Teknik Arsitektur
Universitas Tarumanagara
berbagai segi kehidupan, antara lain: seni, Dari segi tata ruang, arsitektur
teknik, tata ruang, geografi, dan sejarah. adalah pemenuhan kebutuhan ruang oleh
Dari segi seni, arsitektur adalah seni manusia untuk melaksanakan aktivitas.
bangunan, bentuk dan beragam riasnya. Dari segi sejarah, arsitektur adalah
Dari segi teknik, arsitektur adalah sistem ungkapan fisik dan peninggalan budaya
mendirikan bangunan mencakup proses suatu masyarakat dalam batasan dan waktu
1
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa
Arsitektur sudah ada sejak manusia yang menyangkut aspek dekorasi dan
pertama hidup di bumi ini, dengan fungsi keindahan (Sumalyo, 2005). Orang-orang
untuk melindungi dirinya dari alam (hujan, yang menimba ilmu diperguruan tinggi
terik matahari, & angin). Arsitektur akan untuk mempelajari sistem mendirikan
termasuk ilmu pengetahuan, teknologi dan aspek dekorasi dan keindahan, disebut
2005). arsitektur.
yang semakin kompleks, dibutuhkan (dikutip dalam Pratitis & Pandin, 2002)
(Budihardjo, 1997). Pendidikan arsitektur dalam bentuk nyata yang dapat diterima
arsitektur. Teknik arsitektur adalah sistem dipandang sebagai profesi yang mewakili
perancangan, konstruksi, struktur serta hal Menurut New York City’s (2005)
2
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur
Kreativitas adalah daya cipta, sebagai mengembangkan ide-ide atau inovasi baru
Bono, Gough dan Hayes (dikutip dalam mahasiswa teknik jurusan arsitektur adalah
Suharnan, 2002) Kreativitas merupakan kreativitas visual karena apa yang akan
dan pendekatan baru yang berguna bagi 2006). Hal ini didukung oleh Gehry’s
menemukan ide, atau alternatif untuk visual. Kemampuan visual itu adalah
menyenangkan diri sendiri dan orang lain karena mahasiswa arsitektur dituntut untuk
(Pratitis & Pandin, 2002). Kreativitas memiliki pemahaman yang luas, kreatif,
sangat dibutuhkan oleh mahasiswa jurusan dan fleksibel untuk memenuhi keinginan
teknik arsitektur agar bangunan yang klien. Tidak semua orang mempunyai
dibuat tampak lebih menarik. Menurut kemampuan visualisasi yang baik. Oleh
Isozaki (2006) dengan kreativitas, maka karena itu, sebelum masuk perguruan
arsitek dapat merancang suatu bangunan tinggi, khususnya jurusan teknik arsitektur,
secara detail dan mengetahui material yang diperlukan alat ukur kreativitas berupa tes
bangunan. Serta dengan adanya kreativitas, calon mahasiswa jurusan teknik arsitektur
maka mahasiswa teknik arsitektur mampu (Sulistyo dikutip dalam Pratitis & Pandin,
3
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa
kreativitas calon mahasiswa jurusan teknik unsur baru, hubungan yang dibuat dengan
arsitektur. Selain itu, tes gambar juga dapat garis, hubungan yang berkaitan dengan
dimilikinya. Namun tes gambar sudah Thinking (TTCT). TTCT merupakan tes
menyulitkan estimasi tentang kreativitas kreatif. TTCT terdiri dari dua bagian yaitu:
seorang calon mahasiswa arsitektur. verbal dan Figural (non verbal). Bagian
Saat ini ada beberapa alat untuk verbal meliputi berpikir kreatif dengan
Drawing production). TCT-DP merupakan dari Guilford. Tes ini terdiri dari enam
alat ukur kreativitas dalam bentuk gambar. sub-tes yang semuanya mengukur dimensi
Tes ini dikonstruksi oleh Jellen dan Urban operasi berpikir divergen. Setiap sub-tes
(1985). TCT-DP disusun berdasarkan teori mengukur aspek yang berbeda dari
tentang sifat berpikir dan prosedur berpikir kreatif. Tes kreativitas verbal
statis. Pada alat tes ini, responden diminta ini mengukur kelancaran kata. Pada subtes
4
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur
rangsangan. Contoh, subyek akan diberi dalam memberikan gagasan. Pada subtes
rangsangan dua huruf yaitu huruf s dan a ini subyek diharapkan mampu menemukan
dari huruf-huruf ini subyek diminta untuk sebanyak mungkin objek yang semuanya
membuat kata. Waktu yang pengerjaan memiliki dua sifat yang ditentukan.
yang diberikan pada subtes ini adalah 2 Misalnya, subyek diberi kata ”merah dan
menit setiap rangsangan. Subtes kedua cair” sebagai rangsangan. Dari kata-kata
kata maksudnya adalah kemampuan merah dan cair. Waktu yang diberikan
subyek dalam menyusun atau memikirkan dalam mengerjakan subtes ini adal 2 menit
mampu menyusun sebanyak mungkin kata mengukur kelenturan dalam berpikir. Pada
dengan menggunakan huruf-huruf dari satu subes ini subyek memikirkan sebanyak
kata yang diberikan sebagai rangsangan. mungkin penggunaan yang tidak lazim
tiga kata. Subtes ini mengukur subyek diberi kata koran, dari kata ini
Pada subtes ini subyek diharapkan mampu kegunaan koran. Waktu yang diberikan
menyusun kalimat dengan menggunakan dalam pengerjaan subtes ini adalah 2 menit
tiga huruf yang diberikan sebagai setiap rangsangan. Subtes keenam adalah
5
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa
pertanyaan ”apa akibatnya jika manusia dalam mengerjakan subtes ini adalah 4
Waktu yang diberikan dalam mengerjakan peneliti mencatat bahwa skor fluency dapat
pertanyaan. Bagian figural (non verbal) menguasai skor fluency, maka reliabililitas
(TKF). TKF merupakan adaptasi dari originality. Selain itu, disarankan untuk
Circle Test dari Torrance. Tes Kreativitas menunjukkan relibilitas dan validitas pada
Figural (TKF), responden diminta hasil skor originality (Pulcker & Runco,
yang telah disediakan dalam waktu yang Peneliti juga menyarankan bahwa
untuk menyelesaikan tes). Tes dapat ukur kreativitas yang ada apabila
diberikan secara kelompok. Tes menggunakan norma yang ada dari luar
Misalnya subyek diberi pertanyaan ”apa 2004). Berdasarkan keterbatasan akses dan
akibatnya jika manusia dapat terbang jumlah alat ukur kreativitas yang ada saat
seperti burung”? Dari pertanyaan tersebut ini, maka alat ukur kreativitas masih perlu
6
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur
kreativitas yang dimiliki oleh calon memenuhi standar untuk tidak di drop out.
Karena bagi mahasiswa teknik arsitektur, Ditinjau dari usia, diketahui bahwa
kreativitas ini adalah untuk meramalkan adalah minimal 17,47 tahun dan maksimal
kreativitas serta mengungkapkan potensi- 23,92 tahun dengan mean 19.82 tahun dan
7
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa
Total 275 100 butir, (3) face validity, (4) content validity
Berdasarkan IPK, sebagian subyek retest reliability (7) scoring, (8) construct
berjumlah 93 (33.8%) dan IPK >=3 study dan (10) pembuatan norma.
yang dipilih minimal 2.00 karena dianggap Pada penelitian ini menggunakan norma
8
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur
Fluency 0.937**
Hasil Flexibility 0.983**
Rancangan Soal Tes Kreativitas Bentuk Elaborasi 0.979**
Dasar Originalitas 0.982**
Pada Tes Kreativitas Bentuk Dasar, ** Korelasi dengan level signifikan 0.01
(2-tailed).
alat tes hanya boleh dikerjakan saat
penguji memberikan aba-aba ”mulai” dan Dari tabel di atas diperoleh hasil
harus berhenti ketika penguji mengatakan bahwa keempat aspek memiliki nilai di
”berhenti”. Waktu yang dibutuhkan dalam atas standar pembuatan alat ukur yaitu
mengerjakan tes Kreativitas Bentuk Dasar sebesar 0.8 (Anastasi & Urbina, 1997).
test-retest pada Tes Kreativitas Bentuk Bentuk Dasar, ada empat jenis validitas
Dasar dengan selang waktu 1 minggu yang dgunakan yaitu: content validity, face
validity.
9
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa
lima orang pakar. Dari pengujian tersebut pengukuran tes Kreativitas Bentuk Dasar
para pakar menyatakan bahwa butir-butir dan hasil pengukuran Tes Kreativitas
yang ada dalam Tes Kreativitas Bentuk Figural oleh Munandar. Hasil pengujian
Dasar adalah benar (dinyatakan valid) dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini.
(lihat lampiran hasil uji validitas pakar). Gambaran Hasil Studi Validitas Konstruk
Dasar. Calon subyek menyatakan bahwa ** Korelasi signifikan pada level 0.01 (2-
tailed).
soal-soal pada tes Kreativitas Bentuk * Korelasi signifikan pada level 0.05 (2-
tailed)
Dasar dapat dipahami dengan baik. Selain Berdasarkan analisis aspek fluency
itu, para calon subyek juga memberikan dengan Spearman Correlation, dengan
masukan mengenai waktu pengerjaan. tingkat alpha 0.01; skor rata-rata aspek
Calon subyek menyarankan agar waktu fluency tes Kreativitas Bentuk Dasar
10
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur
(273) = 0.348, p <0.01. Semakin tinggi dengan aspek flexibility yang diukur oleh
tes Kreativitas Figural. Hal ini berarti alat elaborasi dengan Spearman Correlation,
tes Kreativitas Bentuk Dasar mengukur dengan tingkat alpha 0.05; skor rata-rata
aspek fluency yang diukur oleh tes aspek elaborasi tes Kreativitas Bentuk
dengan tingkat alpha 0.05; skor rata-rata SD = 12.665). Hasil pengukuran aspek
aspek flexibility tes Kreativitas Bentuk elaborasi tes Kreativitas Bentuk Dasar
= 5.616). Hasil pengukuran aspek Semakin tinggi skor elaborasi alat tes
flexibility tes Kreativitas Bentuk Dasar Bentuk Dasar, maka semakin tinggi skor
tidak berhubungan dengan hasil elaborasi tes Kreativitas Figural. Hal ini
pengukuran tes Kreativitas Figural, r (273) berarti alat tes Kreativitas Bentuk Dasar
= 0.074, p >0.05. Semakin tinggi flexibility mengukur aspek elaborasi yang diukur
alat tes Kreativitas Bentuk Dasar, belum oleh tes Kreativitas Figural.
Dalam hal ini berarti yang di ukur oleh alat Correlation, dengan tingkat alpha 0.01;
tes Kreativitas Bentuk Dasar tidak sama skor rata-rata aspek originalitas tes
11
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa
originalitas tes Kreativitas Figural adalah Gambaran Hasil Studi Validitas Criterion
Kreativitas Figural. Hal ini berarti alat tes ** Korelasi signifikan pada level 0.01 (2-
tailed)
Kreativitas Bentuk Dasar mengukur aspek * Korelasi signifikan pada level 0.05 (2-
tailed)
originalitas yang diukur oleh tes
Berdasarkan analisis aspek fluency
Kreativitas Figural.
dengan Spearman Correlation, dengan
12
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur
skor aspek fluency alat tes Kreativitas berhubungan secara signifikan, r (273) =
Bentuk Dasar dapat meramalkan IPK. 0.248, p<0.01. Semakin tinggi skor aspek
flexibility dengan Spearman Correlation, maka semakin tinggi skor IPK. Hal ini
dengan tingkat alpha 0.01; skor rata-rata berarti, skor aspek fluency tes Kreativitas
aspek flexibility tes Kreativitas Bentuk Bentuk Dasar dapat meramalkan IPK.
0.407. Hasil pengukuran aspek flexibility Correlation, dengan tingkat alpha 0.05;
tes Kreativitas Bentuk Dasar berhubungan skor rata-rata aspek originalitas tes
0.187 p<0.01. Semakin tinggi skor aspek 17.016, SD = 7.419); skor rata-rata IPK
maka semakin tinggi skor IPK. Hal ini pengukuran aspek originalitas tes
berarti, skor aspek flexibility tes Kreativitas Bentuk Dasar dengan IPK
elaborasi dengan Spearman Correlation, Bentuk Dasar belum tentu semakin tinggi
dengan tingkat alpha 0.01; skor rata-rata atau rendah skor IPK. Hal ini berarti, skor
aspek elaborasi tes Kreativitas Bentuk aspek originalitas tidak dapat meramalkan
13
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa
gambaran norma yang dihasilkan yaitu, norma Tes Kreativitas Bentuk dasar.
Tabel 7
14
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur
gambar sebanyak mungkin berdasarkan yang diberikan oleh 10% atau lebih dari
rangsangan yang telah diberikan. Norma subyek mendapat skor 0. Jawaban yang
aspek flexibility diperoleh dengan cara diberikan 5 % dari subyek mendapat skor
berbagai bentuk dari rangsangan yang dari subyek mendapat skor 2. Jawaban
diberikan gambar. Norma aspek elaborasi yang diberikan kurang dari 2 % dari
diperoleh dengan cara apabila subyek subyek mendapat skor 3. Pada aspek
mampu memberikan ide-ide yang baru di keseluruhan, skor norma percentile score
Tes kreativitas Bentuk Dasar selama ini hanya dikenal oleh banyak
merupakan tes kreativitas dalam bentuk orang sebagai bentuk-bentuk dasar namun
gambar. Tes ini terdiri dari sembilan bisa mengukur kreativitas. Keistimewaan
bentuk dasar. Tes Kreativitas Bentuk lain yang dimiliki Tes Kreativitas Bentuk
Dasar menggunakan sembilan bentuk Dasar adalah lebih efektif, karena sudah
dasar sebagai item, karena item-item dapat mengukur kreativitas dan sudah
dibandingkan tes kreativitas yang lain. construct. Valid secara content karena
15
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa
pengujian yang dilakukan sudah mencakup secara criterion maksudnya adalah melihat
pengujian terhadap lima orang pakar. Dari sejauh mana hasil pengukuran tes
pengujian tersebut diperoleh hasil bahwa Kreativitas Bentuk Dasar sama dengan
butir-butir yang ada dalam Tes Kreativitas hasil pengukuran variabel yang dijadikan
yang ingin diukur. Sedangkan valid secara yang digunakan pada penyusunan tes
construct maksudnya adalah hasil skor tes Kreativitas Bentuk Dasar adalah predictive
Bentuk Dasar lebih efisien, karena hanya melakukan sesuatu di waktu mendatang
validitas, yaitu: (1) Validitas Isi (Content adalah mengukur reliabilitas dengan cara
Validity), (2) Validitas Tampilan (Face melakukan tes terhadap subyek yang sama
Validity), (3) Construct Validity,dan (4) sebanyak dua kali dengan selang waktu
Criterion Validity. Valid secara face atau yang berbeda. Tes Kreativitas Bentuk
tampilan maksudnya adalah alat ukur Tes Dasar sudah dinyatakan reliabel karena
Kreativitas Bentuk Dasar sudah dapat memiliki nilai di atas standar pembuatan
16
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur
Kreativitas Bentuk Dasar, standar norma Alat tes kreativitas bentuk dasar
rank. Ada lima norma yang dihasilkan mengukur kreativitas calon mahasiswa
berdasarkan empat aspek yaitu: fluency, baru jurusan arsitek, agar mereka yang
Pada penyusunan tes Kreativitas out karena tidak mampu memenuhi tugas-
Bentuk Dasar peneliti menyimpulkan 4 hal tugas mata kuliah yang umumnya
yaitu: (1) dari tes Kreativitas Bentuk Dasar membutuhkan daya kreativitas yang tinggi.
tes Kreativitas Bentuk Dasar memiliki Carter, R. (2000). Exploting your creative
17
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa
Utama. 130.
measurement has been greatly akhir abad XIX dan abad XX (edisi
from://www.proquest.umi.com. http://www.proquest.umi.com
18