Anda di halaman 1dari 18

Provitae Jurnal Psikologi Pendidikan

2014, Vol. 6, No. 1, 1-18

Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan

Teknik Arsitektur

Yeni Anna Appulembang dan P. Tommy Y.S. Suyasa

Universitas Tarumanagara

Creativity is very important in all fields, Architecture is one of them because


architecture is the art and technique of designing the enclosure of space for
human use. The architect must be creative and capable of thinking, feeling and
convey spatial ideas. Therefore more important to measure their ability on
creativity for applicant’s architecture student when the process entrance
examinations. The purpose of research is to develop an instrument to measure the
creativity architecture students. In this research, the researcher was using
quantitative method. A total of participants 275 . Percentile rank norm was
utilized to determine creativity architecture students. In this research were
measure content validity, construct validity and internal consistency reliability.
To measure content validity, researcher was given the instrument to five panel of
expert. Internal consistency reliability was 0.8. The research results in the form of
instruments to measure creativity architecture students. The results are then used
as a means of used to selecting students applying for the architecture study
program.

Keywords : architecture, creativity

Arsitektur adalah bagian dari menyangkut aspek dekorasi dan

kebudayaan manusia berkaitan dengan keindahan.

berbagai segi kehidupan, antara lain: seni, Dari segi tata ruang, arsitektur

teknik, tata ruang, geografi, dan sejarah. adalah pemenuhan kebutuhan ruang oleh

Dari segi seni, arsitektur adalah seni manusia untuk melaksanakan aktivitas.

bangunan, bentuk dan beragam riasnya. Dari segi sejarah, arsitektur adalah

Dari segi teknik, arsitektur adalah sistem ungkapan fisik dan peninggalan budaya

mendirikan bangunan mencakup proses suatu masyarakat dalam batasan dan waktu

perancangan, konstruksi, struktur serta hal tertentu (Sumalyo, 2005).

1
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa

Arsitektur sudah ada sejak manusia yang menyangkut aspek dekorasi dan

pertama hidup di bumi ini, dengan fungsi keindahan (Sumalyo, 2005). Orang-orang

untuk melindungi dirinya dari alam (hujan, yang menimba ilmu diperguruan tinggi

terik matahari, & angin). Arsitektur akan untuk mempelajari sistem mendirikan

selalu berkembang sejalan dengan bangunan termasuk proses perancangan,

perkembangan peradaban dan budaya konstruksi, struktur yang menyangkut

termasuk ilmu pengetahuan, teknologi dan aspek dekorasi dan keindahan, disebut

tuntutan kebutuhan manusia (Sumalyo, sebagai mahasiswa jurusan teknik

2005). arsitektur.

Dengan perkembangan arsitektur Menurut Kattopo dan Sofian

yang semakin kompleks, dibutuhkan (dikutip dalam Pratitis & Pandin, 2002)

berbagai macam keahlian dalam bidang keistimewaan mahasiswa jurusan

arsitektur. Oleh karena itu, dikembangkan arsitektur adalah mampu mengembangkan

pendidikan arsitektur di perguruan tinggi kreativitas, imajinasi, dan idealismenya

(Budihardjo, 1997). Pendidikan arsitektur dalam bentuk nyata yang dapat diterima

di perguruan tinggi mengajarkan kepada masyarakat. Dengan kreativitas yang

mahasiswa mengenai ilmu teknik dimiliki orang-orang arsitek, maka dapat

arsitektur. Teknik arsitektur adalah sistem dipandang sebagai profesi yang mewakili

mendirikan bangunan termasuk proses orang-orang kreatif (Carter, 2000).

perancangan, konstruksi, struktur serta hal Menurut New York City’s (2005)

Yeni Anna Appulembang adalah Dosen kreativitas merupakan salah satu


Fakultas Psikologi Universitas
Tarumanagara Jakarta dan P. Tommy Y.S. kemampuan utama yang dibutuhkan di
Suyasa adalah Dosen di Fakultas Psikologi bidang teknik arsitektur, karena menuntut
Universitas Tarumanagara Jakarta.
Korespodensi artikel ini dialamatkan ke prosfesionalisme dan penghayatan
email yennia@fpsi.untar.ac.id
mengenai bangunan secara komprehensif.

2
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur

Kreativitas adalah daya cipta, sebagai mengembangkan ide-ide atau inovasi baru

kemampuan untuk menciptakan hal-hal dalam membuat suatu bangunan.

yang baru (Munandar, 1999). Menurut De Kreativitas yang dibutuhkan oleh

Bono, Gough dan Hayes (dikutip dalam mahasiswa teknik jurusan arsitektur adalah

Suharnan, 2002) Kreativitas merupakan kreativitas visual karena apa yang akan

usaha untuk menemukan dan dikerjakan kelak sangat berhubungan

menghasilkan berbagai pemikiran, teori, dengan visualisasi (Suzette & Daquiz,

dan pendekatan baru yang berguna bagi 2006). Hal ini didukung oleh Gehry’s

kehidupan. (2005) bahwa dalam membuat suatu

Kreativitas merupakan kecenderungan bangunan menggunakan kemampuan

menemukan ide, atau alternatif untuk visual. Kemampuan visual itu adalah

menyelesaikan masalah, mampu kemampuan untuk melihat the curved

mengkomunikasikannya serta organic shape. Kemampuan ini penting

menyenangkan diri sendiri dan orang lain karena mahasiswa arsitektur dituntut untuk

(Pratitis & Pandin, 2002). Kreativitas memiliki pemahaman yang luas, kreatif,

sangat dibutuhkan oleh mahasiswa jurusan dan fleksibel untuk memenuhi keinginan

teknik arsitektur agar bangunan yang klien. Tidak semua orang mempunyai

dibuat tampak lebih menarik. Menurut kemampuan visualisasi yang baik. Oleh

Isozaki (2006) dengan kreativitas, maka karena itu, sebelum masuk perguruan

arsitek dapat merancang suatu bangunan tinggi, khususnya jurusan teknik arsitektur,

secara detail dan mengetahui material yang diperlukan alat ukur kreativitas berupa tes

digunakan dalam membuat suatu gambar untuk meramalkan kreativitas

bangunan. Serta dengan adanya kreativitas, calon mahasiswa jurusan teknik arsitektur

maka mahasiswa teknik arsitektur mampu (Sulistyo dikutip dalam Pratitis & Pandin,

2002). Dengan adanya tes gambar, akan

3
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa

memudahkan untuk meramalkan dimensi yaitu: melengkapi, melanjutkan,

kreativitas calon mahasiswa jurusan teknik unsur baru, hubungan yang dibuat dengan

arsitektur. Selain itu, tes gambar juga dapat garis, hubungan yang berkaitan dengan

digunakan untuk melihat kemampuan tema, melintasi batas, perspektif dan

calon mahasiswa dalam humor.

memvisualisasikan ide kreatif yang Kedua, Torrance Test of Creative

dimilikinya. Namun tes gambar sudah Thinking (TTCT). TTCT merupakan tes

dihapuskan dan hanya mengandalkan yang mengukur kemampuan seseorang

Ujian Saringan Masuk, sehingga dalam memecahkan masalah secara

menyulitkan estimasi tentang kreativitas kreatif. TTCT terdiri dari dua bagian yaitu:

seorang calon mahasiswa arsitektur. verbal dan Figural (non verbal). Bagian

Saat ini ada beberapa alat untuk verbal meliputi berpikir kreatif dengan

mengukur kreativitas yaitu: pertama, TCT- menggunakan kata-kata. Tes kreativitas

DP (Torrance Test Of Creativity Thinking verbal berlandaskan model struktur intelek

Drawing production). TCT-DP merupakan dari Guilford. Tes ini terdiri dari enam

alat ukur kreativitas dalam bentuk gambar. sub-tes yang semuanya mengukur dimensi

Tes ini dikonstruksi oleh Jellen dan Urban operasi berpikir divergen. Setiap sub-tes

(1985). TCT-DP disusun berdasarkan teori mengukur aspek yang berbeda dari

tentang sifat berpikir dan prosedur berpikir kreatif. Tes kreativitas verbal

penyekoran berdasarkan teori dan tidak terdiri dari enam subtes.

semata-mata berdasarkan perhitungan Pertama, permulaan kata. Subtes

statis. Pada alat tes ini, responden diminta ini mengukur kelancaran kata. Pada subtes

untuk menyelesaikan gambar yang tidak ini, subyek diharapkan mampu

lengkap, rangsangan-rangsangan figural. memikirkan sebanyak mungkin kata yang

Penilaiannya berdasarkan sembilan mulai dengan susunan tertentu sebagai

4
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur

rangsangan. Contoh, subyek akan diberi dalam memberikan gagasan. Pada subtes

rangsangan dua huruf yaitu huruf s dan a ini subyek diharapkan mampu menemukan

dari huruf-huruf ini subyek diminta untuk sebanyak mungkin objek yang semuanya

membuat kata. Waktu yang pengerjaan memiliki dua sifat yang ditentukan.

yang diberikan pada subtes ini adalah 2 Misalnya, subyek diberi kata ”merah dan

menit setiap rangsangan. Subtes kedua cair” sebagai rangsangan. Dari kata-kata

adalah menyusun kata. Subtes ini tersebut, subyek diminta untuk

mengukur ”kelancaran kata” Kelancaran menyebutkan benda apa yang bersifat

kata maksudnya adalah kemampuan merah dan cair. Waktu yang diberikan

subyek dalam menyusun atau memikirkan dalam mengerjakan subtes ini adal 2 menit

kata dengan menggunakan rangsangan setiap rangsangan. Subtes kelima adalah

yang diberikan. Subyek diharapkan macam-macam pengunaan. Subtes ini

mampu menyusun sebanyak mungkin kata mengukur kelenturan dalam berpikir. Pada

dengan menggunakan huruf-huruf dari satu subes ini subyek memikirkan sebanyak

kata yang diberikan sebagai rangsangan. mungkin penggunaan yang tidak lazim

Subtes ketiga adalah membentuk kalimat dari benda-benda sehari-hari. Misalnya,

tiga kata. Subtes ini mengukur subyek diberi kata koran, dari kata ini

kemampuan untuk menghasilkan gagasan. subyek diminta untuk menyebutkan

Pada subtes ini subyek diharapkan mampu kegunaan koran. Waktu yang diberikan

menyusun kalimat dengan menggunakan dalam pengerjaan subtes ini adalah 2 menit

tiga huruf yang diberikan sebagai setiap rangsangan. Subtes keenam adalah

rangsangan. Urutan dalam pengunaan apa akibatnya. Subtes ini mengukur

ketiga huruf tersebut boleh berbeda-beda. kemampuan mengembangkan suatu

Subtes keempat adalah sifat-sifat yang gagasan, merincinya dan

sama. Subtes ini mengukur kelancaran mempertimbangkan macam-macan

5
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa

aplikasinya. Misalnya subyek diberi sebanyak mungkin. Waktu yang diberikan

pertanyaan ”apa akibatnya jika manusia dalam mengerjakan subtes ini adalah 4

dapat terbang seperti burung”? Dari menit setiap pertanyaan.

pertanyaan tersebut subyek bisa Alat ukur kreativitas yang diatas

memberikan jawaban sebanyak mungkin. masih memiliki keterbatasan. Beberapa

Waktu yang diberikan dalam mengerjakan peneliti mencatat bahwa skor fluency dapat

subtes ini adalah 4 menit setiap mempengaruhi originality. Jika lebih

pertanyaan. Bagian figural (non verbal) menguasai skor fluency, maka reliabililitas

meliputi berpikir kreatif dengan skor originality akan sangat rendah.

menggunakan gambar (Croopley, 2000). Disarankan membuat teknik untuk

Ketiga, Tes Kreativitas Figural melepaskan pengaruh fluency dari

(TKF). TKF merupakan adaptasi dari originality. Selain itu, disarankan untuk

Circle Test dari Torrance. Tes Kreativitas menunjukkan relibilitas dan validitas pada

Figural (TKF), responden diminta hasil skor originality (Pulcker & Runco,

membuat gambar dari lingkaran-lingkaran 1998).

yang telah disediakan dalam waktu yang Peneliti juga menyarankan bahwa

singkat (hanya memerlukan 10 menit tes di administrasikan secara individu. Alat

untuk menyelesaikan tes). Tes dapat ukur kreativitas yang ada apabila

diberikan secara kelompok. Tes menggunakan norma yang ada dari luar

Kreativitas Figural mengukur aspek negeri, maka anak-anak di Indonesia

fluency, flexibility, elaborasi, originality. cenderung skornya rendah (Munandar,

Misalnya subyek diberi pertanyaan ”apa 2004). Berdasarkan keterbatasan akses dan

akibatnya jika manusia dapat terbang jumlah alat ukur kreativitas yang ada saat

seperti burung”? Dari pertanyaan tersebut ini, maka alat ukur kreativitas masih perlu

subyek bisa memberikan jawaban untuk dikembangkan untuk dapat

6
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur

membantu melihat seberapa besar minimal 2.00 karena dianggap sudah

kreativitas yang dimiliki oleh calon memenuhi standar untuk tidak di drop out.

mahasiswa jurusan teknik arsitektur. Gambaran subyek penelitian

Karena bagi mahasiswa teknik arsitektur, Ditinjau dari usia, diketahui bahwa

manfaat pengembangan alat ukur subyek yang digunakan dalam penelitian

kreativitas ini adalah untuk meramalkan adalah minimal 17,47 tahun dan maksimal

kreativitas serta mengungkapkan potensi- 23,92 tahun dengan mean 19.82 tahun dan

potensi kreativitas yang dimilikinya. SD 0.94 tahun.

Ditinjau dari jenis kelamin,

Metode diketahui subyek yang terbanyak adalah

Subjek Penelitian perempuan dengan jumlah 168 orang

Subyek yang digunakan dalam (61.1%). Sedangkan subyek laki-laki

penelitian ini adalah Mahasiswa berjumlah 107 (38.9%). Data subyek

Universitas X jurusan teknik Arsitektur. berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

Jumlah sampel yang digunakan dalam pada tabel 1.

penelitian ini adalah sebanyak 275 orang. Tabel 1

Peneliti mengambil sampel berdasarkan Gambaran umum subyek penelitian

latar belakang pendidikan subyek. Subyek berdasarkan jenis kelamin

yang diuji, merupakan mahasiswa jurusan Jenis Jumlah Persentase

arsitektur fakultas teknik. Subyek yang Kelamin

diambil berjenis kelamin pria dan wanita Perempuan 168 61.1

yang duduk di semester dua, empat dan Laki-laki 107 38.9

enam. Selain itu, pemilihan sampel juga Total 275 100

didasarkan pada Indeks Prestasi Kumulatif

(IPK) subyek. IPK sampel yang dipilih

7
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa

Berdasarkan semester, diketahui Tarumanagara). Data tersebut dapat dilihat

bahwa subyek yang terbanyak adalah pada tabel 3.

semester 4 berjumlah 115 orang (41.8%). Tabel 3

Kemudian semester 2 berjumlah 103 orang Gambaran umum subyek penelitian

(37.5%). Sedangkan semester 6 yang berdasarkan IPK

berjumlah 57 orang (20.7%). Data subyek IPK Jumlah Persentase

berdasarkan semester dapat dilihat pada 2.00-2.99 93 33.8

tabel 2. >=3.00 182 66.2

Tabel 2 Total 275 100

Gambaran umum subyek penelitian

berdasarkan semester Prosedur Penyusunan dan

Semester Jumlah Persentase Pengembangan Penelitian

2 103 37.5 Dalam menyusun Tes Kreativitas Bentuk

4 115 41.8 Dasar, peneliti melakukan sembilan hal,

6 57 20.7 yaitu: (1) studi literatur, (2) perancangan

Total 275 100 butir, (3) face validity, (4) content validity

study, (5) pengumpulan data, (6) uji test-

Berdasarkan IPK, sebagian subyek retest reliability (7) scoring, (8) construct

penelitian memiliki IPK 2.00-2.99 validation study , (9) criterion validation

berjumlah 93 (33.8%) dan IPK >=3 study dan (10) pembuatan norma.

berjumlah 182 orang (66.2%). IPK sampel Teknik Analisis

yang dipilih minimal 2.00 karena dianggap Pada penelitian ini menggunakan norma

sudah memenuhi standar untuk tidak di percentile rank. Setelah peneliti

drop out (Fakultas Teknik Universitas menghitung skor dari masing-masing

aspek kemudian peneliti membuat norma

8
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur

tes kreativitas bentuk figural dan tes Tabel 4

kreativitas bentuk dasar. Kedua noma Gambaran tes-retest tes Kreativitas

tersebut diolah dengan menggunakan Bentuk Dasar.

SPSS versi 13.00. Aspek r12

Fluency 0.937**
Hasil Flexibility 0.983**
Rancangan Soal Tes Kreativitas Bentuk Elaborasi 0.979**
Dasar Originalitas 0.982**
Pada Tes Kreativitas Bentuk Dasar, ** Korelasi dengan level signifikan 0.01
(2-tailed).
alat tes hanya boleh dikerjakan saat

penguji memberikan aba-aba ”mulai” dan Dari tabel di atas diperoleh hasil

harus berhenti ketika penguji mengatakan bahwa keempat aspek memiliki nilai di

”berhenti”. Waktu yang dibutuhkan dalam atas standar pembuatan alat ukur yaitu

mengerjakan tes Kreativitas Bentuk Dasar sebesar 0.8 (Anastasi & Urbina, 1997).

adalah 8 menit. Artinya bahwa keempat aspek tersebut

Gambaran Hasil Studi Reliabilitas sudah reliabel.

Berikut ini dijelaskan lebih lanjut Gambaran Hasil Studi Validitas

mengenai gambaran hasil studi reliabilitas Pada pembuatan tes Kreativitas

test-retest pada Tes Kreativitas Bentuk Bentuk Dasar, ada empat jenis validitas

Dasar dengan selang waktu 1 minggu yang dgunakan yaitu: content validity, face

untuk masing-masing aspek. validity, construct validity, dan criterion

validity.

Hasil Uji Validitas Isi (Content Validity)

Pengujian validitas isi Tes

Kreativitas Bentuk Dasar, dilakukan oleh

9
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa

lima orang pakar. Dari pengujian tersebut pengukuran tes Kreativitas Bentuk Dasar

para pakar menyatakan bahwa butir-butir dan hasil pengukuran Tes Kreativitas

yang ada dalam Tes Kreativitas Bentuk Figural oleh Munandar. Hasil pengujian

Dasar adalah benar (dinyatakan valid) dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini.

mengukur aspek-aspek yang ingin diukur Tabel 5

(lihat lampiran hasil uji validitas pakar). Gambaran Hasil Studi Validitas Konstruk

Hasil Uji Validitas Tampilan (Face per Aspek

Validity) Aspek Rxy p


Pengujian validitas tampilan Fluency 0.348** 0.000
dilakukan terhadap 16 calon subyek. Dari Flexibility 0.074 0.219

pengujian tersebut, diperoleh tanggapan Elaborasi 0.125* 0.038

mengenai item-item tes Kreativitas Bentuk Originalitas 0.238** 0.000

Dasar. Calon subyek menyatakan bahwa ** Korelasi signifikan pada level 0.01 (2-
tailed).
soal-soal pada tes Kreativitas Bentuk * Korelasi signifikan pada level 0.05 (2-
tailed)
Dasar dapat dipahami dengan baik. Selain Berdasarkan analisis aspek fluency

itu, para calon subyek juga memberikan dengan Spearman Correlation, dengan

masukan mengenai waktu pengerjaan. tingkat alpha 0.01; skor rata-rata aspek

Calon subyek menyarankan agar waktu fluency tes Kreativitas Bentuk Dasar

mengerjaan lebih diperpanjang lagi. adalah (M = 10.810, SD = 4.424), skor

Validitas Konstruk (Construct rata-rata aspek fluency tes Kreativitas

Validity) Figural adalah (M = 23.573, SD = 12.480).

Jenis construct validity yang Hasil pengukuran aspek fluency tes

digunakan adalah convergent evidence. Kreativitas Bentuk Dasar dengan hasil

Dalam jenis pengujian tersebut, peneliti pengukuran tes Kreativitas Figural

melakukan uji korelasi antara hasil tersebut, berhubungan secara signifikan, r

10
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur

(273) = 0.348, p <0.01. Semakin tinggi dengan aspek flexibility yang diukur oleh

skor fluency alat tes Kreativitas Bentuk tes Kreativitas Figural.

Dasar, maka semakin tinggi skor fluency Berdasarkan analisis aspek

tes Kreativitas Figural. Hal ini berarti alat elaborasi dengan Spearman Correlation,

tes Kreativitas Bentuk Dasar mengukur dengan tingkat alpha 0.05; skor rata-rata

aspek fluency yang diukur oleh tes aspek elaborasi tes Kreativitas Bentuk

Kreativitas Figural. Dasar adalah (M = 10.983, SD = 5.583);

Berdasarkan analisis aspek skor rata-rata aspek elaborasi tes

flexibility dengan Spearman Correlation, Kreativitas Figural adalah (M = 28.333,

dengan tingkat alpha 0.05; skor rata-rata SD = 12.665). Hasil pengukuran aspek

aspek flexibility tes Kreativitas Bentuk elaborasi tes Kreativitas Bentuk Dasar

Dasar adalah (M = 18.760, SD = 7.636); dengan hasil pengukuran tes Kreativitas

skor rata-rata aspek flexibility tes Figural tersebut berhubungan secara

Kreativitas Figural adalah (M = 3.193, SD signifikan, r (273) = 0.125, p <0.05.

= 5.616). Hasil pengukuran aspek Semakin tinggi skor elaborasi alat tes

flexibility tes Kreativitas Bentuk Dasar Bentuk Dasar, maka semakin tinggi skor

tidak berhubungan dengan hasil elaborasi tes Kreativitas Figural. Hal ini

pengukuran tes Kreativitas Figural, r (273) berarti alat tes Kreativitas Bentuk Dasar

= 0.074, p >0.05. Semakin tinggi flexibility mengukur aspek elaborasi yang diukur

alat tes Kreativitas Bentuk Dasar, belum oleh tes Kreativitas Figural.

tentu semakin tinggi atau semakin rendah Berdasarkan analisis aspek

skor flexibility tes Kreativitas Figural. originalitas dengan Spearman

Dalam hal ini berarti yang di ukur oleh alat Correlation, dengan tingkat alpha 0.01;

tes Kreativitas Bentuk Dasar tidak sama skor rata-rata aspek originalitas tes

Kreativitas Bentuk Dasar adalah (M =

11
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa

17.016, SD = 7.419); skor rata-rata aspek Tabel 6

originalitas tes Kreativitas Figural adalah Gambaran Hasil Studi Validitas Criterion

(M = 25.990, SD = 12.090). Hasil per Aspek

pengukuran aspek originalitas tes r IPK-tes


Kreativitas
Kreativitas Bentuk Dasar dengan hasil Aspek p
Bentuk
pengukuran tes Kreativitas Figural tersebut
Dasar
berhubungan secara signifikan, r (273) = Skr_Fluency 0.149* 0.014
0.238, p <0.01. Semakin tinggi skor Skr_Flexibility 0.187** 0.002

originalitas alat tes Bentuk Dasar, maka Skr_Elaborasi 0.248** 0.000

semakin tinggi skor originalitas tes Skr_Originalitas 0.076 0.208

Kreativitas Figural. Hal ini berarti alat tes ** Korelasi signifikan pada level 0.01 (2-
tailed)
Kreativitas Bentuk Dasar mengukur aspek * Korelasi signifikan pada level 0.05 (2-
tailed)
originalitas yang diukur oleh tes
Berdasarkan analisis aspek fluency
Kreativitas Figural.
dengan Spearman Correlation, dengan

tingkat alpha 0.05; skor rata-rata aspek


Criterion Validity
fluency tes Kreativitas Bentuk Dasar
Pada penyusunan tes Kreativitas
adalah (M = 10.810, SD = 4.424); skor
Bentuk Dasar, peneliti menggunakan
rata-rata IPK adalah (M = 3.099, SD =
criterion validity (jenis predictive validity).
0.407). Hasil pengukuran aspek fluency tes
Tujuannya adalah untuk melihat apakah
Kreativitas Bentuk Dasar berhubungan
skor yang diperoleh dari tes Kreativitas
secara signifikan dengan IPK, r (273) =
Bentuk Dasar dapat meramalkan prestasi
0.149, p<0.05. Semakin tinggi skor aspek
belajar mahasiswa arsitektur di masa
fluency tes Kreativitas Bentuk Dasar maka
mendatang berdasarkan IPK.
semakin tinggi skor IPK. Hal ini berarti,

12
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur

skor aspek fluency alat tes Kreativitas berhubungan secara signifikan, r (273) =

Bentuk Dasar dapat meramalkan IPK. 0.248, p<0.01. Semakin tinggi skor aspek

Berdasarkan analisis aspek elaborasi tes Kreativitas Bentuk Dasar

flexibility dengan Spearman Correlation, maka semakin tinggi skor IPK. Hal ini

dengan tingkat alpha 0.01; skor rata-rata berarti, skor aspek fluency tes Kreativitas

aspek flexibility tes Kreativitas Bentuk Bentuk Dasar dapat meramalkan IPK.

Dasar adalah (M = 18.760, SD = 7.636); Berdasarkan analisis aspek

skor rata-rata IPK adalah (M = 3.099, SD = originalitas dengan Spearman

0.407. Hasil pengukuran aspek flexibility Correlation, dengan tingkat alpha 0.05;

tes Kreativitas Bentuk Dasar berhubungan skor rata-rata aspek originalitas tes

secara signifikan dengan IPK, r (273) = Kreativitas Bentuk Dasar adalah (M =

0.187 p<0.01. Semakin tinggi skor aspek 17.016, SD = 7.419); skor rata-rata IPK

flexibility tes Kreativitas Bentuk Dasar adalah (M = 3.099, SD = 0.407). Hasil

maka semakin tinggi skor IPK. Hal ini pengukuran aspek originalitas tes

berarti, skor aspek flexibility tes Kreativitas Bentuk Dasar dengan IPK

Kreativitas Bentuk Dasar dapat tidak berhubungan secara signifikan, r

meramalkan IPK. (273) = 0.208, p>0.05. Semakin tinggi

Berdasarkan analisis aspek skor aspek elaborasi tes Kreativitas

elaborasi dengan Spearman Correlation, Bentuk Dasar belum tentu semakin tinggi

dengan tingkat alpha 0.01; skor rata-rata atau rendah skor IPK. Hal ini berarti, skor

aspek elaborasi tes Kreativitas Bentuk aspek originalitas tidak dapat meramalkan

Dasar adalah (M = 10.983, SD = 5.583); IPK.

skor rata-rata IPK adalah (M = 3.099, SD =

0.407). Hasil pengukuran aspek elaborasi

tes Kreativitas Bentuk Dasar dengan IPK

13
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa

Gambaran Norma Tes Kreativitas norma fluency, norma flexibility, norma

Bentuk Dasar elaborasi, norma originalitas dan norma

Berdasarkan hasil analisis ada lima keseluruhan aspek. Berikut gambaran

gambaran norma yang dihasilkan yaitu, norma Tes Kreativitas Bentuk dasar.

Tabel 7

Norma Tes Kreativitas Bentuk Dasar

Percentile Raw Score


Score Fluency Flexibility Elaborasi Originalitas Keseluruhan
0 - 1-4 - 1 12-17
1 1-3 - 0-1 2 18-32
2 - 5 - 3 33-46
3 4 6 - 4 47-50
4 - - - 5 51-61
5 - 7 2 - 62-67
6 - - - 6 68-69
7 - 8 - 7 70-72
8 5 9 - - 73-75
9 - - 3 - 76-78
10 - 10 - - 79-80
11 - - 4 8 81-83
12 - - - - 84-90
13 - - - - 91-96
14 - - - - 97-102
15 6 11 - - 103-105
16 - - 5 9 106-108
17 - - - - 109-110
18 - - - - 111-112
19 - 12 - - 113-115
20 - - - - 116-118
21 - - - 10 119-121
22 - - - - 122-123
23 7 - 6 11 124-126
24 - - - - 127-129
25 - 13 - - 130-132
26 - - - - 133-135
27 - - - - 136-137
28 - - 7 - 138-140
29 - - - - 141-143
30 - - - - 144-145
Norma tes Kreativitas Bentuk Dasar Mahasiswa Teknik Jurusan Arsitektur N = 275

(gambaran norma secara lengkap dapat di lihat di pada peneliti)

14
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur

Norma aspek fluency diperoleh dari 1 sampai 3. Skor originalitas diperoleh

apabila subyek mampu memberikan berdasarkan tabulasi jawaban. Jawaban

gambar sebanyak mungkin berdasarkan yang diberikan oleh 10% atau lebih dari

rangsangan yang telah diberikan. Norma subyek mendapat skor 0. Jawaban yang

aspek flexibility diperoleh dengan cara diberikan 5 % dari subyek mendapat skor

memberi skor dengan menggabungkan 1. Jawaban yang diberikan 2 sampai 4 %

berbagai bentuk dari rangsangan yang dari subyek mendapat skor 2. Jawaban

diberikan gambar. Norma aspek elaborasi yang diberikan kurang dari 2 % dari

diperoleh dengan cara apabila subyek subyek mendapat skor 3. Pada aspek

mampu memberikan ide-ide yang baru di keseluruhan, skor norma percentile score

luar rangsangan yang diberikan. Pada diperoleh berdasarkan penjumlahan RS.

aspek originalitas, subyek akan Semakin besar RS yang diperoleh, maka

memperoleh skor jika gambar yang di semakin memiliki kemampuan kreativitas

hasilkan unik. Ada kriteria judul gambar yang tinggi.

yang akan diberi skor. Skor yang diberikan

Keistimewaan tes Kreativitas Bentuk

Diskusi Dasar terletak pada bentuk-bentuk yang

Tes kreativitas Bentuk Dasar selama ini hanya dikenal oleh banyak

merupakan tes kreativitas dalam bentuk orang sebagai bentuk-bentuk dasar namun

gambar. Tes ini terdiri dari sembilan bisa mengukur kreativitas. Keistimewaan

bentuk dasar. Tes Kreativitas Bentuk lain yang dimiliki Tes Kreativitas Bentuk

Dasar menggunakan sembilan bentuk Dasar adalah lebih efektif, karena sudah

dasar sebagai item, karena item-item dapat mengukur kreativitas dan sudah

tersebut dianggap memiliki keistimewaan dinyatakan valid secara content dan

dibandingkan tes kreativitas yang lain. construct. Valid secara content karena

15
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa

pengujian yang dilakukan sudah mencakup secara criterion maksudnya adalah melihat

pengujian terhadap lima orang pakar. Dari sejauh mana hasil pengukuran tes

pengujian tersebut diperoleh hasil bahwa Kreativitas Bentuk Dasar sama dengan

butir-butir yang ada dalam Tes Kreativitas hasil pengukuran variabel yang dijadikan

Bentuk Dasar dapat mengukur aspek-aspek kriteria. Jenis criterion-related validity

yang ingin diukur. Sedangkan valid secara yang digunakan pada penyusunan tes

construct maksudnya adalah hasil skor tes Kreativitas Bentuk Dasar adalah predictive

Kreativitas Bentuk Dasar sudah validity. Tujuannya adalah untuk

menggambarkan teori kreativitas Torrance mengetahui sejauh mana skor tes

yang mendasari penyusunan tes Kreativitas Kreativitas Bentuk Dasar dapat

Bentuk Dasar. Selain itu, Tes Kreativitas meramalkan keberhasilan dalam

Bentuk Dasar lebih efisien, karena hanya melakukan sesuatu di waktu mendatang

dalam waktu 8 menit sudah mampu berdasarkan IPK.

mengukur kreativitas mahasiswa teknik Pada penyusunan Tes kreatiivitas

jurusan arsitektur. Bentuk Dasar, juga dilakukan pengujian

Tes Kreativitas Bentuk Dasar reliabilitas, yaitu: consistency cross-time

sudah memenuhi syarat secara validasi reliability (test-retest). Consistency cross-

karena telah menggunakan 4 jenis time reliability (test-retest) maksudnya

validitas, yaitu: (1) Validitas Isi (Content adalah mengukur reliabilitas dengan cara

Validity), (2) Validitas Tampilan (Face melakukan tes terhadap subyek yang sama

Validity), (3) Construct Validity,dan (4) sebanyak dua kali dengan selang waktu

Criterion Validity. Valid secara face atau yang berbeda. Tes Kreativitas Bentuk

tampilan maksudnya adalah alat ukur Tes Dasar sudah dinyatakan reliabel karena

Kreativitas Bentuk Dasar sudah dapat memiliki nilai di atas standar pembuatan

dipahami oleh 16 calon subyek. Valid alat ukur yaitu 0.8.

16
Pengembangan Alat Ukur Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur

Pada penyusunan alat tes Saran

Kreativitas Bentuk Dasar, standar norma Alat tes kreativitas bentuk dasar

yang digunakan berdasarkan percentile dapat digunakan sebagai alat untuk

rank. Ada lima norma yang dihasilkan mengukur kreativitas calon mahasiswa

berdasarkan empat aspek yaitu: fluency, baru jurusan arsitek, agar mereka yang

flexibility, elaborasi, originalitas dan nantinya diterima memenuhi kualifikasi

norma secara keseluruhan. yang dibutuhkan untuk menjadi seorang

arsitek. Hal ini bertujuan untuk

Simpulan mengurangi jumlah mahasiswa yang drop

Pada penyusunan tes Kreativitas out karena tidak mampu memenuhi tugas-

Bentuk Dasar peneliti menyimpulkan 4 hal tugas mata kuliah yang umumnya

yaitu: (1) dari tes Kreativitas Bentuk Dasar membutuhkan daya kreativitas yang tinggi.

dihasilkan sembilan bentuk dasar sebagai

item serta instruksi pengerjaan; (2) Daftar Pustaka

berdasarkan studi validasi, tes Kreativitas Budihardjo, E. (1997). Arsitektur

Bentuk Dasar dapat dinyatakan valid berbicara tentang: Arsitektur

secara content, construct dan criterion; (3) Indonesia. Bandung: Alumni.

tes Kreativitas Bentuk Dasar memiliki Carter, R. (2000). Exploting your creative

consistency cross-time (test-retest) resources, 1. Retrieved October 23,

reliability di atas standar yaitu 0.8; (4) dari 2006 from

penyusunan tes Kreativitas Bentuk Dasar http://www.proquest.umi.com.

dapat dihasilkan norma percentile rank. Cropley, A. J. (2000). Defining and

measuring creativity: Are creativity

test worth using?.72(23). Retrieved

17
Yeni Anna Appulembang & P. Tommy Y.S. Suyasa

December 12, 2006 from Pratitis, N. T., & Panding, M. G. (2002).

http://www.proquest.umi.com. Hubungan antara karakteristik

Munandar, S. C. U. (1999b). Strategi “kepribadian yang kreatif” dan

mewujudkan potensi kreatif dan motivasi ekstrinsik-instrinsik

bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka dengan kreativitas. Anima, 17, 120-

Utama. 130.

Munandar, S. C. U. (2004). Suharnan (2002). Skala C.O.R.E. sebagai

Pengembangan kreativitas anak alternative mengukur kreativitas:

berbakat.Jakarta: Rineka Cipta. Suatu pendekatan kepribadian.

Plucker, J. A., & Roeper, M. A. R. (1998). Anima, 18, 36-56.

The death of creativity Sumalyo, Y. (2005). Arsitektur modern

measurement has been greatly akhir abad XIX dan abad XX (edisi

exaggerated: Current issues, ke-2). Yogyakarta: Gajah Mada

recent advances and future University.

directions in creativity assessment, Suzette, R. M & Daquiz, R. (2006)

36(21). Retrieved November 20, Businessworld, 1. Retrieved

2006 September 29, 2006, from

from://www.proquest.umi.com. http://www.proquest.umi.com

18

Anda mungkin juga menyukai