“LIVABLE CITY”
NAMA :
DYAH SAVIRA AMBAR ARUM
NIM :
052001700038
DOSEN :
Ir.MOH. ALI TOPAN, MSP
1 Kota dengan indeks tertinggi, menyatakan bahwa kotanya berada dalam kondisi yang relatif
cukup nyaman, di atas rata-rata index kota-kota lain di Indonesia
2 Kota dengan indeks terendah, menyatakan bahwa kotanya berada dalam kondisi yang tidak
nyaman dan berada di bawah angka rata-rata index kota di Indonesia
3 Indeks untuk penataan kota
4 Minimnya ketersediaan fasilitas untuk penyandang cacat. Buruknya fasilitasi bagi penyandang
cacat ini dapat diartikan pula bahwa semua kota belum memiliki fasilitasi yang baik bagi kaum
manula dan ibu hamil, padahal mereka semua juga merupakan warga kota yang harus
diperhatikan.
5 Semua kota dirasakan tidak nyaman pada aspek fisik, yaitu penataan kota yang buruk,
kurangnya RTH, tingginya tingkat pencemaran lingkungan serta rendahnya kualitas kebersihan
kota.
6 Hampir semua kota dipersepsikan oleh warganya memiliki fasilitas pendidikan dan kesehatan
yang baik.
7 Hampir semua kota dianggap memiliki masalah dalam ketersediaan lapangan kerja. Ini
merupakan salah satu dari dampak urbanisasi yang terjadi di setiap kota besar yang
menyebabkan tingkat persaingan dalam mendapatkan pekerjaan semakin tinggi. Pada akhirnya
hal ini akan berdampak pada semakin meningkatnya tingkat kemiskinan di kota besar.
8 Hampir semua kota dianggap oleh warganya memiliki kualitas angkutan umum yang buruk,
meskipun dari sisi ketersediaan beberapa kota dinilai memadai.
9 Mayoritas warga kota berpendapat bahwa tingkat kriminalitas merupakan permasalahan di
kawasan perkotaan.
Sumber :
https://missgayatripw.wordpress.com/2012/03/08/konsep-livable-city/
https://tataruang.atrbpn.go.id/Bulletin/upload/data_artikel/Most%20Livable%20City%20Index
%20Tantangan%20Menuju%20Kota%20Layak%20Huni%20-%20Dani%20Muttaqin,%20ST.pdf