Anda di halaman 1dari 2

Konstruksi candi

Pada awalnya teknik  penumpukan batu dilakukan dengan cara membuat perkuatan


dengan memotong bagian balok batu untuk membuat semacam lidah dan tekukan yang saling mengunci
dengan balok-balok yang bersebelahan baik secara mendatar maupun ke atas.

https://www.scribd.com/doc/37022676/Arsitektur-Nusantara-Pada-Era-Hindu-Budha

Tingkatan dalam candi Buddha

1. Arupadhatu
Tingkatan paling atas dari sebuuah candi Buddha adalah arupadhatu, arupadhatu memiliki arti tidak
berupa atau berwujud. Pada tingkatan ini melambangkan seorang manusia yang sudah tidak memiliki
nafsu dan ikatan namun belum sampai tingkatan nirwana. Bentuk dari arupadhatu adalah stupa yang
memiliki rongga dimana didalamnya terdapat patung Buddha. Di tingkatan tertinggi Borobudur sendiri
terdapat 10 stupa dan satu stupa terbesar berada di bagian paling atas Borobudur. Di dalam stupa terbesar
tersebut dulu terdapat patung Buddha yang tidak sempurna atau unfinished Buddha namun sekarang
dipindah ke museum Karmawibhangga.
2. Rupadhatu
Rupadhatu melambangkan dunia yang telah terbebas dari nafsu namun masih memiliki rupa dan bentuk.
Rupadhatu juga melambangkan alam antara yaitu sebagai penjembatan antara alam bawah (kamadhatu)
dan alam atas (arupadhatu). Di Candi Borobudur rupadhatu terdapat relief yang menggambarkan
keseharian buddha ketika memulai melakukan pengajaran Buddha di taman Lumbiri.
3. Kamadhatu
Kamadhatu merupakan tingkatan paling bawah dari candi Buddha. Tingkatan ini merupakan perlambang
dari dunia manusia yang penuh nafsu. Disinilah terbentuk hawa nafsu yang bertentangan dengan ajaran
dan ideologi Buddha. Selain itu bisa juga diartikan sebagai perlambang kehidupan manusia anak - anak
yang masih memanjakan dirinya dengan hawa nafsu, kehidupan duniawi, hedonis, dan egois. 

 Filosofis Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah salah satu candi Buddha terbesar di dunia. Monumen ini terdiri dari enam
platform persegi atasnya oleh tiga platform sirkular, dan dihiasi dengan 2.672 panel relief dan 504 patung
Buddha. Kemegahan Candi Borobudur tidak hanya menunjukkan kemampuan rancang bangunan nenek
moyang bangsa Indonesia yang luar biasa. Penempatan stupa terawang maupun relief di dinding
Borobudur ternyata menunjukkan penguasaan mereka terhadap ilmu perbintangan atau astronomi.

Stupa utama candi Buddha terbesar di dunia itu berfungsi sebagai gnomon (alat penanda waktu) yang
memanfaatkan sinar matahari. Stupa utama yang merupakan stupa terbesar terletak di pusat candi di
tingkat 10 (tertinggi). Stupa utama dikelilingi 72 stupa terawang yang membentuk lintasan lingkaran di
tingkat 7, 8 dan 9. Bentuk dasar ketiga tingkat itu plus tingkat 10 adalah lingkaran, bukan persegi empat
sama sisi seperti bentuk dasar pada tingkat 1 hingga tingkat 6. Jumlah stupa terawang pada tingkat 7,8
dan 9 secara berurutan adalah 32 stupa, 24 stupa, dan 16 stupa. Jatuhnya bayangan stupa utama pada
puncak stupa terawang tertentu pada tingkatan tertentu menunjukkan awal musim atau mangsa tertentu
sesuai Pranatamangsa (sistem perhitungan musim Jawa).
Struktur candi

Bangunan candi Borobudur berbentuk limas berpundak dan apabila dilihat dari atas merupakan bujur
sangkar. Bangunan candi terdiri dari 10 tingkat. Tiga tingkat yang paling atas berbentuk lingkaran dengan
tiga teras. Teras pertama terdapat 32 stupa berlubang, teras kedua terdapat 24 stupa berlubang, teras
ketiga terdapat 16 stupa berlubang. Jumlah keseluruhan 72 stupa berlubang dan masing-masing stupa
didalamnya terdapat patung Buddha. Di tengah stupa-stupa tersebut terdapat stupa induk yang merupakan
mahkota dari bangunan candi Borobudur.

https://dwirumah.wordpress.com/2012/03/10/filosofis-dan-struktur-bangunan-candi-borobudur/

Anda mungkin juga menyukai