PROPSAL TESIS
Oleh
NIM. 19760020
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
bagian awal untuk membangun kebiasaan membaca siswa, dan inilah zona
1
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 22 tahun 2006 Tentang Standart Isi.
2
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015
3
Dewi Utami Fuziah, Panduan Gerakan Literasi di Sekolha Dasar, (Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2016), 2.
4
oleh pemerintah juga sebagai bentuk respon dari data evaluasi PISA
Tabel 1.1 Data Hail Survei PISA Tahun 2012, 2015 dan 2018
Gambar 1.1 Kurva Data Hail Survei PISA Tahun 2012, 2015
dan 2018
karakter siswa. Program ini telah digulirkan pada tahun 2015 melalui
sekolah baik itu kepala sekolah, guru, dan peserta didik yang berujung
ini dapat berdampak pada pendidikan karakter siswa yang dapat menjadi
gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain (orisinal); 10)
dapat bekerja sendiri; 11) senang mencoba hal-hal baru; 12) mampu
4
Desmita, Psikologi Perkembangan Anak, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009). 185.
5
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara. 2011). 252.
8
ahli di atas dianggap penting dan perlu dilakukan penelitian pada siswa,
dilaksanakan pada hari selasa untuk kelas bawah (kelas 1- kelas 3), dan
pada hari kamis untuk kelas atas (kelas 4 - kelas 6) dengan prosedur
pertama siswa membaca buku cerita, minggu kedua menulis cerita yang
satu minggu sekali pada jam mata pelajaran language, dari dua sekolah
diantaranya, Apridhona, 2019; Binasdevi, 2019; dan Nuril, 2017. Selain itu
9
karakter siswa juga terdapat pada penelitian milik Respati; 2018, Ariyanti;
hubungan gerakan litersi sekolah dengan hasil belajar siswa pada mata
karakter siswa yang telah menjadi tuntutan dari kurikulum 2013, maka
10
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
di SDI Sabilillah ?
di SD IISS?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
karakter siswa.
peserta didik.
6
Yulisa Wandasari, Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Sebagai Pembentuk
Pendidikan Berkarakter, jurnal manajemen, kepemimpinan, dan supervisi pendidikan, Vol.1. Juli-
Desember 2017, 9.
13
sepanjang hayat, buku yang dibaca bukan merupakan buku teks pelajaran
mampu memiliki karakter disisplin, kreatif, rasa ingin tahu yang tinggi,
yaitu karakter disiplin siswa kelas X dan XI yaitu dengan membaca buku
non pelajaran dan mebaca kitab suci Al-Qur’an, menulis rangkuman, serta
home visit.
7
Reny Nuril Hidayati, Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Gerakan
Literasi Sekolah Pada Siswa Kelas 2 di Sekolah Dasar Muhammadiyah 9 Kota Malang.
Skripsi,Jurusan PGMI, Fakultas Tarbiyah, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang. 2017.
8
Nurasih Hasanah, Program Literasi Sekolah dalam Meningkatkan Kedisplinan Siswa
SMA Negeri 8 Yogyakarta, Skripsi, Jurusan Bimbingan Konseling Islam, UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2016.
14
Siswa Kelas Rendah Sekolah Dasar Tara Salvia Ciputat) ”.9 Penelitian ini
dimana metode ini akan dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
salah satunya diperoleh melalui budaya literasi. Hasil dari penelitian ini
10
Chitra Sari Nilalohita, Budaya Literasi Dalam Pembentukan Karakter Siswa (Analisis
Deskriptif pada Siswa Kelas Rendah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta). Tesis
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2017.
16
Interactive
Standart School
Malang)
F. Definisi Istilah
didik.11
karakter adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan atau budi pekerti yang dapat
11
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Gerakan Literasi Sekolah Dasar,
(Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016, 2.
12
Helaludin, Penguatan Karakter Peserta Didik Melalui Budaya Literasi Karya Sastra,
Seminar Internasional. Journal 2016, 1.
13
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Offline.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Literasi
Literasi di dalam bahasa latin ialah Literatus yang artinya orang yang
belajar, sedangkan literasi yang kita ketahui atau yang lebih kita sering kenal
seseorang dalam membaca dan menulis atau bebas buta huruf.16 Sebuah
individu untuk menggunakan potensi serta skill yang dimilikinya, jadi bukan
14
Divisi Kajian Komisi Pendidikan PPI Dunia 2017/2018, “Literasi di Indonesia”,
White Paper, 2018, 12.
15
Suyono, Implementasi Gerakan Literasi Sekolah pada Pembelajaran Tematik di
Sekolah Dasar, Jurnal Ilmu Pendidikan , Vol 12, 2017, 19.
16
Suyono, Implementasi Gerakan Literasi Sekolah pada Pembelajaran Tematik di
Sekolah Dasar.. 20.
17
Divisi Kajian Komisi Pendidikan PPI Dunia 2017/2018, . . 15.
20
hanya kemampuan baca tulis saja. Lebih lanjut lagi, menurut UNESCO
dan menulis yang tidak hanya terkait pada konteks sumber dan cara
hanya saja terpukau pada kegiatan membaca dan menulis saja, namun literasi
dibaca serta isi di dalam becaan tersebut atau budaya yang ada di dalamnya.
18
Suyono, Implementasi Gerakan Literasi Sekolah pada Pembelajaran Tematik di
Sekolah Dasar, Jurnal Ilmu Pendidikan , Vol 12, 2017, 21.
19
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di
Sekolah Dasar, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), 2.
21
Literasi Sekolah juga bisa diartikan dengan usaha kegiatan partisipatif dengan
kelas yang didukung oleh orang tua dan masyarakat, kemudian kegiatan
literasi yang kita ketahui adalah kegiatan dengan aktivitas membaca dan
menulis. Namun, telah disebutkan di dalam Deklrasi Praha pada tahun 2003
20
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di
Sekolah Dasar. . . 2.
21
Yulisa Wandasari, “Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai Pembentuk
Pendidikan Berkarakter”, Jurnal Manajemen 1, Vol 1, 2017, 19.
22
Yulisa Wandasari, “Implementasi Gerakan Literasi Sekolah . . . 21
22
dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dalam konteks atau
23
Suyono, Implementasi Gerakan Literasi Sekolah pada Pembelajaran Tematik di
Sekolah Dasar, Jurnal Ilmu Pendidikan , Vol 12, 2017, 330.
24
Suyono, Implementasi Gerakan Literasi Sekolah pada Pembelajaran Tematik di
Sekolah Dasar, . . . 331
25
Yulisa Wandasari, “Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai Pembentuk
Pendidikan Berkarakter”, Jurnal Manajemen 1, Vol 1, 2017, 331.
23
bacaan, Gerakan Literasi Sekolah memiliki tujuan umum dan khusus sebagai
berikut.26
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
membaca.
dalam membaca.
26
Indonesia dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, panduan gerakan
literasi sekolahdi jenis sekolah, . .12.
24
pembelajaran.27
agar minat siswa dan minat warga sekolah meningkat dalam hal
siswa.
pengayaan.
bacaan pengayaan dan buku pelajaran. Dalam tahap ini ada tagihan
27
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di
Sekolah Dasar, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), 2.
25
kegemaran, minat khusus, atau tekas multi modal, dan dapat juga
SD, 12 buku bagi Siswa SMP, dan 18 buku bagi Siswa SMA/SMK.
sekolah:
TAHAPAN KEGIATAN
PEMBIASAAN 1. Dimulai dari membaca 15 menit
sebelum pelajaran dumulai dengan
kegiatan membaca buku dengan
nyaring (read aloud) atau membaca di
dalam hati (sustained silent reading).
2. Membentuk lingkungan yang kaya
literasi, diantaranya: (1) mengadakan
tempat baca yang berupa buku bacaan
seperti perpustakaan, sudut baca
dikelas, stempat baca yang nyaman
dan menyenangkan. (2) peningkatan
atau perluasan sarana yang lain seperti
kantin, Unit Kesehatan Sekolah dan
taman yang indah. (3) pengadaan
beberpa koleksi teks cetak, digital,
visual, maupun multimedia yang
mudah diakses oleh seluruh warga di
sekolah; (4) pengajaran bahan kaya
28
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di
Sekolah Dasar, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), 5.
26
teks (print-rich-materials).
PENGEMBANGAN 1. Dimulai dengan 15 menit sebelum
pelajaran di kelas melalui kegiatan
membaca buku dengan nyaring,
membaca dalam hati, membaca
beriringan, dan atau membaca terpadu
diikuti kegiatan lain dengan tagihan
non akademik. Contoh: membuat peta
cerita (story map), menggunakan
graphic organizers, bincang buku.
2. Menumbuh kembangkan lingkungan
yang kaya akan literasi, menjadikan
ekosistem sekolah yang memiliki
kegemaran terhadap membaca untuk
memperoleh pengetahuan melalui
berbagai kegiatan, diantaranya: (a)
apresiasi untuk perilaku yang baik,
peduli terhadap lingkungan sekitar,
dan semangat dalam hal belajar,
apresiasi dilakukan pada saat upacara
hari senin atau hari-hari lainya. (b)
aktivitas akademik yang membawa
terciptanya budaya literasi di
lingkungan sekolah seperti belajar
dikebun, belajar di lingkungan sekitar
sekolah, perpustakaan daerah, dan
taman baca masyarakat.
3. Pengembangan literasi dengan
beberapa kegiatan diperpustakaan
sekolah atau perpustakaan
kota/daerah, taman bacaan, sudut baca
kelas diantaranya (a) membaca buku
dengan nyaring, membaca buku dalam
hati, membaca beriringan (shared
reading), membaca terpandu (guided
reading), melihat film pendek,
membaca tekas visual/digital (materi
dari internet); (b) siswa merespon teks
berupa teks cetak, digital, visual, fiksi,
dan nonfiksi, dengan berbagai
kegiatan seperti menggambar,
membuat peta konsep, berdiskusi, dan
bebrbincang dengan buku.
PEMBELAJARAN 1. Pada tahap pembelajaran ini hal yang
dilakukan sudah mencakup
pembiasaan dan pengembangan yaitu
27
dan pengindeksasian.29
bacaan di sekolah.
29
Sutrianto,dkk. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas,
(Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016), hal 5-6
29
dinilai/dievaluasi.
menyenangkan.
bacaan di sekolah.
di sekolah.
agar termotivasi.
Pembelajaran
c) Pemanfaatan terhadap buku yang bersifat fiksi dan non fiksi dalam
sebagai berikut.30
30
Beers, dkk, A Principla’s guide to Literacy Instructionsebagaimana dikutip oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Kementrian Pendidikan dan Ekbudayaan,
Desain Induk Gerakan Literassi Sekolah . hlm 12-13
31
Prestasi disini bukanlah prestasi akademik saja tetapi juga sikap, dan
upaya siswa.
masing. Peran orang tua dalam membantu gerakan literasi akan semakin
literasi.
hal ini, kegiatan literasi memiliki alokasi waktu yang banyak. Contohnya
B. Pembentukan Karakter
1. Pengertian Karakter
Karakter juga bisa disebut sebagai huruf, angka, ruang, simbol khusus
33
yang dapat dimunculkan pada layar dengan papan ketik.31 Orang yang
khas yang bersumber dari lingkungan keluarga di masa kecil dan juga
bahwa tingkah baik dan buruk manusia itu sudah bawaan dari lahir.
Jika yang di bawa sejak lahir itu baik maka akan memiliki karakter
yang baik, sedangkan jika yang di bawa sejak lahir itu jelek maka
orang itu benar maka tidak ada gunanya ada pendidikan karakter,
karena tidak mungkin karakter orang bisa berubah karena sudah taken
perbedaan pendapat bahwa karakter itu bisa dirubah dan dibentuk bisa
31
Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat bahasa, 2008, hlm 680
32
Helaluddin, Penguatan Karakter Peserta Didik Melalui Budaya Literasi Karya Sastra,
seminar internasinal journal, 2016. 250.
33
Helaluddin, Penguatan Karakter Peserta Didik Melalui Budaya Literasi Karya Sastra,
seminar internasinal journal, 2016. 250.
34
has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and moral
nilai-nilai karakter mulia seperti hormat dan peduli pada orang lain,
dan mana yang salah kepada anak, tetapi lebih dari itu pendidikan
36
Thomas Lickona, Educating for Character. Hoe Our School can teach Respect and
Responsibility, (New York:Bantam Bookdd, 1991), hlm 6
37
Thomas Lickona, Educating for Character.. . .51
36
moral.
bangsa melalui olah pikir, olah rasa, olah krasa, olah qolbu, dan
pendidikan.
38
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di
Sekolah Dasar, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.
37
rasa, olah qolbu, olah karsa dan olah raga untuk menggali dan
Dasar memiliki pengembangan satu atau lebih nilai dan setiap nilai
memilki satu atau lebih indkator yang menjadi tugas Guru dalam
membuat Silabus.
a. Religious
b. Jujur
c. Toleransi
d. Disiplin
e. Kerja Keras
f. Kreatif
g. Mandiri
h. Demokratis
j. Semangat Kebangsaan
l. Menghargai Prestasi
m. Bersahabat/Komunikatif
n. Cintai Damai
o. Gemar Membaca
p. Peduli Lingkungan
q. Peduli Sosial
r. Tanggung Jawab
39
Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya
untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, oleh Pusat Kurikulum Departemen
Pendidikan Nasional, 2010. Diakses 1 Mei 2020.
39
No Nilai Indikator
1 Religious a. Memberi ucapan salam
b. Berdoa sebelum serta sesudah
kegiatan belajar
c. Beribadah
d. Ikut serta dalam hari besar
keagamaan
2 Jujur a. Mengerjakan tugas dengan baik
b. Tidak menyontek atau memberikan
contekan
c. Ada koperasi kejujuran atau kantin
kejujuran
d. Melaporkan kegiatan sekolah dngan
transparan
e. Perekrutan siswa dengan adil dan
bijaksana
f. Melakukan sistem penilaian dengan
jujur
3 Toleransi a. Tidak membeda-bedakan agama,
suku, ras, dan golongan
b. Menghargai perbedaan
4 Disiplin a. Hadir tepat waktu
b. Menegakkan prinsip dengan
memberikan hukuman bagi
pelanggar dan hadiah bagi yang
berprestasi
c. Menjalankan tata tertib sekolah
5 Kerja Keras a. Pembelajaran menantang
b. Warga sekolah didorong untuk
berprestasi
c. Berkompetisi dengan baik
d. Menghargai penghargaan siswa
6 Kreatif a. Menciptakan ide baru
b. Menghargai karya
c. Membangun suasana belajar untuk
40
Agus Zaenal Fitri . . . 39-43
40
membangun kreatifitas
7 Mandiri a. Membimbing siswa untuk dapat
bekerja secara mandiri
b. Membimbing siswa mampu
mengerjakan tugas- tuga individu
8 Demokratif a. Tidak memaksakan keinginan
pribadi kepada orang lain
b. Melakukan pemilihan dengan
demokratis
c. Keputusan dilakukan dengan
musyawarah
9 Rasa Ingin Tahu a. Sistem pembelajaran
diarahkan untuk
mengeksplorasi
keingintahuan siswa.
b. Sekolah memberikan fasilitas, baik
melalui media cetak maupun
elektronik, agar siswa dapat mencari
informasi yang baru
10 Semangat Kebangsaan a. Merayakan hari besar nasional
b. Mencontoh para pahlawan nasional
c. Berkunjung ke tempat bersejarah
d. Melaksanakan upacara
e. Memajang gambar tokoh-tokoh
bangsa
11 Cinta Tanah Air a. Menenamkan rasa nasionalisme
b. Melafalkan bahasa indonesia
dengan baik dan benar
c. Memajang simbol simbol NKRI
d. Ikut bangga terhadap karya bangsa
e. Melestarikan seni dan budaya
12 Menghargai Prestasi a. Memajang hasil karya siswa
b. Memberikan penghargaan kepada
siswa
c. Melatih dan membina generasi
penerus untuk mencontoh hasil atau
presasi sebelumnya
13 Bersahabat/Komunikatif a. Saling menghargai dan
menghormati
b. Guru menyayangi semua warga
41
sekolah
c. Tidak membuat jarak
d. Selalu adil dan tidak membeda-
bedakan
14 Cinta Damai a. Menciptakan suasana kelas yang
tentram dan damai
b. Tidak mentoleransi kegiatan yang
ersifat kekerasan
c. Menciptakan keharmonisasian di
kelas dan sekolah
15 Gemar Membaca a. Mendorong dan memfasilitasi
siswa agar gemar membaca
b. Setiap pembelajran ada referensi
c. Adanya tempat membaca seperti
perpustakaan, atau ruang
lainnya
d. Menyediakan buku sesuai dengan
tahapan siswa
e. Menyediakan buku yang mampu
menarik minat membaca siswa
16 Peduli Lingkungan a. Menjaga lingkungan sekolah
b. Merawat tumbuhan dengan baik
c. Mendukung adanya program Go
green
d. Tempat sampah yang dibedakan
antara organik dan non organik
e. Kamar mandi, air bersih dan
washtafle yang baik
17 Peduli Sosial a. Sekolah memberikan bantuan
kepada siswa yang kurang mampu
b. Melakukan bakti sosial
c. Melakukan kunjungan di kawasan
marginal
d. Memberikan bantuan
kepada lingkungan
masyarakat yang kurang
mampu
e. Menyediakan kotak amal
18 Tanggung Jawab a. Mengerjakan tugas sekolah dengan
baik
42
lepas dari konteks global. Literasi menjadi subjek pengukuran oleh beragam
survei PISA. Sayangnya, di tiap survei 3 tahunan itu, posisi Indonesia selalu
41
Billy Antoro, Gerakan Literasi Sekolah : Dari Pucuk Hingga Akar (Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), 7.
42
Helaluddin, Penguatan Karakter Peserta Didik Melalui Budaya Literasi Karya Sastra,
Seminar Internasional Journal 2016, 252.
43
diri anak sesuai dengan target pencapaian Pelaksanaan gerakan Literasi pada
diutarakan oleh Noor yang menyebut ada beberapa manfaat buku bacaan
bagi anak contohnya adalah dongeng yautu; (1) mengajarkan nilai moral
D. Kerangka Berpikir
43
Helaluddin, Penguatan Karakter Peserta Didik Melalui Budaya Literasi Karya Sastra .
. . 252-253
44
Temuan Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
sosial dan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia.44 Penelitian ini juga
merepresentasikan situasi yang terjadi pada saat penelitian dilakukan dan dan
seperti apa implementasi GLS sebagai pembetuk karakter siswa yaitu sebagai
pembentuk karakter siswa. Penyajian data tersebut akan diperoleh dari hasil
44
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
6.
45
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), 55.
46
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: Rajawali
Pers, 2008), 175.
46
lengkap atau kasus pada unit tersebut.48 Studi multisitus merupakan penelitian
sama.49
B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran dan keterlibatan peneliti tidak dapat digantikan oleh alat lain.
47
Bogdan, Robert & Sari Knopp Biklen. Qualitatif research for education: and
introduction to theory and methods. (Boston: Allyn & bacon Inc, 1982), 105.
48
S. Margono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), 27.
49
Abdul Aziz S.R, Memahami Fenomena Sosial Melalui Studi Kasus: Kumpulan Materi
Pelatihan Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: BMPTSI Wilayah VII Jatim, 1998), 2.
50
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
168.
47
C. Latar Penelitian
Kec Lowokwaru Kota Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada hari efektif,
yang kondusif.
Data kualitatif adalah data apa saja yang dikatakan oleh orang-orang
apa yang mereka katakan diperoleh secara verbal melalui suatu wawancara
dalam bentuk tertulis melalui analisis dokumen atau respon survey.52 Data
51
Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif: Dasar—dasar dan Aplikasi (Malang: Yayasan
Asah, Asih, Asuh, 1989), 12.
52
Ruslan Ahmadi, Memahami Metodologi Penelitian Kualitatif, (Malang: UIN Press,
2005), 63.
48
dibutuhkan dari penelitian yang akan dilakukan ini yaitu data yang berkaitan
Sedangkan sumber data yaitu dari mana data itu berasal. 54 Menurut
Lofland yang dkutip oleh Moleong yang menjadi sumber data utama dalam
penelitian kualitatif yaitu sumber data yag berupa kata-kata, tindakan dan
langsung dari sumber utama dalam penelitian. Adapun sumber data yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, kepala sekolah dan guru
53
Iqbal Hasan, Analisis Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 19.
54
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), 172.
55
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 63.
49
E. Pengumpulan Data
1. Obeservasi
dengan fokus yang akan diteliti.58 Wawancara ini akan dilakukan oleh dua
56
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 128
57
Safi’i Asrof, Metoodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Elkaf, 2005), 45.
58
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung:
Rosdakarya, 2009), 112.
50
orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 59 Wawancara yang akan
dilakukan dalam penelitian ini ditujukan kepada guru kelas, guru language,
Sekolah GLS.
mengetahui penjelasan siswa dari hasil kegiatan literasi yang sudah dilakukan
3. Dokumentasi
keberadaan obyek yang diteliti, disamping itu juga untuk melengkapi data-
60
data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan iterview. Bentuk dari
School Malang.
59
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 186.
60
Miftahuddin dkk, Implementasi Pendidikan Karakter di Pndok Pesantren Krapyak
Yogyakarta: Menggali Nilai-Nilai Moderasi untuk Aksi Berbangsa dan Bernegara, (Laporan
Penlitian Kelompok Jurusan PenD. Sejarah FISE UNY, 2011), 32.
61
Ahmad Tanzeh, Metode Penelitian Praktis (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2005), 30.
51
a. Profil lembaga
Pada bagian ini meliputi: sejarah berdirinya visi, misi dan tujuan, struktur
b. Foto-foto kegiatan
Pada hal ini mencakup: foto ketika wawancara dan perilaku yang
c. Foto sekolah
F. Analisis Data
dalam penelitian ini adalah teknik analisis induktif, yaitu analisis yang
62
Sugiono, Metodologi Penelitian Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2005), 427.
63
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001), 34.
64
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologi ke Arah Varian
Kontemporer, (Jakarta: Raja Grafindo, 2001), 209.
52
Analisis data yang akan digunakan oleh peneliti yaitu model analisis Miles
1. Reduksi Data
diperoleh dari lapangan baik yang berupa tulisan, angka, grafik dll.66 Pada
tahap ii diawali dengan mnegidentifikasi data yang terkecil dan bermakna jika
dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. Setelah satuan data diperoleh,
lalu memberikan koding pada satuan data tersebut agar mudah ditelusuri.67
Reduksi data penelitian ini yaitu data-data yang sudah diperoleh kemudian
deseleksi agar relevan dengan data yang dibutuhkan dalam tujuan penelitian.
Setelah itu data disederhanakan agar memiliki makna yang mudah dipahami
yang dianggap pentingdari temuan yang didapat. Data dirangkum, dipilih hal-
hal yang pokok, difokuskan ppada hal-hal yang penting, dicari tema dan
65
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV Alfabeta, 2014), 92-99.
66
Marthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta: UI
Pres, 1992), 16.
67
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 2016, 288.
53
Reduksi data ini akan terus dilakukan dari awal penelitian hingga berakhir
penelitian.
2. Penyajian Data
mendisplaykan data atau penyajian data. Dalam penyajian data, data yang
telah direduksi dibuat dalam bentuk uraian singkat, kalimat narasi, bagan,
menyajikan data, maka akan mudah untuk dipahami dan menyusun rencana
3. Verifikasi
penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berubah jika tidak ditemukan
buktu-bukti yang kuat utuk mendukung kesimpulan tersebut. Akan tetapi, jika
kesimpulan yang telah dikemukakan didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
juga tidak, karena rumusan maslah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
masalah atau fokus penelitian yang sudah dirumuskan sejak awal. Kesimpulan
Literasi Sekolah GLS sebagai Pembentuk Karakter Mandiri dan Kreatif Siswa
G. Keabsahan Data
1. Ketekunan Pengamatan
pengamatan dengan teliti dan rinci secara kontinu terhadap faktor-faktor apa
2. Triangulasi
sebagai pembanding dari data yang telah ditemukan. Jenis triangulasi yang
digunakan pada penelitian ini ialah triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
yang diperoleh dari berbagai sumber dengan data dari hasil instrumen
68
Robert K. Yin, Studi Kasus: Desain dan Metode, Ahli Bahasa oleh M. Djauzi
Mudzakir, (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2006), 61.
55
guru dan kepala sekolah dengan data yang ditunjukkan siswa secara pribadi.
yang berbeda. Setelah itu membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen.
yang sama dengan teknik yang berbeda.69 Data yang diperoleh dengan
wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi. Selain itu, peneliti
melakukan diskusi kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lainnya
sebagai berikut:
69
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2016, 327-331.
56
DAFTAR PUSTAKA
Antoro, Billy. 2016. Gerakan Literasi Sekolah : Dari Pucuk Hingga Akar.
Dwi Atmi Sutarini, 2014. Pengelolaan Kelompok Kerja Guru. Jurnal Penelitian
Hilal, Imam, Sa‟dm. 2018. Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jurnal
Rosdikarya
Kalijaga.
Peter Salim dan Yeni Salim, 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Ibrahim Malang.
Alfabeta
59
1(3):156- 157