Anda di halaman 1dari 14

“Dampak Pemberian Tugas Maket Menjelang UTS Bagi

Kesehatan Mental Mahasiswa Arsitektur ITERA”


Atiqah Nabilah, Ganeva Aryatama Ramadhan, Syahrul Ramadhan
Arsitektur, Institut Teknologi Sumatera, Jl.Senopati Raya, Kecamatan Sukarame, Kota
Bandar Lampung, Lampung 35131, Indonesia.
email: syahrul.122240090@student.itera.ac.id

ABSTRAK

Dalam program studi arsitektur, tentu tidak asing dengan tugas maket. Maket adalah tugas bentuk
tiruan suatu objek dalam tiga dimensi dan berskala kecil. Maket biasanya terbuat dari kayu, kertas, tanah liat,
dan sebagainya. Maket berguna untuk membantu mahasiswa menampilkan gambaran visual mengenai bangunan
atau area yang dimaksud dengan skala yang tepat, tanpa perlu mengamati langsung objek aslinya.

Pada tugas ini, mahasiswa dapat menuangkan ide, ekspresi dan kreativitas nya dalam sebuah maket.
Namun, dibalik itu semua, banyak mahasiswa yang mengorbankan biaya, waktu tidur, istirahat dan bersantai
mereka. Ditambah lagi waktu pengerjaan tugas maket yang relatif lama dan diberikan saat mendekati ujian
tengah semester akan membuat mahasiswa merasa tertekan ataupun stres karena adanya tugas maket. Hal itu
tentunya dapat mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa arsitektur dalam mengikuti kelas perkuliahan.

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak pemberian tugas maket
menjelang ujian tengah semester (UTS) bagi kesehatan mental mahasiswa arsitektur ITERA

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arsitektur adalah seni atau praktik merancang dan membangun struktur dan
bangunan. Dalam arti yang lebih luas, arsitektur dapat mencakup desain dan kontruksi
seluruh lingkungan binaan pada tingkat makro, seperti perencanaan kota, bukan hanya satu
bangunan dan pelengkapnya.
Praktik ini, yang dimulai pada zaman prasejarah, digunakan untuk mengekspresikan
budaya setiap peradapan di setiap benua, Itu sebabnya arsitektur dianggap seni. Teks tentang
arsitektur telah ditulis sejak zaman kuno. Faktanya, teks tertua tentang teori arsitektur adalah
risalah abad ke-1 De architectura oleh arsitek Romawi Vitruvius.
Menurutnya, bangunan yang baik harus memiliki firmitas (kekuatan), utilitas (fungsi),
dan Venustas (keindahan). Pada abad ke-19 Louis Sullivan membuat pernyataan “Form
Follows Function”, yang berarti “bentuk mengikuti fungsi”. Pernyataan ini sering dipadukan
dengan konsep arsitektur modern. Elemen “fungsi” tidak hanya mencakup kegunaan, tetapi
juga dimensi estetika, psikologis, dan budaya. Gagasan arsitektur berkelanjutan
diperkenalkan pada akhir abad ke-20.
Di KBBI, arsitektur adalah seni dan ilmu merancang dan membangun gedung,
jembatan, dan lain-lain; ilmu bangunan di sini kami mencatat bahwa bangunan selain rumah
atau bangunan (bangunan tempat tinggal) dapat dirancang di area ini. Sedangkan konsep
arsitektur dalam kamus Webster adalah seni atau Praktik merancang struktur bangunan,
terutama yang layak huni.
Dalam lingkup Pendidikan, siapa yang tidak mengetahui tentang jurusan arsitektur,
jurusan yang lumayan banyak di minati oleh lulusan SMA/SMK sederajat ini memiliki
banyak sekali keunikan. Jurusan arsitektur merupakan jurusan dimana menawarkan gelar pra-
profesional di bidang arsitektur, juga memberikan ilmu pengetahuan dasar tentang teori
ataupun kedisplinan dalam bidang arsitektur.
Dalam program ini juga memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan yang dapat
digunakan oleh lulusan sarjana menuju jenajng pendidikan yang lebih tinggi atapun untuk
melanjutkan ke program keprofesian agar dapat menjadi arsitek professional dan di akui oleh
Negara.
Arsitektur merupakan wadah dari proses pendidikan, bukan hanya sebagai wadah atau
tempat, peran penting arsitektur ditunjukan oleh instalasi atau karya arsitektur yang dapat
mengubah kehidupan dan perkembangan manusia, termasuk pembelajaran.
Agustin Rodriguez-Bachiller mengatakan dalam bukunya Urban Planning Education
bahwa perkembangan kota mempengaruhi system pendidikan di kota saat ini. Selain itu, Y.B.
mangunwijaya mengungkapkan bahwa arsitektur adalah pencipta suasana, penyatuan
kegunaan dan citra. Ini berarti bahwa arsitektur dapat mempengaruhi orang, bahkan perilaku
mereka.
Kutipan lain dari Winston Churcill yang mengatakan “kami membentuk bangunan
kami dan kemudian bangunan kami membentuk kami”. Jadi jelaslah bahwa arsitektur dapat
mempengaruhi perilaku manusia, karena melalui rancangan bangunan yang menjadi ruang
hidup kita, dan secara tidak langsung bangunan tersebut membentuk kembali cara kita
beradaptasi dengan lingkungan tempat kita tinggal.
Ada organisasi di dunia arsitektur yang peduli dengan pendidikan. Nama organisasi
ini adalah Architacture for Education Incorporated yang berbasis di California. Aliansi ini
memberikan beberapa alasan mengapa mereka tertarik pada “arsitektur pendidikan”. Salah
satu pernyataannya tentang arsitektur pendidikan adalah: “ Kami percaya bahwa peluang
pendidikan berlimpah di setiap lingkungan. Jalur pembelajaran baru dapat didukung dengan
memasukkan komponen pendidikan yang merupakan bagian integral dari arsitektur, baik di
gedung, trotoar, atau lanskap.” Asosiasi ini fokus pada pembangunan fasilitas pendidikan,
khususnya sekolah
Maka jelas bahwa masalah pendidikan dapat diperbaiki melalui pendekatan
lingkungan social. Pemberdayaan masyarakat untuk menyadarkan mereka akan pentingnya
pendidikan bisa menjadi awal dari perbaikan pendidikan di masyarakat Indonesia. Hal ini
terjadi karena tidak semua orang menganggap bahwa pendidikan itu penting.
Dalam tingkatan perguruan tinggi, program studi arsitektur mempelajari tentang
desain dan rancangan kontsruksi bangunan. Program studi asritektur lebih mengarah ke ide,
konsep, dan desain diatas kertas sedangkat untuk bentuk dan bangunan aslinya akan di
kerjakan oleh teknik sipil. Banyak sekali bidang ilmu pengetahuan yang di pelajari di
arsitektur, salah satunya ialah studio arsitektur.
Pada tahapan awal mahasiswa akan masuk pada studio presentasi arsitektur dan pada
semester berikutnya akan masuk pada studio dasar arsitektur. Pada kelas studio tersebut
mahasiswa di berikan beberapa tugas yang mengasah logika berfikir sehingga dapat
membuka wawasan para mahasiswa baru terhadap perencanaan pembangunan suatu proyek
bangunan. Salah satu tugas tersebut ialah pembuatan maket.
Dalam program studi arsitektur, tentu tidak asing dengan tugas maket. Maket adalah
tugas bentuk tiruan suatu objek dalam tiga dimensi dan berskala kecil. Maket biasanya
terbuat dari kayu, kertas, tanah liat, dan sebagainya. Maket berguna untuk membantu
mahasiswa menampilkan gambaran visual mengenai bangunan atau area yang dimaksud
dengan skala yang tepat, tanpa perlu mengamati langsung objek aslinya.
Dikarenakan kerumitannya, banyak mahasiswa yang kewalahan, apalagi jika waktu
yang diberikan lumayan sedikit. Dengan demikian banyak mahasiswa yang merasa lelah
ataupun kekurangan jam tidur dikarenakan tidak bisa mengatur waktunya untuk tugas maket
tersebut. Apalagi pembuatan maket memerlukan bahan yang tidak sedikit dan beberapa bahan
maket di beli secara online sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
Rumusan masalah yang kami dapatkan ialah :
1. Apa saja tanggapan Mahasiswa Arsitektur tentang tingkat kesulitan tugas maket yang
diberikan?
2. Apakah pemberian tugas maket mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa Arsitektur?
3. Apa saja dampak pemberian tugas maket menjelang UTS untuk mahasiswa arsitektur?

Tujuan dari penelitian ini ialah :


1. Untuk mengetahui apa saja tanggapan Mahasiswa Arsitektur tentang tingkat kesulitan
tugas maket yang diberikan
2. Untuk mengetahui apakah pemberian tugas maket mempengaruhi kesehatan mental
mahasiswa Arsitektur
3. Untuk mengetahui apa saja dampak pemberian tugas maket menjelang UTS untuk
mahasiswa arsitektur.

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Arsitektur

Arsitektur adalah seni atau praktik merancang dan membangun struktur dan
bangunan. Dalam arti yang lebih luas, arsitektur dapat mencakup desain dan kontruksi
seluruh lingkungan binaan pada tingkat makro, seperti perencanaan kota, bukan hanya satu
bangunan dan pelengkapnya.1
Di KBBI, arsitektur adalah seni dan ilmu merancang dan membangun gedung,
jembatan, dan lain-lain; ilmu bangunan di sini kami mencatat bahwa bangunan selain rumah
atau bangunan (bangunan tempat tinggal) dapat dirancang di area ini. Sedangkan konsep
arsitektur dalam kamus Webster adalah seni atau Praktik merancang struktur bangunan,
terutama yang layak huni.
Dalam lingkup Pendidikan, Jurusan arsitektur merupakan jurusan dimana
menawarkan gelar pra-profesional di bidang arsitektur, juga memberikan ilmu pengetahuan
dasar tentang teori ataupun kedisplinan dalam bidang arsitektur.
1
(Allan.I.Pratasik & Sangkertadi, 2011)
2.2 Maket

Dalam program studi arsitektur, tentu tidak asing dengan tugas maket. Maket adalah
tugas bentuk tiruan suatu objek dalam tiga dimensi dan berskala kecil. Maket biasanya
terbuat dari kayu, kertas, tanah liat, dan sebagainya. Maket berguna untuk membantu
mahasiswa menampilkan gambaran visual mengenai bangunan atau area yang dimaksud
dengan skala yang tepat, tanpa perlu mengamati langsung objek aslinya. Secara tidak
langsung, maket menjadi media penyampaian sebuah gagasan desain yang dituangkan dalam
sebuah miniatur 3 dimensi berskala tertentu.2
Bentuk dan kualitas dari maket sudah semakin pesat seiring dengan berkembangnya
zaman dan teknologi. Eksistensi dari maket sebenarnya mempunyai fungsi yang cukup
banyak yaitu di ambil dari salah satu contoh ketika ingin membangun sebuah bangunan
perumahan atau perkantoran. Maket dapat menjadi sarana yang sangat praktis untuk
mempresentasikan bangunan yang akan di bangun sehingga konsumen dapat memiliki
gambaran yang lebih jelas terhadap detail bangunan yang akan di milikinya.3
Modelnya mencakup fitur-fitur seperti lubang, overhang, jendela, dan desain langit-
langit. Dalam bentuk abstrak ini, area lanskap kecil disederhanakan dan diilustrasikan dengan
bahan yang dipilih sebagai bidang datar. Jika lanskap miring, dapat dibuat ulang dengan
lapisan horizontal satu di atas yang lain.

Tujuan pembuatan model maket adalah untuk memungkinkan desainer menguji


kualitas desain dalam skala kecil dan membantu desainer mengembangkan rasa ruang,
estetika, dan material. Maket membantu desainer untuk menunjukkan keahlian dan kualitas
mereka terkait ide dan proyek. maket juga dapat digunakan sebagai pedoman dalam
mengevaluasi bangunan sebelum dibangun. Model sederhana, yang disebut "model
fungsional", memungkinkan desainer untuk mengembangkan solusi dan menguji ide, ide
yang tidak dapat disentuh.
Dengan maket tersebut, client dapat melihat secara langsung sebagai objek buatan,
sebagai bentuk tiga dimensi seperti melihat bentuk asli bangunan saat dibuat nanti, Selain itu
client juga dapat melihat bagian denah, bentuk, hingga pencahayaannya.
Untuk mahasiswa membuat maket adalah suatu hal yang baru, dan masih banyak
yang belum tau cara membuat model yang bagus. Mau itu pemilihan bahan, produksi model
atau penyelesaian model tahap akhir.

2.3 Mental

Kesehatan mental adalah keadaan di mana seseorang terlihat baik, dapat menyadari
potensinya sendiri, mengatasi tekanan hidup normal dalam situasi kehidupan yang berbeda,

2
(Hermita, Fungsi Maket Sebagai Media Visual Pada Karya Desain Interior, 2015)
3
(Hermita, Fungsi Maket Sebagai Media Visual Pada Karya Desain Interior, 2015)
dapat bekerja dan menghasilkan secara produktif dan tahu bagaimana berpartisipasi. kepada
komunitas mereka.4
Menurut KBBI, pengertian mental mengacu pada watak dan batin manusia,
bukan badan atau tenaga. Kesehatan mental dapat diartikan sebagai kesejahteraan batin yang
utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan tertentu.
Dikutip dari wikipedia.org, Kesehatan jiwa atau mental health mengacu pada tingkat
kesejahteraan jiwa atau tidak adanya gangguan jiwa. Kesehatan mental terdiri dari banyak
jenis kondisi, seringkali dikategorikan sebagai "kondisi sehat", "gangguan kecemasan",
"stres", dan "kondisi depresi".

METODELOGI PENULISAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif melalui survey dengan


menggunakan media google form. Survey merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan
untuk mengumpulkan data penelitian.Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Survey adalah
metode utama pengumpulan data yang mengajukan pertanyaan kepada masing-masing
responden . Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa survey adalah metode pengumpulan
informasi dari suatu kelompok yang mewakili populasi jumlah responden yang banyak .
Dikarenakan keterbatasan waktu dan jarak lokasi peneliti dengan narasumber, maka
survey dilakukan secara online berbasis soal yang dibagikan melalui tautan google form.
Survey dilakukan pada tanggal 17 April 2023 hingga tangggal 1 Mei 2023 dengan beberapa
mahasiswa arsitektur ITERA angkatan ke 22.
Topik pembahasan atau pertanyaan survey berdasarkan rumusan masalah yang ada,
hal ini dilakukan agar tercapainya tujuan dari penelitian. Adapun topik atau pertanyaan yang
diajukan adalah mengenai analisis dampak pemberian tugas maket menjelang UTS bagi
kesehatan mental mahasiswa arsitektur ITERA.

Hasil dan Pembahasan

4
(Radiani, 2019)
Pada bab ini, akan dibahas hasil dari penelitian mengenai dampak pemberian tugas
maket sebelum UTS terhadap mental mahasiswa arsitektur ITERA, serta pembahasan
mengenai temuan-temuan yang didapat dalam penelitian ini.

4.1 Tingkat Kesulitan Tugas Maket

Dalam dunia arsitektur tentunya tidak asing dengan istilah maket. Dalam sebuah
maket memiliki tahapan pengerjaan sesuai dengan urutannya, antara lain pembuatan gambar
denah, gambar potongan, gambar tampak, gambar atap, hingga perspektif. Setelah pengerjaan
gambar tersebut selesai, barulah maket mulai dapat dikerjakan. Dalam tahap pembuatan
maket sendiri tentunya terdapat beberapa hal yang menjadi tingkat kesulitan dalam
pengerjaannya. Kesulitan dalam pembuatan maket biasanya beragam dari setiap individu.
Dalam penelitian ini, dilakukan survei terhadap beberapa responden mahasiswa
arsitektur ITERA yang sedang menempuh semester 2. Survei dilakukan dengan
menggunakan kuisioner yang terdiri dari 10 pertanyaan, yang dirancang untuk menggali
informasi mengenai dampak pemberian tugas maket menjelang UTS terhadap kesehatan
mental mahasiswa arsitektur ITERA.
Menurut survey yang kami lakukan, kami memperoleh data tentang beberapa tahap
kesulitan pengerjaan maket dari masing-masing individu sebagai berikut :

Gambar 1 Tahap Pembuatan Maket


Dalam gambar tersebut memperoleh beberapa data tentang beberapa kesulitan dalam tahap
pembuatan maket, antara lain tahap perancangan, tahap pembuatan atap, tahap pemotongan
sekaligus pendetailan, dan tahap pengeleman. Berikut penjelasan tentang beberapa jawaban
tersebut.
4.1.1 Tahap Perancangan

Pada tahap ini termasuk tahapan yang sulit. Mahasiswa harus menuangkan ide
gagasan sebuah desain yang akan di buat. Identifikasi kebutuhan baik itu pemilihan
bahan yang akan digunakan, jenis maket yang akan dibuat, konsep dasar yang
digunakan yang mencakup ide-ide dasar tentang bentuk, ukuran, warna, material, dan
elemen lainnya yang akan digunakan dalam pembuatan maket.
Mahasiswa juga melakukan pembuatan sketsa. Setelah konsep dirancang,
langkah selanjutnya adalah membuat sketsa maket. Sketsa ini berfungsi sebagai
panduan untuk pembuatan maket. Sketsa harus mencakup semua elemen dan detail
yang telah dirancang dalam konsep.
4.1.2 Tahap pembuatan atap

Pada tahap ini tergolong sulit karena mahasiswa di tuntut untuk mendesain
sebuah atap yang sesuai dengan bentuk bangunan dan keadaan lingkungan sekitarnya.
Bentuk atap sendiri harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi iklim. Selain itu
mahasiswa harus mempertimbangkan bahan yang mereka pilih dalam pembuatan
desain atap, baik pada desain ataupun pada bahan maket.
4.1.3 Tahap pemotongan dan pendetailan

Pada tahap ini mahasiswa harus melakukannya dengan hati hati dan teliti,
karena pada tahap pemotongan sendiri jika tidak di lakukan dengan hati hati bisa
menyebabkan hasil dari pemotongan tidak rapi dan pada tahap pendetailan sendiri itu
juga membutuhkan ketelitian sebab pada pada tahap ini mahasiswa memberikan
tambahan bagian bagian ornamen yang ukurannya lumayan kecil, itulah mengapa
pada tahap pemotongan dan tahap pendetailan tergolong sulit saat pengerjaan maket.
4.1.4 Tahap Pengeleman

Pada tahap ini mahasiswa harus memiliki kesabaran dan ketelitian ekstra.
Karena pada tahap ini adalah tahap penggabungan bahan maket yang sudah diukur
dan dipotong menjadi satu kesatuan yang utuh. Tahap pengeleman harus di lakukan
dengan teliti dan hati-hati agar hasil akhir sebuah maket terlihat layak dan rapih.

4.2 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Mahasiswa Arsitektur


ITERA Ketika Diberikan Tugas Maket
Kesehatan mental sering kali terjadi akibat beberapa faktor tertentu, setiap individu
tentunya memiliki faktor yang berbeda. Menurut hasil survey yang kami lakukan, kami
memperoleh data sebagai berikut.

Gambar 2 Waktu Pemesanan Bahan Maket


Gambar 3 Tentang Total Waktu Tidur

Gambar 4 Biaya Dalam Pembuatan Maket

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa arsitektur


ITERA antara lain:
4.2.1 Keterbatasan waktu dan finansial
Mahasiswa arsitektur ITERA seringkali memiliki keterbatasan waktu dan
finansial dalam mengakses layanan kesehatan mental yang dapat mempengaruhi
kemampuan mereka untuk memperoleh perawatan yang tepat waktu.
4.2.2 Pola tidur yang tidak sehat

Karena jadwal yang sibuk, mahasiswa arsitektur ITERA seringkali tidak


memiliki waktu yang cukup untuk tidur. Hal ini dapat menyebabkan pola tidur yang
tidak teratur dan dapat mempengaruhi kesehatan mental.
4.2.3 Biaya pembuatan tugas

Dalam suatu pembuatan maket biasanya memiliki jumlah biaya yang berbeda
beda, tergantung dengan pemilihan material yang akan digunakan. Jika menginginkan
maket yang berkualitas bagus dan menarik maka material dan bahan bahan lainnya
yang di gunakan harus baik pula, dan semakin baik kualitas bahan yang dipilih maka
biaya yang di butuhkan untuk bahan tersebut akan semakin mahal.

4.3 Dampak pemberian tugas maket menjelang UTS bagi kesehatan mental mahasiswa
arsitektur

Pemberian tugas maket menjelang UTS memberikan beberapa dampak yang


signifikan terhadap kesehatan mental mahasiswa arsitektur ITERA. Berikut hasil dari
kuisioner yang sudah kami lakukan beberapa hari yang lalu;

Gambar 5 Total Jam Tidur


Gambar 6 Diagram Presentase Kefokusan Mahasiswa
Gambar 7 dan 8 Data Jawaban Beberapa Responden

Berikut adalah beberapa dampak yang di alami oleh beberapa responden kami mengenai
pemberian tugas mendekati UTS;
4.3.1 Waktu tidur yang tidak cukup

Karena jadwal yang sibuk, mahasiswa arsitektur ITERA seringkali tidak


memiliki waktu yang cukup untuk tidur teratur . Untuk tidur yang cukup,kita
membutuhkan waktu kurang lebih 8-9 jam setiap hari nya.

4.3.2 Pikiran menjadi tidak fokus

Pemberian tugas maket sebelum UTS membuat beberapa mahasiswa arsitektur


ITERA sering kehilangan fokus, karena tugas yang di berikan bukan hanya satu atau
dua tugas saja, namun langsung beberapa sekaligus. Hal ini membuat fokus mereka
terpecah dan menyebabkan mereka tidak terlalu maksimal dalam mengerjakan tugas
yang di berikan, apalagi tugas maket memerlukan fokus yang cukup banyak sehingga
akan sangat menghambat tugas tersebut jika terlalu sering kehilangan fokus dan
konsentrasi.

SIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan survey tentang Dampak Pemberian Tugas Maket Menjelang UTS
Bagi Kesehatan Mental Mahasiswa Arsitektur ITERA, kami memperoleh beberapa informasi
dari data tersebut.

Tugas maket merupakan salah satu tugas yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
hal ini didasari dengan hasil survey yang mengatakan bahwa pengerjaan tugas maket
membutuhkan waktu paling cepat 1 jam sebelum tenggat waktu, dan paling lama
membutuhkan 1 Minggu sebelum tenggat waktu. Hal tersebut dikarenakan dalam pengerjaan
tugas maket memiliki tahap tahap tertentu, seperti tahap perancangan, tahap pembuatan atap,
tahap pemotongan sekaligus pendetailan, dan tahap pengeleman yang tentunya memiliki
tingkat kesulitan tersendiri.

Hal tersebut juga menimbulkan beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan


mental mahasiswa arsitektur ITERA, antara lain masalah pembagian waktu dan masalah
finansial, pola tidur yang tidak sehat karena adanya tugas tugas yang tergolong sulit, tenggat
waktu tugas yang bersamaan dengan tugas lain, dan biaya pembuatan tugas yang tidak
murah.

Dampak dari pemberian tugas maket menjelang UTS bagi mahasiswa arsitektur
ITERA yaitu kesehatan mental yang terganggu. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain berkurangnya waktu tidur dan terpecahnya kefokusan terhadap tugas karena
kesulitan dalam pembagian waktu sehingga mahasiswa merasa stres dan gelis

DAFTAR PUSTAKA
Allan.I.Pratasik, & Sangkertadi. (2011). Arsitektur Pintar. Media Matrasain Vol 8, 1-13.
Hermita, R. (2015). Fungsi Maket Sebagai Media Visual Pada Karya Desain Interior. Jurnal
Proporsi Vol 1, 2.
Hermita, R. (2015). Fungsi Maket Sebagai Media Visual Pada Karya Desain Interior. Jurnal
Proporsi Vol 1, 1-12.
Radiani, W. A. (2019). Kesehatan Mental Masa Kini dan Penanganan Gangguannya Secara
Islami. Jurnal Of Islamic and Law Studies Vol 3, 1-27.

Anda mungkin juga menyukai