Dosen Pengampu
Disusun Oleh:
PASCASARJANA
2020
1
A. CONCEPT MAPPING
2
a. Rantai kejadian (events chain)
Gambar 1.1
Sumber : https://moondoggiesmusic.com/rantai-makanan/
3
Adapun peta konsep pohon jaringan cocok diguanakan dalam materi
ekosistem dan untuk memvisualisasikan suatu hal yang menunjukkan
sebabakibat, suatu hirarki, prosedur yang cabang, dan istilah-istilah yang
berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan - hubungan.
Adapun contoh dari peta konsep pohon jaringan adalah sebagi berikut:
Gambar 2.1
Sumber : https://www.aanwijzing.com/2016/08/Keseimbangan-Ekosistem-
Pelajaran-IPA-SD-Kelas-6.html
4
Gambar 3.1
Sumber : http://mpgsiklusair-
evaporasi.blogspot.com/2008/11/peta-konsep_03.html
Gambar 4.1
5
Sumber : https://www.slideshare.net/ridwanhamzah/ppt-
model-webbed
Peta konsep dalam pembelajaran IPA bisa terbangun pada diri siswa
melalui proses pembelajaran IPA yang konstruktivistik dimulai dari
pengetahuan awal siswa dalam pengalaman pribadinya dikaitkan dengan
pengetahuan baru yang diperolehnya dalam kegiatan pembelajaran
dilingkungan sekitarnya terkait dengan pengetahuan IPA. Kemampuan peserta
didik dalam memahami materi, didasarkan pada kemampuan berpikirnya.
Siswa yang memiliki keunggulan dalan kognitifnya akan mampu memahami
materi dengan mudah. Sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan rendah
dalam kognitifnya akan mengalami kesulitan dalam memahami materi.
6
Menyikapi hal tersebut, diperlukan pemahaman konsep terlebih dahulu. Siswa
harus dilatih membuat peta konsep terkait materi yang akan dikaji.
7
materi IPA. Kemampuan mengintegrasikan materi atau informasi dari
berbagai sumber antara pengalaman pribadi siswa dapat di peroleh dari
interaksi sosial siswa pada teman di kelasnya dalam kegiatan diskusi secara
langsung dan menjadikan pembelajaran bermakna.
7
Hellen Ward, Pengajaran Sains Berdasarkan Cara Kerja Otak, Terj. Endah Sulistyowati,Agus
Suprapto (Jakarta Barat: PT Indeks 2010),22
8
yang penting adalah bagaimana pada peta konsep itu memperlihatkan konsep-
konsep itu saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menyusun peta konsep
dibutuhkan konsep atau kejadian dan kata-kata penghubung yang akan
mengaitkan konsep-konsep itu menjadi proposisi yang bermakna. Proposisi
inilah nantinya akan disimpan dalam struktur kognitif siswa ketika mengikuti
pembelajaran IPA yang akan kita laksanakan di dalam kelas.
8
Dr. Sri Sulistyorini. M.Pd, Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar Dan Penerapannya Dalam
Ktsp (Yogyakarta: Tiara Wacana 2007),15
9
dari berbagai macam sumber baik yang tertulis dalam bentuk buku, majalah,
jurnal dll, ataupun melalui fenomena alam (kejadian atau peristiwa ) yang ada
di lingkungan siswa itu sendiri. Dengan peta konsep, diharapkan siswa akan
dapat memperluas pengetahuannya tentang IPA baik dari buku sumber
ataupun dari fenomena alam, sekaligus melalui kegiatan ini pemaknaan siswa
tentang konsep IPA akan jauh lebih meningkat. Dalam prosesnya bentuk peta
konsep yang dibuat oleh siswa mungkin akan didasari oleh konsepsi mereka
sendiri yang tidak sesuai dengan konsep para ilmuwan (miskonsepsi), Namun
dengan penemuan konsepsi ini guru dapat berusaha mengubahnya, sehingga
dapat diterima.
D. Cara membuat Peta Konsep pada salah satu materi IPA di SD/MI
9
Hellen Ward, Pengajaran Sains Berdasarkan Cara Kerja Otak, Terj. Endah Sulistyowati,Agus
Suprapto (Jakarta Barat: PT Indeks 2010),105
10
Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta. Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK hal 17
10
3. Konsep yang inklusif terdapat di puncak lalu menurun pada konsep–
konsep yang lebih khusus.
4. Suatu hierarki pada peta konsep akan terbentuk bila dua atau lebih
konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif. Suatu peta
konsep digambarkan secara umum dulu, baru setelah itu digambarkan konsep–
konsep secara khusus.
11
Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem dan jaring-jaring makanan
di lingkungan sekitar). Pengkajian materi ekosistem akan di buat secara peta
konsep. Peta konsep yang di buat oleh siswa, didasarkan pada pengetahuan
yang dia miliki kemudian di gabungkan dan di integrasikan dengan
pengetahuan baru yang diarahkan oleh guru IPA. Berikut penerapan peta
konsep pada materi IPA kelas V Tema 5 Subtema tentang Ekosistem.
12
Sumber belajar penunjang plpg 2017 mata pelajaran IPA BAB VI oleh Dr. Ramlawati, M.Si.
Drs. H. Hamka L, M.S. Sitti Saenab, S.Pd., M.Pd. Sitti Rahma Yunus, S.Pd., M.Pd Ekologi
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan
2017 hlm. 5
12
disebut organisme autotrof. 2). Komponen heterotrof (heterros=berbeda,lain),
yaitu organisme yag mampu memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai
bahan makanannya dan bahan tersebut disintesis dan disediakan oleh
organisme lain. Manusia, hewan, jamur dan jasad renik termasuk dalam
kelompok ini.
13
Komponen-komponen ekosistem mencakup : Faktor Abiotik,
Produsen, Konsumen dan Dekomposer (Pengurai). Di antara komponen-
komponen ekosistem terjadi interaksi, saling membutuhkan dan saling
memberikan apa yang menjadi sumber penghidupannya. Tuhan menciptakan
faktor abiotik untuk mendukung kehidupan tumbuh-tumbuhan sebagai
produsen; kemudian tumbuh-tumbuhan tersebut menjadi mendukung
kehidupan organisme lainnya (binatang dan manusia) sebagai konsumen
maupun detritivora, dan akhirnya dekomposer (bakteri dan jamur)
mengembalikan unsur-unsur pembentuk makhluk hidup kembali ke alam lagi
menjadi faktor-faktor abiotik, demikian seterusnya terjadilah daur ulang
materi dan aliran energi di alam secara seimbang.
b. Komponen-komponen Ekosistem
Komponen ekosistem dapat dilihat dari susunan yang terdapat dalam
komponen, yaitu: sistem dengan ekosistem yang tersusun atas makhluk hidup
disebut dengan komponen biotik; dan faktor lingkungan yang tak hidup dalam
ekosistem disebut dengan komponen abiotik.
1. Komponen Biotik
Setiap makhluk hidup membutuhkan tempat untuk tinggal yang
disebut dengan habitat. Misalnya semut, mempunyai habitat di tanah.
Namun, selain semut tanah juga merupakan habitat bagi cacing tanah dan
makhluk hidup lainnya.
14
Didalam ekosistem komponen biotik juga terdiri dari organisme
yang saling mengadakan interaksi. Akibat dari adanya interaksi ini
memunculkan adanya organisasi kehidupan. Organisasi kehidupan yang
terkecil sampai yang terbesar, adalah sebagai berikut : individu –
populasi – komunitas – bioma –biosfer.
a. Individu adalah makhluk hidup tunggal yang secara otonom dapat
melakukan proses-proses hidup secara mandiri.
b. Populasi adalah kumpulan dari individu-individu yang terdiri dari
satu spesies yang secara bersama-sama menempati luas wilayah
yang sama, mengandalkan sumberdaya yang sama, dan dipengaruhi
oleh faktor lingkungan yang sama serta memiliki kemungkinan yang
tinggi untuk berinteraksi satu sama lain.
c. Komunitas adalah kumpulan dari beberpa populasi yang saling
berinteraksi, menempati suatu daerah, dan dalam waktu
tertentu.setiap komunitas berbeda-beda dalam hal kekayaan spesies
(species richness) jumlah spesies yang mereka miliki dan
kelimpahan relatif spesies (relative abundance).
d. Ekosistem adalah kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan
lingkungan.
e. Bioma adalah kesatuan ekosistem-ekosistem dalam skala yang luas
yang dibedakan berdasarkan iklim.
f. Biosfer adalah kesatuan ekosistem-ekosistem yang berada diseluruh
permukaan bumi.
2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan aspek tak hidup yang ada dalam
ekosistem. Misalnya :
a. Cahaya
Matahari merupakan sumber energi yang ada di muka bumi ini.
Cahaya matahari yang sampai ke bumi sangat diperlukan oleh
makhluk hidup.
b. Udara
15
Udara terdiri atas berbagai macam gas yaitu nitrogen, oksigen,
karbon dioksida, dan gas-gas lainnya. Oksigen dibutuhkan oleh
banyak makhluk hidup untuk bernafas. Karbon dioksida dalam udara
dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis.
Angin dapat membantu proses penyerbukan dan penyebaran biji.
c. Air
Air sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup baik yang
berhabitat di darat maupun perairan. Air dapat berbentuk padat, cair,
dan gas.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi beragam makhluk hidup
mulai dari yang berukuran renik, seperti bakteri dan protozoa, hingga
yang berukuran besar, seperti gajah.
e. Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor penting bagi makhluk hidup.
Suhu merupakan faktor penting dalam proses metabolisme makhluk
hidup, suhu tubuh optimal untuk metabolisme tubuh adalah 37°C.
f. Topografi
Topografi adalah keadaan tinggi atau rendahnya permukaan
bumi pada suatu tempat. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu
lingkungannya akan semakin rendah.
Makhluk hidup dapat dipisahkan dari lingkungan dari lingkungan
abiotiknya dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
Setiap tempat di alam ini, terdiri atas makhluk hidup dan substansi
abiotiknya yang saling berinteraksi dan terjadi pertukaran materi antar
komponen biotik dan abiotik, sehingga suatu sistem ekologi atau
ekosistem.
Secara struktural terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Dengan
demikian setiap ekosistem terdiri atas empat komponen yaitu:
1. Substansi abiotik berupa zat-zat anorganik seperti: C, N, CO2, H2O,
dan lain-lain yang terlibat dalam daur materi dan zat-zat organik
16
seperti: protein, karbohidrat, lemak, vitamin, serta iklim seperti
temperatur, kelembaban, tekanan udara dan lain-lain.
2. Produsen: organisme autotrof, terutama tumbuhan-tumbuhan hijau
yang dapat menghasilkan bahan makanan dari bahan organik
sederhana.
3. Konsumen: ornganisme heterotrof yang sebagian besar berupa
binatang yang makan organisme lain. Terutama herbivora dan
karnivora.
4. Pengurai atau dekomposer:organisme heterotrof seperti bakteri dan
jamur (cendawan) yang menguraikan dan memanfaatkan organisme
mati.
17
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD
Kelas / Semester : V (Lima) / 1
Tema 5 : Ekosistem
Sub Tema 3 : Keseimbangan Ekosistem
Pembelajaran : 5
Fokus Pembelajaran : IPA
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)
18
makanan di keseimbangan ekosistem.
lingkungan sekitar. 3.5.3 siswa mampu mengidentifikasi alasan
beberapa hewan yang harus dilindungi.
4.5 Membuat karya 4.5.1 siswa mampu mendesain peta konsep
tentang konsep jaring- tentang komponen ekosistem secara
jaring makanan dalam terstruktur.
suatu ekosistem. 4.5.2 siswa mampu mengembangkan peta konsep
berupa garis cabang penghubung
dengankata kunci tentang pengelompokan
kegiatan yang dapat mengganggu komponen
dan keseimbangan ekosistem.
4.5.3 siswa mampu mengkonstruk alasan
beberapa hewan yang harus dilindungi.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan mencermati teks bacaan, siswa mampu menentukan pokok
pikiran dan informasi penting ke dalam bentuk peta pikiran dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai teks bacaan berdasarkan
peta pikiran dan dalam bentuk Concept Mapping secara tepat.
Dengan memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru,
siswa mampu membuat sebuah Concept Mapping mengenai berbagai
macam kegiatan manusia yang dapat memengaruhi keseimbangan
ekosistem secara jelas dan akurat.
Dengan membuat Concept Mapping siswa mampu memahami
keseimbangan ekosistem, kegiatan yang mengganggu dalam
keseimbangan ekosistem, dan mengkonstruk alasan beberapa hewan
harus dilindungi.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Mencermati teks bacaan, siswa mampu:
- Menentukan pokok pikiran atau Concept Mapping dan informasi
penting ke dalam bentuk Concept Mapping.
- Membuat garis cabang yang saling berhubungan menggunakan kata
kunci tentang keseimbangan ekosistem.
Mendesain Concept Mapping dengan mengembangkan kata kunci dan
simbol atau gambar yang sesuai dengan keseimbangan ekosistem.
Memahami pengelompokkan kegiatan yang dapat mengganggu
keseimbangan ekosistem.
19
Mengkonstruk alasan beberapa hewan yang harus dilindungi dari desain
Concept Mapping yang telah dibuat.
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Tematik dan Saintifik
Metode : Concept Mapping, Ceramah, Forum Grup Discussion
(FGD)
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahul Siswa diminta untuk mengamati gambar yang 10 menit
uan ada pada Buku Siswa. Guru meminta siswa
untuk menceritakan gambar tersebut kepada
teman sebangkunya. Lalu, Guru meminta
seorang atau dua orang sukarelawan untuk
menceritakan gambar tersebut.
Guru menggunakan pertanyaan yang terdapat
pada Buku Siswa untuk mengarahkan diskusi
kelas.
Guru meminta siswa untuk menuliskan
beberapa pertanyaan tentang topik bahasan hari
ini pada kertas kecil. Lalu, siswa menempelkan
kertas yang berisi pertanyaan tersebut di papan
tulis.
Guru menggunakan cerita Udin pada Buku
Siswa untuk mengarahkan siswa kepada
bencana alam sebagai salah satu penyebab
terjadinya perubahan ekosistem.
Inti Membaca 35 Menit x
Siswa diminta untuk membaca teks bacaan 30 JP
dalam hati. Guru memberikan batas waktu
membaca sehingga semua siswa dapat
menyelesaikan bacaannya dalam waktu yang
bersamaan.
Siswa di stimulasi dengan beberapa pertanyaan
20
yang berkaitan dengan teks bacaan:
- Apa yang dimaksud dengan keseimbangan
lingkungan?
- Kegiatan manusia apa saja yang dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem?
- Mengapa beberapa jenis hewan harus
dilindungi?
- Sebagai seorang siswa, apa yang dapat kamu
lakukan untuk menjaga keseimbangan
ekosistem? (Kegiatan literasi)
Berkreasi (Concept Mapping)
Siswa dikelompokkan menjadi 5 orang dalam
1 kelompok . Dengan memberi tanda untuk
beberapa kata sulit yang mereka temui dan
menentukan pokok pikiran pada setiap paragraf
bacaan.
Siswa menuangkannya ke dalam sebuah peta
pikiran. Peta pikiran disebut juga Concept
Mapping.
Siswa membuat kesimpulan dari bacaan untuk
menghubungkan konsep-konsep di dalam
bacaan menjadi pemahaman mereka sendiri
menggunakan langkah – langkah Concept
Mapping.
Langkah – langkah Concept Mapping :
1. Memilih suatu bahan bacaan dari buku
pelajaran (buku siswa tematik kelas V tema 5
Sub. Tema 3 PB.5)
2. Menentukan konsep-konsep yang relevan
(siswa mampu menemukan kata kunci tentang
komponen ekosistem dalam bacaan.)
3. Mengelompokkan (mengurutkan ) konsep-
konsep dari yang paling inklusif ke yang paling
tidak inklusif atau contoh-contoh (siswa
mampu mendesain peta konsep tentang
komponen ekosistem secara terstruktur)
4. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam
suatu bagan di atas kertas, konsep-konsep yang
paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di
pusat bagan tersebut. (siswa mampu
mengembangkan peta konsep berupa garis
cabang penghubung dengankata kunci tentang
pengelompokan kegiatan yang dapat
21
mengganggu komponen dan keseimbangan
ekosistem).
5. Menghubungkan konsep-konsep tersebut
dihubungkan dengan kata hubung. (siswa
mampu mendesain peta konsep tentang
komponen ekosistem secara terstruktur dengan
kata hubung yang jelas).
6. Jika peta konsep sudah selesai dibuat,
perhatikan kembali letak konsep - konsepnya
atau jika perlu diperbaiki dan disusun kembali
agar menjadi lebih baik lagi.
.
H. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Bentuk Penilaian: Nontes (Membuat peta konsep)
Instrumen Penilaian: Rubrik
IPA KD 3.5 dan 4.5.
Penilaian dilakukan berdasarkan pada:
Pengetahuan mengenai penjabaran faktor-faktor yang memengaruhi
keseimbangan ekosistem.
Keterampilan mengolah peta konsep menjadi informasi yang mudah
dimengerti.
22
Sikap kerja sama dalam mengolah peta konsep.
Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
Aspek Bimbingan
(4) (3) (2)
(1)
Pengetahuan Terdapat Terdapat 4 Terdapat 3 faktor Terdapat
siswa tentang minimal 5 faktor yang yang minimal 2
faktor-faktor faktor yang memengaruhi memengaruhi faktor
yang memengaruhi keseimbangan keseimbangan yang
memengaruhi keseimbangan ekosistem yang ekosistem yang memengar
keseimbanga ekosistem yang akurat lengkap cukup akurat uhi
n ekosistem. sangat akurat berikut lengkap berikut keseimban
lengkap berikut penjabarannya. penjabarannya. gan
penjabarannya. ekosistem
yang
sangat
akurat
lengkap
berikut
penjabaran
nya.
Keterampilan Peta konsep Peta konsep Peta konsep Peta
dalam dibuat sangat dibuat cukup dibuat agak rapi, konsep
menyajikan rapi, teratur, rapi, teratur, dan teratur, tapi agak dibuat
Informasi. dan mudah mudah dibaca. sulit dibaca. terburu-
dibaca. buru, tidak
lengkap,
dan sulit
dibaca.
Sikap saling Siswa sangat Siswa cukup Siswa kurang Siswa
menghargai. berperan aktif berperan aktif berpartisipasi nampak
dan dan dan kurang pasif dan
menghargai menghargai menghargai tidak
sesama teman sesama teman sesama teman dapat
anggotanya. anggotanya. anggotanya. bekerjasa
ma
dengan
anggotan
ya.
Sikap Kecermatan, Kemandirian, dan Saling Menghargai
Diisi dengan catatan khusus hasil pengamatan terhadap sikap siswa yang sangat
baik dan perlu pendampingan, digunakan sebagai data dalam rekapitulasi
penilaian sikap.
23
Instrumen Penilaian: Rubrik
IPA KD 3.5 dan 4.5.
Penilaian dilakukan berdasarkan pada:
Pengetahuan tentang pengaruh kegiatan manusia yang memengaruhi
keseimbangan ekosistem.
Sikap kerja sama dalam mengolah peta konsep
Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
Aspek Bimbingan
(4) (3) (2)
(1)
Pengetahuan Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa tidak
siswa tentang menjelaskan menjelaskan menjelaskan dapat
kegiatan dengan detail, dengan cukup dengan menjelaskan
manusia yang jelas dan akurat detail, jelas cukup detail, dengan detail,
memengaruhi kegiatan walau ada namun tidak jelas dan
keseimbangan manusia yang bagian yang kurang jelas banyak
ekosistem. dapat kurang akurat dan kurang informsai yang
memengaruhi kegiatan akurat, tidak akurat,
keseimbangan manusia yang tentang tentang kegiatan
ekosistem. data kegiatan manusia yang
memengaruhi manusia yang data
keseimbangan data memengaruhi
ekosistem. memengaruhi keseimbangan
keseimbanga ekosistem.
n ekosistem.
(...........) (............)
NIP NIP
24
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Rini Nafsiati. 2009. Peta Konsep Pada Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Rasional Siswa SD/MI. Jurnal Madrasah, Vol 11, No.1
Juli-Desember 2009
Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta. Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK
Muhimmati, Ifa. 2014. Penerapan Tugas Peta Konsep dalam Project –Based
Learning (PJBL) untuk Mahasiswa Pendidikan Biologi UMM di Mata
Kuliyah Sumber Belajar dan Media Pembelajaran, Jurnal Saintifika,
Volume 16, Nomor 2, Desember 2014. (Jember: Universitas Jember).
Novak, J. D. & A. J. Canas. (2006). The theory Underlying Concept Maps and
How to Construct Them. Pensacola, Florida: Institute for Human and
Machine Cognition
25
Sumber belajar penunjang plpg 2017 mata pelajaran IPA BAB VI oleh Dr.
Ramlawati, M.Si. Drs. H. Hamka L, M.S. Sitti Saenab, S.Pd., M.Pd. Sitti
Rahma Yunus, S.Pd., M.Pd Ekologi Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan 2017
26