KELOMPOK 3 2019
Materi Presentasi
Tokoh Perencanaan
Nama : Peter Calthorpe
Lahir : London (1949) dan dibesarkan Palo Alto, California
Pendidikan : Antioch College, Yale School of Architecture
Pekerjaan : Architect, Planner and Urban Designer.
Co-Founder of Calthorpe Analytics, Inc.
He is married to Jean Driscoll.
He has three children: Lucia, Jacob, and Asa
Karya Peter Calthrope,
1. Calthorpe, Peter and Sim Van der Ryn (1986). Sustainable Communities: A New
Design Synthesis for Cities, Suburbs and Towns. San Francisco: Sierra Club
Books. ISBN 0-87156-629-X
2. Calthorpe, Peter: The Pedestrian pocket, in Doug, Kelbaugh (ed.) Pedestrian
Pocket Book, 1989
3. Calthorpe, Peter: The Next American Metropolis: Ecology, Community, and the
American Dream, Princeton Architectural Press, 1993
4. Calthorpe, Peter and Fulton, William: The Regional City, Island Press, 2001
5. Calthorpe, Peter: Urbanism in the Age of Climate Change, Island Press, 2010
Teori Perencanaan
Transit Oriented Development (1990)
Latar Belakang,
1. Di latar belakangi oleh Perang Dunia II yang merubah struktur kota US menjadi
Sprawl City
2. Urban sprawl merupakan pemekaran kota yang tidak terstruktur.
Penyebab,
a. Jumlah penduduk yang meningkat
b. Tingkat urbanisasi yang tinggi
c. Tanah di pinggir kota yang cenderung murah
d. Terlalu banyak RTRW
Akibat,
Desa- desa yang harusnya menjadi penyokong kehidupan di
perkotaan, menjadi padat penduduk dan kawasan industri.
Komponen Dasar,
1. Memaksimalkan fungsi-fungsi di sekitar titik transit
2. Tata Guna Lahan mix used (terdiri dari perumahan, sekolah, taman, pusat perbelanjaan,
layanan publik, dan tempat bekerja).
3. Fasilitas publik, pusat perbelanjaan, sekolah, dan tempat bekerja dapat dijangkau dengan
berjalan kaki.
STUDIO RENCANA KAWASAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
KELOMPOK 3 2019
Prinsip Dasar
1. Meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi
2. Walkable environment
3. Menghemat biaya hidup
4. Meningkatkan kehidupan sosial
5. Menambah pengguna ruang public
6. Mendukung fasilitas transportasi umum
Struktur ToD
STUDIO RENCANA KAWASAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
KELOMPOK 3 2019
Tipologi ToD
Terdapat dua model pengembangan didalam TOD menurut Calthorpe dalam Yuniasih (2007)
yakni:
• NeighorhoodTOD
Merupakan TOD yang berloasi pada jalur bus feeder dengan jarak jangkauan 10 menit berjalan
(tidak lebih dari 3 mil) dari titik transit. NeigborhoodTOD harus berada pada lingkungan hunian
dengan densitas menengah, fasilitas umum, servis, retail, dan rekreasi. NeigborhoodTOD ini
dirancang dengan fasilitas publik dan ruang terbuka hijau serta memberi kemudahan akses bagi
pengguna moda pergerakan.
• UrbanTOD
Merupakan TOD engan skala pelayanan kota berada pada jalur sirkulasi utama kota seperti halte
bus antar kota dan stasiun kereta api baik light rail maupun heavy rail. Urban TOD harus
dikembangkan bersama fungsi komersial yang memiliki intensitas tinggi, blok perkatoran, dan
hunian dengan intensitas menengah tinggi. Setiap TOD pada kota, memiliki karakter tersendiri
sesuai dengan karakter lingkungannya.
2. Infill Site
Pengembangan dari berbagai daerah kosong/terbengkalai yang umumnya terletak
pada perbatasan daerah pengembangan lain.
Di area komersial, fungsi retail dapat dikombinasikan dengan residensial dan perkantoran,
namun intensitas retail itu sendiri tidak boleh berkurang. Jumlah parkir harus ditambah untk
fungsi-fungsi tambahan tersebut. Pertimbangan khusus harus dilakukan agar tercipta privasi
untuk fungsi residensial. Entrance kedua fungsi harus dipisah. Penambahan fungsi tersebut
sebaiknya dilakukan secara vertikal. Hasil adalah ketinggian bangunan bertambah,
menciptakan kemenarikan visual dan karakter urban yang lebih kuat.
Fasad bangunan harus bervariasi dan terartikulasi untuk memberikan ketertarikan visual bagi
pedestrian. Jika syarat ini tidak dipenuhi, pengalaman ruang kala berjalan kaki akan terasa
membosankan dan terasa semakin jauh
c) Area Residensial
Tujuan TOD adalah mengurangi tingkat penggunaan mobil pribadi. dengan perancangan dan
lokasi area residensial yang tepat tujuan ini dapat dicapai. Residensial sebaiknya berdekatan
dengan area komersial dan dan transit.
Kepadatan area residensial dirancang untuk mendukung pengguna transit. Tipe permukiman
bervariasi terdiri dari tipe single family, tipe townhouse, dan apartemen.
d) Pedestrian
STUDIO RENCANA KAWASAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
KELOMPOK 3 2019
Jalan di kawasan TOD merupakan elemen paling vital dalam menentukan kualitas ruang
publik. Jalan di kawasan TOD harus dibuat pedestrian-friendly. Untuk menciptakan ruang
jalan yang demikian harus dipikirkan berapa luas yang diperlukan untuk pedestrian untuk
menciptakan ruang publik yang aktif,sementara tetap menjaga keseimbangan dengna ruang
parkir, jalur bersepeda dan pergerakan kendaraan.
Lebar jalan dan jumlah lajur kendaraan harus dikurangi tanpa mengorbankan parkir paralel
dan akses sepeda. Jalan harus dirancang untuk dilalui dengan kecepatan mobil tak lebih dari
24 km/jam. Jalan yang lebih sempit dapat mengurangi lebar jalan dan jumlah lajur
memberikan ruang yang lebih besar untuk penataan lansekap. Dimensi jalan yang relatif kecil
ditujukan untuk menciptakan skala manusia.
Sidewalk secara virtual terbagi atas beberapa zona yaitu; zona tepi yang berbatasan langsung
dengan jalur mobil (minimal 1,2 meter untuk kawasan TOD, untuk menyediakan ruang
menunggu), zona furnishing yang mengakomodasi perletakan street furniture seperti pohon
atau fasilitas transit, zona ‘melintas’ yatu jalur yang dapat dilalui tanpa gangguan, dan zona
‘frontage’ yaitu ruang bersih antara fasad bangunan (tempat pejalan kaki melakukan window
shopping, area keluar dan masuk dari dalam bangunan) dan zona ‘melintas’. Lebar sidewalk
STUDIO RENCANA KAWASAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
KELOMPOK 3 2019
minimum yang disarankan adalah 3 meter (pada area komersial minimum 4 meter), tidak
batas maksimum untuk lebar sidewalk namun jika terlalu lebar menyebabkan ketidaknyaman
karena terkesan kosong dan tidak mengundang.
Lebar zona sidewalk minimal untuk dilalui pejalan kaki adalah 1,5 meter (dapat dialui dua orang
sekaligus). Dimensi sidewalk lebar di area komersial dimana aktivitas pedestrian lebih besar dan
seating luar sangat direkomendasikan (1,8 meter -2,5 meter). Jalur pedestrian yang nyaman akan
mengurangi penggunaan mobil dan menambah efisiensi penggunaan transit. Street furniture
pada pedestrian sangat diperlukan bagi pejalan kaki. Jika ruang jalan tidak memiliki fasilitas ini
maka pemakaian ruang jalan mnjadi tidak nyaman. Misalnya jika tidak ada lampu jalan
menyebabkan ketidaknyaman dan tidak tersedianya tempat sampah membuat jalan jadi kotor
dan membuat orang enggan berjalan kaki. Untuk menciiptakan sense of community dapat melalui
pemilihan desain street furniture yang mencerminkan karakter lokal. Pepohonan untuk peneduh
diperlukan disepanjang. Jarak antara pohonpohon tersebut tidak boleh lebih dari 9 meter. Jenis
pohon dan teknik penanaman harus diseleksi dengan seksama untuk menciptakan kesan meyatu
pada ruang jalan, menyediakan naungan yang efektif, dan menghindari kerusakan trotoar. Banyak
ruang jalan yang dikenang orang karena deretan pepohonan di sepanjang jalan. Keberadaan
pohon penting untuk kenyamanan pejalan kaki karena menyediakan naungan dari cuaca dan
mengurangi suhu panas yang dihasilkan permukaan aspal dan menciptakan iklim mikro yang lebih
sejuk. Selain itu pepohonan juga memberikan keindahan pada ruang jalan.
STUDIO RENCANA KAWASAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
KELOMPOK 3 2019
Akan akan lebih baik jika jalan memiliki vista menuju area pusat, bangunan publik, taman atau
fitur-fitur alami. Jalan yang membingkai vista akan lebih mudah diingat (memorable). Jalan yang
ideal sebaiknya mempunyai titik tujuan yang penting. Dalam hal ini jalan lurus lebih mudah
diimplimentasikan karena memiliki pandangan yang jelas kesebuah landmark.Landmark
memudahkan orientasi pedestrian dan membuat rute perjalanan lebih menarik. Jalan lurus juga
memberikan aksesibilitas visual yang tinggi, ketika tujuan dapat terlihat seseorang akan lebih
tertarik untuk berjalan kesana.
e) Parkir
Parkir on-street sangat direkomendasikan dan lebarnya sebaiknya antaa 2,1-2,4 meter. Parkir
dipinggir jalan ini sangat untuk mencegah fokus pada lahan parkir dan lebih mengutamakan jalan.
Parkir paralel lebih baik namun parkir dengan sudut lebih direkomendasikan untuk area
komersial. Parkir on-street dapat membantu mengurangi kecepatan mobil yang melintas karena
membuat ruang jalan lebih sempit secara visual, juga berfungsi sebagai buffer antara trotoar
dengan lajur mobil.
Selain itu parkir paralel juga bisa membuat aktivitas pada ruang jalan hidup karena akan
mendukung fungsi-fungsi komersial. Parkir paralel secara visual membuat ruang jalan lebih
sempit. Sistem parkir sealain on-strret sebaiknya tidak bersebelahan langsung dengan ruang jalan.
Lahan parkir dibelakang bangunan lebih disarankan.
Proses Pembentukan
1. Kriteria Titik Transit/ Penentuan Titik Transit
a. Integrasi dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah
STUDIO RENCANA KAWASAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
KELOMPOK 3 2019
c) berada pada jalur sirkulasi seperti halte bus internal daerah kabupaten/kota,
stasiun Kereta dan Kereta Ringan;
d) dilayani oleh sistem transit berkapasitas tinggi, sistem transit berkapasitas
sedang, sistem transit berkapasitas rendah sebagai pengumpan, serta
dimungkinkan moda transportasi air; dan
e) merupakan kawasan dengan fungsi campuran komersial, blok perkantoran, dan
hunian dengan intensitas sedang hingga tinggi yang terintegrasi dengan sistem
transportasi massal.
3) Tipologi Kawasan TOD Lingkungan memiliki karakteristik:
a) berfungsi sebagai pusat ekonomi lokal;
b) dilayani oleh sistem transportasi massal dalam lingkup internal daerah
kabupaten/kota yang terhubung dengan sistem transportasi daerah
kabupaten/kota;
c) berada pada lingkungan hunian dengan akses baik ke pusat kota atau subpusat
kota;
d) dilayani oleh sistem transit berkapasitas sedang dan rendah oleh Kereta Ringan,
BRT, bus lokal, dan/atau bus pengumpan; dan
e) merupakan kawasan dengan fungsi campuran komersial, blok perkantoran, dan
hunian dengan intensitas sedang yang terintegrasi dengan sistem transportasi
3. Rancang Bangun Transit Oriented Development
Lampiran II Peraturan Menteri ATR/ BPN No. 16 Tahun 2017
4. Integrasi Kawasan OTD dengan Pemerintah dan Operator
Daftar Pustaka
Calthorpe, Peter and Sim Van der Ryn (1986). Sustainable Communities: A New Design Synthesis for
Cities, Suburbs and Towns. San Francisco: Sierra Club Books. ISBN 0-87156-629-X
Calthorpe, Peter: The Pedestrian pocket, in Doug, Kelbaugh (ed.) Pedestrian Pocket Book, 1989
Calthorpe, Peter: The Next American Metropolis: Ecology, Community, and the American
Dream, Princeton Architectural Press, 1993
Calthorpe, Peter and Fulton, William: The Regional City, Island Press, 2001
Calthorpe, Peter: Urbanism in the Age of Climate Change, Island Press, 2010