Anda di halaman 1dari 22

Transit Oriented Development (TOD)

TOD adalah konsep desain suatu kawasan yang dapat mengurangi fenomena
pemekaran kota yang tidak beraturan yang mungkin akan berdampak negatif
terhadap budaya, ekonomi, lingkungan, dan sosial yang dirasakan baik di tengah kota
ataupun di pinggiran kota. Konsep penggunaan lahan dan transportasi yang saling
terintegrasi dan beragam (mixed-use) mempermudah masyarakat untuk mengakses
kawasan dengan berjalan kaki dari halte maupun stasiun.
Tujuan TOD untuk menyatukan manusia dengan kegiatan dan fasilitas yang dirancang
agar lebih efisien, aman, dan nyaman hanya dengan berjalan kaki, bersepeda, atau
dengan kendaraan umum.
Konsep Transit Oriented Development (TOD) ini menawarkan alternatif menuju pola
pengembangan dengan menyediakan fungsi-fungsi working, living, leisure dalam
populasi yang beraneka ragam, dalam kepadatan yang rendah sampai dengan tinggi,
dengan konfigurasi fasilitas pedestrian dan akses transit. Konsep Transit Oriented
Development (TOD) di awali dengan konsep aktivitas pergerakan manusia, baik
dengan moda maupun berjalan. Pusat-pusat aktivitas dihubungkan antara satu
dengan yang lain dalam jarak tempuh berjalan yang nyaman dan aman sebagai
upaya untuk mengurangi pergantian antar moda (Wijaya, 2009).
Tujuan adanya peningkatan kualitas kawasan yaitu :
1. menciptakan sistem transportasi yang efektif yang meningkatkan mobilitas di
seluruh wilayah, bagaimana mengakses suatu kawasan atau tempat, baik dengan
berjalan, naik kereta api, maupun bersepeda.
2. Melindungi sumber daya alam sehingga tersedianya ruang terbuka hijau dengan
manfaatnya berupa air dan udara bersih.
3. Meningkatkan kualitas ekonomi suatu kawasan salah satunya dari bisnis yang
berjalan.
4. Banyaknya pilihan dan jenis tempat tinggal yang terjangkau.
5. Menjaga ciri khas lingkungan dengan mempertahankan lingkungan dan tempat
khusus atau bersejarah.
6. Meningkatkan rasa keadilan sosial dalam bermasyarakat
7. Mengikutsertakan semua warga/masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut

Transit Oriented Development (TOD)


Elemen dan karakteristik TOD (Calthorpe, Taolin, 2008)
1. Kriteria umum
a. Bangunan memiliki akses langsung ke jalan dengan entrance, balkon, serambi, dll
b. Intensitas, orientasi, dan bangunan harus mendukung area komersial yang aktif,
mendukung pengguna transit, dan memperkuat ruang publik
2. Area Komersial
a. Tata guna lahan yang dikembangkan dengan prinsip mixed-use
b. Menggabungkan fungsi retail dan perkantoran yang membuat kawasan aktif
sepanjang hari, dengan cara yaitu secara vertikal dan horizontal
c. Kawasan dibuat atraktif, aman, dan aksesibel dengan berjalan kaki
d. Adanya penambahan jumlah parkir
e. Memiliki karakter urban yang kuat dan menarik secara visual/fasadnya

Transit Oriented Development (TOD)


3. Area Residensial
4. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
5. Berdekatan dengan area komersial dan
transit
6. Mengutamakan pejalan kaki
7. Ada berbagai tipe residensial
8. Mendukung pengguna transit

4. Parkir
5. Sangat direkomendasikan parkir on street
dengan lebarnya antara 2,1-2,4 m yang
berfungsi sebagai buffer antara trotoar dan
lajur mobil
6. Parkir di sudut direkomendasikan untuk area
komersial
7. Parkir paralel dapat membuat aktivitas di
ruang jalan hidup
8. Lahan parkir disarankan di belakang
bangunan

Transit Oriented Development (TOD)


4. Pedestrian
a. Merupakan hal paling vital dalam menentukan kualitas ruang publik
b. Harus dibuat se-friendly mungkin dan dilengkapi dengan street
furniture
c. Harus ditentukan luas yang diperlukan, dan seimbang dengan ruang
parkir, jalur sepeda, dan pergerakan kendaraan
d. Lebar jalan dan jumlah lajur kendaraan harus dikurangi tanpa
mengorbankan parkir paralel dan akses sepeda
e. Jalan dirancang untuk dilalui dengan kecepatan mobil tak lebih dari
24 km/jam
f. Side walk minimal 3-4 m yang terbagi beberapa zona, yaitu
. zona tepi : berbatasan langsung dengan jalur mobil (min. 1,2 m)
. zona furnishing : mengakomodasi perletakan street furniture
. zona melintas : jalur dapat dilalui tanpa gangguan
. Zona frontage : ruang bersih antara fasad dan zona melintas

Transit Oriented Development (TOD)


Tujuan Konsep TOD
Mengintegrasikan jaringan jalan denganbangunan sekitarnya dikaitkan dengan
manusia sebagai penggunanya sehingga tercipta lingkungan yang walkable, aman,
dan nyaman.
1. Tujuan lingkungan
a. Meningkatkan kualitas udara, menghemat penggunaan energi, menciptakan
lingkungan berkelanjutan
b. Mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor
2. Tujuan perencanaan/transportasi
a. Menciptakan pola pembangunan kota untuk pengembangan kawasan secara
terintegrasi
b. Menciptakan variasi perumahan dengan berbagai kepadatan dalam jarak tertentu
dari lokasi transit
c. Merencanakan lingkungan dengan fungsi campuran dan walkable

Transit Oriented Development (TOD)


Struktur Transit Oriented Oriented Development (TOD)
1. Fungsi ruang publik
. Berupa taman, plaza, tata hijau
. Memberi layanan bagi lingkungan kerja dan permukiman di dalam kawasan TOD dan
sekitarnya
. Lokasinya berjarak dekat dengan titik transit pada jangkauan 5 menit berjalan kaki.
2. Area komersial pusat
. Berupa retail, perkantoran skala regional, supermarket, komersial, dan hiburan
. Adanya hunian di lantai atas
. Lokasi yang berada pada jangkauan 5 menit berjalan kaki.
3. Area hunian
. Ada berbagai tipe (tunggal, apartemen, town house)
. Jaraknya dapat dijangkau dengan berjalan kaki dari area pusat komersial dan titik
transit
4. Area sekunder
. Berjarak 1 mil dari daerah pusat dan memiliki jaringan jalan sebagai penghubung
. Ada beberapa jalan/akses langsung dan jalur sepeda menuju titik transit dan area
komersil dengan seminimal mungkin terbelah oleh jalan arteri
. Densitas lebih rendah
5. Fungsi-fungsi lain/fungsi campuran
. Adanya fungsi publik, pusat komersial dan hunian
. Ekstensinya bergantung pada kendaraan bermotor, truk atau intensitas perkantoran
yang sangat rendah yang berada di luar kawasan TOD dan area sekunder.

Transit Oriented Development (TOD)


Struktur Transit Oriented Oriented Development (TOD)
AREA
LOKASI
KARAKTER

FASILITAS

Area Publik

Berada pada
pusat TOD

Ukuran dan bentuknya sesuai


jenis TOD, fungsi untuk umum,
mudah digapai, dekat dengan
taman dan plaza

Taman kota, Plaza,


dekat kantor
pemerintahan maupun
kantor polisi

Area
Komersial

Paling dekat
dengan fungsi
transit

Ukuran dan bentuk seperti pasar Retail, perkantoran,


dan berkembang. Dilengkapi
supermarket, restoran,
ruang hijau
service, hiburan

Area
permukiman

Berada di luar
daerah
komersial,

Ada berbagai tipe hunian,


jangkauan 10 menit dengan
berjalan kaki dari komersial area

Area
sekunder

Berada di luar
daerah TOD

Jangkauan 20 menit dengan


Sekolah umum, Single
berjalan kaki, kepadatan lebih
family housing
rendah dan banyak jalan menuju
area transit

Fungsi
lainnya

Berada di luar
daerah TOD

Daerah cukup dekat dengan


transit yang mendukung fungsi
transit

Single family housing,


town house,
apartement

Perumaha n
desa/pinggiran, area
industri & komersial

Transit Oriented Development (TOD)


Komponen Utama Konsep TOD
Penggunaan lahan dengan benar
Mengutamakan pejalan kaki dan penggunaan angkutan umum yang multi-tujuan
Mengutamakan bangunan dengan multi-fungsi (mixed-use)
Memperhatikan fungsi yang harus dekat dengan stasiun atau halte
Hunian Banyak
Keluarga

Hunian Satu Keluarga

Kantor

Hotel

Fasilitas
Kesehatan

Klinik Kesehatan

SMA & Universitas Fasilitas Hidup


Institusi
Kebudayaan

Fasilitas
Olahraga/Rekreasi

Toko/Ruko

Restoran

Toko Obat

Kedai Kopi

Institusi Keuangan Cafe Ruang Luar


Fasilitas
Lingkungan Bisnis
Jalur pejalan kaki yang berhubungan dengan mudah
entertaiment
Jarak yang dekat
Saling bersambungan
Adanya penunjuk arah
Adanya perbedaan ketinggian/kontur
Berguna sesuai fungsinya

Transit Oriented Development (TOD)


jaringan jalan yang padat
Intensitas penggunaan dan jumlah orang yang menggunakan jalan, serta tersedianya fasilitas
sarana prasarana
Blok berjarak 300-500 kaki dan memberikan pilihan rute alternatif
Pola jalan grid yang menawarkan kemudahan menuju fasilitas transportasi umum
Bangunan cluster untuk memberikan kesempatan tinggal yang mudah akses kemana saja
Meninggalkan ruang untuk tumbuh dan berkembang sehingga daerah yang kepadatan awalnya
rendah di sekitar stasiun bisa berkembang seiring berjalannya waktu

Desain tata kota yang baik


Membuat jalan yang berkualitas tinggi yang membuat
nyaman penggunanya
Membuat jalur pejalan kaki yang baik yang dilengkapi
pohon, tanaman, dan street furniture
Membuat tempat atau wadah untuk
bersantai/beristirahat
Menciptakan citra arsitektur dari segi fasad atau
bentuk bangunan
Membuat adanya perbedaan ketinggian untuk jalur
pejalan kaki sehingga tidak digunakan untuk parkir
dan mempermudah akses orang ke toko/retail
Adanya pencahayaan, permainan kontur yang baik,
dan penandaan

Mengatur Parkir
Harus mencukupi namun jangan berlebihan
Melokasikan parkir di samping atau belakang bangunan agar mengarahkan orang untuk
berjalan kaki
Lebih baik permukaan parkir yang kecil dan banyak daripada besar dan sedikit
Menyediakan parkir sepeda
Membuat setiap stasiun adalah Tempat
Orientasi bangunan ke jalan sehingga menarik dan ramah publik
Menyediakan jalur pejalan kaki yang nyaman dan area drop-off
Adanya ruang terbuka dekat dari stasiun
Menempatkan taman atau plaza di dekat atau sekitar stasiun

Transit Oriented Development (TOD)

Tipologi TOD
1. Neighborhood TOD
Berlokasi pada jalur bus feeder (pemberhentian bis)
Jarak jangkauan 10 menit berjalan (kurang dari 3mil)
dari titik transit
Berada di lingkungan hunian dengan densitas
menengah
Adanya fasilitas umum, servis, retail, dan rekreasi
Memiliki fasilitas publik dan ruang terbuka hijau

2. Urban TOD
. Skala pelayanan kota
. Berlokasi di jalur sirkulasi utama kota (dekat halte bus
antar kota, stasiun kereta api, dll)
. Berkembang sejalan dengan fungsi komersial dengan
intensitas tinggi
. Adanya blok perkantoran, hunian
. Mengikuti karakter lingkungannya

Transit Oriented Development (TOD)


Tipe pengembangan TOD

1. Redevelopment SIte
Peremajaandengan memberikan fungsifungsi baru serta penataan lingkungan
dengan melengkapi fasilitas transit.

2.Infill Site
Pengembanganberbagai daerah kosong
yang umumnya terletak pada
perbatasan daerah pengembangan lain.

3.New Growth Area


Pembukaan daerah baru yang luas dan
umumnya terletak di daerah perbatasan
pinggir kota.

Transit Oriented Development (TOD)


Tahap penerapan konsep TOD
1. Memperkuat investasi publik dalam angkutan umum dengan
memastikan bahwa pengembangan angkutan umum berpusat pada
stasiun
2. Mengetahui bahwa area stasiun adalah daerah khusus dan seluruh
wilayah yang berada di sekitarnya berkesempatan untuk
mengembangkan pembangunan tradisional.
3. Mengambil kesempatan yang diberikan oleh angkutan umum untuk
mempromosikan TOD sebagai bagian dari strategi manajemen
pertmbuhan yang lebih luas
4. Rezoning daerah-daerah yang berpengaruh di sekitar stasiun untuk
hanya menggunakan moda angkutan umum dalam melakukan
perjalanannya
5. Fokus pada investasi instansi publik dan uapaya perencanaan di daerah
stasiun dengan peluang pembangunan terbesar
6. Membangun broad-based core untuk mendukung TOD melalui pejabatpejabat terpilih, staf pemerintah daerah, pemilik tanah, dan lingkungan
7. Menyiapkan kerangka kerja mandiri untuk lebih mempromosikan TOD
setelah perencanaan selesai.

Transit Oriented Development (TOD)


Contoh Penerapan Konsep TOD

Studi banding konsep kawasan TOD


Kawasan TOD Sengkang, Buangkok, Singapore

Jalanan yang jarang dilewati kendaraan pribadi, mengutamakan kendaraan umum.


Adanya parkir paralel di dekat bangunan komersil dan tempat transit di Stasiun
Buangkok. Adanya pedestrian yang nyaman disekeliling bangunan, khususnya
bangunan komersial.

Adanya pelebaran jalan di lokasi transit kendaraan umum, disediakannya


street furniture berupa bangku untuk menunggu, yang dilengkapi kanopi atap
agar terhindar dari hujan dan panas. Dilengkapi juga dengan vegetasi berupa
pepohonan dan rerumputan.

Studi banding konsep kawasan TOD


Kawasan TOD Guatemala City, Guatemala

Dalam upaya untuk mengontrol pertumbuhan yang cepat dari Guatemala


City, pemerintah kota (Municipalidad de Guatemala) yang dipimpin oleh
Walikota lama Alvaro Arzu, telah menerapkan sebuah rencana untuk
mengendalikan pertumbuhan berdasarkan transek sepanjang jalan arteri
penting dan exhibitting Transit berorientasi pembangunan karakteristik.
Rencana ini POT mata (Plan de Ordenamiento Teritorial) bertujuan untuk
memungkinkan struktur gedung yang lebih tinggi dari menggunakan
campuran yang akan dibangun di sebelah jalan arteri besar dan secara
bertahap penurunan kepadatan tinggi dan saat Anda bergerak menjauh dari
seperti Hal ini secara bersamaan sedang dilaksanakan bersama dengan Bus
Rapid Transit sistem BRT disebut Transmetro.

Studi banding konsep kawasan TOD


Kawasan TOD Curitiba, Brazil

Pedestrian
terintegrasi
bangunan dan RTH

dengan
Lahan parkir di belakang bangunan
dan adanya halte/tempat menunggu
di setiap titik transit

Jalan utama di Curitiba, membuat pejalan kaki-eksklusif pada tahun 1972. Salah
satu contoh paling awal, dan paling sukses PTK Curitiba, di Brazil. Curitiba
diorganisir menjadi koridor transportasi yang sangat awal dalam sejarahnya.
Selama bertahun-tahun, telah terintegrasi zonasi dan transportasi untuk
menempatkan pembangunan kepadatan tinggi di samping transportasi
kapasitas tinggi. Sejak kegagalan pertama, rencana agak megah, kota karena
kurangnya dana, Curitiba telah berfokus pada bekerja dengan bentuk ekonomis
infrastruktur, sehingga memiliki diatur adaptasi unik, seperti rute bus
(infrastruktur murah) dengan sistem routing, akses terbatas dan mirip dengan
sistem kereta bawah tanah kecepatan. Sumber inovasi di Curitiba telah menjadi
bentuk unik dari perencanaan kota yang menekankan pendidikan partisipatif
diskusi, publik dan kesepakatan.

Studi banding konsep kawasan TOD


Kawasan TOD Kowloon, Hong Kong

Tujuan perencanaan Stasiun Kowloon adalah untuk menciptakan sebuah sistem


transport kelas dunia yang terintegrasi dengan tata guna lahan, moda
transportasi dan titik transit. Kawasan ini tidak hanya direncanakan sebagai titik
transit, tetapi juga merencanakan bengunan-bangunan mixed-use pada lokasi
transit. Dengan begitu, maka peminat penumpang terhadap kereta bawah tanah
yang disediakan semakin tinggi. Hal ini menyebabkan penggunaan kendaraan
pribadi berkurang. Jalur pedestrian juga dirancang senyaman dan seaman
mungkin, sehingga banyak manusia yang memilih berjalan kaki. Selain lebih
cepat karena adanya tempat transit, juga dapat dengan mudah mengakses
gedung/bangunan langsung dari jalur pedestrian.

Tipologi bangunan di kawasan


Teori Tipologi
NAMA AHLI

Budi A. Sukada

Rafael Moneo

Quatramere de
Quincy

Giulio Carlo Argan

PENGERTIAN TIPOLOGI
sebuah pengklasifikasian sebuah tipe berdasarkan atas
penelusuran terhadap asal-usul terbentuknya obyek-obyek
arsitektural yang terdiri dari tiga tahap proses penelusuran
terhadap asal-usul obyek arsitektur diantaranya:
pertama, menentukan bentuk dasarnya (formal

structure);
kedua, menentukan sifat dasarnya (properties); dan

yang
ketiga, adalah mempelajari proses pembentukan

perkembangan bentuk.
(
http://beta.lecture.ub.ac.id/files/2014/02/06-tipologi-geometri
.pdf
)
konsep yang menjelaskan (describe) sebuah kelompok
obyek atas dasar kesamaan sifat-sifat dasar. Tipologi dapat
berarti tindakan berfikir dalam rangka pengelompokan.
(raziq_hasan.staff.gunadarma.ac.id/.../Minggu+II.ppt)
"tipe", tidak hanya untuk menunjukkan banyaknya gambargambar hasil salinan atau tiruan persisnya, akan tetapi suatu
tipe harus tetap mewakili sebuah ciri khas tertentu.
(
http://rajutruangarsitektur.blogspot.com/2012/05/kumpulan-tr
ansliterasi-tipologi-dalam.html
)
sebuah
konsepsi sekaligus suatu metode dalam
mengidentifikasi tipe dan karakteristik bentuk arsitektur,
mengklasifikasi dan mengelompokkan serta mengidentifikasi
perkembangan suatu bentuk dan tipe dalam arsitektur.
(http://
de-arch.blogspot.com/2008/10/pergeseran-t-i-p-o-l-o-g-i-hun
ian-dalam.html
)
pengurangan
menuju akar bentuk yang biasa dalam faktafakta budaya, yang memiliki analogi bentuk dan fungsi yang
nyata.
(
http://rajutruangarsitektur.blogspot.com/2012/05/kumpulan-tr
ansliterasi-tipologi-dalam.html
)

KATA KUNCI

KESIMPULAN

Pengklasifikasi
an

Asal-usul

Bentuk dasar

Sifat dasar

Perkembangan

bentuk

Menjelaskan
Tipologi adalah
Sifat dasar
pengklasifikasian/pengelo
mpokan obyek-obyek
arsitektural berdasarkan
Ciri khas
asal-usul, bentuk
dasar/akar bentuk, fungsi
dasar, sifat dasar,
perkembangan bentuk.
Karakter
Tipe
Perkembangan
bentuk

Akar bentuk
Analogi
bentuk
Fungsi

Tipologi bangunan di kawasan


Tipologi Perumahan Menurut SNI 03-1733-2004
1. Rumah Tunggal (hunian tidak bertingkat)
Rumah kediaman yang mempunyai persil sendiri dan salah satu dinding bangunan
induknya tidak dibangun tepat pada batas persil.
2. Rumah Kopel (hunian gandeng dua)
Dua buah tempat kediaman lengkap, dimana salah satu sisi bangunan induknya menyatu
dengan sisi satu
bangunan lain atau satu tempat kediaman lain, dan masing-masing
mempunyai persil sendiri.
3. Rumah Deret (hunian gandeng banyak)
Beberapa tempat kediaman lengkap dimana satu atau lebih dari sisi bangunan induknya
menyatu dengan sisi satu atau lebih bangunan lain atau tempat kediaman lain, tetapi
masing-masing mempunyai persil sendiri.
4. Rumah Susun (hunian bertingkat)
Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam
bagian-bagian yang
distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun
vertikal dan merupakan satuansatuan yang
masing-masing dapat dimiliki dan
digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian,
yang dilengkapi
dengan
bagian-bersama, benda-bersama dan tanah bersama
Tipologi Perumahan di Perkotaan
. Perumahan yang direncanakan sepenuhnya (real estate, perumnas)
. Perumahan di rencanakan sebagian (site and services)
. Perumahan tumbuh spontan & incremental
. Perumahan kampung yang mengalami pemadatan dan pertumbuhan.
Tipologi Permukiman
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa
kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri-kehidupan dan
penghidupan.

Tipologi bangunan di kawasan


Tipologi Permukiman Berdasarkan Ukuran
a. Permukiman Tunggal (Homogen)Adalah sebuah permukiman yang terdiri dari kumpulan unit
yang kohesif seperti : permukiman petani, permukiman militer, permukiman biara dll.
b. Permukiman Campuran (Heterogen)Adalah sebuah permukiman yang terdiri dari banyak
kumpulan unit yang kohesif danada campuran dengan unit lain seperti perumahan petani
dengan perumahan militer dll
Tipologi Permukiman Berdasarkan Permanency
c. Permukiman temporer (sementara), seperti penampungan korban tsunami, penampungan
korban bencana alam lainnya
d. Permukiman permanen (tetap), seperti permukiman transmigrasi, permukiman anggota DPR, dll
Tipologi Permukiman Berdasarkan Metoda Penciptaan Permukiman
e. Permukiman natural , seperti permukiman sepanjang bantaran sungai, sepanjang rel kereta, dll
f. Permukiman terencana, seperti permukiman pantai indah kapuk, kelapa gading, dll
Tipologi Permukiman Berdasarkan Fungsi dan Tujuan
g. Permukiman rural (perdesaan), seperti permukiman nomaden, permukiman komposit
permanen, dll
h. Permukiman yang dibangun oleh institusi, seperti permukiman anggota DPR, permukiman
karyawan, dll
i. Permukiman Urban, seperti kota statis, kota dinamis
Tipologi Permukiman Berdasarkan Karakteristik ukuran, fungsi, struktur, dan bentuk
j. Permukiman nomaden
k. Permukiman campuran
l. Towns dan Cities
m.Metropolis
n. Dinapolis
o. Dynametropolis
p. Megalopolis

Tipologi bangunan di kawasan

Membuat setiap stasiun adalah Tempat


Hunian
Komersil
Preservasi
RTH
Pemerintahan
GOR
Perkantoran

Anda mungkin juga menyukai