Anda di halaman 1dari 19

STRUKTUR KABEL

SKB II
SRI TUNDONO
Struktur kabel adalah sebuah sistem struktur yang bekerja
berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi,
batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin
tertutupnya sebuah bangunan.

Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan struktur tarik


dan tekan, karena pada kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya-gaya
tarik, sedangkan kepada tiang-tiang pendukungnya hanya
dilimpahkan gaya tekan.

Daya Tarik yang tinggi dari baja dengan efisiensi tarik murni
memungkinkan kabel baja sebagai elemen struktur yang dapat
membentangi jarak besar. Kabel adalah fleksibel karena ukurannya
dari sisi kecil dibandingkan dengan panjangnya.
Keuntungan struktur kabel :
1. Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk
menutup permukaan yang luas
2. Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
3. Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk
bentangan ratusan meter mengungguli semua sistem lain
4. Memberikan efisiensi ruang lebih besar
5. Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel
segera menyesuaikan diri pada kondisi keseimbangan yang baru,
tanpa adanya perubahan yang berarti dari tegangan
6. Cocok untuk bangunan bersifat permanen.
Secara Garis Besar, Struktur kabel dapat dibedakan menjadi:
1. Struktur Kabel Tunggal Sistem Roda Sepeda ( Single Layer
Sistem)
Pada sistem ini dipakai satu susunan kabel
2. Struktur Kabel Ganda Sistem Roda Sepeda (Double Layer Sistem)
Sistem kabel ganda terdiri atas dua susunan kabel yang letaknya
tidak sebidang, tidak berpotongan tetapi bersilang. Kedua
susunan kabel ini merupakan struktur utama dari atap, susunan
yang satu melengkung ke atas dan susunan yang lainnya
melendut ke bawah.
Beberapa sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi
deformasi pada struktur kabel antara lain :
1. Peningkatan beban mati
Stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan material dengan berat yang
memadai dan merupakan material yang homogen sehingga diperoleh beban
yang terdistribusi merata.
2. Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch)
Stabilisasi dengan pengaku bususr atau kabel ini berusaha mencapai bentuk
yang kaku dengan menambah jumlah kabel sehingga kemudian menghasilkan
suatu jaring-jaring (cable net structure).
3. Penggunaan batang-batang pembentang (spreader)
Stabilisasi ini menggunakan batang-batang tekan sebagai pemisah antara dua
kabel sehingga menambah tarikan internal didalam kabel.
4. Penambatan/pengangkuran ke pondasi (ground anchorage)
Sistem ini hanya berlaku bagi kabel karena adanya gaya-gaya taik yang
dinetralisir oleh pondasi sehingga menghasilkan stabilisasi.Pada pondasi terjadi
tumpuan tarik akibat perlawanan gaya tarik kabel.
5. Metoda prategang searah kabel (masted structure)
Ciri utamanya adalah tiang-tiang dan kabel yang secara keseluruhan
membentuk suatu struktur kaku. Kabel ditempatkan pada keadaan tertegang
dengan jalan memberikan beban yang dialirkan searah kabel.

Anda mungkin juga menyukai