Anda di halaman 1dari 18

Ruang Ruang B.3.1.; Ruang B.3.2.

dan Laboratorium Terpadu


Mata Kuliah DESAIN ARSITEKTUR 3 (Gedung Arsitektur lantai 3)
Kode MK./Jumlah SKS TKA62010/6 SKS Hari dan jam Studio Selasa 07.30—13.00 dan Kamis 13.00—17.25
Sifat Wajib Prasyarat Telah menempuh MK. Desain Arsitektur 2 dengan nilai > D+
dan MK. Asas Desain Arsitektur 2 dengan nilai ≥ D.
Tim Dosen Pengampu Dosen Koordinator Tito Haripradianto, ST. MT.
Dosen Penanggungjawab Kelas Kelas A: Ary Deddy Putranto, ST. MT. Kelas E: Agung Murti Nugroho, Dr. ST. MT.
Kelas B: Jono Wardoyo, ST. MT. Kelas F: Heru Sufianto, Ir. March.St. PhD.
Kelas C: Sigmawan Tri Pamungkas, Ir. MT. Kelas G: Rusdi Tjahjono, Ir. MSA.
Kelas D: Andika Citraningrum, ST. MT.
Asisten Dosen

A. DESKRIPSI PERKULIAHAN menara, dan berbagai macam obyek arsitektur dengan kekuatan struktur
Salah satu bagian penting dalam buku Space, Time and Architecture yang menonjol secara visual. Permasalahan bangunan-bangunan ini
(Giedion, 1941), adalah pembahasan mengenai penemuan di abad bukanlah hal-hal yang dapat dilakukan oleh para arsitek konvensional,
kesembilanbelas dalam hal rekayasa struktur pada suatu masa, karena mereka pasti tidak mengetahui apa yang harus dilakukan dengan
menurutnya, bahwa, “Bibit arsitektur untuk hari ini, akan ditemukan berbagai material baru, khususnya besi, baja, beton bertulang dan kaca
dalam perkembangan dan eksplorasi struktur.” Lagipbn dalam lembaran besar. Jadi sesungguhnya, masih menurut Giedion,
ula, abad kesembilanbelas menghasilkan sejumlah tipe bangunan baru dalam “abad yang masih mentah secara arsitektural” itu, sejarah arsitektur
semacam stasiun kereta, department store, bangunan eksibisi, jembatan, yang sebenarnya adalah rentetan kejadian penemuan struktur. Ia
mengutip kata-kata arsitek Art-Nouveau Henry van de Velde yaitu, analitis, serta kreatif dalam menghasilkan desain arsitektural. Dengan
“Keindahan yang luar biasa, terdapat pada karya arsitektur yang berakar menggunakan paradigma berpikir rancangan rasionalis yang
pada ketidaksadaran arsitek, terhadap kemungkinan artistiknya,” yang menyandarkan pendekatan melalui preseden, maka Mata Kuliah Desain
mencerminkan bahwa banyak potensi arsitektural yang tersimpan dalam Arsitektur 3 ini diharapkan dapat membentuk suasana belajar dengan
sebuah sistem struktur, yang ditampilkan dalam “wujud alami”-nya. metode praktikum/studio, sehingga mahasiswa lebih mudah
Maka, untuk memahami ini, seorang arsitek harus memiliki mendapatkan kompetensi yang harus dicapai.
kompetensi untuk berproses kreatif, yang di dalam karya kreatifnya,
seorang arsitek dituntut untuk dapat merancang dengan detil suatu B. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN DICAPAI
bangunan, mengetahui material yang digunakan dalam membuat suatu Secara umum, kompetensi yang diharapkan dicapai mahasiswa
bangunan, serta mampu mengembangkan ide-ide atau inovasi baru mengacu dari 36 butir kriteria kinerja mahasiswa Jurusan Arsitektur UB.
dalam membuat suatu bangunan. Kesadaran akan pentingnya kreativitas Setiap aspek kriteria kinerja mahasiswa memiliki dua tingkat capaian
bagi seorang arsitek tersebut bersinergi dengan adanya kesadaran akan seperti di bawah ini, yakni:
keberlanjutan lingkungan dan kemanusiaan sebagai konsep multi- 1) Pemahaman: Mahasiswa harus memperoleh, memahami dan akrab
dimensional, pada akhirnya menjadi tantangan bagi pendidikan arsitektur akan informasi. Mahasiswa dapat menguraikan atau meringkas
di masa yang akan datang. Kemampuan berimajinasi, berpikir kreatif, informasi dengan harus menghubungkannya dengan bahan lain
berinovasi dan menjadi pelopor dalam desain sebagai salah satu elemen atau melihat implikasi sepenuhnya.
kompetensi perancangan yang penting (Asosiasi Perguruan Tinggi 2) Kemampuan: Mahasiswa harus mampu mengolah dan
Arsitektur Indonesia, 2012). Selain hal tersebut diatas, arsitek juga menghubungkan secara spesifik informasi yang diperoleh untuk
dituntut mampu menciptakan desain yang dapat menjadi panutan menyelesaikan tugas. Mahasiswa harus dapat memilih informasi
(UNESCO/UIA Chapter for Architectural Education, UIA General Assembly, yang benar sesuai dengan situasi tertentu, dan memfasilitasi
Tokyo, 2011). Adanya kebutuhan kompetensi kreatif di bidang Arsitektur penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi.
ini, membawa pada suatu pemikiran bahwa harus ada tolok ukur yang Adapun kompetensi yang diharapkan dicapai pada mata kuliah
jelas tentang tercapai tidaknya kompetensi kreatif tersebut pada Desain Arsitektur 3 ini, dikelompokkan menjadi 5 kelompok kompetensi,
mahasiswa Arsitektur. yaitu:
Mata Kuliah Desain Arsitektur 3 merupakan bagian dari rangkaian 1. Kelompok Kompetensi Komunikasi
Mata Kuliah Wajib Keahlian-Inti pada Jurusan Arsitektur seperangkat mata K1M1 Komunikasi Verbal dan Tulisan. Mahasiswa harus
kuliah yang bersifat penciri dari Kompetensi Utama di Jurusan Arsitektur mampu mengkomunikasikan ide-ide arsitektur dalam
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Pembelajaran pada mata kuliah ini menulis dan berbicara, dan kemampuan untuk
menerapkan sistem studio yang memberikan dasar ketrampilan berkomunikasi dalam bahasa asing.
merancang melalui serangkaian latihan/praksis. Desain Arsitektur 3 Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, kompetensi
diberikan bagi mahasiswa di tahun kedua untuk melatih kepekaan dalam verbal dan tulisan ini diperlukan mahasiswa untuk
membaca lingkungan sekitar baik alami maupun buatan, berpikir kritis-

1
K=Komunikasi; 1=Kriteria Kinerja Mahasiswa no. 1; M=Mampu
menerangkan ide, gagasan ataupun pemikiran dalam dijadikan referensi/sumber ilmiah untuk mengerjakan
bentuk informasi yang diperlukan dalam tugas yang diberikan. Beberapa referensi/sumber juga
mempresentasikan tugas yang diberikan selama dapat didapatkan dari mata kuliah pendukung yang
perkuliahan, baik dalam bahasa Indonesia maupun sedang ditempuh di semester sebelumnya—mata
dalam bahasa asing (Inggris). [1] kuliah Sejarah dan Teori Arsitektur 2. [4]
K2M Penggunaan Media Ekspresi yang Beragam. KB5P Sejarah dan Tradisi Arsitektur Suku Bangsa di
Mahasiswa harus mampu mengekspresikan ide-ide Indonesia. Mahasiswa harus memahami keunikan
arsitektural secara tepat melalui berbagai media, filosofi arsitektur Indonesia dan tradisi budayanya.
seperti sketsa, model, menggambar, menulis, dan Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, pengetahuan
menggambar digital. sejarah dan tradisi beragam obyek arsitektur dari
Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, untuk sketsa, berbagai daerah di Indonesia yang terkait dengan
menggambar dan menulis dibatasi hanya tradisi suku bangsa dapat dijadikan referensi/sumber
diperbolehkan menggunakan teknik cat, tinta, dan ilmiah untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
spidol (marker) yang telah didapatkan dari mata kuliah Beberapa referensi/sumber juga dapat didapatkan dari
sebelumnya—mata kuliah Gambar Arsitektur. mata kuliah pendukung yang sedang ditempuh di
Sedangkan untuk teknik lain—termasuk teknik semester ini—mata kuliah Sejarah dan Teori Arsitektur
menggambar digital, akan dipergunakan pada mata 2. [5]
kuliah inti berikutnya. [2] KB6P Arsitektur dan Masyarakat. Mahasiswa harus
2. Kelompok Kompetensi Konteks Budaya memahami tentang hubungan dan pengaruh antara
KB3P Arsitektur, Teknologi, Sains dan Seni. Mahasiswa sejarah, masyarakat, daerah, dan kebijakan.
harus memahami hubungan antara arsitektur, Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, tinjauan
teknologi, ilmu pengetahuan dan seni. mengenai lingkungan sosial eksisting dan kebijakan,
Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, informasi harus mendasari tugas terkait yang diberikan. Adapun
mengenai 4 hal tersebut diatas yang diperoleh tinjauan tersebut harus didasari oleh teori dan
mahasiswa dari referensi/sumber ilmiah, dipergunakan metodologi dari referensi/ sumber ilmiah. Beberapa
dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Beberapa referensi/sumber juga dapat didapatkan dari mata
referensi/sumber juga dapat didapatkan dari mata kuliah sebelumnya—mata kuliah Asas Desain
kuliah sebelumnya—mata kuliah Asas Desain Arsitektur 2 dan mata kuliah Sejarah dan Teori
Arsitektur 2. [3] Arsitektur 2. [6]
KB4P Sejarah dan Tradisi Arsitektur Dunia. Mahasiswa KB7P Perilaku Manusia. Mahasiswa harus memahami teori
harus memahami sejarah arsitektur dunia dan dan metodologi yang mengidentifikasi hubungan
keragaman tradisi. Dalam mata kuliah Desain antara lingkungan fisik dan perilaku manusia.
Arsitektur 3, pengetahuan sejarah beragam obyek Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, tinjauan
arsitektur dunia yang terkait dengan tradisinya dapat mengenai lingkungan fisik eksisting dan perilaku
manusia harus mendasari tugas terkait yang diberikan. D11M Konteks Sejarah dan Budaya pada Tapak.
Adapun tinjauan tersebut harus didasari oleh teori dan Mahasiswa harus mampu mengekstrak konsep desain
metodologi dari referensi/ sumber ilmiah. Beberapa berdasarkan pemahaman konteks sejarah dan budaya
referensi/sumber juga dapat didapatkan dari mata berbagai tapak/lahan; menganalisis dan mengevaluasi
kuliah sebelumnya— mata kuliah Asas Desain secara sistematis; dan menerapkannya secara konkret
Arsitektur 2 dan mata kuliah Sejarah dan Teori dalam proyek.
Arsitektur 2. [7] Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, konsep desain
KB8M Kota dan Arsitektur Berkelanjutan. Mahasiswa harus dijelaskan pada Tugas Kecil dan Besar secara
memahami konsep keberlanjutan dalam konteks komperehensif. Konsep ini merupakan bentuk
arsitektur dan perkotaan. pertanggungjawaban ilmiah terhadap segala
Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, konsep keputusan desain yang dipergunakan dalam
keberlanjutan ini dapat dipertimbangkan dalam setiap pengerjaan tugas. [11]
keputusan desain, baik dalam pemanfaatan material, D12M Analisis Tapak dan Persiapan Lahan. Mahasiswa
maupun dalam pemanfaatan ruang dalam kawasan harus mampu merumuskan konsep desain berdasarkan
terbangun. [8] pemahaman konteks budaya dan sejarah dari sebuah
3. Kelompok Kompetensi Desain tapak/lahan, menganalisis secara sistematis, serta
D9M Bentuk dan Organisasi Spasial. Mahasiswa harus menilai data dan informasi yang diperoleh, dan
mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar 2D dan 3D menerapkan temuan ke dalam resolusi desain.
tentang bentuk, desain dan komposisi arsitektur dalam Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, perumusan
mendesain bangunan. konsep desain ditujukan untuk melengkapi produk
Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, penerapan desain arsitektur, sebagai bagian dari kompetensi,
prinsip dwimatra/2D dapat dinilai dari tugas/produk dalam bentuk laporan perancangan (design report).
sketsa dan gambar, sedangkan prinsip trimatra/3D [12]
dapat dinilai dari tugas/produk model/maket studi. [9] D13M Desain untuk Semua Kalangan. Mahasiswa harus
D10M Analisis dan Pemrograman. Mahasiswa harus mampu mendesain bangunan untuk memenuhi
mampu mengumpulkan berbagai informasi dan berbagai kebutuhan pengguna yang beragam,
preseden terkait melakukan masalah desain arsitektur termasuk lansia, berfisik lemah, dan cacat.
dan untuk menulis program berdasarkan hasil analisis. Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3,
Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, preseden memperhitungkan aksesibilitas bagi lansia dan kaum
didapatkan dari karya arsitek dalam negeri dan difabel menjadi sebuah persyaratan yang wajib
mancanegara dengan teknik identifikasi sederhana, dipenuhi dalam tugas yang diberikan. [13]
serta menuliskan program perancangan secara D14M Keselamatan, Perlindungan Kebakaran dan Jalan
sederhana pula. [10] Keluar Darurat. Mahasiswa harus mampu merancang
sebuah bangunan yang aman berdasarkan prinsip-
prinsip dasar keselamatan bangunan, perlindungan pemahaman ini sangat diperlukan dalam
kebakaran dan keamanan dan pertimbangan mempertimbangkan bangunan sebagai bagian dari
keselamatan hidup manusia, evakuasi, dan/atau jalan sebuah lingkungan/kawasan kota yang lebih besar.
keluar darurat. [17]
Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, D18M Desain yang Integratif. Mahasiswa harus mampu
memperhitungkan aksesibilitas bagi lansia dan kaum menilai berbagai elemen dan komponen yang
difabel menjadi sebuah persyaratan yang wajib merupakan bangunan yang diperlukan dalam semua
dipenuhi dalam tugas yang diberikan. [14] tahap desain; untuk mengintegrasikannya ke dalam
D15P Integrasi Sistem Bangunan dalam Desain. desain bangunan; dan menghasilkan dokumen desain
Mahasiswa harus memahami sistem bangunan dan dengan penjelasan kritis. Pada mata kuliah Desain
elemen-elemen penyusunnya seperti membangun Arsitektur 3, mahasiswa akan mendapatkan berbegai
struktur, selubung bangunan, komposisi bangunan, elemen dan komponen melalui studi preseden, yang
mekanikal-elektrikal dan komponen bangunan lainnya, diwujudkan dalam sebuah bahasan tersendiri didalam
serta kemampuan untuk mengintegrasikannya desain. kesatuan dokumen desain. [18]
Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, integrasi dan D19M Desain Permukiman. Mahasiswa harus memahami
keterkaitan antara satu aspek dengan aspek lainnya prinsip-prinsip dasar desain permukiman; dan
dalam desain harus terwujud dalam Tugas Kecil kemampuan untuk secara kritis menilai permukiman
maupun Tugas Besar yang diberikan. [15] dan memanfaatkan hasilnya dalam proses desain.
D16M Desain Penambahan/Pembuatan Alternatif, Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, pemahaman ini
Perbaikan , dan Pemeliharaan. Mahasiswa harus sangat diperlukan dalam mempertimbangkan
mampu menilai dan melakukan perubahan atau bangunan sebagai bagian dari sebuah
mempertahankan bentuk atau fungsi yang ada lingkungan/kawasan kota yang lebih besar. [19]
bangunan untuk merenovasi, membangun kembali, D20M Desain Ruang Dalam. Mahasiswa harus mampu
merombak dan/atau perbaikan. Dalam mata kuliah menerapkan prinsip-prinsip perancangan ruang luar
Desain Arsitektur 3, selama proses perancangan, yang terintegrasi dengan lingkungan binaan dan
mahasiswa akan dikondisikan untuk selalu mencerminkan hasil desain yang ramah lingkungan.
memunculkan gagasan baru yang memungkinkan Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, penerapan
pembuatan alternatif rancangan. [16] prinsip perancangan ruang luar yang dimaksud adalah
D17P Desain Arsitektur dan Kota. Mahasiswa harus prinsip dasar/sederhana yang memasukkan unsur
memahami prinsip-prinsip dasar desain perumahan, ramah lingkungan dalam desain berskala kecil/sedang.
perencanaan kota, dan desain perkotaan; dan [20]
kemampuan untuk secara kritis menilai kota dan D21M Desain Ruang Luar. Mahasiswa harus mampu
perencanaan kota dan memanfaatkan hasilnya dalam menerapkan prinsip-prinsip perancangan ruang luar
proses desain. Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3,
yang terintegrasi dengan lingkungan binaan dan bermanfaat dalam melakukan inovasi dan eksplorasi
mencerminkan hasil desain yang ramah lingkungan. desain pada tugas yang diberikan. [24]
Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, penerapan T25P Sistem Pasif pada Bangunan. Mahasiswa harus
prinsip perancangan ruang luar yang dimaksud adalah memahami prinsip-prinsip dasar sistem lingkungan
prinsip dasar/sederhana yang memasukkan unsur dan metode penilaian termal, cahaya, sistem akustik,
ramah lingkungan dalam desain berskala kecil/sedang. dan manajemen energi.
[21] Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, climate modifier
4. Kelompok Kompetensi Teknik/Teknologi yang prinsip dasarnya telah diajarkan dan diaplikasikan
T22P Prinsip-prinsip Struktur Bangunan. Mahasiswa harus pada mata kuliah Desain Arsitektur sebelumnya, maka
memahami teori-teori dasar dan prinsip-prinsip diperlukan penambahan referensi untuk
kekuatan dan struktur bangunan. dipertimbangkan pada desain bangunan dengan
Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, setiap karya struktur bentang lebar. [25]
arsitektur yang dihasilkan harus didasari oleh logika T26P Sistem Servis pada Bangunan. Mahasiswa harus
berpikir mengenai kekuatan bangunan yang telah memahami prinsip-prinsip dasar dan pemilihan sistem
diperoleh dari mata kuliah pendukung yang telah pelayanan bangunan yang sesuai seperti mekanik,
diperoleh semester sebelumnya—mata kuliah listrik, komunikasi dan bencana sistem proteksi.
Mekanika Teknik 2. [22] Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, pertimbangan
T23P Sistem Struktural. Mahasiswa harus memahami struktur dan utilitas (servis) tidak dapat dipisahkan.
berbagai sistem struktur pada bangunan dan Oleh sebab itu, untuk dapat mengoptimalkan
aplikasinya dalam desain. pemanfaatan ruang servis pada desain, diperlukan
Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, setiap pendekatan teknis-teknologi untuk mempertajam
mahasiswa diwajibkan memilih satu sistem struktur analisa ruang MEP (mekanikal-elektrikal-plumbing). [26]
bentang lebar untuk diaplikasikan pada Tugas Kecil, T28P Bahan Bangunan dan Prinsip Daur Ulang.
dan sistem struktur yang berbeda pada Tugas Besar.. Mahasiswa harus memahami proses pembuatan dan
[23] penerapan bahan bangunan didasarkan pada
T24P Sarana Keberlanjutan dalam Pengendalian pengetahuan dasar tentang karakteristik bahan,
Lingkungan Binaan. Mahasiswa harus memahami komponen bangunan, cara tradisional penggunaan,
cara-cara yang berkelanjutan dalam konteks standar material; serta daur ulang, sifat berbahaya, dan
pengendalian lingkungan dan proses siklus alam. tindakan pengendalian lain dari suatu bahan
Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, pengetahuan bangunan.
akan berbagai ragam bahan bangunan yang ada yang Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 3, pengetahuan
menuntut pertimbangan lingkungan dan iklim, sangat akan berbagai ragam bahan bangunan yang ada,
sangat bermanfaat dalam melakukan inovasi dan
eksplorasi desain pada tugas yang diberikan. [27]
5. Kelompok Kompetensi Praktik Profesi C. PUSTAKA YANG DIGUNAKAN
PP35M Pemikiran Logis, Kritis, Sistematis dan Inovatif.
1. Chiara, Joseph De & John Callender. 1983. Time Saver Standards for
Mahasiswa harus mampu melakukan aktivitas ilmiah
Building Types Second Edition. Singapore: McGraw-Hill.
yang mencerminkan dasar pemikiran logis dan kritis,
2. Ching, Francis D.K. 1995. A Visual Dictionary of Architecture. New York:
mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan
Van Nostrand Reinhold.
secara sistematis, dan melakukan berbagai inovasi.
3. Ching, Francis D.K. 2008. Arsitektur: Bentuk-Ruang & Susunannya.
Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 1, setiap tugas
Terjemahan: Hanggan Situmorang. Jakarta: Penerbit Erlangga.
yang diberikan, wajib dikerjakan dengan
4. Clark, Rogers & Michael Pause. 2005. Precedents in Architecture. United
menggunakan referensi/sumber ilmiah,
States of America: John Wiley & Sons.
menganalisisnya, mengolahnya, serta mewujudkannya
5. Giedion, Siegfried. 1959. Space, Time and Architecture: The Growth of A
dalam produk ilmiah apapun—baik berupa produk
New Edition. United States of America: Harvard.
karya, maupun sikap. [28]
6. Holgate, Alan. 1991. The Art of Structural Engineering. Melbourne:
PP35M Moral, Etiket dan Norma. Mahasiswa harus mampu
University of Melbourne.
menunjukkan aktivitas yang mencerminkan moral dan
7. Ingels, Bjarke. 2009. Yes Is More: An Archicomic on Architectural
etiket yang baik, serta tidak melanggar norma ilmiah
Evolution. Denmark: Taschen.
yang diberlakukan.
8. Jodidio, Phillip. 1998. Santiago Calatrava. Spain: Taschen.
Dalam mata kuliah Desain Arsitektur 1, aspek moral
9. Krier, Rob. 1998. Architectural Composition. Copyright Academy
berkaitan dengan kejujuran, kedisiplinan dan
Edition and Rob Krier.
tanggung jawab tinggi terhadap tugas yang
10. Kwok, Alison G. & Walter T. Gronzik. 2007. The Green Studio
dikerjakan. Misalnya, plagiasi terhadap karya lain,
Handbook: Environmental Strategies for Schematic Design. London:
merupakan pelanggaran moral yang berat, dan dapat
Elsevier, Inc.
dikenai sanksi sesuai yang tertulis dalam buku
11. Laseau, Paul. 1986. Berpikir Gambar Bagi Arsitek dan Perancang.
pedoman pendidikan FTUB, yaitu dibatalkannya
Terjemahan Sri Rahayu. Bandung: ITB.
seluruh mata kuliah yang ditempuh di semester yang
12. Lyall, Sutherland. 2001. Master of Structure: Bangunan dengan Struktur
sedang berlangsung. Aspek etiket, berkaitan dengan
Inovatif Terkini. Terjemahan Lulu Fitri Rahman. Jakarta: Rajagrafindo
adat kesopanan yang dipergunakan dalam
Perkasa.
bersosialisasi di dalam kehidupan di kampus/kelas.
13. Mallgrave, Harry Francis & David Goodman. 2011. An Introduction to
Sedangkan norma, terkait dengan pelanggaran tata
Architectural Theory: 1968 to the Present. West Sussex: John Wiley &
tertib—baik berupa perintah maupun larangan. [29] Sons, Ltd.
14. Matthew, Frederick. 2007. 101 Things I learned in Architecture School.
London: MIT Press.
15. Pickard, Quentin. 2002. Architect’s Handbook. Malden: Blackwell
Publishing Company.
16. Smithies, K.W. 1982. Principles of Design in Architecture. University of E. STRATEGI DAN METODE PERKULIAHAN
Bath. Secara umum, perkuliahan yang dilakukan mencoba menerapkan
17. Sadler, Simon. 2005. Archigram: Architecture Without Architecture. pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi yang menggunakan
Massachussets: MIT Press. pendekatan-pendekatan Problem-Based Learning (PBL), dengan prosedur
18. White, Edward T. 1995. Strategi Presentasi dalam Arsitektur. secara terintegrasi dan sistematis2.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Metode merupakan strategi pedagogik yang inovatif dalam
19. White, Edward T. 1986. Tata Atur: Pengantar Merancang Arsitektur. mencapai sebuah kompetensi. Dalam hal ini, salah satu representasi
Terjemahan. Bandung: Penerbit ITB. metode PBL adalah dengan proses pembimbingan/asistensi tugas.
Karakteristik metode pembelajaran PBL adalah sebagai berikut:
D. ORGANISASI MATERI a) Problem-focused, yang dimulai dengan permasalahan tugas oleh
Secara umum, perkuliahan yang dilakukan mencoba menerapkan Dosen Koordinator/Penanggung Jawab Kelas. Pengetahuan
penyampaian materi dengan menggabungkan antara materi satu dan dibangun dari permasalahan, dan dikembalikan lagi dalam proses
lainnya, baik yang telah didapatkan di semester sebelumnya, atau baru penyelesaian masalah.
didapatkan di semester yang bersamaan. b) Student-centered, karena materi berdasarkan kebutuhan mahasiswa
dalam menyelesaikan permasalahan.
c) Self-directed, artinya mahasiswa sendiri yang menstimulasi proses
perolehan informasi dengan cara memunculkan isu dan membekali
dengan kemampuan self-assessment.
d) Self-reflective, dengan cara Dosen Koordinator/Penanggungjawab
Kelas hanya memonitor kedalaman pemahaman mahasiswa dan
mengarahkan strategi penyelesaian masalah.
e) Tutor as facilitator (not knowledge disseminator), yang mendukung
proses, dinamika interpersonal, dengan tanpa mengintervensi proses
berpikir dan tanpa menjawab secara langsung permasalahan yang
sedang dibahas oleh mahasiswa.
Adapun metode perkuliahan yang akan berlangsung pada sistem
PBL di studio adalah sebagai berikut:
1. Paparan Tematik, berupa pengarahan tematik sebagai kompetensi
akhir yang harus dicapai pada kurun waktu yang telah ditetapkan,

2
Maitland, B. (1998). Problem-based learning for an architecture degree. In The Challenge
of Problem-Based Learning, 2nd ed., edited by D. Boud and G. Feletti, pp. 211–217. London:
Kogan Page.
secara tutorial-klasikal, yang dilengkapi dengan diskusi dan ceramah Perkuliahan terstruktur direncanakan selama maksimal 16 kali pertemuan
dua arah dalam kelompok. (termasuk evaluasi tugas).
2. Tatap muka-studio, berupa pengerjaan tugas di ruang studio, yang
pengajarannya dilakukan dengan metode “table-side teaching” dan F. TUGAS DAN KEWAJIBAN DOSEN, ASISTEN DOSEN DAN
“learning by doing”. Tatap muka di kelas juga digunakan sebagai MAHASISWA
kesempatan untuk mengontrol kemajuan kerja dari tiap mahasiswa. 1. Dosen Koordinator, bertugas sekaligus sebagai dosen koordinator
seluruh penanggung jawab kelas. Bertanggung jawab
mengkoordinir pengelolaan semua kelas, melakukan koordinasi
secara berkala dengan Dosen Penanggung Jawab Kelas dan Asisten
Dosen, mengevaluasi kemajuan tugas mahasiswa peserta melalui
Asisten Dosen maupun Ketua Kelas, mengevaluasi berlangsungnya
perkuliahan dan kompetensi yang dicapai mahasiswa peserta mata
kuliah, termasuk rekapitulasi nilai akhir.
2. Dosen Penanggung Jawab Kelas (PJK), bertugas sebagai dosen
penanggung jawab kelas sekaligus dosen pembimbing studio.
Bertanggung jawab sebagai fasilitator kelas, mengevaluasi kemajuan
tugas mahasiswa peserta, menilai pada setiap tahap evaluasi tugas,
menilai di 3 kriteria penilaian afektif (kehadiran, keaktifan dan sikap)
pada lembar asistensi mahasiswa, termasuk evaluasi akhir.
a) 1 Dosen Penanggung Jawab Kelas maksimal membimbing 10-16
mahasiswa (menyesuaikan kondisi).
Gambar 1.1. Model Pembelajaran PBL, 3C3R3 b) Penentuan Dosen Penanggung Jawab Kelas dilakukan oleh Dosen
Koordinator dalam Rapat Pleno Jurusan Arsitektur dan Rapat
Koordinasi Kelompok Jabatan Fungsional Seni dan Desain
3. Presentasi dan diskusi, dilakukan secara berkala selain untuk Arsitektur.
memonitor hasil kerja individu juga untuk melatih kemampuan 3. Asisten Dosen, bertugas sebagai penanggung jawab kelas sebagai
memenuhi kompetensi komunikasi verbal. representasi dari Dosen Penanggung Jawab Kelas yang membantu
4. Konsultasi/asistensi, dilakukan dengan Dosen Koordinator/Dosen peran Dosen Penanggung Jawab Kelas.
Penanggung Jawab Kelas, baik di dalam kelas maupun di luar a) 1 Asisten Dosen mengkoordinir 5-15 mahasiswa peserta mata
kelas/jam perkuliahan. kuliah (menyesuaikan kondisi).

3
Donaldson, R. (1989). A good start in architecture. In Problem-Based Learning: The
Newcastle Workshop, edited by B.Wallis, pp. 41–53. Newcastle, Australia: University of
Newcastle.
b) Melakukan penilaian kuantitatif (desk-evaluation) pada setiap d) Setiap mahasiswa peserta wajib aktif, menghubungi masing-
tugas dari mahasiswa untuk menerbitkan rekomendasi Surat Puas. masing Dosen PJK-nya untuk konsultasi/asistensi tugas, baik
Selama tugas dari mahasiswa belum mendapatkan rekomendasi selama penyelenggaraan studio maupun di luar jadual studio
dari Asisten Dosen, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak (selama ada kesepakatan antara kedua pihak), baik melalui media
diperbolehkan menyerahkan tugas kepada Dosen Penanggung verbal/analog maupun melalui media tulisan/digital yang telah
Jawab Kelas. disepakati bersama.
c) Melakukan pendampingan dalam setiap pengerjaan tugas, untuk e) Setiap konsultasi/asistensi tugas, mahasiswa peserta wajib
memastikan bahwa setiap tugas dari mahasiswa layak untuk membawa dan mengisi lembar asistensi untuk mendapatkan
dikumpulkan kepada Dosen Penanggung Jawab Kelas. catatan komentar masing-masing Dosen PJK-nya, sekaligus untuk
d) Melakukan rekapitulasi nilai tugas, apabila Dosen Penanggung memantau perkembangan tugasnya. Jumlah tatap muka asistensi
Jawab Kelas atau Dosen Koordinator menghendaki. mahasiswa-dosen dipakai sebagai salah satu prasyarat
e) Berhak menolak tugas dari mahasiswa, jika kualitas tidak pengumpulan Tugas Besar.
memenuhi persyaratan atau melebihi waktu pengumpulan tugas. f) Ketua kelas membantu dalam penyampaian informasi dan bahan
f) Seluruh Asisten Dosen wajib membuat grup khusus dalam aplikasi kuliah/tugas dari dosen Dosen Koordinator/PJK ke mahasiswa,
sosial media yang beranggotakan seluruh Asisten Dosen, untuk serta, bertanggung jawab terhadap kesiapan peralatan
memudahkan komunikasi dan koordinasi antara seluruh ketua perkuliahan, koordinasi pemasukan/pengumpulan tugas,
kelas (mahasiswa) dengan Dosen Koordinator. koordinasi ketertiban dan kebersihan/kerapian kelas.
Penentuan dan Seleksi Asisten Dosen dilakukan oleh Himpunan g) Ketua kelas wajib membuat grup dalam aplikasi sosial media
Mahasiswa Arsitektur yang bekerjasama dengan Ketua KJF Seni dan bagi kelas masing-masing, untuk memudahkan komunikasi antara
Desain Arsitektur. peserta mata kuliah (mahasiswa) dengan Asisten Dosen dan
4. Mahasiswa: Dosen Penanggung Jawab Kelas.
a) Setiap mahasiswa peserta wajib aktif mengikuti perkuliahan h) Seluruh Ketua kelas wajib membuat grup khusus dalam aplikasi
sesuai jadual yang telah ditetapkan, diberlakukan aturan jumlah sosial media yang beranggotakan seluruh ketua kelas, untuk
minimal presensi (80%) sebagai salah satu prasyarat memudahkan komunikasi dan koordinasi antara seluruh ketua
pengumpulan Tugas Besar. Mahasiswa tidak masuk yang memiliki kelas (mahasiswa) dengan Dosen Koordinator.
keterangan/ijinnya dengan alasan yang kuat yang bisa diterima
oleh Dosen Koordinator/Dosen PJK, maka tidak diperhitungkan G. SANKSI DAN KERINGANAN
dalam absensi yang maksimal 20% (2 kali absen). Sanksi akademis bagi mahasiswa (atau kelompok) yang tidak
b) Presensi dapat diberlakukan di menit-menit awal, interval menit mentaati peraturan/tata tertib mata kuliah dan melakukan kecurangan-
ke-15 sampai dengan ke-30, pertengahan jam kuliah, dan/atau di akademis, dapat berupa:
akhir jam kuliah. 1. Teguran secara lisan
c) Setiap mahasiswa peserta wajib mengikuti dan mematuhi 2. Pengurangan nilai pada tahapan tugas yang dinilai/dievaluasi;
program perkuliahan (RPS) yang telah ditetapkan, serta tidak 3. Pengurangan nilai pada kriteria penilaian sikap;
diperkenankan melakukan kecurangan akademik.
4. Pengguguran nilai pada tahapan tugas yang dinilai; Dosen Penanggungjawab Kelas dapat memulai melakukan kegiatan
5. Pengguguran nilai seluruh mata kuliah untuk semester yang asistensi bersama mahasiswa.
bersangkutan. 4. Kriteria dan bobot penilaian sajian tugas terlampir.
Keringanan Akademis diberikan kepada mahasiswa terkait kehadiran 5. Untuk penilaian aspek afektif hanya dapat dinilai oleh Dosen
perkuliahan dan/atau pengumpulan tugas apabila Dosen Koordinator/PJK Penanggung Jawab Kelas, dan terdiri dari 3 jenis nilai: kehadiran,
menganggap terjadi force majeur, sehingga mahasiswa terpaksa tidak keaktifan dan sikap.
dapat melaksanakan kewajibannya. Yang dimaksud sebagai force majeur  Nilai Kehadiran, dimulai dari skor 100. Setiap ketidakhadiran
dalam hal ini adalah: (1) Sakit/kecelakaan; (2) Keluarga inti/kerabat inti mahasiswa dalam perkuliahan, akan mengurangi skor 7.5 poin
meninggal dunia; (3) Ibadah Umrah. Dimana keringanan mengenai Nilai Kehadiran. Jika mahasiswa menghilangkan Lembar Asistensi,
pengumpulan tugas akan dapat mengalami penundaan selama waktu maka Nilai Kehadiran akan dimulai dari skor 70.
yang dibutuhkan oleh 3 hal tersebut diatas. Jika ada hal lain yang dapat  Nilai Sikap, berkaitan pada poin penilaian Etiket dan Norma.
dipertimbangkan sebagai force majeur selain 3 hal tersebut diatas, maka Seperti Nilai Kehadiran, Nilai Sikap dimulai dari skor 100. Setiap
Dosen Koordinator/PJK akan memberlakukan kebijakan yang sama. pelanggaran Etiket dan Norma, akan mengurangi skor 10 poin
Nilai Sikap.
H. PENILAIAN Etiket yang dimaksud adalah: adab berkomunikasi dengan dosen
1. Bobot tugas dan komposisi nilai yang dilakukan oleh Dosen PJK: dan asisten dosen (secara analog maupun digital), adab
berpakaian (menggunakan baju/kaos berkrah dan sepatu saat
berada di lingkungan kampus), dll. Sedangkan Norma yang
TAHAP EVALUASI BOBOT TUGAS
dimaksud adalah: mengabaikan tugas dan larangan dari Dosen
Tugas Per Pertemuan/pekan (total) 45% Penanggung Jawab Kelas, seperti terlambat dalam pengumpulan
Tugas Kecil 15% tugas, mengabaikan janji asistensi, dll. Jika mahasiswa
Tugas Besar 30% menghilangkan Lembar Asistensi, maka Nilai Sikap akan dimulai
Afektif 10% dari skor 0. Nilai minus sangat dimungkinkan, jika diperlukan.
6. Bagi mahasiswa peserta yang mengulang, nilai terbaik yang
2. Tugas yang dikerjakan mahasiswa, harus melalui tahap kelayakan diberlakukan/diakui di dalam Kartu Hasil Studi (KHS)/ Transkrip Nilai.
penilaian terlebih dahulu (pra-kualifikasi) oleh Asisten Dosen,
sebelum dinyatakan layak dinilai oleh Dosen Penanggung Jawab
Kelas. Parameter kelayakan ini dilakukan dengan sistem checklist
(ceklis). Bukti lolos ceklis ini akan dibuat oleh Asisten Dosen dalam
format rekomendasi Surat Puas. Ceklis dilakukan oleh Asisten Dosen
30-60 menit sebelum berakhirnya waktu perkuliahan.
3. Pelaksanaan studio, dimulai sejak dimulainya jam perkuliahan, hari
Selasa pukul 07.30-13.00 dan hari Kamis pukul 13.00-15.30, sehingga
KRITERIA KINERJA MAHASISWA
PEKAN

PERTEMUAN

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29
BOBOT
TEMA DISKUSI/AKTIVITAS
MATERI SUB-MATERI
STUDIO

1 1 Penggalian 1. Mengenal Menyusun preseden


2 Referensi Preseden Mengenal karya arsitek
2. Mengenal proses Indonesia dan mancanegara
desain melalui studi eksplorasi
3. Mempelajari kreativitas 3D/trimatra
Skala dan (model/maket).
Proporsi
2 3 Penggalian 1. Mengenal Menentukan Sistem
Referensi Struktur Bentang Struktur Bentang Lebar
mengenai Lebar yang akan digunakan
Fungsi dan 2. Mengenal fungsi
Struktur bangunan
4 Bentang 3. Memahami Melakukan Pemrograman
Lebar potensi tapak Ruang dan Studi Massa
4. Memahami
potensi
lingkungan tapak

3 5 Program Melakukan Pemrograman


Tapak Tapak
KRITERIA KINERJA MAHASISWA
PEKAN

PERTEMUAN

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29
BOBOT
TEMA DISKUSI/AKTIVITAS
MATERI SUB-MATERI
STUDIO

6 Melakukan Melakukan Pemrograman


pemrograman Tapak (2)
tapak
4 7 Konsep 1. Konsep sebagai Memproduksi gambar pra
Desain Media desain
8 Komunikasi dan Memproduksi model 3-
Perangkat dimensi
Instruksional
2. Hirarki dan
Penyusunan
Konsep dalam
Desain
5 9 Pengumpu Evaluasi Tugas Kecil Pengumpulan Karya
lan Tugas Mahasiswa
Kecil
10 Overview Tugas Besar
6 11 Metode 1. Mengenal 1. Mencari referensi/sumber
Berpikir Metode Berpikir ilmiah yang berkaitan
Rasionalis Rasionalis dengan Tugas Besar.
dalam 2. Memahami 2. Menggali ide dasar dan
Desain Metode Berpikir menetapkan konsep awal
Arsitektur dalam dalam desain Tugas Besar.
12 Penerapannya 1. Menentukan prosedur
pada Karya dan langkah-langkah
Arsitektur metode desain arsitektur
dalam rangka pengerjaan
Tugas Besar.
2. Melakukan asistensi
2D/dwimatra maupun
3D/trimatra sebagai
bagian dari proses
pembimbingan dan
persyaratan
pengumpulan Tugas
Besar.
KRITERIA KINERJA MAHASISWA
PEKAN

PERTEMUAN

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29
BOBOT
TEMA DISKUSI/AKTIVITAS
MATERI SUB-MATERI
STUDIO

7 13 Kerangka 1. Memahami 1. Menyusun jadwal


Acuan pedoman dasar pengerjaan sesuai dengan
Kerja perancangan Kerangka Acuan Kerja
Tugas yang tertuang Tugas Besar.
Besar dalam Kerangka 2. Mempersiapkan format
Acuan Kerja dan media presentasi
2. Memahami jenis 2D/dwimatra sesuai
bacaan dan Kerangka Acuan Kerja
teknik membaca Tugas Besar.
14 SQ3R 1. Mempersiapkan format
dan media presentasi
3D/trimatra sesuai
Kerangka Acuan Kerja
Tugas Besar.
2. Melakukan asistensi
2D/dwimatra maupun
3D/trimatra sebagai
bagian dari proses
pembimbingan dan
persyaratan
pengumpulan Tugas
Besar.
8 15 Teknik 1. Memahami 1. Memahami data, analisa
Survey, Teknik dan sintesa.
Pengumpu Pengambilan 2. Melakukan berbagai
lan Data Data macam teknik
Lapangan 2. Memahami pengukuran.
dan Teknik 3. Melakukan beragam
Analisis Pengolahan Data teknik pengambilan data.
dalam 3. Menggunakan 4. Menuliskan hasil survey
Desain beragam dan pengambilan data
peralatan yang dalam format Tugas Besar.
KRITERIA KINERJA MAHASISWA
PEKAN

PERTEMUAN

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29
BOBOT
TEMA DISKUSI/AKTIVITAS
MATERI SUB-MATERI
STUDIO

16 digunakan dalam 1. Memahami teknik


survey menganalisis tapak
berdasarkan
referensi/sumber ilmiah.
2. Melakukan dan
menuliskan analisis tapak
dalam format Tugas Besar.
3. Melakukan asistensi
2D/dwimatra maupun
3D/trimatra sebagai
bagian dari proses
pembimbingan dan
persyaratan
pengumpulan Tugas
Besar.
9 17 Strategi 1. Sistematika 1. Menentukan teknik
Presentasi Laporan emphasize pada Tugas
dalam Perancangan Besar.
Arsitektur 2. Definisi dan 2. Melakukan penulisan
Sistem Strategi draft outline Tugas Besar.
18 Presentasi 1. Melakukan penulisan
3. Penerapan dalam draft sampul Tugas Besar.
Tugas Besar 2. Melakukan asistensi
2D/dwimatra maupun
3D/trimatra sebagai
bagian dari proses
pembimbingan dan
persyaratan
pengumpulan Tugas
Besar.
KRITERIA KINERJA MAHASISWA
PEKAN

PERTEMUAN

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29
BOBOT
TEMA DISKUSI/AKTIVITAS
MATERI SUB-MATERI
STUDIO

10 19 Struktur 1. Mengenal 1. Menggali


dan Utilitas Penerapan Sistem referensi/sumber ilmiah
Bangunan Struktur dalam dari karya arsitek
Desain Arsitektur terbangun.
2. Mengenal 2. Melakukan studi preseden
Penerapan Sistem dan komparasi mengenai
Utilitas dalam sistem struktur dan
Desain Arsitektur utilitas sederhana, yang
disesuaikan dengan
konteks Tugas Besar.
20 1. Mengenal site engineering
dalam kaitannya dengan
pengerjaan Tugas Besar.
2. Menerapkan sistem
struktur dan utilitas
sederhana dalam
kaitannya dengan
pengerjaan Tugas Besar.
3. Melakukan asistensi
2D/dwimatra maupun
3D/trimatra sebagai
bagian dari proses
pembimbingan dan
persyaratan
pengumpulan Tugas
Besar.
11 21 Prinsip Mengenal Material 1. Menggali
Ruang Luar Ruang Luar referensi/sumber ilmiah
Mengenal Jenis dari karya ruang luar
Vegetasi arsitek terbangun.
Mengenal Prinsip 2. Melakukan studi preseden
Desain Ruang Luar dan komparasi mengenai
ruang luar sederhana,
yang disesuaikan dengan
konteks Tugas Besar.
KRITERIA KINERJA MAHASISWA
PEKAN

PERTEMUAN

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29
BOBOT
TEMA DISKUSI/AKTIVITAS
MATERI SUB-MATERI
STUDIO

22 1. Menerapkan prinsip
perancangan ruang luar
sederhana dalam
kaitannya dengan
pengerjaan Tugas Besar.
2. Melakukan asistensi
2D/dwimatra maupun
3D/trimatra sebagai
bagian dari proses
pembimbingan dan
persyaratan
pengumpulan Tugas
Besar.
12 23 Pengumpu Evaluasi Tugas Pengumpulan Karya
lan Tugas Besar Mahasiswa
24 Besar Pengumuman Hasil
13 25 Pengumpu Evaluasi Tugas Pengumpulan Karya Desain
26 lan (batch- Besar (gambar) Mahasiswa (batch-
1) 1)
14 27 Pengumpu Evaluasi Tugas Pengumpulan Karya Desain
lan (batch- Besar (gambar) Mahasiswa (batch-
2) 2)
28 Pengumpulan Karya Desain
(Model ) Mahasiswa (batch-
1)
15 29 Presentasi Mempresentasikan Pameran
dalam karya dalam bentuk
30 Arsitektur model

16 31 Dokumen Merancang Melakukan pengarsipan


tasi Karya portofolio karya karya dalam bentuk
32
sebelumnya hingga softcopy.
saat ini.
Malang, 28 Januari 2020
Tim Penyusun,
Koordinator Mata Kuliah Desain Arsitektur 1

TITO HARIPRADIANTO, ST. MT.


NIP. 19761310 200501 1 003

Mahasiswa Peserta, Mahasiswa Peserta, Mahasiswa Peserta, Mahasiswa Peserta,


Ketua Kelas A, Ketua Kelas B, Ketua Kelas C, Ketua Kelas D,

__________________________ __________________________ __________________________ __________________________


NIM. 19761310 200501 1 003 NIM. 19761310 200501 1 003 NIM. 19761310 200501 1 003 NIM. 19761310 200501 1 003

Mahasiswa Peserta, Mahasiswa Peserta, Mahasiswa Peserta,


Ketua Kelas E, Ketua Kelas F, Ketua Kelas G,

__________________________ __________________________ __________________________


NIM. 19761310 200501 1 003 NIM. 19761310 200501 1 003 NIM. 19761310 200501 1 003 200501 1 003

Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana, Ketua KJF Seni dan Desain Arsitektur,

HERU SUFIANTO, Ir. M.Arch.St. PhD. TITO HARIPRADIANTO, ST. MT.


NIP. 19650218 199002 1 001 NIP. 19761310 200501 1 003

Anda mungkin juga menyukai