Anda di halaman 1dari 22

A.

PENGERTIAN STRUKTUR KABEL


Pengertian Struktur Kabel adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan
prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah
penutup yang menjamin tertutupnya sebuah bangunan. (Makowski, 1988).
Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena
pada kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan kepada tiang-tiang
pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan. (Sutrisno, 1983).
Struktur kabel merupakan suatu generalisasi terhadap beberapa struktur yang
menggunakan elemen tarik berupa kabel sebagai ciri khasnya. Struktur ini bekerja terhadap
gaya tarik sehingga lebih mudah berubah bentuk jika terjadi perubahan besar atau arah
gaya. Struktur kabel merupakan struktur funicular dimana beban pada struktur diteruskan
dalam bentuk gaya tarik searah dengan material konstruksinya, sehingga memungkinkan
peniadaan momen.

B. SEJARAH STRUKTUR KABEL


Struktur kabel telah digunakan sejak abad pertama SM di China pada jembatan yang
menggunakan rantai, kemudian sekitar tahun 70 SM struktur kabel digunakan sebagai atap
amphitheatre Romawi. Kemudian di Eropa pada tahun 1218 struktur rantai tergantung
pernah dibangun di Alpen, Swiss.
Meskipun demikian teori mengenai struktur ini pertama kali dikembangkan tahun
1595 , yaitu sejak Fausto Veranzio menerbitkan jembatan gantung. Selanjutnya pada tahun
1941 dibangun jembatan rantai di Durham County, Inggris. Jembatan ini merupakan
jembatan gantung pertama di Eropa.
Penggunaan kabel pada gedung tidak begitu cepat karena pada saat itu belum ada
kebutuhan akan bentang yang sangat besar. Struktur paviliun pada pameran Nijny-Novgorod
yang didesain oleh V. Shookhov pada tahun 1896 dianggap sebagai awal mulanya aplikasi
kabel pada gedung modern.
Struktur-struktur yang dibangun berikutnya adalah paviliun Lokomotif pada Chicago
Worlds Fair pada tahun 1933 dan Livestock Judging Pavillion yang dibangun di Raleigh North
Carolina sekitar tahun 1950. Sejak itu banyak dibangun gedung yang menggunakan struktur
kabel.

Pada masa sekarang struktur kabel banyak dipakai untuk menyelesaikan kasus-kasus
bangunan dengan bentang lebar. Salah satu contoh bangunan yang banyak menggunakan
struktur kabel adalah stadion yang mempunyai bentang sangat lebar dan diharapkan elemen
struktur yang ada tidak menghalangi penonton ke tengah lapangan. Untuk itu penyelesaian
dengan struktur kabel merupakan pilihan yang tepat.
Sampai saat ini sudah banyak stadion yang menggunakan struktur kabel dalam
penyelesaian struktur atapnya.
C. DASAR-DASAR STRUKTUR KABEL
Struktur kabel bekerja berdasarkan gaya tarik, menggunakan sistem statis tertentu,
dimana M=0, H=0, V=0. pada sistem struktur dituntut sistem yang stabil dengan kabel
yang tegang.
Daya tarik tinggi dari baja dengan efisiensi tarik murni memungkinkan baja sebagai
elemen struktur yang dapat membentangi jarak besar. Kabel adalah fleksibel karena
ukurannya dari sisi kecil dibandingkan dengan panjangnya. Fleksibel menunjukkan daya
lengkung yang terbatas. Karena tegangan-tegangan lengkung tidak sama, dapat diatasi oleh
fleksibelnya kabel.
Beban-beban yang dipikul oleh batang-batang tarik terbagi diantara kabel-kabel.
Masingmasing kabel memikul beban dengan tegangan yang sama dan di bawah tegangan
yang diperkenankan. Untuk dapat gambaran mengenai mekanisme kabel yang memikul
beban vertikal, maka dijelaskan dengan gambar di bawah ini.

Kabel dengan beban simetris

Penunjang kabel diperlukan

Pada gambar tersebut terlihat suatu kabel yang ujung-ujungnya dipegang kuat oleh
angkur pada tembok dan dibebani beban P ditengahnya. Karena beban P, kedua bagian
kabel tertarik dan membentuk segitiga, setiap bagian kabel memikul P. Bentuk segitiga
yang terbentuk oleh kabel ada ciri khasnya pada lenturan, yaitu jarak vertikal antara

landasan gantung sampai dengan titik terendah pada kabel. Kabel tanpa lenturan tak dapat
memikul beban karena gaya tarik pada kabel yang mendatar tidak dapat mengadakan
keseimbangan dengan gaya atau beban vertikal. Gaya tarik arah kedalam pada kedua
landasan akibat melenturnya kabel dapat dibagi dalam dua bagian yang sama karena
pembebanan simetri.
Bilamana landasan perletakan tidak cukup kuat, maka kedua bagian kabel akan
berimpit menjadi satu. Untuk mengatasi hal itu perlu dipasang batang penunjang mendatar
antara kedua landasan.
Lenturan yang besar menambah panjang kabel, tetapi tegangan menjadi lebih
rendah sehingga dapat dipakai kabel dengan potongan lintang yang kecil. Sebaliknya apabila
lenturannya kecil, panjang kabel dapat berkurang, tetapi tegangan menjadi lebih besar, jadi
diperlukan kabel dengan potongan lintang yang besar.
Yang paling ekonomis adalah dengan mengambil lenturan dengan sudut 45.

Garis katenari pembebanan merata sepanjang

Garis pada pembebanan horizontal merata

kabel

Garis parabola hamper berhimpitan dengan


katenari

Polygon yang funikuler

Apabila beban diperbanyak, maka kabel-kabel dengan garis-garis lurus karena


tegang membentuk segi banyak. Bentuk segi banyak itu disebut dalam bahasa inggris:
funicular polygon dari bahasa latin: funis: tali dan dari bahasa Yunani: poly: banyak dan
gonia: sudut.

Kabel Sebagai Struktur Funicular


a. Beban terpusat :
kumpulan bentuk
funicular untuk beban
tipikal. Apabila tinggi
struktur funicular
berkurang, maka gaya
dalam akan
bertambah, dan
begitu pula
sebaliknya.
b. Kumpulan beban
terdistribusi secara
horizontal.

Secara alami bentuk funicular akan diperoleh apabila kabel yang bebas berubah
bentuk kita bebani. Kabel yang berpenampang melintang konstan dan hanya memikul berat
sendirinya akan mempunyai bentuk katenari. Kabel yang memikul beban vertikal yang
terdistribusi secara horizontal di sepanjang kabel, seperti beban utama pada jembatan
gantung yang memikul dek horizontal, akan mempunyai bentuk parabola. Kabel yang
memikul beban terpusat (dengan mengabaikan bentuk sendirinya) akan mempunyai bentuk
segmen-segmen garis lurus. Kombinasi berbagai beban akan memberikan bentuk kombinasi
dimana beban terbesar akan memberikan bentuk yang dominan. Bentuk pelengkung untuk
beban yang sama merupakan kebalikan sederhana dari bentuk yang telah disebutkan di atas.
Besar gaya yang timbul pada kabel bergantung pada tinggi relatif bentuk funicular
dibandingkan dengan panjangnya. Selain itu, besarnya juga bergantung pada lokasi dan
besar beban yang bekerja (lihat gambar di bawah).

Semakin tinggi kabel, berarti semakin kecil gaya yang akan timbul dalam struktur,
begitu pula sebaliknya. Gaya reaksi yang timbul pada ujung-ujung kabel juga bergantung
pada parameter-parameter tersebut. Reaksi ujung mempunyai komponen vertikal dan
horizontal yang harus ditahan oleh pondasi atau elemen structural lainnya, misalnya batang
tarik.
D. SISTEM STABILISASI
Beberapa sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi deformasi
pada struktur kabel antara lain :
1. Peningkatan beban mati
Stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan material dengan berat yang memadai dan
merupakan material yang homogen sehingga diperoleh beban yang terdistribusi merata.
2. Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch)

Stabilisasi dengan pengaku bususr atau kabel ini berusaha mencapai bentuk
yang kaku dengan menambah jumlah kabel sehingga kemudian menghasilkan suatu
jaring-jaring (cable net structure).
3. Penggunaan batang-batang pembentang (spreader)
Stabilisasi ini menggunakan batang-batang tekan sebagai pemisah antara dua
kabel sehingga menambah tarikan internal didalam kabel.
4. Penambatan/pengangkuran ke pondasi (ground anchorage)
Sistem ini hanya berlaku bagi kabel karena adanya gaya-gaya taik yang
dinetralisir oleh pondasi sehingga menghasilkan stabilisasi.Pada pondasi terjadi tumpuan
tarik akibat perlawanan gaya tarik kabel.
5. Metoda prategang searah kabel (masted structure)
Ciri utamanya adalah tiang-tiang dan kabel yang secara keseluruhan membentuk
suatu struktur kaku. Kabel ditempatkan pada keadaan tertegang dengan jalan
memberikan beban yang dialirkan searah kabel.

E. KLASIFIKASI STRUKTUR KABEL


1. Struktur Kabel Tunggal (Single Layer) macamnya ;

Sistem Pelana (Saddle Shape)

Sistem Lengkung (Arch Type)

Sistem Tiang Penunjang (Masted Type)

Sistem Roda Sepeda Tunggal

2. Struktur Kabel Ganda (Double Layer) macamnya ;

Sistem Batang Tekan (Spreader)

Sistem Batang Tepi

Sistem Gantung

Sistem Roda Sepeda Ganda

F. STRUKTUR KABEL TUNGGAL


1. Sistem Pelana (Saddle Shape)
Memiliki struktur pengikat, (umumnya berupa rangka) di sekitar kabel net dan
dua tumpuan yang menyalurkan beban ke pondasi

Gambar : Sistem Pelana (Saddle Shape)


2. Sistem Lengkung (Arch Shape)
Terdiri dari struktur lengkung (umumnya berupa rangka) yang menjadi elemen
stabilitas dengan kabel net di antaranya. Masing2 elemen lengkung mempunyai dua
tumpuan yang menghubungkan ke pondasi

Batang tekan lengkung diikat


menjadi satu dalam pondasi

3. Sistem Tiang Penunjang (Masted Type)


Terdiri dari struktur tiang (umumnya berupa rangka) yang menunjang kabel di
antaranya, kemudian ditarik ke tanah untuk mencapai kestabilan. Tumpuan tiang
(sendi/kaku) yang menyalurkan beban ke pondasi.

4. Sistem Roda Sepeda Tunggal


Merupakan struktur atap yang biasanya dipakai di denah berbentuk
lingkaran.
Terdiri dari 2 elemen cincin: bagian cincin luar yang mengikat satu lapis
jaringan kabel di bagian tepi, dan disatukan dengan cincin dalam pada bagian
tengah.

ANALISIS BANGUNAN
1. Milan Fair

a. Informasi Bangunan
Luas Area

: 6000 meter persegi

Customer

: Autonomous Body of Fiera Milano

Architectural Design: Arch. L. Sgalbazzi


Lokasi

: Milan, Italy

Fungsi bangunan

: Sesuai dengan namanya, bangunan ini di fungsikan sebagai tempat

untuk menyelenggarakan pameran-pameran. Bangunan ini dibangun sebagai konektor


antara dua bagian dari kompleks yang terpisah oleh jarak.

b. Jenis sistem struktur yang digunakan


Untuk bangunan ini termasuk dalam sistem pelana atau saddle shape, selain karena
bentuk permukaan atapnya yang berbentuk pelana, juga dikarenakan bangunan ini
memiliki tumpuan di sisi-sisi ujung bangunan yang menyalurkan beban bangunan ke
pondasi.

Gambar : Tumpuan bangunan berupa struktur kaku di salah satu sisi bangunan

Bangunan ini terdiri dari dua membrane yang dihubungkan oleh kabel
lengkung ditengah bangunan yang menerus menuju pondasi bangunan sebagai sistem
stabilisasi pada bangunan.

Gambar : Dua membran yang dihubungkan oleh struktur kaku di tengah bangunan

c. Contoh Bangunan lain


THE TENNESSEE PAVILION

Selain Milan Fair ini, juga terdapat beberapa bangunan yang menerapkan
sistem pelana atau saddle shape ini. Salah satunya yaitu The Tennessee Pavilion.
Bangunan ini memiliki dua jenis bentuk atap yang berbeda yang keduanya disusun
bertingkat. Atap yang menggunakan sistem pelana yaitu atap di bagian bawah.

2. Yoyogi National Gymnasium

Gambar : Yoyogi National Gymnasium


a. Informasi Bangunan
Lokasi

: Jinnan, Shibuya, Tokyo,Jepang

Tahun

: 1964

Pemilik

: National Agency for the Advancement of Sports and Health


(NAASH)

Arsitek

: Kenzo Dange

Fungsi Bangunan : Bangunan ini digunakan sebagai kolam renang tertutup


dan gym

Gambar : Interior Yoyogi Gymnasium


b. Jenis struktur yang digunakan
Bangunan ini merupakan salah satu bangunan yang menggunakan sistem
lengkung atau arch shape dimana ditandai dengan fasad bangunan yang terdiri dari
garis-garis lengkung yang terhubung sistem rangka yang menghubungkan ke pondasi.

Gambar : Detail fasad bangunan

Yoyogi National Gymnasium dan kolam renang tertutup olimpiade musim panas
Tokyo tahun 1964 karya Tange memperagakan kecanggihan teknologi struktural abad
20. Konsep ruangnya asli dan berani. Kedua bangunan ini menggunakan sistem struktur
mutakhir seperti katedral Santa Maria dengan sistem tenda dan kabel baja yang
berfungsi sebagai penahan gaya tarik semua elemen secara terintegrasi. Struktur atap
dari kabel baja berbentuk parabol hiperbolik.

Gambar : Potongan
Celah pada punggung tenda diatapi kaca, menyatu dengan konstruksi
penerangan buatan. Pada gymnasium, struktur utamanya berupa satu konstruksi
berdenah bujur sangkar yang mengecil ke atas seperti menara, Tempat tumpuan kabel
baja yang menebar seperti jala membentuk denah garis dan lingkaran. Sedang pada
kolam renang, struktur pemegangnya berupa dua buah tiang. Secara keseluruhan
terlihat dramatik, mendemonstrasikan kreativitas Tange dalam memadukan kekuatan,
keindahan bentuk, fungsi ekonomis, fungsi ruang dan sistem struktur

c. Contoh bangunan lain


Marina Barrage Roof Canopy

Gambar : Roof Canopy Marina Barrage


Area bangunan ini yaitu 383 meter persegi. Bangunan ini difungsikan sebagai
kanopi dari Marina Barrage. Termasuk ke dalam struktur lengkung karena bangunan ini

terdiri dari dua garis lengkung yang juga sebagai pembentuk fasad bangunan. Dan kedua
lengkung pada bangunan terhubung pada titik yang menghubungkan beban bangunan ke
pondasi.
Bangunan ini juga ditopang oleh tiang penunjang yang berada di sisi-sisi
lengkung bangunan itu sendiri sebagai salah satu sistem stabilitas bangunan. Tiang
penunjang tersebut juga terhubung dengan kabel-kabel yang mengikat tiang penunjang
yang lain.

3. Inland Revenue Centre Nottingham, United Kingdom

a. Informasi bangunan
Area bangunan

: 2.700 m2

Tahun

: 1994

Klien

: British Ministry of FINANCE

Arsitek

: Michael Hopkins & Partne r, Germany

Fungsi bangunan

: Merupakan bagian dari kompleks sebuah kampus yang difungsikan

sebagai kantor. Di dalam bangunan ini bukan hanya terdapat kantor, namun juga
terdapat aula olahraga serbaguna dan ruang ganti di lantai dasar dan sebuah bar dan
restoran di balkon atas.

Gambar : Fungsi bangunan sebagai ruang olahraga serbaguna


b. Jenis sistem struktur yang digunakan
Bangunan ini termasuk dalam struktur kabel tunggal yaitu sistem tiang
penunjang dimana pada bangunan ini terdapat empat tiang penunjang yang tersebar
dalam bangunan. Keempat tiang penunjang ini dihubungkan dengan kabel-kabel yang
menancap ke tanah sebagai stabilitas tiang penunjang tersebut.

Gambar : Tiang Penunjang yang menerus menembus material atap bangunan


Selain empat tiang penunjang yang berada di tengah bangunan, juga terdapat
tiang-tiang sebagai sendi kaku yang berada di tepi bangunan yang juga disalurkan melalui
kabel sebagai sistem stabilitas bangunan.

Gambar : Tiang penunjang dan kabel pada bangunan

4. Gottlieb Daimler Stadium Stuttgart, Germany / Mercedez Bens-Arena

a. Informasi bangunan
Tahun

: 1993

Material

: PVC coated polyester fabric

Luas Area

: 34,000 m

Klien

: Stadion NeckarPark GmbH & Co.KG

Arsitek

: Paul Bonatz

Engineers

: Schlaich Bergermann and Partners, Germany

Fabrication and installation : Skyspan International


Fungsi Bangunan

: Stadion Sepak Bola

b. Jenis sistem struktur yang digunakan


Gottlieb Daimler Stadium Stuttgart ini merupakan salah satu jenis sistem roda
sepeda tunggal yang ditandai dengan bentuk denah yang berbentuk elips.

Denah Gottlieb Daimler Stadium Stuttgart, Germany


Selain itu ciri-ciri yang lain yaitu terdapat dua cincin yang mengikat jaringan kabel di
sisi luar dan juga di dalam. Jaringan kabel yang dimaksud yaitu jaringan kabel yang
membentuk struktur atap dari bangunan.

Gambar : Cincin pengikat jaringan kabel di sisi

Gambar : Cincin pengikat jaringan kabel di sisi

luar

dalam

c. Detail

Cable-hanger

Connector for tensile structure

Anchor Tensile Structure

d. Contoh Bangunan lain


BC Place Stadium

Gambar : BC Place Stadium

Gambar : Cincin pengikat jaringan kabel

Gambar : Tiang-tiang penunjang

DAFTAR PUSTAKA
http://www.webpages.uidaho.edu/arch504ukgreenarch/CaseStudies/inlandRevenue2.pdf
www.skyspan.com
http://www.scribd.com/doc/125067725/STRUKTUR-BENTANG-LEBAR-KABEL#scribd

http://www.righttech.com.sg/case.htm
http://www.denardis.com/horstberger/tennesse.html
http://www.canobbio.com/architettura_tessile_eng.php
http://www.archdaily.com
https://anisavitri.wordpress.com/2009/04/15/kenzo-tange-penyelaras-arsitektur-tradisional-jepangdan-modern-barat/
http://id.wikipedia.org/wiki/Yoyogi_National_Gymnasium

Anda mungkin juga menyukai