ABSTRAK
Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) didesain dengan pendekatan Arsitektur Hybrid, yang mana
berusaha menggabungkan dua atau lebih teori, fungsi dan bentuk yang berbeda menjadi suatu fungsi serta bentuk baru.
Elemen yang di gabungkan tersebut dalam penelitian ini yakni pola bentuk arsitektur lokal yang dimodifikasi dan
digabungkan dengan teknologi bangunan terbarukan sehingga memiliki ciri khas desain tersendiri. Penelitian ini ditujukan
untuk merencanakan desain bangunan yang bisa menggambarkan karakter Arsitektur Hybrid pada Museum Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, serta merencanakan ruang-ruang yang dapat memicu perkembangan Inovasi dan Kreatifitas.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dalam ranah perancangan arsitektur. Data primer yakni mengenai
bentukan arsitektural rumah Adat Suku Tolaki dan data tapak. Data sekunder yakni mengenai Arsitektur Hybrid dan
Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Studi Literatur, Wawancara
Terstruktur, dan Studi Banding. Adapun kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut : pertama, elemen-elemen
arsitektural rumah Adat Suku Tolaki yang dipilih (bentuk atap, dinding, konvigurasi panggung, serta ornamen)
dimodifikasi bentuknya kemudian disesuaikan dengan penerapan teknologi bangunan terkini seperti pada konstruksi yang
digunakan, utilitas bangunan, dan penerapan teknologi pameran yang canggih. Kedua, untuk merencanakan ruang-ruang
yang dapat memicu perkembangan inovasi dan kreaktivitas maka diperlukan pengaturan elemen ruang dalam seperti
penerapan warna, model sirkulasi, pencapaian ruang, pengaturan pencahayaan, penyajian materi IPTEK, serta penggunaan
Diorama.
ABSTRACT
The Museum of Science and Technology (Science Center) is designed with a Hybrid Architecture approach, which seeks to
combine two or more different theories, functions and forms into a new function and form. The elements that are combined
in this study are local architectural forms that are modified and combined with renewable building technology so that they
have their own distinctive design characteristics. This research is aimed at planning building designs that can describe the
character of Hybrid Architecture at the Science Center, as well as planning spaces that can trigger the development of
Innovation and Creativity. This study uses qualitative research methods in the realm of architectural design. Primary data
is about the architectural formation of the Tolaki Tribe traditional house and site data. Secondary data is about Hybrid
Architecture and the Science Center. Data collection techniques were carried out by Literature Studies, Structured
Interviews, and Comparative Studies. The conclusions of this study are as follows: first, the architectural elements of the
selected Tolaki Traditional house (roof shape, walls, stage configuration, and ornaments) were modified in shape and then
adapted to the application of the latest building technology such as the construction used, building utilities, and the
application of advanced exhibition technology. Second, to plan spaces that can trigger the development of innovation and
creativity, it is necessary to arrange internal space elements such as the application of colors, circulation models, space
achievements, lighting arrangements, presentation of science and technology materials, and the use of dioramas.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang sebagai alat yang bisa dijadikan sumber belajar, sebagai
Penguasaan akan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi alat bantu dan fasilitas pembelajaran, sebagai pendukung
(IPTEK) menjadi sangat penting dalam kehidupan manajemen pembelajaran, memberikan ilustrasi berbagai
manusia. Kemajuan yang terjadi pada bidang Pertanian, fenomena Ilmu Pengetahuan untuk mempercepat
Manufaktur, Pertambangan, Transportasi serta penyerapan bahan ajar, rasio antara pengajar dan peserta
Teknologi, yang kemudian memberikan dampak pada didik sebagai proses pemberian fasilitas.
perkembangan Sosial, Ekonomi, dan Budaya di dunia Indonesia sebagai sebagai negara berkembang juga
membuat penguasaan akan IPTEK merupakan cara yang tidak mau ketinggalan dalam persaingan global. Pada
paling efektif untuk menghadapi persaingan global di era tahun 2018 Indonesia resmi menetapkan targetnya untuk
sekarang ini. Fungsi IPTEK dikemukakan oleh Munir mencapai 10 besar ekonomi dunia melalui Roadmap
(2008:185) adalah sebagai infrastruktur pembelajaran, Making Indonesia 4.0 oleh pemerintah. Hal mendasar
Volume 6 No. 2 | Agustus 2021 111
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN :)
yang harus dilakukan tentu dengan mulai memperbaiki pameran dalam bangunan Museum IPTEK. Arsitektur
kualitas masyarakat Indonesia khususnya para generasi Hybrid merupakan aliran arsitektur Post-Modern yang
muda dengan meningkatkan kualitas pelayanannya menitik beratkan karateristiknya pada pengolahan bentuk
dibidang IPTEK. dan pola geometri. Arsitektur Hybrid menerapkan
Besarnya manfaat dan pengaruh dari perkembangan teknologi-teknologi terbaru dalam sebuah bangunan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mendasari dengan fasad yang unik. Sehingga dengan demikian
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi penerapan Arsitektur Hybrid kedalam tema perencanaan
Republik Indonesia (Kemristekdikti) membentuk sebuah bangunan museum IPTEK bisa mendukung dan
Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pemasyarakatan dan memaksimalkan kegiatan yang terjadi dalam bangunan.
Pembudayaan IPTEK yang memiliki misi untuk B. Tujuan
merintits pembangunan dan pengembangan masyarakat 1. Untuk merencanakan desain bangunan yang bisa
di daerah seluruh Indonesia dengan harapan dapat menggambarkan karakter Arsitektur Hybrid pada
menjadi wahana pembudayaan IPTEK yang dinamis dan Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Kota
berperan aktif untuk mendorong tumbuhnya masyarakat Kendari.
yang inovatif. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri 2. Untuk merencanakan ruang-ruang yang dapat
Negara Ristek No. 75/M/Kp/IX/2001 menyatakan bahwa memicu perkembangan Inovasi dan Kreatifitas
setidaknya ada satu Pusat Peragaan IPTEK di setiap pengunjung saat berada pada Museum Ilmu
daerah di Indonesia guna menggugah kesadaran Pengetahuan dan Teknologi.
masyarakat akan manfaat dan pentingnya IPTEK dalam
kehidupan. Sudah ada beberapa kota seperti Yogyakarta KAJIAN LITERATUR
dan Jepara (Jawa Tengah), Palembang (Sumatera A. Tinjauan Museum IPTEK
Selatan), Bandung (Jawa Barat), Malang (Jawa Timur), Museum IPTEK (Science Center) adalah wahana
Sawahlunto (Sumatera Barat), Medan (Sumatera Utara), pembudayaan IPTEK non formal untuk masyarakat
Belitung (Bangka Belitung), dll yang memiliki bangunan umum khususnya peserta didik melalui media alat peraga
peragaan IPTEK di daerahnya masing-masing. sentuh-mainkan (hands-on interactive) dan pendidikan
Kota kendari memiliki salah satu tujuan ingin sains (Subarman, 2018: 1). Kelebihan science center
membangun kota yang berbasis teknologi dan informasi adalah anak lebih banyak praktek, bereksplorasi, dan
sehingga bisa mengikuti perkembangan untuk bisa learning by doing sehingga terciptalah fun learning
bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia. Kota (skripsi Afidh, 2018).
Kendari sebenarnya telah mempunyai bangunan Sains adalah ilmu alam memiliki konsep sebagai
peragaan/pameran seperti Museum Umum yang hasil respon dari manusia terhadap gejala alam yang
memperkenalkan tentang sejarah dan budaya di Sulawesi telah dibuktikan dalam suatu eksperimen. Dalam
tenggara khususnya Kota Kendari. Namun jika dilihat penelitian Sains terbagi menjadi ilmu fisika, kimia,
pada kota-kota lain di Indonesia yang memiliki biologi, kebumian dan astronomi. Teknologi merupakan
bangunan museum yang lebih dari sekedar museum suatu metode ilmiah yang digunakan untuk mencapai
umum maka wajar bila ada tambahan pelayanan tujuan praktis, dan merupakan salah satu ilmu
pendidikan baru seperti Museum IPTEK. Selain itu pngetahuan terapan. (skripsi Afidh, 2018).
jumlah pengunjung museum umum kendari tahun 2016 Berdasarkan pengertian diatas, maka Museum Ilmu
(1.853), tahun 2017 (4.100), tahun 2018 (5.813), tahun Pengetahuan dan Teknologi adalah bangunan yang
2019 (1.493 sedang renovasi) mengalami peningkatan menyajikan mengenai Pengetahuan dan perkembangan
yang signifikan beberapa tahun terakhir, menandakan Teknologi yang telah dicapai didunia ini mencakup
antusiasme masyarakat kota kendari dalam hal semua pemahaman tentang gejala alam dan peralatan/
pembelajaran pada museum cukup tinggi. perlengkapan dengan benda pameran yang bisa disentuh
Unsur Ilmu Pengetahuan dapat digambarkan sebagai dan diperagakan secara langsung oleh pengunjung.
sesuatu yang dinamis karena sifatnya yang terus B. Tinjauan Arsitektur Hybrid
berkembang sedangkan unsur teknologi digambarkan Arsitektur Hybrid adalah teori yang menggabungkan
sebagai alat yang pada hakekatnya membuat sesuatu serta mempersenyawakan (adaptif blending) 2 atau lebih
menjadi lebih mudah pengerjaanya dan kadang kala teori, fungsi dan bentuk yang berbeda menjadi suatu
membuat para penggunanya merasa kagum akan fungsi serta bentuk baru (Pujantara, 2014:5). Konsep
pencapaian yang didapat dengan bantuan teknologi. Hybrid itu sendiri muncul pertama kali pada akhir abad
Berangkat dari kedua hal tersebut pendekatan ke-19 di kota-kota Amerika (Gringhuis dan Taylor
perencanaan yang dibutuhkan harus mempunyai ,2013:13). Arsitektur Hybrid mulai dipopulerkan pada
bentukan yang unik dan menarik untuk menggambarkan masa Post-Modern oleh beberapa tokoh arsitek ternama
sifat IPTEK itu sendiri sehingga tema yang dipilih yaitu seperti Robert Venturi (1966), Charles Jencks (1990),
Arsitektur Hybrid. Kisho Kurokawa (1991) (Ikhwanuddin 2005).
Pendekatan Arsitektur Hybrid dalam pengertiannya Metode Hybrid menurut Jencks (1982) dilakukan
merupakan sebuah Konsep Arsitektur yang melalui tahapan-tahapan yaitu : (Ikhwanuddin 2005: 92-
menggabungkan unsur-unsur dan elemen Arsitektural. 93)
Penerapan Hybrid itu sendiri sangat cocok kedalam 1. Eklektik dan quotation, artinya menelusuri dan
bangunan Museum IPTEK karena penggabungan dalam memilih perbendaharaan bentuk dan elemen
Arsitektur Hybrid sendiri sangat beragam sehingga dapat Arsitektur dari masa lalu yang dianggap potensial
menyesuaikan terhadap masing-masing tema ruang untuk diangkat kembali. Quotation adalah mencuplik
Volume 6 No. 2 | Agustus 2021 112
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN :0000-0000)
elemen atau bagian dari suatu karya arsitektur yang B. Pengolahan Tapak
telah ada sebelumnya. 1. Orientasi Tapak Terhadap Matahari
2. Manipulasi dan modifikasi, dimana elemen-elemen
atau hasil quotation tersebut selanjutnya dimanipulasi
atau dimodifikasi dengan cara-cara yang dapat
menggeser, mengubah dan atau memutarbalikkan
makna yang telah ada.
3. Penggabungan (kombinasi atau unifikasi), yaitu
penyatuan beberapa elemen yang telah dimanipulasi
atau dimodifikasike dalam desain yang telah
ditetapkan ordernya.
Gambar 2. Orientasi Tapak Terhadap matahari
METODE PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan metode perancangan Panas matahari secara normal bisa memiliki dampak
arsitektur dengan pendekatan kualitatif. Data Primer positif dan negatif terhadap keberlangsungan kegiatan
meliputi data hasil dari survei, dan dokumentasi pribadi dalam bangunan. Pemanfaatan dan pengendalian panas
terkait pembahasan mengenai bentukan arsitektural matahari yang mengarah pada bangunan secara tepat bisa
rumah Adat Suku Tolaki, data tapak, dan data bangunan bermanfaat terhadap bangunan itu sendiri (Gambar 2).
Museum IPTEK. Data sekunder antara lain teori Adapun pengolahan tapak terhadap sinar matahari yaitu:
mengenai Arsitektur Hybrid dan Bangunan Museum a. Pengaturan orientasi bangunan Museum IPTEK yang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Teknik pengumpulan membelakangi matahari dengan memfokuskan
data dilakukan dengan cara Studi Literatur, Wawancara bukaan mengarah pada Tugu Tank (Gambar 3).
Terstruktur, dan Studi Banding.
7. Penzoningan
Gambar 6. View Dari Arah Bundaran Tank
5. Aksesibilitas
Letak kawasan museum IPTEK sangat strategis Untuk pembagian zoning/ pendaerahan pada
karena berada pada pertemuan empat jalan Provinsi Kawasan Museum IPTEK didasarkan atas pertimbangan
Volume 6 No. 2 | Agustus 2021 114
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN :0000-0000)
kondisi lingkungan di sekitar tapak Bundaran Tank Pola pencapaian parkiran pada tapak Museum IPTEK
sehingga kegiatan yang di ususng bangunan sebagai yaitu dimana setiap pengguna bangunan yang masuk
infrastruktur pendidikan sekaligus wisata dapat benrjalan khusus untuk pengunjung dengan melewati dahulu area
dengan lancar. Penzoningan pada kawasan Museum droop off pada area entrance bangunan lalu kemudian
IPTEK yaitu: menuju untuk memarkir kendaraan. Pada parkiran
a. Zona publik, terletak di bagian depan yang kendaraan ditanami pohon peneduh untuk melindungi
berdampingan dengan jalan A.H. Nasution dan jalan kendaraan dari panas matahari. Pada Parkiran dibuat
Malaka yaitu merupakan fasilitas parkir dan beberapa menarik dengan ditanami pohon peneduh dan tanaman
fasilitas penunjang. yang menarik serta pada area lantai dibuat motif dan
b. Zona semi publik, terletak di bagian tengah Tapak marka jalan yang membedakan area sirkulasi dan
yaitu merupakan area taman dan sebagian area parkiran (Gambar 11).
entrance bangunan.
c. Zoning private, Terletak paling belakang jauh dari 10. Pertimbangan Penerapan Arsitektur Hybrid
kebisingan yaitu merupakan area taman belajar dan (Arsitektur Lokal) Pada Museum IPTEK
bangunan. Tabel 1. Penerapan Arsitektural Rumah Adat Tolaki Pada
d. Zoning service, Terletak berdampingan dengan Rancangan
pertamina Andonuhu yaitu merupakan area parkiran No. Elemen Pertimbangan
pengelola dan kegiatan servis (Gambar 9). 1. Bentuk Atap Bentuk atap Arsitektur Rumah Adat
Tolaki memiliki bentuk yang unik
8. Sirkulasi karena merupakan penggabungan
tipe atap perisai.
2. Dinding Konvigurasi dinding rumah adat
Tolaki yang miring memberi kesan
yang tidak biasa dan menarik untuk
diterapkan pada bangunan.
3. Panggung Kovigurasi panggung pada rumah
adat Suku Tolaki digunakan pada
area parkiran karena untuk
mempertahankan fungsi kawasan
sebagai lahan resapan air.
Gambar 10. Sirkulasi Dalam Tapak 4. Ragam Hias Ragam hias yang digunakan yaitu
Loe-Loe(1) dan Sulura Pakis(2)
karena bentuk dari keduanya terlihat
Sirkulasi pada tapak kawasan Museum IPTEK secara menarik dengan pahatan dan pola
keseluruhan khususnya pada arah datangnya pengunjung geometri yang meliuk-liuk
dan pengguna bangunan lain yaitu dengan pengaturan
sirkulasi yang mengantarkan pengunjung untuk Sumber : Analisa Penulis 2021
menikmati fasad bangunan terlebih dahulu. Pengaturan
sirkulasi pada kawasan Museum IPTEK yaitu: C. Bentuk Dasar dan Tampilan Bangunan
a. Penerapan sirkulasi pencapaian langsung khususnya 1. Bentuk dasar
untuk jalur kendaraan bermotor dan pencapaian tidak Bentuk dasar yang digunakan merupakan
langsung untuk pedestarian. penggabungan antaran bentuk persegi dan lingkaran
b. Untuk kelancaran sirkulasi serta keamanan untuk dengan maksud untuk menggambarakan penerapan
pengguna kendaraan dan pedestarian sirkulasinya IPTEK itu sendiri dimana persegi dengan karakter
dipisahkan.
memiliki sifat lurus, pasti, mudah, terstruktur sebagai
c. Untuk membuat sirkulasi menjadi lebih estetik dan
menarik khususnya pada sirkulasi pedestarian maka representasi dari unsur Teknologi. Kemudian bentuk
pada motif lantai ruang luar dibuat lebih menarik dan lingkaran yang memiliki sifat estetis, seimbang ,dinamis,
ditanami vegetasi dengan bentuk daun yang yang merepresentasikan unsur Ilmu Pengetahuan
menarikserta dengan adanya jembatan (Gambar 12).
penyebarangan pada kolam retensi membuat suasana
menjadi tidak monoton (Gambar 10).
9. Parkir
4. Ruang Hall
Pada Ruang dalam hall terlihat perwujudan dari kapal
luar angkasa UVO yang berdiri ditengah-tengah ruang
hall. Penerapan warna pada ruang hall ini seperti
Penerapan warna abu-abu dari penerapan material batu
alam yang mencerminkan dari material sebuah kapal luar
angkasa yang telah termakan usia karna sering
melakukan perjalanan mengelilingi galaksi. Penerapan
warna kuning untuk menghidupkan suasana. Penerapan
warna Putih untuk menetralkan suasana ruang dalam hall
(Gambar 18). Gambar 20. Sirkulasi Pameran
3. Penangkal Petir