Anda di halaman 1dari 18

Universitas Esa Unggul

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini akan menjelaskan mengenai kajian tentang kesesuaian


kawasan dengan konsep TOD berdasarkan teori – teori maupun kajian
pustaka yang berkaitan untuk mendukung pemahaman peneliti dalam
melakukan analisa penelitian sehingga peneliti dapat mengemukakan gagasan
– gagasan berdasarkan teori dan kajian pustaka yang sudah ada sebelumnya.
Bab ini berisi landasan teori mengenai pengertian Transportasi,Definisi dan
karakteristik Transit Oriented Development (TOD), review penelitian
terdahulu, kerangka berpikir dan kerangka konsep.

2.1 Transportasi

Transportasi adalah suatu usaha untuk memindahkan, menggerakan,


mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari satu tempat ke tempat lain.
Sedangkan dalam pengertian lain, transportasi diartikan sebagai usaha
pemindahan atau pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dengan
menggunakan suatu alat tertentu. Dengan demikian transportasi memiliki
dimensi seperti lokasi (asal dan tujuan), alat (teknologi) dan keperluan
tertentu (Miro,1997).

Sistem transportasi terdiri dari beberapa sistem makro, yaitu sistem


kegiatan, sistem jaringan prasarana transportasi, sistem pergerakan lalu lintas
dan sistem kelembagaan (Tamin,1997). Keempat sistem tersebut saling
berinteraksi membentuk sistem transportasi secara makro, sehingga antar
sistem kegiatan dan sistem jaringan akan menimbulkan pergerakan
manusia/barang dalam bentuk pergerakan kendaraan. Perubahan pada sistem
kegiatan akan membawa pengaruh pada sistem jaringan melalui suatu
perubahan pada tingkat pelayanan pada sistem pergerakan. Begitu juga
dengan perubahan pada sistem jaringan akan mengakibatkan sistem kegiatan
melalui peningkatan mobilitas dan aksesibilitas dari sistem pergerakan
tersebut.

Integrasi antar sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan


lalu lintas dapat menjadi acuan dalam implementasi konsep TOD pada suatu
kawasan, dimana konsep tersebut merupakan konsep pengembangan kawasan
dengan integrasi antar sistem kegiatan dan sistem jaringan yang akhirnya
mempengaruhi sistem pergerakan.

Transportasi juga berhubungan dengan tata guna lahan. Adanya


aktivitas guna lahan di sekitar kawasan transit akan mempengaruhi bangkitan
dan tarikan lalu lintas yang berada pada kawasan tersebut. Bangkitan dan
tarikan lalu lintas tersebut bergantung pada dua aspek yaitu jenis tata guna

5
Universitas Esa Unggul

lahan dan jumlah aktivitas pada tata guna lahan tersebut. Jenis tata guna lahan
yang berbeda memiliki bangkitan lalu lintas yang berbeda dan semakin tinggi
aktivitas suatu tata guna lahan, makin tinggi pula tingkat kemampuan dalam
menarik lalu lintas. Sehingga, hubungan transportasi dan tata guna lahan
dalam implementasi konsep TOD adalah sebagai demand dalam menarik
penumpang untuk menggunakan angkutan umum dan sebagai pelaku kegiatan
di kawasan transit akibat adanya bangkitan dan tarikan dari timbulnya
aktivitas tata guna lahan di dalam kawasan transit tersebut.

2.2 Transit Oriented Development (TOD)

2.2.1 Definisi Transit Oriented Development (TOD)

Transit Oriented Development (TOD) merupakan salah satu konsep


pengembangan kawasan transit yang sudah banyak diterapkan di berbagai
kota di dunia dalam mengatasi permasalahan transportasi. Menurut Peter
Calthorpe (1993) TOD adalah sebuah kawasan dengan penggunaan lahan
campuran yang berada di sekitar lokasi transit. Penggunaan lahan tersebut
berupa perumahan, perdagangan dan jasa, pasar, ruang terbuka dan fasilitas
publik. Secara umum, TOD merupakan komunitas mix-used yang
mendorong masyarakat untuk mengurangi ketergantungan dalam
menggunakan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi
umum. Dalam bukunya yang berjudul “The Next American Metropolis
(1993), Calthorpe menjelaskan bahwa TOD harus memberikan kenyamanan
pada masyarakat dalam beraktivitas di sekitar kawasan transit dengan
lingkungan yang mendukung untuk berjalan kaki dan melakukan perjalanan
menggunakan sepeda serta memiliki aksesibilitas yang tinggi.

Dittmar dan Ohland (2004) mendefinisikan TOD sebagai konsep


kawasan dengan efisiensi pembangunan yang tinggi, dimana efisiensi
tersebut dilihat dari adanya penggunaan lahan campuran dan aksesibilitas
dalam mencapai lokasi transit yang ramah bagi pejalan kaki. Adapun
parameter dalam pengembangan konsep TOD yakni penggunaan lahan
campuran (mix – used), kepadatan kawasan, aksesibilitas kawasan dan
ketersediaan fasilitas pedestrian dalam mendukung keramahan bagi pejalan
kaki. TOD mendukung penggunaan moda transportasi yang berkelanjutan
seperti transporasi umu, berjalan dan bersepeda serta mengurangi jarak
perjalanan yang akan mengurangi kemacetan lalu lintas. Selain itu, TOD
memiliki peran penting dalam konservasi, mitigasi perubahan iklim dan
peningkatan kualitas udara (TOD Guide of Queensland, 2010).

TOD juga mengacu pada pembangunan mix-used seperti pusat


kawasan komersial, sekolah, perumahan dan fasilitas publik lain yang
dirancang dengan pengembangan kepadatan tinggi untuk memaksimalkan

6
Universitas Esa Unggul

akses perjalanan dengan transportasi umum dan kendaraan bukan sepeda


motor serta fasilitas lain yang mendorong masyarakat untuk transit. Selain
itu, TOD juga harus memiliki konektivitas jalan dengan penyediaan
pedestrian dan jalur sepeda yang nyaman dan aman serta manajemen parkir
dalam mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan penggunaan lahan
yang digunakan untuk parkir (Renne, 2009).Tujuan utama dari konsep TOD
adalah menciptakan ruang yang kompak dengan pembangunan mix-used,
kepadatan tinggi, serta ramah bagi pejalan kaki. Sehingga dapat
memaksimalkan potensi penggunaan kendaraan umum dan menciptakan
investasi dan peningkatan perekonomian di sekitar kawasan transit (Florida
TOD Guidebook, 2012).

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep TOD


adalah suatu kawasan di sekitar titik transit yang memiliki keberagaman
jenis penggunaan lahan (mix-used) seperti perumahan, perkantoran, pusat
komersial, dan fasilitas publik lain dengan kepadatan tinggi yang terhubung
dengan konektivitas jalur pejalan kaki, jalur sepeda dan ketersediaan parkir
dalam mengakomodasi pergerakan masyarakat dengan menggunakan moda
transportasi umum dalam mengatasi masalah kemacetan.

2.2.2 Karakteristik Transit Oriented Development

Transit Oriented Development (TOD) merupakan konsep yang


berfokus pada pola penggunaan lahan yang memberikan penekanan kuat
pada campuran jenis kegiatan, mobilitas, konektivitas, kepadatan dan
intensitas tinggi serta ramah bagi pejalan kaki. Kawasan TOD memiliki
skala radius 400 – 800 meter atau kemudahan dalam berjalan kaki selama 5
– 10 menit. TOD berada pada kawasan dengan pembangunan yang kompak
dengan kepadatan tinggi dan mix-used yang berorientasi pada bentuk
perkotaan yang ramah bagi pejalan kaki dalam melakukan perjalanan dari
lokasi transit pusat kegiatan lainnya (Florida TOD Guidebook, 2012).

Gambar 2.1 Radius Kawasan Transit

Sumber : Florida TOD Guidebook,2012


7
Universitas Esa Unggul

Menurut Peter Calthorpe (1993) terdapat dua tipe pengembangan


kawasan TOD, yaitu :

1. Urban TOD, merupakan pengembangan kawasan yang terletak di


jaringan utama transportasi publik yang berdekatan dengan campuran
kegiatan penggunaan lahan seperti perkantoran, perumahan, perdagangan
dan kegiatan lain guna meningkatkan akses pencapaian masyarakat
secara efisien.
2. Neighborhood TOD, merupakan pengembangan kawasan yang
terkoneksi dengan transportasi lokal yang dapat menunjang kebutuhan
masyarakat dan meminimalisir dari penggunaan kendaraan pribadi,
sehingga mendukung kegiatan berjalan kaki atau bersepeda.

Sedangkan menurut Carvero (2004), karakteristik kawasan TOD


memiliki prinsip 3Ds yaitu kepadatan (Density), Keberagaman (Diversity)
dan desain (Design). Prinsip kepadatan dilihat dari kepadatan KDB dan
KLB. Prinsip keberagaman dilihat dari penggunaan lahan di kawasan
tersebut seperti perumahan, perkantoran, fasilitas umum, perdagangan dan
jasa. Sedangkan prinsip desain dilihat dari desain kawasan yang mendukung
aksesibilitas seperti ketersediaan fasilitas pejalan kaki.

Karakteristik kawasan TOD juga dijelaskan oleh Watson (2003) yaitu


kawasan dengan kepadatan tinggi yang memiliki penggunaan lahan
campuran berupa perumahan, fasilitas umum, perdagangan dan jasa yang
terpusat di sekitar lokasi transit dengan lingkungan yang ramah dan nyaman
bagi pejalan kaki, sehingga berpotensi mengoptimalkan penggunaan
transportasi publik yang merupakan kunci dari konsep TOD.

Menurut Renne (2009), TOD termasuk dalam kategori pembangunan


yang efesien, yaitu meningkatkan aksesibilitas dengan pengalihan kendaraan
pribadi ke transportasi umum serta penggunaan lahan campuran yang
berkelompok dan berdekatan yang terletak di sekitar lokasi transit, sehingga
memungkinkan perjalanan dengan berjalan kaki dan bersepeda. Faktor
khusus yang diperlukan dalam pembangunan TOD adalah dengan memiliki
aksesibilitas tinggi, sehingga membuat masyarakat mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi dan beralih ke moda transportasi umum, bersepeda dan
berjalan kaki. Berikut indikator dan variable dalam konsep TOD adalah
sebagai berikut.

8
Universitas Esa Unggul

Tabel 2.1 Variabel Kawasan TOD

Indikator Variable
1. Kepadatan tinggi
Mix 2. Tipe hunian campuran
3. Penggunaan lahan (perkantoran,
perdagangan dan jasa)
1. Pola jalan
Accessibility 2. Ketersediaan parkir
3. Desain pedestrian dan jalur sepeda
Sumber : Renne, 2009

Dalam Florida TOD Guidebook (2012), merumuskan prinsip – prinsip


pembentukan kawasan TOD, diantaranya :

1. Street Design
Jalan merupakan komponen penting dalam pembentukan kawasan TOD,
dimana harus menyediakan komponen yang ramah bagi pejalan kaki,
seperti fasilitas sidewalk dan jalur sepeda yang aksesibel, serta fasilitas
penunjang parkir baik on-street maupun off-street.
2. Density
Dengan adanya layanan transit, mobilitas di kawasan transit akan
meningkat. Hal tersebut harus didukung dengan kepadatan bangunan
tinggi dan kompak, sehingga memudahkan masyarakat dalam
menjangkau pusat kegiatan yang berada di sekitar kawasan transit.
3. Mix Used
Penggunaan lahan campuran seperti perumahan, perkantoran,
perdagangan dan jasa diperlukan dalam mendukung mobilitas dan
kelayakan huni dalam pengembangan TOD.

9
Universitas Esa Unggul

Tabel 2.2 Variabel dan Tolak Ukur TOD Berdasarkan Florida TOD
Guidebook

Indikator Variabel Ketentuan


Aksesibilitas jaringan Waktu tempuh berjalan kaki ke lokas
sidewalk transit maksimal 10 menit
Street Design  Kecepatan kendaraan di kawasan
Ketersediaan jaringan jalur transit maksimal 20 mph untuk
sepeda memberikan kenyamanan bagi pejalan
kaki dan pengendara sepeda
Kepadatan residential >110 unit/ha
Density KDB Min 70%
KLB Min 2.0
Penggunaan lahan campuran
Mix Used (residential dan non 30% residential dan 70% non residential
residential)
Sumber : Florida TOD Guidebook,2012

Sedangkan menurut Institute for Transportation and Development Policy


(2013), TOD merupakan proses perencanaan dan perancangan suatu wilayah
dalam mendukung, memfasilitasi dan memprioritaskan penggunaan transportasi
publik dan moda transportasi lain seperti sepeda dan berjalan kaki. ITDP
mengembangkan beberapa prinsip TOD yaitu, walk, pembangunan kawasan
dengan lingkungan yang ramah terhadap pejalan kaki; cycle, mendukung
transportasi non-motorized; transit, memiliki lokasi yang dekat dengan jaringan
transportasi publik; mix, pembangunan dengan penggunan lahan campuran; dan
densify, mengoptimalkan kepadatan lahan.
Tabel 2.3 Variabel dan Tolak Ukur TOD Berdasarkan ITDP

Indikator Variabel Ketentuan

 Trotoar diperuntukkan secara khusus


untuk pejalan kaki dan terlindung dari
kendaraan lain
Ketersediaan jalur Terdapat penerangan jalan yang
pejalan kaki memadai
Walk Ramah bagi pengguna kursi roda dan
terdapat tactile pada permukaan
trotoar Ketersediaan jaringan jalur
pejalan kaki 100%

Ketersediaan Memiliki lebar 2 meter atau lebih


penyebrangan jalan dengan penunjuk batas yang jelas
Dapat diakses dengan kursi roda

10
Universitas Esa Unggul

Indikator Variabel Ketentuan


Jalur pejalan kaki mendapatkan
perlindungan dari cuaca panas
Peneduh dan tempat
Disediakan peneduh seperti
berteduh
pepohonan, atap halte angkutan
umum.

Jalan dengan kecepatan rata - rata


diatas 30 km/jam, harus memiliki jalur
khusus sepeda yang terpisah dari
kendaraan bermotor (misal : lajur
Jaringan infrastruktur
Cycle sepeda dengan warna khusus)
sepeda
Jalan dengan kecepatan rata - rata
dibawah 30 km/jam diangap aman
untuk bersepeda da tidak memerlukan
jalur khusus sepeda, tetapi dianjurkan
menggunakan marka stensil (sharrow)

Jarak maksimal berjalan kaki menuju


stasiun angkutan umum masal terdekat
Jarak berjalan kaki adalah kurang dari 1 kilometer atau
Transit menuju angkutan kurang dari 500m ke stasiun layanan
umum direct service.
Jarak aksesibel yang
direkomendasikan untuk berjalan kaki
adalah 5 - 10 menit

Perumahan dan non perumahan


digabung dalam blok yang sama atau
berdekatan
Perumahan dan non
Mix Untuk menjadi "komplementer secara
perumahan
internal", peruntukan bagi perumahan
tidak boleh kurang dari 15% dan tidak
lebih dari 85% dari total luas lantai
terbangun
Kepadatan
Minimum 140 unit/ha
Density Perumahan
KLB Minimum 2.0
Sumber : Institute for Transportation & Development Policy, 2014

11
Universitas Esa Unggul

Dalam Peraturan Menteri PU, juga diatur ketentuan mengenai kepadatan


bangunan dan penyediaan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki di kawasan
perkotaan. Ketentuan kepadatan bangunan diatur dalam Permen PU No.20
Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/ Kota. Sedangkan ketentuan mengenai penyediaan prasarana dan
sarana jaringan pejalan kaki di kawasan perkotaan diatur dalam Permen PU No.3
Tahun 2014 Tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan
Prasarana dan Sarana jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan. Untuk lebih
jelasnya dalam mengetahui ketentuan mengenai kepadatan bangunan dan
penyediaan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, akan dijelaskan pada
tabel berikut.

Tabel 2.4 Tola Ukur Kepadatan Bangunan dan Jaringan Pejalan Kaki
Berdasarkan Permen PU

Peraturan Variabel Syarat Ketentuan


Kepadatan sangat
tinggi >1000 bangunan/ha
Permen PU Kepadatan tinggi 100 – 1000 bangunan/ha
Kepadatan
No.20 Tahun Kepadatan Sedang 40 – 100 bangunan/ha
Bangunan
2011 kepadatan rendah 10 – 40 bangunan/ha
Kepadatan sangat
rendah <10 bangunan/ha

Lebar jalur
-
pejalan kaki
Min 2 meter
Jalur pejalan Lebar min 1,5 meter
kaki Dilengkapi jalur pemandu
Permen PU
berkebutuhan - dan perangkat pemandu di
No.3 Tahun
khusus sepanjang jaringan pejalan
2014
(difabel) kaki
Jarak pejalan kaki Jarak maksimal 400 meter
Jarak pejalan dalam mencapai atau waktu tempuh
kaki halte atau lokasi maksimal 10 menit.
transit

12
Universitas Esa Unggul

Peraturan Variabel Syarat Ketentuan

Terdapat penyebrangan
zebra, jembatan
Jalur penyebrangan untuk
-
Penyebrangan memudahkan pejalan kaki
dalam pergantian jalur
yang berbeda
Area
-
bersepeda Lebar min 1,5 meter
Ketersedian Terletak antara jalur
-
jalur hijau pejalan kaki dan kendaraan
Sumber : Permen PU No.20 Tahun 2011 dan Permen PU No.3 Tahun 2014

Menurut Peraturan Menteri ATR No.16 Tahun 2017 Tentang Pedoman


Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit, terdapat kriteria, indikator dan
tolak ukur yang digunakan berdasarkan konsep TOD di Indonesia. Adapun
kriteria, indikator dan tolak ukur yang akan dijelaskan pada tabel berikut.

Berdasarkan penjelasan sumber dari berbagai ahli diatas, maka diketahui


secara umum karakteristik kawasan transit TOD dapat dilihat dari aspek
kepadatan, aspek keberagaman dan aspek desain. Adapun indikator dan variabel
dari karakteristik kawasan TOD yang dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 2.5 Indikator dan Variabel Pengembangan Kawasan TOD

No Sumber Indikator yang digunakan Variabel


Kepadatan bangunan
Density (Kepadatan) KDB
 KLB

Penggunaan lahan
Cevero perumahan
1
(2004) Penggunaan lahan
Diversity (Penggunaan perkantoran
lahan campuran)
Penggunaan lahan
fasilitas umum
Penggunaan lahan
perdagangan dan jasa

13
Universitas Esa Unggul

No Sumber Indikator yang digunakan Variabel


Design (Ramah pejalan Ketersediaan fasilitas
kaki) pejalan kaki
Kepadatan guna lahan Kepadatan bangunan
Watson
2
(2003) penggunaan lahan Jenis penggunaan lahan
campuran di lokasi transit
Kepadatan tinggi
Tipe hunian campuran
Mix Penggunaan lahan
(perkantoran,
Renne
3 perdagangan dan jasa)
(2009)
Pola jalan
Accessibility Ketersedian parkir
Desain pedestrian dan
jalur sepeda
Jaringan jalur sepeda
Street Design Jaringan sidewalk
Ketersediaan parkir
Florida KLB
4 TOD
Density KDB
Guidebook Kepadatan hunian
Tinggi bangunan
Residensial
Mix Used
Non Residensial
Ketersediaan jalur
Walk (Berjalan kaki) pejalan kaki
Fasilitas penyebrangan
jalan

Cycle (Bersepda) Ketersediaan jalur


sepeda
5 ITDP
Transit (Angkutan Umum)  Jarak berjalan kaki ke
angkutan umum

Mix (Pembauran)  Tata guna lahan


komplementer

Density (Memadatkan)  Kepadatan tata guna


lahan
Shift (Beralih)  Fasilitas parkir
Sumber : Penulis,2018

14
Universitas Esa Unggul

15
Universitas Esa Unggul

2.3 Review Penelitian Terdahulu


Review penelitian terdahulu merupakan salah satu upaya untuk
mengurangi plagiartisme, yaitu membandingkan penelitian yang diteliti
dengan penelitian terdahulu. Pada kegiatan mereview penelitian terdahulu
tersebut, peneliti mengambil 5 penelitian terdahulu agar peneliti mengetahui
perkembangan terbaru.
Peneliti mengambil penelitian yang berkaitan dengan judul yang
peneliti ambil yaitu “Kesesuaian Kawasan Terminal Poris Plawad
Tangerang Berdasarkan Kriteria Konsep Transit Orienterd Development
(TOD)”. Peneliti membandingkan penelitian berdasarkan perbedaan tujuan
penelitian, lokasi dan metode penelitian yang digunakan. Adapun review
penelitian terdahulu yang dilakukan peneliti sebagai berikut.

16
Universitas Esa Unggul

Tabel 2.6 Reveiw Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian Lokasi Penelitian Bentuk Publikasi

Prioritas Pengembangan
Untuk menyusun prioritas
Kawasan Transit Stasiun Pendekatan Rasionalistik,
pengembangan di kawasan Stasiun Gubeng,
1 Gubeng dengan Konsep dengan jenis penelitian Skripsi
transit Stasiun Gubeng Surabaya
Transit Oriented Kuantitatif deskriptif
dengan konsep TOD
Development (TOD), (Virta
Safitri Ramadhani,2017)

Pengukuran Kesesuaian
Kawasan Transit Blok M
Kuantitatif deskriptif,
Jakarta Terhadap Kriteria Untuk mengetahui
metode pengumpulan
Konsep TOD (Transit mengetahui sejauh mana Jurnal Teknik ITS Vol.7
2 data dengan survei, Blok M, Jakarta
Orienterd Development), kesesuaian kawasan blok M No.1, 2018
observasi, pengamatan
(Muhammad Afif Arsyad dan dengan kriteria minimal TOD
citra satelit.
Ketut Dewi Martha Erli
Handayeni)

Kesesuaian Kawasan Transit


di Kota Surakarta
Berdasarkan Konsep Transit Untuk melihat kesesuaian
Kuantitatif dengan Jurnal Region, Vol. 12,
3 Oriented Development kawasan transit berdasarkan Kota Surakarta
pendekatan deduktif Juli 2017
(Dwiki Kuncara Jati, variabel - variabel penelitian
Kuswanto Nurhadi, Erma
Fitria Rinti)

17
Universitas Esa Unggul

No Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian Lokasi Penelitian Bentuk Publikasi

Untuk menata suatu kawasan


Penerapan Konsep Transit berkonsep TOD yang dapat
Oriented Development (TOD) menampung masyarakat
Kualitatif deskriptif, Jurnal Arsitektur
pada Penataan Kawasan di dalam malakukan aktifitas
4 dengan pendekatan Kota Tangerang PURWARUPA Vol.01
Kota Tangerang (Adji Prama serta mengurangi penggunaan
deduktif No.02, September 2017
Priadmaja, Anisa, Lutfi kendaraan pribadi karena
Prayogi) tersedianya transportasi
umum yang terintegrasi

Keberlanjutan Transportasi di
Kota Surabaya Melalui
Pengembangan Kawasan Untuk mendorong
Deskripti Kualitatif,
Berbasis TOD (Transit penggunaan moda transit Jurnal TATA LOKA -
5 dengan pendekatan Kota Surabaya
Oriented Development), melalui pengembangan Vol.16 No.2, Mei 2014
Teoritik
(Ketut Dewi Martha Erli kawasan sekitar titik transit
Handayeni dan Putu Gede
Ariastita)

Sumber : Penulis,2018

18
Universitas Esa Unggul

2.4 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir digunakan untuk memudahkan penulis dalam


merumuskan konsep penelitian ini secara sistematis dan terstruktur. Dalam
penelitian ini kerangka berpikir yang dirumuskan oleh penulis dapat dilihat
pada Gambar 2.2.

2.5 Kerangka Konsep


Kerangka konsep digunakan untuk menggambarkan hubungan
keterkaitan antara variabel didalam penelitian yang berkaitan dengan
“Kesesuaian Kawasan Terminal Poris Plawad Tangerang Berdasarkan
Kriteria Konsep Transit Orienterd Development (TOD)”. Kerangka konsep
pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.

19
Universitas Esa Unggul

Latar Belakang

 Permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, tingginya tingkat urbanisasi dan rendahnya tingkat kedisiplinan dalam berlalu lintas, sehingga menimbulkan kemacetan.
 Kota Tangerang memiliki permasalahan transportasi yang kompleks, khususnya kemacetan.
 Permasalahan transportasi yang kompleks, khususnya kemacetan dapat dikurangi dengan cara mengalihkan orientasi penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan massal berbasis transit
(TOD).
 Terminal Poris Plawad ditunjuk oleh Pemkot Tangerang dalam menerapkan konsep TOD, karean dilalui tujuh layanan moda transportasi umum
 Berdasarkan RTR Kota Tangerang, terminal Poris Plawad merupakan terminal Tipe A dengan konsep menggabungan angkutan massal.

Pertanyaan Penelitian

 Bagaimana Karakteristik kawasan Terminal Poris Plawad berdasarkan indikator TOD ?


 Bagaimana Tingkat Kesesuaian Kawasan Terminal Poris Plawad terhadap Kriteria TOD ?

Kajian teori Variable Metodologi

 Pengertian Transportasi 1. Density (Kepadatan)  Pendekatan penelitian : Rasionalistik


 Definisi TOD 2. Diversity (Penggunaan Lahan Campuran)  Jenis penelitian : Deskriptif Kuantitatif
 Karakteristik TOD 3. Design (Ramah Pejalan Kaki)  Metode pengumpulan data : Primer
(Observasi, wawancara dan kuesioner).
Sekunder (Survei instansi dan survei literatur)
 Teknik analisis : Analisis Delphi, Analiis
kriteria dan Analisis Spatial Query

Output

Kesesuaian kriteria ideal dan karakteristik Kawasan Terminal Poris Plawad dengan Konsep TOD

Kesimpulan

Gambar 2.2
20
Kerangka Berpikir
Universitas Esa Unggul

Peningkatan penggunaan kendaraan


pribadi menunjukan tingkat
mobilitas masyarakat yang tinggi

Timbulnya permasalahan
transportasi yang kompleks, seperti
kemacetan

Mengalihkan orientasi penggunaan Pengembangan kawasan yang berorientasi pada


kendaraan pribadi ke angkutan titik transit dalam meningkatkan demand
massal berbasis transit. angkutan masal berbasis transit

 Density
(Kepadatan)
 Diversity
Konsep TOD
(Penggunaan
lahan campuran)
 Design (Ramah
pejalan kaki)

Kesesuaian kawasan dengan konsep


TOD

Gambar 2.3

Kerangka Konsep 21
Universitas Esa Unggul

22

Anda mungkin juga menyukai