Anda di halaman 1dari 18

CIRI KHAS PENDIDIKAN ARSITEKTUR TERTUANG DALAM

STRUKTUR KURIKULUM
Pemateri oleh: Ir. Yohanes Karyadi Kusliansjah,MT.,IAI
Dosen Jurusan Arsitektur Unpar
Disampaikan pada Lokakarya Pengembangan Kurikulum JPTA, UPI - Gedung
Bumi Sangkuriang - 18 November 2010.
Fenomena Pendidikan Arsitektur di Indonesia
Pendidikan tinggi arsitektur di Indonesia, data terakhir Asosiasi Pendidikan
Tinggi Arsitektur Indonesia(APTARI) sudah mencapai jumlah 156 perguruan
tinggi. Merebaknya pertumbuhan dan beragamnya perguruan tinggi
arsitektur dalam beberapa tahun belakangan ini perlu menjadi perhatian
dalam penyusunan kurikulum Program studi S1 JPTA-UPI sekarang.
Pertanyaan kenapa pertumbuhan ini terjadi? Apakah semata membidik
peluang pasar, karena calon mahasiswa baru peminat bidang ini masih
berlimpah? Ataukah karena bidang arsitektur ini dianggap mudah untuk
diselenggarakan oleh banyak perguruan tinggi, karena tidak menuntut
banyak pendukungan laboratorium khusus. Yang pasti banyaknya
pendidikan tinggi arsitektur di Indonesia, tentunya perlu disikapi oleh
masing-masing institusi penyelenggara untuk meletakkan ciri khas yang
membedakan warna pendidikannya pada visi dan misi program studi
masing-masing.
Bagaimana menyeleksi calon peserta didik?, Membangun kurikulum yang
menentukan lulus menjadi sarjana berkemampuan apa, serta dapat mengisi
lapangan kerja apa? Masing-masing institusi pendidikan hendaknya
mempunyai kiat tertentu. Perkembangan masyarakat di tingkat lokal,
nasional maupun internasional tidak akan pernah terlepas mempengaruhi
pengkondisian proses ‘input-proses-output’ penyelenggaraan program studi.
Kondisi pengangguran sarjana di negara kita yang tiap tahun makin
membesar, akibat persaingan makin ketat memperebutkan porsi lapangan
kerja yang makin menciut akibat kesulitan pertumbuhan dunia usaha,
pengaruh globalisasi, hingga kesepakatan-kesepakatan internasional yang
mengikat dan memaksa perubahan regulasi serta ikut merebut pasar di
Indonesia. Tantangan global mengharuskan kita makin menguasai dan
paham betul akan budaya dan kondisi lokal negara kita. Kondisi lingkungan
alam Indonesia yang rentan bahaya alam, lingkungan binaan kota-kota kita
yang makin padat dan kualitas pembangunan fisik spasial yang cenderung
masih tertinggal, semuanya perlu dipertimbangkan sebagai muatan
kurikulum pendidikan sarjana arsitektur di Indonesia. Karakter bidang
arsitektur yang berbasis inovasi dan perancangan hendaknya menjadikan

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 1


pendidikan arsitektur menekankan pentingnya para sarjananya menjadi
pencipta lapangan kerja dan bukan semata sebagai pencari kerja. Tentu
perlu inovasi dan rencana strategis dalam penyusunan kurikulum. Sudah
sepatutnya kurikulum yang dipersiapkan mempunyai daya dukung untuk
sekurangnya 5 tahun mendatang, dan dapat diawali dari potensi pendukung
institusi yang tersedia, baik SDM, finansial, sarana prasarana maupun
manajemen.

Ragam Pendidikan S1-S2 Arsitektur

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 2


Sumber FGD PPAr 14 Januari 2009

Mempersiapkan penyusunan kurikulum yang kondusif dengan kondisi dan


tantangan perkembangan mendatang, mari kita kembali pada apa yang
menentukan suatu kurikulum pendidikan, kembali pada hakekat arsitektur,
keilmuan arsitektur, penyelenggaraan pendidikan sarjana arsitektur di
Indonesia, persyaratan dunia praktek profesi arsitek di tingkat nasional dan
internasional.

Faktor –Faktor Dalam Sistem Pendidikan


 TUJUAN PENDIDIKAN = Dituangkan dalam Visi dan Misi institusi
penyelenggara yang menjadi payung dan menjadi penentu arah
pendidikan. Faktor ini menjadi warna struktur kurikulum pendidikan
prodi. Penjabaran visi dan misi menjadi program terstruktur dimuat dalam
silabus maupun SAP yang mengandung TID,TIU dan TIK.
-TID (Tujuan Instruksional Dasar), berbasis sasaran, ciri khas/warna dari
institusi pendidikan
-TIU(Ttujuan Instruksional Umum), berbasis wawasan pengetahuan
umum dari disiplin ilmu dari mata pelajaran.
-TIK (Tujuan Instruksional Khusus) berbasis standar keahlian /
ketrampilan dari disiplin ilmu / mata pelajaran.

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 3


 KURIKULUM = merupakan konsep spesifik muatan pendidikan dari
disiplin / ajaran yang berisi ragam mata kuliah pendidikan arsitektur
beserta bobot SKS dari semester awal hingga semester akhir. Substansial
kurikulum dijabarkan dalam silabus dan SAP dari muatan yang
membangun dasar-dasar keahlian, ketrampilan, wawasan umum,
kesadaran dan perilaku yang berbasis pada hakekat dan keilmuan
arsitektur serta pengetahuan pendukung lainnya yang disyaratkan. Faktor
ini sangat mungkin disusun dan disepakati oleh civitas academic program
studi.
 FAKULTAS = menggambarkan kemampuan dan kompetensi pengajar /
sumberdaya manusia (SDM) dalam keilmuan dasar, terapan, bidang ilmu
pendidikan / pedagogik dan ilmu pengajaran / didaktik yang dimiliki. Rasio
kecukupan antara jumlah mahasiswa dan jumlah SDM. Kecukupan faktor
ini membutuhkan waktu dan rencana strategis bagi institusi pendidikan.
 ADMINISTRASI = melengkapi persyaratan penyelenggaraan kurikulum
yang dituangkan dalam SOP (Standard Operasional Procedure).
Manajemen pengelolaan dan administrasi selanjutnya menjadi
konsekuensi logis tugas dan kewajiban ketua dan sekretaris prodi. Faktor
ini sangat tergantung pada manajemen payung dan kemampuan pejabat
struktural.
 SISWA / MAHASISWA = menjadi pertimbangan penting sebagai obyek
dan subyek penyelenggaraan pendidikan arsitektur. Bagaimana menarik
minat siswa memilih prodi sebagai tujuan studi lanjut kesarjanaannya,
bagaimana melakukan seleksi, mencari siswa layak dan unggul.
Kecukupan dan kesinambungan pendidikan tergantung pada tingkat
konstanta jumlah mahasiswa / studentbody.
 EKONOMI = sebagai ukuran besarnya biaya operasional, dana subsidi
pendidikan yang dibutuhkan dan peluang sumber pemasukan dana bagi
institusi pendidikan. Kajian faktor ekonomi menentukan rasio tarif SKS
mata kuliah dan biaya administrasi maupun biaya wajib lainnya.
 FASILITAS = menjadi faktor unggulan yang mudah dan cepat dapat
dipenuhi oleh institusi pendidikan. Sarana Prasarana akademik dan
penunjangan bagi pendidikan arsitektur berbasis pada pembelajaran
merancang di studio, ruang perkuliahan dan laboratorium / workshop,
perpustakaan

Kurikulum
Suatu Kurikulum terdiri dari :
Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 4
 Struktur kurikulum = konsep kurikulum disiplin
 Silabus = materi substansi disiplin
 SAP = Satuan Acara Perkuliahan

Sumber: DIKTI ,2009


Menyusun Kurikulum
Menyusun kurikulum pendidikan sarjana arsitektur S1 di Indonesia,
berpedoman pada kurikulum nasional dari DIKTI , mensyaratkan minimal
144 - 148 SKS dalam 8 semester (4 tahun).
 Untuk menetapkan kurikulum yang tepat perlu dijawab pertanyaan pokok,
yaitu : jika sudah lulus menjadi sarjana,… bisa apa?
 Kunci jawaban berpulang dalam kriteria spesifik dari disiplin /ajaran
keilmuan yang menjadi minat studi
 Kriteria spesifik dari disiplin keilmuan yang diminati akan menjadi ciri
khas kurikulum pendidikan tersebut, yang dalam visi dan misi program
studi tergambar sasaran serta bagaimana perguruan tinggi akan
menyelenggarakannya.
Karenanya untuk menyusun kurikulum Program studi Pendidikan Teknik
Arsitektur S1 –UPI, perlu mengenali terlebih dulu:

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 5


o arsitektur
o disiplin
arsitektur
o sarjana
arsitektur
o arsitek

Apa Arsitektur?
Awalnya lahir sebagai Keterampilan teknik pertukangan / craft, telah
berkembang bersama dengan disiplin ilmu pengetahuan lainnya menjadi
teknologi
 Bidang Studi: lingkungan binaan manusia / The Built
Environment
 Obyek Material: (berujud fisik, kertaji / tangible dan konkret),
lingkungan buatan
 Obyek Formal Disiplin /Ajaran: (nonfisik, nirkertaji / intangible, dan
abstrak). ilmu-ilmu pengetahuan + ilmu terapan /profesional.
Fokus studi kepada tritunggal: fungsi-keteknikan-rupa (Vitruvius:
utilitas-firmitas-venustas) dalam membina lingkungan. Sekarang obyek
formal meluas obyek ekonomis, obyek kultural, obyek ekologis.
Karenanya karya arsitektur bisa dinilai dari fungsinya, dari rupanya, dari
keteknikannya, dari ekonominya, dari identitas budayanya maupun dari
ekologisnya.
 Hakekat Disiplin Arsitektur: “design discipline”1. Hakekat
merancang adalah “any act to change the world”. Desain atau
perancangan arsitektur = usaha mengubah lingkungan binaan menjadi
lebih benar, lebih baik, lebih indah

Apa Disiplin Keilmuan Arsitektur?


 Disiplin Terbuka – Berkembang
mengikuti jaman
 Bukan ilmu murni atau seni murni, juga
bukan ilmu dasar maupun seni bebas.
 Bagian dari Budaya
 Filsafat – Teknik

1
Suhartono Susilo, Sikap Dan Pemikiran Suhartono Susilo, Arsitek & Pendidik, hlm 30
Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 6
 Ilmu merancang arsitektur berbasis ilmu
pengetahuan
Bentang & Rentang Ilmu Arsitektur

 Hakekatnya adalah disiplin Ilmu yang membentangi rentang antara


ilmu pengetahuan terapan dan seni terapan.
 Paling tepat dapat diberi ciri peningkatan teknik menjadi teknologi
dan sekaligus merupakan ilmu pengetahuan terapan maupun seni
terapan, jadi bukan IPTEK, akan tetapi IPTEKS
 Konsekuensi dari hakekat tersebut, akan timbul beragam
pendidikan tinggi arsitektur dan menyebabkan nuansa
karakteristik sarjana arsitektur sangat variasi.

Mahasiswa Arsitektur
 Mahasiswa arsitektur ideal memiliki bakat dalam menggambar dan
kemampuan mevisualisasikan obyek (karenanya tes masuk materi
menggambar menjadi penting)
 Setiap mahasiswa harus dibimbing sesuai bakat yang dimiliki secara
alami
 Dalam penguasaan teori bisa diadakan semacam standar minimum
dan maksimum, akan tetapi untuk pelembutan yang menjadi faktor seni
melalui rasa, emosi, dan selera perlu pertimbangan yang lebih bijak dan
manusiawi

Keutamaan Desain dalam Bobot Pengajaran Arsitektur

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 7


Mata Kuliah
Seorang arsitek untuk dapat menjalankan profesinya pada saat ini memang
perlu dipersiapkan secara akademis terlebih dahulu. Pengetahuan,
penghayatan dan pelatihan yang diperlukan bagi seorang arsitek
( professional) diantaranya meliputi:2
1. Sejarah arsitektur, studi reduktif untuk pemahaman kedudukan
arsitektur dalam budaya;
2. Taksonomi arsitektur, klasifikasi tipologis;
3. Teknologi dalam arsitektur, asas-asas teknologi sebagai dasar
merancang arsitektur;
4. Praksiologi, studi mengenai hakekat merancang arsitektur,
organisasinya, alat-alatnya dan manajemennya;
5. Pe-model-an, istilah asing ‘modelling’, studi mengenai pembuatan
model kognitif, eksternalisasi dan komunikasi gagasan /ide dalam
perancangan arsitektur;
6. Metrologi, studi pengukuran dalam perancangan dengan perhatian
khusus terhadap hubungannya dengan data yang non-kuantitatif;
7. Aksiologi, studi mengenai nilai-nilai arsitektur dalam kehidupan yang
manusiawi;
8. Filsafat, studi logika, estetika, etika yang berlaku dalam arsitektur;
9. Epistemologi, studi mengenai hakekat dan keabsahan (validitas) cara
mengetahui, meyakini dan menghayati kaidah dan akidah dalam
arsitektur;

2
Suhartono Susilo, Sikap Dan Pemikiran Suhartono Susilo, Arsitek & Pendidik, hlm 84

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 8


10. Pendidikan, studi mengenai hakekat proses belajar dan berlatih diri
dalam perancangan arsitektur sehubungan dengan konsep pendidikan
seumur hidup (‘life long education’)
Karenanya rincian di atas perlu menjadi spectrum muatan dalam kurikulum
dan silabi mata kuliah dalam jenjang dan strata pendidikan arsitektur,
termasuk kurikulum pendidikan sarjana arsitektur (S1)

Studio Perancangan Arsitektur


 Studio sebagai sarana fasilitas berupa perangkat keras (hardware),
memang perlu, tetapi yang lebih utama adalah sebagai perangkat lunak
(software) yang berupa fakultas (kemampuan pikir) dalam perancangan
arsitektur.
 Oleh sebab itulah dulu pembimbing dalam studi akademik disebut
‘mentor’ dalam arti pembimbing yang berpengalaman dan tepercaya
dalam proses pikir batiniah (latin ‘mean’ = ‘mind’, batin). Berpikir logis
berarti dapat menyatakan diri dalam uraian kata-kata (logos) karena telah
terlatih atau terampil dalam kegiatan pikir yang demikian.
 Setiap sarjana berlatih agar menjadi terampil dalam berteori yang
menghasilkan seperangkat pernyataan berupa:
1. nilai dasar /aksioma
2. Hukum, dalil, rumus, aturan, metoda, dlsb.
3. Makna sebab-akibat
 Studi arsitektur berpusat dalam studio perancangan arsitektur.
Kegiatan dalam studio yang paling mendasar adalah bagaimana menata
pikiran dan perasaan (benar, baik dan indah) menjadi teori yang bisa
menjadi fakta (‘feasible’ = able to become a fact). Latihan dalam studio
arsitektur tertuju pada ketrampilan mendesain dan menghasilkan teori
(pandangan batin) yang tertulis (skripsi) maupun secara lengkap lagi
seluruh perangkat berupa penjelasan tertulis (RKS), gambar-gambar dan
segala model fisik lainnya (maket) yang dianggap perlu.
 Bobot SKS studio merancang standar internasional pendidikan arsitek
professional 50% dari jumlah total SKS kurikulum. Di Indonesia Ikatan
Arsitek Indonesia (IAI) menentukan minimum 48 SKS untuk Studio
merancang sebagai persyaratan SKA / licence bagi calon arsitek.
Mencukupi SKS studio tersebut sarjana arsitektur S1 ( program 4 tahun)
perlu melanjutkan 1 tahun tambahan kependidikan profesi arsitek (PPAr)
serta mengikuti 2 tahun magang.

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 9


Kriteria pendidikan arsitektur menurut UNESCO/UIA dapat dilihat pada
lampiran.3
SKRIPSI ARSITEKTUR PADA AKHIR STUDI SARJANA
ARSITEKTUR
Skripsi pada hakekatnya berarti tulisan. Sarjana Arsitektur disamping
disyaratkan kreatif dan inovatif juga hendaklah kritis dan analitis dalam
berpikir serta terampil dalam menggambar dan menulis argumentasi
pemikiran yang menjadi pendapatnya. Keterampilan berpikir perlu banyak
membaca dari kepustakaan dan langsung dari kenyataan hidup.
Keterampilan menulis mutlak perlu. Untuk menulis mengenai pengalaman
apa pun perlu diadakan penyelidikan atau investigasi. Kualifikasi sarjana
adalah dapat menerapkan penyelidikan berdasarkan ketrampilan berpikir
terhadap lingkungan binaan sebagai obyek material, dengan menerapkan
teori-teori dasar secara baik dan benar. Skripsi arsitektur bias berisi banyak
gambar grafis. Demikianlah tujuan dan makna skripsi sebagai ujian yang
diadakan pada tahap akhir studi untuk memperoleh gelar sarjana arsitektur.

PORTFOLIO UNTUK PROSES ASSESSMEN


 Silabus matakuliah / studio, prasyarat mata kuliah terkait, daftar buku
rujukan, dan sumber belajar lainnya
 Penyelenggaraan matakuliah / studio: jadwal kuliah mingguan, kuliah,
latihan, review, ekskursi, evaluasi, ujian
 Bahan-bahan kuliah dan bahan terkait lain : lembar tugas, hand-out, soal-
soal kuis / ujian, dan solusinya
 Contoh-contoh pekerjaan mahasiswa: kuis / ujian, tugas desain dan
laporan semesteran, dsb.
 Umpan balik dari mahasiswa peserta kuliah tentang isi dan pelaksanaan
kuliah / studio
 Refleksi dosen tentang isi matakuliah / studio, pelaksanaan matakuliah,
gagasan perbaikan yang direkomendasikan untuk semester / tahun
berikutnya untuk meningkatkan mutu, efisiensi, dan relevansi matakuliah
dengan keprofesian arsitek.

Apa Sarjana Arsitektur – Arsitek ?

3
Dokumen FGD PPAr 14 Januari 2009
Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 10
 SARJANA ARSITEKTUR: Seorang yang berpendidikan (berilmu,
mampu berpikir dan bersikap mempertahankan kebenaran / truth =
kebaikan dan keindahan ) serta trampil dalam merancang arsitektur.
 Sarjana bukan tukang yang bekerja mekanistik seperti robot dalam
berteori dan berpraktek, juga bukan tukang menulis seperti mengisi
borang (formulir) atau amatir yang menghasilkan jalinan kata-kata asal
bunyi.
 Sarjana Arsitektur tidak dilatih menghasilkan sekedar gambar-gambar
dan / atau model-model yang indah, “trendy” atau “fashionable”.
 Insinyur/ engenieur, ‘gen’, terkait urusan penciptaan. Sarjana
hendaknya berpotensi menciptakan dunia kerja jangan menjadi pencari
kerja.

Menurut SK Mendikbud No. 036/U/1993, Sarjana Arsitektur diwajibkan


meneruskan studi dengan beban 20 SKS-40 SKS untuk mendapatkan
sebutan profesi.

Kriteria Lulusan Pendidikan Arsitektur Tahun Ke-5


1. Mampu menginterpretasikan dokumen penugasan perancangan secara
kritis untuk memastikan bahwa rancangan yang diminta oleh pemberi
tugas sesuai dengan kondisi lahan, konteks sosial dan budaya di
lingkungan sekitarnya, dan akan berkelanjutan dari segi sosial, ekonomi
maupun lingkungan.
2. Mampu menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi
persyaratan teknis dan peraturan bangunan, serta mempertimbangkan
secara mendalam aspek-aspek visual, termal, akustik, struktur dan
konstruksi bangunan, utilitas, warisan budaya, (perkembangan) kota,
ekonomi, lingkungan sosial, budaya, politik, serta aspek asesibilitas,
keselamatan, kesehatan, dan lingkungan.
3. Memahami pola bekerja dalam tim perencanaan / perancangan yang
melibatkan arsitek dan / atau tenaga ahli profesional lainnya.
4. Mampu melakukan komunikasi secara grafis (manual dan elektronik),
maket, lisan, tertulis, sepanjang proses perancangan arsitektur kepada
para profesional anggota tim perencanaan / perancangan, maupun
kepada orang awam yang merupakan pemangku kepentingan proyek
perancangan arsitektur.
5. Memahami adanya konsekuensi biaya pada perancangan, konstruksi
dan operasi bangunan, serta mekanisme pengendalian biaya

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 11


6. Memahami prinsip-prinsip manajemen layanan jasa arsitek dan
manajemen proyek arsitektur.
7. Memahami implikasi hukum dari profesi arsitek
8. Mengenal kode etik dan tata laku arsitek

 ARSITEK: Sebutan profesional bagi seorang ahli / sarjana arsitektur


yang berpraktek dalam bidang merancang arsitektur. Sebutan Arsitek
menurut ketentuan IAI, diberikan setelah sarjana arsitektur (anggota IAI)
menempuh Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr) selama 1 tahun dengan
beban 20 SKS -24 SKS dan magang min 2 tahun.
 Dalam praktek: Terpercaya/Trust dan Berilmu/Knowledge
 Melaksanakan Etika Profesi ( sumpah,janji, pernyataan diri)
 Memiliki lisensi (sertifikat pengakuan dari asosiasi arsitek),
Penutup
 Pendidikan arsitektur adalah “design discipline” Desain atau
perancangan arsitektur = usaha mengubah lingkungan binaan menjadi
lebih benar, lebih baik, lebih indah
 Sebagai sarjana arsitektur disamping disyaratkan kreatif dan inovatif juga
hendaklah kritis dan analitis dalam berpikir serta trampil dalam
menggambar dan menulis argumentasi pemikiran yang menjadi
pendapatnya
 Penyusunan kurikulum pendidikan sarjana arsitektur S1 di Indonesia,
berpedoman pada kurikulum nasional dari DIKTI Untuk menetapkan
kurikulum yang tepat perlu dijawab pertanyaan pokok, yaitu : jika sudah
lulus menjadi sarjana,… bisa apa? Kunci jawaban berpulang dalam
kriteria spesifik dari disiplin keilmuan yang diselenggarakan
program studi, dengan berpayung pada visi dan misi perguruan
tingginya.
 Di samping itu penyusunan kurikulum pendidikan sarjana arsitektur
penting memperhatikan kecukupan muatan kompetensi yang disyaratkan
oleh asosiasi profesi arsitek IAI, dan menjawab kebutuhan masyarakat
pengguna lulusan di tingkat nasional maupun internasional.
 Proses penyusunan kurikulum berawal dari studi SWOT, tersedianya SDM,
atau melakukan evaluasi dari rumusan kurikulum sebelumnya.
.

REFERENSI

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 12


1. DIKTI, Menuju Perguruan Tinggi Bermutu. Presentasi Kurikulum
berbasis Kompetensi, 2009
2. Forum Group Discussion, Penyusunan Kurikulum Program Pendidikan
Profesi Arsitek (PPAr) – IAI, 2009
3. Sikap dan Pemikiran Suhartono Susilo, Arsitek dan Pendidik,, Badan
SINFAR IAI Jawabarat , 1998

Lampiran:
UNESCO/UIA CHARTER FOR ARCHITECTURAL EDUCATION
Revised Version 2005

1 That architectural education includes the following points:


• An ability to create architectural designs that satisfy both aesthetic and
technical requirements.
• An adequate knowledge of the history and theories of architecture and the
related arts, technologies and human sciences.
• A knowledge of the fine arts as an influence on the quality of architectural
design.
• An adequate knowledge of urban design, planning and the skills involved in
the planning process.
• An understanding of the relationship between people and buildings, and
between buildings and their environment, and of the need to relate
buildings and the spaces between them to human needs and scale.
• An understanding of the profession of architecture and the role of the
architect in society, in particular in preparing briefs that take account of
social factors.
• An understanding of the methods of investigation and preparation of the
design project.
• An understanding of the structural design, construction and engineering
problems associated with building design.
• An adequate knowledge of physical problems and technologies and of the

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 13


function of buildings so as to provide them with internal conditions of
comfort and protection against the climate.
• The design skills necessary to meet building users' requirements within
the constraints imposed by cost factors and building regulations.
• An adequate knowledge of the industries, organisations, regulations and
procedures involved in translating design concepts into buildings and
integrating plans into overall planning.

2 That the following special points be considered in the development of the


curriculum:
• Awareness of responsibilities toward human, social, cultural, urban,
architectural, and environmental values, as well as architectural heritage.
• Adequate knowledge of the means of achieving ecologically sustainable
design and environmental conservation and rehabilitation.
• Development of a creative competence in building techniques, founded on
a comprehensive understanding of the disciplines and construction
methods related to architecture.
• Adequate knowledge of project financing, project management, cost
control and methods of project delivery.
• Training in research techniques as an inherent part of architectural
learning, for both students and teachers.

3.B. KNOWLEDGE
B1. Cultural and Artistic Studies
• Ability to act with knowledge of historical and cultural precedents in
local and world architecture.
• Ability to act with knowledge of the fine arts as an influence on the
quality of architectural design.
• Understanding of heritage issues in the built environment.
• Awareness of the links between architecture and other creative
disciplines.

B2. Social Studies


• Ability to act with knowledge of society, and to work with clients and
users that represent society’s needs.
• Ability to develop a project brief through definition of the needs of
society users and clients, and to research and define contextual and
functional requirements for different types of built environments.
• An understanding of the social context in which built environments are

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 14


procured, of ergonomic and space requirements and issues of equity and
access.
• An awareness of the relevant codes, regulations and standards for
planning, design, construction, health, safety and use of built
environments.

B3. Environmental Studies


• Ability to act with knowledge of natural systems and built environments.
• Understanding of conservation and waste management issues.
• Understanding of the life cycle of materials, issues of ecological
sustainability, environmental impact, design for reduced use of energy,
as well as passive systems and their management.
• Awareness of the history and practice of landscape architecture, urban
design, as well as territorial and national planning and their relationship
to local and global demography and resources.
• Awareness of the management of natural systems taking into account
natural disaster risks.

3.C. SKILL
• Ability to act and to communicate ideas through collaboration,
speaking, numeracy, writing, drawing, modelling and evaluation.
• Ability to utilise manual, electronic, graphic and model making
capabilities to explore, develop, define and communicate a design
proposal.
• Understanding of systems of evaluation, that use manual and/or
electronic means for performance assessments of built environments.

4. That the balanced acquisition of subjects and capabilities cited in Sections


II.3, II.4 and II. 5 requires a period of not less than five years of full-time
studies in a university or an equivalent institution, plus in order to be
registered/licensed/certified not less than two years internship in a
suitable practice setting, of which one year may be obtained prior to the
conclusion of academic studies

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 15


Curriculum Vitae

NAMA : Ir. Karyadi


Kusliansjah, MT., IAI
TEMPAT DAN : Banjarmasin, 20
TANGGAL LAHIR Desember 1954
ALAMAT : Jalan Venus Barat I No.
7, Bandung 40286
Telepon: (022) 7562101. E-mail:
fykk@indosat.net.id,
ALAMAT KANTOR : Fakultas Teknik
Universitas Katolik Parahyangan
Jalan Ciumbuleuit No. 94, Bandung 40141
Telepon: (022) 2033691, Fax: (022) 2033692
E-mail: karyadi@home.unpar.ac.id

RIWAYAT PENDIDIKAN:
1. Peserta Program Doktor Arsitektur, Program
Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan, 2008.
M Magister Arsitektur, Program Pascasarjana Universitas
Katolik Parahyangan, 1997.
Sarjana Arsitektur, Universitas Katolik Parahyangan,
1981.

RIWAYAT PEKERJAAN:
2008-2010 Ketua Jurusan Arsitektur Universitas Katolik
Parahyangan
2008-kini Anggota Senat Fakultas Teknik Unpar

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 16


2005-2007 Asisten Direktur Bidang Sumber Daya, Program
Pascasarjana Unversitas Katolik Parahyangan
2003-2007 Sekretaris Program Magister dan Doktor Arsitektur-
PascasarjanaUniversitas Katolik Parahyangan
2003-2006 Anggota Senat Fakultas Teknik Unpar
2000-2007 Dosen Program Pascasarjana Unpar
1999-2003 Dosen Pembina Jurusan Arsitektur STT.Musi
Palembang [kerjasama Program APTIK]
1992-kini Dosen Tetap Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Unpar

KEANGGOTAAN ASOSIASI:
1 Anggota Profesional Ikatan Arsitek Indonesia (IAI)
2 Pengurus IKA Unpar, Anggota Departemen Kemitraan [periode 2009-2012]
3 Anggota Ikatan Alumni Arsitektur Unpar
4 Anggota Persatuan Sarjana Arsitektur Indonesia (PSAI)

KETERLIBATAN DALAM PENYUSUNAN KURIKULUM, RENCANA


STRATEGIS AKADEMIK DAN ORGANISASI
1 Koordinator Penyusun Draft Kurikulum 2011-2016, Berbasis
Kompetensi Program Studi S1. Arsitektur - Jurusan Arsitektur Unpar
2 Proposal Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr), Program Magister
Arsitektur Pascasarjana Unpar, Agustus 2009,
3 Perubahan Kurikulum Program Magister Arsitektur Pascasarjana
Unpar, Agustus 2005, Dokumentasi Observasi Lapangan - Lokal Nasional
Jurusan Arsitektur Unpar
4 Draft Rencana Strategis Fakultas Teknik 2006-2010, Juli 2005,
Perumusan Hasil RaKor Fakultas Teknik Unpar di Garut

5 Pelaksana Akreditasi Program Studi Arsitektur Unpar, Maret 2003.


Penyusun Dokumentasi Pelaksanaan Akreditasi Program Studi Arsitektur
Unpar.
6 Analisa SWOT Evaluasi diri Jurusan Arsitektur Unpar, 2003,
Akreditasi Jurusan Arsitektur Unpar.
7 Draft Kurikulum 2003,Berbasis Kompetensi Program Studi S1.
Arsitektur - Penyusun Perubahan Kurikulum Jurusan Arsitektur Unpar .
8 Pendidikan Profesi Arsitek - Ikatan Arsitek Indonesia ,2002, Draft
Proposal Ikatan Arsitek Indonesia - IAI
9 Buku Petunjuk Pelaksanaan Konsorsium Studio Perancangan
Arsitektur Semester genap Tahun 2001-2002, Penyusun Pedoman
pelaksanaan Studio Jurusan Arsitektur Unpar
10 Rapat Koordinasi Tenaga Pengajar Program Magister Arsitektur
Unpar, 25 Juli 2005, Presentasi RaKor Program Magister Arsitektur Unpar
11 Proceeding Sarasehaan Nasional Pendidikan Doktor Arsitektur di
Indonesia 2003, Program Pascasarjana Arsitektur Unpar
12 Buku Petunjuk Pelaksanaan Konsorsium Studio Perancangan
Arsitektur Semester genap Tahun 2001-2002,Jurusan Arsitektur Unpar
13 Penyusunan Kurikulum Inti Pendidikan Arsitektur-Perguruan
Tinggi Indonesia, perlu bercermin diri untuk menentukan
Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 17
kompetensi, 2002, Buku Lustrum STT MUSI Palembang - Berubah untuk
semakin berkualitas/ dipublikasi

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Prodi S1-JPTA-UPI /YKK 18

Anda mungkin juga menyukai