Anda di halaman 1dari 5

RUANG LUAR

A. Pengertian Ruang dan Ruang Luar

Pengertian ruang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur adalah


sebagai suatu area yang secara fisik dibatasi oleh tiga elemen pembatas
yaitu lantai, dinding dan langit-langit. Pengertian tersebut tentunya tidak
secara langsung menjadi pengertian melalui pembatasan yang jelas
secara fisik yang berpengaruh pada pembatasan secara visual. Elemen
pembatas tersebut tidak selalu bersifat nyata dan utuh akan tetapi dapat
bersifat partial dan simbolik (Ashihara,1974).

Pada hakekatnya, ruang dibagi menjadi dua bagian yang


mendasar, yaitu: ruang luar dan ruang dalam. Masing-masing dari dua
bagian tersebut mempunyai elemen-elemen pencipta arsitektur yang
sama, yaitu: lantai, dinding dan atap. Ruang dalam pada umumnya
dikatakan interior yang mempunyai batasan yang sangat jelas, sedangkan
ruang luar dapat bersifat meluas atau menyempit (Ashihara,1974;
Ardiansyah).

Yoshinobu Ashihara (1974) dalam buku Dyan Surya Merancang


Ruang Luar (terjemahan) menyatakan ruang luar ialah ruang yang terjadi
dengan membatasi alam. Ruang luar dipisahkan dari alam dengan
memberi frame, atau batasan tertentu, bukanlah alam itu sendiri yang
meluas sampai tak terhingga. Ruang luar juga berarti sebagai lingkungan
luar buatan manusia dengan maksud tertentu. Pada ruang luar elemen
atap dianggap tidak ada, karena mempunyai batas yang tak terhingga,
maka perencanaan dan perancangan ruang luar biasa disebut dengan
arsitektur tanpa atap.
B. Ruang dan waktu dan kaitannya dengan landscape design

Landscape design itu sendiri merupakan perluasan dari site


planning, meliputi proses perencanaan tapak, berhubungan dengan
pemilihan dari elemen-elemen perancangan atau design, dimana suatu
desain lansekap ini memungkinkan ruangan dibuat dari kombinasi elemen
alam dan struktur-struktur buatan manusia (Hakim, 1987). Secara singkat,
design atau perancangan adalah suatu cara kerja yang sangat kompleks
dengan banyak alternative. Suatu design yang berhasil, akan
menonjolkan suatu hubungan terhadap apapun disekitarnya, baik masa
lalu, masa yang akan dating secara nyata. Hal ini dapat dilihat antara lain
mengenai sirkulasi atau pergerakan, pembentukan permukaan, bentuk
dan ruang untuk beberapa kebutuhan, lokasi serta bentuk bangunan
(Hakim, 1987).

Prabawasari dan Suparman dalam bukunya Tata Ruang Luar 1


menyatakan ruang luar adalah:

 Ruang yang terjadi dengan membatasi alam hanya pada bidang


alas dan dindingnya, sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak
terbatas.
 Sebagai lingkungan luar buatan manusia, yang mempunyai arti dan
maksud tertentu dan sebagai bagian dari alam.
 Arsitektur tanpa atap, tetapi dibatasi oleh dua bidang: lantai dan
dinding atau ruang yang terjadi dengan menggunakan dua elemen
pembatas. Hal ini menyebabkan bahwa lantai dan dinding menjadi
elemen penting di dalam merencanakan ruang luar.
C. Pengelompokan ruang luar
a. ruang luar berdasar kegiatan Berdasar kegiatan yang ada,
ruang luar dikategorikan menjadi:

• Ruang aktif adalah ruang-ruang yang dibentuk untuk


difungsikan sebagai ruang untuk aktivitas olah raga, jalan,
dan bermain. Ruang luar ini dapat berbentuk: plaza,
playround, lapangan OR, sidewalk.

• Ruang pasif adalah ruang-ruang yang dibentuk bukan


difungsikan sebagai tempat manusia berkegiatan. Ruang
luar ini dapat berbentuk: taman pasif, area hijau damija
ruang luar berdasar fungsi

b. Berdasar fungsinya, ruang luar dikategorikan:


• Fungsional, artinya ruang luar dibentuk dengan adanya
fungsi/guna tertentu : - ruang aktif : bermain, olah raga -
tempat peralihan kegiatan atau menunggu - sarana
penghubung antar bangunan - sebagai pembatas antar
bangunan - sebagai pengatur jarak antar bangunan
• Ekologis, artinya ruang luar dibentuk dengan pertimbangan
fungsi ekologisnya: - sumber penyegaran udara (menyerap
CO2 dan menghasilkan O2) - sebagai penyerap dan
pengendali air hujan dan banjir - sebagai pengendali
ekosistem tertentu - sebagai pelunak/pelembut massa
bangunan
D. TERJADINYA RUANG LUAR

a. Ruang mati
b. Ruang Terbuka

Dalam buku Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap,


Rustam Hakim (1987) menuliskan 4 jenis ruang terbuka, yaitu:

1. Ruang terbuka dalam lingkungan hidup

2. Ruang terbuka ditinjau dari kegiatannya

Dibagi 2 jenis ruang terbuka yaitu:


a. Ruang terbuka aktif

b. Ruang terbuka pasif

3. Ruang terbuka ditinjau dari bentukny

4. Ruang terbuka ditinjau dari sifatnya

Berdasarkan sifatnya ada 2 jenis ruang terbuka, yaitu:

a. Ruang terbuka lingkungan

b. Ruang terbuka bangunan

c. Ruang positif

E. Elemen Ruang Luar

Elemen-elemen perancangan secara visual yang menonjol


untuk mendukung perancangan ruang luar atau desain lansekap
dapat dikategorikan menjadi 4 bagian, yaitu :

1. Skala
2. Tekstur
3. Bentuk
4. warna

Sedangkan elemen - elemen lingkungan yang harus dipertim-


bangkan dalam perancangan ruang luar atau desain lansekap,
diantaranya adalah

1. pembatas ruang
2. sirkulasi
3. tata hijau (Hakim, 1987).

Anda mungkin juga menyukai