Anda di halaman 1dari 8

LATAR Latar Belakang Obek Perancangan

BELAKANG

PETA INDONESIA

• Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk termasuk


padat didunia.
• Perkembangan kota-kota besar di Indonesia, mengalami kemajuan yang cukup besar
dalam berbagai sektor, seperti sektor perdagangan dan jasa.
• Berbagai aktivitas dan pola kehidupan masyarakat suatu daerah menuntut pemenuhan
kebutuhan akan lahan untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan mereka melalui
penciptaan sarana dan prasarana yang memadai. Salah satu pemenuhan lahan di suatu
daerah, sebagai ruang gerak tempat beraktivitas, bersosialisai serta berekreasi ditandai
dengan kehadiran pusat perbelanjaan.
LATAR Latar Belakang Pendekatan
BELAKANG

• Perkembangan teknologi saat ini, sangat berdampak pada lingkungan sekitar,


banyaknya polusi yang ditimbulkan sangat berpengaruh pada kehidupan manusia,
untuk merespon permasalahan-permasalahan yang ada, perlu adanya lingkungan
yang mendukung, salah satunya adalah dengan adanya lingkungan yang
menerapkan konsep arsitektur hijau.
• Konsep arsitektur hijau diwujudkan dalam bentuk desain yang mengutamakan
keseimbangan alam dan lingkungan.
TINJAUAN Tinjauan Pusat Perbelanjaan
PUSTAKA

• Menurut Beddington
Pusat perbelanjaan merupakan suatu wadah dalam masyarakat
yang menghidupkan kota atau lingkungan setempat. Selain
berfungsi sebagai temat untuk kegiatan berbelanja juga berfungsi
sebagai tempat untuk berekreasi.

• Menurut Urban Land Institute


Pusat perbelanjaan adalah sekelompok bangunan komersial
dengan arsitektur terpadu yang dibangunan pada lokasi yang
direncanakan, dikembangkan, dimiliki dan dikelola sebagai unit
operasional.
TINJAUAN Klasifikasi Pusat Perbelanjaan
PUSTAKA
• Berdasarkan Lokasi
- Pasar : Fasilitas perbelanjaan sederhana di suatu area tertentu pada suatu wilayah dan didominasi
menjual kebutuhan primer masyarakat.

- Shopping street : Pengelompokan sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan toko atau kios
terbuka pada suatu penggal jalan.

- Shopping center : Fasilitas perbelanjaan (toko dan kios) yang berada di bawah satu atap.
Didominasi menjual kebutuhan sekunder dan tersier.

- Department store : wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis barang yang berada
dibawah satu atap. Transaksi menggunakan tenaga pelayanan untuk membantu konsumen.

- Supermarket : merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan cara
pelayanan mandiri (self service).
TINJAUAN Klasifikasi Pusat Perbelanjaan
PUSTAKA

- Superstore : Pusat perdagangan dengan luas area penjualan lebih dari 2.500 m2. Pada umumnya
luas superstore berkisar antara 5.000 m2 sampai dengan 7.000 m2.

- Hypermarket : Bentuk peluasan dari superstore. Simbol perdagangan disuatu kota karena tempat
tersebut mencerminkan adanya kecenderunan penduduk yang mengikuti tren perdagangan.

- Shopping Mall : Sebuah plaza umum, jalan-jalan umum atau sekumpulan sistem dengan belok-
belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki. mall bisa disebut jalan pada area pusat usaha
yang terpisah dari luas lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya.

- Town Square : Pusat perbelanjaan tingkat internasional yang unik dilengkapi area rekreasi
independen dengan fasilitas pengunjung yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
TINJAUAN Elemen-elemen Pusat Perbelanjaan
PUSTAKA

Menurut Bednar (1990)

• Magnet Primer : Transformasi dari node kota yang berfungsi sebagai titik konsentrasi dan
dapat menjadi Landmark.
• Magnet Sekunder : Tranformasi dari distrik kota. Perwujudannya berupa toko-toko
pengecer maupun fasilitas lainnya.
• Koridor : Transformasi dari Path, penerapannya berupa jalan untuk menghubungkan antara
magnet-magnet yang ada.
• Atrium : Ruang kosong yang diapit oleh lapisan-lapisan lantai yang disekelilingnya,
dengan ketinggian minimal 2 lantai atau lebih yang mendapatkan pencahayaan alami
pada siang hari dan dapat menjadi pusat orientasi bangunan
• Landscaping : Aspek penataan ruang luar, seperti pembagian zona, aliran akses untuk
mobilasi, dan pemanfaatan luas lahan.
TINJAUAN Tinjauan Arsitektur Hijau
PENDEKATAN

• Arsitektur hijau merupakan arsitektur yang meminimalkan sumber daya alam seperti
energi, air dan material serta meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. (Tri
Harso Karyono, 2010)

• Arsitektur hijau adalah proses perancangan yang mengurangi dampak negatif


lingkungan, meningkatkan kenyamanan manusia melalui efisiensi dan mengurangi
penggunaan sumber daya energi, penggunaan lahan dan pengelolaan sampah yang efektif di
tatanan arsitektur. (Futurarch, 2008, “Paradigma Arsitektur Hijau”, Green lebih dari sekedar
hijau).
TINJAUAN Prinsip Arsitektur Hijau
PENDEKATAN

1. Hemat energy : Bangunan didesain atau dibangun dengan pertimbangan operasi


bangunan yang meminimalkan penggunaan bahan bakar dari fosil.
2. Memanfaatkan kondisi dan sumber energy alami : Bangunan didesain untuk bekerja
dengan iklim dan sumber daya energy alam.
3. Menanggapi keadaan tapak pada bangunan : Bangunan didesain untuk
meminimalkan penggunaan sumber daya dan pada akhir penggunaannya dapat
dibunakan untuk hal arsitektur lainnya.
4. Memperhatikan pengguna bangunan : Arsitektur hijau mempertimbangkan
kepentingan manusia didalamnya.
5. Meminimalkan sumber daya baru : Bangunan didesain dengan sesedikit
mungkin merusak alam.
6. Holism : Semua prinsip hijau harus secara menyeluruh dijadikan pendekatan
dalam membangun sebuah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai