalam Arsitektur. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Menteri Negara Riset Dan Teknologi Republik
Indonesia. (2006). Peraturan Menteri Negara Riset
Dan Teknologi Nomor : 09/M/Per/Xi/2006 Tentang.
Indoonesia.
Mokhammad. (2018). Pengertian Sains Menurut Para
Ahli Beserta Definisi dan Ciri-Cirinya.
https://www.haruspintar.com/pengertian-sains/.
(Diakses 15 April 2021).
Neufert, E. (1991). Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33 (Terj).
Jakarta. Penerbit Erlangga.
Neufert, E. (1991). Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33 (Terj).
Jakarta. Penerbit Erlangga.
Ningsar, & Erdiono, D. (2012). Komparasi Konsep
Arsitektur Hibrid Dan Arsitektur Simbiosis. Daseng,
1(1), 7–14.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2015 Tentang Museum.
Perda No. 1 Tahun 2012 Tentang RTRW Kota Kendari.
Pujantara, R. (2014). Karakteristik Ruang Pada
Rancangan Arsitektur Dengan Konsep Superimposisi
Dan Hybrid Dalam Teori Fuction Follow Form.
Jurnal Forum Bangunan, 12(1 Januari).
Sanajaya, A. (2017). Museum Sains Teknologi
Diyogyakarta Bab I Pendahuluan.
Https://Docplayer.Info/38076302-Museum-Sains-
Teknologi-Di-Yogyakarta-Bab-I-Pendahuluan.Html.
(Diakses 9 Oktober 2019).
Sari, SM. (2005). Peran Ruang Dalam Menunjang
Perkembangan Kreativitas Anak. Jurnal Dimensi
Interior, vol. 3 No. 1 juni 2005.
Subarman, K (2018). Penataan Organisasi Pusat
Peragaan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dengan
Pendekatan Teori Mintzberg. Jurnal Teknologi,
Vol.1 Nomor 2 Oktober 2018.
Zakky. (2018). Pengertian Teknologi Menurut Para Ahli
Beserta Arti Dan Definisinya.
Https://Www.Zonareferensi.Com/Pengertian-Teknologi/.
(Diakses 9 Oktober 2019).

Volume 6 No. 2 | Agustus 2021 120

Anda mungkin juga menyukai