Anda di halaman 1dari 16

KETIKA TIMUR BERTEMU BARAT

Arsitektur Yang Menyerap Modernitas

1
KETIKA TIMUR BERTEMU BARAT
Arsitektur Yang Menyerap Modernitas

SOAL STUPA 7
SEMESTER GANJIL 2021 – 2022

PROGRAM STUDI SARJANA ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA

Gambar cover : 'Elephant Museum' - Bangkok Project Studio in Thailand

2
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

KODE MATA KULIAH : TA 43217


NAMA MATA KULIAH : STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR VII
JUMLAH SKS : 8 sks
PROGRAM STUDI : SARJANA ARSITEKTUR (S1)
SEMESTER : GANJIL 2021/2022

DOSEN KOORDINATOR : Ir. Rudy Surya, M.M., M.Ars.


DOSEN KOORDINATOR : Ir. Himaladin, M. Ars.
DOSEN PEMATERI : Ir. Agustinus Sutanto, M.Arch., MSc., PhD.

DOSEN KELAS & DOSEN PEMBIMBING :


KONSENTRASI PERANCANGAN ARSITEKTUR (KPA)
DOSEN KELAS KPA  : IR. AGUSTINUS SUTANTO, M.SC., M.ARCH., PH.D.
DOSEN PEMBIMBING;
1. IR. SUWANDI SUPATRA, M.T.
2. IR. PETRUS RUDY KASIMUN, M.ARS.
3. IR. MIEKE CHOANDI, M.T.
4. IR. ANDI INDERADI, M.ARS.
5. AGNATASYA LISTIANTI M, S.T., M.SC.
6. ADELIA ANDANI, S.T.

KONSENTRASI ARSITEKTUR REKAYASA (KAR)


DOSEN KELAS KAR  : IR. IR. HIMALADIN, M.ARS.
DOSEN PEMBIMBNG:
1. IR. NURYANTO RACHMAN, M.ARS.
2. IR. TIMMY SETIAWAN, M.ARS.
3. IR. TONY WINATA, M.SC.
4. IR. JOKO PRIJONO, M.T.
5. ANTONIO NUGROHO, S.T., M.T.
6. MARGARETHA SANDI, S.ARS., M,ARS

3
KONSENTRASI PERANCANGAN KOTA DAN LINGKUNGAN (KKL)
DOSEN KELAS KKL  : LINA PURNAMA DIPL.ING.
DOSEN PEMBIMBING:
1. EDUARD TJAHJADI DIPL.ING.
2. NINA CARINA S.T., M.T.
3. SURYONO HERLAMBANG, S.T., M.SC.
4. DODDY YUONO, S.Y., M.T.
5. PRISCILLA EPIFANIA, S.T., M.A.
6. MEKAR SARI SUTEJA, S.T., M.SC.

KONSENTRASI ARSITEKTUR INTERIOR (KAI)


DOSEN KELAS KAI  : IR. RUDY SURYA, M.M., M.ARS.
1. DR. IR. RUDY TRISNO, M.T.
2. IR. IGN DJIDJIN WIPRANATA, M.ARS.
3. MARIA VERONICA GANDHA, S.T., M.ARCH.
4. INDRA MULYANA, S.T., M.ARS.
5. NAFI’AH SOLIKHAH, S.T., M.T.
6. RIO SANJAYA, S.T., M.ARS.

4
URAIAN MATA KULIAH

Pada semester ini, mata kuliah STUPA 7 berada dalam masa transisi dari pemberlakuan Kurikulum 2018
menuju Kurikulum Merdeka 2020. Mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur VII (Stupa 7) merupakan mata
kuliah di semester ke tujuh dengan bobot 8 sks serta dilakukan dalam system e-learning. Langkah untuk
melaksanakan kurikulum 2018 yang capaian pembelajarannya bertumpu pada Body of Knowledge Prodi
Arsitektur UNTAR dengan empat konsentrasi utama yaitu; Perancangan Arsitektur, Arsitektur Rekayasa
(Engineering), Perancangan Lingkungan dan Kota dan Aesitektur Interior sebagai upaya memperdalam
kemampuan merancang dalam konsentrasi-konsentrasi tertentu. Dalam konteks Stupa 7 ini, konsentrasi
akan dulakukan dengan membagi kelompok mahasiswa dan dosen pembimbing dalam konsentrasi berikut:

1. Konsentrasi Perancangan Arsitektur (KPA)


Fokus pada pengembangan kompetensi teori, metode desain kontemporer, desain bangunan
berdasarkan semangat eksperimental dan spekulasi. Berpikir inovatif untuk menghadapi
berbagai budaya kota dan ruang baru di kota kontemporer serta kemampuan melakukan riset
desain arsitektur.

2. Konsentrasi Arsitektur Rekayasa/Engineering (KAR)


Fokus pada kajian gedung tinggi atau bangunan horizontal dengan nilai kompleksitas yang tinggi
melalui perancangan arsitektur terpadu (sistem bangunan) dalam konteks keterbangunan,
keterpakaian dan keindahan, serta melihat bangunan sebagai bagian dari lingkungan binaan.
Memahami keseluruhan desain bangunan, baik dalam bentuk, ruang dan susunannya, program serta
sistem bangunan, dengan tetap mengedepankan faktor keselamatan, kenyamanan dan kesehatan.

3. Konsentrasi Perancangan Kota dan Lingkungan (KKL)


Fokus pada kemampuan untuk melihat hubungan antara kota dan arsitektur dalam lingkup
perancangan dan perencanaan kota-lingkungan dalam olah rancang masterplan. Berbagai
studi yang berkaitan dengan preseden, sejarah, teori, metode, morfologi dan konfigurasi
keruangan kota menjadi bagian penting dalam pengembangan dan pengetahuan
perancangan dan perencanaan masterplan. .

4. Konsentrasi Arsitektur Interior.(KAI)


Fokus pada arsitektur interior yang berkaitan dengan seni spasialitas ruang dalam bangunan.
menggunakan elemen-elemen dasar arsitektur (lantai-dinding-plafon) sebagai volumetrik spasialitas
untuk pembentukan interior arsitektur yang dipadukan dengan material, tektonik, program, lighting,
dekoratif/ornamen, warna dan artwork, dengan tujuan menciptakan citra dan guna pada ruang dalam
arsitektur.

VISI MATA KULIAH


Mata Kuliah Stupa VII ini mengembangkan kemampuan perancangan arsitektur yang berfokus pada desain
bangunan dalam konteks perkotaan. Inti dari STUPA 7 adalah kemampuan untuk menyusun taktik dan
strategi desain yang dilatarbelakangi oleh pemahaman teori arsitektur dan metode desain, serta
diaplikasikan dalam olah rancang bangunan sesuai dengan tema soal yang diberikan.
Dalam proses pembelajaran STUPA 7, anda diberi kesempatan untuk melakukan pendekatan spekulasi dan
eksperimental dengan mempertimbangkan logika keterbangunan dan keterpakaian serta nilai estetika.

5
Setiap peserta diberi kebebasan untuk bereksplorasi, mencari serta menginvestigasi terhadap berbagai
kondisi yang dihadapi sehingga menemukan konflik-konflik yang nantinya akan menjadi peluang untuk
beraksitektur. Studio ini mencoba mempertanyakan sebuah isu terpilih dengan fokus dalam analisis dan
sintesis yang ketat sehingga dapat mengajukan gagasan yang bergerak perancangan arsitektur
kontemporer. Hasil olah rancang yang dihasilkan dalam STUPA 7 ini harus dapat menjawab tantangan dari
Sustainable Development Goals (SDG).

TUJUAN INSTRUKSIONAL

- Memberikan pengetahuan tentang cara menyusun proposal desain melalui kajian riset arsitektur
- Memberikan pengetahuan untuk mengeksplorasi dan melakukan uji coba terhadap
sebuah isu tertentu untuk menghasilkan ide-ide keruangan baru dalam arsitektur.
- Memberikan pengetahuan untuk mengembangkan ide-ide arsitektur dalam Gambar Pra
Perancangan Arsitektur (GPPA) dan Gambar Perancangan Arsitektur (GPA)
- Memberikan pengetahuan tentang arsitektur berkelanjutan dalam konteks sustainable development
goals
- Memberikan pengetahuan tentang cara menginvestigasi kebutuhan program ruang kota secara
spesifik dan membaca kekompleksitasan masalah urban untuk menghasilkan arsitektur yang
memiliki hubungan terhadap perkotaan serta kehidupan masa depan.
- Memberikan pengetahuan untuk mendalami bagaimana teori arsitektur yang bekerja dalam
karya- karya arsitektur (teori dan praktis).
- Memberikan pengetahuan tentang cara menggunakan metode perancangan sebagai alat untuk
pengembangan gagasan.
- Memberikan pengetahuan tentang cara membuat gambar arsitektur kontemporer sesuai dengan
semangat jaman.

TUJUAN PEMBELAJARAN
- Mampu membaca isu terpilih melalui berbagai kajian dan investigasi arsitektural, serta
mendorongnya menjadi tatakan untuk olah rancang bangunan yang akan dikerjakan
- Mampu menampilkan Tema Arsitektur yang menarik serta memiliki ketrampilan dalam
meneterjemahkan Tema tersebut dalam produk arsitektur.
- Mampu mengaplikasikan bidang keahlian merancang dan memanfaatkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni serta mengusulkan arsitektur berkelanjutan sesuai dengan nilai kesejamanan
- Mampu melakukan analisis-sintesis terhadap sebuah kondisi, mengembangkan kajian teoritikal
serta menggunakan metode desain yang sesuai dengan olah rancang yang dilakukan.

CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN [CPL]


SIKAP (Sesuai Permenristek Dikti No.44 Tahun 2015 untuk semua Program):
S2 : Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika.
S8 : Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
S9 : Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.
S11 : Mampu melakukan pembelajaran sepanjang hayat.

6
KETERAMPILAN UMUM (Sesuai Permenristek Dikti No.44 Tahun 2015 untuk Program Sarjana):
KU1 : Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau
implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora
yang sesuai dengan bidang keahliannya;
KU2 : Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
KU3 : Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata
cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni;
KU5 : Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya,
berdasarkan hasil analisis informasi dan data;
KU9 : Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk
menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

PENGETAHUAN
P1 : Kemampuan untuk membuat desain arsitektur yang baik, melalui kajian estetika maupun persyaratan
teknis.
P4 : Pengetahuan yang memadai tentang desain perkotaan, perencanaan, dan keterampilan yang terlibat dalam
proses perencanaan.
P5 : Pemahaman tentang hubungan antara orang dan bangunan, dan antara bangunan dan lingkungannya,
dan kebutuhan untuk berhubungan bangunan dan ruang di antara mereka untuk kebutuhan dan skala
manusia.
P8 : Pemahaman tentang desain struktural, konstruksi, dan rekayasa masalah yang terkait dengan desain
bangunan.
P9 : Pengetahuan yang memadai tentang masalah fisik dan teknologi dan tentang fungsi bangunan untuk
memberi mereka kondisi internal kenyamanan dan perlindungan terhadap iklim.
P12 : Kesadaran akan tanggung jawab terhadap manusia, sosial, budaya, perkotaan, nilai arsitektural,
lingkungan, serta peninggalan arsitektur.
P13 : Pengetahuan yang memadai tentang cara mencapai keberlanjutan secara ekologis desain dan konservasi
dan rehabilitasi lingkungan.

KETERAMPILAN KHUSUS
BERPIKIR KRITIS DALAM ARSITEKTUR
KK2 : Sejarah dan Budaya Arsitektur Global
Memahami sejarah arsitektur paralel dan divergen dengan budaya perbedaan.
KK4 : Arsitektur dan Masyarakat
Pemahaman tentang aspek regional, sosial, budaya, ekonomi, dan kebijakan serta hubungan timbal
baliknya yang mempengaruhi arsitektur dan kota.
KK5 : Ruang dan Perilaku Manusia
Pemahaman tentang penerapan prinsip dan metodologi hubungan antara lingkungan fisik dan
perilaku manusia dengan desain tata ruang.
KK6 : Arsitektur dan Urbanisme Berkelanjutan
Pemahaman prinsip arsitektur berkelanjutan dan perkotaan dengan merencanakan penerapan yang
tepat dari sumber daya alam dan buatan, dan pelestarian sumber daya sejarah dan budaya.
KK9 : Ekologi dan Lingkungan Binaan / UIA
Pemahaman tentang siklus hidup material, isu keberlanjutan ekologi, dampak lingkungan, desain untuk
pengurangan penggunaan energi, serta sistem pasif dan manajemennya

DESAIN
KK13 : Penelitian dan Analisis
Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan mengusulkan solusi yang tepat berdasarkan
pemahaman tentang metodologi penelitian dan analisis data yang dikumpulkan dari preseden, teori,
dan fenomena sosial yang relevan.
KK15 : Desain yang Dapat Diakses
Kemampuan merancang bangunan untuk memenuhi berbagai kebutuhan semua pengguna kelompok
termasuk penyandang disabilitas untuk aksesibilitas dan keamanan mereka.

7
KK16 : Keamanan dan Proteksi Kebakaran
Mampu mendesain bangunan berdasarkan prinsip keselamatan, api perlindungan, dan jalan keluar.
KK17 : Integrasi Sistem Bangunan dalam Desain
Kemampuan untuk memahami dan mengintegrasikan sistem bangunan seperti struktur, membangun
selubung, layanan mekanik dan listrik dalam proyek desain.
KK19 : Arsitektur dan Perencanaan Kota
Kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip perencanaan kota, menilai secara kritis rencana kota
yang ada dan masalah yang relevan untuk diterapkan dalam desain arsitektur.

DESAIN KOMPREHENSIF
KK21 : Desain dan Kreatifitas / UIA
Kemampuan untuk melibatkan imajinasi, berpikir kreatif, berinovasi dan memberikan kepemimpinan
desain.
KK22 : Kolaborasi Desain / UIA
Kemampuan untuk mengkolaborasikan faktor-faktor yang berbeda, mengintegrasikan pengetahuan dan
menerapkan keterampilan dalam pembuatan solusi desain
KK23 : Pengetahuan Desain / UIA
Pengetahuan tentang teori dan metode desain, preseden desain serta kritik arsitektur.

TEKNOLOGI
KK24 : Prinsip-Prinsip Struktur Bangunan dan Sistem Struktur
Pemahaman prinsip gaya, teori fundamental dan berbagai macam sistem struktur bangunan dan
penerapannya dalam desain.
KK27 : Penerapan Teknologi Digital
Pemahaman tentang pemanfaatan dan penerapan berbagai digital teknologi dalam proses desain

PRAKTEK PROFESIONAL
KK33 : Kode dan Peraturan Bangunan
Memahami kode dan regulasi bangunan terkait dengan keselamatan publik, hak milik, desain,
konstruksi dan praktek, dan hukum tanggung jawab dan kewajiban arsitek.

MATERI TUGAS

KETIKA TIMUR BERTEMU BARAT


Arsitektur Yang Menyerap Modernitas

“ Lokalitas dan globalitas bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan. Keduanya adalah
‘kendaraan’ netral yang berfungsi dan tergantung pada pemakainya. Menghargai lokalitas tidak
berarti menolak keberadaan globalitas, tetapi bijaksana dalam menyerapnya melalui
modernitas yang kritis.”
[Agustinus Sutanto]

8
DUA DUNIA : TIMUR dan BARAT
Majunya peradaban dapat mendorong suatu bangsa berinteraksi dan beradaptasi dengan bangsa-bangsa
yang bersinggungan dengannya. Interaksi ini memberikan perluang terjadi pertukaran paham, agama,
budaya, pengetahuan, teknologi, dan lain sebagainya. Komoditi yang ditukarkan ini terkadang dapat turut
mengintervensi, mendominasi, atau bahkan berkolaborasi satu sama lain dan menghasilkan sesuatu yang
baru. Maju tidaknya peradaban sebuah bangsa, dapat dilihat dari bagaimana kota – kotanya tumbuh,
berkembang serta beradaptasi dalam membangun jaringan global (global network) terhadap kota-kota
didunia.
Sebuah Kota tidaklah hanya diidentifikasi sebagai kumpulan bangunan dengan infrastruktur, manusia serta
pemerintahannya, tetapi juga oleh kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya. Bermacam kondisi ini, telah
menunjukan bahwa sebuah kota merupakan kumpulan dari berbagai kondisi yang membentuk kompleksitas
dan jaringan keruangan didalamnya. Seperti yang diungkapkan oleh Lewis Mumford dalam The Culture of
Cities bahwa melalui pengaturan waktu dan ruang yang kompleks, kompleksitas berbagai elemen didalam
kota telah membangun simfoni yang dapat menghasilkan suara dalam kualitas yang dapat dicapai oleh
setiap sudut ruang kota.
Membaca kota dengan kehidupan budayanya, merupakan salah satu cara dalam melihat sebuah struktur
keruangan kota. Berbagai pertukaran komoditas kebudayaan menjadi sebuah pandangan yang paling
mudah ditemui dalam kehidupan keseharian warga sebuah kota. Di Indonesia, kota-kota besar seperti
Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar dan kota lainnya menjadi sebuah contoh tentang kompleksitas
kehidupan budaya serta menjadi bagian dari tumbuhnya sebuah kota. Sebuah contoh tentang kompleksitas
yang nyata, adalah tumbuhnya dua dikotomi kebudayaan berbeda yaitu budaya lokal (timur) dan budaya
global (barat) didalam struktur keruangan kota. Kondisi ini menjadi semakin kompleks, karena kota harus
tumbuh dalam wilayah kapitalistik dan globalisasi, tetapi disisi lain, kota harus tetap mewakili identitas
kelokalannya. Kondisi dikotomi lokal – global ini, pada akhirnya juga turut mempengaruhi posisi arsitektur,
dimana tidak ada sebuah kota tanpa hadirnya arsitektur didalamnya.
Pada Venice Biennale 2014, Rem Koolhaas dalam prolognya di Venice Biennale 2014 for Architecture
mengungkapkan bahwa Identitas Nasional tampaknya telah dikorbankan dengan modernitas. Melalui
rentang 100 tahun, di dalam pengaruh rezim politik, pembangunan besar besaran, perkembangan teknologi,
perkembangan sistem informasi dan universalisasi, telah membuat arsitektur yang dulunya spesifik dan
lokal telah berubah dan menjadi global. Arsitektur dalam posisi ini telah mencapai status hegemonisnya,
tidak kaya warna dan watak, bercorak monoton, positivistik, teknosentrik dan rasionalistik.
Arsitektur adalah salah satu yang menerima dampak pertukaran komoditi ini. Arsitektur lokal yang spesifik,
kaya akan nilai-nilai kosmik dan kemampuan tektonik, kini didominasi oleh arsitektur yang global,
fungsionalis dan praktis. Arsitektur lokal memang perlu dikembangkan, namun bukan diubah apalagi
digantikan. Yang terjadi selama ini, arsitektur lokal dianggap tidak relevan dengan perkotaan; bahwa kota
yang ideal adalah yang “kebarat-baratan”; yang kapitalis dan berpihak kepada kelompok elit.
Isu globalisasi sudah sejak lama berkembang di Indonesia. Sebagian membawa dampak positif seperti
meningkatkan kecepatan distribusi informasi dan logistik, tingkat produktivitas, pembangunan kota, dan lain
sebagainya. Namun dalam beberapa aspek, globalisasi membuat `lubang besar` yang secara tidak langsung
menenggelamkan kebudayaan, seperti melunturkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dengan rasionalitas

9
dan logika. Contoh lainnya, dalam arsitektur, kekuatan globalisasi menggusur keahlian ketukangan dan nilai-
nilai tektonika dengan sistem dan material industrinya yang ‘mudah’ dan ‘cepat’. Karenanya, Arsitek dengan
arsitekturnya harus mampu membaca narasi besar tentang modernitas yang generik menjadi modernitas
yang spesifik dalam menjawab tantangan kesejamanan menuju Arsitektur Nasional yang Indonesia

SOAL STUPA 7
Soal STUPA 7 semester ini, akan memfokuskan pada pencarian arsitektur melalui olah rancang sebuah
bangunan dalam konteks perkotaan yang kuat. Tugasnya adalah menelaah dua kebudayaan berbeda dan
peleburannya (when east meets west), serta melihat bagaimana posisi modernitas terhadap hasil karya yang
akan dirancang. Ada beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk menggaris-bawahi tema soal
KETIKA TIMUR BERTEMU BARAT : Arsitektur Yang Menyerap Modernitas, yaitu :
• Mampukah arsitektur lokal menahan gempuran globalisasi yang sangat dominan dalam kancah
modernitas yang terjadi saat ini?
• Bagaimana arsitektur lokal dan global diartikulasikan secara bersamaan tanpa menghilangkan
nilai-nilai lokalitas yang ingin dicapai?
• Bila sebuah modernitas dipinjam dan dibangun kembali dalam versi yang berbeda, dapatkah
modernitas itu memberikan wacana dan dimensi baru dalam Arsitektur Nasional Indonesia?
Inti dari paparan diatas adalah sebagai arsitek harus memiliki kepekaan dalam menyerap potensi modernitas
melalui dikotomi lokalitas dan globalitas. Untuk itu, peserta STUPA 7 diminta untuk mampu mengajukan
usulan olah rancang bangunan yang sesuai dengan tema besar ini. Dibawah ini adalah beberapa kriteria
yang menjadi pedoman untuk diikuti :
Sejalan dengan adanya pendalaman perancangan arsitektur melalui konsentrasi yang dirancang pada
kurikulm baru 2018 prodi arsitektur, maka mahasiswa akan terbagi dalam empat kelompok konsentrasi yang
dibuat berimbang diantara konsentrasi-konsentrasi tersebut. Ke empat konsentrasi pada dasarnya tetap
mengolah dan menyelasaikan soal tugas yang sama hanya dalam proses penyelesaian dan approach design
nya serta hasilnya ada perbedaan sesuai dengan penekanan dari masing-masing konsentrasi tersebut.
Beberapa contoh produk tugas dari masing-masing konsentrasi sudah dijelaskan KHUSUS SAAT
PENGARAHAN PEMBENTUKAN KELOMPOK KONSENTRASI.
A. PROGRAM
Soal STUPA 7 ini, akan memfokuskan pada beberapa kategori bangunan yang akan anda rancang :
1. Bangunan Kebudayaan, contoh: Galeri
2. Bangunan Pendidikan, contoh : Sekolah Taman Kanak-kanak
3. Bangunan Ibadah, contoh : Masjid
4. Bangunan Olahraga, contoh Sport Club
5. Bangunan Kesehatan, contoh : Klinik X
6. Bangunan Hunian, contoh : Rumah X
7. Bangunan Komersial, contoh : Hotel X
8. Bangunan Rekreasi, contoh : Diskotik
9. Bangunan Publik, contoh : Town Hall

10
Setiap peserta, diberi kesempatan untuk mengembangkan program olah rancang karyanya melalui Kategori
Bangunan yang sudah ditentukan. Setiap peserta harus mampu untuk mengajukan Hybrid Program (mis.
Sport Club + Café, Perpustakaan + mini cinema) dalam menjawab kompleksitas aktifitas dari bangunan
tersebut.
KHUSUS KONSENTRASI KKL ada penyesuaian dengan kategori bangunan akan dijelaskan di kelas
KONSENTRASI KKL.

B. TAPAK TERPILIH
Setiap mahasiswa mendapat kesempatan untuk menentukan dan memilih Tapak sesuai dengan program
bangunan yang sudah dipilih. Tapak yang dipilih, harus memiliki kompleksitas urban yang tinggi, sehingga
olah rancang bangunan yang dihasilkan dapat menjawab tema utama diatas.
Tapak yang dipilih adalah dengan luasan minimal 3.000 m2, dengan lokasi berada pusat kota atau pusat
hunian dengan kompleksitas aktifitas keseharian yang dinamis. Tapak yang dipilih harus dapat dilengkapi
dengan peraturan bangunan kota yang ada serta zonasi dari kawasan yang sesuai dengan program yang
diajukan.
Khusus konsentrasi Perancangan Kota dan Lingkungan luasan lahan akan lebih luas sekitar 3 - 5 Ha dan
berlokasi dapat di daerah sub urban atau tidak di lingkungan pusat urban yang tinggi/padat.
C. LUASAN BANGUNAN
Luasan bangunan dengan hybrid program yang diusulkan memiliki luasan minimal 3.000 m2, kecuali
Konsentrasi Perancangan Kota dan Lingkungan  luas bangunan disesuaikan dengan regulasi pada lahan
tapak terpilih. Setiap peserta wajib menjabarkan program yang diusulkan dengan perhitungan yang rinci
serta sesuai dengan tapak terpilih, serta mengikuti peraturan kota yang berlaku. Khusus konsentrasi
Perancangan Kota dan Lingkungan luas bangunan tergantung pada regulasi kota dari lahan terpilih.
D. TUGAS INDIVIDUAL (TUGAS KELOMPOK  khusus Konsentrasi Perancangan Kota dan
Lingkungan saat merancang “masterplan”)
Soal STUPA 7 ini adalah tugas yang dilakukan secara individual dan mandiri serta dikerjakan dengan
mengedepankan etika akademis.untuk kelas konsentrasi Perancangan Arsitektur (KPA), Arsitektur
Rekayasa (KAR) dan Arsitektur Interior (KAI).
Khusus kelas konsentrasi Perancangan Kota dan Lingkungan (KKL) saat awal sampai dengan UTS tugas
dikerjakan (masterplan) secara kelompok (tiga mahasiswa dalam satu kelompok) pengaturan kelompok akan
diatur oleh dosen kelas. Selanjutnya tugas dikerjakan secara individual.

PERMINTAAN TUGAS FINAL (UNTUK PLENO UAS SUPA 7)


Permintaan tugas keseluruhan UNTUK SEMUA KONSENTRASI (umum)
Adalah Gambar Perancangan Arsitektur (GPA) terdiri atas:

11
1. Gubahan massa/master plan,
2. Site plan (denah, tampak, dan potongan keseluruhan),
3. Denah, tampak & potongan bangunan (akan ditetapkan oleh masing2 konsentrasi),
4. Perspektif interior dan eksterior (3D),
5. Potongan aksonometri, eksploded denah,
6. Skematik diagram Utilitas Bangunan/Kawasan (MEP),
7. Detail-detail tektonik arsitektur.
8. Konsep metode perancangan.
RINCIAN PERMINTAAN TUGAS DETAIL DAN LENGKAPNYA (SECARA KHUSUS), DARI MASING-
MASING KONSENTRASI AKAN MENGIKUTI PENGARAHAN DOSEN KELAS KONSENTRASI.

TAHAPAN PEKERJAAN
TAHAP PERTAMA : PROPOSAL DESAIN
Latihan untuk tahap pertama ini adalah pembuatan proposal desain, adapun tahapan kerja yang harus
dilakukan adalah :
• Minggu ke-1 : Penjelasan program, soal tugas dan tata laksana e-learning dan Studi literatur
yang berkaitan dengan topik : Kota, Lokalitas, Globalitas, Identitas, Arsitektur Simbiosis, Critical
Regionalism.
• Minggu ke-2 : Memilih program kategori bangunan dan tapak serta menyajikan dalam data-data
yang menunjang sebagai bahan analisis dan sintesis.
• Minggu ke-3: Melakukan Studi Preseden terhadap 3 buah Karya yang memiliki hubungan
dengan program terpilih.
• Minggu ke-4 : REVIEW PROPOSAL (review ke-1)

TAHAP KEDUA : ANALISIS PROGRAM dan TAPAK


Latihan untuk tahap kedua berkaitan dengan kemampuan anda untuk melakukan analisis terhadap program
dan tapak yang sudah ditetapkan dalam proposal. Adapun Tahapan yang anda harus lakukan adalah :
• Minggu ke-5 : Menyajikan Program dengan analisis perhitungan yang lengkap serta diikuti
dengan visi dari program yang ditawarkan
• Minggu ke-6 : Investigasi Tapak
• Minggu ke-7: Pleno UTS meliputi Program – Analisis Tapak dan Komposisi Massa / Gambar
Pra Perancangan Arsitektur (GPPA) (review ke-2)
Evaluasi Komposisi Massa (mass composition)

TAHAP KETIGA : EKSEKUSI DESAIN


Latihan untuk tahap ketiga berkaitan dengan kemampuan olah rancang terhadap proyek yang telah
diusulkan dalam proposal yang diajukan. Adapun tahapan yang harus dilakukan adalah :

12
• Minggu ke-8 : Pelaksanaan kegiatan UTS mata kuliah lainnya
• Minggu ke-9 : Merancang Massa - Denah - Tampak - Potongan
• Minggu Ke-10 : Merancang Massa - Denah - Tampak - Potongan
• Minggu Ke-11 : Minggu ke-12 : Review Denah Tampak Potongan (review ke-3)
• Minggu ke-13 : Sistem ME+P Kawasan/Bangunan
• Minggu ke-14 : Sketchday
• Minggu ke 15 : Kompilasi dokumen gambar-gambar perancangan (berkas UAS)
• Minggu ke 16 : Pleno UAS : Pleno Akhir meliputi seluruh hasil kerja stupa 7 selama satu
semester / Gambar Perancangan Arsitektur (GPA) (review ke-4)
• Minggu ke 17 : Penyusunan Portfolio bagi yang dinyatakan LULUS Stupa 7.
• Minggu ke 18 : Pengumpulan Portfolio stupa 7

KRITERIA PENILAIAN
(sesuai Peraturan Universitas Tarumanagara, nomor 143 tentang Perubahan kedelapan atas Peraturan
Universitas Tarumanagara nomor 067 tentang penyelenggraan pembelajaraan tangal 4 Mei 2021)

NILAI A / 80 -100 ; A- / 77 – 79.99 LULUS


Nilai ini didapatkan apabila mahasiswa memasukkan semua tugas yang diberikan serta kehadiran mencapai
95 % - 100 %. Mengedepankan etos eksperimentatif dan spekulatif serta analisis-sintesis yang ketat. Seluruh
Tugas yang dikumpulkan sudah dapat menjawab permintaan tugas secara tepat. Mampu menunjukkan
penguasaan materi sesuai dengan level pendidikan yang sedang dijalankan serta memiliki kemampuan yang
mendalam pada penguasaan teori arsitektur, metode, representasi gambar serta hasil olah rancang yang
memiliki kualitas. Mampu menguasai teknik menggambar arsitektur yang memiliki standar grafis
kontemporer, mampu menunjukkan penguasaan berbagai media representasi dalam proses pekerjaan yang
dilakukan, dapat menempatkan kondisi masa depan sebagai bagian pemikiran dalam hasil rancangannya,
serta mampu menunjukkan kemampuan mempresentasikan secara verbal untuk menjelaskan seluruh hasil
rancang yang dilakukan.

NILAI B + / 74 – 76.99 ; B / 70 – 73.99 ; B- / 65 – 69.99 LULUS


Nilai ini didapatkan apabila mahasiswa memasukkan semua tugas yang diberikan serta kehadiran mencapai
90 % - 94 %. Mengedepankan etos eksperimentatif dan spekulatif serta analisis-sintesis yang ketat. Seluruh
Tugas yang dikumpulkan sudah berusaha menjawab permintaan tugas. Mampu menunjukkan penguasaan
materi sesuai dengan level pendidikan yang sedang dijalankan serta memiliki kemampuan yang mendalam
pada penguasaan teori arsitektur, metode, representasi gambar serta hasil olah rancang yang memiliki
kualitas. Mampu menguasai teknik menggambar arsitektur yang memiliki standar grafis kontemporer,
mampu menunjukkan penguasaan berbagai media representasi dalam proses pekerjaan yang dilakukan,
dapat menempatkan kondisi masa depan sebagai bagian pemikiran dalam hasil rancangannya, serta mampu
menunjukkan kemampuan mempresentasikan secara verbal untuk menjelaskan seluruh hasil rancang yang
dilakukan.

NILAI C+ / 61 – 64.99 ; C / 56 – 60.99 LULUS

13
Nilai ini didapatkan apabila mahasiswa memasukkan semua tugas yang diberikan serta kehadiran mencapai
90 % - 94 %. Mencoba berpikir secara eksperimentatif dan spekulatif dan belum melakukan analisis-sintesis
yang ketat. Seluruh Tugas yang dikumpulkan sudah berusaha menjawab permintaan tugas. Mencoba
menunjukkan penguasaan materi sesuai dengan level pendidikan yang sedang dijalankan tetapi belum
mampu mempresentasikan hasil tugasnya dalam kerangka teori dan metode perancangan yang baik. Hasil
olah rancang sudah berusaha menjawab kaidah kaidah perancangan tetapi masih menyisakan beberapa
pertanyaan. Mampu menguasai teknik menggambar arsitektur, mencoba berbagai media representasi dalam
proses pekerjaan yang dilakukan, sudah mencoba menempatkan kondisi masa depan sebagai bagian
pemikiran dalam hasil rancangannya, serta mampu menunjukkan kemampuan mempresentasikan secara
verbal untuk menjelaskan seluruh hasil rancang yang dilakukan.

D / 45 – 55.99 TIDAK LULUS


TIDAK LULUS Nilai ini didapatkan apabila mahasiswa memasukkan tugas yang diberikan secara tidak
komplit dan tidak menjawab tuntutan soal serta kehadiran hanya mencapai 50% - 79%. Ada tugas yang tidak
dikumpulkan dan terlihat pada tugas yang dikumpulkan belum dapat menjawab permintaan tugas. Belum
mampu mempresentasikan hasil tugasnya dalam teori dan metode perancangan yang baik. Hasil olah
rancang tidak menjawab kaidah kaidah perancangan dan masih menyisakan banyak pertanyaan penting.
Mencoba menguasai teknik menggambar arsitektur, belum menggunakan berbagai media representasi
dalam proses pekerjaan yang dilakukan, belum mampu menunjukkan kemampuan mempresentasikan
secara verbal untuk menjelaskan seluruh hasil rancang yang dilakukan.

E / 0 – 44.99 TIDAK LULUS/GAGAL.


TIDAK LULUS Nilai ini diberikan apabila mahasiswa tidak memasukkan tugas yang diberikan serta kehadiran
hanya mencapai 0 % - 50% . Seluruh Tugas tidak dikumpulkan. Mengajukan pengunduran diri dari mata
kuliah ini saat proses pendidikan masih berlangsung.

PROSENTASE NILAI

1. Setiap Mahasiswa wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Review; sebagai prasyarat
2. Presensi kehadiran sesuai Surat Edaran Rektor, nomor 1147-R/3527/UNTAR/VII/2020 tentang
pelaksanaan pembelajaran semester ganjil 2020/2021 pada masa pandemic Covid-19  sekurang-
kurangnya 60 % (secara daring).
3. Review 1 - Penyusunan Proposal Desain (10%)
4. Review 2 - Pleno UTS ( Gambar Pra Perancangan Arsitektur / GPPA)  Analisis tapak, program dan
komposisi massa (30 %)
5. Review 3 – MASSA - DENAH - TAMPAK - POTONGAN (10 %)
6. Review 4 - Pleno UAS ( Gambar Perancangan Arsitektur / GPA)  Desain Final Studio (50 %)
7. Portfolio dan tugas-tugas tambahan yang diminta oleh dosen PJMK  sebagai prasyarat
8. DOSEN KOORDINATOR & KELAS MEMPUNYAI HAK PREROGATIF ATAS NILAI AKHIR
MAHASISWA BERDASARKAN PANTAUAN DAN PROGRES KERJA MAHASISWA.

KETERLAMBATAN DALAM PENGUMPULAN TUGAS BERAKIBAT TIDAK DAPAT DI REVIEW ATAU DI


PLENO.

14
REFERENSI :

1. Pangarsa, Galih Widjil, 2008, Arsitektur untuk Kemanusiaan, Teropong Visual Culture atas Karya-
karya Eko Prawoto, Surabaya, Wastu Laras Grafika.
2. Mangunwijaya, Y.B.2009, Wastu Citra, Pengantar ke Ilmu Budaya Bentuk Arsitektur Sendi-sendi
Filsafatnya Beserta Contoh-comtoh Praktis, Jakarta, P.T. Gramedia Pustaka Utama.
3. Frampton, Kenneth, 2007, Modern Architecture a Critical History, Thames and Hudson.
4. OMA, Koolhaas Rem, Mau Bruce, 1995, S,M,L, LX, Pers Monacelli.
5. Kurokawa, Kisho, 1994, The Philosophy of the Simbiosis, John Wiley & Sons edisi kedua.
6. Charles Jenks, 1977, The Language of Post Modern Architecture, Rizoli.
7. Wigley, Mark, 1993, The Architecture of the Deconstruction, Derrida’s Haunt, The MIT Press.
8. Rossi, Aldo, 1984, The Architecture of the City, The MIT Press.
9. Sutanto, Agustinus 2020, Peta Metode Desain, e-book.

15
16

Anda mungkin juga menyukai