BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transportasi
5
Universitas Esa Unggul
lahan dan jumlah aktivitas pada tata guna lahan tersebut. Jenis tata guna lahan
yang berbeda memiliki bangkitan lalu lintas yang berbeda dan semakin tinggi
aktivitas suatu tata guna lahan, makin tinggi pula tingkat kemampuan dalam
menarik lalu lintas. Sehingga, hubungan transportasi dan tata guna lahan
dalam implementasi konsep TOD adalah sebagai demand dalam menarik
penumpang untuk menggunakan angkutan umum dan sebagai pelaku kegiatan
di kawasan transit akibat adanya bangkitan dan tarikan dari timbulnya
aktivitas tata guna lahan di dalam kawasan transit tersebut.
6
Universitas Esa Unggul
8
Universitas Esa Unggul
Indikator Variable
1. Kepadatan tinggi
Mix 2. Tipe hunian campuran
3. Penggunaan lahan (perkantoran,
perdagangan dan jasa)
1. Pola jalan
Accessibility 2. Ketersediaan parkir
3. Desain pedestrian dan jalur sepeda
Sumber : Renne, 2009
1. Street Design
Jalan merupakan komponen penting dalam pembentukan kawasan TOD,
dimana harus menyediakan komponen yang ramah bagi pejalan kaki,
seperti fasilitas sidewalk dan jalur sepeda yang aksesibel, serta fasilitas
penunjang parkir baik on-street maupun off-street.
2. Density
Dengan adanya layanan transit, mobilitas di kawasan transit akan
meningkat. Hal tersebut harus didukung dengan kepadatan bangunan
tinggi dan kompak, sehingga memudahkan masyarakat dalam
menjangkau pusat kegiatan yang berada di sekitar kawasan transit.
3. Mix Used
Penggunaan lahan campuran seperti perumahan, perkantoran,
perdagangan dan jasa diperlukan dalam mendukung mobilitas dan
kelayakan huni dalam pengembangan TOD.
9
Universitas Esa Unggul
Tabel 2.2 Variabel dan Tolak Ukur TOD Berdasarkan Florida TOD
Guidebook
10
Universitas Esa Unggul
11
Universitas Esa Unggul
Tabel 2.4 Tola Ukur Kepadatan Bangunan dan Jaringan Pejalan Kaki
Berdasarkan Permen PU
Lebar jalur
-
pejalan kaki
Min 2 meter
Jalur pejalan Lebar min 1,5 meter
kaki Dilengkapi jalur pemandu
Permen PU
berkebutuhan - dan perangkat pemandu di
No.3 Tahun
khusus sepanjang jaringan pejalan
2014
(difabel) kaki
Jarak pejalan kaki Jarak maksimal 400 meter
Jarak pejalan dalam mencapai atau waktu tempuh
kaki halte atau lokasi maksimal 10 menit.
transit
12
Universitas Esa Unggul
Terdapat penyebrangan
zebra, jembatan
Jalur penyebrangan untuk
-
Penyebrangan memudahkan pejalan kaki
dalam pergantian jalur
yang berbeda
Area
-
bersepeda Lebar min 1,5 meter
Ketersedian Terletak antara jalur
-
jalur hijau pejalan kaki dan kendaraan
Sumber : Permen PU No.20 Tahun 2011 dan Permen PU No.3 Tahun 2014
Penggunaan lahan
Cevero perumahan
1
(2004) Penggunaan lahan
Diversity (Penggunaan perkantoran
lahan campuran)
Penggunaan lahan
fasilitas umum
Penggunaan lahan
perdagangan dan jasa
13
Universitas Esa Unggul
14
Universitas Esa Unggul
15
Universitas Esa Unggul
16
Universitas Esa Unggul
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian Lokasi Penelitian Bentuk Publikasi
Prioritas Pengembangan
Untuk menyusun prioritas
Kawasan Transit Stasiun Pendekatan Rasionalistik,
pengembangan di kawasan Stasiun Gubeng,
1 Gubeng dengan Konsep dengan jenis penelitian Skripsi
transit Stasiun Gubeng Surabaya
Transit Oriented Kuantitatif deskriptif
dengan konsep TOD
Development (TOD), (Virta
Safitri Ramadhani,2017)
Pengukuran Kesesuaian
Kawasan Transit Blok M
Kuantitatif deskriptif,
Jakarta Terhadap Kriteria Untuk mengetahui
metode pengumpulan
Konsep TOD (Transit mengetahui sejauh mana Jurnal Teknik ITS Vol.7
2 data dengan survei, Blok M, Jakarta
Orienterd Development), kesesuaian kawasan blok M No.1, 2018
observasi, pengamatan
(Muhammad Afif Arsyad dan dengan kriteria minimal TOD
citra satelit.
Ketut Dewi Martha Erli
Handayeni)
17
Universitas Esa Unggul
No Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian Lokasi Penelitian Bentuk Publikasi
Keberlanjutan Transportasi di
Kota Surabaya Melalui
Pengembangan Kawasan Untuk mendorong
Deskripti Kualitatif,
Berbasis TOD (Transit penggunaan moda transit Jurnal TATA LOKA -
5 dengan pendekatan Kota Surabaya
Oriented Development), melalui pengembangan Vol.16 No.2, Mei 2014
Teoritik
(Ketut Dewi Martha Erli kawasan sekitar titik transit
Handayeni dan Putu Gede
Ariastita)
Sumber : Penulis,2018
18
Universitas Esa Unggul
19
Universitas Esa Unggul
Latar Belakang
Permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, tingginya tingkat urbanisasi dan rendahnya tingkat kedisiplinan dalam berlalu lintas, sehingga menimbulkan kemacetan.
Kota Tangerang memiliki permasalahan transportasi yang kompleks, khususnya kemacetan.
Permasalahan transportasi yang kompleks, khususnya kemacetan dapat dikurangi dengan cara mengalihkan orientasi penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan massal berbasis transit
(TOD).
Terminal Poris Plawad ditunjuk oleh Pemkot Tangerang dalam menerapkan konsep TOD, karean dilalui tujuh layanan moda transportasi umum
Berdasarkan RTR Kota Tangerang, terminal Poris Plawad merupakan terminal Tipe A dengan konsep menggabungan angkutan massal.
Pertanyaan Penelitian
Output
Kesesuaian kriteria ideal dan karakteristik Kawasan Terminal Poris Plawad dengan Konsep TOD
Kesimpulan
Gambar 2.2
20
Kerangka Berpikir
Universitas Esa Unggul
Timbulnya permasalahan
transportasi yang kompleks, seperti
kemacetan
Density
(Kepadatan)
Diversity
Konsep TOD
(Penggunaan
lahan campuran)
Design (Ramah
pejalan kaki)
Gambar 2.3
Kerangka Konsep 21
Universitas Esa Unggul
22