Anda di halaman 1dari 146

PENERAPAN SISTEM FULL DAY SCHOOL DALAM

MENGEMBANGKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI MI


KHADIJAH KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG

SKRIPSI

OLEH :

BINTI MASRUROTUL AINIAH


NPM :21501013021

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

2019
PENERAPAN SISTEM FULL DAY SCHOOL DALAM
MENGEMBANGKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI MI
KHADIJAH KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Malang Untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (SI) Pada Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh:

Binti Masrurotul Ainiah

NPM. 21501013021

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2019
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Binti Masrurotul Ainiah

NPM : 21501013021

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul Penelitian : Penerapan Sistem Full Day School Dalam


Mengembangkan Karakter Peserta Didik Di MI Khadijah
Kota Malang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi/falsifikasi/fabrikasi baik sebagian
atau seluruhnya.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibktikan bahwa skripsi ini hasil
plagiasi/falsifikasi/fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang,

Yang membuat pernyataan

Binti Masrurotul Ainiah


NPM.21501013021

iii
Abstrak

Ainiah, Binti Masrurotul. 2019. Penerapan Sistem Full Day School


dalam Mengembangkan Karakter Peserta Didik di MI Khadijah
Kota Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Malang.
Pembimbing 1: Ika Ratih Sulistiani, S.Pd, M.Pd. Pembimbing 2:
Muhammad Sulistiono, M.Pd.
Kata Kunci : Pendidikan, Full Day School, Karakter.

Pentingnya pendidikan untuk membentuk karakter kepribadian


suatu bangsa, dikarenakan Indonesia memerlukan sumber daya manusia
yang memadai secara kualitas baik dari segi pemikiran maupun moral
dalam pembangunan nasional. Berbicara tentang kualitas sumber daya
manusia, tidak dapat terlepas dari pendidikan karena pada dasarnya
melalui proses itulah akan terciptanya karakter-karakter manusia yang
selanjutnya akan menentukan sejauh mana besar kecilnya bangsa itu
sendiri. Dari situlah adanya timbal balik antara pendidikan dengan
perilaku/karakter manusia.
Maka dari itu adanya persaingan lembaga sekolah baik mulai dari
tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menegah Pertama bahkan Sekolah
Menengah Atas saling berlomba-lomba untuk mewujudkan pendidikan
yang dianggap mampu untuk membentuk peserta didik dapat
mengembangkan aspek kognitif dan keterampilannya, melangkah lebih
maju, dapat bersaing dan mampu bertahan hidup dalam era globalisasi.
Salah satunya adalah sekolah dengan penerapan sistem full day school,
yang juga sudah mulai diterapkan di kalangan dasar MI Khadijah Kota
Malang.
Bermula dari permasalahan yang sering terjadi dilingkungan
pendidikan akhir-akhir ini banyak sekali siswa yang meremehkah guru
atau staf yang lain yang masih dalam naungan sekolah, yang mana
harusnya kita hormati sebagai yang lebih tua dan yang memberikan ilmu
kepada kita sebagai seorang siswa. Adanya diskriminasi seperti pelecehan
seksual baik antar siswa, siswa dengan guru, hal yang seperti itu harusnya
tidak terjadi dilingkungan pendidikan, kejadian seperti itu tidak hanya satu
atau dua kali terjadi namun sudah sering sekali terjadi di berbagai kota di
Indonesia baik mulai dari kalangan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama maupun Sekolah Menengah Atas, hal seperti itu terjadi karena
krisisnya moral/etika peserta didik maupun pendidik yang ada di Indonesia
saat ini.
Dari latar belakang penelitian diatas maka peneliti merumuskan
masalah yakni tentang bagaimana karakter peserta didik MI Khadijah,
bagaimana penerapan full day school di MI Khadijah serta faktor-faktor
pendukung dan penghambat penerapan full day school dalam
mengembangkan karakter peserta didik.

iv
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang
karakter peserta didik MI Khadijah, penerapan full day school di MI
Khadijah dan faktor-faktor pendukung serta penghambat penerapan full
day school dalam mengembangkan karakter peserta didik MI Khadijah.
Untuk mencapai tujuan tersebut dalam penelitian ini dilakukan
dengan jenis penelitian kualitatif. Prosedur pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan metode observasi yaitu pengamatan yang
merupakan aktivitas penelitian berdasarkan fenomena yang dilakukan
secara sistematis, metode wawancara berupa tanya jawab, dan metode
dokumentasi berupa catatatan-catatan, surat, dan foto-foto.
Dalam penelitian yang telah dilakukan bahwasanya secara garis
besar karakter peserta didik MI Khadijah tergolong anak yang mudah
untuk diarahkan dan dikondisikan, tergantung bagaimana guru
mengarahkan karna guru sebagai nahkoda dan siswa sebagai penumpang
dan dalam setiap kegiatan harus selalu ada pendampingan yang intensif.
Dan dalam penerapan full day school di MI Khadijah adalah
dengan membagi pelajaran umum serta agama sesuai kebutuhan
kurikulum baru kemudian di tambah dengan kegiatan mengaji serta
ektrakurikuler dengan kegiatan-kegiatan sekolah yang sudah dilaksanakan
setiap harinya seperti membagi waktu anak-anak untuk sholat duha, sholat
duhur dan asar berjamaah.
Faktor-faktor pendukung salah satunya adalah semangat dan
kekompakan dewan guru dalam mendampingi peserta didik selama berada
disekolah, dan faktor penghambat salah satunya adalah pada awalnya
siswa mudah ngantuk, pro kontra tentang program yang masih baru
dengan orang tua siswa.
Mengingat pentingnya pendidikan dalam mengembangkan karakter
peserta didik, untuk memperbaiki moral bangsa dalam kehidupan
masyarakat Indonesia yang sedang mengalami krisis moral dan minimnya
karakter bangsa. Peneliti mengharap kepada semua elemen masyarakat
Indonesia untuk tetap menjaga sumber daya manusia yang berkualitas
dengan akhlakul karimah, mengamalkan nilai-nilai pendidikan karakter
yang baik tanpa ada penyimpangan, khususnya untuk kaum pelajar yang
telah memahami nilai-nilai pendidikan karakter agar dapat diterapkan.

v
MOTTO

“Saat masalah datang dan menjadi beban yang terlalu berat

untuk ditangani, maka beristirahatlah dan hitung berapa

banyak kenikmatan serta keberkahan yang sudah kita

dapatkan”.

vi
PERSEMBAHAN

Bismilahirrahmaanirrahim,,,,,

Alhamdulilah,,,,,alhamdulilahirobbil ‘alamin. Sujud syukurku ku sembahkan

kepada Mu Ya Rabb dzat yang Maha Segalanya, atas takdirmu telah kau

jadikan hamba manusia yang senantiasa berfikir, berilmu, beriman dan

bersabar dalam menjalani proses kehidupan ini. semoga keberhasilan ini

menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku, lantunan

Al-Fatihan beriring Sholawat dalam silahku merintih, menadahkan doa

dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untuk Mu Ya Rabb.

Dan kupersembahkan karya kecil ini untuk:

Kedua orang tuaku yang saya cintai abah Zaenuri Salim dan ibu Siti

Mudawamah,

yang senantiasa mencurahkan segala ketulusan doa restunya, memberikan

tetesan semangat dan kasih sayang sebagai penyejuk jiwa yang tiada batas

dengan kebesaran hatinya, serta dukungan baik materil maupun mental

sehingga dapat mengantarkan langkah ku dalam proses menuju kesuksesan

ini.

Teman-temanku seperjuangan

Trimakasih untuk kalian teman-temanku seperjuangan PGMI A angkatan

2015 yang sudah memberikan banyak warna dan berjuang bersama selama 4

tahun ini love you all.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulilah, saya panjatkan kehadirat Allah SWT.

Yang telah melimpahkan Rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Penerapan Sistem Full

Day School dalam Mengembangkan Karakter Peserta Didik di MI

Khadijah Kota Malang” dengan lancar dan tepat waktu.

Sholawat serta salam, berkah yang seindah-indahnya, mudah-

mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah

membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman peradaban yakni

Addinul Islam.

Dalam penulisan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Malang sebagai wujud serta

partisipasi dalam mengembangkan dan mengaktualisasi ilmu-ilmu yang

telah diperoleh selama di bangku perkuliahan.

Tiada kata yang dapat saya ucapkan selain kata terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penulisan skripsi ini baik secara materil atau moral, oleh karenanya, saya

sampaikan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta abah Zaenuri Salim dan ibu Siti

Mudawamah yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan

serta ketulusan doanya.

viii
2. Keluarga besar serta kakak laki-laki ku Muhammad Masrukhin yang

telah banyak memberikan masukan dan dorongan.

3. Bapak Prof. Dr. Maskuri, M.Si selaku Rektor Universitas Islam

Malang

4. Bapak Drs. H. Anwar Sa’dullah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Agama

Islam Universitas Islam Malang

5. Ibu Dr. Fita Mustafida, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Malang

6. Ibu Ika Ratih Sulistiani, S.Pd, M.Pd dan bapak Muhammad Sulistiono,

M.Pd selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak membimbing

serta memberikan masukan dan arahan dalam menyusun skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang

yang telah ikhlas memberikan ilmunya kepada kami selama 4 tahun

ini.

8. Ibu Dra. Sa’adah selaku kepala Madrasah MI Khadijah Kota Malang

yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian

di MI Khadijah Malang

9. Dan untuk semua teman-temanku seperjuangan PGMI A angkatan

2015 yang telah berjuang bersama selama 4 tahun ini.

10. Keluarga besar IKAMA yang telah banyak memberikan masukan dan

motivasi selama ini.

11. Untukmu M. Choirul Anam yang telah banyak membantu dan

memberikan semangat untukku.

ix
12. Untuk kalian sahabat-sahabatku Cintya, Novia, Nova, Novi, Dinda,

Shindy, Lukman yang membantu dan selalu mensupport ku.

13. Keluarga besar IPNU IPPNU UNISMA. PMII RSB angkatan 2015,

BEM FAI trimakasih telah memberikan banyak pengalaman selama

berproses didalamnya.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada yang sempurna didunia

ini, begitu juga dalam penulisan skripsi ini yang tidak luput dari

kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu dengan kerendahan hati saya

sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi

penyempurnaan skripsi ini. Dengan segala bentuk khilaf mudah-mudahan

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis lainya.

Malang, 20 Mei 2019

Penulis

DAFTAR IS

x
Halaman Persetujuan Pembimbing..........................................................................ii
Halaman Pengesahan..............................................................................................iii
Halaman Pernyataan Keaslian................................................................................iv
Abstrak.....................................................................................................................v
Motto......................................................................................................................vii
Halaman Persembahan..........................................................................................viii
Kata Pengantar........................................................................................................ix
Daftar Isi................................................................................................................xii
Daftar Lampiran.....................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Konteks Penelitian........................................................................................1
B. Fokus Penelitian............................................................................................7
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................8
D. Manfaat Penelitian........................................................................................8
E. Definisi Oprasional.....................................................................................10
BAB II KAJIAN PUSTAKA..............................................................................12
A. Full Day School..........................................................................................12
1. Pengertian full day school.......................................................................13
2. Kurikulum program full day school........................................................16
3. Tujuan Program Full Day School............................................................19
4. Kelebihan dan kekurangan program full day school...............................21
B. Pengertian Karakter.....................................................................................24
C. Pengertian Nilai...........................................................................................28
D. Nilai-Nilai Karakter....................................................................................29
E. Pembentukan Karakter................................................................................34
F. Strategi pengembangan karakter.................................................................39
G. Tujuan dan fungsi pengembangan karakter pada peserta didik..................41
H. Hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai full day school dalam
pendidikan karakter............................................................................................43

xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................47
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................................47
B. Kehadiran Peneliti.......................................................................................48
C. Lokasi Penelitian.........................................................................................48
D. Sumber Data................................................................................................49
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................50
F. Teknik Analisis Data...................................................................................52
G. Pengecekan Keabsahan Data......................................................................54
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN...........................56
A. Paparan Data...............................................................................................56
1. Sejarah berdirinya MI Khadijah Malang.................................................56
2. Profil MI Khadijah Malang.....................................................................57
3. Visi dan Misi MI Khadijah Malang........................................................58
4. Tujuan MI Khadijh Malang.....................................................................59
5. Budaya MI Khadijah Malang..................................................................60
6. Kondisi Pendidikan.................................................................................61
B. Temuan Penelitian.......................................................................................63
1. Karakter Siswa-Siswi MI Khadijah Kota Malang...................................63
2. Pelaksanaan Program Full Day School dalam mengembangkan karakter
peserta didik di MI Khadijah..........................................................................70
3. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan full day school dalam
mengembangkan karakter siswa di MI Khadijah Malang..............................76
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................82
A. Karakter Siswa-Siswi Madrasah Ibtidaiyah Khadijah Malang...................82
B. Pelaksanaan Full Day School dalam Mengembangkan Karakter Siswa-
Siswi MI Khadijah Malang................................................................................86
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Full Day School dalam
Mengembangkan Karakter Siswa MI Khadijah Malang....................................96
BAB VI PENUTUP............................................................................................101
A. Kesimpulan...............................................................................................101
B. Saran..........................................................................................................102
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................104

xii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Wawancara Dengan Kepala Madrasah


Lampiran 2 Wawancara Dengan Waka Kurikulum
Lampiran 3 Wawancara Dengan Petugas Keamananan
Lampiran 4 Wawancara Dengan Siswi MI Khadijah
Lampiran 5 Observasi
Lampiran 6 Dokumentasi Kegiatan Siswa-Siswi MI Khadijah
Lampiran 7 Jadwal Pelajaran MI Khadijah
Lampiran 8 Surat Konsultasi Pembimbing
Lampiran 9 Surat Izin Survey Sekolah

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Manusia adalah mahluk yang istimewa di bandingkan mahluk-

mahluk lainya, hal ini telah di jelaskan dalam Al-Quran surat At-tin yang

di dalamnya berbunyi “Sesungguhnya kami jadikan manusia sebaik-baik

kejadian”, menurut Martinis dalam Izza (2016:2) mengatakan

“kemampuan belajar serta mengolah informasi pada manusia merupakan

ciri yang membedakan manusia dari mahluk lain”.

Dalam hal ini kemampuan belajar akan memberikan manfaat bagi

individu dan juga masyarakat untuk menempatkan diri dalam mahluk yang

berbudaya, serta mengetahui sejauh mana kualitas sumber daya manusia,

dan dengan belajar seseorang akan mampu mengubah perilaku dengan

lebih baik. Di karnakan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

penting dalam keberhasilan suatu bangsa untuk memperoleh tujuan,

adanya sumber yang menjelaskan“pendidikan bukan hanya sekedar

memberdayakan pikiran dan pencapaian prestasi belajar melainkan

berkaitan juga dengan hati nurani, moral spiritual serta pembentukan

karakter” (Sudarsa, 2013:6).

Maka dari itu pentingnya pendidikan untuk membentuk karakter

kepribadian suatu bangsa, dikarenakan Indonesia memerlukan sumber

daya manusia yang memadai secara kualitas baik dari segi pemikiran

maupun moral dalam pembangunan nasional. Berbicara tentang kualitas

1
4

Sulistyaningsih (2008:65) berpendapat bahwa “full day school

merupakan model sekolah umum yang memadukan sistem pengajaran

agama secara intensif yaitu dengan memberi tambahan waktu khusus

untuk pendalaman keagamaan siswa”. Sehingga dengan adanya

pembelajaran sistem full day school memiliki tujuan dapat

mengembangkan potensi minat, bakat dan kreativitas anak dengan

mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik melalui kegiatan

intrakurikuler dan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh pihak

sekolah.

Konsep full day school muncul sebagai salah satu solusi dari

kegelisahan masyarakat akan rusaknya moral anak bangsa. Dari data yang

telah di ditemukan oleh Badan Pusat Stastistik (BPS) “pada tahun 2013

angka kenakalan remaja di Indonesia mencapai 6325 kasus, sedangkan

pada tahun 2014 jumlahnya mencapai 7007 kasus, dan pada tahun 2015

mencapai 7762 kasus”. Artinya dari tahun ke tahun tingkat kenakalan

remaja selalu mengalami kenaikan. Kasus tersebut terdiri dari berbagai

kasus kenakalan remaja diantaranya pencurian, pelecehan seksual,

diskriminasi, pembunuhan, narkoba dan pergaulan bebas, serta yang

terjadi ahir-ahir ini sopan santun yang sudah jarang sekali diterapkan oleh

peserta didik kepada yang lebih tua. Dari data tersebut dapat diketahui

bahwa jumlah kenakalan remaja yang terjadi disetiap tahunya semakin

bertambah. Dengan melihat fenomena tersebut dari situlah banyak

pendidikan yang bertransformasi dengan tujuan untuk pembenahan moral


5

dan karakter anak, salah satunya adalah transformasi diterapkanya sistem

full day school dibeberapa sekolah di Indonesia.

Bermula dari permasalahan yang sering terjadi dilingkungan

pendidikan akhir-akhir ini banyak sekali siswa yang meremehkah guru

atau staf yang lain yang masih dalam naungan sekolah, yang mana

harusnya kita hormati sebagai yang lebih tua dan yang memberikan ilmu

kepada kita sebagai seorang siswa. Adanya diskriminasi seperti pelecehan

seksual baik antar siswa, siswa dengan guru, hal yang seperti itu harusnya

tidak terjadi dilingkungan pendidikan, kejadian seperti itu tidak hanya satu

atau dua kali terjadi namun sudah sering sekali terjadi di berbagai kota di

Indonesia baik mulai dari kalangan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Pertama maupun Sekolah Menengah Atas, hal seperti itu terjadi karena

krisisnya moral/etika peserta didik maupun pendidik yang ada di Indonesia

saat ini.

Masalah yang terjadi pada karakter diri siswa ketika mengikuti full

day school adalah kurangnya komunikasi siswa dengan orangtua dirumah

sehingga mengurangi rasa hormat anak pada orangtua, kurangnya

bersosialisasi dengan masyarakat karna waktu yang dihabiskan disekolah

mulai dari pagi sampai sore hari sehingga mengurangi rasa untuk saling

tolong menolong, bertoleransi, selain itu anak juga lebih banyak berteman

dengan teman yang satu sekolah dengannya, tidak terlalu mengenal

dengan masyarakat setempat.


6

Dan hal seperti itu adalah suatu permasalahan yang urgent karena

jika hal ini terus terjadi akan merusak moral pada diri siswa, efek negativ,

merusak generasi bangsa dan keberkahan dalam memperoleh ilmu, dari

situlah peneliti mencoba mengambil sikap atau tindakan apa yang harus

diperbaiki agar pendidikan di Indonesia semakin maju bukan hanya pada

kecerdasan siswa tetapa juga pada aspek perilaku atau sikap yang baik dan

membawa dampak positif.

MI Khadijah Malang merupakan salah satu sekolah yang

menerapkan sistem full day school yang berlangsung selama satu hari

penuh dengan mengemas seluruh program pembelajaran dan kegiatan

siswa disekolah dalam sebuah sistem pendidikan yang bernuansa islam,

sehingga pembelajaran dimulai pukul 06.45-15.00 WIB. Dengan

memberikan waktu tambahan untuk siswa mendalami ilmu agama seperti

belajar membaca al-quran sesuai dengan tingkatan kemampuan siswa dan

pendalaman pengetahuan tentang agama seperti yang sudah diterapkan

oleh MI Khadijah.

Selain itu di MI Khadijah sendiri siswa dibiasakan hidup disiplin,

tanggung jawab serta membudayakan akan kesadaran kebersihan

lingkungan sekolah, membiasakan siswa untuk berperilaku sopan dan

santun. Dan hal seperti itu tidak hanya diberlakukan kepada murid saja

melainkan juga kepada semua dewan guru dan staf yang bekerja disekolah.

Berdasarkan hasil data/fenomena yang terjadi bahwasanya penulis

sangatlah tertarik apabila melihat kondisi yang sedang terjadi untuk


7

dilakukan sebuah penelitian yang lebih mendalam kaitanya dengan

program full day school dalam mengembangkan karakter peserta didik

pada tingkatan dasar.

Salah satu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Homsa Diyah

Rohana (2016) dalam skripsinya “Pengaruh sitem full day School terhadap

pembentukan karakter religius siswa kelas V di SD Nasima Semarang”

menyimpulkan dari hasil penelitianya bahwa dengan berjalanya sistem full

day school yang sudah lama diterapkan disekolah Nasima memberikan

dampak yang cukup baik terutama pada pembentukan karakter religius

siswa dilihat dari kebiasaan siswa melakukan solat berjamaah disekolah,

walaupun masih banyak masyarakat yang meragukan sistem full day

school, dikarenakan masyarakat khawatir jika sistem ini malah akan

membuat anak mendapat tekanan secara psikis. Sistem ini masih dianggap

asing dan akan membebani anaknya. Terbukti dari wacana mendikbud

mengenai full day school yang banyak ditolak masyarakat dengan berbagai

keraguan dan kekhawatiran. Masyarakat masih meragukan dengan sistem

full day school akankah benar-benar menjadikan karakter anak lebih baik

atau malah menjadikan beban tersendiri bagi anak.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana karakter siswa-siswi di Madrasah Ibtidaiyah Khadijah

Kota Malang?
8

2. Bagaimana proses pelaksanaan full day school dalam

mengembangkan pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah

Khadijah Malang?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan full

day school dalam mengembangkan karakter di Madrasah

Ibtidaiyah Khadijah Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan karakter siswa-siswi di Madrsah Ibtidaiyah

Khadijah Malang.

2. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran full day

school dalam mengembangkan karakter di Madrasah Ibtidaiyah

Malang.

3. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat

dalam pelaksanaan full day school dengan mengembangkan

karakter di Madrasah Ibtidaiyah Malang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian akan berhasil jika dapat memberikan manfaat dalam

dunia pendidikan. Dari hasil penelitian ini berharap dapat bermanfaat

kepada berbagai pihak yaitu :


9

a. Secara teoretis

Secara teoretis bisa digunakan sebagai bahan masukan

sehingga dapat lebih mengembangkan dan menambah wawasan

keilmuan tentang peningkatan pendidikan yang berkualitas.

b. Secara praktis

Bagi madrasah khususnya untuk kepala madrasah MI

Khadijah dapat digunakan untuk informasi atau pertimbangan

guna meningkatkan manfaat/kegunaan hasil penelitian ini

dengan mencakup dua hal diantaranya:

1. Manfaat/kegunaan akademik ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang ilmu

pengetahuan dan pengembangan khususnya bagi karakter

siswa.

2. Manfaat/kegunaan sosial praktis

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

perilaku baik siswa.

b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan

selanjutnya bagi guru/pendidik untuk lebih menekankan

karakter atau perilaku positif pada siswa.

c) Dari hasil penelitian ini semoga dapat memberikan

manfaat bagi penulis berupa pengalaman praktis dalam

penelitian ilmiah. Sekaligus dapat dijadikan referensi.

ketika mengamalkan ilmu pada lembaga pendidikan.


10

d) Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi

dan pedoman untuk penelitian selanjutnya.

E. Definisi Oprasional

Untuk mempermudah pemahaman dan menghindari kesalah fahaman

pengertian, maka perlunya definisi oprasional judul skripsi ini sesuai

dengan fokus yang terkandung dalam pembahasan anatara lain :

1. Full Day School

Full day school berasal dari bahasa inggris, yaitu full artinya

penuh, day artinya hari, dan school memiliki arti sekolah. Jadi

pengertian full day school adalah proses kegiatan pembelajaran baik

formal ataupun non formal yang dilakukan dari pagi sampai sore hari

dilingkungan sekolah. Dengan demikian sekolah dapat mengatur

jadwal pelajaran dengan maksimal, disesuaikan dengan bobot mata

pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi.

Full day school yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

menerapkan pendidikan disekolah mulai dari pagi sampai sore dengan

membagi dua waktu belajar lima hari belajar disekolah mulai pagi

sampai sore dan satu hari belajar dirumah (student day).

2. Mengembangkan karakter

Mengembangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI)

memiliki arti dasar dorong atau kembang, dorong yang artinya

mendorong untuk maju dan kembang yang artinya mengembangkan

menjadikan maju untuk lebih baik. Mengembangkan memiliki arti


11

dalam kelas verba atau kata kerja sehingga mengembangkan dapat

menyatukan suatu tindakan, keberadaan, dan pengalaman.

Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

watak, tabiat, sifat kejiwaan, kepribadian atau akhlaq. Yang diartikan

sebagai sifat kejiwaan yang menjadi ciri khas seseorang atau

sekelompok manusia. Karakter tidak terjadi secara turun temurun,

tetapi dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui

pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan

secara berulang.

Karakter diartikan sebagai cara berfikir dan berperilaku yang

menjadi ciri-ciri tiap individu untuk hidup danberinteraksi, baik dalam

lingkup keluarga, masyarakat, serta bangsa dan negara. Pada

penelitian ini mengembangkan karakter siswa maksudnya adalah

menerapkan atau membiasakan siswa untuk berperilaku baik, sopan

baik dengan tindakan maupun perkataan. Karakter yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah membentuk karakter siswa dengan lebih

baik lagi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Full Day School

Seiring dengan berjalanya waktu dan berkembangnya zaman berbagai

macam problematika dalam dunia terus berkembang terlebih lagi pada

dunia pendidikan, dimana pendidikan sudah seharusnya dijadikan prioritas

pemerintah dan menjadi perhatian bagi masyarakatnya. Menurut Nelson

Mandela dalam Sulistiono (2017:96 ) mengatakan “education is the most

powerful weapon which you can use to change the world” dalam

gambaran umumnya pendidikan adalah senjata yang ampuh yang bisa

digunakan untuk merubah dunia, artinya jika kita terus memperbaiki

sistem pendidikan khususnya di Indonesia maka hal yang bisa terjadi

adalah dapat membawa perubahan dalam peradaban suatu bangsa lebih

baik.

Menurut Sulitiono (2017:97 ) “langkah-langkah strategis dalam dunia

pendidikan untuk bisa merubah suatu bangsa menjadi lebih baik dan

beradab diantaranya yang pertama optimalisasi kebijakan pemerintah,

yang kedua adalah desain kurikulum yang tepat dengan betul-betul

mengakomodir kebutuhan masyarakat, yang ketiga peran guru”.

Dengan melihat tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin

meningkat di era globalisasi maka dari itu langkah-langkah yang telah

disebutkan salah satunya adalah kebijakan pemerintah dalam merubah dan

memperbaiki dunia pendidikan di Indonesia untuk menjadi lebih baik

12
13

adalah dengan membuat program full day school dan sudah disahkan

dalam undang-undang Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 23 tahun 2017. Meskipun pada awalnya program full day school

banyak menuai pro kontra dikalangan lembaga dan masyarakat, tetapi

tujuan awal menerapkan full day school adalah untuk mengoptimalkan

belajar siswa dengan menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter.

1. Pengertian full day school

Program sekolah yang dijalankan selama sepanjang hari (full day

school) merupakan program pendidikan yang seluruh aktivitasnya berada

disekolah selama sepanjang hari mulai dari pagi hingga sore hari. Dalam

pengertian yang ada maka sepanjang hari pada hakikatnya tidak hanya

upaya menambah waktu dan memperbanyak materi pelajaran, akan tetapi

program full day school yang dimaksud adalah “untuk meningkatkan

pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran dengan penambahan jam

pelajaran agar siswa mampu mendalami sebuah mata pelajaran dengan

jatah waktu yang proporsional selama sehari penuh”. (Ragella, 2011:43).

Maka dari itu tujuan dari program full day school adalah untuk

lebih memaksimalkan belajar siswa tentunya dengan pembelajaran yang

menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa bahwa belajar sepanjang hari

akan menjadikan beban bagi diri siswa. Sedangkan full day school

menurut Basuki (2013) adalah:

“Sekolah yang sebagian waktunya digunakan untuk program-


program pembelajaran yang suasana informal, tidak kaku,
14

menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreativitas dan


inovasi dari guru. Dalam hal ini Basuki berpatokan pada sebuah
penelitian yang menyatakan bahwa waktu belajar efektif bagi anak
itu hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari
(dalam suasana informal). Sekolah dengan sistem full day school
lebih banyak memuat pembelajaran dengan suasana informal”.

Pelajaran yang dianggap sulit dalam program ini ditaruh pada awal

pembelajaran dan meletakkan mata pelajaran yang lebih mudah pada siang

atau sore hari, dikarenakan pada pagi hari peserta didik masih bersemangat

mengikuti pembelajaran dengan seperti itu pelajaran yang terlihat sulit

oleh siswa akan mudah dicerna karena otak dan stamina tubuh masih

dalam keadaan segar. Namun sebaliknya jika pelajaran yang sulit ditaruh

pada jam terahir akan menjadi beban bagi siswa serta konsentrasi siswa

tidak lagi fokus seperti diawal pembelajaran dikarenakan siswa merasa

lelah sudah seharian beraktifitas, hal yang demikian akan mempengaruhi

kondisi fisik dan psikis pada siswa.

Dalam kaitanya pendidikan yang menerapkan program full day

school membagi jam istirahat dengan dua kali sehari, Ikromi(2005:54)

“adanya penerapan pembelajaran pendidikan karakter ini lamanya waktu

pembelajaran tersebut tidak akan menjadi beban, karena sebagian

waktunya digunakan untuk waktu-waktu informal, dengan menambahkan

materi lain yang dipandang sesuai dengan tujuan pendidikan dilembaga

tersebut”. Pada program ini banyak pola metode dan strategi dalam proses

belajar mengajar, sistem pembelajaranya tidak top down dan monologis

karena jika menggunakan metode seperti itu akan terjadi pembelajaran


15

yang mana guru yang mengajar dan siswa yang diajari, dan guru sebagai

subjek dan siswa sebagai objeknya artinya disini guru masih harus lebih

aktif. Namun dengan melihat banyaknya waktu yang diterapkan pada

program full day school sangat memungkinkan para guru dan staf

merancang dan mengembangkan kurikulum selain dari pemerintah yang

wajib untuk diajarkan pada siswa.

Program full day school merupakan program pendidikan yang

seluruh kegiatan siswa berada disekolah selama sehari dengan

menggunakan ciri integrated activity dan intregated curriculum. Melalui

pendekatan ini maka seluruh program dan kegiatan siswa mulai dari

belajar, beribadah, bermain, makan, disatukan dalam suatu sistem

pendidikan, dan dengan sistem ini juga diharapkan mampu menciptakan

karakter bagi siswa yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari secara

utuh dan terintegrasi dalam tujuan pendidikan.

Adapun dasar dalam penerapan program full day school memiliki

kesamaan dengan dasar pendidikan islam yang mana kemuliaan seseorang

dalam menuntut ilmu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah yang mana

sudah dijelaskan dalam Al-Quran surat al-Mujadalah:11

ِ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْٓوا ِا َذا قِ ْي َل َل ُك ْم َت َف َّسح ُْوا فِى ْال َم ٰجل‬
‫ِس َفا ْف َسح ُْوا‬

‫ش ُز ْوا َيرْ َف ِع هّٰللا ُ الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا ِم ْن ُك ۙ ْم‬


ُ ‫ش ُز ْوا َفا ْن‬ ُ ‫َي ْف َس ِح هّٰللا ُ َل ُك ۚ ْم َو ِا َذا قِ ْي َل ا ْن‬

‫ت َوهّٰللا ُ ِب َما َتعْ َملُ ْو َن َخ ِب ْي ٌر‬ َ ‫َوالَّ ِذي َْن ا ُ ْو ُتوا ْالع ِْل َم‬
ٍ ۗ ‫دَر ٰج‬
16

Artinya: “hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan

kepadamu berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

Maksud dari ayat diatas adalah Allah akan meninggikan derajat

bagi orang-orang yang berilmu, kaitanya dengan program full day school

adalah dimana dalam program ini siswa selalu dilibatkan dalam semua

aspek pembelajaran baik dari segi kognitif, afektif dan sikap atau

psikomotorik yang mana semua aspek mengandung unsur ilmu serta

pengetahuan bagi siswa dan jika semua dijalankan dengan baik maka akan

bernilai ibadah.

2. Kurikulum program full day school

Sanjaya (2008:16) “kurikulum merupakan rencana tertulis yang

berisi tentang ide-ide dan gagasan-gagasan yang dirumuskan oleh

pengembang kurikulum”. Bahwasanya kurikulum adalah seperangkat

rencana pembelajaran secara tertulis yang digunakan sebagai acuan proses

pembelajaran dan pedoman untuk terselenggaranya kegiatan belajar

mengajar.

Sedangkan Tyler mengungkapkan “kurikulum memiliki empat

cakupan pertanyaan yang mendasar yang mana harus di jawab dalam

mengembangkan kurikulum dan rencana pada pengajaran”. Diataranya:


17

a. Tujuan

Tujuan yang harus dicapai misal dalam mengembangkan

kurikulum pastinya ada tujuan yang harus dicapai dengan

melalui tahap-tahap pembelajaran.

b. Pengalaman belajar seperti apa yang dapat dilaksanakan guna

mencapai tujuan

Maksudnya adalah dalam mencapai tujuan pembelajaran

pendidik mengaitkan materi dengan pengalaman siswa sehari-

harri tentunya dengan strategi dan metode yang juga sesuai

sehingga siswa mudah memahami.

c. Pengalaman yang diorganisasikan secara efektif

Maksudnya adalah guru terlebih dahulu merancang proses

pembelajaran sebaik mungkin agar ketika proses pembelajaran

bisa berjalan secara optimal dan efektif

d. Cara menentukan bahwa tujuan pendidikan telah tercapai,

Contoh dalam pembuatan RPP cara menentukan tujuan

pembelajaran yang baik adalah dengan melihat indikator pada

kompetensi dasar pada materi yang akan disampaikan.

Dengan adanya cakupan diatas maka kurikulum yang

dikembangkan pada program full day school menurut Fahmi Alaydroes

memiliki beberapa aspek diantaranya:


18

a) Yang pertama, kurikulum yang mengintregasikan program

pendidikan umum dan agama, dengan memadu padankan dua

kurikulum tersebut yang sesuai dengan kegiatan belajar

mengajar sehingga peserta didik diharapkan dapat memahami

esensi ilmu dalam perspektif yang utuh.

b) Yang kedua, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan yaitu

dengan menggunakan metode belajar berbasis active learning

dimana siswa akan dirangsang untuk aktif dan terlibat dalam

setiap aktivitas belajar.

Dalam pengembangan program full day school pendekatan yang

digunakan adalah Integrated Curriculum dan Integrated Activity.

Integrated Curriculum merupakan suatu pengorganisasian kurikulum,

yang mana siswa dalam pembelajaran baik dalam bentuk kelompok atau

individu siswa dikategorikan sebagai subjek yang mana dituntut untuk

aktif. Dan bagaimana seorang guru bisa memilih bahan ajar serta cara

menyajikan mata pelajaran yang sesuai, dan dalam pendekatan ini siswa

dapat memahami konsep serta dapat mengaitkan pelajaran satu dengan

yang lain. Integrated curriculum juga tidak memberikan batasan-batasan

antara beberapa mata pelajaran dengan bahan penyajian yang digunakan.

Sedangkan aktifitas yang disuguhkan dalam program full day

school yaitu menggunakan Integrated Activity, dengan pendekatan ini

maka seluruh aktivitas yang dilakukan siswa disekolah mulai dari belajar,

bermain, beribadah, dan makan dikemas dalam satu sistem pendidikan,


19

dan dengan sistem ini juga diharapkan mampu memberikan nilai-nilai

kehidupan yang religius pada peserta didik secara mendalam dan ter

intregasi dalam pendidikan. Konsep pendidikan yang di jalankan pada

dasarnya adalah menggunakan konsep effective school yaitu bagaimana

menciptakan lingkungan yang efektif bagi siswa ketika berada

dilingkungan sekolah.

3. Tujuan Program Full Day School

Kenakalan remaja yang terjadi di Inonesia semakin hari semakin

meningkat, hal ini dapat dilihat dari berbagai berita di media sosial yang

beredar tak jarang memuat tentang kejadian yang menyimpang yang mana

dilakukan oleh kaum pelajar, baik mulai dari tingkat Sekolah Dasar,

Sekolah Menengah Pertama, dan Menengah ke Atas bahkan diperguruan

tinggi seperti adanya diskriminasi, seks bebas, minum-minuman keras,

narkoba, konsumsi obat-obat terlarang, bersikap yang tidak pantas

terhadap guru atau yang lebih tua.

Hal ini terjadi karena tidak adanya pengawasan dari guru terutama

orangtua, dan disebabkan kurangnya pembinaan karakter serta banyaknya

waktu luang oleh pelajar setelah pulang sekolah, dan waktu luang itu

biasanya digunakan untuk hal yang kurang bermanfaat. Pelaksanaan

program full day school adalah salah satu cara yang tepat untuk mengatasi

berbagai masalah pendidikan baik dalam bidang prestasi, maupun dari segi

ahlak atau moral, ketika siswa mengikuti program full day school orang

tua juga dapat mencegah anak dan menetralisisr dari hal-hal yang negatif.
20

Dari permasalahan tersebut adanya tiga alasan yang melatar

belakangi lahirnya program full day school diantaranya :

a. Alasan yang pertama adalah memperbaiki moral atau

membentuk karakter yang lebih baik lagi, mengurangi

pengaruh negatif dari luar pada anak usia sekolah, banyaknya

masalah serius pada anak-anak karena terpengaruh dari

lingkungan luar sekolah. Lingkungan sangat cepat memberikan

pengaruh bagi anak dan kebanyakan membawa pengaruh

negatif bagi anak-anak, maka dari itu perlunya pendidikan

karakter untuk meminimalisir pengaruh negatif pada anak,

termasuk sosial media, televisi.

b. Yang kedua penerapan sistem pembelajaran full day school

waktu belajar siswa disekolah relatif lebih lama sehingga

mengaharuskan bagi siswa belajar mulai pagi sampai sore,

sehingga waktu belajar disekolah lebih efektif dan efesien

tentunya dengan strategi dan model yang tidak kaku dan tidak

membosankan. Anak-anak tentunya tidak hanya diajarkan

pengetahuan umum saja akan tetapi juga pengetahuan agama

sehingga ada keseimbangan anatara iptek dan imtaq untuk

kehidupan dimasa depanya.

c. Ketiga, dengan diterapkanya program full day school akan

mengurangi beban orang tua siswa terutama yang memiliki

pekerjaan diluar rumah sehingga tidak bisa mengawasi anak


21

secara intens, maka dengan program ini orangtua bisa fokus

dengan pekerjaanya.

Full day school selain bertujuan mengembangkan mutu pendidikan

yang terpenting adalah salah satu upaya pembentukan karakter ahlak

siswa dan penanaman nilai-nilai positif. Full day school juga memberikan

dasar yang kuat dalam belajar pada segala aspek yaitu perkembangan

intelektual, fisik, sosial, dan emosional. Seperti yang dikemukakan Asep

Saifudin bahwasanya “dengan full day school sekolah lebih bisa intensif

dan optimal dalam memberikan pendidikan kepada anak terutama dalam

pembentukan dan pengembangkan karakter atau ahlak pada anak usia

dini”.

Pada intinya tujuan dilaksanakanya program full day school adalah

untuk menguatkan kembali moralitas anak bangsa menjadi lebih baik

dengan memperbanyak aktifitas disekolah serta kegiatan-kegiatan positif,

seperti halnya pada penanaman nilai religius, dan nasionalisme dapat

diketahui dari aspek kognitif, dan sikap yang dilakukan siswa.

4. Kelebihan dan kekurangan program full day school

Disetiap program atau sistem yang diajukan pastilah akan menuai

pro dan kontra dikalangan masyarakat yang mana itu sudah menjadi

lumrah, membahas tentang full day school yang telah di sepakati oleh

Kemendikbud dan sudah diterapkan oleh beberapa sekolah pastilah adanya

kelebihan dan kekurangan yang didapati dalam program ini. Kelebihan

dalam program full day school antara lain :


22

a. Full day school merupakan cara yang tepat dalam membantu

pembentukan karakter siswa, kelebihan dengan penerapan full

day school maka peserta didik akan menghabiskan lebih

banyak waktunya disekolah, hal ini guru akan lebih mudah

dalam mengontrol dan mengawasi perilaku siswa dalam aspek

penilaian. Mengingat pada usia dini dan remaja adalah moment

yang tepat untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian

siswa.

b. Full day school membuat siswa memiliki waktu yang lebih

banyak untuk belajar, full day school merupakan solusi yang

baik untuk memaksimalkan siswa dalam ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik karena memiliki waktu banyak untuk belajar.

c. Dalam full day school juga memaksimalkan kegiatan

ekstrakurikuler, siswa dapat mengembangkan bakat dan minat

melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dipili.

d. Memiliki hari libur lebih banyak dari waktu libur yang

biasanya hanya satu hari saja pada hari minggu namun pada

program full day school memiliki dua hari jatah libur.

e. Full day school akan membuat siswa lebih dekat dan akrab

dengan teman disekolahnya, baik teman sekelas ataupun

berbeda kelas.
23

f. Jalinan antara guru dengan siswa akan lebih dekat, karena

mereka akan lebih sering menghabiskan waktu bersama-sama

disekolah.

g. Mengurangi kecemasan orangtua yang tidak bisa mengawasi

aktifitas anak saat masih bekerja.

h. Pembelajaran akan lebih efektif sehingga ketika diahir

menjelang semester semua pembelajaran terselesaikan.

Agar berimbang sebaiknya akan selalu ada dampak negatif pada

program full day school, kekurang full day school diantaranya:

a. Kemampuan berfikir pada anak untuk menerima pelajaran

memiliki batas tertentu, salah satu kekuranganya karena

kemampuan berfikir pada anak untuk belajar memiliki batas

tertentu jika dipaksakan belajar dalam waktu yang lama juga

tidak baik untuk psikologi anak.

b. Akan menambah biaya baik dari orang tua ketika dalam

menyelesaikan tanggungan administrasi sekolah maupun uang

saku siswa, dikarnakan kondisi ekonomi setiap peserta didik

juga berbeda. Dan untuk guru atau sekolah dalam memadai

sarana prasarana disekolah haruslah terlihat nyaman bagi siswa

c. Transportasi untuk kesekolah sebagian daerah masih belum

tersedia, dalam penerapan full day school jika siswa yang

tempat tinggalnya jauh dari sekolah serta tidak memiliki akses

transportasi akan menghambat kegiatan siswa, bahkan sampai


24

saat ini masih adanya peserta didik yang menempuh perjalanan

beberapa kilometer kesekolah dengan berjalan waktu.

d. Kurangnya waktu bagi anak-anak untuk mengikuti kegiatan

diluar sekolah, kemungkinan besar anak juga kurang mengenal

lingkungan sekitar dan berinteraksi dengan golongan selain

keluarga, serta teman-teman diluar sekolah.

e. Berkurangnya komunikasi antara anak dan orang tua.

F. Pengertian Karakter

Karakter (character) dalam bahasa inggris diberi arti a distinctive

differentiating mark, tanda atau sifat yang membedakan seseorang dengan

orang lain. Secara terminologis menurut Mulyasa (2012 : 3) “karakter

merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral,

hormat terhadap orang lain, dan nilai-nilai karakter lainya”.

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “karakter

merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dengan yang lain”. Dengan demikian karakter

merupakan nilai-nilai yang baik dan unik yang tertanam dalam diri

manusia ketika berperilaku. Scerenko mendefinisikan “karakter sebagai

atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri

etis, dan kompleksitas mental dari seseorang”.

Menurut Adzkira Ibrahim dalam website pengertiandefinisi.com

menyatakan “pada dasarnya karakter merupakan akumulasi dari sifat


25

watak dan juga kepribadian seseorang”, dan beberapa pengertian karakter

menurut para ahli adalah:

1. Menurut Maxwell “karakter jauh lebih baik dari sekedar perkataan.

Dan karakter merupakan sebuah pilihan yang menentukan tingkat

kesuksesan”. Jadi bisa diartikan bahwa tindakan yang baik akan

jauh lebih berarti dibandingkan hanya sekedar perkataan.

2. Menurut Wyne “karakter ialah dengan menandai bagaimana cara

ataupun teknis untuk memfokuskan penerapan nilai kebaikan

kedalam tindakan ataupun tingkah laku”. Artinya karakter yang

baik ditandai dengan adanya pemahaman nilai kebaikan yang

diterapkan pada tindakan atau tingkah laku.

3. Menurut Kamisa “pengertian karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,

akhlak, dan budi pekerti yang dapat membuat seseorang terlihat

berbeda dari orang lain”. Maksudnya adalah dengan memiliki

ahlak atau perilaku yang baik akan menjadikan seseorang berbeda

dengan yang lain.

4. Menurut Doni Kusuma “karakter merupakan ciri, gaya, sifat.

ataupun karakteristik diri seseorang yang berasal dari bentukan

yang didapatkan dari lingkungan sekitarnya”. Maksudnya adalah

karakter terbentuk dari suatu pembiasaan yang didapatkan dari

lingkungan sekelilingnya.

5. Menurut W. B. Saunders “karakter merupakan sifat nyata dan

berbeda yang ditunjukkan oleh individu. Karakter dapat dilihat dari


26

berbagai macam atribut yang ada dalam pola tingkah laku

individu”. Kesimpulanya karakter adalah adanya perbedaan sifat

seseorang yang ditunjukan dengan bermacam tingkah laku individu

kepada orang lain.

Menurut Suyanto dalam Daryanto dan Darmiatun (2013:41)

“karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap

individu untuk hidup bekerja sama baik dalam lingkungan keluarga,

masyarakat, bangsa dan negara”. Dapat dijabarkan bahwasanya seseorang

yang memiliki karakter baik adalah seseorang yang mampu membuat

keputusan dan bertanggung jawab dari setiap keputusan yang dia ambil.

Hal ini sebagai mana yang sudah dituturkan oleh Suyanto yang

artinya adalah karakter yang baik dapat dilihat dari kualitas seseorang

dengan segala tingkah lakunya yang mana membawa unsur keberanian,

setia, jujur, dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Dan karakter juga bisa

saja berubah karna adanya pengaruh dari faktor luar, maka dari itu perlu

adanya upaya untuk membangun kembali karakter-karakter yang bernilai

positif dan merawatnya agar selalu tertanam dalam diri seseorang.

Karakter dalam bahasa arab disebut juga sebagai akhlak, “menurut

pendekatan etimologi perkataan ‘akhlak’ berasal dari bahasa arab jama’

dari bentuk mufrodnya ‫ خلق‬yang menurut logat diartikan budi pekerti,

perangai, tingkah laku atau tabiat”. Al-Ghozali memberi gambaran bahwa

akhlak adalah tindakan dari seseorang yang berasal dari hati yang baik.

Maka dari itu pendidikan karakter dapat diartikan sebagai usaha sadar
27

dalam membentuk suatu kebiasaan yang baik sehingga watak dari anak

sudah tumbuh mulai sejak dini. Dan Allah telah memberikan petunjuk

melalui Rasul dan Nabinya kepada manusia agar senantiasa berperilaku

yang uswatun hasanah di muka bumi ini.

Menurut Creasy dalam Zubaedi (2012:102) mengartikan

“pendidikan karakter sebagai upaya mendorong peserta didik tumbuh dan

berkembang dengan kompetensi berpikir dan berpegang teguh pada

prinsip-prinsip moral dalam hidupnya serta mempunyai keberanian

melakukan yang ‘benar’ meskipun dihadapkan dengan berbagai

tantangan”.

Penyebab dari semua tindakan yang jahat dan buruk terletak pada

seseorang yang tidak memiliki keberanian dalam melakukan sesuatu

ketika dihadapkan dengan berbagai tantangan. Maka dari itu perlunya

pendidikan karakter untuk menumbuhkan siswa memiliki mental yang

kuat sesuai dengan nilai-nilai moral pendidikan sebagai solusi terbaik

dalam menghadapi berbagai bencana moral yang terjadi pada bangsa ini.

Samani (2017:42) “sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa,

karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai

interaksi antar manusia”. Secara luas berbagai karakter diartikan sebagai

nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar : kedamaian, menghargai, kerja

sama, kebebasan, kebahagiaan, kejujuran, kerendahan hati, kasih sayang,

tanggung jawab, kesederhanaan, toleransi, dan persatuan. Biasanya

karakter dipengaruhi dari keturunan orang tua kepada anak, tingkah laku
28

seorang anak sering kali tidak jauh dari perlakuan orangtuanya . Bahkan

dalam ungkapan bahasa jawa dikenal istilah “kacang ora ninggal lanjaran”

yang artinya pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau

bambu tempatnya melilit dan menjalar. Kecuali ketika dengan lingkungan

baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam ikut membentuk karakter.

G. Pengertian Nilai

Nilai dalam bahasa inggris adalah value yang artinya harga,

sedangkan pengertian secara umum nilai adalah suatu konsep yang

menunjukkan pada sesuatu yang dianggap berharga dalam kehidupan

manusia tentunya, seperti contohnya hal yang bersifat positif, indah,

berdampak baik, bermanfaat dalam kehidupan manusia baik individu

maupun sosial. Justru sebaliknya jika hal tersebut memiliki dampak

negatif, tidak memiliki manfaat, dan merugikan maka biasanya dikatakan

dengan sesuatu yang tidak berharga atau tidak memiliki nilai tersendiri.

Maka dari itu nilai memiliki konsep tersendiri yaitu sesuatu yang

dianggap baik dan bermanfaat dimanapun tempatnya baik dilingkup

terkecil sampai lingkup yang besar, dilingkup sosial maupun pribadi,

dilingkup daerah, suku, agama yang mana beraneka ragam memiliki

dampak positif dalam keidupan sehari-hari. Selain pengertian umum ada

kaitanya pengertian nilai menurut para ahli diantaranya sebagai berikut:

a. Menurut Spranger nilai adalah “suatu tatanan yang di jadikan

panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif

keputusan dalam situasi sosial tertentu”.


29

b. Menurut Horrocks nilai adalah “sesuatu yang memungkinkan

individu atau kelompok sosial membuat keputusan mengenai apa

yang ingin dicapai atau sebagai sesuatu yang dibutuhkan”.

c. Menurut Antoni Giddens (1995) nilai adalah “suatu gagasan yang

dimiliki seseorang maupun kelompok mengenai apa yang layak, apa

yang dikehendaki, serta apa yang baik dan buruk”.

d. Menurut Horton dan Hunt (1987) nilai adalah “suatu gagasan

mengenai apakah suatu tindakan itu penting ataukah tidak penting”.

e. Menurut Nietzsche nilai adalah “tingkat atau derajat yang diinginkan

oleh manusia”.

f. Menurut Danandjaja nilai adalah “pengertian yang dimiliki

seseorang akan sesuatu yang lebih penting maupun kurang penting,

apa yang lebih baik dan kurang baik, dan juga apa yang lebih benar

dan apa yang salah”.

Dari pengertian nilai menurut para ahli dapat disimpulkan

bahwasanya nilai memiliki pengertian tentang bagaimana seseorang dapat

memilih dan menghendaki sesuai dengan pertimbangan baik atau

buruknya, layak atau tidak layak, dan apakah sesuatu itu akan berguna atau

tidak tergantung pada individu atau sosial yang menjalankannya.

H. Nilai-Nilai Karakter

Daryanto (2013:47) mengungkapkan bahwa “satuan pendidikan

selama ini sudah mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai

pembentukan karakter melalui program operasional satuan pendidikan


30

pada masing-masing jenjang”. Bahwasanya selama ini pendidikan di

Indonesia sebagian besar sudah menjalankan nilai-nilai moral melalui

pendidikan di sekolah sesuai pada tingkatan masing-masing, namun

dengan adanya perkembangan zaman nilai-nilai moral pendidikan mulai

luntur dan sudah jarang diterapkan kembali terutama pada aspek sikap.

Dalam kaitan implementasi nilai-nilai dan proses kaitanya dengan

pengembangan karakter nilai pada anak yang dilaksanakan dengan maksud

memfasilitasi mereka untuk menjadi orang yang memiliki kualitas moral,

hidup secara kewarganegaraan, kebaikan, kesantunan, rasa hormat,

kesehatan, tanggung jawab, yang kehadiranya dapat diterima oleh

masyarakat. Dalam ini draf Grand Desaign Pendidikan karakter

mengungkapkan kaitanya dengan nilai-nilai yang akan dikembangkan

dalam budaya satuan pendidikan formal atau nonformal, dengan

penjelasanya adalah:

a. Sikap religius: yaitu “ketaatan dan kepatuhan dalam memahami

dan melaksanakan ajaran agama dengan aliran kepercayaan

masing-masing yang dianut”. Kaitanya dengan sikap dalam hal

beragama adalah mampu menunjukkan sikap toleransi dengan

agama lain dengan rukun.

b. Sikap jujur: “menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa

yang dikatakan dan dilakukan, berani karena benar, dapat

dipercaya”. Perilaku jujur sangat dipentingkan dalam kehidupan


31

dan melatih seseorang untuk konsisten antara apa yang dikatakan

dengan apa yang

c. Sikap tanggung jawab: “melakukan tugas sepenuh hati, bekerja

dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai

prestasi terbaik, mampu mengontrol diri, disiplin, akuntabel

terhadap pilihan dan keputusan yang diambil”. Dengan hal ini

siswa harus dilatih untuk memiliki sikap tanggung jawab sejak dini

dan siap menghadapi tantangan dimasa mendatang.

d. Cerdas: “berpikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan penuh

perhitungan, rasa ingin tahu yang tinggi, berkomunikasi efektif,

bergaul secara santun, menjunjung kebenaran”. Untuk menghindari

kesalahan yang fatal maka berfikir cerdas sangat diperlukan.

e. Sehat dan bersih: “menghargai ketertiban, kedisiplinan, menjaga

diri dan lingkungan, menerapkan pola hidup seimbang”.

Menerapkan hidup sehat dan bersih akan memberikan dampak

yang positif baik bagi tubuh sendiri maupun bagi lingkungan

sekitar.

f. Sikap peduli: “memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak

sopan dan santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti

orang lain, mau mendengar orang lain, mau berbagi, tidak

merendahkan yang lain”. Sebagai warga Indonesia yang dikenal

dengan masyarakatnya yang rukun maka sikap kepedulian terhadap

sesama harus selalu dijaga.


32

g. Kreatif: “mampu menyelesaikan masalah secara inovatif, luwes,

kritis, berani mengambil keputusan dengan cepat dan tepat,

menampilkan sesuatu yang unik, memiliki ide-ide baru, ingin terus

berubah”. Orang-orang yang kreatif akan selalu dibutuhkan oleh

orang lain karna orang yang kreatif akan selalu memiliki ide-ide

baru serta dapat menjawab tantangan yang dihadapi dengan baik.

h. Gotong royong: “mau bekerja sama dengan baik, berprinsip bahwa

tujuan akan lebih mudah dan cepat tercapai jika dikerjakan dengan

bersama-sama”. Sikap gotong royong tetap harus dilestarikan karna

selain meringankan pekerjaan juga dapat menambah kerukunan

sesama manusia.

i. Disiplin: “yakni sikap kebiasaan dan tindakan yang konsisten

terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku”.

Dalam hal ini anak dibiasakan untuk hidup teratur baik dalam diri

sendiri ataupun dalam kegiatan kemasyarakatan.

j. Demokratis : “yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan

persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya

dan orang lain”. Indonesia menganut asas demokrasi yang mana

setiap orang memiliki hak dan kewajiban masing-masing.

k. Cinta tanah air: “yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa

bangga setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

budaya, agama”. Dengan beraneka ragam suku budaya, agama, dan


33

bahasa yang ada di Indonesia seharusnya kita patut bangga serta

turut menjaganya.

l. Rasa ingin tahu: “yakni cara berpikir sikap dan perilaku yang

mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal

yang dilihat, didengar dan dipelajarinya”. Setiap orang memiliki

cara tersendiri untuk seseorang belajar dan menemukan hal-hal

yang baru.

m. Mandiri: “yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun

persoalan”. Kaitanya dengan program full day school maka siswa

selain dibentuk karakter yang baik tetapi juga dilatih untuk hidup

mandiri mulai sejak dini.

n. Semangat kebangsaan nasionalisme: “yakni sikap dan tindakan

yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas

kepentingan pribadi”. Seseorang yang sudah memiliki komitmen

untuk menjaga bangsa ini maka orang itu akan lebih

mengedepankan kepentingan umum dibandingkan kepentingan

milik pribadi.

Dalam implementasi nilai-nilai pengembangan karakter pada

peserta didik di intregasikan dalam kurikulum, dengan menggunakan

pendekatan lain adalah menerapkan kedalam bidang studi yang sesuai

dengan nilai-nilai pendidikan karakter, misalnya pada nilai demokrasi dan

nilai cinta tanah air diajarkan pada mata pelajaran pendidikan


34

kewarganegaraan (PKN), nilai menghargai alam diajarkan pada mata

pelajaran sains. Samani (2017:55) Berikut dibawah ini adalah

pengembangan nilai-nilai karakter yang sudah termuat dalam kurikulum

pendidikan Sekolah Dasar :

a. Amanah

b. Menghormati/ Menghargai

c. Penuh Tanggung Jawab

d. Adil dan jujur, sportif

e. Peduli

f. Kewarganegaraan

Dari jumlah dan jenis bidang karakter, sekolah memiliki strategi

tersendiri dalam penerapanya dan mempraktikanya dalam kehidupan

sehari-hari, tergantung pada kebutuhan lingkungan, fisik dan psikis anak

terutama ketika disekolah. Dari beberapa jenis nilai yang dikembangkan

dalam pelaksanaanya dapat dimulai dari nilai yang sederhana dan mudah

dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah.

I. Pembentukan Karakter

Ada pepatah yang mengatakan bahwa mengajarkan anak kecil

ibaratnya seperti mengukir diatas batu, yang akan terus membekas sampai

pada usia tua, sedangkan mengajarkan pada orang yang dewasa

diibaratkan mengukir diatas air, yang akan cepat sirna dan tidak berbekas.

Sama halnya ketika membahas karakter yang berkualitas perlunya

pembentukan dan pembinaan sejak usia dini. Usia dini merupakan masa
35

yang produktif untuk membentuk karakter seseorang. Banyak para ahli

mengatakan bahwa kegagalan pembentukan karakter seseorang sejak dini,

akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasanya kelak. Selain

itu menanamkan moral pada generasi muda adalah usaha yang strategis.

Pembentukan karakter tidak terlepas dari life skill. Life skill sendiri

merupakan kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah dengan

mengaitkan berfikir dengan mahir, mempraktikkan/berlatih kemampuan

yang dimiliki, fasilitas, dan sikap yang bijaksana. Dalam proses

mengembangkan keterampilan dimulai dari sesuatu yang mudah dilakukan

dan tidak adanya keterpaksaan, kemudian menjadi suatu pembiasaan oleh

siswa. Secara umum dalam proses pembelajaran hanya ditujukan untuk

pencapaian suatu kompetensi sesuai dengan indikator tertentu, pleh

karenanya seringkali guru yang terkadang mengabaikan proses

pembentukan karakter siswa, banyak pendidik yang terkadang

menganggap bahwa karakter seseorang telah melekat pada siswa sejak

lahir atau secara alamiah, akan tetapi karakter pada dasarnya tidak sebagai

suatu sifat bawaan, tetapi masih bisa diupayakan melalui suatu tindakan

secara berulang dan rutin. Oleh karena itu perlunya upaya pendidik

memahami cara-cara pembentukan karakter dengan melalui proses

pembiasaan dan pembelajaran, dan pembentukan karakter dapat dilakukan

secara terus-menerus dan berulang-ulang.

Faktor-faktor pembentukan karakter antara lain: adanya faktor

internal misal pada instink biologis, kebutuhan psikologis (rasa aman,


36

penghargaan, penerimaan, dan aktualisasi diri) dan kebutuhan pemikiran,

dan faktor eksternal misalnya pada lingkungan keluarga, sosial dan

pendidikan. Karakter tidak sesekali langsung terbentuk, lalu tertutup,

tetapi terbuka bagi semua bentuk perbaikan, pengembangan, dan

penyempurnaan. Adapun tahapan perkembanganya adalah sebagai berikut:

1. Tahap usia I (0-10 tahun)

Perilaku lahiriah, metode pengembanganya adalah pengarahan,

pembiasaan, keteladanan, penguatan, hukuman, dan indoktrinasi.

Artinya pada tahap pertama anak akan mudah belajar dengan

sebuah pembiasaan, contoh yang baik karna anak masih suka

untuk meniru, mudah diarahkan dan memiliki keingin tahuan yang

tinggi.

2. Tahap II (11-15 tahun)

Perilaku kesederhanaan, metode pengembanganya adalah

penanaman nilai melalui dialog, pembimbingan, dan pelibatan.

Dalam tahap kedua ini anak sudah mulai dibelajarkan tentang

kehidupan dan pengamalan nilai-nilai karakter, memberikan

pengertian dengan diikut sertakan dalam kegiatan-kegiatan sosial

yang masih dalam pendampingan.

3. Tahap III (15 tahun keatas)


37

Kontrol internal atas perilaku, metode pengembanganya adalah

perumusan visi dan misi hidup, dan penguatan tanggung jawab

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam tahap terakhir ini anak

sudah mulai berkembang dari fase remaja menuju fase dewasa

artinya, anak sudah mulai bisa memilih dan memilah sesuai

dengan apa yang dikehendaki, mulai pencarian jati diri, maka dari

itu pentingnya penanaman nilai karakter sejak usia dini, agar

ketika anak mulai tumbuh dewasa anak sudah mengetahui damapk

positif dan negatif dari perbuatan yang akan dilakukan.

Daryanto (2013:7) mengemukakan bahwa ada tiga langkah cara

mengubah karakter diantaranya :

1. Terapi kognitif

Misalnya memperbaiki cara berfikir, dengan cara pengosongan

(mengosongkan benak dari berbagai bentuk pemikiran yang salah,

menyimpang, tidak berdasar baik dari segi agama maupun segi

rasional pada akal), pengisian (mengisi kembali benak dengan

nilai-nilai baru dari sumber agama, yang membentuk kesadaran

baru, logika baru, dan bagaimana cara memandang serta

menghadapi suatu masalah), kontrol (mengontrol pikiran-pikiran

baru yang melintas dalam benak sebelum berkembang menjadi

gagasan yang utuh), dan doa. Contoh ketika anak sudah

terpengaruh dari hal yang negatif ada cara awal dalam

memperbaikinya yaitu dengan cara terapi dimulai dari memberikan


38

pengertian akan dampak positif dan negatif yang akan dilakukan,

kemudian diarahkan untuk memperbaikinya sehingga sedikit demi

sedikit jika terus dilakukan kemungkinan besar akan berun=bah

menjadi lebih baik.

2. Terapi mental

Contoh dengan cara memberi pengarahan (arah perasaan yang

jelas), memberi penguatan (menguatkan perasaan dalam jiwa dan

keyakinan, kemauan, tekad sebelum melakukan suatu tindakan),

kontrol, dan doa. Dalam terapi mental ini anak langsung

dipraktikan dan pengarahanan yang positif agar setelah nanti apa

yang dilakukan membawakan energi positif anak akan bisa

menerimanya dengan baik.

3. Perbaikan fisik

Dengan cara memadukan tiga unsur ( baik dalam gizi makanan,

olahraga dan istirahat) dengan baik. Setelah terapi kognitif dan

mental untuk menunjang jasmani pada anak maka diperlukan

makanan yang baik untuk dikonsumsi, agar dapat hidup secara

teratur.

Menurut Sulistiono (2017:98) menjelaskan bahwa “pada era

globalisasi peran guru sekarang bukan hanya sekedar mentransfer ilmu

pengetahuan saja melainkan pada saat yang sama guru juga diharapkan

mampu membentuk karakter peserta didik”.


39

Menurut Undang-undang Guru dan Dosen tahun 2005 “Guru

adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, pendidikan menengah”.

Artinya tugas guru disekolah tidak hanya berlaku ketika didalam

kelas saja ketika memulai proses belajar mengajar melainkan guru juga

harus memberikan tauladan yang baik, mampu mengkondisikan siswa,

mampu mengarahkan, mendampingi secara intens kegiatan yang dilakukan

siswa serta pembinaan guna untuk menciptakan karakter yang baik pada

diri siswa.

J. Strategi pengembangan karakter

Pengembangan karakter dirasa perlu dan penting untuk dilakukan

dilembaga-lembaga pendidikan terutama disekolah dan stake holders nya

di jadikan sebagai tumpuan dalam penyelenggaraan pendidikan karakter

disekolah. Karakter dapat dikembangkan melalui tiga tahap yaitu:

pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit).

Karakter tidak hanya didapatkan melalui pengetahuan saja, terkadang

orang yang sudah memiliki pengetahuan lebih banyak belum tentu

memiliki karakter yang baik pula, maka dari perlunya melatih dengan

kebiasaan berperilaku baik kepada diri sendiri, masyarakat, keluarga dan

lingkungan dikarenakan karakter juga dapat berpengaruh melalui wilayah

emosi dan kebiasaan diri.


40

Pengembangan karakter dalam sistem pendidikan adalah adanya

keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-

nilai karakter, yang dapat dilakukan dengan tindakan secara bertahap dan

saling menghubungkan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dan sikap

atau emosi yang kuat dalam melaksanakanya. Dengan demikian

diperlukan tiga komponen karakter yang baik yaitu:

a. Moral knowing (pengetahuan moral) memiliki ranah

kognitif, pengetahuan tentang nilai-nilai moral

b. Moral feeling (penguatan emosi) memiliki ranah tentang

penentuan sudut pandang

c. Moral action (tindakan bermoral) memiliki ranah dalam

keberanian mengambil sikap

Untuk memahami apa yang mendorong seseorang dalam

melakukan perbuatan yang baik maka harus dilihat dari tiga aspek lain dari

karakter itu, kebiasaan berbuat baik juga tidak selalu menjamin bahwa apa

yang dilakukan secara sadar menghargai pentingnya nilai karakter, bisa

saja apa yang dilakukan seseorang karena dilandasi oleh rasa takut untuk

berbuat salah, bukan karena kesadaran terhadap nilai karakter. Hal ini

yang harus dihilangkan dalam diri siswa, maka pendidik sekaligus warga

sekolah warga sekolah yang lain juga terlibat dalam menumbuhkan

karakter melalui sistem pendidikan dengan cara memahami, merasakan,

menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai kebaikan.


41

Sementara ini pengembangan karakter telah diaplikasikan kedalam

mata pelajaran agama, pelajaran kewarganegaraan, atau pada mata

pelajaran lainya yang mana program utamanya memfokuskan pada

pengenalan nilai-nilai karakter secara kognitif belum sampai penghayatan

secara afektif. Menurut Buchori “pengembangan karakter seharusnya

membawa anak ke pengenalan nilai secara kognitif kemudian penghayatan

nilai secara afektif dan ahirnya ke pengamalan nilai secara nyata”. Ki

Hajar dewantoro mengemukakan pengembangan karakter dengan kata-

kata cipta, rasa, karsa.

K. Tujuan dan fungsi pengembangan karakter pada peserta didik

Menurut T. Ramli dalam pengembangan atau pembentukan

karakter pada siswa memiliki nilai dan arti yang sama dengan pendidikan

moral dan pendidikan ahlak, tujuanya adalah untuk membentuk pribadi

anak agar anak dapat berkembang menjadi lebih baik bagi diri sendiri,

untuk masyarakat dan warga negara yang baik.

Menurut Kusuma (2011:9) tujuan pendidikan karakter adalah

sebagai berikut:

1. Dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas kehidupan

manusia dengan menerapkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Memperbaiki etika dan moral peserta didik yang tidak sesuai

dengan apa yang dikembangkan sekolah.


42

3. Dengan penerapan pendidikan karakter disekolah agar peserta

didik dapat membiasakan berperilaku baik kepada keluarga,

masyarakat umum dan dapat bertanggung jawab pada diri sendiri

dan masyarakat.

Narwanti (2011:18) “Berdasarkan kebijakan Nasional

Pembangunan Karakter Bangsa, pendidikan karakter memilki tiga fungsi”

diantaranya:

1. Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi

Dalam hal ini terdapat kesimpulan dari pada fungsi pembentukan

adalah untuk membentuk dan mengembangkan potensi manusia

agar selalu berfikir positif, memiliki moral yang baik,

berkehidupan religius sesuai dengan kaidah pancasila.

2. Fungsi perbaikan dan penguatan

Dalam memperbaiki karakter bangsa peran keluarga, sekolah,

masyarakat dan pemerintah ikut berpartisipasi serta bertanggung

jawab dalam pengembangan potensi dan pembangunan untuk

bangsa lebih maju, dan mandiri.

3. Fungsi penyaring, pembangungan karakter bangsa.

Berfungsi memilah budaya sendiri dan menyaring budaya bangsa

lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter

bangsa yang bermartabat, maka dari itu pastikan membudayakan

dengan istilah saring sebelum sharing.


43

L. Hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai full day school dalam

pendidikan karakter

1. Alfi Sa’adah (2018). Implementasi full day school dalam membentuk

kualitas ahlak siswa di SD Al-Gontory Tulungagung. IAIN

Tulungagung jurusan pendidikan agama islam dalam skripsinya

menyimpulkan dari hasil penelitianya adalah ketika diterapkanya full

day school waktu belajar mengajar relatif lebih lama maka dari itu: 1)

guru perlu membuat metode dan strategi yang tidak mebosankan bagi

pembelajaran siswa, 2) tujuan dalam penerapan full day school adalah

untuk membentuk ahlak siswa dalam hal beribadah, baca tulis al-quran

dan menghafal doa keseharian, 3) dan cara mengevaluasi dari

penerapan full day school adalah dengan cara memberikan kartu siswa

kepada orangtua dalam satu minggu sekali agar orangtua juga ikut

andil dalam membentuk ahlak mahmudah pada diri siswa.

2. Siti Munawaroh (2015). Efektifitas program full day school dalam

pembinaan karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Kota Malang.

Universitas Islam Malang prodi pendidikan agama islam dalam

skripsinya menyimpulkan dari hasil penelitian yang dilakukan adalah

secara garis besar upaya yang dilakukan dari program full day school

dalam membentuk karakter siswa adalah tidak lepas dari: 1) kurikulum

yang digunakan masih menggunakan KTSP sama halnya dengan

sekolah yang lain pada umunya, namun perbedaanya kurikulum lokal

yang dikolaborasikan dengan kegiatan praktek keagamaan,


44

ekstrakurikuler, intrakurikuler dan ko kurikuler, 2) metode

pembelajaran yang digunakan menggunakan metode klasikal, diskusi,

keteladanan, proyek dan praktek lapangan, 3) menyediakan guru yang

berkualitas dengan memberikan pelatihan-pelatihan, pembelajaran

sesuai dengan RPP, dan menyediakan media pembelajaran.

3. Endah Wulandari (2018). Aanalisis implementasi full day school

sebagai upaya pembentukan karakter siswa di SD Muhamadiyah 4

Kota Malang. Universitas Muhamadiyah Malang dalam jurnal

pemikiran dan pengembangan SD dalam hasil penelitianya adalah

pelaksanaan full day school sebagai upaya pembentukan karakter

siswa dengan membagi dengan model sekolah pemadatan 5 hari efektif

dan satu hari ekstrakurikuler. Proses pembentukan karakter pada siswa

di SD Muhammadiyah 4 Malang dilaksanakan melalui: 1) kegiatan

budaya sekolah yaitu kegiatan rutin, kegiatan spontan dan

menggunakan metode pembentukan karakter, 2) proses pembentukan

karakter siswa juga dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler

pramuka dan tapak suci, 3) dan nilai karakter siswa yang paling

menonjol adalah karakter religius, mandiri dan peduli lingkungan.

Terlihat dari hasil temuan yang muncul pada diri siswa yaitu karakter

disiplin, jujur dan bertanggung jawab.

4. Homsa D Rohana (2016) Pengaruh sitem full day School terhadap

pembentukan karakter religius siswa kelas V di SD Nasima Semarang

dalam skripsinya menyimpulkan dari hasil penelitianya bahwa dengan


45

berjalanya sistem full day school yang sudah lama diterapkan

disekolah Nasima memberikan dampak yang cukup baik terutama pada

pembentukan karakter religius siswa dilihat dari kebiasaan siswa

melakukan solat berjamaah disekolah, walaupun masih banyak

masyarakat yang meragukan sistem full day school , dikarenakan

masyarakat khawatir jika sistem ini malah akan membuat anak

mendapat tekanan secara psikis. Sistem ini masih dianggap asing dan

akan membebani anaknya. Terbukti dari wacana mendikbud mengenai

full day school yang banyak ditolak masyarakat dengan berbagai

keraguan dan kekhawatiran. Masyarakat masih meragukan dengan

sistem full day school akankah benar-benar menjadikan karakter anak

lebih baik atau malah menjadikan beban tersendiri bagi anak. Maka

hasil kesimpulanya adalah: 1) secara garis besar karakter religius siswa

sudah cukup baik dengan pembiasaan solat berjamaah disekolah, 2)

masih banyak masyarakat yang ragu dengan program full day school

karena dirasa orangtua takut anaknya akan mendapat tekanan secara

peikis.

5. Arizka Nur Islami (2016) dalam skripsinya yang berjudul

“implementasi program pendidikan full day school di MI

Muhammdiyah Karanglo Kabupaten Banyumas” dari hasil penelitian

yang didapatkan adalah: 1) untuk menunjang program full day school

kegiatan harian yang dilakukan di MI Muhammadiyah sudah cukup

baik, dilihat dari dari penyambutan dan pemulangan siswa, 2) kegiatan


46

pembelajaran yang menyenangkan, 3) tata cara wudlu dan solat siswa

yang sudah mulai benar, 4) kedisiplinan siswa, 5) hafalan juz 30, 6)

hafalan doa-doa pilihan, kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan belajar,

pembiasaan islami, 7) kegiatan pendukung yang lain adalah

penanaman ahlak dengan membiasakan siswa untuk berinfaq setiap

hari jum’at untuk menciptakan rasa peduli.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini akan mengkaji dan mendeskripsikan tentang

penerapan program full day school dalam mengembangkan karakter

peserta didik di MI Khadijah Malang. Yang menjadi fokus adalah karakter

peserta didik, proses penerapan full day school, faktor-faktor pendukung

dan penghambat baik dari segi nilai maupun sikap. Sesuai dengan hal

tersebut maka penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif.

Lexy J. Meleong (2010:6) di artikan “penelitian kualitatif sebagai

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian, misalnya pada perilaku, persepsi, motivasi,

secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata, bahasa pada

suatu konteks yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah”.

Deskriptif kualitatif adalah penelitian yang data-datanya

didapatkan dari hasil wawancara, catatan laporan, dokumentasi, atau

penelitian yang didalamnya berisi suatu pendeskripsian secara analisis

terhadap peristiwa atau proses lingkungan secara alamiah untuk

mendapatkan makna yang mendalam dari hakikat proses tersebut.

Dan jenis penelitian yang digunakan adalah jenis studi kasus.

“Adapun studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang

dilakukan secara integrative dan komprehensif agar memperoleh

47
48

pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah

yang dihadapi dengan maksud tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan

memperoleh perkembangan yang baik” (Susilo Rahardjo dan Gudnarto,

2011 : 250).

B. Kehadiran Peneliti

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus yang

mengumpulkan data-data. Peneliti berperan sebagai pengamat. Dalam

penelitian kualitatif peneliti wajib hadir dilokasi, karena peneliti

merupakan bagian penting dalam komponen penelitian yang memang

seharusnya hadir secara langsung di lokasi guna mengumpulkan data.

Pada saat memasuki lokasi penelitian harus sangat berhati-hati

terkait informasi yang didapatkan agar tercipta suasan yang mendukung

kebersihan dalam mengumpulkan data. Kehadiran peneliti dilokasi sangat

diperlukan sesuai dengan prinsip pada penelitian kualitatif, yaitu peneliti

harus menciptakan hubungan yang baik dengan subjek penelitian. Antara

lain dengan kepala madrasah MI Khadijah, dewan guru yang

bersangkutan, dan bagian keamanan sekolah karena hubungan yang baik

harus diciptakan mulai dari awal tahap penelitian sampai pada ahir

penelitian, karena hal itu menjadi kunci utama dalam kesuksesan dan

kelancaran dalam penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini peneliti mengambil MI Khadijah

sebagai tempat meneliti untuk mendapatkan data-data yang diperlukan,


49

dengan mempertimbangkan berbagai hal antara lain: kondisi lingkungan

sekolah, karakter peserta didik, dan proses pembelajaran, lokasi penelitian

yang dilaksanakan di MI Khadijah pada tanggal 15 April 2019 sampai

pada tanggal 9 Mei 2019 berada di Jalan Arjuno 19 A, Kauman Klojen

kota Malang. Alasan peneliti mengambil penelitian di MI Khadijah adalah

sebagai berikut:

a) MI Khadijah merupakan salah satu lembaga sekolah yang

menerapkan program full day school.

b) Memliki suatu kebiasaan yang unggul atau unik dalam

menerapkan budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan,

santun) di sekolah.

c) Sikap disiplin yang tinggi baik ditujukan kepada guru

ataupun siswa.

d) Menjunjung tinggi sikap religius

D. Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

antara lain :

1. Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari

sumber pertamanya yaitu berasal dari kepala madrasah, guru dan siswa

di MI Khadijah.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung berupa

dokumen-dokumen yang diperoleh dari data-data yang berhubungan

dengan masalah peneliti ketika melakukan penelitian. Dalam hal ini


50

meliputi arsip-arsip dan dokumen tentang kegiatan siswa-siswi,

penerapan pembelajaran program full day school, dan lain-lain.

Arikunto (2006:157) “Kata-kata dan tindakan subjek yang diamati

atau diwawancarai merupakan sumber data utama yang dicatat melalui

sumber data tertulis atau melalui rekaman, video, record ataupun

pengambilan foto sebagai bukti yang valid”. Pencatatan sumber data

dihasilkan melalui wawancara dan hasil merupakan usaha gabungan dari

kegiatan melihat, mendengar dan bertanya.

Sumber data yang dihasilkan dari kata-kata melalui wawancara

pada waktu penelitian dengan orang-orang yang dapat dipercaya kevalidan

informasinya seperti informasi yang diberikan langsung oleh kepala

madrasah, guru, dan siswa. Hasil dari wawancara bisa dicatat secara

tertulis atau menggunakan alat perekam untuk mengantisipasi adanya

kesalahan atau kekurangan dalam pencatatan

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga macam tehnik

pengumpulan data diantaranya :

1. Wawancara (interview)

Wawancara (interview) adalah metode pengumpulan data dengan cara

mengadakan tanya jawab sepihak yang dilakukan dengan sistematis

dan berlandaskan kepada tujuan pendidikan. Dalam pelaksanaanya

interview dapat dibedakan atas :


51

 Interview bebas yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja

tanpa pedoman, tetapi mengingat data yang akan dikumpulkan.

 Interview terpimpin pewawancara dengan membawa sederetan

pertanyaan lengkap dan terperinci.

 Interview bebas terpimpin perpaduan antara interview bebas dan

dan terpimpin.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode interview

terpimpin tentang penerapan program full day school dalam

mengembangkan karakter peserta didik. Yang mana peneliti membawa

sederetan pertanyaan yang ditujukan kepada:

1. Kepala Madrasah MI Khadijah Kota Malang.

2. Waka Kurikulum MI Khadijah.

3. Dan siswa-siswi yang bersekolah di MI Khadijah.

4. Bagian keamanan sekolah MI Khadijah

2. Observasi

Menurut Sugiyono (2012:66) “peneliti dalam pengumpulan data

menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa sedang melakukan

penelitian”. Pada tahap observasi ini berguna untuk mengetahui

tentang kondisi sekolah, letak secara geografis, sarana dan prasarana,

dan kegiatan selama disekolah.

Dengan hasil yang diperoleh dari observasi tersebut, diharapkan

dapat mendeskripsikan tentang penerapan program full day school


52

dalam mengembangkan karakter peserta didik di MI Khadijah Kota

Malang.

3. Dokumentasi

Sugiyono (2012:82-83) menjelaskan “dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk catatan,

gambar, tulisan, atau karya-karya seseorang”. Hasil penelitian juga

akan semakin valid dengan dukungan foto-foto atau karya tulis

akademik. Dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen yang ada dan mempunyai hubungan dengan tujuan

penelitian.

Dokementasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Dokumentasi primer apabila dokumen ditulis oleh pelakunya

sendiri.

2. Dokumen sekunder yaitu apabila suatu peristiwa yang dialami

disampaikan oleh orang lain dan orang ini yang kemudian

menuliskanya.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012 : 89) “analisis data adalah proses mencari

dan menyusun data secara sistematis, data yang diperoleh dari hasil

wawancara catatan dilapangan dan dokumentasi, kemudian menyusun

kedalam pola dan memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari

dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

maupun orang lain”.


53

Melis dan Huberman dalam Sugiyono (2012 : 39) mengemukakan

tiga langkah dalam analisis data yaitu reduksi data, display data, dan

verifikasi data

1. Reduksi Data

Menurut Sugiyono ( 2012: 92 ) “reduksi data adalah merangkum

dan memilih hal-hal yang pokok yang sesuai dengan fokus

penelitian”. Reduksi data adalah data yang diperoleh dari laporan

perlu untuk dicatat dan nantinya akan dirangkum, dan dipilih mana

yang sesuai, dan yang penting untuk dibahas dalam fokus penelitian.

2. Display Data

Setelah melakukan reduksi data maka selanjutnya mendisplay data

atau penyajian data. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono

(2012 : 95) “yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif

dengan mendisplay data maka akan mudah untuk memahami apa yang

terjadi”.

3. Verifikasi Data

Langkah terahir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi, penarikan kesimpulan dalam analisis data

kualitatif hanya bagian dari serangkaian proses penelitian keseluruhan.

Verifikasi maksudnya peneliti meninjau kembali atau mengoreksi

ulang catatan-catatan data yang di peroleh dan pemaknaan yang di

lakukan terhadap data tersebut.


54

G. Pengecekan Keabsahan Data

Setelah menganalisis data, peneliti harus memastikan apakah

interpretasi dan temuan penelitian akurat, maka harus adanya pengecekan

tentang data yang diperoleh agar hasil yang ditemukan bisa sesuai.

Adapun tehnik atau strategi yang dilakukan sebagai berikut :

1. Pengamatan jangka panjang

Peneliti melakukan pengamatan lebih lama dengan tujuan ingin

mendapatkan hasil data yang diambil atau diamati dari berbagai

sumber dilingkungan sekolah dengan harapan bisa mendapatkan

informasi yang sesuai dengan apa yang dicari.

2. Wawancara lebih mendalam

Melakukan wawancara secara mendalam agar bisa menggali informasi

yang lebih dalam dan mengetahui situasi dan kondisi dilingkungan MI

Khadijah Malang secara real.

3. Kajian kasus negatif

Kajian kasus negatif dilakukan dengan cara mengumpulkan contoh dan

kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecendrungan informasi yang

telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

4. Pengecekan Sejawat

Tehnik ini dilakukan dengan cara memaparkan hasil sementara atau

hasil akhir dalam bentuk diskusi dengan teman sejawat adapun

tujuanya :
55

a. untuk membuat agar tetap mempertahankan sikap kejujuran

dan terbuka.

b. diskusi dengan teman sejawat adalah salah satu kesempatan

awal yang baik untuk menjajaki dan menguji hipotesis yang

muncul dari pemikiran.

5. Triangulasi

Triangulasi adalah tehnik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain. Triangulasi diartikan sebagai pengecekan keabsahan data

dan berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Terdapat 3

triangulasi dalam keabsahan data yaitu trianggulasi sumber, triangulasi

pengumpulan data, dan triangulasi waktu. Pada penelitian ini adalah

menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah menguji

kreadibilitas daya yang dilakukan dengan cara mengecek data yang

telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi sumber akan

dilakukan pada Kepala Madrasah, guru, bagian keamanan sekolah dan

siswa.
BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Sejarah berdirinya MI Khadijah Malang

Madrasah Ibtidaiyah Khadijah Malang merupakan lembaga

pendidikan yang terletak di Jalan Arjuno 19 A, Kauman Klojen kota

Malang. MI Khadijah Malang berdiri sejak tahun 1986, didirikan oleh

yayasan masjid Khadijah atas permintaan masyarakat untuk mendirikan

lembaga pendidikan dasar dilahan yayasan yang semula disewa oleh

Depag untuk kegiatan MIN 2 Malang.

Madrasah Ibtidaiyah Khadijah Malang memiliki letak yang sangat

strategis yaitu berada dipusat kota Malang, sehingga siswa dapat

mengakses beberapa fasilitas perkotaan dengan mudah. Madrasah ini

juga terletak dilingkungan pendidikan yang kental, dimana di jalan

Arjuna sendiri terdapat beberapa lembaga pendidikan seperti Madrasah

Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Pertama Negri (SMPN), SMA

LAB, bahkan juga Universitas IKIP Budi Utomo.

Dengan demikian lokasi MI Khadijah yang berada di pusat kota

Malang dan berdekatan dengan lembaga pendidikan lain disekitarnya

akan mampu mempengaruhi pemikiran masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan yang berkemajuan. MI Khadijah

berstatuskan swasta, tetapi nilai islami dalam spiritual dan

56
57

intelektualnya tidak kalah dengan sekolah MI lainya yang memiliki

status Negri. MI Khadijah telah terakreditasi A pada tahun 2017 lalu,

status tanah milik yayasan dengan luas tanah sebesar 194,25 m2

a. Pada tahun 1986 Jl. Arjuno 19 A disewa MIN 2 Malang.

b. Pada tahun 1986 – 1993 Dipimpin oleh Bapak Prof. Dr H.

Thohir lut dengan meluluskan perrtama kali pada tahun

1992 dengan jumlah 13 siswa.

c. Pada tahun 1993 sampai 2000 dipimpin oleh ibu Dra. Hj.

Bir’ah Mashoedi beliau adalah mantan kepala Madrasah

Ibtidaiyah Negri 1 Malang.

d. Tahun 2000 sampai 2006, dipimpin oleh bapak Drs. H.

Fattah Ibrahim.

e. Kemudian pada tahun 2006 sampai 2017 dimpimpin oleh

bapak Drs. H. Khusnul Fathoni, M.Ag.

f. Dan pada tahun 2018 sampai sekarang dipimpin oleh ibu

Dra Sa’adah.

2. Profil MI Khadijah Malang

Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Khadijah

Alamat Sekolah : Jalan Arjuna 19 A, Klojen Kota Malang

Telp/Fax : (0341)350177

Kode pos : 65119

Email : mikhadijahmlg@yahoo.com

Status : Swasta
58

NPSN : 60720780

NSM : 111235730025

Akreditasi :A

Luas Bangunan : Lt.I 895,5 m2 Lt. II 773 m2 Lt. III 276,75 m2

Jumlah Rombel : 13 Rombel

Jumlah Guru : 19 Guru

Jumlah Karyawan : 6

3. Visi dan Misi MI Khadijah Malang

Setiap lembaga pastilah memiliki visi dan misi serta tujuan sebagai

acuan pertama dalam mengembangkan lembaga tersebut. Salah satunya

adalah lembaga Madrsah Ibtidaiyah Khadijah memiliki visi

“Mewujudkan Madrasah Ibtidaiyah yang profesional, unggul,

berkarakter dan berkemajuan”. Adapun motto dari pada MI Khadijah

ini adalah membangun pondasi iman, ilmu dan akhlakul karimah.

Maksud dari visi diatas adalah Madrasah Ibtidaiyah Khadijah akan

mewujudkan pendidikan dengan cara mengembangkan peserta didik

secara profesional, berusaha untuk tetap unggul dari sekolah lain dan

mendidik siswa memiliki karakter yang berahlakul karimah serta siap

dalam menghadapi era globalisasi. Adapun misi yang diemban untuk

mencapai visi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Mendidik generasi yang sholih dan sholihah, berprestasi

berdasarkan iman dan takwa

2) Membentuk karakter siswa berbasis akhlakul karimah


59

3) Mengembangkan potensi siswa secara optimal

4) Menumbuhkan kepedulian siswa terhadap lingkungan hidup

(charing, sharing, dan empati).

4. Tujuan MI Khadijh Malang

Setiap individu ketika akan membangun sesuatu pasti memiliki

tujuan, di MI Khadijah sendiri juga memiliki tujuan yang mana tujuan

tersebut ditujukan kepada semua peserta didik, adapun tujuan umum di

diantaranya:

1) Meluluskan siswa berkarakter muslim kaffah

2) Meluluskan siswa yang shalih dan shalihah

3) Meluluskan siswa yang siap berkopetensi dalam persaingan

lokal maupun global

4) Meluluskan siswa yang peduli terhadap lingkungan

kehidupan.

Berdasarkan tujuan umum tersebut, maka harus adanya tujuan

khusus di MI Khadijah adalah:

a. Terlaksananya pembiasaan keimanan, ketaqwaan, akhlak,

dan budi pekerti luhur

b. Terlaksananya pembelajaran yang inovatif dan variatif

c. Terlaksananya tugas pokok guru

d. Tercapainya lulusan dengan mencapai nilai rata-rata

minimal 75

e. 80% lulusan dapat masuk di SLTP favorit


60

f. Tercapainya nilai rata-rata Ujian minimal 75

g. Keikut sertaan lomba dalam bidang akademik minimal

dapat masuk tingkat kota

h. Terciptanya kedisiplinan dan ketertiban dalam bidang

kehadiran, seragam, dan administrasi

i. Tersedianya sarana prasarana yang memadai

j. Terciptanya lingkungan aman, bersih, sehat, dan indah

5. Budaya MI Khadijah Malang

Untuk menindak lanjuti kurikulum yang telah digunakan sekolah

yaitu membentuk karakter siswa maka MI Khadijah memiliki budaya

yang biasa diterapkan pada setiap harinya yang memiliki tujuan agar

siswa siswa khususnya MI Khadijah memiliki sikap yang baik akhlakul

karimah, karena dengan melihat zaman yang semakin modern peserta

didik harus diajarkan dan diterapkan untuk memiliki akhlak yang baik

sejak usia dini, karena akhlak merupakan hal yang penting bagi

seseorang sebagai mahluk sosial yang nanti dikemudian harinya akan

mencerminkan sikap seseorang itu sendiri serta memiliki nilai-nilai

tersendiri. Adapun budaya yang selama ini diterapkan di MI Khadijah

adalah menerapkan budaya 6S diantaranya sebagai berikut:

a) Senyum

b) Sapa

c) Salam

d) Sopan
61

e) Santun

f) Salim

Adanya menerapkan 6S di MI Khadijah tidak lain adalah agar

peserta didik bisa terbiasa dengan 6S dimanapun mereka berada serta

budaya tambahan yang biasa diterapkan selain 6S adalah budaya sadar

sholat dan kedisiplinan. Siswa siswi MI Khadijah mulai dari kelas satu

sampai kelas enam telah dibiasakan untuk sholat sunnah dhuha, sholat

duhur berjamaah, dan untuk kelas 3-kelas 6 sholat asar berjamaah pada

setiap harinya dengan tujuan agar peserta didik terlatih mengerjakan

sholat dengan tepat waktu dan sadar akan kewajibanya sebagai umat

muslim. Selain 6S adapula 5K dan 5T sebagai pelengkap tujuanya

adalah untuk melengkapi 6S yang sudah diterapkan oleh siswa maupun

guru dalam kehidupan sehari-hari.

6. Kondisi Pendidikan

Di MI Khadijah sendiri dalam upaya mengembangkan pendidikan

untuk lebih bisa maju pastinya akan memperhatikan sumber daya

manusia untuk memperoleh kualitas sekolah sesuai dengan standar

pendidikan. Ditinjau dari factor-factor yang akan mempengaruhi

perkembangan sekolah anatara lain:

1) Peran Kepala Madrasaha

Kepala madrasah selaku penanggung jawab seluruh

penyelenggaraan pendidikan disekolah memegang perananan

yang strategis dalam mengembangkan mutu pendidikan pada


62

sebuah lembaga. Kepala madrsah di MI Khadijah telah

memenuhi kualifikasi dalam pendidikan dan juga syarat sebagai

kepasala madrasah yaitu telah mengajar selama beberapa tahun,

dari tahun 1991 dan diangkat menjadi kepala madrasah sejak

tahun 2018, telah melakukan pengawasan dan pembinaan

terhadap perencanaan dan pelaksanaan program.

2) Guru/ Pendidik

Guru sebagai tenaga pendidik ialah sekelompok sumber daya

manusia yang ditugasi untuk membimbing, mengajar, dan

melatih para peserta didik menuju arah perubahan yang lebih

baik. Peran dan kontribusi guru mata pelajaran tetap sangat

diharapkan guna kepentingan efektifitas dan efesien program

sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat

bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Kegiatan dan

keberhasilan pembelajaran juga bisa bergantung pada

kemampuan guru dalam mengelola dan menyuun pembelajaran

agar tetap efektif. Di MI Khadijah sendiri menurut hasil

wawancara jumlah keseluruhan guru ada 13 guru, beberapa guru

ada yang belum memenuhi syarat kualifikasi mengajar dalam

pendidikan/sarjana, adapun tenaga pendidik yang juga masih

honorer sehingga belum bisa sertifikasi.

3) Siswa
63

Siswa merupakan sebuah komponen penting dalam sistem

pendidkan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai

dengan tujuan pendiidkan nasional. Menurut hasil wawancara

oleh Kepala Madrasah bahwa jumlah siswa saat ini di MI

Khadijah pada tahun ajaran genap terdiri dari 435 siswa yang

dibagi kedalam 13 kelas. Masing-masing kelas diisi kurang lebih

30 siswa. Semua siswa putri diwajibkan mengenakan krudung

sesuai aturan sekolah, dan semua siswa harus datang kesekolah

paling lambat pukul 06.45 WIB. Karena di MI Khadijah sendiri

siswa diajarkan untuk hidup disiplin dalam semua hal yaitu

disiplin waktu, beribadah, dan belajar.

B. Temuan Penelitian

1. Karakter Siswa-Siswi MI Khadijah Kota Malang

Karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari

seseorang. Pembelajaran tentang tatakrama, sopan santun, dan adat

istiadat menjadikan pendidikan karakter lebih menekankan kepada

perilaku-perilaku seseorang agar memiliki kepribadian yang baik.

Dalam hal ini ada tiga macam karakter yang diterapkan kepada anak

mulai sejak dini di MI Khadijah diantaranya:

a. Karakter Kebangsaan

Dari hasil observasi yang telah dilakukan di MI Khadijah

Malang karakter kebangsaan yang biasa diterapkan kepada seluruh

dewan guru dan peserta didik adalah dengan melaksanakan upacara


64

bendera pada setiap hari senin hal itu dilakukan untuk

menumbuhkan sikap cinta terhadap tanah air, yang kedua

memperingati hari-hari besar seperti memperingati hari pancasila,

hari kemerdekaan 17 Agustus, hari kartini, dan hari-hari besar

nasional. Tujuanya adalah agar peserta didik bisa menghargai jasa-

jasa pahlawan terdahulu ditunjukkan dengan kesemangatan siswa

dalam mengikuti kegiatan yang diadakan disekolah.

Anak-anak dibiasakan sejak dini agar mereka memiliki

karakter kebangsaan yang cinta tanah air dengan cara saling

menghormati perbedaan baik suku maupun agama, membiasakan

hidup rukun dengan sesama, membiasakan hidup peduli

lingkungan. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh waka

kurikulum MI Khadijah Kota Malang ibu Wiwit bahwasanya:

Untuk menumbuhkan karakter cinta tanah air adalah


dengan membiasakan siswa untuk peduli lingkungan
dengan cara merawat lingkungan yang ada disekitar,
membuang sampah pada tempatnya, saling tolong
menolong, dan memperingati hari-hari besar nasional
dengan berbagai kegiatan seperti perlombaan, game dan
lain-lain agar anak ikut berpartisipasi dan mengenang hari-
hari bersejarah nasional dengan suka cita. (w2.wk.w.08 V
19).

Dengan demikian dari pernyataan yang telah disampaikan

oleh ibu Wiwit bahwasanya karakter kebangsaan yang diterapkan

di MI Khadijah Kota Malang adalah dengan menerapkan hidup

peduli lingkungan, toleransi, memperingati hari-hari besar nasional


65

dengan tujuan agar siswa-siswi memiliki kepekaan dan kepedulian

terhadap tanah air dengan memulai sejak dini.

Ada beberapa kebijakan-kebijakan tersendiri terkait dengan

cara mengembangkan karakter sisiwa-sisiwi di MI Khadijah,

seperti yang sudah dijelaskan oleh ibu Kepala Madrsah Dra.

Sa’adah bahwasanya beliau menjelaskan:

Semua warga disekolah MI Khadijah baik itu dewan guru


maupun siswa-siswi dibiasakan untuk hidup disiplin,
mandiri, dan bertanggung jawab. Dan sekolah memiliki
kebijakan tersendiri jika ada siswa yang melanggar tata
tertib sekolah maupun tata tertib dikelas maka harus
diberikan sanksi yang mendidik, memasukkan konsep
pendidikan karakter kedalam proses pembelajaran, selain
itu juga sekolah memiliki semboyan “memberikan contoh
akan lebih baik dari pada sekedar menasehati”. (w1.km.s.23
IV 19)

Dari keterangan yang disampaikan ibu Dra. Sa’adah dapat

disimpulkan bahwa dengan melalui pembiasaan siswa akan belajar

dan terbiasa dengan apa yang sudah dilakukannya setiap hari, dan

hal seperti itu bisa saja dilakukan dengan spontan jika sudah

terbiasa.

b. Karakter Keagamaan

Siswa siswi dibiasakan sejak dini untuk memiliki sikap

sopan santun kepada yang lebih tua. Dilingkungan sekolah

dibiasakan untuk selalu bersalaman dan mengucap salam jika

bertemu bapak ibu guru di jalan atau biasa disebut dengan budaya

5S (sapa, senyum, salim, sopan, santun), selain melaksanakan


66

pembiasaan bersalaman dan mengucap salam siswa-siswi juga

dibiasakan untuk membaca doa ketika akan pembelajaran, keluar

kelas, keluar dan masuk masjid, sebelum dan sesudah makan dan

yang paling utama adalah membiasakan siswa-siswi untuk sholat

tepat waktu dengan berjamaah. Seperti yang di jelaskan oleh ibu

Dra. Sa’adah selaku Kepala Madrasah bahwasanya:

Dalam upaya mengembangkan karakter MI Khadijah pada


peserta didik dengan melalui pembiasaan setiap hari
disekolah diantaranya: 1. Pembiasaan budaya 5S disekolah
dimulai dari pagi hari ketika siswa mulai datang ke sekolah
disambut dengan sebagian dewan guru untuk bersalaman
dengan siswa dihalaman sekolah. 2. Pembiasaan siswa
untuk sholat duha setiap pagi, kelas I dan kelas II untuk
sholat dhuha dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
memulai pelajaran, dengan dituntun bacaanya oleh guru
dikarnakan mereka masih pemula perlu adanya
pembelajaran. Untuk kelas III sampai kelas VI
dilaksanakan pada waktu menjelang istirahat secara
berjamaah, ketika didalam masjid siswa tetap dalam
pendampingan dewan guru. (w1.km.s.23 IV 19)

Dari penjelasan yang telah disampaikan oleh ibu Sa’adah

bahwasanya seluruh siswa dan guru wajib mengikuti kegiatan

yang ada disekolah seperti sholat duha berjamaah dan sholat duhur,

asar berjamaah pembiasaan ini dilakukan tujuanya adalah untuk

menumbuhkan kesadaran dan melatih siswa-siswi agar terbiasa

untuk solat tepat waktu dalam keseharianya.

Adapun penjelasan yang disampaikan oleh ibu Wiwit selaku

Waka Kurikulum tentang kelanjutan dalam mengembangkan


67

karakter keagamaan siswa-siswi di MI Khadijah adalah sebagai

berikut:

Selain menerapkan budaya 5S, MI Khadijah juga


menerapkan pembelajaran Al-Quran dengan metode Al-
Hikmah yang dilakukan empat hari dalam satu minggu
mulai hari senin sampai pada hari kamis, membisakan
makan minum dengan tangan kanan dan duduk,
memperingati hari besar islam seperti 1 Muharram, hari
raya qurban, maulid nabi, pondok romadhon dan hari besar
islam yang lain. Pada hari raya qurban siswa-siswi
dibiasakan untuk bersedekah atau berinfaq semampunya
tujuanya adalah agar siswa-siswi melatih dirinya untuk bisa
saling berbagi, bersedekah sejak usia dini. (w2.wk.w.08 V
19).

Dengan demikian dari pernyataan ibu Wiwit dapat

disimpulkan bahwa penanaman karakter keagamaan siswa-siswi di

MI Khadijah sangat diperlukan, hal yang terlihat sepele bahkan

sangat diperhatikan di lingkungan MI Khadijah. Dalam

pembentukan karakter membutuhkan waktu yang tidak sebentar

harus disertai dengan suatu pembiasaan pada setiap hari dalam diri

siswa. Dari hasil observasi juga diketahui bahwa siswa juga sudah

terbiasa dengan kegiatan yang telah dilakukan setiap harinya

disekolah tentunya dengan pengawasan dan pendampingan guru.

c. Karakter Kemasyarakatan

Karakter yang terbentuk sejak kecil akan dapat terlihat

setelah mereka dewasa, yaitu terlihat ketika seseorang sudah mulai

terjun di masyarakat. Pembiasaan-pembiasaan yang siswa-siswi MI


68

Khadijah lakukan disekolah setiap harinya seperti halnya berbagi

dengan sesama, tolong menolong, kerja bakti, berperilaku sopan

dan santun diharapkan bisa diterapkan dilingkungan masyarakat

masing-masing.

Pembiasaan selanjutnya adalah ketika peneliti melakukan

observasi dari kegiatan siswa-siswi MI Khadijah yaitu guru sangat

memperhatikan kebiasaan-kebiasaan siswa dan menanamkan

dalam diri siswa karakter yang baik, pada kegiatan peduli

lingkungan siswa diminta untuk bekerja bakti dilingkungan

sekolah tujuanya adalah untuk melatih anak memiliki rasa

kepekaan terhadap lingkungan disekitar, selain itu pembisaan yang

dilakukan adalah menghormati yang lebih tua dengan cara berkata

sopan kepada yang lebih tua, guru mengajarkan siswa untuk saling

membantu kepada orang yang sedang membutuhkan guru juga

tidak bosan-bosanya untuk selalu mengingatkan siswa dengan cara

yang mendidik dan dengan cara menyadarkan siswa.

Penanaman karakter kemasyarakatan juga dilakukan

dengan jalan membiasakan siswa dengan kegiatan-kegiatan

bermasyarakat seperti kegiatan gotong royong membersihkan

jalan, seperti yang telah dijelaskan oleh Kepala Madrasah ibu

Sa’adah sebagai berikut:

Salah satu cara guru menerapkan nilai-nilai karakter pada


siswa adalah dengan cara memberikan contoh terlebih
dahulu, kemudian baru mengajak siswa-siswi untuk
melakukan hal yang sama contoh ketika ada bencana
69

gempa bumi dan tsunami siswa-siswi dibelajarkan untuk


memiliki sikap peduli terhadap saudara yang sedang
mengalami musibah dengan cara menyisihkan sebagian
uang saku seikhlasnya, hal ini memang terkadang terlihat
sepele namun harus tetap dibiasakan mulai sejak dini.
(w1.km.S.23 IV 19).

Dan hasil dari wawancara kepada waka kurikulum selaku

wali kelas VA ibu Wiwit menjelaskan bahwasanya:

secara garis besar karakter siswa-siswi MI Khadijah


tergolong anak yang mudah dikondisikan dan mudah diberi
arahan tergantung guru mau diarahkan kemana peserta
didik, karna guru sebagai nahkoda dan siswa sebagai
penumpang, namun dalam setiap kegiatan disekolah guru
tetap memberikan pendampingan yang intensif.
(w2.wk.W.08 V 19).

Dan dari hasil wawancara dengan petugas keamanan bapak

Agus mengatakan tentang bagaimanana karakter peserta didik di

MI Khadijah adalah sebgai berikut:

Sejauh ini karakter siswa-siswi di MI Khadijah masih


tergolong wajar dari tingkat kenakalan atau keaktifan anak
meskipun ada sebagian siswa ada yang masih ngece
(meledek) ketika dikasih tau. (w3.pk.A.23 IV 19)

Dari beberapa penjelasan dapat disimpulkan bahwa secara garis

besar karakter sswa-siwa MI Khadijah Malang tergolong siswa yang

mudah dikondisikan terlihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan

disekolah mulai dari sholat berjamaah, salim ketika datang kesekolah,

disiplin dan bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan, peduli

lingkungan, tolong menolong, saling berbagi walaupun masih ada

anak yang sedikit susah mendidiknya semua itu bisa berjalan secara
70

optimal dengan melalui pembiasaan pada setiap harinya ketika

disekolah.

2. Pelaksanaan Program Full Day School dalam mengembangkan

karakter peserta didik di MI Khadijah

Setelah peneliti melakukan penelitian, adapun bentuk-bentuk

pelaksanaan program full day school dalam meningkatkan karakter

peserta didik di MI Khadijah adalah sebagai berikut:

a. Tujuan full day school

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan terkait

dengan tujuan pelaksanaan program full day school yang di

jelaskan oleh Kepala Madrasah ibu Sa’adah bahwasanya:

Tujuan dari penerapan program full day school sendiri


adalah agar siswa memiliki waktu istirahat dirumah lebih
banyak dari biasanya, dan menggunakan waktu lima hari
sekolah untuk memaksimalkan belajar dengan baik, adapun
tambahan dari tujuan penerapan program full day school di
MI Khadijah target utamanya adalah pembentukan karakter
siswa yang meliputi: 1) Dapat mengembangkan karakter
peserta didik baik secara sikap (akhlakul karimah) maupun
perbuatan dalam beribadah (ubudiyah). 2) Dapat
mengembangkan budaya literasi membaca dengan
maksimal pada waktu pagi hari. 3) Menambah jam mengaji
atau belajar membaca al-quran pada siswa dan hal itu
menjadi salah satu ikon tersendiri di MI Khadijah Malang.
4) Pembelajaran sholat 5 waktu pada siswa secara
berjamaah dimulai dari sholat dhuha berjamaah, sholat
dhuhur berjamaah, dan sholat asar berjamaah dengan
diiringi dzikir bersama dan kegiatan seperti itu dilakukan
berulang pada setiap harinya. (w1.km.S.23 IV 19).
71

Kesimpulan yang didapatkan dari wawancara oleh ibu

Sa’adah bahwasanya tujuan dari pelaksanaan full day school di MI

Khadijah Malang adalah untuk mengoptimalkan belajar siswa,

serta memaksimalkan penanaman nilai-nilai karakter dalam diri

siswa karena dengan full day school guru akan lebih mudah

mengawasi siswa selama disekolah, selain itu tujuan dari full day

school adalah untuk melatih kemandirian siswa selama disekolah.

b. Karakter yang dicapai dalam full day school

Dalam menerapkan karakter siswa diharapkan mampu

menyiapkan generasi islami yang berprestasi, beriman, berilmu,

berakhlak mulia, mandiri dan kompetetif dalam menghadapi

tantangan global. Dari hasil observasi yang peneliti temukan

adalah ketika dalam pelaksanaan full day school para dewan guru

selalu mendampingi siswa dalam kegiatan apapun kecuali pada jam

istirahat, dalam hal ini agar dewan guru tetap bisa mengawasi sikap

atau karakter siswa jika ada perilaku atau sikap siswa yang kurang

baik, guru tidak bosan-bosan untuk menegurnya. Dari sinilah

siswa-siswi mulai membiasakan untuk berperilaku baik.

Berdasarkan keterangan yang telah dipaparkan oleh

beberapa informan karakter siswa-siswi MI Khadijah Malang

secara garis besar tergolong siswa yang mudah dikondisikan,

meskipun ada perubahan pada karakter siswa semisal setelah libur

semester terkadang mereka masih terbiasa suasana liburan maka


72

upaya guru menerapkan kembali budaya sekolah dan

mengembangkan nilai-nilai karakter melalui pembiasaan pada

setiap harinya dilingkungan sekolah dengan pendampingan secara

intens.

Dalam pelaksanaan full day school pendidikan karakter

juga sangat diutamakan, penerapanya bisa melalui kegiatan-

kegiatan yang diterapkan disekolah setiap harinya, pada saat proses

pembelajaran berlangsung guru mengaitkan langsung dengan

materi yang disampaikan baik itu karakter keagamaan, karakter

kebangsaan dan karakter kemasyarakatan

c. Materi full day school

Madrasah Ibtidaiyah Khadijah yang berada di kecamatan

Klojen kota Malang telah menggunakan kurikulum 2013 dengan

sistem pengajaran PAIKEMI (Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Menyenangkan Islami) dengan memanfaatkan audio visual

dan membentuk karakter siswa. Sebagaimana yang diterapkan di

MI Khadijah dan kurikulum yang mencakup di MI Khadijah adalah

sebagai berikut :

a) Kementrian agama ( Kemenag )

b) Kementrian Pendidikan Nasional

c) Muatan Lokal

Selain pada kurikulum yang digunakan sebagai tolak ukur

peserta didik ada juga pengembangan diri baik dari minat bakat
73

siswa atau biasa yang disebut ekstrakurikuler yang dilaksanakan

pada setiap hari jumat setelah dhuhur atau setelah kegiatan

pembelajaran selesai, selain ekstrakurikuler ada juga kegiatan

mengaji dengan menggunakan metode Al-hikmah yang mana

secara khusus dibuat oleh asatidzah MI Khadijah setiap hari senin

sampai hari kamis.

Untuk pengembangan minat dan bakat siswa (ekstrakurikuler)

biasanya untuk kelas satu dan kelas dua dilaksanakan pada pukul

10.00 WIB setelah pembelajaran, akan tetapi kelas tiga dan kelas

enam dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB setelah solat jum’at, dan

untuk ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan pada sore harinya

mulai dari kelas 3 sampai kelas 5.

Adapun beberapa pilihan minat bakat siswa di MI Khadijah

adalah sebagai berikut: 1) membaca al-quran, 2) melukis, 3)

renang, 4) tapak suci, 5) paduan suara atau vokal, 6) seni tari, 7)

tenis meja, 8) catur, 9) olimpiade matematika, IPA.

Dan dari keterangan hasil wawancara oleh ibu Wiwit Sri

Widayati, S.Pd selaku bagian waka kurikulum MI Khadijah

menjelaskan tentang pengaturan dan pembagian jadwal belajar

siswa serta kegiatan selama disekolah memaparkan bahwasa:

dalam penerapan full day school tetap menggunakan jam


pelajaran sesuai dengan kebutuhan kurikulum dari
pemerintah yaitu 36 jam pelajaran umum ditambah 10 jam
pelajaran agama per minggu (dalam 5 hari sekolah)
74

kemudian setelah semua terpenuhi baru memberikan jam


tambahan sesuai dengan kebutuhan seperti tambahan
mengaji dalam waktu 8 jam perminggu, serta kegiatan
ekstrakurikuler pada setiap hari juam’at, dan salah satu ikon
dari MI Khadijah adalah adanya penambahan jam mengaji
bagi siswa. (w2.wk.W.08 V 19).

Maka dari penjabaran yang telah dijelaskan dapat

disimpulkan bahwa selama penerapan 5 hari sekolah siswa tidak

dituntut untuk belajar sesuai ketentuan kurikulum secara terus

menerus, melainkan diimbangi dengan kegiatan pada penekanan

religius serta minat bakat dengan harapan selama pembelajaran 5

hari sekolah siswa dapat belajar secara maksimal dengan tetap

membentuk siswa memiliki akhlakul karimah.

d. Bentuk-bentuk kegiatan full day school

Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti

bahwasanya tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa-siswi

MI Khadijah Kota Malang adalah kegiatan yang dimulai pada pagi

hari yaitu siswa datang kesekolah pada pukul 06.30 dan disambut

dengan bapak ibu guru untuk bersalaman setelah itu pada pukul

06.45 siswa masuk kelas dengan berbaris terlebih dahulu kemudian

berdoa, membaca surat-surat pendek, literasi, baru kemudian kelas

1 dan 2 melaksanakan sholat duha dan untuk kelas 3 sampai 6 pada

saat sebelum istirahat dengan didampingi wali kelas masing-

masing, setelah itu lanjut pada proses pembelajaran dikelas selama

3 sampai 4 jam pembelajaran pada siang hari sekolah sudah


75

menyiapkan makan siang untuk semua siswa-siswi dan dewan guru

serta karyawan MI Khadijah. Setelah itu barulah semua siswa-

siswi dan dewan guru sholat duhur berjamaah, pada pukul 13.00-

14.00 WIB kelas 1 sampai 3 mengikuti pembelajaran mengaji

dengan metode Al-Hikmah, dan untuk kelas 4 sampai 6 pada pukul

14.00-15.00 WIB lalu dilanjut untuk sholat asar berjamaah.

Kegiatan yang lain juga melaksanakan upacara bendera

pada setiap hari senin dan senam pagi pada hari jumat, adanya

kegiatan ekstrakurikuler yang dijadwalkan pada setiap hari jum’at

sore, sebelum itu ada materi tentang keputrian yang diikuti oleh

semua siswi MI Khadijah dengan mendalami tentang pendidikan

berkarakter religius tujuanya adalah untuk meningkatkan

ketakwaan dan pengetahuan pada agama.

e. Sistem monitoring dan evaluasi full day school

Dari hasil observasi yang telah dilakukan menurut beberapa

informan bahwasanya penilaian terhadap kinerja tenaga pendidik

dan kependidikan untuk membentuk karakter siswa dalam

pelaksanaan full day school di MI Khadijah Kota Malang adalah

dengan melakukan monitoring internal oleh kepala madrasah dan

wakil kepala madrasah minimal satu kali dalam satu semester

dalam bentuk observasi untuk mengetahui kekurangan dan

kelebihan desain pembelajaran oleh tenaga pengajar yang ada


76

disekolah. Dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada

dapat di jadikan bahan pembinaan lebih lanjut.

Dalam melaksanakan pengembangan karakter pada siswa

sebelumnya sudah terjalin komunikasi antara wali kelas dengan

orangtua untuk bekerja sama, maka dari itu karakter siswa

dievaluasi dan diadakan penilaian dari pengembangan diri siswa.

Untuk mengevaluasi keseluruhan baik kinerja pendidik ataupun

cara mengatasi karakter siswa maka diadakan rapat minimal tiga

bulan sekali dan untuk pendidik diadakan pembinaan minimal satu

semester sekali baik dalam lingkup sekolah, kecamatan ataupun

kota.

3. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan full day school

dalam mengembangkan karakter siswa di MI Khadijah Malang

Pada pelaksanaan program full day school di MI Khadijah pasti

mengalami hambatan namun setelah melakukan wawancara dapat

diketahui dari keterangan yang telah disampaikan oleh ibu Sa’adah

selaku kepala madrasah bahwa adanya faktor-faktor pendukung dan

penghambat dalam awal mula full day school diterapkan

disetiap awal penerapan program pastilah adanya kendala, pro dan


kontra tetapi bukan berarti menjadi penghambat dalam menuju
proses, tergantung bagaimana cara kita untuk mensiasati hal
tersebut dengan baik. Hal-hal yang diupayakan untuk mengatasi
kendala yaitu dengan cara memberikan pengertian kepada wali
murid bahwa program yang sedang diterapkan sekolah tidaklah
berdampak buruk bagi diri siswa. (w1.km.S.23 IV 19).
77

Faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan full day

school jika dilihat dari berbagai sisi antara lain dapat dilihat dari:

a. Siswa

Faktor pendukung ketika pelaksanaan full day school dalam

diri siswa adalah ketika disekolah siswa sudah mulai antusia

untuk mengikuti kegiatan belajar, walaupun beberapa anak

terkadang masih ada yang menangis tetapi hanya untuk

beberapa saat setelah itu mereka dengan senang hati mengikuti

kegiatan mulai dari pagi sampai sore hari, menaati peraturan

yang sudah disepakati oleh pihak sekolah.

Adapun faktor penghambat dari siswa ketika awal

pelaksaan full day school di MI Khadijah adalah siswa banyak

yang mengantuk pada jam siang hari ketika pelajaran

dikarnakan ketika siang hari siswa sudah mulai merasa lelah,

faktor yang kedua adalah ketika ektrakurikuler wajib pramuka

diletakkan pada hari sabtu banyak siswa yang merasa keberatan

ahirnya dari pihak sekolah dipindahkan pada hari jumat sore.

b. Orang tua

Faktor pendukung dari orangtua siswa adalah orang tua

selalu memberikan dukungan dan semangat kepada siswa

ketika anak mulai mengeluh, selalu bekerja sama dengan guru

tentang perkembangan anak didik selama dirumah, mengikuti

aturan yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah seperti


78

menyelesaikan kewajiban administrasi tepat pada waktu yang

telah diberikan, mendukung kegiatan-kegiatan yang diadakan

disekolah seperti kegiatan puncak tema, touring, persami, dan

kegiatan-kegiatan lain.

Faktor penghambat pelaksanaan full day school adalah

adanya masukan positif dan negatif tentang menyiapkan menu

makan siang untuk siswa dan guru, tetapi dengan berjalanya

waktu selama kurang lebih satu setengah tahun baik siswa

ataupun wali murid sudah mulai bisa menerima, yang kedua

pada awal pelaksanaan full day school ada sebagian orangtua

yang merasa khawatir dengan kondisi siswa ditakutkan anak

tidak mampu mengikuti sekolah selama satu hari penuh dan

akan mendapat tekanan psikis akibat full day school

Dan menurut hasil wawancara dengan petugas keamanan

bapak Agus salah mengatakan satu kendalanya adalah sebagai

berikut:

Terkadang kendala yang terjadi ketika ada anak yang


melanggar ada orang tua yang tidak terima, hal itu yang
terkadang menyulitkan saya untuk memberikan hukuman
pada anak agar tidak melanggar kembali, selain itu ada
turun campurnya komite sekolah yang mana pengurusnya
juga berasal dari orang tua siswa. (w1.km.S.23 IV 19).

c. Guru

Hal-hal yang menjadi faktor pendukung adalah mulai dari

semangatnya dewan guru dalam mendampingi siswa-siswi


79

selama disekolah, kedisiplinan dewan guru sehingga

memberikan contoh yang positif pada siswa untuk diikuti,

menyiapkan bahan ajar yang sesuai dengan materi yang

disampaikan sehingga siswa merasa senang ketika belajar,

mengayomi dan menyayangi siswa sehingga timbulnya

kedekatan yang harmonis antara guru dengan siswa.

Keteladanan guru-guru dalam menerapkan kedisiplinan,

bertanggung jawab, kasih sayang, latar belakang sekolah yang

mengedepankan sikap religius.

Faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan full

day school dari guru jika ada dewan guru yang izin tidak

masuk maka anak didiknya akan tidak terkondisikan, adanya

guru yang terlambat dalam mengumpulkan administrasi akan

menghambat pekerjaan yang lain, faktor yang ke tiga jika guru

mempunyai pekerjaan lain diluar pekerjaan sekolah terkadang

juga bisa menghambat.

d. Lingkungan

Faktor pendukung dari lingkungan adalah ketika MI

Khadijah mengadakan kegiatan diluar sekolah masyarakat

memberikan toleransi, lingkungan disekitar MI Khadijah

yangterletak di jalan Arjuno juga dikelilingi oleh banyak

lembaga pendidikan.
80

Faktor penghambat karena dalam satu yayasan Khadijah

tidak hanya ada satu lembaga pendidikan melainkan ada juga

Mts Khadijah maka yang sering terjadi adalah tempat yang

bentrok sehingga mengurangi konsentrasi dan kegiatan siswa

dalam proses pembelajaran.

e. Sarana prasarana

Sarana merupakan hal yang penting dalam kelancaran

proses pembelajaran begitu juga dengan prasarana yang tidak

kalah pentingnya sebagai pelengkap dari sarana sebagai

penunjang dari pendidikan adapun fasilitas yang sudah

terealisasi di MI Khadijah sendiri adalah:

 Fasilitas

a. Semua ruang kelas dilengkapi LCD Proyektor

b. Ruang UKS

c. Laboratorium computer

d. Laboratorium MIPA

e. Masjid Khadijah

f. Hotspot area gratis

g. Perpustakaan

h. Kamar mandi

i. Kelas menggunakan white board, dan kipas angin

Dan adapun fasilitas yang belum terealisasi adalah

sebagai berikut :
81

a) Kurangnya penambahan ruang kelas

b) Belum adanya AC disetiap ruangan

c) Belum adanya lab bahasa

Adanya penambahan ruang kelas dikarenakan untuk

penambahan kelas paralel dan full AC untuk kenyamanan bagi

semua warga sekolah, dan lab bahasa untuk memfasilitasi

peserta didik agara pembelajaran lebih efektif lagi.


BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakter Siswa-Siswi Madrasah Ibtidaiyah Khadijah Malang

Menurut Creasy dalam Zubaedi (2012:102) mengartikan

“pendidikan karakter sebagai upaya mendorong peserta didik tumbuh dan

berkembang dengan kompetensi berpikir dan berpegang teguh pada

prinsip-prinsip moral dalam hidupnya serta mempunyai keberanian

melakukan yang ‘benar’ meskipun dihadapkan dengan berbagai

tantangan”.

Karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari

seseorang. Pembelajaran tentang tatakrama, sopan santun, dan adat

istiadat menjadikan pendidikan karakter lebih menekankan kepada

perilaku-perilaku seseorang agar memiliki kepribadian yang baik. Dalam

hal ini ada tiga macam karakter yang diterapkan di MI Khadijah kepada

siswa mulai sejak dini diantaranya:

a. Karakter Kebangsaan

Dari hasil observasi yang telah dilakukan di MI Khadijah Malang

karakter kebangsaan yang biasa diterapkan kepada seluruh dewan

guru dan peserta didik adalah dengan melaksanakan upacara bendera

pada setiap hari senin hal itu dilakukan untuk menumbuhkan sikap

cinta terhadap tanah air, hal yang kedua memperingati hari-hari besar

seperti memperingati hari pancasila, hari kemerdekaan 17 Agustus,

82
83

hari kartini, dan hari-hari besar nasional. Tujuanya adalah agar peserta

didik bisa menghargai jasa-jasa pahlawan terdahulu.

Hal ini sesuai dengan nilai karakter pada aspek semangat

kebangsaan nasionalisme yang berbunyi “sikap dan tindakan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan

pribadi”. Sikap cinta dan semangat pada tanah air harus kita pupuk

mulai sejak dini pada diri siswa

b. Karakter Keagamaan

Siswa-siswi dibiasakan sejak dini untuk memiliki sikap sopan

santun kepada yang lebih tua. Dilingkungan sekolah dibiasakan untuk

selalu bersalaman dan mengucap salam jika bertemu bapak ibu guru di

jalan atau biasa disebut dengan budaya 6S, selain melaksanakan

pembiasaan bersalaman dan mengucap salam siswa-siswi juga

dibiasakan untuk membaca doa ketika akan pembelajaran, keluar

kelas, keluar dan masuk masjid, sebelum dan sesudah makan dan yang

paling utama adalah membiasakan siswa-siswi untuk sholat tepat

waktu dengan berjamaah

Menurut Grand Desaign dalam nilai karakter terdapat pada aspek

karakter religius yaitu “ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan

melaksanakan ajaran agama dengan aliran kepercayaan masing-

masing”. Siswa dibiasakan untuk melaksanakan kewajiban agama

sesuai dengan keyakinan masing-masing.


84

c. Karakter Kemasyarakatan

Karakter yang terbentuk sejak kecil akan dapat terlihat setelah

mereka dewasa, yaitu terlihat ketika seseorang sudah mulai terjun di

masyarakat. Pembiasaan-pembiasaan yang siswa-siswi MI Khadijah

lakukan disekolah setiap harinya seperti halnya berbagi dengan

sesama, tolong menolong, kerja bakti, berperilaku sopan dan santun

diharapkan bisa diterapkan dilingkungan masyarakat masing-masing.

Pembiasaan selanjutnya adalah kegiatan siswa-siswi MI Khadijah

yaitu guru sangat memperhatikan kebiasaan-kebiasaan siswa dan

menanamkan dalam diri siswa karakter yang baik, pada kegiatan

peduli lingkungan siswa diminta untuk bekerja bakti dilingkungan

sekolah tujuanya adalah untuk melatih anak memiliki rasa kepekaan

terhadap lingkungan disekitar.

Dari hasil pengamatan dan hasil wawancara dari waka kurikulum

selaku wali kelas ibu Wiwit mengungkapkan bahwasanya

secara garis besar karakter siswa-siswi MI Khadijah Malang


tergolong siswa yang mudah diarahkan, mudah dikondisikan
tergantung guru mau diarahkan kemana siswa-siswi itu, dalam
artian guru sebagai nahkoda dan siswa sebagai penumpang. Dan
untuk menghadapi siswa yang aktif maupun pasif guru memiliki
cara tersendiri untuk mengatasinya dengan cara berbeda-beda dari
guru satu dengan guru yang lain. (w2.wk.W.08 V 19).

Karakter dapat dikembangkan melalui tiga tahapan yaitu: 1) awal

pada tahap pengetahuan (knowing) dalam tahap ini peserta didik dibekali

ilmu pengetahuan tentang nilai-nilai pendidikan karakter dan pada tahap


85

ini memiliki ranah pada aspek kognitif. 2) Pada tahap kedua yaitu

pelaksanaan (acting) memasuki tahap pelaksanaan memiliki ranah

tentang penentuan sudut pandang tentang nilai-nilai karakter, penguatan

emosi bagaimana siswa dalam menerima nilai-nilai pendidikan karakter.

3) Dan tahap ketiga adalah kebiasaan (habit) dalam tahap ini peserta

didik dibiasakan untuk menerapkan nilai-nilai karakter sejak usia dini,

serta memiliki ranah dalam keberanian mengambil sikap (moral action).

Menurut Sulistiono (2017:98) menjelaskan bahwa “pada era

globalisasi peran guru sekarang bukan hanya sekedar mentransfer ilmu

pengetahuan saja melainkan pada saat yang sama guru juga diharapkan

mampu membentuk karakter peserta didik”.

Adanya kesesuaian gagasan diatas dengan pembentukan karakter

yang diterapkan oleh lembaga MI Khadijah, menurut hasil wawancara

yang dilakukan kepada kepala madrasah ibu Dra. Sa’adah bahwasanya:

di MI Khadijah guru menerapkan semboyan memberikan contoh


jauh lebih baik dibandingkan hanya memberikan nasihat kepada
siswa, karena guru sebagai orangtua kedua selama disekolah maka
harus memiliki jiwa keibuan yang sifatnya mendidik, mengayomi,
memberikan contoh yang baik, arahan dan motivasi untuk selalu
berbuat baik. (w1.km.S.23 IV 19)

Dalam hal ini untuk membentuk karakter siswa maka MI Khadijah

memiliki cara tersendiri untuk mengembangkannya dengan melalui

budaya sekolah 5S (salam, sapa, senyum, salim, sopan dan santun), selain

itu juga menerapkan sikap bertanggung jawab, disiplin, mandiri, serta

pembelajaran sholat 5 waktu dan sholat sunnah duha pada setiap harinya.
86

Dalam pembiasaan karakter tentunya harus ada pendampingan yang

intensif oleh guru dalam setiap kegiatan disekolah.

Dan dari hasil wawancara dengan petugas keamanan bapak Agus

mengatakan tentang bagaimanana karakter peserta didik di MI Khadijah

adalah sebgai berikut:

“Sejauh ini karakter siswa-siswi di MI Khadijah masih tergolong


wajar dari tingkat kenakalan atau keaktifan anak meskipun ada
sebagian siswa ada yang masih ngece (meledek) ketika dikasih
tau”.(w3.pk.A.23 IV 19)

Tugas guru adalah tetap mendampingi siswa dalam kegiatan

apapun mulai dari sholat, masuk kelas, makan siang, dan kegiatan-

kegiatan yang lain agar siswa tetap terkontrol dan mengetahui bagaimana

karakter siswa dan apa yang harus dihilangkan dari diri siswa

B. Pelaksanaan Full Day School dalam Mengembangkan Karakter

Siswa-Siswi MI Khadijah Malang

Menurut Sulistiono (2017:97) “langkah-langkah strategis dalam

dunia pendidikan untuk bisa merubah suatu bangsa menjadi lebih baik dan

beradab diantaranya yang pertama optimalisasi kebijakan pemerintah,

yang kedua adalah desain kurikulum yang tepat dengan betul-betul

mengakomodir kebutuhan masyarakat, yang ketiga peran guru”.

Salah satu kebijakan pemerintah adalah program full day school

yang dijalankan sekolah selama satu hari penuh hal ini merupakan

program pendidikan yang seluruh aktivitasnya berada didalam sekolah

mulai dari pagi hari sampai sore hari. Menurut Ragella (2011:43) “untuk
87

meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran dengan

penambahan jam pelajaran agar siswa mampu mendalami sebuah mata

pelajaran dengan jatah waktu yang proporsional selama sehari penuh”.

Salah satunya ada beberapa aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan

full day school di MI Khadijah adalah sebagai berikut:

a. Tujuan full day school

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan terkait dengan

tujuan pelaksanaan program full day school yang di jelaskan oleh

Kepala Madrasah ibu Sa’adah bahwasanya:

Tujuan dari penerapan program full day school sendiri adalah agar
siswa memiliki waktu istirahat dirumah lebih banyak dari biasanya,
dan menggunakan waktu lima hari sekolah untuk memaksimalkan
belajar dengan baik, adapun tambahan dari tujuan penerapan
program full day school di MI Khadijah target utamanya adalah
pembentukan karakter siswa yang meliputi: 1) Dapat
mengembangkan karakter peserta didik baik secara sikap (akhlakul
karimah) maupun perbuatan dalam beribadah (ubudiyah). 2) Dapat
mengembangkan budaya literasi membaca dengan maksimal pada
waktu pagi hari. 3) Menambah jam mengaji atau belajar membaca
al-quran pada siswa dan hal itu menjadi salah satu ikon tersendiri
di MI Khadijah Malang. 4) Pembelajaran sholat 5 waktu pada
siswa secara berjamaah dimulai dari sholat dhuha berjamaah,
sholat dhuhur berjamaah, dan sholat asar berjamaah dengan
diiringi dzikir bersama dan kegiatan seperti itu dilakukan berulang
pada setiap harinya. (w1.km.S.23 IV 19).

Kesimpulan yang didapatkan dari wawancara oleh ibu Sa’adah

bahwasanya tujuan dari pelaksanaan full day school di MI Khadijah

Malang adalah untuk mengoptimalkan belajar siswa, serta

memaksimalkan penanaman nilai-nilai karakter dalam diri siswa

karena dengan full day school guru akan lebih mudah mengawasi
88

siswa selama disekolah, selain itu tujuan dari full day school adalah

untuk melatih kemandirian siswa selama disekolah.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada waktu

penelitian tujuan penerapan full day school di MI Khadijah Malang

adalah untuk memaksimalkan belajar anak dengan baik selama lima

hari sekolah, selain itu dalam mengembangkan karakter peserta didik

diintegrasikan kedalam mata pelajaran agama Akidah Akhlak,

pengembangan minat bakat atau ekstrakurikuler, menerapkan

pembiasaan dalam budaya sekolah, kegiatan spontan.

b. Karakter yang dicapai dalam full day school

Dalam menerapkan karakter siswa diharapkan mampu

menyiapkan generasi islami yang berprestasi, beriman, berilmu,

berakhlak mulia, mandiri dan kompetetif dalam menghadapi tantangan

global. Dari hasil observasi yang peneliti temukan adalah ketika dalam

pelaksanaan full day school para dewan guru selalu mendampingi

siswa dalam kegiatan apapun kecuali pada jam istirahat, dalam hal ini

agar dewan guru tetap bisa mengawasi sikap atau karakter siswa jika

ada perilaku atau sikap siswa yang kurang baik, guru tidak bosan-

bosan untuk menegurnya. Dari sinilah siswa-siswi mulai

membiasakan untuk berperilaku baik.

Berdasarkan keterangan yang telah dipaparkan oleh beberapa

informan karakter siswa-siswi MI Khadijah Malang secara garis besar

tergolong siswa yang mudah dikondisikan, meskipun ada perubahan


89

pada karakter siswa semisal setelah libur semester terkadang mereka

masih terbiasa suasana liburan maka upaya guru menerapkan kembali

budaya sekolah dan mengembangkan nilai-nilai karakter melalui

pembiasaan pada setiap harinya dilingkungan sekolah dengan

pendampingan secara intens.

Dalam pelaksanaan full day school pendidikan karakter juga

sangat diutamakan, penerapanya bisa melalui kegiatan-kegiatan yang

diterapkan disekolah setiap harinya, pada saat proses pembelajaran

berlangsung guru mengaitkan langsung dengan materi yang

disampaikan baik itu karakter keagamaan, karakter kebangsaan dan

karakter kemasyarakatan.

Adapun menurut Buchori “pengembangan karakter seharusnya

membawa anak ke pengenalan nilai secara kognitif kemudia

penghayatan nilai secara afektif dan akhirnya ke pengamalan secara

nyata”. Maksud dari teori diatas adalah antara teori yang didapatkan

dengan apa yang diterapkan di MI Khadijah sudah bisa dikatakan

sesuai dimulai dari memberikan pengertian terlebih dahulu kepada

peserta didik tentang nilai-nilai karakter kemudian dipraktekan dan

dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus.

c. Materi full day school

Madrasah Ibtidaiyah Khadijah yang berada di kecamatan Klojen

kota Malang telah menggunakan kurikulum 2013 dengan sistem

pengajaran PAIKEMI (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,


90

Menyenangkan Islami) dengan memanfaatkan audio visual dan

membentuk karakter siswa. Sebagaimana yang diterapkan di MI

Khadijah dan kurikulum yang mencakup di MI Khadijah adalah

sebagai berikut :

a) Kementrian agama ( Kemenag )

b) Kementrian Pendidikan Nasional

c) Muatan Lokal

Selain pada kurikulum yang digunakan sebagai tolak ukur

peserta didik ada juga pengembangan diri baik dari minat bakat siswa

atau biasa yang disebut ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada setiap

hari jumat setelah dhuhur atau setelah kegiatan pembelajaran selesai,

selain ekstrakurikuler ada juga kegiatan mengaji dengan

menggunakan metode Al-hikmah yang mana secara khusus dibuat

oleh asatidzah MI Khadijah setiap hari senin sampai hari kamis.

Untuk pengembangan minat dan bakat siswa (ekstrakurikuler)

biasanya untuk kelas satu dan kelas dua dilaksanakan pada pukul

10.00 WIB setelah pembelajaran, akan tetapi kelas tiga dan kelas

enam dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB setelah solat jum’at, dan

untuk ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan pada sore harinya mulai

dari kelas 3 sampai kelas 5.

Adapun beberapa pilihan minat bakat siswa di MI Khadijah

adalah sebagai berikut: 1) membaca al-quran, 2) melukis, 3) renang,


91

4) tapak suci, 5) paduan suara atau vokal, 6) seni tari, 7) tenis meja, 8)

catur, 9) olimpiade matematika, IPA.

Dan dari keterangan hasil wawancara oleh ibu Wiwit Sri

Widayati, S.Pd selaku bagian waka kurikulum MI Khadijah

menjelaskan tentang pengaturan dan pembagian jadwal belajar siswa

serta kegiatan selama disekolah memaparkan bahwasa:

dalam penerapan full day school tetap menggunakan jam


pelajaran sesuai dengan kebutuhan kurikulum dari pemerintah
yaitu 36 jam pelajaran umum ditambah 10 jam pelajaran agama
per minggu (dalam 5 hari sekolah) kemudian setelah semua
terpenuhi baru memberikan jam tambahan sesuai dengan
kebutuhan seperti tambahan mengaji dalam waktu 8 jam
perminggu, serta kegiatan ekstrakurikuler pada setiap hari
juam’at, dan salah satu ikon dari MI Khadijah adalah adanya
penambahan jam mengaji bagi siswa. (w2.wk.W.08 V 19).

Menurut Ikromi (2005:4) “adanya penerapan pembelajaran

pendidikan karakter ini lamanya waktu tidak akan menjadi beban,

karena sebagian waktunya untuk waktu-waktu informal”. Maka dari

penjabaran yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa selama

penerapan 5 hari sekolah siswa tidak dituntut untuk belajar sesuai

ketentuan kurikulum secara terus menerus, melainkan diimbangi

dengan kegiatan pada penekanan religius serta minat bakat dengan

harapan selama pembelajaran 5 hari sekolah siswa dapat belajar secara

maksimal dengan tetap membentuk siswa memiliki akhlakul karimah.


92

d. Bentuk-bentuk kegiatan full day school

Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti

bahwasanya tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa-siswi MI

Khadijah Kota Malang adalah kegiatan yang dimulai pada pagi hari

yaitu siswa datang kesekolah pada pukul 06.30 dan disambut dengan

bapak ibu guru untuk bersalaman setelah itu pada pukul 06.45 siswa

masuk kelas dengan berbaris terlebih dahulu kemudian berdoa,

membaca surat-surat pendek, literasi, baru kemudian kelas 1 dan 2

melaksanakan sholat duha dan untuk kelas 3 sampai 6 pada saat

sebelum istirahat dengan didampingi wali kelas masing-masing,

setelah itu lanjut pada proses pembelajaran dikelas selama 3 sampai 4

jam pembelajaran pada siang hari sekolah sudah menyiapkan makan

siang untuk semua siswa-siswi dan dewan guru serta karyawan MI

Khadijah. Setelah itu barulah semua siswa-siswi dan dewan guru

sholat duhur berjamaah, pada pukul 13.00-14.00 WIB kelas 1 sampai

3 mengikuti pembelajaran mengaji dengan metode Al-Hikmah, dan

untuk kelas 4 sampai 6 pada pukul 14.00-15.00 WIB lalu dilanjut

untuk sholat asar berjamaah.

Kegiatan yang lain juga melaksanakan upacara bendera pada

setiap hari senin dan senam pagi pada hari jumat, adanya kegiatan

ekstrakurikuler yang dijadwalkan pada setiap hari jum’at sore,

sebelum itu ada materi tentang keputrian yang diikuti oleh semua

siswi MI Khadijah dengan mendalami tentang pendidikan berkarakter


93

religius tujuanya adalah untuk meningkatkan ketakwaan dan

pengetahuan pada agama.

e. Sistem monitoring dan evaluasi full day school

Dari hasil observasi yang telah dilakukan menurut beberapa

informan bahwasanya penilaian terhadap kinerja tenaga pendidik dan

kependidikan untuk membentuk karakter siswa dalam pelaksanaan

full day school di MI Khadijah Kota Malang adalah dengan

melakukan monitoring internal oleh kepala madrasah dan wakil kepala

madrasah minimal satu kali dalam satu semester dalam bentuk

observasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan desain

pembelajaran oleh tenaga pengajar yang ada disekolah. Dengan

mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada dapat di jadikan

bahan pembinaan lebih lanjut.

Dalam melaksanakan pengembangan karakter pada siswa

sebelumnya sudah terjalin komunikasi antara wali kelas dengan

orangtua untuk bekerja sama, maka dari itu karakter siswa dievaluasi

dan diadakan penilaian dari pengembangan diri siswa. Untuk

mengevaluasi keseluruhan baik kinerja pendidik ataupun cara

mengatasi karakter siswa maka diadakan rapat minimal tiga bulan

sekali dan untuk pendidik diadakan pembinaan minimal satu semester

sekali baik dalam lingkup sekolah, kecamatan ataupun kota.

Maka dari penjabaran yang telah dijelaskan dapat disimpulkan

bahwa selama penerapan 5 hari sekolah siswa tidak dituntut untuk


94

belajar sesuai ketentuan kurikulum secara terus menerus, melainkan

diimbangi dengan kegiatan pada penekanan religius serta minat bakat

dengan harapan selama pembelajaran 5 hari sekolah siswa dapat belajar

secara maksimal dengan tetap membentuk siswa memiliki akhlakul

karimah.

Dalam hal lain upaya mengembangkan karakter peserta didik yaitu

dengan menerapkan pembelajaran sholat 5 waktu dan sholat duha yang

dilakukan secara rutin setiap harinya dengan berjamaah dan adanya

penambahan jam mengaji, berdoa ketika hendak melakukan sesuatu

(keluar kelas, masuk dan keluar masjid, sebelum dan sesudah makan,

selesai berwudu’, dan memulai serta mengakhiri belajar). Selain itu pada

hari jum’at ketika para laki-laki menunaikan sholat jum’at, disekolah

mengadakan kegiatan keputrian yang ditujukan kepada semua siswi putri

sambil menunggu sholat duhur, dengan tujuan menambahkan wawasan

religius kepada peserta didik. Semua kegiatan yang diterapkan adalah

semata-mata agar peserta didik merasakan cinta kepada Allah SWT,

hidup disiplin, bertanggung jawab, sopan santun dan berakhlakul

karimah.

Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan Daryanto (2013:7)

bahwa ada tiga langkah dalam mengubah karakter seseorang diantaranya:

1. Terapi kognitif

Dalam membentuk karakter siswa secara kognitif misalnya

memperbaiki cara berfikir, dengan cara mengosongkan benak dari


95

berbagai bentuk pemikiran yang salah, menyimpang, tidak

mengandung nilai positif baik secara agama maupun sosial, maka

ketika sudah mengosongkan pemikiran yang negatif mulailah

pengisian kembali pemikiran yang positif dengan cara memberikan

nilai-nilai dasar agama yang membentuk kesadaran baru, dapat

mengontrol dan menyerap pemikiran-pemikiran baru, mengatasi

segala sesuatu dengan baik dan bijak. Dengan terapi kognitif tidak

bisa hanya dilakukan sekali waktu maka harus dilakukan secara

berulang-ulang, pelaksanaan full day school adalah solusi yang

efektif untuk menanamkan nilai-nilai positif sejak dini dalam diri

siswa karena peserta didik memiliki waktu yang lama selama

disekolah

2. Terapi mental

Selain terapi kognitif untuk mengetahui karakter siswa maka juga

membutuhkan terapi mental yang mana langkah awal setelah guru

memberikan pengetahuan nilai-nilai positif maka langkah selanjutnya

memberikan pengarahan kepada peserta didik dengan arahan yang

jelas, kemudian memberikan penguatan yaitu menguatkan perasaan

dalam jiwa dan keyakinan, serta kemauan dan tekad sebelum

melakukan sesuatu. Dalam hal ini perlulah adanya pengawasan dari

guru maupun orang tua karna pada masa pertumbuhan usia anak

sekolah dasar memerlukan pengarahan, penguatan, pembiasaan dan

pengawasan yang maksimal, pada masa-masa usia ini peserta didik


96

mudah sekali terpengaruh dan masih senang meniru apa yang

diketahuinya tanpa berfikir dampak apa yang akan terjadi.

3. Perbaikan fisik

Untuk menyeimbangkan kognitif dan mental peserta didik maka

perlunya memperhatikan perbaikan fisik yang meliputi tiga unsur

diantaranya menyeimbangkan gizi makanan yang diperoleh,

kesehatan dengan cara berolahraga dan istirahat yang cukup. Maka

dengan memperhatikan perbaikan fisik yang baik akan

mempermudah siswa dalam menyerap apa yang diarahkan oleh guru

terlebih lagi dalam penerapan full day school yang mengharuskan

siswa tinggal disekolah mulai dari pagi hingga sore hari, perlunya

memperhatikan pola makan siswa, jam istirahat siswa dan kegiatan

siswa dengan mengatur sebaik mungkin, agar pembelajaran juga

dapat berjalan dengan maksimal.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Full Day School

dalam Mengembangkan Karakter Siswa MI Khadijah Malang

Disetiap awal program pastilah menuai pro dan kontra dikalangan

masyarakat tetapi bukan berarti berhenti sampai disitu dan bukan menjadi

penghambat dalam menuju proses, tergantung bagaimana cara mensiasati

agar program yang dijalankan dapat berjalan dengan baik dan maksimal,

dalam menjalankan kebijakan-kebijakan proses pendidikan tersebut

diantara kendala-kendala tersebut ialah:

a. Siswa
97

Faktor pendukung ketika pelaksanaan full day school dalam diri

siswa adalah ketika disekolah siswa sudah mulai antusia untuk

mengikuti kegiatan belajar, walaupun beberapa anak terkadang masih

ada yang menangis tetapi hanya untuk beberapa saat setelah itu

mereka dengan senang hati mengikuti kegiatan mulai dari pagi sampai

sore hari, menaati peraturan yang sudah disepakati oleh pihak sekolah.

Adapun faktor penghambat dari siswa ketika awal pelaksaan full

day school di MI Khadijah adalah siswa banyak yang mengantuk pada

jam siang hari ketika pelajaran dikarnakan ketika siang hari siswa

sudah mulai merasa lelah, faktor yang kedua adalah ketika

ektrakurikuler wajib pramuka diletakkan pada hari sabtu banyak siswa

yang merasa keberatan ahirnya dari pihak sekolah dipindahkan pada

hari jumat sore.

b. Orang tua

Faktor pendukung dari orangtua siswa adalah orang tua selalu

memberikan dukungan dan semangat kepada siswa ketika anak mulai

mengeluh, selalu bekerja sama dengan guru tentang perkembangan

anak didik selama dirumah, mengikuti aturan yang sudah ditentukan

oleh pihak sekolah seperti menyelesaikan kewajiban administrasi tepat

pada waktu yang telah diberikan, mendukung kegiatan-kegiatan yang

diadakan disekolah seperti kegiatan puncak tema, touring, persami,

dan kegiatan-kegiatan lain.


98

Faktor penghambat pelaksanaan full day school adalah adanya

masukan positif dan negatif tentang menyiapkan menu makan siang

untuk siswa dan guru, tetapi dengan berjalanya waktu selama kurang

lebih satu setengah tahun baik siswa ataupun wali murid sudah mulai

bisa menerima, yang kedua pada awal pelaksanaan full day school ada

sebagian orangtua yang merasa khawatir dengan kondisi siswa

ditakutkan anak tidak mampu mengikuti sekolah selama satu hari

penuh dan akan mendapat tekanan psikis akibat full day school. Dan

menurut hasil wawancara dengan petugas keamanan bapak Agus salah

mengatakan satu kendalanya adalah sebagai berikut:

Terkadang kendala yang terjadi ketika ada anak yang melanggar


ada orang tua yang tidak terima, hal itu yang terkadang
menyulitkan saya untuk memberikan hukuman pada anak agar
tidak melanggar kembali, selain itu ada turun campurnya komite
sekolah yang mana pengurusnya juga berasal dari orang tua
siswa. (w1.km.S.23 IV 19).

c. Guru

Hal-hal yang menjadi faktor pendukung adalah mulai dari

semangatnya dewan guru dalam mendampingi siswa-siswi selama

disekolah, kedisiplinan dewan guru sehingga memberikan contoh

yang positif pada siswa untuk diikuti, menyiapkan bahan ajar yang

sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga siswa merasa senang

ketika belajar, mengayomi dan menyayangi siswa sehingga timbulnya

kedekatan yang harmonis antara guru dengan siswa. Keteladanan


99

guru-guru dalam menerapkan kedisiplinan, bertanggung jawab, kasih

sayang, latar belakang sekolah yang mengedepankan sikap religius.

Faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan full day

school dari guru jika ada dewan guru yang izin tidak masuk maka

anak didiknya akan tidak terkondisikan, adanya guru yang terlambat

dalam mengumpulkan administrasi akan menghambat pekerjaan yang

lain, faktor yang ke tiga jika guru mempunyai pekerjaan lain diluar

pekerjaan sekolah terkadang juga bisa menghambat.

d. Lingkungan

Faktor pendukung dari lingkungan adalah ketika MI Khadijah

mengadakan kegiatan diluar sekolah masyarakat memberikan

toleransi, lingkungan disekitar MI Khadijah yangterletak di jalan

Arjuno juga dikelilingi oleh banyak lembaga pendidikan.

Faktor penghambat karena dalam satu yayasan Khadijah tidak

hanya ada satu lembaga pendidikan melainkan ada juga Mts Khadijah

maka yang sering terjadi adalah tempat yang bentrok sehingga

mengurangi konsentrasi dan kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran.

e. Sarana prasarana

Sarana merupakan hal yang penting dalam kelancaran proses

pembelajaran begitu juga dengan prasarana yang tidak kalah

pentingnya sebagai pelengkap dari sarana sebagai penunjang dari


100

pendidikan adapun fasilitas yang sudah terealisasi di MI Khadijah

sendiri adalah:

a) Semua ruang kelas dilengkapi LCD Proyektor

b) Ruang UKS

c) Laboratorium computer

d) Laboratorium MIPA

e) Masjid Khadijah

f) Hotspot area gratis

g) Perpustakaan

h) Kamar mandi

i) Kelas menggunakan white board, dan kipas angin

Dan adapun fasilitas yang belum terealisasi hal itu juga bisa

menjadi penghambat dalam kenyamanan siswa untuk belajar

diantaranya sebagai berikut:

a) Kurangnya penambahan ruang kelas

b) Belum adanya AC disetiap ruangan

c) Belum adanya lab bahasa

Adanya penambahan ruang kelas dikarenakan untuk penambahan

kelas paralel dan full AC untuk kenyamanan bagi semua warga

sekolah, dan lab bahasa untuk memfasilitasi peserta didik agara

pembelajaran lebih efektif lagi.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan yang telah dijabarkan di pembahasan dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Karakter peserta didik di MI Khadijah Malang secara garis besar masih

tergolong siswa yang mudah dikondisikan, mudah diberi pengarahan

tergantung guru mau di arahkan kemana karna guru sebagai nahkoda

dan peserta didik sebagai penumpang. Adanya tiga karakter yang

diterapkan oleh MI Khadijah diantaranya karakter kebangsaan,

keagamaan, dan kemasyarakatan terlihat ketika melaksanakan kegiatan

rutinan seperti sholat berjamaah, menerapkan budaya 6S (salam, sapa,

salim, sopan, santun, senyum), membaca doa ketika akan dan selesai

melakukan sesuatu tanpa disuruh, disiplin, dapat bertanggung jawab

dan mulai bisa untuk mandiri secara rutin hal itu dilakukan dari suatu

pembiasaan, walaupun begitu guru harus tetap memberikan

pendampingan yang intensif pada peserta didik disetiap kegiatan

disekolah.

2. Pelaksanaan full day school di MI Khadijah sendiri memiliki tujuan

dapat memaksimalkan belajar siswa selama 5 hari sekolah, selain itu

nilai plus dari penerapan full day school adalah dapat terus

mengembangkan karakter peserta didik dengan memiliki akhlakul

101
102

karimah, menambah waktu mengaji, mengoptimalkan kegiatan

ekstrakurikuler. Dalam mengembangkan karakter peserta didik

lembaga memiliki upaya tersendiri diantaranya pembiasaan untuk

hidup mandiri, disiplin, bertanggung jawab, membiasakan sholat 5

waktu dan sholat dhuha berjamaah ketika berada disekolah,

mengintegrasikan kedalam mata pelajaran Akidah Akhlak, kegiatan

ekstrakurikuler, pembiasaan budaya sekolah dan kegiatan sponta,.

adanya monitoring internal oleh kepala madrasah dan wakil kepala

madrasah minimal satu kali dalam satu semester sebagai evaluasi.

3. Faktor pendukung dan penghambat dipengaruhi oleh beberapa pihak

yang pertama dari diri siswa dalam merespon, yang kedua dari

orangtua tanggapan tentang pelaksanaan full day school, yang ketiga

bagaimana guru dalam membimbing dan memberikan pengarahan,

selanjutnya adalah lingkungan disekitar madrasah juga sebagai faktor

dan sarana prasarana sebagai penunjang kelanjutan dari proses

pembelajaran di MI Khadijah Kota Malang

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti

berharap dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi kepala madrasah MI Khadijah Kota Malang

Dapat mempertahankan pembiasaan-pembiasaan nilai karakter

yang bernilai positif pada siswa sebagai upaya mengembangkan

karakter peserta didik di MI Khadijah Kota Malang, tetap


103

memaksimalkan pelaksanaan full day school agar terus berjalan lebih

baik.

2. Bagi guru MI Khadijah Kota Malang

Dapat selalu memotivasi dan mendampingi siswa-siswi untuk

menerapkan nilai-nilai karakter melalui budaya sekolah dan kegiatan-

kegiatan yang lain selama disekolah, serta dapat terus memaksimalkan

proses pembelajaran dengan optimal

3. Bagi semua lembaga pendidikan khususnya pada jenjang dasar

Peneliti mengharap kepada semua elemen masyarakat Indonesia

untuk tetap menjaga sumber daya manusia yang berkualitas dengan

akhlakul karimah, mengamalkan nilai-nilai pendidikan karakter yang

baik tanpa ada penyimpangan, khususnya untuk kaum pelajar yang

telah memahami nilai-nilai pendidikan karakter agar dapat diterapkan.


DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi


revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto dan Suryantri Darmiatun, S. Si., M.T. (2013) Implementasi pendidikan
karakter di sekolah. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Endah Wulandari. (2018). Aanalisis implementasi full day school sebagai upaya
pembentukan karakter siswa di SD Muhamadiyah 4 Kota Malang.
Jurnal pemikiran dan pengembangan:Universitas Muhamadiyah
Malang.
https://kbbi.web.id/ diakes pada tanggal 3 Mei 2019
https://www.zonareferensi.com/pengertian-nilai/ diakses pada tanggal 21 Juni
2018 oleh Zakky
Ikromi, Moch. (2005). Pengembangan Manajemen Sistem Pendidikan. Tesis:
Universitas Islam Negri Malang.
Islami, N. Arizka. (2016). Implementasi program pendidikan full day school di
MI Muhammdiyah Karanglo Kabupaten Banyumas. Banyumas: Tidak
di terbitkan
Izza, Muayidatul. (2016). Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Madrasah
Diniyah Darul Muta’alim. Skripsi Penelitian jurusan Pendidikan
Agama Islam UNISMA: Tidak di terbitkan.
Kementrian pendidikan nasional. Direktorat endral Manajemen Pendidikan Dasar
Menengah. DirektoratPembinaan Sekolah. (2010). Pembinaan
pendidikan karakter disekolah Menengah Pertama. Jakarta.
Kusuma, Dharma. (2011). Pendidikan Karakter Kajian teori dan Praktik
disekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Marleny Leasa. (2017). Full day school dalam pembentukan karakter siswa
SMKN 13 Kota Malang. Jurnal Penelitian:Universitas Negri Malang.
Moleong, L.J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Muchlas Samani dan. Hariyanto, M. S. 2017. Konsep dan Model Pendidikan
Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter, Cetakan II. Jakarta: Bumi
Aksara.

104
105

Munawaroh, Siti. (2015). Efektifitas program full day school dalam pembinaan
karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Kota Malang. Skripsi.
Universitas Islam Malang
Narwanti, Sri. (2011). Pendidikan karakter pengintegrasikan 18 nilai
pembentukan karakter dalam pelajaran. Yogyakarta: Familia.
Rohana, Homsa, D. 2017 Pengaruh Sistem Full day school terhadap
pembentukan karakter religius siswa kelas V di SD Nasima Semarang.
Skripsi penelitian Jurusan Kurikulum dan teknologi
pendidikan:Universitas Negri Semarang.
Sa’adah, Alfi. (2018). Implementasi full day school dalam membentuk kualitas
ahlak siswa di SD Al-Gontory Tulungagung. Jurusan pendidikan agama
islam: IAIN Tulungagung
Septiana, Ragella. (2011). Pengelolaan pembelajaran full day school di SD Budi
Mulia 2 Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negri Yogyakarta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulistiono, M. (2017). Quo vadis guru pendidikan agama islam dalam arus
globalisasi. Dalam Bakri, Maskuri (Ed), Pendidikan islam dalam
tantangan golbalisasi (hlm.96-98). Tangerang Selatan: Nirmana Media

Sulistyaningsih, Wiwik. (2008). Full day school & optimalisasi perkembangan


anak. Yogyakarta: Paradigma Indonesia.
Sudarsa. (2013). Pancasila Sebagai Rumah Bersama. Jakarta:PT. Wahana
Semesta Intermedia
Syukur, Basuki. Full Day School Harus Proporsional Sesuai Jenis dan Jenjang
Sekolah. (http: SMKN1 Lmj. Sch.id) di akses 17 April 2013
Undang-Undang Peraturan Pemerintah Kemendikbud
Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta:Prenada Media
Grup
Zubaedi. (2012). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta:Kencana
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

Pedoman Wawancara

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/ tanggal : Selasa/ 23 April 2019

Jam/ Ruang : 09.30/ Ruang Kepala Madrasah

Lokasi : MI Khadijah Kota Malang

Sumber Data : Kepala Madrasah ibu Dra. Sa’adah

Kode : (w1.km.S.23 IV 19)

Peneliti : Berbicara mengenai penerapan full day school, pada


tahun berapa MI Khadijah mulai menerapkan full day
school?

Kepala Madrasah : MI Khadijah mulai menerapkan full day school mulai


pada tahun 2017 dan sudah berjalan 2 tahun setengah
menuju tahun ke 3 pada tahun ajaran baru mendatang.

Peneleti : Apa yang melatar belakangi MI Khadijah sehingga


menerapkan full day school?

Kepala Madrasah : Karena sekolah mengikuti Peraturan Menteri Pendidikan


dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2017 tentang penerapan
lima hari sekolah, kemudian sekolah mengadakan
musyawarah kepada semua dewan guru dan hasilnya
dewan guru banyak yang setuju maka setelah mulailah
dilaksanakan penerapan full day school.
Peneliti : Apakah tujuan dari penerapan full day school di MI
Khadijah sendiri? Adakah kaitanya dengan pengembangan
karakter pada peserta diidk?

Kepala Madrasah : Tujuan dari mulainya penerapan full day school adalah
yang pertama untuk memaksimalkan belajar anak secara
optimal dengan memanfaatkan lima hari sekolah, yang
kedua supaya anak-anak memiliki waktu luang untuk
istirahat, dan point tambahan dari lima hari sekolah yang
paling penting adalah untuk mengembangkan karakter,
menambah jam ngajinya, pembelajaran sholat lima waktu
berjamaah dan sholat duha setiap harinya selama lima hari
sekolah.

Peneliti : Adakah kendala dari penerapan full day school di MI


Khadijah sendiri?

Kepala Madrasah : Pasti adanya kendala pro dan kontra ketika menerapkan
suatu program yang baru tetapi tergantung bagaimana cara
kita mensiasati diantaranya kendala yang pertama adalah
jam makan siswa setelah adanya usulan-usulan positif dan
negatif ahirnya sekolah memfasilitasi dan memilih menu
yang sesuai dengan kebutuhan anak dan sudah berjalan
satu setengah tahun, yang kedua di awal-awal banyak anak
yang ngantuk ketika siang hari karena belum terbiasa,
yang ketiga banyak anak-anak yang tidak mengikuti
ekstrakurikuler pramuka pada hari sabtu dikarnakan sudah
capek maka dari itu semester selanjutnya pramuka diganti
pada hari jumat sore, dan hari sabtu-minggu anak-anak
bisa istirahat dirumah.

Peneliti : Bagaimana upaya guru dalam mengembangkan karakter


peserta didik?
Kepala Madrasah : Salah satu upaya yang dilakukan guru ketika dalam
pembelajaran yaitu memasukkan kedalam mata pelajaran
agam Akidah Akhlak, literasi, menerapkan budaya 5S
(salam, salim, sopan, santun, senyum) yang dimulai dari
pagi hari ketika siswa datang kesekolah dengan disambut
oleh sebagian dewan guru dan pembelajaran sholat wajib
dan sholat sunnah duha berjamaah.

Peneliti : Apa kebijakan madrasah jika terdapat siswa yang


melanggar ?

Kepala Madrasah : Semua warga disekolah MI Khadijah Kota Malang baik


itu dewan guru maupun siswa-siswi dibiasakan untuk
hidup disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab. Dan
madrasah memiliki kebijakan tersendiri jika ada siswa
yang melanggar tata tertib sekolah maupun tata tertib kelas
maka harus diberikan sanksi yang mendidik, memasukkan
konsep pendidikan karakter kedalam proses pembelajaran
Lampiran 2

Pedoman Wawancara

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/ tanggal : Rabu/ 08 Mei 2019

Jam/ Ruang : 11.00/ Ruang kantor MI Khadijah

Lokasi : MI Khadijah Kota Malang

Sumber Data : Waka Kurikulum ibu Wiwit Sri Widiawati, S.Pd

Kode : (w2.wk.W.08 V 19)

Peneliti :Selaku waka kurikulum dan wali kelas bagaimana


karakter peserta didik MI Khadijah secara umum?

Waka Kurikulum :Secara garis besar karakter siswa-siswi MI Khadijah


tergolong siswa yang mudah dikondisikan, mudah
diarahkan tergantung kita sebagai guru mau diarahkan
kemana, karena disitu guru sebagai nahkoda dan siswa
sebagai penumpang, namun dalam setiap kegiatan guru
harus tetap mendampingi secara intens.

Peneliti :Sebagai waka kurikulum dalam penerapan ffull day


school bagaimana cara ibu membagi jam pelajaran serta
kegiatan-kegiatan agar siswa tidak mudah bosan?

Waka Kurikulum :Dalam membagi jadwal pelajaran tetap menggunakan


sesuai dengan kebutuhan kurikulum dari pemerintah yaitu
36 jam pelajaran umum ditambah 10 jam pelajaran agama
perminggunya (lima hari sekolah) kemudian setelah seua
kebutuhan terpenuhi baru sekolah memberikan jam
tambahan sesuai dengan kebutuhan seperti tambahan
mengaji dalam waktu 8 jam perminggu (empat hari),
selain itu juga menambah jam pelajaran untuk kegiatan
ekstrakurikuler dan bimbingan (untuk kelas 6) setiap hari
jum’at setelah dhuhur. Dan salah satu ikon dari MI
Khadijah sendiri adalah adanya penambahan jam mengaji.
Selain itu mata pelajaran yang dianggap sulit diletakkan
diawal pembelajaran dan yang mudah diletakkan di ahir
atau pertengahan pembelajaran agar anak tetap fokus
mengikuti proses pembelajaran.

Peneliti :Adakah faktor pendukung dan penghambat dari


penerapan program full day school di MI Khadijah?

Waka Kurikulum :Setiap program baru selalu terjadi pro kontra, faktor yang
mendukung dari penerapan program ini adalah salah
satunya semangatnya dewan guru dalam mendampingi
siswa-siswinya selama berada disekolah dan hal seperti itu
akan membawa siswa merasa lebih diperhatikan, dan
faktor penghambat pada awalnya adalah ke khawatiran
wali murid dengan adanya penerapan full day school
anaknya akan mengalami tekanan berupa fisik dan psikis
siswa, namun dengan dewan guru memberikan pegertian
yang baik kepada wali murid dengan berjalanya waktu
wali murid sudah mulai bisa menerima, faktor yang kedua
sarana prasarana yang belum semua terpenuhi.

Peneliti :Bagaimana upaya guru dalam membentuk atau


mengembangkan karakter siswa di MI Khadijah?

Waka Kurikulum :Biasanya setelah liburan semester karakter siswa sudah


mulai berubah namun disitu guru harus memulai lagi
membentuk karakter siswa dengan memberikan
pengarahan serta pendampingan kembali secara intensif
kepada peserta didik, agar siswa kembali menerapkan
budaya-budayasekolah yang bersifat religius dan dapat
berlatih untuk hidup mandiri, bertanggung jawab dan
disiplin.

Peneliti :Adakah perbedaan dari gaya belajar siswa dari sebelum


dan sesudah penerapan program full day school?

Waka Kurikulum :Pastinya ada perbedaan dari sebelum dan sesudah


penerapan full day school yang pertama adalah yang
awalnya ada jam pelajaran di hari sabtu dihilangkan
dimasukkan pada hari sebelumnya secara otomatis adanya
penambahan jam pelajaran, yang kedua setelah penerapan
full day school ada orang tua yang suka jika anak diberi
tugas rumah ada yang juga yang jengah maka dari itu
sekolah tidak bisa leluasa memberikan pengayaan pada
siswa dirumah hanya pada hari-hari tertentu selebihnya
diselesaikan ketika anak berada disekolah.
Lampiran 3

Pedoman Wawancara

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/ tanggal : Selasa/ 23 April 2019

Jam/ Ruang : 10.00/ Ruang Petugas Keamanan

Lokasi : MI Khadijah Kota Malang

Sumber Data : Petugas Keamanan bapak Agus

Kode : (w3.pk.A.23 IV 19)

Peneliti :Sejauh mana bapak melihat karakter siswa-siswi di MI


Khadijah sendiri?

Petugas Keamanan :Sejauh ini karakter siswa-siswi di MI Khadijah masih


tergolong standart tingkat kenakalan atau keaktifan anak
masih tergolong wajar meskipun ada sebagian siswa yang
ngece (meledek) ketika dikasih tau.

Peneliti :Bagaimana cara mengatasi siswa ketika ada yang


melanggar dan seperti apa contoh pelanggaranya?

Petugas Keamanan :Ada kebijakan-kebijakan yang saya buat yang pertama


anak tidak boleh main didalam masjid, yang kedua anak
tidak boleh menaiki pagar sekolah, yang ketiga jika ada
anak yang gedor-gedor kamar mandi kemudian mainan air
itu akan mengganggu bagi orang yang mau melaksanakan
ibadah di masjid, maka jika ada siswa yang melanggar hal
yang pertama dilakukan adalah menegur kedua kalinya
ketika masih sering diulangi dilaporkan wali kelas atau
langsung menghadap kepala madrasah, yang ketiga jika
ada orang tua yang tidak terima maka semua diserahkan
kepada orang tua murid. Hal itu dilakukan agar anak
belajar untuk bertanggung jawab.

Peneliti :Adakah kendala ketika bapak bertugas mengawasi


peserta didik?

Petugas Keamanan :Terkadang kendala yang terjadi ketika ada anak yang
melanggar ada orang tua yang tidak terima, hal itu yang
terkadang menyulitkan saya untuk memberikan hukuman
pada anak agar tidak melanggar kembali, selain itu ada
turun campurnya komite sekolah yang mana pengurusnya
juga berasal dari orang tua siswa.
Lampiran 4

Pedoman Wawancara

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari/ tanggal : Kamis/ 2 Mei 2019

Jam/ Ruang : 13.00/ Aula Masjid Khadijah

Lokasi : MI Khadijah Kota Malang

Sumber Data : Siswa kelas V MI Khadijah ananda Asyifa

Kode : (w4.s.A.02 V 19)

Peneliti :Apa yang dirasakan setelah adanya penerapan full day


school di MI Khadijah?

Siswa :Setelah MI Khadijah mulai menerapkan program full day


school pertamanya merasa capek, ngantuk, pingin cepet
pulang, pingin nggak masuk sekolah tapi lama-lama sudah
terbiasa pulang sore jadi dibuat senang saja.

Peneliti :Adakah perbedaan dari gaya belajar atau kegiatan lain


dari sebelum dan sesudah penerapan full day school?

Siswa :Ada bu perbedaanya yang pertama sebelumnya tidak ada


menu makan siang sekarang selalu ada menu makan siang
dan setiap harinya menunya berganti, yang kedua
pulangnya awalnya setelah duhur sekarang jadi setelah
asar, yang ketiga sudah jarang dikasih tugas rumah, yang
ke empat tambahan pelajaranya semakin bertambah

Peneliti :Apakah selama pembelajaran merasakan tegang atau


bahkan sebaliknya merasa nyaman?
Siswa :selama pembelajaran saya tidak merasa terlalu tegang
sewajarnya saja, soalnya ketika pembelajaran bu guru
menggunakan cara mengajarnya berbeda-beda.

Peneliti :Apa yang paling disukai dari kegiatan disekolah?

Siswa :Saya suka ketika sudah jam mengaji soalnya saya suka
belajar ngaji, selain itu kalau ada kegiatan diluar sekolah,
outbond dan pramuka.

Peneliti :Pembelajaran apa yang juga biasa diterapkan dirumah?

Siswa :Sholat lima waktu, salam dan salim ketika mau beragkat
atau pulang dari sekolah, kalau libur terkadang tetap
melaksanakan sholat duha.
Lampiran 5

Catatan Lapangan

Metode Pengumpulan Data : Observasi

Lokasi : MI Khadijah Kota Malang

Sumber Data : Wiwit Sri Widayati, S.Pd

A. Deskripsi data
Pada observasi kali ini peneliti mengikuti proses kegiatan yang
dilaksanakan pada setiap harinya oleh seluruh siswa dan guru di MI
Khadijah Kota Malang mulai dari berangkat pagi para siswa-siswi MI
Khadijah bersalam salim terlebih dahulu sebelum masuk kelas dengan
bapak ibu guru didepan kantor, setelah itu masuk kelas berdoa membaca
surat-surat pendek dan dilanjutkan sholat duha untuk kelas 1 dan II,
setelah itu pada pukul 10.00 WIB dilanjutkan kelas III sampai kelas VI
sholat duha, sebelum melaksanakan sholat duhur berjamaah kelas I sampai
kelas III makan siang, dan untuk makan siang kelas IV sampai kelas VI
dilakukan setelah sholat duhur.
Menurut hasil observasi dengan ibu Wiwit selaku waka kurikulum
dan wali kelas V jadwal yang berbeda dikarenakan kelas atas
membutuhkan lebih banyak waktu dalam proses belajar mengajar, dan
untuk kelas I dan kelas II dalam kegiatan religius dibedakan karena masih
butuh pembelajaran dan tuntunan dalam setiap bacaan dan gerakan sholat,
maka dari itu adanya perbedaan jadwal kelas bawah dan kelas atas.
Dengan tujuan agar siswa sisiwi MI Khadijah mendapat pembelajaran
yang optimal dan menggunakan waktu sebaik mungkin dalam 5 hari
sekolah.
Selain itu diluar kegiatan pembelajaran MI Khadijah juga
memperingati hari-hari besar nasional dan hari besar umat islam tujuanya
adalah untuk mengenalkan kepada peserta didik tentang sejarah dan
mengetahui bahwa pentingnya untuk menghargai jasa-jasa para orang-
orang terdahulu, dengan harapan kegiatan seperti itu siswa dapat mulai
menumbuhkan rasa patriotisme dan sikap religius terutama pada diri
siswa.
Lampiran 6

Dokumentasi Kegiatan Siswa MI Khadijah

Gambar
Wawancara dengan Kepala Madrasah

Gambar 2
Wawancara dengan Waka Kurikulum

Gambar 3
Wawancara Petugas Keamanan MI Khadijah

Gambar 4
Wawancara Siswa MI Khadijah

Gambar 5
Kegiatan sholat duha berjamaah

Gambar 6
Kegiatan sholat duhur Berjamaah

Gambar 7
Kegiatan mengaji metode Al-Hikmah
Gambar 8
Lokasi sekolah MI Khadijah

Gambar 9
Lomba dalam memperingati 17 Agustus

Gambar 10
Bersalaman dengan guru
Gambar 11
Kegiatan upacara bendera

Gambar 12
Memperingati hari kartini

Gambar 13
Halal bihalal bulan Syawal
Gambar 14
Kegiatan MI Khadijah peduli

Gambar 15
Manasik haji

Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
RIWAYAT HIDUP

Binti Masrurotul Ainiah lahir di Jember pada

tanggal 06 Agustus 1996. Ia merupakan anak kedua dari

bapak Zaenuri salim dan Ibu Siti Mudawamah. Tinggal di

jalan Raden Patah dusun Krajan Karanganyar Kecamatan

Ambulu Kab. Jember. Mengawali pendidikan dasarnya di

TK Dharma Wanita pada tahun 2001, setelah

melanjutkan pendidikan dasarnya di SDN Karanganyar IV lulus pada tahun 2009,

kemudian langsung melanjutkan pendiidkanya di pesantren modern putri Al-

Kautsar Banyuwangi selama 6 tahun mulai dari MTs sampai SMA dan lulus pada

tahun 2015. Tidak berhenti sampai disitu setelah lulus dipesantren melanjutkan

studinya di Malang tepatnya Universitas Islam Malang (UNISMA) mengambil

jenjang Strata Satu (S1) dengan mengambil prodi PGMI yang berada di Fakultas

Agama Islam selama menjadi mahasiswa penulis mengikuti organisasi baik intern

maupun ekstern, organisasi yang penulis ikuti yaitu BEM FAI, DPM FAI, PMII

RSB, IPNU IPPNU UNISMA. Via email: bintimasrurotulaini@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai